GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA KELAS VII DAN VIII YANG MENGALAMI PUBERTAS DI SMP BUDI LUHUR CIMAHI. Lela Juariah
|
|
- Hadi Indra Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA KELAS VII DAN VIII YANG MENGALAMI PUBERTAS DI SMP BUDI LUHUR CIMAHI Lela Juariah ABSTRAK Masa remaja merupakan masa seorang anak mengalami pubertas dan mulai melakukan pencarian jati diri. Sebagai anak yang beranjak dewasa dalam pencarian jati diri, mereka tidak mau dianggap atau diremehkan sebagai anak-anak lagi. Mereka ingin menempuh jalan sendiri dan diperlakukan secara khusus. Penerimaan di kelompok tertentu merupakan suatu hal yang penting bagi mereka. Dari sinilah muncul gejala konfromitas, yaitu tekanan dari kelompok sebaya (peer), baik nyata ataupun tidak (hanya persepsi dari remaja sendiri), sehingga ia mengadopsi sikap atau perilaku pemimpin atau anggota kelompoknya. Dari hasil studi pendahuluan dan wawancara terhadap 10 remaja di SMP Budi Luhur Cimahi, 8 orang mengatakan cemas saat mengalami pubertas, ada yang mengalami penurunan minat belajar,kurang konsentrasi pada suatu masalah, dan takut akan terjadinya perubahan fisik, 2 orang mengatakan lebih percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan remaja kelas VII dan VIII yang mengalami pubertas. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan sampel 83 remaja dan teknik pengambilan sampelnya menggunakan Accidental Sampling. Alat ukur yang digunakan kuesioner dan dianalisis secara statistik. Hasil penelitian uji statistik diperolehkan bahwa remaja yang mengalami cemas ringan sebanyak 6.0%, cemas sedang 42.2%, cemas berat 36.15%, dan panik 14.5%. Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa remaja kelas VII dan VIII mengalami kecemasan dari mulai tingkat ringan sampai panik akibat pubertas. Maka dari itu, perawat harus bekerjasama dengan pihak sekolah terutama Guru Bimbingan Penyuluhan (BP) dalam menghilangkan/menurunkan tingkat kecemasan siswa kelas VII dan VIII melalui penyuluhan kesehatan tentang pubertas. Kata kunci : Deskriptif kuantitatif, Tingkat kecemasan Kepustakaan : 28, A. PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karena itu, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stress dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Bentuk gangguan perasaan, salah satunya adalah kecemasan yang merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara objek dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati, 2005). Sedangkan (Stuart&Sundeen,1998) yang mengatakan kecemasan adalah respon emosiaonal terhadap penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya, keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Adapun tanda dan gejala kecemasan mulai tingkat ringan sampai berat menurut Towsend (1988) yaitu takut, gelisah, kurangnya kontak mata, fokus terhadap diri, kesulitan Jurnal Kesehatan Kartika 9
2 konsentrasi, peningkatan pernafasan dan jantung, nafsu makan berkurang. Sedangkan tanda dan gejala pada tingkat panik yaitu sesak nafas, nyeri atau rasa tidak nyaman pada dada, pusing, panas dingin, berkeringat, menggigil, melakukan sesuatu yang tidak terkontrol, gelisah dan mual. Menurut Kartono (2006:50) pada masa remaja masih banyak terdapat unsur-unsur kanakkanak, sekalipun anak gadis sering menghayati kelemahan-kelemahan dan kemantapan diri, namun sekaligus dengan rasa terheran-heran ia merasa menemukan kepercayaan-diri, keberanian dan tanggung jawab yang baru. Sehubungan dengan peristiwa ini, remaja mengalami peristiwa osilasi (oscillato = ayunan, bergerak dari suatu situasi ke situasi lainnya) di antara dua iklim-psikis yang positif dan negatif, diantara ketidakmantapan dan kepercayaan diri. Kedua iklim psikis ini mau tidak mau harus dilaluinya, maka pada masa remaja sering muncul kegelisahan, kekecewaan, kebimbangan, kecemasan, kebingungan, kekecewaan, frustasi, penolakan, kepedihan hati, kesakitan jasmani dan rohani. Remaja dengan kisaran umur tahun termasuk remaja yang sudah mengalami masa pubertas, dimana pada masa ini sudah terdapat perubahan perubahan yang terjadi pada diri mereka diantaranya perubahan pada fisik atau psikologis. Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 28 maret 2009 di SMP Budi Luhur dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada 10 remaja yang sudah mengalami pubertas didapatkan 8 remaja mengatakan cemas saat mengalami pubertas. Ada yang mengalami penurunan minat belajar karena kurangnya konsentrasi pada suatu masalah, persepsi negatif tentang timbulnya pubertas, takut terjadi perubahan fisik dan ada pula yang beranggapan pubertas adalah masa-masa yang menakutkan dimana hawa nafsu tidak terkontrol dan 2 orang remaja mengatakan tidak mengalami cemas saat pubertas, mereka menganggap pubertas merupakan hal yang biasa terjadi.menurut pengakuan seorang remaja yang diwawancara mengungkapkan bahwa pertama kali menstruasi saat berumur 10 tahun timbul pikiran negatif, sering marah-marah, tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, sering menarik nafas dalam dan takut dengan orang asing khususnya laki-laki sehingga timbul keinginan untuk menyendiri karena perubahan fisik yang terjadi, juga terjadi penurunan minat belajar. Bahkan setiap minggunya ada hari yang tidak masuk sekolah dan mengatakan selalu memakai baju berukuran besar karena takut diketahui sudah menstruasi dan payudaranya tumbuh lebih dahulu daripada teman-temannya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan remaja kelas VII dan VIII yang mengalami pubertas di SMP Budi Luhur - Cimahi. B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan yang objektif (Notoatmodjo, 2005:138). Pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kecemasan pada remaja kelas VII dan VIII yang mengalami pubertas di SMP Budi Luhur Cimahi yang meliputi kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan juga panik. Pubertas Pada Remaja 1. Perubahan Fisiologi 2. Perubahan Psikologi 3. Perubahan Minat 4. Perubahan Prilaku Sumber : Kartono (2006) & depkes.kep.jiwa 2000 Masalah Psikososial : 1. Kecemasan 2. HDR Situasional 3. Keputusasaan 4. Intervensi krisis 5. Ketidakberdayaan Jurnal Kesehatan Kartika 10
3 Berdasakan kerangka konsep diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah gambaran tingkat kecemasan remaja kelas VII dan VIII yang mengalami pubertas. Apakah termasuk dalam tingkatan tidak cemas, kecemasan ringan, sedang, berat, ataupun panik. Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diteliti perlu variabe variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan pada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument (Notoatmodjo, 2003). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini : Tabel 1. Definisi Operasional Penelitian Variabel Sub Variabel Defenisi Konseptual Kecemasan Kecemasan merupakan respons individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari (Suliswati, 2005). Definisi Operasional Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah tanpa objek yang spesifik Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Kuesioner Tidak cemas (<14) Cemas Ringan (14-20) Cemas Sedang (21-27) Cemas Berat (28-41) Panik (> 41) Ordinal Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMP Budi Luhur kelas VII dan VIII sebanyak 107 remaja pada tahun Kelas VIIa berjumlah 32 remaja, kelas VIIb berjumlah 31 remaja dan kelas VIII berjumlah 44 remaja. Sampel penelitian pada penelitian adalah seluruh remaja kelas VII dan VIII yang mengalami pubertas di SMP Budi Luhur Cimahi. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Non-Random (Non Prability) sampling dengan teknik accidental sampling, yaitu pengambilan sampel secara accidental ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini menggunakan accidental sampling dengan pertimbangan bahwa SMP Budi Luhur Cimahi akan libur semester, dan waktu yang tersedia sebelum libur adalah satu minggu. Analisa data yang digunakan dalam mengukur kecemasan dikategorikan berdasarkan HRSA dalam Alimul A (2003), Kemudian dituangkan ke dalam bentuk tabel dengan perhitungan analisis. Perhitungan analisis data menggunakan rumus (Arikunto, 2006:239) : C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari kuesioner yang telah disebarkan kepada 83 responden yang dianalisis univariat yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada remaja yang mengalami pubertas di SMP Budi Luhur Cimahi, adalah sebagai berikut : Jurnal Kesehatan Kartika 11
4 Tabel 2. Distribusi Tingkat Kecemasan Pada Remaja Kelas VII dan VIII di SMP Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 Tingkat Kecemasan Jumlah Persen (%) Normal Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Panik ,2 6,0 42,2 36,1 14,5 Total Berdasarkan dari tabel 2 didapatkan bahwa dari 83 remaja kelas VII dan VIII di SMP Budi Luhur Cimahi yang mengalami pubertas, didapatkan sebagian kecil mengalami cemas ringan (6,0 %) dan sebagian besar remaja mengalami cemas sedang (36,1%). Remaja yang mengalami cemas ringan karena tidak bisa menerima perubahan dan tetapi masih bisa mengontrol emosi. Menurut Peplau (2006), kecemasan ringan merupakan ketegangan yang dialami sehari-hari dengan tanda dan gejala mudah tersinggung, gelisah. Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Jadi, pada kecemasan ringan ini dapat disimpulkan bahwa seorang individu masih bisa melakukan aktifitasnya seperti biasa dan apabila individu tersebut mengetahui bahwa dirinya sedang mengalami cemas maka masih bisa diatasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan pubertas pada sebagian kecil remaja SMP kelas VII dan VIII yang mengalami kecemasan akibat pubertas dapat menimbulkan kecemasan tingkat ringan sesuai dengan gejala yang ditimbulkan akibat pubertas. Gejala yang sering timbul pada sebagian remaja yang mengalami cemas ringan akibat dari ketegangan yaitu remaja sering merasa lesu, tidak bisa istirahat tenang dan gelisah, ada juga remaja yang mengalami gangguan gastrointestinal yaitu peru terasa mual. tetapi kecemasan tingkat ringan masih dapat dikelola dengan sendirinya, asalkan remaja tersebut menyadari bahwa dirinya mengalami kecemasan tingkat ringan. Peran remaja pribadi yang mengalami pubertas sangatlah penting karena bisa membantu menyadarkan diri, bahwa dirinya sedang mengalami kecemasan. Sesuai dengan hasil penelitian Suliswati (2005), bahwa kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan kehidupan sehari-hari menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya, menajamkan indra, muka berkerut tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi, gejala pada lambung menyelesaikan masalah secara efektif, konsentrasi pada masalah. Menurut hasil penelitian Kartono (2006), mengatakan pubertas dapat mengakibatkan salah satunya adalah kecemasan karena remaja mengalami peristiwa osilasi (oscillatio = ayunan, bergerak dari satu situasi ke situasi yang lain) atau diantara dua iklim-psikis yang positif dan negatif, dan diantara ketidakmantapan dan kemampuan diri. Maka dari itu ada sebagian remaja yang bisa menerima perubahan dan ada pula yang tidak bisa menerima perubahan tersebut. Rencana tindakan keperawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi cemas ringan yang dialami remaja akibat pubertas yaitu dengan membantu remaja untuk meyakinkan bahwa dirinya sedang mengalami cemas, apabila remaja sudah menyadarinya ajarkan untuk menarik nafas panjang dan mengeluarkan secara berlahan-lahan (relaksasi). Jurnal Kesehatan Kartika 12
5 Beberapa gejala yang sering timbul saat remaja mengalami cemas sedang yaitu seperti mengalami ketegangan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, gejala somatik, gejala kardiovaskuler, gejala respiratori, gejala autonom dan tingkah laku yang aneh pada saat wawancara. Dari beberapa gejala yang ditimbulkan yang sering terjadi pada remaja yang mengalami cemas sedang yaitu remaja sering merasa lesu, tidak bisa istirahat tenang, sulit untuk masuk tidur, sulit berkosentrasi, dan sering merasa mual. Sesuai dengan teori menurut Suliswati (2005), cemas sedang adalah dimana individu terfokus hanya pada pikiran yang perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan. Sehingga bila seorang remaja yang mengalami pubertas dan berada pada tingkat cemas sedang, cemasnya tersebut masih dapat teratasi bila orang-orang terdekat mau peduli karena cemas sedang dapat teratasi dengan arahan atau saran dari pihak lain, misalnya dari keluarga terdekat, teman atau guru. Rencana tindakan terhadap kecemasan tingkat sedang merupakan tindakan suportif dan dicapai melalui pencapaian tujuan jangka pendek. Implementasi ditujukan untuk membantu klien melakukan upaya untuk mengatasi stres. Tujuan jangka panjang fokusnya membantu remaja memahami penyebab kecemasan dan mempunyai cara baru mengontrolnya. Edukasi merupakan aspek penting pada remaja untuk meningkatkan respon adaptif terhadap stress yaitu sebagai berikut 1) Pengenalan terhadap sumber kecemasan Eksplorasi perasaan cemas remaja, perlihatkan diri sebagai orang yang hangat, menjadi pendengar yang baik, beri waktu yang cukup dan dukungan terhadap ekspresi perasaan remaja dan gunakan teknik komunikasi yang tepat serta mulai dari topik ringan. 2) Menyadari adanya cemas Bantu remaja mengenali perasaan cemas dan menyadari nilainya, 3) Membantu memiliki koping terhadap ancaman Dorong remaja untuk menggunakan koping adaptif dan efektif yang telah berhasil digunakan pada waktu lalu. 4) Meningkatkan respons relaksasi Tujuan jangka panjang ditujukan untuk menolong remaja mengatur distress emosional D. KESIMPULAN dan SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: a. Sebagian kecil remaja (1,2%) tidak mengalami cemas dengan jumlah 1 remaja. b. Sebagian kecil remaja (6,0%) mengalami cemas ringan dengan jumlah 5 remaja. c. Hampir setengahnya (42,2%) remaja mengalami cemas sedang dengan jumlah 35 remaja. d. Hampir setengahnya (36,1%) remaja mengalami cemas berat dengan jumlah 30 remaja. e. Sebagian kecil (14,5%) remaja yang mengalami panik dengan jumlah 12 remaja. 2. Saran a. Bagi SMP Budi Luhur Cimahi Berdasarkan hasil penelitian, masih banyak remaja yang mengalami kecemasan sedang dan panik. Akibat dari kecemasan tersebut dapat mengakibatkan gangguan identitas bahkan gangguan jiwa. Rencana tindakan yang dapat diberikan oleh perawat dan dilakukan oleh pihak sekolah khususnya guru BP sesuai dengan tingkat kecemasannya yaitu sebagai berikut : Jurnal Kesehatan Kartika 13
6 Rencana tindakan pada kecemasan tingkat sedang, dapat dilakukan dengan: 1. Pengenalan terhadap sumber kecemasan. 2. Eksplorasi perasaan cemas remaja, perlihatkan diri sebagai orang yang hangat, menjadi pendengar yang baik, beri waktu yang cukup dan dukungan terhadap ekspresi perasaan remaja dan gunakan teknik komunikasi yang tepat serta mulai dari topik ringan. 3. Menyadari adanya cemas 4. Bantu remaja mengenali perasaan cemas dan menyadari nilainya, 5. Membantu memiliki koping terhadap ancaman. 6. Dorong remaja untuk menggunakan koping adaptif dan efektif yang telah berhasil digunakan pada waktu lalu. 7. Meningkatkan respons relaksasi 8. Tujuan jangka panjang ditujukan untuk menolong remaja mengatur distress emosional. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penilitian ini dapat dipergunakan sebagai data dasar bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dikalangan remaja. c. Bagi Remaja Diharapkan para remaja lebih banyak membaca, baik itu artikel, majalah, koran atau buku-buku lain untuk menambah pengetahuan tentang pubertas dan kecemasan. DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Rineka Cipta Alimul Hidayat A.A, (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi I Jakarta : Salemba Medika. Arikunto.(1988). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :PT Rineka Cipta.(2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :PT Rineka Cipta.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :PT Rineka Cipta Dariyo, A (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta : Ghalia Indonesia. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika Format referensi elektronik oleh Khaidir Muhaj Blog site, tersedia diperoleh pada tanggal 7 Juni Format referensi elektronik oleh Respon kecemasan dan gangguan kecemasan, tersedia Diperoleh tanggal 24 Maret Jurnal Kesehatan Kartika 14
7 Format referensi elektronik oleh Artikel psikologi kesehatan. Tersedia Diperoleh tanggal 22 maret Format referensi elektronik oleh Wilkipedial,2007 tersedia _co.id.htm., diperoleh tanggal 10 Maret 2009) Hamid, Y. dkk. (2000), Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Depkes RI Hidayat A, Z (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Judhawisastra, (1993). Kiat Mengatasi Stres Th. 92/93 No. 43Jabar : Edaran Penyuluhan. Kartono, (2006). Psikologi Wanita, Bandung : Mandar Maju Kaplan, (1998). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi Ke VII Jilid 2, Jakarta :Bina Rupa Aksara. Kaplan & Sadock, (2007). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Jakarta : Widya Medika Kreitner & Kinci, (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Notoatmodjo, S Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta. Poedji Rochjati. (2003). Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga University Press. Potter & Perry. (2005). Buku ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC Stuart & Sundeen (2007), Keperawatan Jiwa Edisi III. Jakarta : EGC Stuart Wiscard (1998). Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Sulaiman, (1995). Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta : Gramedia Suliswati, S. dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. Jurnal Kesehatan Kartika 15
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan
Lebih terperincidan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xiv
xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR
892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa
Lebih terperinciKECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari
KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Kartika 1
TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI POLIKLINIK KANDUNGAN RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Oleh : Tri Ardayani STIK Immanuel Bandung ABSTRAK Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ansietas 1. Pengertian Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati,
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI Norma Risnasari Prodi DIII Keperawatan Universitas Nusantara PGRI Kediri
Lebih terperinciKecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto (2009), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
Lebih terperinciSiti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK
JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 9, No 2, April 2015: 59-63 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG ALAMANDA RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Usia Lanjut merupakan bagian dari anggota keluarga dananggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada
Lebih terperinciKata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.
LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa
Lebih terperinciStudy Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi
Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT 07-08 RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA Aristina Halawa Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK Kenakalan remaja yang merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang
Lebih terperinciEndah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Semester II D-III Keperawatan Dalam Menghadapi Praktek Klinik Keperawatan Di Universitas Nusantara PGRI Kediri Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi
Lebih terperinciLEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
Lampiran 4 LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Pre Operasi Dengan Gangguan Pola Tidur Di Ruang Kenanga RS. PELNI Jakarta Tahun 2010 Peneliti
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hospitalisasi 1. Pengertian Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur
The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan jiwa yang dikarekteristikkan oleh emosi negatif yang kuat dan mengatasi rasa takut dimasa depan. Biasanya ditandai dengan gejala kecemasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinci: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum
Lebih terperinci1. Bab II Landasan Teori
1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi seperti ini, bekerja bukan hanya menjadi kemauan tetapi menjadi sebuah tuntutan. Bekerja hakekatnya merupakan bagian dari hidup manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE
Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE RITA YUSNITA Mahasiswi D-III Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :
Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciGAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014
GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014 Sri Ayu Lestari 1, Warjiman 2, Antia Barewe 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin sriayulestari182@yahoo.co.id,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS Sevi Budiati & Dwi Anita Apriastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Latar
Lebih terperinciLampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)
Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7
PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Hal ini biasa terjadi dimana seseorang mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan dituntut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciVolume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA Ita Rahmawati 1 INTISARI Perubahan tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan adalah perasaan ketakutan yang menyeluruh, tidak menyenangkan, bersifat samar-samar, seringkali disertai gejala otonomik seperti nyeri kepala, jantung berdebar,
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan
LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan a. HARS Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik
Lebih terperinciKecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif
Lebih terperinciGangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif
Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif Ns Wahyu Ekowati MKep., Sp J Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) www.unsoed.ac.id 1 Tujuan pembelajaran Menyebutkan kembali
Lebih terperinciSUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke
SUMMARY ABSTRAK Prily Apriliany S. Husain, 84140901. Gambaran Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Ruangan Neuro RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA
PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Pandeirot *, Fitria**, Setyawan** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skripsi 1. Pengertian Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata satu (S1) dalam rangka persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir atau program
Lebih terperinciHUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS
HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI BPS Ny. Roidah, SST,M.Kes DESA DLANGGU MOJOKERTO
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI BPS Ny. Roidah, SST,M.Kes DESA DLANGGU MOJOKERTO Nanik Nur Rosyidah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara berkesinambungan dan saling berkaitan yang berlangsung secara teratur dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.
Lebih terperinciPriyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dengan adanya perubahan gaya hidup berdampak pada penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi
Lebih terperinciPERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA
PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA Dwi Nastiti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo email: nastitidwi19@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kecemasan Pada Remaja Putri Kelas VII di SMP Tarakanita Solo Baru Sukoharjo (The Correlation Knowledgeable About Mentrual With the Anxiety
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Purwanto, 1998). Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang sangat penting dalam
Lebih terperinciHamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)
61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi cemas Cemas atau ansietas antara lain adalah reaksi emosional yang ditimbulkan oleh penyebab yang tidak pasti atau spesifik yang dapat menimbulkan perasaan
Lebih terperinciSkripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT KEKEBALAN TERHADAP STRES (SKALA MILLER & SMITH) PADA LANSIA DI KELURAHAN KEDUNGWUNI TIMUR KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir sampai permulaan persalinan (Saifuddin, 2006). Wibisono (2009),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan 2.1.1 Pengertian Kehamilan dan primigravida Kehamilan adalah suatu keadaan dimana seorang wanita berhenti menstruasi karena terjadi konsepsi atau pertemuan sel telur
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH LANTAI 5 RUMAH
1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH LANTAI 5 RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO JAKARTA PUSAT TAHUN 2011 Petunjuk Pengisian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
KUESIONER PENENTUAN STRES PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSJD PROP. SUMATERA UTARA 2010 Berilah tanda X pada nilai yang saudara pilih!! Nilai 0 : Tidak pernah sama sekali 1 : Kadang-kadang 2 : Cukup sering
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :
11 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety ( HRS-A) Silahkan Anda memberikan tanda di kolom isii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KECEMASAN 1. Pengertian kecemasan Kecemasan adalah keadaan dimana seseorang mengalami perasaan gelisah atau cemas dan aktivitas sistem saraf outonom dalam berespon terhadap ancaman
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Peran Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga Friedman (1992) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki
Lebih terperinciBAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi
BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep guided imagery 2.1.1 Definisi guided imagery Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek, tempat, peristiwa, atau situasi yang dirasakan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN Abdul Rokhman*, Edi Tulus Tiono** Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES
Lebih terperinciKUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007
KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan
Lebih terperinci