BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga masyarakat Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap warga masyarakat Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan ilmu pendidikan. Tidak terkecuali bagi masyarakat narapidana di Lapas, Rumah Tahanan, atau pada umumnya sering disebut sebagai penjara. Dalam menjalani hukuman pidana yang telah ditentukan oleh negara narapidana juga memiliki HAM (Hak Azazi Manusia). Salah satu diantara dari hak tersebut adalah mendapatkan pendidikan atau pengayoman dari negara agar nantinya mereka memiliki bekal ilmu pengetahuan selepas menjalani masa hukumannya. Sesuai dengan pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan dan mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Berikut isi dari pasal 31 Undang- Undang dasar 1945 ; ayat (1) Setiap waraga negara berhak mendapatkan pendidikan,ayat (2) Setiap warga negaraa wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, ayat (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang suatu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang, ayat (4) : negara memprioritaskan anggarann pendidikan sekurang-kurang 20% dari angggran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggraan pendidikan nasional, ayat 1 1

2 2 (5) Pemerintah memajukan pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Perwujudan dari Undang-Undang tersebut salah satunya dapat kita lihat pada Cabang Rumah Tahanan Kotapinang yang melaksanakan program pendidikan bagi narapidananya. Program pendidikan yang dilaksanakan tersebut merupakan salah satu dari satuan pendidikan nonformal yaitu life skill atau pendidikan kecakapan hidup. Pelaksanaan pendidikan nonformal di Cabang Rumah Tahanan Kotapinang juga sesuai dengan isi dari Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (10) Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelangggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pelaksanaan pendidikan nonformal yang lebih fleksibel, diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat narapidana untuk mengikutinya. Adanya pendidikan life skill ini dapat menambah ilmu pengetahuan warga narapidana dibidang kejuruan atau vocational skill. Cabang Rumah Tahanan Kotapinang adalah salah satu tempat penahanan masyarakat yang melakukan kejahatan. Cabang Rumah Tanahan Kotapinang termasuk RUTAN yang memiliki jumlah tahanan yang padat. Berdasarkan informasi yang didapatkan jumlah tahanan atau narapidana di Cabang Rumah Tahanan Kotapinang adalah sebanyak 127 orang sedangkan muatan Cabang Rumah Tahanan tersebut hanya sebanyak 98 orang. Salah satu penyebab dari padatnya penghuni Rumah Tahanan tersebut adalah tingkat

3 3 ilmu pengetahuan masyarakat masih rendah. Tingkat pendidikan yang rendah menjadi menjadi awal masalah timbulnya kemiskinan, dan penggangguran. menjadi alasan bagi masyarakat untuk melakukan seperti pencurian, perampokan, begal, perjudian, dan sebagainya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhan Batu Selatan pada tahun 2015 diperoleh Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisi Kasar Menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Angka Partisipasi Murni SD/MI berjumlah 97,88%; SMP/Mts berjumlah 84,20%: SMA/MA berjumlah 61,60%; dan Diploma/Sarjana berjumlah 13,88%. Angka Partisi pasi Kasar SD berjumlah 112,04%; SMP/MTs berjumlah 98,16%; SMA/MA berjumlah 72,31%; dan Diploma/Sarjana berjumlah 15,69%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan di Kabupaten Labuhan Batu Selatan masih rendah. Angka yang semakin kecil disetiap jenjang sekolah menyatakan bahwa kurangnya minat atau kemauan warga masyarakat untuk mengikuti jenjang pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan baik pada aspek ilmu pengetahuan atau keterampilan menjadi hambatan terbatasnya daya kreasi dan imajinasi untuk melahirkan sesuatu yang baru dan lebih baik dan dapat dijadikan sebagai lahan pekerjaan untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Berdasarkan informasi yang didapatkan, mayoritas dari narapidana di cabang Rumah Tahanan Kotapinang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Tidak sedikit dari mereka yang hanya lulus Sekolah Dasar. Hal ini lah

4 4 yang menjadi alasan harus diadakannya pendidikan nonformal berupa pelatihan keterampilan bagi mereka. Pelatihan tersebut diharapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan dibidang keterampilan agar nantinya setelah bebas dari masa tahanan mereka memiliki skill untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Salah satu jenis keterampilan yang dilaksanakan di Cabang Rumah Tahanan Kotapinang adalah membuat hiasan atau pajangan Rumah berupa kapal-kapalan dari bekas keranjang sayur atau buah-buahan yang ada di pasar tradisional. Letak Rumah Tahanan yang dekat dengan pasar tradisional memudahkan untuk mendapatkan bahan dasar pembuatan keterampilan ini. Biasanya bekas keranjang sayur dan buah hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat sampah saja. Jika memiliki ilmu keterampilan keranjang yang tadinya hanya dimanfaatkan sebagai tempat sampah berubah menjadi benda baru yang memiki nilai seni dan memiliki daya jual. Ilmu ini lah yang akan diajarkan kepada narapina agar memiliki kecakapan hidup, mampu mengolah sumber daya yang ada, dapat memecahkan masalah dengan jalan yang benar, dan dapat meningkatkan kebutuhan hidupnya dan tidak lagi terjerus pada kejahatan. Seiring berkembangnya zaman, kreativitas manusia juga haruslah semakin berkembang. Dengan adanya kreativitas manusia bisa melahirkan ide/hal baru baik itu hasil kombinasi dari barang sebelumnya atau pun barang baru yang mempunyai fungsi atau manfaat bagi masyarakat. Kreativitas tumbuh dari dalam diri manusia dan dapat terwujud jika ada rangsangan atau

5 5 stimulus dari dalam atau dari luar diri manusia. Untuk terus bisa berkreasi manusia harus terus menutut ilmu. Dalam pelita II dalam Yusnadi, Mariah S (2014) bahwa pendidikan tidak terbatas pelaksanaanya hanya disekolah, dimasyarakat, lingkungan keluarga saja, tetapi berlangsung seumur hidup (life long education). Umur tidak membatasi sesorang untuk menuntut ilmu karena kehidupan menuntut kita untuk terus menambah ilmu pengetahuan. Ilmu pendidikan haruslah dituntut seumur hidup agar dapat terus mengikuti perkembangan kehidupan manusia yang semakin modern. Untuk dapat bertahan hidup tentunya setiap manusia harus memiki kemampuan melihat sumber kebutuhannya dengan mempergunakan ilmu pengetahuan. Prorgam-program life skill yang dilaksanakan juga bertujuan untuk merangsang daya kreativitas warga belajar. Teori dan praktek yang dilakukan dijadikan sebagi stimulus untuk dapat melahirkan sesuatu yang baru. Kreativitas sangat diperlukan dalam dunia keterampilan. Kreativitas baru yang diberikan akan menarik minat konsumen. Kreativuitas tersebut akan lahir dari kecerdasan tertentu yang dimiliki oleh manusia, baik itu berupa barang atau jasa yang berupa pelayanan.. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitia tentang Dampak Pelatihan Life Skill Terhadap Kreativitas Narapidana di Cabang Rumah Tahanan Kotapinang.

6 6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah yang dihadapi : 1. Belum berkembangnya kreativitas narapidana di Cabang Rumah Tahanan Kotapinang 2. Pengangguran dan kemiskinan yang terjadi karena tidak memiliki ilmu keterampilan (skill) menjadi alasan untuk melakukan kejahatan demi memenuhi kebutuhan hidup. 3. Ketidakmampuan masyarakat mengolah potensi alam untuk dijadikan sebagai pekerjaan agar tidak terjerumus pada kejahatan. C. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah yang di uraikan di atas, maka penulis melakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini agar menjadi lebih fokus dan mendapat kualitas penelitian yang baik, maka fokus masalah yang akan diteliti yaitu Dampak pelatihan life skill terhadap perkembangan kreativitas narapidana di Cabang Rumah Tahanan Kotapinang. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat ditarik fokus masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini terkait dampak kegiatan life skill terhadap kreativitas hidup narapidana di Cabang Rumah Tahanan Kotapinang sebagai berikut : Seberapa besar dampak dari pelatihan life

7 7 skill yang dilakukan terhadap perkembangan kreativitas narapidana di Cabang Rumah Tahanan Kotapinang. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui dampak pelatihan life skill terhadap perkembangan kreativitas narapidana yang dilakukan di Cabang Rumah Tahanan Kotapinang. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan acuan bagi Cabang Rumah Tahanan dalam memberi ilmu pengetahuan bidang life skill terhadap narapidanya b. Sebagai acuan bagi masyarakat narapidana dalam melaksanakan kegiatan di bidang life skill 2. Manfaat Teoritis a. Sebagai penambah wawasan bagi penulis b. Mendapat keselarasan teori tentang pelatihan life skill terhadap kreativitas bagi narapidana c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang lain yang memiliki bahasan penelitian yang sama.