Penyusunan Clinical Pathways Rumah Sakit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penyusunan Clinical Pathways Rumah Sakit"

Transkripsi

1 Penyusunan Clinical Pathways Rumah Sakit Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta. Pendahuluan Sebagaimana telah dituangkan dalam Undang Undang RI Nomor 36 Tahun tentang Kesehatan bahwa tujuan pembiayaan kesehatan adalah untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi tingginya 1. Pembiayaan kesehatan tersebut terdiri dari unsur sumber, alokasi dan pemanfaatan. 2 Sumber pembiayaan bisa berasal dari pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat, swasta dan sumber lain. 3 Karena keterbatasan anggaran kesehatan dari pemerintah (pusat 5% dan daerah 10% dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji) 4 dimana dua pertiganya diperuntukan untuk kepentingan layanan publik 5, maka peran serta swasta sangat besar dan alokasi pembiayaan kesehatannya melalui sistem jaminan sosial nasional dan/atau asuransi kesehatan komersial. 6 Saat ini di tanah air telah terbit dan berlaku berbagai perundangan dan peraturan yang menyangkut kesehatan dan profesi medis antara lain Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Undang Undang RI Nomor RI 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, Undang Undang RI Nomor 25 Tahun tentang Layanan Publik (termasuk kesehatan), Undang Undang RI Nomor 11 Tahun tentang Kesejahteraan Sosial, Undang Undang RI Nomor 36 Tahun tentang Disampaikan pada Workshop Penyusunan Clinical Pathways RS Bethesda Yogyakarta, Mei Undang Undang RI No. 36 Tahun tentang Kesehatan Pasal 170 Ayat 1. 2 Undang Undang RI No. 36 Tahun tentang Kesehatan Pasal 170 Ayat 2. 3 Undang Undang RI No. 36 Tahun tentang Kesehatan Pasal 170 Auat 3. 4 Undang Undang RI No. 36 Tahun tentang Kesehatan Pasal 171 Ayat 1 dan 2. 5 Undang Undang RI No. 36 Tahun tentang Kesehatan Pasal 171 Ayat 3. 6 Undang Undang RI No. 36 Tahun tentang Kesehatan Pasal 173 Ayat 1. 1

2 Kesehatan, dan terakhir Undang Undang Nomor RI 44 Tahun tentang Rumah Sakit. Inti dari tujuan Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yakni: 7 1. Memberikan perlindungan kepada pasien (patient safety) 2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan 3. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan dokter. dan inti tujuan Undang Undang Nomor RI Nomor 44 Tahun tentang Rumah Sakit yakni: 8 1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan 2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit 3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; dan 4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit. Tujuan dari Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran adalah memberikan perlindungan terhadap pasien, mempertahankan/meningkatkan mutu pelayanan medis dan memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat dan dokter 9 serta dalam melaksanakan praktiknya wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran, 10 wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya 3 melalui kegiatan audit medis 13 yang dilaksanakan oleh organisasi profesi 14, untuk tingkat rumah sakit oleh kelompok seprofesi (SMF) dan Komite Medik Undang Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 3. 8 Undang Undang RI No. 44 Tahun tentang Rumah Sakit Pasal 3. 9 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 44 Ayat 1 dan penjelasannya. 11 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 1 dan penjelasannya. 12 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Bab IV Subsistem Upaya Kesehatan. 13 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 2 dan penjelasannya. 2

3 Standar Pelayanan Medis/Kedokteran Standar Pelayanan Medis/Kedokteran tidak identik dengan Buku Ajar, Textbooks ataupun catatan kuliah yang digunakan di perguruan tinggi. Karena Standar Pelayanan Medis merupakan alat/bahan yang diimplementasikan pada pasien; sedangkan buku ajar, text-books, jurnal, bahan seminar maupun pengalaman pribadi adalah sebagai bahan rujukan/referensi dalam menyusun Standar Pelayanan Medis. Standar Pelayanan Medis di rumah sakit pada umumnya dapat diadopsi dari Pedoman/Standar Pelayanan Medis yang telah dibuat oleh organisasi profesi masing masing, tinggal dicocokkan dan disesuaikan dengan kondisi sarana dan kompetensi yang ada di rumah sakit. Bila Pedoman/Standar Pelayanan Medis yang telah dibuat oleh organisasi profesi tersebut sesuai dengan kondisi rumah sakit maka tinggal disepakati oleh anggota profesi (SMF) terkait dan disahkan penggunaannya di rumah sakit oleh direktur rumah sakit tersebut. Namun bila Pedoman/Standar Pelayanan Medis yang telah dibuat oleh organisasi profesi tersebut belum ada atau tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit atau dalam Pedoman/Standar Pelayanan Medis dari profesi belum mencantumkan jenis penyakit yang sesuai dengan keadaan epidemiologi penyakit di daerah/rumah sakit tersebut maka profesi di rumah sakit tersebut wajib membuat Standar Pelayanan Medis untuk rumah sakit tersebut dan disahkan penggunaannya di rumah sakit oleh direktur rumah sakit. Dalam menyusun Standar Pelayanan Medis untuk rumah sakit - profesi medis memberikan pelayanan keprofesiannya secara efektif (clinical effectiveness) dalam hal menegakkan diagnosis dan memberikan terapi berdasarkan pendekatan evidence-based medicine. Secara ringkasnya langkah tersebut sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. 14 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 49 Ayat 3 dan penjelasannya. 15 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 496/Menkes/ SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit. 3

4 Gambar 1. Langkah umum dalam kajian literatur melalui pendekatan evidencebased, tingkat evidens dan rekomendasi dalam bentuk standar pelayanan medis dan atau standar prosedur operasional. 4

5 Format Standar Pelayanan Medis Nomor :... SMF :... Rumah Sakit : Judul/topik : 2. Tanggal/Nomor/Update: //. 3. Skop pengguna: dokter umum/spesialis/konsultan* 4. Sumber informasi/literatur/bahan acuan: i. ii. iii. iv. v. 5. Nama Reviewer/Penelaah kritis: i. ii. iii. 6. Tingkat eviden: 7. Hasil Telaah/Rekomendasi:.dst 8. Tingkat Rekomendasi: 9. Indikator klinis : 5

6 Proses selanjutnya setelah menyusun Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit adalah membuat Clinical Pathways sebagai salah satu komponen dari Sistem Casemix (INA DRG) yang saat ini dipergunakan untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Jamkesmas) di rumah sakit. Menjaga mutu layanan medis (dalam hal ini quality assurance di bidang profesi medis) yang mencakup standar pelayanan medis, audit medis dan peningkatan mutu berkesinambungan. Maka diperlukan suatu instrumen yang dapat merangkum seluruh kegiatan dan upaya tersebut di atas dalam penyelenggaraan layanan kesehatan di rumah sakit melalui Clinical Pathways. Clinical Pathways tersebut merupakan kombinasi pertemuan antar Clinical Governance dan Sistem Pembiayaan Casemix. INA-DRG adalah versi Departemen Kesehatan RI untuk sistem pembiayaan berdasarkan pendekatan sistem casemix. Sistem casemix adalah suatu cara sistem pembiayaan berdasarkan pengelompokan jenis diagnosis kasus yang homogen. Secara ringkasnya sistem casemix terdiri dari 3 komponen utama yakni kodefikasi diagnosis (ICD 10) dan prosedur tindakan (ICD 9 CM), pembiayaan (costing) yang dapat berupa top-down approach, activity based costing dan atau kombinasi keduanya, dan clinical pathways. Untuk saat ini INA-DRG yang disusun berdasarkan data dari 15 rumah sakit vertikal Depkes RI (tipe A, B dan rumah sakit khusus) telah berhasil membuat 23 MDC (Major Diagnostic Categories). Upaya tersebut memang belum sempurna dan belum mencerminkan realitas keadaan seluruh pelosok tanah air namun sebagai titik tonggak awal, hal tersebut merupakan suatu keberhasilan dalam membuat suatu sistem pembiayaan layanan kesehatan rumah sakit dan usaha baik menuju kepastian dan dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitas maupun validitas datanya yang representatif untuk Indonesia. Sebagai sistem yang baru lahir INA-DRG akan terus bergulir dan berkembang sesuai tuntutan perkembangan layanan kesehatan baik nasional maupun regional. 16 Sistem Casemix adalah suatu cara mengelola sumber daya rumah sakit seefektif mungkin dalam memberikan layanan kesehatan yang terjangkau 16 Firmanda D. Sosialisasi INA DRG: Konsep INA-DRG dan keterkaitannya dengan peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit. Disampaikan pada Acara Rapat Kerja Kesehatan daerah (Rakerkesda) Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun di Hotel Grand Elite Kompleks Riau Business Centre, Pekanbaru 2 5 Maret. 6

7 kepada masyarakat berdasarkan pengelompokkan spektrum diagosis penyakit yang homogen dan prosedur tindakan yang diberikan. 17,18,19,20,21 Casemix is a crucial tool that will help in managing healthcare resources effectively, and in so doing keep healthcare affordable. It is a fairer means of allocating resources as it takes into account the wide spectrum of disease conditions, their varying degrees of severity, and significant patient variables such as age and gender. Changing needs and disease patterns are considered under the Casemix system. The dynamism and responsiveness of the Casemix system stem from the fact that Casemix allocation rules are based on data collected from actual service provider workload and community disease patterns in the local context. Therefore refine and adjust the system when necessary to suit specific circumstances. 1-5 Secara ringkas INA-DRG adalah variasi sistem casemix untuk Indonesia yang disusun berdasarkan data dari 15 rumah sakit vertikal, mempergunakan ICD 10 untuk diagnosis dan ICD 9 CM untuk prosedur tindakan serta biaya berdasarkan tarif yang berlaku pada waktu tersebut. (Gambar 2) 17 Goldman L. Cost-Effectiveness in a flat world Can ICDs help the United States get rhythm? N Engl J Med 2005;353(14 ): Dana B Mukame DB, Zwanziger J, Bamezai A. Hospital competition, resource allocation and quality of care. BMC Health Services Research 2002; 2(10): Diane Rowland D. Medicaid Implications for the health safety net.n Engl J Med 2005;353(14): Greally C. After 12 years of Casemix in Ireland, a major review leading to its modernisation and expansion as a central pillar in hospital funding policy. Ireland Department of Health, Casemix Unit Department of Health and Children. Casemix Measurement in Irish Hospitals. Ireland Department of Health,

8 Gambar 2. INA-DRG : Sistem casemix versi Indonesia dengan berbagai komponen ICD 10, ICD 9 CM, costing dan clinical pathways. Untuk masa yang akan datang, bila telah berhasil terkumpul seluruh clinical pathways maka INA DRG akan lebih disempurnakan dengan menghitung DRG Relative Weight dan Casemix Index serta Base Rate setiap pengelompokkan jenis penyakit sebagaimana dalam Gambar 3 sebagi contoh; dan selanjutnya dapat membandingkan (benchmarking) cost efficiency antar rumah sakit dalam memberkan layanan kesehatan yang sama. 8

9 Gambar 3. Contoh penghitungan DRG RW, CMI dan Base Rate dari setiap clinical pathways serta implementasi biaya setelah dilakukan penyesuaian (adjustment) anggaran yang tersedia. 9

10 Sehingga secara ringkas akan peranan profesi dalam sistem pembiayaan Casemix INA DRG dapat dilihat sebagaimana dalam Gambar 4 berikut. Gambar 4. Peran profesi dengan membuat Clinical Pathways dalam INA DRG sebagai sistem pembiayaan Casemix Firmanda D. Peran Profesi IDAI dan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia dalam Sistem Pembiayaan Casemix. Disampaikan pada acara pertemuan perhimpunan profesi dan kolegium dengan P2JK di Bali November dan di Batam 7-9 April

11 Clinical Pathways Definisi Clinical Pathways (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit. 23,24,25 Prinsip prinsip dalam menyusun Clinical Pathways Dalam membuat Clinical Pathways penanganan kasus pasien rawat inap di rumah sakit harus bersifat: a. Seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan harus secara terpadu/integrasi dan berorientasi fokus terhadap pasien (Patient Focused Care) serta berkesinambungan (continuous of care) b. Melibatkan seluruh profesi (dokter, perawat/bidan, penata, laboratoris dan farmasis) c. Dalam batasan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan perjalanan penyakit pasien dan dicatat dalam bentuk periode harian (untuk kasus rawat inap) atau jam (untuk kasus gawat darurat di unit emergensi). d. Pencatatan CP seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien secara terpadu dan berkesinambungan tersebut dalam bentuk dokumen yang merupakan bagian dari Rekam Medis. e. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan CP dicatat sebagai varians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk audit. 23 Firmanda D. Pedoman Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di rumah sakit. Disampaikan dalam Sidang Pleno Komite Medik RS Fatmawati, Jakarta 7 Oktober Firmanda D. Clinical Pathways: Peran profesi medis dalam rangka menyusun Sistem DRGs Casemix di rumah sakit. Disampakan pada kunjungan lapangan ke RSUP Adam Malik Medan 22 Desember 2005, RSUP Hasan Sadikin Bandung 23 Desember 2005 dan Evaluasi Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka penyempurnaan Pedoman DRGs Casemix Depkes RI, Hotel Grand Cempaka Jakarta 29 Desember Firmanda D, Pratiwi Andayani, Nuraini Irma Susanti, Srie Enggar KD dkk. Clinical Pathways Kesehatan Anak dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di RS Fatmawati, Jakarta

12 f. Varians tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit penyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors). g. Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan. Clinical Pathways tersebut dapat merupakan suatu Standar Prosedur Operasional yang merangkum: a. Profesi medis: Standar Pelayanan Medis dari setiap Kelompok Staf Medis/Staf Medis Fungsional (SMF) klinis dan penunjang. b. Profesi keperawatan: Asuhan Keperawatan c. Profesi farmasi: Unit Dose Daily dan Stop Ordering d. Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap dan Operasi dari Sistem Kelompok Staf Medis/Staf Medis Fungsional (SMF), Instalasi dan Sistem Manajemen Rumah Sakit. Langkah langkah penyusunan Clinical Pathways Langkah langkah dalam menyusun Format Clinical Pathways yang harus diperhatikan: 1. Komponen yang harus dicakup sebagaimana definisi dari Clinical Pathways 2. Manfaatkan data yang telah ada di lapangan rumah sakit dan kondisi setempat 26 seperti data Laporan RL2 (Data Keadaan Morbiditas Pasien) yang dibuat setiap rumah sakit berdasarkan Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data Rumah Sakit 27 dan sensus harian untuk: a. Penetapan judul/topik Clinical Pathways yang akan dibuat. b. Penetapan lama hari rawat. 3. Untuk variabel tindakan dan obat obatan mengacu kepada Standar Pelayanan Medis, Standar Prosedur Operasional dan Daftar Standar Formularium yang telah ada di rumah sakit setempat, Bila perlu standar standar tersebut dapat dilakukan revisi sesuai kesepakatan setempat. 26 Firmanda D. Kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM: indikator mutu rekam medik dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Disampaikan pada Sosialisasi Pola Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI di Hotel Panghegar Bandung 1-3 Juni Departemen Kesehatan RI. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta

13 4. Pergunakan Buku ICD 10 untuk hal kodefikasi diagnosis dan ICD 9 CM untuk hal tindakan prosedur sesuai dengan profesi/smf masing masing. 26 Persiapan dalam penyusunan Clinical Pathways Agar dalam menyusun Clinical Pathways terarah dan mencapai sasaran serta efisien waktu, maka diperlukan kerjasama dan koordinasi antar profesi di SMF, Instalasi Rawat Inap (mulai dari gawat darurat, ruangan rawat inap, ruangan tindakan, instalasi bedah, ICU/PICU/NICU) dan sarana penunjang (instalasi gizi, farmasi, rekam medik, akuntasi keuangan, radiologi dan sebagainya). 1. Profesi Medis mempersiapkan Standar Pelayanan Medis (SPM/SPO) sesuai dengan bidang keahliannya. Profesi Medis dari setiap divisi berdasarkan data dari rekam medis diatas - mempersiapkan SPM/SPO, bila belum ada dapat menyusun dulu SPM/SPOnya sesuai kesepakatan. 2. Profesi Rekam Medis/Koder mempersiapkan buku ICD 10 dan ICD 9 CM, Laporan RL1 sampai dengan 6 (terutama RL2). Profesi Rekam Medis membuat daftar 5-10 penyakit utama dan tersering dari setiap divisi SMF/Instalasi dengan kode ICD 10 serta rerata lama hari rawat berdasarkan data laporan morbiditas RL2. 3. Profesi Perawat mempersiapkan Asuhan Keperawatan. 4. Profesi Farmasi mempersiapkan Daftar Formularium, sistem unit dose dan stop ordering. 5. Profesi Akuntasi/Keuangan mempersiapkan Daftar Tarif rumah sakit Setiap varians yang didapatkan akan dilakukan tindak lanjut dalam bentuk pelaksanaan audit medis. Berikut beberapa contoh dari Clinical Pathways Kesehatan Anak RSUP Fatmawati Jakarta untuk Program Jamkesmas : 13

14 DEMAM BERDARAH DENGUE Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 5 hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp) Penyakit Utama. Penyakit Penyerta. Komplikasi. Pemeriksaan dokter (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: Hb,Ht,Trb, Leukosit Hb,Ht,Trb, Leu Hb,Ht,Trb, Leu Hb,Ht,Trb, Leu Hb,Ht,Trb, Leuko DTL, U, F CXR RLD Ig G/ Ig M Tindakan: Pasang IVFD Angkat IVFD Parasetamol 3 x mg IVFD: cc/hr (+ ) / ( -). (+ ) / ( -). (+ ) / ( -). (+ ) / ( -). (+ ) / ( -)... Nutrisi:. Mobilisasi:. Febris (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) Perdarahan (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) Syok (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) Pendidikan/Rencana Pemulangan: Varians: Banyak minum Tanda perdarahan.. Banyak minum Tanda perdarahan Banyak minum Tanda perdarahan Sanitasi Imunisasi Kontrol poliklinik Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Demam Berdarah Dengue A 91 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta. Visite/Konsul: P. Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi. Pemasangan IVFD 99.2 Foto toraks RLD

15 DIARE AKUT Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 3 hari R. Rawat Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan. hari Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp):. Penyakit Utama... Penyakit Penyerta... Komplikasi... Pemeriksaan dokter (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Konsultasi... Pemeriksaan Penunjang: DTL, Urin lengkap AGD dan Elektrolit Analisis Feses Tes Mt AGD dan Elektrolit Baca Tes Mt Tindakan: Pasang IVFD Angkat IVFD Oralit IVFD::cc/hr Nutrisi:... Mobilisasi:... Kesadaran... Febris (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) Tanda dehidrasi (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) Pendidikan/Rencana Banyak minum Gizi Kontrol poliklinik Pemulangan: Sanitasi Imunisasi Varians:.. Verfikasi: Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Diare Akut A 08.4 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi AGD dan elektrolit Pemasangan IVFD 99.2 Analisis Feses dan Urin lengkap 15

16 PNEUMONIA Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 5 hari R. Rawat Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan. hari Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp):. Penyakit Utama. Penyakit Penyerta. Komplikasi. Pemeriksaan dokter (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: DTL AGD CXR PA Tindakan: Oksigen Pasang IVFD Inj. Ampiciilin 4 x.. mg. Inj. Kemicetine 4 x mg. :.... AGD Tes Mt - Baca Tes Mt Angkat IVFD - Nutrisi:. Mobilisasi:. Kesadaran. Febris (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) Sesak (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) (+) / (-) Pendidikan/R. Pemulangan: Penjelasan penyakit. Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians:..... Pelaksana Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Pneumonia J 18.0 Visite/Konsul: Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Foto toraks PA Komplikasi Pemasangan IVFD & Inj. obat 99.2 Oksigen

17 DEMAM TIFOID Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 10 hari R. Rawat Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan. hari HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR 10 HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp): Penyakit Utama A Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: DTL, U, F Widal, Tes Mt, Biakan empedu darah, Typhi dot (Ig M & Ig G) Baca Tes Mt Tindakan: Kloramfenikol 4 x. mg Parasetamol 3 x. mg Nutrisi: Makanan lunak Makanan biasa Mobilisasi: Tirah Baring Kesadaran Febris + / - + / - + / - + / - + / - + / - + / - + / - + / - + / - Tanda abdomen akut + / - + / - + / - + / - + / - + / - + / - + / - + / - + / - Pendidikan/ R. Pemulangan: Penjelasan penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians: Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Demam Tifoid A 01.0 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi Pemasangan IVFD & Inj. obat 99.2 Serologi Widal dan Igm IgG (typhi dot) Biakan empedu darah 17

18 BAYI BARU LAHIR Nama Pasien: No. Rekam Medis: Tgl Lahir: Jam. Jenis Kelamin: Cara Lahir: Berat Lahir:.gram Panjang Badan: cm Lingkar Kepala: cm Nilai Apgar:. Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 3 hari Aktivitas Pelayanan R. Rawat. Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt hari Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp): Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Utama.. Penyerta.. Komplikasi.. Pemeriksaan dokter (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -).. Konsultasi.... Pemeriksaan Penunjang: DTL, Gula Darah Skrining TSH.. Tindakan: Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat.. Inj. Vit. K 1 1 mg IM atau Vit. K 1 2 mg oral -.. Nutrisi: ASI ad libitum ASI ad libitum ASI ad libitum Mobilisasi: Kesadaran.. Febris (+) / ( -) (+) / ( -) (+) / ( -) Sesak (+) / ( -) (+) / ( -) (+) / ( -) Sianosis (+) / ( -) (+) / ( -) (+) / ( -) Ikterus (+) / ( -) (+) / ( -) (+) / ( -) Pendidikan/Rencana Perawatan bayi dan tali Imunisasi Kontrol poliklinik Pemulangan: pusat Perawatan mamae Varians: Tentang ASI..... Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi ASI Injeksi obat Vitamin K

19 KEJANG DEMAM Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 3 hari R. Rawat Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan. hari Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp): Penyakit Utama... Penyakit Penyerta... Komplikasi... Pemeriksaan dokter (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Konsultasi... Pemeriksaan Penunjang: DTL, Urin, Feses, AGD, Gula Darah dan Elektrolit Pungsi Lumbal, Tes Mt AGD dan Elektrolit Baca Tes Mt Tindakan: Pasang IVFD Angkat IVFD Parasetamol 3 x mg atau Ibuprofen 3 x mg Diazepam 2 x.mg IVFD::cc/hr Nutrisi:.... Mobilisasi:... Kesadaran... Febris (+) / ( -) (+) / ( -) (+) / ( -) Kejang (+) / ( -) (+) / ( -) (+) / ( -) Defisit neurologis (+) / ( -) (+) / ( -) (+) / ( -) Pendidikan/R. Pemulangan: Penjelasan penyakit. Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians:.... Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Diare Akut A 09 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi AGD, ula Darah dan elektrolit Pemasangan IVFD 99.2 Pungsi Lumbal 19

20 MORBILI Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 5 hari R. Rawat Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan. hari Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp): Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Konsultasi.. Pemeriksaan Penunjang: DTL, U, F.. Tindakan:.. Parasetamol 3 x mg Vitamin A IU Talk Salisilik.. Nutrisi:.. Mobilisasi:.. Kesadaran Febris (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Sesak (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Pendidikan/R. Pemulangan: Penjelasan penyakit. Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians:.... Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Morbili B 05 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi Pemeriksaan rutin urin dan feses 20

21 HIPERBILIRUBINEMIA NEONATAL Nama Pasien: No. Rekam Medis: Tgl Lahir: Jam. Jenis Kelamin: Cara Lahir: Berat Lahir:.gram Panjang Badan: cm Lingkar Kepala: cm Nilai Apgar:. Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 3 hari Aktivitas Pelayanan R. Rawat. Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt hari Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp): Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Utama. Penyerta. Komplikasi. Pemeriksaan dokter (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -). Konsultasi.. Pemeriksaan Penunjang: DTL, Gula Darah, Bilirubin total (direk dan indirek), Preparat Bilirubin total apusan darah, G6PD, Gol. Darah ibu dan bayi (ABO dan Rhesus), Uji Coombs (direk dan indirek). Tindakan: Terapi sinar Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat. Vit. K 1 1 mg IM atau oral 2 mg -. Nutrisi: ASI ad libitum ASI ad libitum ASI ad libitum Mobilisasi:. Kesadaran. Febris (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Sesak (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Sianosis (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Ikterus (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Pendidikan/Rencana Perawatan bayi dan tali pusat Kontrol poliklinik Pemulangan: Perawatan mamae Tentang ASI Imunisasi Varians:. Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Hiperbilirubinemia P 59 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi ASI Injeksi obat 99.2 Terapi sinar

22 BRONKIOLITIS AKUT Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 5 hari R. Rawat Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan. hari Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp): Penyakit Utama. Penyakit Penyerta. Komplikasi. Pemeriksaan dokter (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: DTL AGD CXR PA Tindakan: Oksigen Pasang IVFD Inj. Ampiciilin 4 x.. mg. Inj. Kemicetine 4 x mg. :.... AGD Tes Mt - Baca Tes Mt Angkat IVFD - Nutrisi:. Mobilisasi:. Kesadaran. Febris (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Sesak (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Pendidikan/R. Pemulangan: Penjelasan penyakit. Gizi dan imunisasi Kontrol poliklinik Varians:.... Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Bronkiolitis Akut J 21 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi Foto toraks PA Pemasangan IVFD & Inj. obat 99.2 Oksigen

23 TUBERKULOSIS PARU Nama Pasien: Umur: Berat Badan:kg Tinggi Badan: cm No. Rekam Medis: Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 5 hari Aktivitas Pelayanan R. Rawat. Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt hari Kelas: Tarif/hr (Rp): HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR 10 HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Biaya (Rp): Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -). Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: DTL, Urin, Feses AGD, Gula Darah dan Elektrolit Tes Mt Foto toraks PA Tindakan: IVFD: cc/hr INH 1 x.mg Rifampisin 1 x mg Pirazinamid 2 x mg Nutrisi: Mobilisasi: Kesadaran Febris (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Defisit neurologis (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) (+ ) / ( -) Pendidikan/R. Pemulangan: Penjelasan Penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians:.... Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Tuberkulosis Paru A 16 Visite/Konsul Anamnesis & P F 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 AGD, Gula Darah dan elektrolit Komplikasi Pemasangan IVFD 99.2 Foto toraks PA

24 MENINGITIS TUBERKULOSIS Nama Pasien: Umur: Berat Badan:kg Tinggi Badan: cm No. Rekam Medis: Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 10 hari Aktivitas Pelayanan R. Rawat. Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt hari Kelas: Tarif/hr (Rp): HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR 10 HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Biaya (Rp): Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter. Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: DTL, Urin, Feses, AGD, LP, Tes Mt, CXR PA, CT Scan Tindakan: IVFD: cc/hr Parasetamol 3 x mg Diazepam 2 x.mg INH 1 x.mg Rifampisin 1 x mg Pirazinamid 2 x mg Prednison 3 x..mg Nutrisi: Mobilisasi: Kesadaran Febris Kejang Defisit neurologis Pendidikan/R. Pemulangan: Penjelasan Penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians:.... Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Meningitis Tuberkulosis A 17 Visite/Konsul Anamnesis & P F 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 AGD, Gula Darah dan elektrolit Komplikasi Pemasangan IVFD 99.2 Pungsi Lumbal CT Scan 24

25 MENINGITIS BAKTERIALIS Nama Pasien: Umur: Berat Badan:kg Tinggi Badan: cm No. Rekam Medis: Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 10 hari Aktivitas Pelayanan R. Rawat. Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt hari Kelas: Tarif/hr (Rp): HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR 10 HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Biaya (Rp): Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter. Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: DTL, Urin, Feses, AGD, LP Tes Mt, CXR PA, CT Scan. Tindakan: IVFD: cc/hr Parasetamol 3 x mg Diazepam 2 x.mg Ampicillin 6 x.mg Kemicetine 4 x mg Metilprednisolon 3 x..mg Nutrisi: Mobilisasi: Kesadaran Febris Kejang Defisit neurologis Pendidikan/R. Pemulangan: Penjelasan Penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians:.... Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Meningitis Bakterialis G 00 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi AGD, Gula Darah dan elektrolit Pemasangan IVFD 99.2 Pungsi Lumbal CT Scan 25

26 ENSEFALITIS Nama Pasien: Umur: Berat Badan:kg Tinggi Badan: cm No. Rekam Medis: Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 5 hari Aktivitas Pelayanan R. Rawat. Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt hari Kelas: Tarif/hr (Rp): Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Biaya (Rp): Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: DTL, Urin, Feses, AGD, LP Tes Mt, CXR PA, CT Scan Tindakan: IVFD: cc/hr Pasang IVFD Angkat IVFD Parasetamol 3 x mg Diazepam 2 x.mg Ampicillin 4 x.mg Kemicetine 4 x mg Metilprednisolon 3 x..mg Nutrisi: Mobilisasi: Kesadaran Febris Kejang Defisit neurologis..... Pendidikan/R. Pemulangan: Penjelasan penyakit. Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians: Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Ensefalitis G 04 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0 Penyerta Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Komplikasi AGD, Gula Darah dan elektrolit Pemasangan IVFD 99.2 Pungsi Lumbal 26

27 EFUSI PLEURA TUBERKULOSIS Nama Pasien: Umur: Berat Badan:kg Tinggi Badan: cm No. Rekam Medis: Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 10 hari Aktivitas Pelayanan R. Rawat. Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt hari Kelas: Tarif/hr (Rp): HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR 10 HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Biaya (Rp): Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter. Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: DTL, Urin, Feses, AGD, Pungsi Pleura Tes Mt, CXR PA, USG Paru Tindakan: IVFD: cc/hr Pungsi pleura Parasetamol 3 x mg INH 1 x.mg Rifampisin 1 x mg Pirazinamid 2 x mg Prednison 3 x..mg. Nutrisi: Mobilisasi: Kesadaran Febris Defisit neurologis Pendidikan/R. Pemulangan: Penjelasan Penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians:. Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Efusi Pleura Tuberkulosis A 15.6 Visite/Konsul Anamnesis, P F Penyerta Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 AGD, Gula Darah dan elektrolit Komplikasi Pemasangan IVFD 99.2 Pungsi Lumbal Foto toraks PA, USG Paru

28 EFUSI PLEURA BAKTERIALIS Nama Pasien: Umur: Berat Badan:kg Tinggi Badan: cm No. Rekam Medis: Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 10 hari Aktivitas Pelayanan R. Rawat. Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt hari Kelas: Tarif/hr (Rp): HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR 10 HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Biaya (Rp): Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter. Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: DTL, Urin, Feses, AGD, Tes Mt, CXR PA, USG Paru Biakan cairan pleura Tindakan: Pungsi pleura WSD Ampicillin 4 x mg Kemicetine 4 x.mg Prednison 3 x..mg Nutrisi: Mobilisasi: Kesadaran Febris Sesak napas Pendidikan Penjelasan Penjelasan Gizi & Imunisasi Gizi & Imunisasi Kontrol poliklinik Varians:. Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Efusi Pleura Bakterialis J 90 Visite/Konsul Anamnesis & P F 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 AGD, Gula Darah dan elektrolit Komplikasi Pemasangan IVFD 99.2 Pungsi Pleura Foto toraks PA USG Paru WSD Paru 28

29 MALNUTRISI ENERGI PROTEIN DERAJAT BERAT (GIZI BURUK) Nama Pasien: Umur: Berat Badan:kg Tinggi Badan: cm No. Rekam Medis: Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 4 Minggu Aktivitas Pelayanan R. Rawat. Tgl/Jam msk: Tgl/Jam klr: Lama Rwt hari Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp): Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: Tindakan: IVFD: cc/hari TPN: kkal/hari DTL, Urin, Feses, Albumin, Globulin, Eektrolit, Tansferin, Feritin, Profil Lemak, CXR PA, EKG... Nutrisi:. Mobilisasi:. BB, LLA Pendidikan: Varians: Gizi dan cara pemberian makanan Imunisasi. Kontrol Polilinik. Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 CM Utama Kwashiorkor E40 Visite/Konsul Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Marasmus E41 Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Marasmik Kwashiorkor E42 Pemasangan IVFD 99.2 Penyerta Foto toraks PA AGD, Gula Darah, elektrolit Komplikasi EKG 29

30 HIV BAYI BARU LAHIR Nama Pasien: Umur: Berat Badan: gram Tinggi Badan: cm Nilai APGAR: Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 5 hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: No. R M Biaya (Rp) Penyakit Utama. Penyakit Penyerta. Komplikasi. Pemeriksaan dokter. Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: DTL, U, F, Faal Hati, Fungsi Ginjal,PCR-RNA, Western blot. Tindakan:. 2DV + 3 TC NVP. Nutrisi: PASI Mobilisasi:... Pendidikan/Rencana Penjelasan penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Pemulangan: Varians:.. Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Visite/Konsul Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan DTL, Urin dan Feses rutin Komplikasi Pemeriksan PCR-RNA Pemeriksaan Faal Hati dan Ginjal 30

31 OBSERVASI FEBRIS (Panas > 7 hari dan < 14 hari) Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 6 hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Rawat 6 Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp) Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: DTL, U, F, CXR PA, Tes Mt, Biakan darah, Typhi dot, Biakan empedu Tindakan: Pasang IVFD Angkat IVFD.. Inj. Ampicilin 4 x mg Inj. Kemicetine 4 x mg Parasetamol 3 x mg Nutrisi: Makanan lunak kkal/hr Mobilisasi: Febris Kesadaran Pendidikan/Rencana Pemulangan: Varians:... Penjelasan penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Visite/Konsul: Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan mikroskop darah 90.5 Pemasangan IVFD, Inj. Obat & Tes 99.2 Mt) Komplikasi Serologi Widal dan Igm IgG (typhi dot) Biakan darah dan empedu 31

32 HIV ANAK Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 7 hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HS HS HS HS HS HS HS Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp) Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: DTL, U, F, Faal Ginjal, CD 4, Limfosit total, Serologi HIV, PCR-RNA, CXR PA/Lat, Tes Mt Tindakan: ZDV + 3 TC 2mg/kgbb NVP 2 mg/kgbb SMT-TMP 6 mg/kgbb Parasetamol 3 x mg Nutrisi: NGT Mobilisasi: Pendidikan/Rencana Pemulangan: Penjelasan penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians: Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Visite/Konsul: Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan darah tepi lengkap, Urin dan Feses rutin Komplikasi Serologi HIV, CD 4, Limfosit Total, PCR -RNA CXR PA/Lateral Tes Mantoux Pemeriksaan Faal Hati dan Ginjal 32

33 HEPATITIS AKUT Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 10 hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR 10 HS. HS. HS. HS. HS. HS. HS. HS. HS. HS. Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp) Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: Tindakan: Hepatoprotektor DTL, U, F,SGOT, SGPT, γgt, anti HAV, Ig M anti HAV, HBs Ag, Tes Mt IVFD Urin rutin, SGOT, SGPT Urin rutin, SGOT, SGPT Nutrisi: Diet Hati kkal/hr Mobilisasi: Febris Ikterik Pendidikan/Rencana Pemulangan: Penjelasan Penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians: Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Visite/Konsul: Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan darah tepi lengkap, Urin dan Feses rutin Komplikasi Pemeriksan enzim hati Serologi marker hepatitis Tes Mantoux Pemasangan IVFD 33

34 FEBRIS LAMA (Panas > 2 minggu) Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 10 hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR 10 HS. HS. HS. HS. HS. HS. HS. HS. HS. HS. Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp) Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: DTL, U, F, Biakan darah dan urin, Biakan empedu, Widal, Typhi dot, Faal hati dan ginjal, CXR PA/Lat, ANA, CRP, ASTO, Tes Mt USG Abdo men CT Scan Kepala.. Tindakan: IVFD Inj. Ampicillin 4 x mg Inj. Kemicetine 4 x.mg Parasetamol 3 x mg Nutrisi: Diet Hati kkal/hr Mobilisasi: Febris Ikterik Pendidikan/Rencana Pemulangan: Penjelasan Penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians: Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Visite/Konsul: Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan darah tepi lengkap, Urin dan Feses rutin.. Biakan darah, urin dan empedu Komplikasi Pemeriksaan faal hati dan ginjal Serologi ANA, CRP, ASTO Inj. Obat dan Tes Mantoux CXR PA/Lateral Pemasangan IVFD 34

35 DIFTERI Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 14 hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp) Penyakit Utama Difteri Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: DTL, U, F, Tes MT, Kultur agar tellurite dari hidung dan lesi mukokutan CXR PA/Lateral, EKG EKG EKG EKG Tindakan: IVFD, NGT, Trakeostomi. ADS IU PP 2 x mg atau DPT Pen G 4 x mg atau Erithromisin 3 x mg Parasetamol 3 x mg Nutrisi: Makanan cair cc/hari Mobilisasi: Tirah baring Mobilisasi bertahap Febris Obstruksi laring Karditis Pendidikan/Rencana : Penjelasan penyakit Penyuluhan Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklink Varians: Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Visite/Konsul: Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan rutin: darah, urin dan feses. Biakan dari hidung dan lesi mukokutan.. Komplikasi Inj. Obat dan Tes Mantoux. EKG.. CXR PA/Lateral... 35

36 TETANUS Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : 14 hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp) Penyakit Utama Tetanus Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: DTL, U, F, Kultur infeksi fokal, kalsium darah, Tes Mantoux Tindakan: IVFD, NGT, Debridement infeksi fokal TIG IU IM atau ATS IU IM PP 4 x IU IV Fenobarbital 6 x mg IM Diazepam 6 x mg IV Parasetamol 3 x.mg Nutrisi: Makanan cair cc/hari Makanan lunak kkal/hari Mobilisasi: Tirah baring Mobilisasi bertahap Febris Kesadaran Kejang Pendidikan/Rencana : Penjelasan penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians: Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Visite/Konsul: Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan rutin: darah, urin dan feses. Biakan Infeksi fokal.. Komplikasi Inj. Obat dan Tes Mantoux. Kalsium darah. IVFD, NGT. 36

37 SEPSIS PADA ANAK. Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan hari HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp) Penyakit Utama Sepsis Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter. Konsultasi. Pemeriksaan Penunjang: DTL, U, F, Kultur darah dan urin, LP, CXR PA/Lat Tindakan: O 2 IVFD Inj. Sefotaksim 2 x mg Inj. Amikasin 2 x mg Inj. Deksametason 3 x mg Parasetamol 3 x.mg... Nutrisi: TPN.. Mobilisasi: Tirah baring Mobilisasi bertahap. Kesadran Febris Perdarahan sal. cerna Pendidikan/Rencana : Penjelasan penyakit Gizi dan Imunisasi Kontrol poliklinik Varians: Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Sepsis Visite/Konsul: Anamnesis & PF 89.0 dan 89.7 Penyerta Pemeriksaan rutin: darah, urin dan feses. Biakan Infeksi fokal.. Komplikasi Inj. Obat dan Tes Mantoux. LP.. CXR PA/Lateral. 37

38 Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR HR HR HS.. HS.. HS.. HS.. HS.. HS.. HS.. HS.. HS.. HS.. HS.. HS.. Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: Tindakan: Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp). Nutrisi: Mobilisasi: Pendidikan/Rencana Pemulangan: Varians: Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Penyerta Komplikasi 38

39 FORMAT CLINICAL PATHWAYS RS BETHESDA YOGYAKARTA 39

40 RS BETHESDA, YOGYAKARTA 2010 Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: Kode ICD 10 : Rencana rawat : hari R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Aktivitas Pelayanan... hari HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS Nomor Rekam Medis:. Biaya (Rp) Penyakit Utama Penyakit Penyerta Komplikasi Pemeriksaan dokter Konsultasi Pemeriksaan Penunjang: Tindakan: Nutrisi: Mobilisasi: Pendidikan/Rencana Pemulangan: Varians: Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM Utama Penyerta Komplikasi 40

Clinical Pathways # Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta.

Clinical Pathways # Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta. Clinical Pathways # Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta. Pendahuluan Dengan terbitnya Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Lebih terperinci

Clinical Pathways Rumah Sakit

Clinical Pathways Rumah Sakit Clinical Pathways Rumah Sakit Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta. Pendahuluan Dalam rangka untuk menjaga mutu layanan rumah sakit (dalam hal ini quality assurance) yang

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS RS BUDI KEMULIAAN JAKARTA. Dody Firmanda Januari

MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS RS BUDI KEMULIAAN JAKARTA. Dody Firmanda Januari MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS RS BUDI KEMULIAAN JAKARTA Dody Firmanda 26 27 Januari 2013 http://www.scribd.com/komite%20medik Clinical Pathways # Dody Firmanda Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta.

Lebih terperinci

Clinical Pathways Rumah Sakit

Clinical Pathways Rumah Sakit Clinical Pathways Rumah Sakit Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta. Pendahuluan Dalam rangka untuk menjaga mutu layanan rumah sakit (dalam hal ini quality assurance) yang

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS RSUD MALINAU KALIMANTAN UTARA. Dody Firmanda April

MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS RSUD MALINAU KALIMANTAN UTARA. Dody Firmanda April MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS RSUD MALINAU KALIMANTAN UTARA Dody Firmanda 12 13 April 2013 http://www.scribd.com/komite%20medik 1 Clinical Pathways RSUD Malinau # Dody Firmanda Ketua Komite Medik

Lebih terperinci

MATERI WORKSHOP CLINICAL PATHWAYS. Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA

MATERI WORKSHOP CLINICAL PATHWAYS. Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA MATERI WORKSHOP CLINICAL PATHWAYS Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Daftar Isi Halaman Pendahuluan Clinical Pathways 1 Manfaat Clinical Pathways dari segi Efisiensi Pembiayaan, Efektifitas Pelayanan dan Keberadilan/Ekuiti

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS RSUD TAMAN HUSADA BONTANG KALIMANTAN TIMUR

MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS RSUD TAMAN HUSADA BONTANG KALIMANTAN TIMUR MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS RSUD TAMAN HUSADA BONTANG KALIMANTAN TIMUR Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Bontang, 10 11 November 2012 Daftar Isi Halaman Pendahuluan Clinical Pathways 1 Manfaat Clinical

Lebih terperinci

Dody Firmanda. Ketua Komite Medik. RSUP Fatmawati, Jakarta. Pendahuluan

Dody Firmanda. Ketua Komite Medik. RSUP Fatmawati, Jakarta. Pendahuluan Penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO)/Panduan Praktik Klinis (PPK) di Puskesmas sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran Dody Firmanda Ketua

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS (CP) RSUD KABUPATEN PACITAN JAWA TIMUR

MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS (CP) RSUD KABUPATEN PACITAN JAWA TIMUR MATERI PELATIHAN CLINICAL PATHWAYS (CP) RSUD KABUPATEN PACITAN JAWA TIMUR Dody Firmanda Pacitan, 12-13 September 2013 Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Sistem Mutu Rumah Sakit (Tata Kelola Korporat dan

Lebih terperinci

Clinical Pathways RSUD Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin # Dody Firmanda Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta

Clinical Pathways RSUD Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin # Dody Firmanda Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta Clinical Pathways RSUD Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin # Dody Firmanda Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta Pendahuluan Dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta meningkatnya kesadaran pasien akan haknya untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu maka diperlukan suatu

Lebih terperinci

Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Penyakit Utama : Kejang Demam Kompleks Kode ICD: LOS : hari Ruang rawat/kelas :../...

Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Penyakit Utama : Kejang Demam Kompleks Kode ICD: LOS : hari Ruang rawat/kelas :../... Kejang Demam Kompleks CLINICAL PATHWAY Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Jenis kelamin :.. TB:.. cm Tgl Masuk : Jam:.. Umur :.. Tgl Keluar : Jam:.. Diagnosis : Lama Rawat :.. hari Penyakit Utama : Kejang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan juga merupakan pondasi pembangunan bangsa seperti yang tercantum dalam undang undang dasar (UUD 45) pasal 28

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN PEMBUATAN CLINICAL PATHWAYS

KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN PEMBUATAN CLINICAL PATHWAYS KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN PEMBUATAN CLINICAL PATHWAYS RUMAH SAKIT PERTAMINA CIREBON CIREBON KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT PERTAMINA CIREBON NOMOR : T E N T A N G KEBIJAKAN PEMBUATAN

Lebih terperinci

Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik dan Ketua Panitia Casemix RSUP Fatmawati Jakarta

Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik dan Ketua Panitia Casemix RSUP Fatmawati Jakarta Penyusunan Clinical Pathways di RSUP Fatmawati Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik dan Ketua Panitia Casemix RSUP Fatmawati Jakarta Pendahuluan Komite Medik RS Fatmawati telah merancang strategi

Lebih terperinci

Clinical Pathways Kesehatan Anak

Clinical Pathways Kesehatan Anak Sari Pediatri, Vol. 8, No. 3, Desember 2006: 195-208 Clinical Pathways Kesehatan Anak Dody Firmanda Clinical Pathways (CP) sebagai kunci utama untuk masuk ke dalam sistem pembiayaan yang dinamakan DRG-Casemix.

Lebih terperinci

Mutu Layanan Medis dengan kepastian biaya

Mutu Layanan Medis dengan kepastian biaya Mutu Layanan Medis dengan kepastian biaya Pendahuluan Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati, Jakarta. Sebagaimana telah dituangkan dalam Undang Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

APPENDICITIS AKUT (ICD 10: K35.9)

APPENDICITIS AKUT (ICD 10: K35.9) CLINICAL PATHWAYS APPENDICITIS AKUT (ICD 10: K35.9) Nama Pasien: Umur: Berat Badan:..kg Tinggi Badan: cm Diagnosis Awal: APPENDICITIS AKUT Kode ICD 10: K35.9 Rencana rawat : 3 hari R. Rawat Tgl/Jam masuk:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis a. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

Lebih terperinci

Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit

Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medis RSUP Fatmawati Jakarta. Pendahuluan Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan RI yang baru tentang penyelenggaran

Lebih terperinci

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan tercapainya derajat kesehatan yang bermutu tinggi dan merata, melalui upaya-upaya dalam tatanan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), BAB I PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi

Lebih terperinci

THE IMPORTANCE OF HOSPITAL SPECIFIC CLINICAL PRACTICE GUIDELINES TOWARDS BETTER CLINICAL MANAGEMENT

THE IMPORTANCE OF HOSPITAL SPECIFIC CLINICAL PRACTICE GUIDELINES TOWARDS BETTER CLINICAL MANAGEMENT THE IMPORTANCE OF HOSPITAL SPECIFIC CLINICAL PRACTICE GUIDELINES TOWARDS BETTER CLINICAL MANAGEMENT DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN BIDANG PELAYANAN MEDIK 26 JULI 2016 PENDAHULUAN Peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan 1. Latar Belakang 2. Sistem Pembiayaan dalam SJSN 3. Contoh dari negara lain (US) 4. Kondisi Yang Diharapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

Strategi Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Praktik Kedokteran dalam Rangka Pembinaan Profesi Dokter/Dokter Gigi pada Era MEA #

Strategi Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Praktik Kedokteran dalam Rangka Pembinaan Profesi Dokter/Dokter Gigi pada Era MEA # Strategi Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin Praktik Kedokteran dalam Rangka Pembinaan Profesi Dokter/Dokter Gigi pada Era MEA # Dody Firmanda Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta membaiknya keadaan sosial ekonomi dan pendidikan saat ini, mengakibatkan perubahan sistem penilaian masyarakat

Lebih terperinci

care) baik secara individu maupun organisasi.

care) baik secara individu maupun organisasi. Peran dan Fungsi Clinical Pathways dalam Pelayanan Medik Kedokteran Pendahuluan Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta Sesuai dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

Disiplin Profesi Kedokteran #

Disiplin Profesi Kedokteran # Disiplin Profesi Kedokteran # Dody Firmanda Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) Pendahuluan Profesi kedokteran 1 adalah suatu pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan

Lebih terperinci

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota I.PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi medik

Lebih terperinci

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke No.569, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso. Tafif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71/PMK.05/2014 TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA CLINICAL PATHWAY KASUS TYPHOID TRIWULAN I TAHUN 2016 DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

PENGARUH PENERAPAN SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA CLINICAL PATHWAY KASUS TYPHOID TRIWULAN I TAHUN 2016 DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG PENGARUH PENERAPAN SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA CLINICAL PATHWAY KASUS TYPHOID TRIWULAN I TAHUN 2016 DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Rahmah *), Jaka Prasetya *)*) *) Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Berdasarkan PerMenKes Nomor:269/Menkes/PER/III/2008 tentang rekam medis menjelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan

Lebih terperinci

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS)

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) PENGERTIAN Clinical Pathway (Jalur Klinis) adalah: Suatu cara untuk menstandarisasikan praktik klinis dan umumnya dilaksanakan di rumah sakit Clinical Pathway dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi manajemen adalah hal yang saat ini banyak dikembangkan dalam rangka usaha untuk meningkatkan dukungan layanan di rumah sakit. Adanya sistem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Dasar pasal 28-H, Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi. BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU SURAT KEPUTUSAN No. 91/11/XII/SK_DIR_KEB/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu, maka

Lebih terperinci

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG : LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH PROVINSI : JAWA TENGAH : : NOMOR : : TANGGAL : TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG NO. JENIS PELAYANAN

Lebih terperinci

Masalah Penegakan Disiplin Praktik Kedokteran

Masalah Penegakan Disiplin Praktik Kedokteran Masalah Penegakan Disiplin Praktik Kedokteran Dody Firmanda Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) 70 60 50 Jumlah Pengaduan 2013-2017 64 57 2017 (12 Mei 2017) Kasus Baru : 19 1.

Lebih terperinci

STUDI KEBIJAKAN PENGGUNAAN SISTEM CASEMIX

STUDI KEBIJAKAN PENGGUNAAN SISTEM CASEMIX STUDI KEBIJAKAN PENGGUNAAN SISTEM CASEMIX BERBASIS KODE INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF DISEASES-TEN (ICD-X) PADA PASIEN JAMKESMAS DI RSUD. DR. RASIDIN KOTA PADANG TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komite medik adalah perangkat RS untuk menerapkan tata kelola klinis agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola klinis) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS DIREKTUR UTAMA RS. xxx Menimbang : a. bahwa salah satu pilar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilakukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian. 21 BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian. 2.1 Bahan Sediaan obat uji yang digunakan adalah kapsul yang mengandung

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Pengayoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Pengayoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA No.959, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Pengayoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia jasa maupun bagi masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan kesehatan. Menurut Pohan (2012) pendekatan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI CLINICAL PATHWAY PADA RUMAH SAKIT PHC SURABAYA

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI CLINICAL PATHWAY PADA RUMAH SAKIT PHC SURABAYA ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI CLINICAL PATHWAY PADA RUMAH SAKIT PHC SURABAYA Boby Boy Wally 1)* dan Joko Lianto Buliali 2) 1) Program Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Clinical Pathway Definisi clinical pathway menurut Firmanda (2005) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat inflamasi pada ruang subarachnoid yang dibuktikan dengan pleositosis cairan serebrospinalis

Lebih terperinci

PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011

PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011 PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011 Musarovah 1, Sri Sugiarsi 2, Moch Arief TQ 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen APIKES Mitra Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang semakin berkembang, tantangan terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar didominasi oleh organisasi kesehatan yang mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun sekitar setengah juta perempuan dan satu setengah juta bayi baru lahir kehilangan nyawa dikarenakan komplikasi yang terjadi pada persalinan. Kemudahan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik masyarakat umum maupun peserta asuransi kesehatan misalnya

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka BAB I PENDAHULUAN Pneumonia 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang penting di dunia karena tingginya angka kesakitan dan angka kematiannya, terutama pada anak berumur kurang

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi dalam pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan akses masyarakat terutama masyarakat miskin pada pelayanan kesehatan, yaitu saat dibentuknya tim penyusun Sistem Jaminan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita (WHO, 2013 & 2016). Sebanyak 760 ribu balita meninggal karena diare di tiap tahunnya (WHO, 2013).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa diperkirakan pasien rawat inap per tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa diperkirakan pasien rawat inap per tahun 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi dalam bidang pelayanan kesehatan telah menghantarkan tantangan persaingan dan lingkungan yang kompetitif bagi industri rumah sakit di

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang masih mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah yang serius bagi dunia kesehatan. Menurut data World Health

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan haruslah memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 12 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI KESEHATAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013 PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY Yogyakarta,25-26 februari 2013 Memberikan rekomendasi sebagai syarat perijinan bagi tenaga kesehatan

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, dari 20 negara di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, dari 20 negara di BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang banyak ditemukan di negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang sebagian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001 TARIF PELAYANAN KESEHATAN DAN FASILITAS LAINNYA PADA BADAN PENGELOLA R.S.U dr. SLAMET KABUPATEN GARUT I. TARIF RAWAT JALAN (1) Tarif Kunjungan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEMBEBASAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN JEJARINGNYA BAGI PENDUDUK DALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berbagai macam jenis penyakit yang diderita oleh pasien yang dirawat di rumah sakit membutuhkan makanan dengan diet khusus. Diet khusus adalah pengaturan makanan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1 PENGANTAR Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MALINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci