ABSTRAK. Kata Kunci: Dukungan Psikososial, Tingkat Kecemasan, Pre Operasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata Kunci: Dukungan Psikososial, Tingkat Kecemasan, Pre Operasi"

Transkripsi

1 HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG BEDAH RSU dr. SLAMET GARUT Fifan Agung Pancarana, Rizki Muliani, Vina Vitniawati ABSTRAK Dukungan psikososial adalah mekanisme hubungan interpersonal yang dapat melindungi seseorang dari efek stress yang buruk berupa hubungan saling percaya yang kuat untuk melindungi pasien dari k ecemasan. Dukungan psikososial yang diberikan berupa dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan nyata atau materi, dukungan informasi dan dukungan kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan dukungan psikososial perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di Ruang Bedah RSU dr Slamet Garut. Jenis penelitian ini yaitu jenis penelitian kuantitatif dengan metode korelasi menggunakan desain Cross Sectional dengan populasi sebanyak 502 orang dan sampel berjumlah 84 orang, dimana pengambilan sampel dengan teknik p urposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer, dianalisa menggunakan teknik analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa sebagian besar responden (53,6%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan psikososial sebagian dan hampir setengahnya r esponden (48,8%) mengalami tingkat kecemasan ringan. Dan terdapat hubungan antara pemberian dukungan psikososial perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi dimana nilai P value 0,002 < 0,005. Peneliti memberikan saran bagi rumah sakit diharapkan membuat Standar Operasional Prosedur pemberian dukungan psikososial pada pasien pre operasi sehingga perawat dapat memberikan dukungan psikososial untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien pre operasi dengan baik. Kata Kunci: Dukungan Psikososial, Tingkat Kecemasan, Pre Operasi 33

2 Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret Hal PENDAHULUAN Pembedahan dilakukan untuk berbagai alasan, misalnya untuk diagnostik, kuratif, reparatif, rekonstruktif, paliatif. Pembedahan baik elektif maupun kedaruratan adalah peristiwa kompleks yang menegangkan. Kebanyakan prosedur bedah dilakukan di ruang operasi rumah sakit, meskipun beberapa prosedur yang lebih sederhana yang tidak memerlukan hospitalisasi dilakukan di klinik-klinik bedah dan unit bedah ambulatori. Individu dengan masalah perawatan kesehatan yang memerlukan intervensi pembedahan biasanya menjalani prosedur pembedahan yang mencakup persiapan pre, intra dan post operasi (Brunner & Suddart, 2002). Persiapan pre operasi penting sekali untuk memperkecil resiko operasi karena hasil a khir s uatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan penderita sebelum operasi. Dalam persiapan inilah ditentukan adanya indikasi atau kontra indikasi operasi, toleransi penderita t erhadap tindakan pembedahan dan waktu yang tepat untuk melaksanakan pembedahan (Sjamsuhidajat, 2000). Toleransi pasien terhadap pembedahan mencakup toleransi fisik maupun mental. Secara mental penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan karena selalu ada rasa cemas atau t akut terhadap penyuntikan, nyeri luka, anestesi, bahkan kemungkinan cacat atau mati. Dalam hal ini hubungan baik antara pasien, keluarga, perawat dan dokter sangat menentukan. Kemampuan dalam meningkatkan hubungan yang efektif dengan pasien dan mendengarkan keluhan mereka secara aktif sehingga seluruh kekhawatiran mereka dapat diatasi merupakan hal yang penting untuk mencapai hasil akhir pembedahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sjamsuhidajat (2000) yang menyatakan bahwa mendekati tanggal pembedahan, reaksi stress pada pasien meningkat secara bertahap, begitu juga dengan kecemasan, ketakutan serta tekanan darah mencapai puncaknya pada malam sebelum pembedahan. Segala bentuk prosedur pembedahan selalu didahului dengan suatu reaksi emosional tertentu oleh pasien, apakah reaksi tersebut jelas atau tersembunyi, normal atau abnormal. Sebagai contoh kecemasan pre operasi kemungkinan merupakan suatu respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri. S udah diketahui bahwa pikiran yang bermasalah secara langsung mempengaruhi fungsi tubuh, oleh karena itu penting artinya untuk mengidentifikasi kecemasan yang dialami pasien (Brunner & Suddart, 2002). Carpenito (2001) berpendapat bahwa kecemasan adalah suatu keadaan dimana individu/k elompok mengalami perasaan gelisah dan aktivasi sistem syaraf autonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Sedangkan cemas a dalah alami atau respon yang bersifat instinctive ketika individu merasa terancam atau tidak, kewaspadaan akan suatu ancaman dapat dirasakan sadar atau tidak sadar. Karena kesehatan bernilai sangat tinggi, ancaman pada kesehatan dan kehidupan dapat mencetuskan stress dan kecemasan (Levin et al 1999 dalam Lindeman & Mc Athie, 1999). Tingkat kecemasan menurut Hawari (2006) adalah mulai dari yang sifatnya ringan : berd ebar-debar, cemas sedang : nadi dan tekanan darah naik, cemas berat : berkeringat dan sakit kepala serta panik : rasa tercekik dan kordinasi motorik rendah. Perawat dan tenaga medis khususnya di ruang bedah terkadang mengabaikan kecemasan yang dialami pasien, hal ini disebabkan karena sedikitnya waktu untuk menggali lebih dalam tentang respon emosional pasien dalam menghadapi pembedahan yang akan dialaminya. Dalam melakukan tindakan pembedahan diperlukan persiapan psikososial dan perencanaan sarana bedah yang diperlukan. Pasien akan lebih mampu bekerjasama dan berpartisipasi dalam perawatan jika perawat memberi informasi tentang peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah pembedahan. Pasien memerlukan seseorang yang dipercaya untuk mencurahkan dan mendiskusikan perasaan yang dialaminya dalam suasana kasih sayang, interaksi sosial yang hangat dan positif serta adanya dukungan nyata yang selalu siap menolong pada saat pasien merasa lemah yang berupa 34

3 Fifan Agung P -Hubungan Dukungan Psikososial Perawat Dengan dukungan psikososial. Dukungan psikososial adalah mekanisme hubungan interpersonal yang dapat m elindungi seseorang dari efek stress yang buruk berupa hubungan saling percaya yang kuat untuk melindungi pasien dari kecemasan (Kaplan & Sadock, 2000). Dukungan psikososial merupakan aktivitas perawat yang penting dalam mempersiapkan kondisi psikologis sehingga pasien yang akan menghadapi pembedahan akan merasa lebih tenang dan siap, hal ini akan mengurangi komplikasi lain setelah p embedahan. Menurut Sarafino (2002), bentuk dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan nyata atau materi, juga dukungan kelompok. Dampak dari kecemasan yang dialami oleh pasien pre operasi diperoleh pada saat pengkajian terhadap status psikososial pasien menampilkan respon subjektif berupa selalu bertanya tentang operasi, bertanya tentang keberhasilan operasi serta mengatakan takut menghadapi operasi. Sedangkan respon objektif berupa pasien terlihat tegang, kulit teraba dingin, tremor dan pandangan kosong (Carpenito, 2001). Di RSU dr Slamet Garut, asuhan keperawatan dalam pemberian dukungan psikososial pada pasien pre operasi tidak ada prosedur tetap tersendiri tetapi terintegrasi dalam protap pasien pre operasi. Dalam protap tersebut dijelaskan bagaimana tindakan keperawatan pada pasien menjelang operasi, baik tindakan menyangkut persiapan fisiologis maupun tindakan pemberian dukungan psikososial tetapi belum komprehensif dimana tindakan untuk persiapan fisiologis dan psikososial belum terpisah secara jelas. Data pasien dengan operasi yang penulis ambil pada periode Juli sampai dengan Bulan Desember 2011 sebanyak 3010 pasien terdiri dari : Bedah Kebidanan 1632 pasien, Bedah Umum 829 pasien, Bedah Ortopedi 383 pasien, Bedah Mata 90 pasien dan Bedah THT 76 pasien. (Laporan Bulanan Instalasi Bedah Sentral, 2011). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan selama 3 hari pada tanggal 1 sampai dengan 3 Nopember 2011 di Ruang Bedah RSU dr Slamet Garut, terdapat 48 pasien dengan tindakan operasi. Dari hasil wawancara terhadap 48 pasien tersebut, 40 pasien menyatakan perawat kurang memberikan informasi tentang prosedur operasi pada saat menjelang operasi, perawat jarang memperkenalkan diri dan jarang menanyakan kondisi pasien, 8 pasien lainnya menceritakan perawat telah memberikan informasi tentang prosedur operasi walaupun belum maksimal. Adapun data mengenai pasien yang mengalami penundaan operasi pada waktu tersebut sebanyak 10 pasien yaitu pasien BPH 6, Struma 2 dan Neprolithiasis 2 dengan sebelumnya telah diberikan premedikasi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada pasien yang mengalami penundaan operasi tersebut didapatkan data bahwa pasien merasa berdebar-debar, kulit terasa dingin, kepala sedikit pusing dan sedikit tremor, pasien tampak tegang, tidak sabar, selalu bertanya tentang operasi dan pembiusan serta rasa sakit akibat pembedahan. Sehingga hal tersebut yang dapat mempengaruhi fungsi fisiologis yaitu peningkatan tekanan darah, rasa berdebar-debar dan peningkatan nadi sehingga pasien perlu dukungan psikososial baik dari tim kesehatan maupun dari keluarga pasien. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif-korelatif, dengan pendekatan cross-sectional, untuk mengetahui Hubungan Dukungan Psikososial Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang Bedah RSU dr Slamet Garut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pre operasi di Ruang Bedah RSU dr Slamet Garut selama periode Juli sampai dengan Desember tahun 2011 sebanyak 3010 pasien dengan estimasi perbulan sebanyak 502 pasien. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 84 orang dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data untuk dukungan psikososial dan tingkat kecemasan dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Analisa data yang digunakan dengan chi-square.

4 Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret Hal HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis univariat menunjukkan dari 84 responden, sebagian besar responden (53,6%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan psikososial sebagian. Sebagian besar responden (59,5%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan psikososial (emosi) sebagian. Hampir seluruhnya responden (85,7%) menyatakan perawat memberikan dukungan psikososial (penghargaan) penuh. Hampir seluruhnya responden (85,7%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan psikososial (nyata) sebagian. Sebagian besar responden (72,6%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan psikososial (informasi) sebagian. Sebagian besar responden (56,0%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan psikososial (kelompok) sebagian. Tabel 1 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pasien pre operasi di Ruang Bedah RSU dr Slamet Garut Tahun 2012 Tingkat Kecemasan Frekuensi (orang) (%) Tidak ada kecemasan 7 8,3 Kecemasan ringan 41 48,8 Kecemasan sedang 36 42,9 Kecemasan berat 0 0 Panik 0 0 Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat bahwa hampir setengahnya responden (48,8%) mengalami kecemasan ringan. Tabel 2 Distribusi frekuensi hubungan antara dukungan psikososial perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di Ruang Bedah RSU dr Slamet Garut Tahun 2012 Dukungan Psikososial Perawat Memberikan Dukungan Sebagian Memberikan Dukungan Penuh Tidak Cemas Kecemasan Ringan Sedang Berat Panik Total N % N % N % N % N % N % ,9 21 Total 7 8, ,4 53,9 48, ,6 28,2 42, Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden (55,6%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan psikososial sebagian dan pasien mengalami kecemasan tingkat sedang. Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,002 lebih kecil dari alpha=0,005 berarti ada hubungan antara responden yang diberikan dukungan psikososial perawat dengan tingkat k ecemasan responden pre operasi. PEMBAHASAN Menurut Kaplan dan Saddock (2000) dukungan psikososial merupakan mekanisme hubungan interpersonal yang dapat melindungi seseorang dari efek stress yang buruk, pada umumnya jika seseorang dapat memiliki sistem pendukung yang kuat kerentanan terhadap penyakit mental akan rendah. Melalui koping individu yang efektif dan dukungan psikososial akan membantu pasien untuk mandiri dan produktif akan keterbatasannya. Dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan nyata atau materi, dukungan informasi dan dukungan kelompok (Sarafino, 2002). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (59,5%) menyatakan perawat memberikan dukungan emosi sebagi- 36 P Value 0,002

5 Fifan Agung P -Hubungan Dukungan Psikososial Perawat Dengan an. Menurut Struart & Sundeen dukungan emosi pada pasien pre operasi dapat berupa sikap empati dan perhatian kepada pasien. Empati menuntut adanya kepekaan perawat terhadap perasaan dan kemampuan secara verbal untuk menterjemahkan perilaku pasien menjelang operasi. Sedangkan perhatian perawat kepada pasien dapat d iberikan dengan sentuhan sehingga memberikan kesan bahwa perawat memahami, mendukung, memberi kehangatan, perhatian dan pendekatan pada pasien. Hampir seluruhnya responden (85,7%) menyatakan perawat memberikan dukungan penghargaan penuh. Dukungan penghargaan dapat berupa pemberian penghormatan dengan ungkapan positif, membesarkan hati atau m enyetujui ide atau perasaan seseorang sehingga pasien merasa lebih berharga dan akhirnya pasien dapat menentukan keputusan yang terbaik bagi dirinya. Hampir seluruhnya responden (85,7%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan nyata/ materi sebagian. Dukungan nyata atau materi mencakup bantuan langsung berupa materi seperti : kesediaan fasilitas keperawatan, atau bantuan tenaga yaitu membantu pasien mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Pasien pre operasi dengan segala persiapannya t erutama persiapan fisik membutuhkan dukungan layanan asuhan keperawatan, meskipun pasien mampu dalam melakukannya tetapi apakah pasien mengetahui dengan benar persiapan yang dilakukannya. Di sini perawat dituntut kesiapan dalam memberikan dukungan nyata atau materi baik dengan menggunakan fasilitas keperawatan maupun dalam bentuk bantuan tenaga. Sebagian besar responden (72,6%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan informasi sebagian. Informasi yang diberikan pada pasien pre operasi mencakup : informasi mengenai tindakan selama, setelah dan efek samping dari tindakan pembedahan serta penyakit yang diderita pasien. Informasi tersebut akan sangat bermanfaat untuk pasien sehingga pasien merasa diterima di lingkungan baru dan merasa ada orang yang selalu siap membantu. Sebagian besar responden (56,0%) menyatakan perawat hanya memberikan dukungan kelompok sebagian. Dukungan kelompok yaitu : perawat memberikan dukungan dengan memfasilitasi pasien untuk mendapatkan dukungan kelompok secara langsung dan tidak langsung supaya pasien merasa diakui dan berarti oleh kelompoknya seperti keluarga dan t emannya serta diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan kelompoknya. Interaksi yang tepat antara pasien dengan keluarga dan k elompoknya dapat menjaga orientasi pasien dalam perawatan menjelang pembedahan, hal ini akan memberi motivasi positif bagi pasien yang nantinya akan mempengaruhi persiapan pre operasi dan hasil dari operasi itu sendiri. Bila dilihat dari hasil penelitian tersebut sebagian besar perawat hanya memberikan dukungan sebagian dikarenakan masih belum terperinci secara jelas Standar Operasional Prosedur (SOP) pada pasien pre operasi mengenai dukungan psikososial dimana perawat masih mempersiapkan pasien operasi hanya secara fisik saja seperti pasien harus puasa, mencukur rambut daerah operasi dan hanya memberikan informasi mengenai kondisi penyakit pasien bila keluarga ataupun pasien menanyakan penyakitnya. Berdasarkan tabel 1 didapatkan data bahwa hampir setengahnya responden (48,8%) m engalami kecemasan ringan. Perawat dan tenaga medis khususnya di ruang bedah terkadang mengabaikan kecemasan yang dialami pasien, hal ini disebabkan karena sedikitnya waktu untuk menggali lebih dalam tentang respon emosional pasien dalam menghadapi pembedahan yang akan dialaminnya. Pasien akan lebih mampu bekerjasama dan berpartisipasi dalam perawatan jika perawat memberi informasi t entang peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah pembedahan. Pasien memerlukan seseorang yang dipercaya untuk mencurahkan dan mendiskusikan perasaan yang dialaminya dalam suasana kasih sayang, interaksi sosial yang hangat, dan positif serta adanya dukungan nyata yang selalu siap menolong pada saat pasien merasa lemah. Berdasarkan tabel 2 didapatkan data bahwa

6 Bhakti Kencana Medika, Volume 4, No. 1, Maret Hal sebagian besar responden (55,6%) mengalami kecemasan sedang dan menyatakan perawat hanya memberikan dukungan sebagian. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan psikososial perawat sangat dibutuhkan oleh pasien untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien pre ope rasi. P ersiapan pre operasi penting sekali untuk memperkecil resiko operasi karena hasil akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan penderita sebelum operasi. Dalam persiapan inilah ditentukan adanya indikasi atau kontra indikasi operasi, toleransi penderita terhadap tindakan pembedahan dan waktu yang tepat untuk melaksanakan pembedahan (Sjamsuhidajat, 2000). Toleransi pasien t erhadap pembedahan mencakup toleransi fisik maupun mental. Secara mental penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan karena selalu ada rasa cemas atau takut terhadap penyuntikan, nyeri luka, anestesi, bahkan kemungkinan cacat atau mati. Dalam hal ini hubungan baik antara pasien, k eluarga, perawat dan dokter sangat menentukan. Pasien Pre Operasi mengalami kecemasan dikarenakan ada dua faktor yang mengakibatkan pasien mengalami kecemasan, yaitu faktor pencetus dan f aktor predisposisi. Menurut Hawari (2006), pencetus kecemasan berasal dari sumber internal m aupun eksternal, yaitu : mengancam integritas fisik, meliputi: d isabilitas fisiologis yang terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan a ktivitas hidup sehari-hari. Sumber eksternal : masuknya k uman, polusi dsb. Sumber internal : kegagalan mekanisme fisiologis tubuh seperti kekebalan, pengaturan suhu dsb. Mengancam self system yang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sos ial yang terintegrasi pada individu. Sumber ekstern al : kehilangan orang yang berarti, dilema etik, pindah kerja dsb. Sumber internal : pengalaman masa lalu yang menegangkan yang pernah dialami pasien dalam menghadapi pembedahan, seperti : persiapan biaya, informasi pembedahan dan dukungan kelompok yang kurang, serta g angguan hubungan interpersonal di rumah atau di tempat kerja, saat menerima peran baru seperti istri atau ibu. Hawari (2006) mengemukakan selain faktor pencetus terdapat pula faktor predisposisi terhadap kecemasan yang dikemukakan menurut beberapa teori antara lain : teori psikoanalitik m engemukakan bahwa kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu Id dan Superego. Teori interpersonal mengemukakan bahwa kecemasan timbul sebagai akibat ketidakmampuan untuk berhubungan interpersonal dan sebagai akibat penolakan. Sedangkan teori perilaku mengemukakan bahwa kecemasan merupakan hasil frustasi akibat berbagai hal yang me mpengaruhi individu dalam mencapai tujuan yang diinginkan, misalnya memperoleh pekerjaan, berkeluarga dan kesuksesan. Dan teori keluarga mengemukakan bahwa gangguan anxietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Serta teori biologi mengemukakan bahwa otak memiliki reseptor khusus benzodiazepines, reseptor tersebut berfungsi membantu regulasi kecemasan. Regulai tersebut berhubungan dengan dengan aktivitas Neurotransmitter Gamma Amino Butyric Acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di bagian otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan. Bila GABA pada membrane post-sinaps akan membantu dapat mengakibatkan eksitasi sel dan memperlambat a ktivitas sel. SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini memperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Sebagian besar pasien pre operasi menyatakan bahwa perawat hanya memberikan dukungan psikososial sebagian. 2. Sebagian besar pasien pre operasi memiliki atau m engalami tingkat kecemasan ringan. 3. Ada hubungan antara dukungan psikososial perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi. Dari hasil penelitian diharapkan : 1. Rumah sakit membuat standar operasional prosedur pemberian dukungan psikososial pada pasien pre operasi untuk mengurangi tingkat 38

7 kecemasan pasien pre operasi. 2. Perawat memberikan dukungan psikososial untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien pre operasi sehingga perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien pre operasi dengan baik DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Brunner & Suddart. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Carpenito, L, J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC. Hawari, H. Dadang. (2006). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kaplan, H.I & Sadock, B.J. (2000). Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara. Lindeman & Mc. Athie. (1999). Fundamentals of Contemporary Nursing Practice. USA : WB Saunders Company. Rekam Medis Instalasi Bedah Sentral, Kunjungan Pasien Operasi Rekam Medik RSUD dr Slamet Garut. Sarafino Edward, P. (2002). Health Psychologi: Biopsychosocial Interaction. Canada : Wiley and Sons Inc. Sjamsuhidajat. (2000). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC. Fifan Agung P -Hubungan Dukungan Psikososial Perawat Dengan... 39

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan istilah yang menggambarkan keadaan khawatir dalam kehidupan sehari-hari (Dalami, 2005). Kecemasan dapat ditimbulkan dari peristiwa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat

Lebih terperinci

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, individu bisa saja merasakan sehat maupun sakit. Sehat adalah keadaan dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pasien pre operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat mempunyai kontak paling lama dalam menangani persoalan pasien dan peran perawat dalam upaya penyembuhan pasien menjadi sangat penting. Seorang perawat dituntut

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010 33 HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI Kurniawati, Utomo Heri S, Abstrak Operasi merupakan tindakan medik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ansietas 1. Pengertian Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

PATOFISIOLOGI ANSIETAS PATOFISIOLOGI ANSIETAS Faktor Predisposisi (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik 2. Konflik emosional 3. Konsep diri terganggu 4. Frustasi 5. Gangguan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas konsep-konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu : 1. Dukungan Keluarga 1.1 Defenisi Keluarga Friedman (1998) mendefenisikan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Ada beberapa pengertian tentang kecemasan, diantaranya disampaikan oleh Kaplan dan Saddok (1997) kecemasan merupakan suatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Cemas merupakan suatu reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep dan Teori Terkait Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien GGT yang sedang menjalani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo bertempat di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. xiv xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE RITA YUSNITA Mahasiswi D-III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2010) diketahui komplikasi kehamilan secara nasional dialami oleh 6,5% ibu hamil. Ibu melahirkan dengan cesaria adalah 15,3%.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi merupakan penyembuhan penyakit dengan jalan memotong dan mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, dirawat inap dan jenis operasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu tempat pelayanan yang beroperasi 24 jam di mana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi cemas Cemas atau ansietas antara lain adalah reaksi emosional yang ditimbulkan oleh penyebab yang tidak pasti atau spesifik yang dapat menimbulkan perasaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hospitalisasi 1. Pengertian Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR 892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dari pemerintah, petugas kesehatan maupun masyarakat. Hal ini merupakan dampak dari semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skripsi 1. Pengertian Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata satu (S1) dalam rangka persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir atau program

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM

Lebih terperinci

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH RELATIONSHIP BETWEEN ANXIETY RATE WITH THE IMPROVEMENT OF BLOOD PRESSURE IN PATIENTS OF ELEKTIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau tindakan operatif, baik elektif maupun kedaruratan adalah peristiwa kompleks yang menegangkan. Segala bentuk pembedahan tersebut selalu didahului

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi medis dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman terhadap gangguan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit yang menyebabkan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk menurunkan atau menghilangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan yang dengan segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dengan adanya perubahan gaya hidup berdampak pada penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta kelas D milik Yayasan Islam Bani Shobari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam segala proses kehidupan komunikasi merupakan hal paling pokok. HAM (Hubungan Antar Manusia) bisa terjadi tidak lain karena adanya sistem komunikasi. Berbagai

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA KELAS VII DAN VIII YANG MENGALAMI PUBERTAS DI SMP BUDI LUHUR CIMAHI. Lela Juariah

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA KELAS VII DAN VIII YANG MENGALAMI PUBERTAS DI SMP BUDI LUHUR CIMAHI. Lela Juariah GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA KELAS VII DAN VIII YANG MENGALAMI PUBERTAS DI SMP BUDI LUHUR CIMAHI Lela Juariah ABSTRAK Masa remaja merupakan masa seorang anak mengalami pubertas dan mulai melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar melalui vagina baik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NAMA :Twenty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik, keadaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan yang dialami pasien dan keluarga biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa

Lebih terperinci

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG FLAMBOYAN RSUD MUNTILAN Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES

Lebih terperinci

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN Dolis Yesti Fennyria Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Sectio caesarea merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena

Lebih terperinci

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan   ABSTRAK ATRAUMATIC CARE MENURUNKAN KECEMASAN HOSPITALISASI PADA ANAK PRASEKOLAH DI RUANG ANGGREK RSU dr. SOEGIRI LAMONGAN (The Atraumatic Care Reduce Anxiety Hospitalization Preschool Children in Anggrek Room

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO Tri Puspa Kusumaningsih, Astuti Yuliningsih ABSTRAK Data Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD DR.

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD DR. PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD DR. R SOEPRAPTO CEPU Kurniati Puji Lestari, lestari, Asih Yuswiyanti Kecemasan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 1

Jurnal Kesehatan Kartika 1 TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI POLIKLINIK KANDUNGAN RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Oleh : Tri Ardayani STIK Immanuel Bandung ABSTRAK Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

Lebih terperinci

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 9, No 2, April 2015: 59-63 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG ALAMANDA RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG M. Fatkhul Mubin, Dessy Maria Hanum Staf Pengajar Prodi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS Abstraks

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2 PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2 1,2 Program Studi S1 Keperawatan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah keadaan indvidu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom berespons terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan tindakan melahirkan janin yang sudah mampu hidup beserta plasenta dan selaput ketuban secara transabdominal melalui insisi uterus. Seksio sesarea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Suliswati,

BAB 1 PENDAHULUAN. kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Suliswati, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cemas merupakan suatu keadaan emosi tanpa suatu objek yang spesifik dan pengalaman subjektif dari individu serta dan tidak dapat diobservasi dan dilihat secara langsung.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan. National Comorbidity Study (NSC) mengungkapkan 1 dari 4 orang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan. National Comorbidity Study (NSC) mengungkapkan 1 dari 4 orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kecemasan merupakan gangguan psikiatri yang sering ditemukan. National Comorbidity Study (NSC) mengungkapkan 1 dari 4 orang memenuhi kriteria untuk sedikitnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA 10-13 TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Meika Nur Sudiyanto 0502R00295

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 Daniel¹ Warjiman² Siti Munawaroh³ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan aniel.green8@gmail.com, warjiman99@gmail.com,

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna serta menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar dalam kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata merupakan salah satu panca indera yang paling penting dalam kehidupan manusia, dengan mata, manusia bisa menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan yang begitu luar

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 Yurida Olviani Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Lebih terperinci