SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI PROPINSI SULAWESI SELATAN

Transkripsi

1 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI PROPINSI SULAWESI SELATAN Erny Marlina, Yoseph Tumiwa Program Studi Sistem Informasi, STMIK Dipanegara Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan KM.09 Makassar, Tlp Abstrak Penyakit demam berdarah merupakan satu dari beberapa penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di daerah Sulawesi selatan. Dan untuk mengetahui daerah penyebaran penyakit ini, Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan ingin membuat sebuah Geographic Information System (GIS). Pembuatan sistem ini menggunakan metode waterfall yang tahapannya meliputi tahap pengumpulan data, tahap desain sistem, tahap pengujian sistem dengan menggunakan White Box dan tahap implementasi sistem. Alat bantu perancangan dengan menggunakan data diagram dan perangkat lunak yang dipergunakan adalah menggunakan Google Maps API. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka hasil yang diperoleh adalah sudah tidak ada lagi kesalahan logika dalam sistem informasi ini. Kata kunci: demam berdarah, gis, google maps API Abstrack Dengue fever is one of several infection diseases a public health problem in the area South Sulawesi. And to determine the spread of the disease area, South Sulawesi Healt Department wats to creat an Geograpich Information System. Making this system using waterfall method stages include: data collection phase, design phase, system testing phase with less use of white box testing dan implementation phase. Design tools use data diagrams and sotware use is google maps API. Based on testing that has been done, the results obtained are already no longer a logic error in this system. Keywords: dengue fever, gis, google maps API 1. PENDAHULUAN Penyakit demam berdarah adalah salah satu penyakit yang patut kita waspadai. Penyebaran penyakit demam berdarah di lingkungan Provinsi Sulawesi Selatan sangat cepat, namun informasi penyebaran penyakit demam berdarah yang terdapat dilingkungan Provinsi Sulawesi Selatan tidak maksimal. Fakta yang ada saat ini yaitu penentuan lokasi terhadap penyebaran penyakit demam berdarah yang dilakukan selama ini dengan pengecekan langsung pada daerah yang terserang penyakit demam berdarah, pendataan dan penentuan lokasi, dilakukan dengan menggunakan media cetak yang mengakibatkan penambahan jumlah dokumen, penuhnya penyimpanan media (lemari data), kehilangan hardcopy dokumen, kerusakan dokumen akibat lamanya umur dokumen, sampai dengan penyusunan dokumen yang tidak sesuai. Sedangkan untuk pemberian informasi kepada masyarakat seringkali terhambat dikarenakan harus mendatangi langsung lokasi yang terkena dampak penyakit demam berdarah. Dalam sistem ini, akan dibuat sebuah perangkat lunak yang dapat memberikan informasi geografis penyebaran penyakit demam berdarah yang terdapat pada lingkungan provinsi Sulawesi Selatan dengan batasan tiga kota pada pengambilan data diantaranya: Kota Makassar, Kota Bulukumba, dan Kota Pare-Pare. Aplikasi yang dirancang akan menggunakan teknologi SIG yaitu google maps API khususnya paket library yang berbentuk javascript, bekerja pada sistem operasi Windows pada pembuatan aplikasiny[3]. Received June1 st,2012; Revised June25 th, 2012; Accepted July 10 th, 2012

2 Disamping itu, ada bebarapa penelitian yang relevan dan pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya diantaranya: penelitian yang dilakukan oleh Fauzan pada tahun 2013 dengan judul penelitian: web-gis penyebaran wabah penyakit demam berdarah dan malaria di kota Bandarlampung. Hasil penelitian menunjukkan Geograpih Information System dapat membantu pemerintah kota Bandarlampung dalam mengetahui tingkat penyebaran demam berdarah dan malaria di daerah itu[1]. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh oleh Fridolina Mau pada tahun 2010 dengan judul penelitian daerah peyebaran kasus rabies dengan metode GIS. Hasil penelitian menunjukkan GIS sangat membantu pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya di Kabupaten Sikka dalam penye baran rabies dikota tersebut[2]. 2. Metode Penelitian 2.1 Sistem Informasi Geografis Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya[4]. Komponen SIG adalah sistem komputer yang terdiri atas perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), data geospatial dan pengguna (brainware), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, (Ruslan Nuryadin. 2009). Gambar 1.Komponen Sistem Informasi Geografis. Data yang diolah pada SIG adalah data geospasial (data spasial dan data nonspasial). Pada gambar diatas data non-spasial tidak digambarkan karena memang dalam SIG yang dipentingkan adalah tampilan data secara spasial. Data spasial adalah data yang berhubungan dengan kondisi geografi misalnya sungai, wilayah administrasi, gedung, jalan raya dan sebagainya. Seperti yang telah diterangkan pada gambar diatas, data spasial didapatkan dari peta, foto udara, citra satelit, data statistik dan lain-lain. Hingga saat ini secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entity spasial adalah konsep raster dan vektor. Sedangkan data non-spasial adalah selain data spasial yaitu data yang berupa text atau angka biasanya disebut dengan atribut[7]. Data non-spasial ini akan menerangkan data spasial atau sebagai dasar untuk menggambarkan data spasial. Dari data non-spasial ini nantinya dapat dibentuk data spasial. Misalnya jika ingin menggambarkan peta penyebaran penduduk maka diperlukan data jumlah penduduk dari masing-masing daerah (data non-spasial), dari data tersebut nantinya akan dapat digambarkan pola penyebaran penduduk untuk masing-masing daerah[7] Google Maps API Google maps API adalah suatu library yang berbentuk javascript. Cara membuat google maps untuk ditampilkan pada suatu web, sangat mudah hanya dengan membutuhkan pengetahuan mengenai HTML serta javascript, serta koneksi internet yang stabil. Dengan menggunakan google maps API, kita dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga kita dapat fokus hanya pada data-data yang akan ditampilkan. Dengan kata lain, kita hanya membuat suatu data sedangkan peta yangakan ditampilkan adalah milik google sehingga kita tidak dipusingkan

3 dengan membuat peta suatu lokasi, bahkan dunia, pada google maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang disediakan oleh google, diantaranya adalah: roadmap, satellite, terran dan hybrid[5]. 3. Hasil Dan Pembahasan 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengamati langsung sistem yang telah ada, kemudian mencatat permasalahan yang ditimbulkan. Sedangkan penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku dan teori-teori mengenai sistem yang diteliti kemudian dicocokkan dengan kemungkinan yang terjadi dalam penyelesaian masalah 3.2. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui metode pengamatan dan metode wawancara. Metode pengamatan dilakukan untuk memperoleh sumber data primer dalam penelitian. Dalam hal ini pengamatan dilakukan langsung pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Sealatan. Dan Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi dalam hal ini berupa pengolahan data penyebaran penduduk dan informasi mengenai penyakit demam berdarah. 3.3 Tahapan Perancangan Tahapan perancangan dalam penelitian ini meliputi: a. Pengumpulan data: melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan pemberian informasi penyakit demam berdarah, daerah sebaran penduduk pada 3 kota besar di Provinsi Sulawesi Selatan b. Desain sistem : membuat rancangan dan desain sistem informasi geografis penyakit demam berdarah pada provinsi Sulawesi selatan c. Pengujian sistem: melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dengan menggunakan tehnik white box testing. d. Implementasi sistem: menerapkan sistem yang telah dibuat dan telah diuji sebelumnya Digram Konteks Dari Sistem yang Diusulkan A Rumah Sakit Data penyakit DBD, artikel Data penyakit DBD,artikel, buku tamu,statistik 0 Web SIG B Dinas Kesehatan Data penyakit DBD,artikel Buku tamu Data penyakit DBD, artikel, buku tamu, statistik C Masyarakat Gambar 2. Diagram Konteks yang Diusulkan Dalam diagram konteks ini terdapat 3 entitas yang terlibat yaitu rumah sakit, masyarakat dan dinas kesehatan provinsi Sulawesi Selatan. Dinas provinsi sebagi pusat kendali dari sistem ini. masyarakat dapat masuk ke dalam sistem ini untuk mengetahui dan mendapatkan informasi seputar sistem informasi geografis penyakit demam berdarah. Sehingga pihak-pihak yang terkait dapat menerima dan memberikan informasi seputar daerah sebaran dan informasi mengenai penyakit demam berdarah untuk 3kota besar di Sulawesi Selatan Digram Berjenjang Adapun diagram berjenjang dari sistem ini terdiri dari input, proses dan output. Input terdiri dari input data penyakit demam berdarah, input artikel yang berkaitan dengan 0 Web SIG DBD Level

4 demam berdarah dan input buku tamu. Proses terdiri atas: proses penyakit demam berdarah, proses artikel, proses yamu. Sedangkan output dari sistem ini terdiri dari: output data statistik. Gambar diagram berjenjang dari sistem ini dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 3. Digram Berjenjang 3.4. Rancangan Arsitektur Aplikasi ADMIN Penginputan dan Pengolahan data SIG DBD DATABASE Database terhubung ke INTERNET INTERNET WEBSITE SIG DBD USER OUTPUT DATA INPUT DATA USER Gambar 4. Rancangan Arsitektur Aplikasi Dalam rancangan arsitektur ini, dijelaskan bahwa admin akan melakukan proses penginputan dan perekaman data yang kemudia akan disimpan dalam database GIS pada Dinas kesehatan provinsi. Dengan koneksi internet maka semua masyarakat dapat mengakses sistem ini dimanapun mereka berada Rancangan Input a. Form Login Gambar 5. Form Login Ketika user akan masuk untuk mengakses sistem, baik sebagai pengguna ataupun admin, maka baik user maupun admin diminta untuk memasukkan user id dan password. User maupun admin akan memilih satu option apakah sebagai admin atau pengguna. b. Form Input Data Penyakit

5 Gambar 6. Form Input Data Penyakit Pada form ini akan dimasukkan data mengenai penyakit demam berdarah, meliputi kode penyakit, gejala-gejalanya, dan seluruh informasi mengenai penyakit demam berdarah. c. Form Input Kabupaten Gambar 7. Form Input Kabupaten Form ini berisi data-data kabupaten/kota yang masuk dalam kategori kabupaten/kota yang rawan dan merupakan daerah sebaran penyakit demam berdarah. Selain merupakan daerah sebaran, form ini juga berisi daerah-daerah disekitar kabupaten/kota yang merupakan lokasi sebaran penyakit demam berdarah. d. Form Input Peta Lokasi Gambar 8. Form Input Peta Lokasi Pada form ini akan diinputkan titik-titik atau lokasi daerah yang rawan atau masuk dalam kategori daerah sebaran penyakit demam berdarah. Pada form ini pula kita dapat melihat tampilan posisi dari daerah tersebut. e. Form Input Berita Gambar 9. Form Input Berita

6 Form ini berisi berita-berita terbaru yang berhubungan dengan penyakit demam berdarah. Berita ini diambil berdasarkan data yang masuk dari setiap kabupaten/kota yang termasuk dalam kabupaten/kota disekitarnya Rancangan Output a. Form Output Kabupaten/Kota Gambar 10. Form Output Kabupaten/Kota Form ini akan menampikan kabupaten/kota yang merupakan daerah atau lokasi yang merupakan daerah penyakit demam berdarah. Melalui sistem ini masyarakat dapat mengetahui daerah mana saja yang merupakan penyebaran penyakit demam berdarah. b. Form Output Peta Lokasi Gambar 11. Form Output Peta Lokasi Pada form output ini akan ditampilkan lokasi pada peta dari daerah-daerah yang masuk dalam kategori daerah sebaran penyakit demam berdarah. Daerah-daerah yang merupakan daerah sebaran penyakit akan ditunjukkan pada peta ini berdasarkan penunjukan pointer. c. Form View Berita Gambar 12. Form View Berita Form ini berisi berita-berita mengenai penyakit demam berdarah mulai dari daerahdaerah yang menjadi sebaran penyakit, kondisi atau kejadian apa yang saat itu terjadi di lokasi sekitar daerah sebaran penyakit dan berita lain yang masih berkaitan dengan penyakit demam berdarah 3.6. Rekapitulasi Hasil Pengujian No Flowgraph Independen Path Region Komplesit as Siklomatis 1 Halaman Utama Upload file 4 4 4

7 3 Lihat data kabupaten Lihat data peta lokasi Menu grafik statistik Lihat berita Login Input data penyakit Input data kabupaten Input data peta lokasi Form input,edit dan hapus berita Jumlah /Total Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai yang sama untuk independent patha, region dan komplesitas siklomatis, maka sistem ini dinyatakan sudah benar dan tidak terdapat lagi kesalahan di dalamnya. 4. Kesimpulan a. Pendataan dan penyajian data yang dilakukan pada SIG penyebaran penyakit DBD provinsi Sulawesi-Selatan ini meliputi pendataan berupa data kabupaten yang menyangkut lokasi penyebaran, nama penyakit, tanggal, korban, penderita serta longitude dan latitude yang ditandai berupa gambar icon nyamuk pada map sedangkan untuk penyajian data b. Berdasarkan hasil pengujian sistem diperoleh hasil yang sama yaitu 31, maka sistem ini sudah dinyatakan bebas dari kesalahan logika. 5. Saran a. Pada penelitian selanjutnya khususnya pada sistem informasi geografis diharapkan pada penyajian dan pengolahan data dapat mendukung untuk penyimpanan dan tampilan data lama yang mendukung maps dari sistem google maps sehingga pencarian data sebelumnya lebih mudah untuk dilakukan. b. Diharapkan adanya penelitian serupa yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan.

8 Daftar Pustaka [1] Jeffry L, Analisa Dan Perancangan Sistem, 2007, Penerbit Andi: Yogyakarta [2] Jogiyanto HM, Daur Hidup Perangkat Lunak, 2005, Penerbit Andi: Yogyakarta [3] Lukmanul Hakim, Pengenalan Tentang Pemrograman Web dan Langkah Pembuatannya, 2010, Andi Offset: Yogyakarta [4] Munir, Rinaldi. Pengolahan Citra Dengan Pendekatan Alogaritmik, 2008, Informatika: Bandung. [5] Nugroho B, Pengenalan Macromedia Dreamweaver Untuk Desain Web, 2008, Elex Media Komputindo: Jakarta. [6] Riyanto, Tuntunan Praktis Pengembangan Aplikasi Informasi Geografis Berbasis Dekstop dan Web 2009, Gaya Media: Bandung [7] Ruslan Nuryadin, Dasar Sistem Informasi Geografis Dengan Mapserver, 2009, Penerbit Informatika: Bandung.