BAB IV PENUTUP. Bab Penutup. Bab ini berisikan dua sub bab yaitu: (1); Kesimpulan dan (2). Saran

Transkripsi

1 92 BAB IV PENUTUP Setelah dilakukan Analisa terhadap Rumusan Masalah skripsi ini maka tibalah pada Bab Penutup. Bab ini berisikan dua sub bab yaitu: (1); Kesimpulan dan (2). Saran A. Kesimpulan Mengacu pada rumusan masalah yaitu Mengapa Hak-Hak Masyarakat Adat di Halmahera Utara perlu dilindungi berkaitan dengan pengelolaan tambang oleh PT. Nusa Halmahera Minerals?; dan berdasarkan Tinjauan Pustaka serta Hasil Penelitian; maka setelah dilakukan analisis penulis tiba pada kesimpulan yang berisikan alasan-alasan perlu dilindunginya hak-hak dimaksud. Ada tiga alasan sebagai jawaban yang utama terhadap rumusan masalah tersebut, yaitu : 1. Alasan Yuridis Formal: Hak-Hak Masyarakat Adat di Halmahera Utara perlu dilindungi karena secara hukum formal telah diatur baik pada tingkat nasional, internasional maupun berdasarkan pendapat ahli dan peneliti lain bahwa masyarakat adat adalah sesuatu keniscayaan atau senyatanya ada. Karena itu berbagai pihak seperti masyarakat adat itu sendiri, pemerintah negara-negara, para akademisi, pegiat LSM dan bebagai elemen masyarakat lainnya juga terlibat merumuskan secara hukum ketentuan-ketentuan untuk mengakui, menghormati, melindungi dan memajukan masyarakat adat dan hak-haknya. Tentu perusahaan-perusahaan pertambangan, termasuk PT. Nusa Halmahera Minerals, juga terikat secara yuridis formal pada berbagai ketentuan hukum dimaksud; 2. Alasan Sosio Legal: Hak-Hak Masyarakat Adat di Halmahera Utara perlu dilindungi karena secara turun-temurun ada berbagai ketentuan hukum yang memandu

2 93 kehidupan bersama masyarakat di Halmahera Utara. Ketentuan hukum adat menjadi acuan dalam bertindak. Sesuai dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945 dan di pertegas dalam UU 40/2007 tentang Perseroan Terbatas sesuai dengan pasal 74 ayat (1, 2, 3, dan 4) serta penjelasannya dan dipertegas dengan PP yang pada intinya harga mati dalam melakukan aktifitas usaha di Indonesia khususnya dalam skripsi ini yaitu Halmahera Utara dengan keberadaan PT Nusa Halmahera Minerals untuk memberikan dampak positif terhadap masyarakat adat setempat.sebagai bentuk strategi dalam menggaet simpati masyarakat adat, bukan mentiadakan pengakuan, penghormatan, dan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat khususnya di bidang pertanahan. Dimana dalam skripsi ini,masyarakat Adat Hibua Lamo (Rumah Besar) dengan nilai, semangat dan prinsip Higaro (ajakan/mengajak), telah membuat Masyarakat Adat Halmahera Utara tetap eksis. Dalam hubungan dengan struktur adat, seorang bupati, camat dan kepala desa ternyata dapat ditemukan bentuk tradisionalnya dalam jabatan jiko makolano, hoana magogoano dan gogere mahaeke. Di samping itu ada jenis-jenis hak adat yang berkaitan dengan tanah seperti aha kolano (hak sultan, aha soa (hak marga), aha cocalu (hak individu), hak tologumi, hak tamako ma ace, hak ruba banga, dan hak jurame. Hak-hak ini tetap hidup dan bila hendak diperuntukkan bagi orang luar maka ada persyaratan secara adat yang harus dipenuhi, dan 3. Alasan Kesejahteraan Publik: Hak-Hak Masyarakat Adat di Halmahera Utara perlu dilindungi karena Pasal 33 ayat (3) menjadi dasar konstitusional yang sangat kuat tentang tujuan negara dan bangsa Indonesia yang mencita-citakan kehidupan rakyat atau masyarakatnya yang makmur. Karena itu setiap kegiatan pertambangan harus membawa manfaat berkaitan dengan tujuan kemakmuran ini. Senyatanya dalam hubungan antara masyarakat adat di berbagai tempat termasuk di Halmahera Utara

3 94 dengan perusahaan penambang dalam hal ini PT. Nusa Halmahera Minerals, perlu memperhatikan kebutuhan dan tuntutan pemenuhan berkaitan kesejahteraan publik ini. Berbagai azas dalam pertambangan yang telah diatur secara hukum seperti azas keadilan, azas manfaat, azas keseimbangan, azas partisipasi, azaz transparansi, azas akuntabilitas dan azas keberlanjutan dan berwawasan lingkungan, dapat menjadi hal yang sangat penting. Selain itu persoalan dana community development atau sumbangan atau bantuan atau corporate social responsibility tidaklah cukup untuk mewakili kepentingan masyarakat adat. Tingkat kesejahteraan masyarakat adat harus dibangun atas dasar pengakuan, penghormatan, perlindungan dan pemajuan yang eksistensial dan berkelanjutan karena kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. B. Saran Beberapa saran dapat disampaikan bahwa: 1. Hak-hak masyarakat adat harus terus didesiminasikan informasinya kepada publik lewat berbagai forum dan media; 2. Khusus tentang Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara dan Masyarakat Adat Halmahera Utara, perlu mempertimbangkan pembaruan kontrak karya secara memihak hak masyarakat adat dan tidak hanya terjebak dengan dana semacam community development.

4 95 DAFTAR PUSTAKA BUKU : Bosko, Rafael Edy, 2006, Hak-hak Masyarakat Adat dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya Alam, Jakarta: ELSAM dan AMAN. Bruggink, J.J.H., 1999, Refleksi tentang Hukum, Bandung: Penerbit PT Citra Aditya Bakti. Haar, B. Ter, 1987, Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat, diterjemahkan oleh K. Ng. Soebakti Poesponoto, Jakarta: Pradnya Paramita. Ridwan, HR., 2002, Hukum Administrasi Negara, Cetakan Pertama, Yogyakarta: UII Press. Syahrin, Alvi, 2003, Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Berkelanjutan, Medan: Pustaka Bangsa Press. Sidharta, Bernard Arief, 2000, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju. Soemitro, Rony Hanitijo, 1988, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri,, Jakarta: Ghalia Indonesia. Sumardjono, Maria S.W., 2005, Kebijakan Pertanahan, Antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta : Penerbit Kompas. Makmun, Prospek Batu Bara ke Depan Cerah, artikel majalah Tambang, 6 Oktober Hein dan Hibua Lamo, Tobelo Pos (TP.Ed.VI,April 2005) Menelusuri Jejak Kepemimpinannya, Oleh Ferry Patiasina. Hein dan Hibua Lamo, Tobelo Pos (TP.Ed.VI,April 2005) Menelusuri Jejak Kepemimpinannya, Oleh Frans Wilson Kuat. Salim HS, Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyususnan Kontrak, Sinar Grafika, Cetakan Ketujuh, Charles E. Lindblom, Alih Bahasa Ardian Syamsudin, Proses Penetapan Kebijaksanaan, Edisi Kedua, Erlanga, Jakarta 1986.

5 96 Majalah Tambang, 5 Januari PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN : Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Dasar Agraria. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. BAHAN HUKUM LAIN : Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Perijinan atau Perjanjian Di Bidang Pertambangan Yang Berada Di Kawasan Hutan. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hak-Hak Masyarakat Adat (United Nation Declaration on The Rights of Indegenous Peoples). Konvensi ILO No. 169 Tahun WEBSITE : pencaharian, PERTAMBANGAN: Nelayan Teluk Kao Kehilangan Mata Pencaharian, diakses pada tanggal 9 November About Us, diakses pada tanggal 2 November NHM Targetkan Produksi Emas 2010 Meningkat, diakses pada tanggal 2 November 2011.

6 97 diakses pada tanggal 5 Agustus Subandoro, 2001, Pengelolahan Sumberdaya Alam Secara Optimal. ( diakses pada tanggal 6 Agustus News.okizone.com, 4 November 2010.