PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN... LINGKUNGAN (PKBL) DI PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN... LINGKUNGAN (PKBL) DI PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR SURABAYA"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) DI PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR SURABAYA Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Manajemen Kesekretariatan dan Perkantoran Oleh NIM: PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KESEKRETARIATAN DAN PERKANTORAN FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

2 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) DI PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR SURABAYA Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Manajemen Kesekretariatan dan Perkantoran Oleh NIM: PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KESEKRETARIATAN DAN PERKANTORAN FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

3

4

5

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur. Laporan PKL ini disusun sebagai salah satu persyarat akademik dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Diploma III Manajemen Perkantoran dan Kesekretariatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Widi Hidayat, S.E., M.Si., Ak. selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. 2. Dr. Sedianingsih, S.E., M.Si., Ak., CA, CMA selaku Koordinat Program Studi Manajemen Kesekretariatan dan Perkantoran Fakultas Vokasi Universitas Airlangga sekaligus Dosen Pembimbing. 3. Seluruh staff dosen program Diploma III Manajemen Perkantoran dan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya. 4. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Surabaya beserta karyawan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan praktik kerja lapangan selama 3 (tiga) bulan, khususnya di bidang HUMAS yang memberikan beberapa masukan serta materi dan bimbingannya sehingga laporan ini terselesaikan dengan baik. 5. Wanda Ciptayanti sebagai rekan PKL yang bersama-sama menyelesaikan laporan ini. 6. Kedua Orang Tua tercinta, adik tersayang, yang selalu memberikan dukungan semangat moril dan material kepada penulis agar dapat menyelesaikan penulisan laporan Paktek Kerja Lapangan II ini dengan baik. iv

7 7. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2013 Diploma III Manajemen Kesekretariatan dan Perkantoran yang saling berbagi informasi dan bertukar fikiran dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Harapan dari penulis semoga laporan yang memuat pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surabaya, 17 Juni 2016 v

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Praktik Kerja Lapangan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan... 5 BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan Visi, misi, dan motto perusahaan Nilai-nilai perusahaan Maksud dan tujuan perusahaan Logo perusahaan Element-element dasar logo perusahaan Struktur organisasi perusahaan Peta Lokasi perusahaan Deskripsi Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Pembahasan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Kisah Sukses Mitra Binaan dan Bina Lingkungan Hambatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN i vi

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan... 6 vii

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Logo PT PLN (Persero) Gambar 2.2 Bagan Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Gambar 2.3 Peta Lokasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Gambar 2.4 Penggolongan Kualitas Pinjaman Gambar 2.5 Prosedur penerimaan dan evaluasi administrasi proposal permohonan pinjaman bantuan Bina Lingkungan Gambar 2.6 Bank Sampah Bintang Mangrove viii

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Praktik Kerja Lapangan Lampiran 2 Surat Penerimaan Praktik Kerja Lapangan Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Praktik Kerja Lapangan Lampiran 4 Sertifikat Praktik Kerja Lapangan Lampiran 5 Buku Harian Praktik Kerja Lapangan Lampiran 6 Kartu Konsultasi Praktik Kerja Lapangan Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ix

12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi, maka kita memerlukan peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia yang handal dan siap pakai. Dengan demikian banyak lembaga pendidikan atau universitas menerapkan suatu system yang dapat menciptakan tenaga kerja yang siap pakai dalam mengaplikasikan ilmunya di lapangan pekerjaan yang akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran di negara kita. Melihat situasi dan kondisi yang sekarang ini, kita dituntut untuk bisa menguasai ilmu yang kita terima di dunia pendidikan dan dapat mengaplikasikannya di dunia bisnis atau kerja. Untuk meningkatkan kuwalitas mahasiswa, tidaklah cukup hanya dengan dibekali pengetahuan saja, tetapi mahasiswa perlu dibekali dengan pengalaman di dunia kerja secara langsung. Dalam rangka memperoleh pengalaman yang bersifat langsung ini, maka Program Studi DIII Manajemen Kesekretariatan dan Perkantoran Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya yang mempunyai program wajib bagi siswa untuk mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan atau magang di suatu instansi. Praktik kerja lapangan adalah sebuah ajang bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diterima saat proses pembelajaran di bangku kuliah kedalam dunia kerja yang sebenarnya. Dengan terjun langsung suatu instansi diharapkan mahasiswa dapat belajar dan memahami cara beradaptasi dalam menghadapi realitas dunia kerja, serta memanfaatkan teori-teori yang didapat untuk diterapkan. Untuk itu penulis memilih PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Surabaya, sebagai tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. PT PLN (Persero) merupakan salah satu korporasi yang sangat besar di bawah naungan BUMN yang bergerak di bidang ketenaga listrikan. Korporasi adalah badan usaha yang keberadaannya dan status hukumnya disamakan dengan manusia (orang), tanpa melihat bentuk organisasinya. 1

13 2 Korporasi dapat memiliki kekayaan dan utang, mempunyai kewajiban dan hak dan dapat bertindak menurut hukum, melakukan gugatan, dan dituntut di depan pengadilan (Muladi dan Priyatno, 2012:23). Oleh karena suatu korporasi adalah buatan manusia yang tidak sama dengan manusia, maka harus dijalankan oleh manusia, yang disebut pengurus atau pengelola. Suatu korporasi, biasanya mempunyai tiga organ, yaitu RUPS, Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi (misalnya Perseroan Terbatas). Pengaruh korporasi pada aspek kehidupan masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi, banyak memberikan dampak positif bagi negara. Korporasi telah memberikan sumbangan bagi kemajuan ekonomi, peningkatan sumber daya manusia dan sebagainya. Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Perusahaan dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan pembangungan bangsa. Persaingan perusahaan yang semakin ketat di era globalisasi ini, memicu juga terjadinya kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya. Perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat sosial secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal ini tidak tercipta kondisi sinergis antara perusahaan dengan masyarakat, tetapi justru menjadikan mereka mengalami penurunan kondisi sosial. Oleh karena itu maka perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responbility (CSR). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap satu issue tertentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik. Kontribusi dari perusahaan ini bisa berupa banyak hal, misalnya: bantuan dana, bantuan tenaga ahli dari perusahaan, bantuan berupa barang, dan lain-lain. Di sini perlu dibedakan antara program Corporate Social Responsibility dengan kegiatan charity. Kegiatan charity hanya berlangsung sekali atau sementara waktu dan

14 3 biasanya justru menimbulkan ketergantungan publik terhadap perusahaan. Sementara, program Corporate Social Responsibility merupakan program yang berkelanjutan dan bertujuan untuk menciptakan kemandirian publik. Perusahaan yang menjalankan model bisnisnya dengan berpijak pada prinsip-prinsip etika bisnis dan manajemen pengelolaan sumber daya alam yang strategik dan sustainable akan dapat menumbuhkan citra positif serta mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat (Wibisono, 2007:66). Corporate Social Responsibility memiliki kemampuan untuk meningkatkan citra perusahaan karena jika perusahaan menjalankan tata kelola bisnisnya dengan baik dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah maka pemerintah dan masyarakat akan memberikan keleluasaan bagi perusahaan tersebut untuk beroperasi di wilayah mereka. Citra positif ini akan menjadi asset yang sangat berharga bagi perusahaan dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat mengalami krisis. PT PLN (Persero) telah berkomitmen menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan, PLN bertekad menyelaraskan pengembangan ketiga aspek dalam penyediaan listrik, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk itu, PLN mengembangkan Program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud nyata dari Tanggungjawab Sosial Perusahaan. PT PLN (Persero) sebagai salah satu bentuk perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam bidang bisnis penyedia tenaga listrik di Indonesia wajib melaksanakan CSR. Salah satu bentuk CSR yang dilaksanakan BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh BUMN sebagai salah satu bentuk kepedulian BUMN kepada masyarakat dan lingkungan. Seusai Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER- 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang terakhir kali diperbaharui melalui Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-09/MBU/07/2015. Program Kemitraan adalah

15 4 program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat laporan dengan judul Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Tujuan Praktik Kerja Lapangan Tujuan kegiatan Praktik kerja lapangan antara lain: a. Untuk mengetahui kebiasaan atau budaya yang ada di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur. b. Untuk meningkatkan kuwalitas dan pengalaman mahasiswa di dalam dunia kerja yang sesungguhnya. c. Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab mahasiswa terhadap tugas yang di berikan. d. Menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam dunia praktik sehingga mampu menumbuhkan pengetahuan kerja sesuai dengan latar belakang bidang ilmu mahasiswa Manfaat Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi perguruan tinggi, perusahaan, dan mahasiswa adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan tersebut antara lain: 1. Bagi pihak Perguruan Tinggi a. Sebagai alat ukur mahasiswa dalam memahami matari-materi kuliah dan menerapkannya. b. Sebagai sarana untuk memperluas jaringan kerjasama antar pihak Akademi dengan pihak tempat PKL. c. Untuk menambah wawasan baru sebagai bahan pembanding pembelajaran terhadap pihak instansi tempat PKL berlangsung.

16 5 d. Sebagai penilaian sejauh mana mahasiswa mampu terjun langsung didalam dunia kerja dan masyarakaat. 2. Bagi Pihak Perusahaan a. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan baru antar akademi dan lembaga. b. Untuk menjalin kerjasama yang menguntungkan antara mahasiswa Akademi, dan Lembaga. c. Pihak lembaga merasa terbantu oleh peserta PKL. 3. Bagi Mahasiswa a. Mengetahui pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur b. Menambah wawasan dan pengalaman dalam dunia kerja. c. Memperluas relasi/jaringan di dunia usaha yang nantinya menjadi tempat untuk informasi mengenai pekerjaan. d. Melatih kemampuan mahasiswa untuk menjadi pribadi yang mandiri, mampu bersikap, memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam bekerja. e. Menumbuhkan kemampuan berinteraksi social dengan orang lain di dalam dunia kerja Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari tanggal 9 Februari 2016 sampai dengan 9 Mei 2016, di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Jalan Embong Trengguli No Surabaya. Sesuai dengan persetujuan instansi terkait dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan. Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada hari efektif dalam satu minggu yaitu hari Senin Jumat, mulai pukul WIB. Adapun jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan secara lengkap dapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut:

17 6 Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan 2016 Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Penentuan tempat PKL Penyusunan Proposal Pengesahan Proposal Survei Lokasi Pengajuan Proposal Pelaksanaan PKL Penyusunan Laporan PKL Pengumpulan Laporan PKL Presentasi Laporan PKL

18 BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 2.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan PT PLN (Persero) Disjatim merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk sebagai Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum (PIUKU) melalui Undang-undang Nomor 30 tahun Pendirian PT PLN (Persero) Disjatim diawali pada tanggal 23 Oktober 1973, berdasarkan Keputusan Direksi PLN Nomor 054/DIR/73, nama PLN eksploitasi diubah menjadi PLN Distribusi I/ Pembangkitan I, kemudian berdasarkan Keputusan Direksi PLN. Nomor 012/DIR/1976 tanggal 25 Pebruari 1976 diubah menjadi PLN Wilayah XII. Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor: 042/DIR/1982 tanggal 3 Juli 1982, nama PLN Wilayah XII diubah menjadi PLN Disjatim dengan tugas mengelola pendistribusian tenaga listrik di Jawa Timur. PT PLN (Persero) Disjatim yang berlokasi Jl. Embong Trengguli Surabaya ini, bergerak dalam bidang distribusi dan penjualan tenaga listrik. Faktor-faktor (hal penting) yang menjadi kunci sukses antara lain: 1. Distribusi yang efisien, andal dan berkualitas; 2. Pelayanan sebelum menjadi pelanggan (kemudahan, kecepatan dan kepastian pelayanan). 3. Pelayanan saat menjadi pelanggan (respon time dan recovery time). Wilayah usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur dibagi menjadi beberapa daerah Pelayanan yang melayani wilayah administrasi propinsi Jawa Timur, diantaranya: 1. Area Surabaya Selatan 2. Area Surabaya Utara 3. Area Surabaya Barat 7

19 8 4. Area Malang melayani Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang. 5. Area Pasuruan melayani Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo. 6. Area Kediri melayani Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar. 7. Area Mojokerto melayani Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Mojokerto. 8. Area Madiun melayani Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Madiun. 9. Area Jember melayani Kabupaten Jember dan Kabupaten Lumajang. 10. Area Bojonegoro melayani Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Tuban. 11. Area Banyuwangi melayani Kabupaten Banyuwangi. 12. Area Pamekasan melayani Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Bangkalan. 13. Area Situbondo melayani Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso. 14. Area Gresik melayani Kabupaten Gresik sampai Kecamatan Bawean. 15. Area Sidoarjo melayani Kabupaten Sidoarjo. 16. Area Ponorogo melayani Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Pacitan. 17. Area Pengatur Distribusi (APD) Provinsi Jawa Timur mempunyai 229 pulau dengan luas wilayah daratan sebesar ,15 Km 2 dan Lautan seluas ,28 km 2. Wilayah ini membentang antara BT BT dan 7 12 LS 8 48 LS. Sisi Utara wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan Selat Bali/Provinsi Bali dan Barat dengan Privinsi Jawa Tengah dengan 29 Kabupaten, 9 Kota, 658 Kecamatan, Desa.

20 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan PT PLN (Persero) mempunyai visi Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insane untuk mencapai visinya tersebut PLN mempunyai Misi sebagai berikut: 1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Motto yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) dalam menjalankan bisnisnya adalah Electricity for a Better Life (Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik) Nilai-Nilai Perusahaan Nilai-nilai perusahaan PT PLN (Persero) yang dapat digunakan sebagai prinsip dalam menjalankan roda organisasi antara lain: 1. Jujur 2. Integrasi 3. Peduli 4. Pembelajaran 5. Teladan Maksud dan Tujuan Perusahaan Seperti disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1994 sebagai Peraturan Pemerintah yang terbaru dijelaskan bahwa maksud dan tujuan PT PLN (Persero) adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

21

22 11 1. Bidang Persegi Panjang Vertikal Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. 2. Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. 3. Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga tidak terjadi adanya simpangsiur

23

24 13 Sesuai dengan gambar di atas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur memilih lokasi perusahaan yang sangat strategis karena terletak di tengah pusat Kota Surabaya Deskripsi Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Praktik kerja lapangan dilaksanakan di PT PLN (Distribusi) Jawa Timur selama kurang lebih 3 (tiga) bulan dari 9 Februari 2016 sampai dengan 9 Mei Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, menggunakan mesin-mesin atau alat elektronik yang ada di perusahaan, serta berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan perusahaan. Selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan berlangsung, mahasiswa harus mematuhi segala peraturan yang sudah ada, untuk menjaga kelancaran dan keamanan dalam melaksanakan pekerjaan. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama praktik kerja lapangan di bagian Kehumasan adalah sebagai berikut: 1. Membuat kliping iklan dan berita, bertema PLN yang dimuat di media cetak antara lain Jawa Pos, Surya, Seputar Indonesia, Kompas, Berita Metro, Radar Surabaya, Radar Sidoarjo, Radar Gresik, Republika dan lainlain. 2. Memonitoring News dimana berita yang sudah di kliping akan di input ke dalam Ms Excel, setelah penginputan selesai akan di kirim ke MS Outlook humas PLN. 3. Menginput data monitoring news ke dalam laporan berita bulanan PLN 4. Menerima dan menyampaikan telepon kepada bagian yang akan dituju baik dari pihak internal maupun eksternal. Pihak internal yang dimaksud meliputi unit dan sub unit dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur. Sedangkan pihak eksternal yang dimaksud meliputi pelanggan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur yang menyampaikan keluhannya maupun yang menanyakan informasi mengenai pelayanan dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.

25 14 5. Membuat nota dinas 6. Mengantarkan nota dinas ke divisi lain yang ada di PT PLN 7. Berpartisipasi dalam penyusunan press release tentang CSR maupun tentang berita PLN lainnya. 8. Melakukan wawancara untuk menanyakan unsur 5W 1H dalam penyusunan berita. 9. Mendokumentasikan acara-acara di PT PLN seperti rapat maupun ada kunjungan dari sekolah atau universitas. 10. Mempersiapkan keperluan rapat seperti daftar hadir dll 11. Menjaga buku tamu atau daftar hadir saat ada rapat maupun kunjungan. 12. Menjadi notulen saat ada rapat. 13. Membuat design ketika akan diadakan suaru acara seperti membuat poster, backdrop, banner, dan spaduk. 14. Ikut serta dalam kunjungan ke Bank Sampah Bintang Mangrove yang terletak di Gunung Anyar Tambak Surabaya. 15. Meliput atau mendokumentasi kunjungan orang asing di Bank Sampah. 16. Mengarsip buku-buku dan proposal CSR. 17. Mencetak piagam pemberian dana CSR. 18. Menginput data proposal CSR. 19. Menyalin anggaran dana pada proposal bantuan CSR. 20. Membuat daftar terima sebagai tanda bukti penerimaan bantuan CSR. 21. Membuat berita acara CSR. 22. Mengisi kuitansi bantuan dana CSR. 23. Melakukan scan data seperti surat, proposal, surat dan lain-lain. 24. Printing. 25. Foto Copy. Adapun hambatan yang penulis alami saat melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur adalah adanya sifat canggungkarena harus menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan, merasa gugup apabila mengalami kesalahan karena belum pengalaman dalam dunia kerja, sering terjadinya eror pada perangkat elektronik seperti komputer, printer, alat

26 15 scan dan terkadang jaringan internet tidak bisa berfungsi atau mengalami gangguan sehingga memperlambat kinerja penulis maupun karyawan di perusahaan Pembahasan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) 1. Program Kemitraan (PK) Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil selanjutnya disebut PK adalah Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Adapun dana PK bersumber dari: 1) Penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% sampai dengan 4%. 2) Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional. 3) Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada. Pelaksanaan PK umumnya dilakukan melalui pembinaan secara struktural oleh Perseroan langsung pada Mitra Binaan melalui Kantor Wilayah/Distribusi, Cabang, Unit Pelayanan, Area Pelayanan (kecuali yang berlokasi sama dengan Kantor Wilayah/Distribusi). Pelaksanaan PK pada dasarnya dilakukan melalui beberapa tahap, sebagai berikut: 1) Melakukan survei penelitian lapangan atas permohonan bantuan dari calon Mitra Binaan. Evaluasi kelayakan dilakukan sesuai kaidah usaha yang layak dan sehat, serta dikoordinasikan dengan instansi terkait; 2) Melakukan pembinaan kemitraan berupa pendidikan dan pelatihan, pemasaran, bantuan modal kerja, memproses jaminan kredit, pemantauan dan evaluasi pada Mitra Binaan, pencatatan dan pembukuan transaksi yang terkait; 3) Membuat laporan secara periodik (triwulan dan tahunan). Program Kemitraan PLN merupakan salah satu bentuk CSR dari PT PLN (Persero) yang bertujuan membantu meningkatkan Usaha Kecil dengan sistem

27 16 pinjaman lunak, sasaran utama PK ini adalah Usaha Kecil yang memenuhi kriteria sebagai Usaha Kecil yang layak dijadikan Mitra Binaan dan mempunyai prospek usaha yang bisa dikembangkan. Penggunaan dana PK berupa pinjaman untuk membiayai modal kerja atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi penjualan. Pinjaman dana PK berjangka waktu 2 (dua) tahun, yaitu dengan bunga 6% pertahun atau 0,5% perbulan. PLN memberikan kriteria untuk Usaha Kecil yang dapat ikut serta dalam PK yang dituangkan dalam pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 sebagai berikut: 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp (lima ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau; 2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp (dua milyar lima ratus juta rupiah); 3) Milik Warga Negara Indonesia; 4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar; 5) Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi; 6) Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1(satu) tahun; 7) Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan; 8) Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable). Kegiatan Program Kemitraan diberikan kepada Mitra binaan dalam bentuk: a. Pemberian Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan. b. Pemberian pembinaan melalui: Pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi untuk meningkatkan produktivitas mitra binaan. Dana pembinaan bersifat hibah kepada mitra binaan. Disamping dari alokasi bagian laba BUMN/biaya, sumber pendanaan

28 17 Program Kemitraan yaitu pengembalian pinjaman dari mitra binaan dan jasa administrasi (bunga) yang ditetapkan sebesar 6% flat per tahun. Penggolongan Kualitas Pinjaman ditetapkan dalam pasal 21 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/07/2015 yaitu: Gambar 2.4 Penggolongan Kualitas Pinjaman Kurang Lancar Diragukan Lancar Penggolongan Kualitas Pinjaman Macet Penjelasan dari gambar penggolongan kualitas pinjaman di atas yaitu: 1. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama; 2. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tiga puluh) hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama; 3. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok

29 18 dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dan belum melampaui 270 (duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama; 4. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 (duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. Sifat dari bantuan pinjaman PK PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur sama dengan Pimjam-meminjam yang diatur dalam pasal 1754 KUH Predata. Unsur unsur yang terdapat dalam pinjam-meminjam sebagaimana yang diatur pada Pasal 1754 KUH Perdata tersebut adalah: a) Adanya para pihak. Pihak pertama memberikan prestasi pada pihak lain suatu jumlah tertentu barang-barang atau sejumlah uang dengan syarat bahwa Pihak kedua ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula. Pihak pertama dalam PK ini adalah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, yang memberikan sejumlah bantuan pinjaman modal kepada Pihak kedua, yaitu Usaha Kecil yang menjadi Mitra Binaannya. b) Adanya persetujuan. Dimana Pihak pertama dan Pihak kedua membuat perjanjian bersama yang menyangkut dengan waktu, kewajiban dan hak-hak masing-masing yang dituangkan dalam bentuk perjanjian. Bantuan pinjaman modal PK ini berjangka waktu 2 (dua) tahun. Mitra Binaan berkewajiban menggunakan dana PK untuk mengembangkan usahanya, serta memberikan laporan perkembangan usahanya kepada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur setiap triwulan atau 3 (tiga) bulan sekali. c) Adanya sejumlah barang tertentu. Barang tersebut dipercayakan dari Pihak pertama kepada Pihak kedua.

30 19 Yang dimaksud dengan barang disini adalah sejumlah uang yang dipinjamkan oleh PT PLN (Persero) Distibusi Jawa Timur kepada Mitra Binaannya sebagai bantuan pinjaman modal, dengan syarat-syarat yang telah disepakati besrama. d) Adanya pengembalian pinjaman. Bahwa Pihak kedua akan menyerahkan sejumlah tertentu barang-barang kepada Pihak pertama. Bantuan pinjaman modal PK ini berjangka waktu 2 (dua) tahun, dengan bunga 6% pertahun atau 0,5% perbulan. Dalam memberikan bantuan dana PK, PT PLN (Persero) memberikan kesempatan pada Mitra Binaan untuk mengembangkan usahanya. Setelah itu pada bulan ke-4 (empat), Mitra Binaan berkewajiban untuk memulai membayar angsuran yang pertama. 2. Program Bina Lingkungan (BL) Program bina lingkungan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bantuan pendidikan bagi masayarakat sekitar lokasi transmisi dan distribusi yang tidak mampu, namun memiliki kecerdasan dan kemauan besar untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu, dilakukan melalui kegiatan pelestarian alam berupa partisipasi program penghijauan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal bekerja sama dengan Pemerintah dan realisasi penghijauan sekitar instalasi PLN. Dana BL bersumber dari penyisihan laba setelah pajak maksimal 4% (empat persen). Dana BL diberikan untuk tujuan memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha PLN dalam bentuk kegiatan berupa Community Relation, Community Service dan Community Empowering serta bantuan pelestarian alam. Bentuk bantuan bina lingkungan yang telah di realisasikan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jatim antara lain: memberi bantuan pengobatan gratis, memberikan bantuan sosial, diantaranya: membantu pembangunan masjid, mushola, madrasah, balai RT/RW, jalan-jalan perkampungan; serta memberikan bantuan pelestarian alam seperti penghijauan. Berikut adalah aksi program Bina Lingkungan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur selama TW I tahun 2016:

31 20 1. Bencana alam Lokasi : Sampang Madura Bencana : Banjir Penerima manfaat : Tenaga alih daya yang terkena dampak serta warga sekitar kantor Bantuan : Sembako 2. Perbaikan sarana umum dan ibadah Lokasi : Bondowoso, Asem Bagus, Pacitan, Sidoarjo Bantuan : Renovasi atau pembangunan Masjid/Musholla 3. Pendidikan Lokasi : Sidoarjo, Wonosari, Bangkalan, Gresik, Lamongan Bantuan : Renovasi atau perbaikan sekolah 4. Pengetasan kemiskinan Lokasi : Madiun, Jember Bantuan : program bedah rumah Pensiunan 5. Kesehatan Lokasi : Surabaya Bantuan : Baksos dan pemeriksaan kesehatan gratis warga kelurahan Jambangan Pasal 10 ayat (1) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 336.K/DIR/2007 memberikan penentuan tata cara penyaluran dana PBL/P3L, yaitu: a) PLN Pembina dan PLN Pembina Proyek harus terlebih dahulu melakukan survey dan identifikasi serta kajian potensi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di wilayah usaha PLN Pembina dan PLN Pembina Proyek; b) Kecuali untuk bencana alam, calon penerima bantuan harus menyampaikan permohonan dan rencana penggunaan dana kepada PLN Pembina dan PLN Pembina Proyek setempat dilengkapi dengan jastifik asi rencana penggunaan dana;

32 21 c) Pelaksanaan PBL/P3L dilakukan secara langsung oleh PLN Pembina dan PLN Pembina Proyek setempat; d) Pada saat penyerahan bantuan dana PBL/P3L baik berupa uang tunai maupun material, disertai Berita Acara Penyerahan, yang isinya antara lain: 1. Kepada siapa, alamat bantuan diberikan, alasan mengapa bantuan diberikan dan manfaat apa yang dih arapkan akan dapat diperoleh PLN; 2. Berita Acara Penyerahan ditanda tangani oleh Pihak yang Menerima, Pihak yang Mengusulkan dengan diketahui oleh: Manajer Cabang/Area Pelayanan/Sektor/Region/UPT/UPB/Proyek. e) PLN Pembina dan PLN Pembina Proyek wajib berkoordinasi dengan Unit PKBL/P3L PLN untuk efektifitas dana akuntabilitas pelaksanaan program. Prosedur penerimaan dan evaluasi administrasi proposal permohonan pinjaman bantuan Bina Lingkungan pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, antara lain sebagai berikut: Gambar 2.5 Prosedur penerimaan dan evaluasi administrasi proposal permohonan pinjaman bantuan Bina Lingkungan 1. Pengajuan Surat Permohonan Bantuan 4. Analisa 5. Undangan kepada Pemohon 8. Pelaporan Pekerjaan 2. Pembuatan & Pengajuan Proposal 3. Survey Tim PKBL 6. Pemberian Bantuan 7. Monitoring

33 22 Berikut ini merupakan penjelasan dari gambar prosedur di atas: 1. Mengajukan surat permohonan bantuan untuk pembangungan ke PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, Jl Embong Trengguli Surabaya. 2. Membuat proposal permohonan bantuan yang sekurang-kurangnya berisi: a) Surat permohonan pengajuan bantuan; b) Kebutuhan yang diminta; c) Surat pengantar diketahui oleh kelurahan dan kecamatan setempat; d) Tanda tangan ketua dan sekertaris bendahara; e) Foto obyek sasaran. 3. Setelah proposal masuk kemudian Tim Bina Lingkungan melakukan survei lokasi; 4. Hasil survei di analisa panitia Bina Lingkungan; 5. Apabila hasilnya layak maka PT PLN (Persero) memberikan undangan kepada Ketua dan Bendahara pemohon untuk hadir guna pemberitahuan informasi mengenai sumber dana, tujuan, hak dan kewajiban masingmasing pihak, dan lain sebagainya. Kemudian penandatanganan berita acara penyerahan dana, yang di tanda tang ani oleh Ketua pemohon, dan disyahkan oleh Manajer PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, yang disaksikan oleh pejabat-pejabat PLN dan para penerima undangan yang lain. Kemudian bantuan dana tersebut oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur ditransfer ke nomor rekening pemohon. 6. Selanjutnya akan dilakukan monitoring oleh Tim PKBL 7. Pelaporan pekerjaan selesai oleh penerima manfaaat. Bentuk pemberian bantuan PKBL sama dengan pengertian hibah yang diatur dalam pasal 1666 KUH Perdata. Dalam pelaksanaan bantuan PBL sifatnya tidak menuntut pengembalian, atau diberikan kepada Mitra Binaan secara cumacuma. Ciri-ciri suatu hibah antara lain: a. Hibah adalah persetujuan sepihak; b. Apabila si penerima hibah telah menerima penyerahan, maka hibah tersebut tidak dapat ditarik kembali atau dihapuskan, kecuali apa yang

34 23 ditentukan dalam Pasal 1688 KUHPerdata; c. Hibah harus dilakukan dengan akta notaris, apabila tidak maka hibah akan batal (Pasal 1682 KUHPerdata); d. Dalam hibah, baik si penerima hibah atau yang menghibahkan, keduanya harus masih hidup Kisah Sukses Mitra Binaan dan Program Bina Lingkungan 1. Bayar Listrik (cukup) dengan Sampah Proses pembayaran rekening listrik warga sekitar bank sampah, selama ini dilakukan di loket PPOB diluar wilayahnya. Hal ini kemudian memunculkan biaya tambahan bagi warga, seperti biaya transportasi dan parkir, disamping juga terdapat biaya administrasi yang akan dipungut oleh pemilik loket. Potensi ini, kemudian dilihat oleh Tim CSR-Bina Lingkungan PLN sebagai sebuah peluang yang layak dikemas dalam sebuah desain program aksi CSR-Bina Lingkungan Pada tahun 2011 melalui program kampung binaan CSR- Bina Lingkungan PLN telah berhasil melakukan pelatihan dan mendorong berdirinya 125 titik bank sampah binaan di Surabaya dan 280 titik bank sampah di Malang. Untuk menjaga keberlanjutan program dan mendukung perkembangan bank sampah maka pada tahun 2012, CSR-Bina Lingkungan PLN meluncurkan akasi Program Wirausaha Bersinar PPOB Bayar listrik dengan sampah dan Bank Sampah Induk. Selain sebagai bentuk keberlanjutan program tahun sebelumnya, aksi program ini juga sebagai bentuk komitmen PLN untuk terus mengembangkan bank sampah dan mencari terobosan agar memberi manfaat bersama antara masyarakat dan perusahaan. Aksi Program bayar listrik dengan sampah dapat membantu pelanggan serta memudahkan masyarakat untuk membayar listrik. Aksi ini bertujuan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan warga dan organisasi atau komunitas diperkampungan, meningkatkan kebersihan lingkungan serta menjaga kelestarian alam.

35 24 2. Bank Sampah Bintang Mangrove Bank sampah yang beroperasi di Kampung Gunung Anyar Tambak Surabaya, awal mula berdirinya diilhami oleh kondisi tanaman mangrove yang setiap tahun ditanam oleh PLN sering mati, akibat banyaknya lilitan sampah sehingga tanaman mudah terbawa arus. Selama ini proses pembersihan sungai dilakukan melaui kerja bakti, dengan membayar warga setempat, atau pembersihan oleh dinas terkait. Namun proses kegiatan ini tidak mungkin dilakukan melalui pengerahan warga dengan membayar fee tertentu secara terus menerus. Guna menyelesaikan problem secara permanen, maka mucul ide dari Tim CSR Bina Lingkungan PT PLN (Persero) untuk melebarkan sayap bank sampah. Bersama Bank Sampah induk yang selama ini sudah dibina oleh CSR Bina Lingkungan PLN, dilakukan pendekatan kepada warga untuk merintis berdirinya bank sampah ditepi sungai. Bank Sampah Bintang Mangrove mulai beroperasi pada April 2012, saat ini memiliki 59 nasabah. Dalam kurun waktu sekitar 6 bulan operasi, bank sampah Bintang Mangrove terlihat cukup aktif dan terus tumbuh berkembang. Setiap bulan saat sekitar 700 s/d 900 Kg sampah plastik & kardus diangkat oleh nelayan dari sungai.selain itu juga sampah dari rumah tangga sekitar sungai sudah langsung ditabung di bank sampah, sehingga kondisi sungai menjadi lebih bersih. Walaupun masih relatif baru, namun semangat warga Gunung Anyar Tambak untuk hidup bersih dan maju sudah mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Tim JICA (Japan International Coorporatiaon Agency) sudah dua kali berkunjung ke lokasi, bahkan pada kahadirsannya yang kedua, tanggal 6 November 2012, Tim JICA membawa serta perwakilan kota-kota di negaranegara Asean, untuk melihat langsung pola perubahan prilaku masyarakat setempat dalam mengelola sampah. Sejumlah aksi program akan terus dikembangkan oleh Tim CSR-PKBL untuk mendukung keberlanjutan program-program yang sudah berjalan maupun merintis aksi-aksi program baru.

36

37 Hambatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Permasalahan dalam pelaksanaan PK pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur adalah banyaknya Mitra Binaan yang macet dalam ketepatan waktu pembayaran kembali pokok dan jasa administrasi pinjaman. Dikatakan sebagai kriteria Macet apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 (dua ratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama. Masalah yang muncul dalam pelaksanaan BL adalah banyaknya proposal yang masuk, tetapi dana yang tersedia tidak mencukupi, dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga bantuan pelestarian alam berupa penghijauan.

38 BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN 3.1. Simpulan Dari pembahasan yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Tujuan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT PLN (Persero Distribusi Jawa Timur adalah untuk meningkatkan citra PT PLN (Persero) dan untuk mendapatkan dukungan keberadaan PLN dan untuk meningkatkan kesejahteraan serta melakukan penyuluhan agar masyarakat sekitar instalasi PLN ikut mengamankan dan merasa memiliki instalasi tersebut. 2. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) sebagai salah satu perusahaan BUMN. 3. Implementasi tanggung jawab sosial PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur sudah cukup baik dengan banyaknya bantuan dan program yang diberikan kepada masyarakat. 4. Dalam melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT PLN mempunyai aturan atau prosedur yang sangat jelas dan berpedoman kepada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 336.K/DIR/2007 dan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/07/ Sumber dana untuk pelaksanaan Program PKBL PT PLN (Persero) diatur dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 336.K/DIR/2007 dan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/07/ Salah satu bukti kesuksesan PT PLN (Persero) dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yaitu bayar listrik cukup dengan sampah dan Bank Sampah Bintang Mangrove. 27

39 Saran Adapun saran yang penulis kemukaan dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan sebagai berikut: 1. Sebaiknya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, tim Program Kemitraan dan Bina Lingkungan harus lebih aktif lagi menjalin komunikasi dengan Mitra Binaan dan sering melakukan monitoring. 2. Sebaiknya tim PKBL harus lebih selektif lagi dalam menentukan sasaran untuk penerima bantuan sehingga bantuan dapat digunakan sebaik-baiknya. 3. Sebaiknya pelayanan terhadap pelanggan perlu ditingkatkan lagi supaya menjadi lebih baik dan pelanggan merasa nyaman dalam pelayanan yang diberikan. 4. Sebaiknya dalam penyimpanan dokumen harus lebih rapi dan lebih hati-hati supaya jika ada dokumen yang diperlukan dapat ditemukan dengan mudah dan cepat. 5. Sebaiknya untuk mempermudah kinerja karyawan supaya pekerjaan menjadi lebih efektif perlu adanya peremajaan fasilitas kantor yang sudah mulai melambat dan perlu diperbaiki. 6. Sebaiknya tetap menjaga komunikasi yang sudah terjalin dengan baik antar karyawan.

40 DAFTAR PUSTAKA Bagus, Denny Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility), diakses tanggal 20 Mei Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi. Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Indonesia. Peraturan Menteri BUMN tetang Program Kemtran da Progam Bina Lngkugan BUMN Nomor PER-09/MBU/07/2015. Sekretariat Kabinet RI, Jakarta. Wibisono, Yusuf Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing, Gresik.

41 LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Praktik Kerja Lapangan

42

43 LAMPIRAN 2 Surat Penerimaan Praktik Kerja Lapangan

44

45 LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Selesai Praktik Kerja Lapangan

46

47 LAMPIRAN 4 Sertifikat Praktik Kerja Lapangan

48

49 LAMPIRAN 5 Buku Harian Praktik Kerja Lapangan

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62 LAMPIRAN 6 Kartu Konsultasi Praktik Kerja Lapangan

63

64

65 LAMPIRAN 7 Dokumentasi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

66

67 Foto Bersama Karyawan PT PLN (Persero) Disjatim Bagian HUMAS

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik 6 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Pada abad ke-19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN BAB II PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR 2.1 Sejarah dan perkembangan 2.1.1 Sejarah PLN Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 6 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Pada akhir abad ke-19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Sumber : Bagian SDM PT PLN Persero APD Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Sumber : Bagian SDM PT PLN Persero APD Jatim BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan 2.1.1 Makna Logo PT PLN Persero Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II 2. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenaga listrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab dua penulis akan mengulas mengenai struktur organisasi, arti dan bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya yang dilakukan pada

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR PER-05/MBU/2007 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mendorong kegiatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN DEFINITIF BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI (PASAL 25/29) DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL

Lebih terperinci

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA bitheula.blogspot.com I. PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai salah satu alat negara untuk mendukung perekonomian nasional

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016:

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016: LATAR BELAKANG Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 Pada tanggal 3 Juli 2015, Pemerintah mengundangkan Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN SEMENTARA BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI PASAL 25/29 DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO)

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) 2.1 Sejarah Umum PT. PLN (Persero) Sejak awal berdirinya PT. PLN (Persero) telah mengalami banyak perkembangan yang dibagi dalam beberapa periode: 1. Periode 1894-1942

Lebih terperinci

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Daftar Isi. Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan

Daftar Isi. Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Daftar Isi Halaman Laporan auditor independen Laporan posisi keuangan...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah pusat memberikan kebijakan kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA A. Lokasi, Dasar Hukum Perusahaan dan Etika Kerja 1. Lokasi Distribusi listrik di kawasan Surakarta yang menjadi wilayah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Berikut dijelaskan tentang tugas pokok dan fungsi, profil, visi misi, dan keorganisasian Badan Ketahanan Pangan

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT TIMAH (PERSERO) TBK LAPORAN KEUANGAN UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN Lampiran 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN Catatan ASET LANCAR Kas dan setara kas

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah organisasi yang berdiri sejak tahun 1976. Bidang usaha PLN (Persero)

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO)

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO) Laporan Keuangan Beserta Laporan Auditor Independen UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) 31 Desember 2014 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 Untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Beserta Laporan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 02/MBU/7/ 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI BADAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG 2.1 Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Perjalanan berdirinya PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

P E N U T U P P E N U T U P

P E N U T U P P E N U T U P P E N U T U P 160 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura P E N U T U P 4.1. Kesimpulan Dasar pengembangan kawasan di Jawa Timur adalah besarnya potensi sumberdaya alam dan potensi

Lebih terperinci

TATA KELOLA DATA MEDIA CETAK YANG DILAKUKAN OLEH HUMAS PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR SURABAYA SEBAGAI PARAMETER CITRA PERUSAHAAN

TATA KELOLA DATA MEDIA CETAK YANG DILAKUKAN OLEH HUMAS PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR SURABAYA SEBAGAI PARAMETER CITRA PERUSAHAAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TATA KELOLA DATA MEDIA CETAK YANG DILAKUKAN OLEH HUMAS PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR SURABAYA SEBAGAI PARAMETER CITRA PERUSAHAAN Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Laporan keuangan tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENT ANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENT ANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENT ANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 55 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USALIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-07/MBU/05/2015 TENTANG

MENTERI BADAN USALIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-07/MBU/05/2015 TENTANG MENTERI BADAN USALIA MILIK NEGARA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-07/MBU/05/2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROPINSI JAWATIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROPINSI JAWATIMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROPINSI JAWATIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 61/09/35/Tahun XI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI JAWA TIMUR (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 SEBANYAK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.010/2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG PENETAPAN JADWAL WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini membahas mengenai pengetahuan Nasabah Bank Sampah Bintang Mangrove mengenai isi pesan pada banner kegiatan CSR PT. PLN (Persero) Distribusi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tercapainya kondisi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG TIM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA INVESTASI NON PMDN / PMA PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2006 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN BADAN KOORDINASI WILAYAH PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan pada akhir abad ke 19, dimana saat itu ada beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE SALINAN WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim

Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim Workshop Penumbuhan LKM-A pada Gapoktan PUAP di Jawa Timur 29-30 Agustus 2012 Di Hotel Pelangi Malang Oleh: Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim Pendahuluan Menurut definisinya, workshop atau lokakarya bisa

Lebih terperinci

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367

Lebih terperinci

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

PT PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 d1/february 29, 2016 Paraf : Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Daftar Isi

Lebih terperinci

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT LEN INDUSTRI (PERSERO)

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT LEN INDUSTRI (PERSERO) Laporan Keuangan Beserta Laporan Auditor Independen 31 Desember 2016 dan 2015 Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain. DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan... 1

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas; d. bahwa sel

2016, No Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas; d. bahwa sel BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1928, 2016 BUMN. Program Kemitraan. Program BL. Perubahan. PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 03/MBU/12/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam periode 2004 sampai dengan 2008.

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam periode 2004 sampai dengan 2008. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia pasca terjadi krisis moneter sampai dengan tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini ditunjukkan oleh grafik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA PINJAMAN BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 OLEH : Drs. MUDJIB AFAN, MARS KEPALA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR DEFINISI : Dalam sistem pemerintahan di Indonesia

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 68 TAHUN 2008/434.013/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian Perusahaan Listrik Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian Perusahaan Listrik Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian 1.1.1 Perusahaan Listrik Negara Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya adalah PT. PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN REGIONAL ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN REGIONAL ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN REGIONAL ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO 3.1 Latar Belakang Perusahaan Salah satu tujuan berdirinya kantor PLN tingkat Rayon adalah agar dapat menjangkau dan menjadi suatu wadah bagi masyarakat di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profil Tempat Kerja Praktek PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Barat adalah sebuah perusahaan yang merupakan cabang

Lebih terperinci

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016 RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016 A. PEMERIKSAAN KEUANGAN Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) TA 2015 adalah pemeriksaan

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia di mulai pada akhir abad ke 19, ketika beberapa perusahaan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur I. PEMOHON Hj. Khofifah Indar Parawansa dan Mudjiono, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 159 TAHUN 1980 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA CABANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang : a. bahwa penanaman modal

Lebih terperinci

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA DRG LILI APRILI ANT I KEPAL A SEKS I KESE H ATAN DASAR DAN PENUNJAN G Pertimbangan Penyusunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang:

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN 1 3 S A S A R A N R E F O R M A S I B I R O K R A S I Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi Pemerintah yang efektif dan efisien Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kota Yogyakarta. 1) Kondisi Geografis Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta merupakan ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan

Lebih terperinci

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN DAN LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci