BAB I PENDAHULUAN. diakses 28/9/ :38 AM 2
|
|
- Ratna Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cinta adalah pengalaman yang paling penting dalam kehidupan manusia. Cinta juga dapat diartikan sebagai sebuah aksi pengorbanan diri dan empati terhadap sesuatu yang penting 1. Pada umumnya ungkapan cinta digunakan untuk meluapkan perasaan terhadap Sang Pencipta, keluarga, sahabat atau teman, dan pasangan. Cinta dapat dirasakan dan dialami oleh semua makhluk hidup terutama manusia yang memiliki akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan. Cinta dapat membawa suka cita maupun penderitaan. Fakta dasar dari cinta adalah adanya hubungan-hubungan antara diri kita dan yang lainnya. Cinta akan melibatkan kepentingan diri sendiri dan orang lain, menyatukan persamaan dan perbedaan diantara keduanya. Cinta juga bersifat subyektif sehingga setiap individu mempunyai makna berbeda terhadap cinta tergantung dari pengalamannya. Pada umumnya cinta yang terjadi pada manusia terhadap lawan jenis tidak mengenal gender, usia, suku, ras maupun agama. Indonesia memiliki landasan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbedabeda tetapi tetap satu tujuan. Dari Bhineka Tunggal Ika itu didapatkan makna saling toleransi, menghargai, dan menghormati perbedaan yang ada. Cinta yang datang pada setiap insan manusia tidak dapat disangka atau tidak dapat di perkirakan kedatangannya, untuk itu banyak cinta yang datang dari antar ras yang berbeda, suku yang berbeda hingga agama yang berbeda. Setiap cinta yang dimiliki manusia pasti memiliki tujuan untuk saling menjaga, mengasihi, adanya timbal balik satu sama lain, dan menyayangi, serta utamanya untuk menyatukan dua insan menjadi satu dalam ikatan pernikahan diakses 28/9/ :38 AM 2 Berdasarkan data hasil kuisoner yang perancang sebarkan 1
2 Dewasa ini, banyak pasangan-pasangan yang ingin menikah dengan berbeda keyakinan karena lebih mengutamakan perasaan. Selain itu juga mereka menganggap pernikahan berbeda agama diperbolehkan jika dari kedua belah pihak saling mencintai dan saling menghormati perbedaan. Maka jika kedua pihak telah setuju artinya mereka akan bisa menerima kekurangan satu sama lain. Masyarakat hanya mengetahui diperbolehkan atau tidak diperbolehkan pernikahan berbeda agama, namun kurang paham mengenai landasan-landasan mengenai hal tersebut. Dalam sudut pandang lain, masyarakat yang tidak memperbolehkan juga cukup banyak. Mereka yang mengambil kesimpulan tidak diperbolehkannya pernikahan berbeda agama menganggap bahwa ketika dua orang dengan berbeda keyakinan atau perbedaan disatukan, maka akan banyak masalah yang muncul mengenai perbedaan prinsip, moral, dan etika. Di samping itu juga, sebagian besar masyarakat yang setuju ataupun tida k setuju dengan penikahan berbeda keyakinan ini mengeluhkan dampak yang akan terjadi pada anak ketika kedua orang tuanya berbeda keyakinan 3. Di Indonesia cukup banyak film yang mengangkat tentang perbedaan keyakinan ini, contohnya saja film La-Tahzan, 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta, CIN(T)A, dan beberapa film lainnya. Dari film-film tersebut menceritakan tentang hubungan dua insan yang berbeda keyakinan dengan berbagai macam kendala yang mereka hadapi, terutama restu dari kedua pihak keluarga. Salah satu film tersebut yaitu film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta adalah film yang mengadaptasi cerita dari sebuah novel yang berjudul The Da Peci Code dan Rosid & Delia karya Ben Sohib. Cerita film di Indonesia sendiri banyak yang mengadaptasi dari sebuah novel. Pada film-film hasil ekranisasi ini terdapat beberapa persamaan dan perbedaan cerita sesuai dengan kreatifitas sutradara. Eneste (1991:61-66) menjelaskan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam ekranisasi adalah (1) Penciutan, artinya tidak semua hal yang diungkapkan dalam novel akan dijumpai di dalam film. Eneste juga menjelaskan bahwa pengurangan dapat dilakukan terhadap unsur karya sastra seperti cerita, alur, tokoh, latar, maupun suasana. Ada beberapa kemungkinan mengapa adegan dalam novel tidak diungkapkan dalam 3 Berdasarkan kesimpulan dari data hasil kuisoner yang perancang sebarkan 2
3 film. (a) Anggapan bahwa adegan maupun tokoh tertentu dalam novel tidak begitu penting ditampilkan di layar putih, (b) Adegan maupun tokoh tertentu akan mengganggu, (c) Adanya keterbatasan teknis film. (2) Penambahan yaitu penambahan pada cerita, alur, tokoh, latar maupun suasana. Dalam penambahan ini dilakukan karena penulis skenario dan sutradara telah memiliki tafsiran sendiri mengenai novel yang akan di filmkan. Selain itu juga penambahan tersebut dianggap penting dari sudut filmis. (3) Perubahan bervariasi. Perubahan ini bisa terjadi karena film mempunyai waktu putar yang amat terbatas, sehingga tidak semua persoalan dalam novel dapat dipindahkan dalam film. Variasi sendiri bisa terjadi pada ide cerita, gaya penceritaan, dan sebagainya. Mengenai kisah pasangan berbeda keyakinan, terdapat salah satu novel mengenai pasangan berbeda agama tersebut yaitu Labirin, hasil karya Catz Link Tristan seorang penulis asal Pontianak. Novel ini juga menceritakan kisah dua insan yang saling mencintai namun terpojok karena perbedaan Agama (Lelaki Katolik dan Perempuan Islam). Dalam menjalankan kisah cinta dua insan yang berbeda keyakinan namun ingin menikah, dalam Agama Islam dan Katolik memiliki peraturan-peraturan mengenai hal tersebut. Salah satu peraturan dalam agama Islam yang dijelaskan di dalam Alquran (QS. Al-Baqarah [2]: 221) menerangkan bahwa dalam agama Islam pernikahan berbeda keyakinan lebih baik dipikirkan kembali oleh kedua belah pihak. Selain dalil tersebut masih banyak lagi landasan-landasan mengenai pernikahan berbeda agama dalam Islam. Sama halnya dengan Muslim, agama Katolik juga menganjurkan untuk menikah dengan satu keyakinan. Namun dalam agama Katolik, menikah berbeda keyakinan dapat diberikan dispensasi (istilah gereja) apabila pasangan tersebut sudah yakin dan juga setelah melakukan masa pra-nikah mereka tetap yakin, karena di dalam kepercayaan katolik sebuah perceraian tidak diperbolehkan dengan alasan apapun 4. Berdasar hal-hal tersebut, perlu adanya penjabaran mengenai landasanlandasan dalam Islam dan Katolik mengenai pernikahan berbeda keyakinan de- 4 Sunarto, Thomas, Romo/Pastor di Gereja Katolik Hati tak Bernoda Santa Perawan Maria. 28 September
4 ngan menyisipkan dampak yang timbul selama proses penyatuan kedua insan yang berbeda keyakinan. Untuk itu, perancang mencoba mengadaptasi dari sebuah novel yang berjudul Labirin karya Catz Link Tristan ke dalam sebuah film, dalam upaya menjabarkan beberapa pendapat agar dapat ditarik kesimpulan oleh para penonton itu sendiri. Dalam membuat sebuah film, peran sutradara sangatlah penting. Film tidak akan bisa berjalan tanpa adanya sutradara. Dalam menyutradarai sebuah film, sutradara berperan penting sebagai pengarah adegan. Dalam pembuatan film ini, perancang berperan sebagai sutradara dan setiap sutradara memiliki penggayaan masing masing terhadap film tersebut Permasalahan Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah dijelaskan, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut. a. Masyarakat hanya mengetahui diperbolehkan atau tidak diperbolehkan pernikahan berbeda agama, namun kurang paham mengenai landasanlandasan mengenai hal tersebut. b. Dalam sebuah film hasil adaptasi dari novel pasti banyak mengalami perubahan baik dari segi cerita, alur, latar, tokoh maupun sebagainya, hal tersebut dikarenakan sudah terjadi transformasi dari sebuah karya sastra menjadi sebuah bentuk karya visual (film). Selain itu juga peran sutradara penting untuk menentukan hasil visual nantinya Rumusan Masalah a. Bagaimana menyusun unsur naratif cerita yang diadaptasi dari novel Labirin? b. Bagaimana penyutradaraan dalam tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi film ARAH dengan fokus penelitian dalam tahap pra produksi? 1.3. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka ruang lingkup permasalahan adalah sebagai berikut. 4
5 Apa : Fokus masalah dalam topik ini yaitu mengenai landasan-landasan tentang pernikahan beda agama dalam lingkup Agama Islam dan Katolik di Negara Indonesia sebagai media pengetahuan bagi para pasangan beda agama Bagaimana : Dalam pengaplikasiannya perancang akan membuat film berdasarkan topik yang sudah perancang jelaskan sebelumnya yang dimana perancang berperan sebagai sutradara sekaligus penulis skenario yang berfokus pada tahap pra produksi seperti yang telah dipaparkan pada rumusan masalah. Siapa : Target audience yang akan dituju adalah ; - Jenis Kelamin : Laki laki dan perempuan - Usia : 18 s/d 30 tahun - Pendidikan : Setara SMA dan Kuliah - Demografis : Perkotaan Kapan : Film ini akan diluncurkan pada tahun 2015 Mengapa : Perancang memilih target audience seperti yang telah disebutkan sebelumnya memiliki alasan bahwa kisaran umur dewasa muda hingga dewasa adalah umur yang sudah cukup untuk membina hubungan dengan serius, serta alasan memilih daerah perkotaan karena pada kenyataannya para pelaku pernikahan berbeda agama lebih banyak dilakukan di daerah perkotaan karena perkembangan budaya yang cukup pesat dan dikisaran umur serta daerah perkotaan itu juga adalah lingkungan yang cukup menyukai film sehingga lebih mudah dalam penyampaian isi pesan kepada para pasangan berbeda keyakinan Tujuan Perancangan Tujuan perancangan dari film ini adalah a. Untuk mengetahui unsur naratif cerita yang diadaptasi dari novel Labirin. b. Untuk mengetahui penyutradaraan dalam tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi film ARAH dengan fokus penelitian dalam tahap pra produksi. 5
6 1.5. Manfaat Perancangan Aspek Teoritis Dengan adanya pembuatan film ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pernikahan beda agama khususnya Agama Islam dan Agama Katolik. Selain itu dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan teori ekranisasi sastra dalam pengaplikasiannya Aspek Praktis Dengan adanya pembuatan film ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai landasan-landasan menurut Islam dan Katolik terkait pernikahan dengan berbeda keyakinan dan memberikan cerminan dampak yang akan datang ketika pasangan berbeda agama tersebut ingin menikah Manfaat Bagi Perancang Dengan adanya pembuatan film ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai pernikahan beda agama serta pengetahuan dibidang perfilman, terutama peran sebagai sutradara Metode Perancangan Dalam membuat sebuah perancangan, dibutuhkan metode yang tepat agar perancangan tersebut dapat terarah. Metode itu meliputi cara pengumpulan data dan analisis sebagai berikut Studi Pustaka dan Literatur a. Mempelajari data-data yang dikumpulkan berdasarkan Alquran, Hadis, Kitab dan buku-buku mengenai pernikahan berbeda agama. b. Mempelajari film-film sejenis seperti film Cin(T)a, Cinta Tapi Beda, Tanda Tanya, La-Tahzan, dan 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta Observasi dan Wawancara a. Observasi. Observasi dilakukan pada novel Labirin karena perancang mengadaptasi cerita dari novel tersebut. Selain itu observasi dilakukan juga pada komunitas Jakatarub (Jaringan Kerja Antar Umat Beragama) se- 6
7 Indonesia untuk menentukan banyaknya pasangan yang menikah beda agama. b. Wawancara, dilakukan kepada, Pastor pada tanggal 28 September 2014 di Gereja Katolik Hati tak Bernoda Santa Perawan Maria. Ustad pada tanggal 26 September 2014 di kediaman beliau, dan Pelaku pasangan berbeda agama Analisis Data a. Analisis Strukturalis Dalam perancangan ini perancang menganalisa permasalahan menggunakan teori Alan Dundes, dimana cerita dapat dianalisis dengan memecah cerita dalam beberapa bagian yang disebut motifes atau rangkarangka cerita (Danandjaja, 1984:93). b. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam perancangan ini juga perancang menggunakan pendekatan objektif, dimana pendekatan tersebut memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik (Ratna, 2006:73) Teknik Perancangan Dalam perancangan ini, ide cerita berasal dari novel yang berjudul Labirin. Untuk itu teknik perancangan bermula dari pengadaptasian novel. Selain itu perancang berperan sebagai sutradara sekaligus perancang skenario dimana perancang lebih memfokuskan pada tahapan pra produksi seperti telah dijelaskan sebelumnya pada rumusan masalah. Tahap pra produksi ini meliputi : a. Interpretasi Skenario/Script Conference b. Pemilihan Kru c. Casting d. Latihan/Reherseal e. Hunting f. Perencanaan Shot dan Bloking/Planning Coverage dan Staging g. Final Pra Produksi 7
8 Adapun tugas sutradara pada tahap produksi dan pasca produksi yaitu : Produksi a. Menjelaskan adegan kepada asisten sutradara dan kru utama lainnya perihal gambar yang akan diambil. b. Koordinasi dengan asisten sutradara untuk melakukan latihan blocking pemain. c. Mengarahkan pemain sesuai dengan gambar yang akan diambil. d. Mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam wilayah kreatif apabila ada masalah di lapangan. Pasca Produksi a. Melihat dan mendiskusikan dengan editor hasil rough cut. b. Berdiskusi dengan penata musik perihal ilustrasi musik yang terlebih dahulu sudah di konsepkan pada pra produksi. c. Melakukan koreksi gambar dan suara berdasarkan konsep yang telah ditentukan sebelumnya. 8
9 1.9. Kerangka Perancangan FENOMENA Pernikahan Berbeda Agama FOKUS MASALAH ISLAM KATOLIK OPINI ISSUE OPINI ISSUE 1. Menurut fatwa MUI 1. Menurut pembaca Menurut Romo Berdasar menegaskan bahwa blog HIPWE, Thomas Sunarto hasil pernikahan berbeda agama pernikahan adalah (pastor), kuisoner, haram hukumnya dilihat hak setiap manusia pernikahan mereka dari mudaratnya. Selain itu juga kita memiliki berbeda agama setuju-setuju MUI mengambil dari kebebasan untuk sangat tidak saja karena landasan Alquran. memilih. Jadi sah-sah dianjurkan jika mereka 2. Menurut M. Quraish Shihab (Ilmuan Tafsir), pernikahan berbeda keyakinan tidak dianjurkan karena melihat dampak yang akan terjadi. Wa Allah Alam. saja. 2. Berdasar kuisoner. Mereka yang mengisi kuisoner berpendapat bahwa tidak boleh mengorbankan tuhan demi cinta. karena prinsip nya sebaiknya adalah seagama. Namun dapat dilakukan dengan nama dispensasi. cinta, maka mereka akan saling menerima perbedaan diantara keduanya. HIPOTESA Dalam masing-masing agama (Islam dan Katolik). Masing-masing terdapat dua sudut pandang yang berbeda mengenai pernikahan berbeda agama STRATEGI TARGET AUDIENCE - Jenis Kelamin : Laki laki dan perempuan - Usia : 18 s/d 30 tahun - Pendidikan : Setara SMA dan Kuliah - Demografis : Perkotaan MEDIA Film Fiksi KOMUNIKASI - Komunikatif - Informatif mbabakan SOLUSI Pembuatan film dengan isi cerita mengenai penjabaran menurut pandangan Islam dan Katolik mengenai pernikahan beda agama serta di sisipkan juga dampak yang akan diterima oleh pasangan yang akan menikah berbeda keyakinan. Gambar 1.1 Kerangka Perancangan Sumber : Data Pribadi 9
10 Untuk mempermudah dalam memahami isi laporan ini, perancang memberikan gambaran singkat tiap bab. Bab bab tersebut adalah : a. Bab I Pendahuluan Pada bab I memuat Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan Perancangan, cara pengumpulan data dan analisis, dan kerangka perancangan. b. Bab II Dasar Pemikiran Pada bab II memuat penjelasan dasar pemikiran dari teori teori yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan untuk merancang. c. Bab III Data dan Analisis Masalah Pada bab III memuat data narasumber, data perancangan, data khalayak sasaran, data hasil observasi, wawancara, kuisoner dan lain-lain. d. Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Pada bab IV memuat konsep pesan (ide besar), konsep kreatif (pendekatan), konsep media, konsep visual, proses perancangan, dan hasil perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan visual pada media. e. Bab V Penutup Pada bab V memuat kesimpulan dan saran. 10
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada hakikatnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan untuk dapat melanjutkan generasi manusia secara turun-temurun. Untuk itu, antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang dibantu dengan penelitian kuantitatif elementer (berupa angka-angka nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra
Lebih terperinciPERANCANGAN DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY FILM ARAH (Adaptasi Novel Labirin) DESIGN DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY FILM ARAH (Novel Adaptation Labyrinth)
PERANCANGAN DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY FILM ARAH (Adaptasi Novel Labirin) DESIGN DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY FILM ARAH (Novel Adaptation Labyrinth) Tio Nuarta Winanda 1, Jerry Dounald Rahajaan, S.Sn., M.Ds 2,
Lebih terperinciPENYUTRADARAAN FILM ARAH (Adaptasi Dari Novel Labirin) DIRECTING ARAH MOVIE (Adaptation From Labirin Novel)
ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 664 PENYUTRADARAAN FILM ARAH (Adaptasi Dari Novel Labirin) DIRECTING ARAH MOVIE (Adaptation From Labirin Novel) Dian Nursanti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kesenian. Salah satunya adalah angklung. Angklung adalah kesenian yang berupa alat musik tradisional. Angklung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendakian gunung atau yang disebut mountaineering adalah olahraga, profesi, dan rekreasi. Ada banyak alasan mengapa orang ingin mendaki gunung, terutama di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Cangkuang adalah sebuah desa yang terletak diantara kota Bandung dan kota Garut, di desa ini terdapat sebuah kampung yang bernama kampung Pulo, dan di kampung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari lahirnya berbagai macam sastra yang tentu tidak terlepas dari peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang baik selalu ditanamkan sejak dini oleh setiap orang tua karena pada usia dini, anak lebih mudah menerima dan menyerap segala informasi dan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebanyakan orang mendefinisikan karya sastra sebagai karangan dalam bentuk prosa tertulis yang hanya terdiri dari puisi, novel, cerpen, naskah drama dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan batiniah maupun lahiriah. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak selalu
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012
KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012 A. Dasar Pemikiran Pada dasarnya film dapat dimaknai atau dilihat memiliki fungsi sebagai berikut: Sebagai media ekspresi seni Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Wisata Lebak Muncang merupakan kawasan wisata yang berlokasi di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal perjalanan pembuatan film beserta teknologinya, para filmmaker telah mengupayakan berbagai teknologi canggih dalam merealisasikan konsep visual mereka didalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita rakyat adalah salah satu budaya Indonesia yang menambah keragaman budaya di negeri kita dan patut dilestarikan. Setiap daerah di Indonesia pada umumnya mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para seniman sering melakukan hal tersebut dalam menciptakan karya sastra, misalnya pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi
Lebih terperinciDIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Seni Bidang Studi Fotografi Dan Film oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Hal tersebut merupakan representasi psikologis masing-masing orang yang dibangun dari latar belakang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial memiliki keinginan untuk berinteraksi, berkomunikasi, bertukar ide dan gagasan, mengirim dan menerima informasi bekerjasama, menjalin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak penduduknya yang mengalami gangguan jiwa, salah satu gangguan jiwa yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak penduduknya yang mengalami gangguan jiwa, salah satu gangguan jiwa yang paling banyak adalah Skizofrenia, Skizofrenia adalah gangguan jiwa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain karena mengangkat konsep multikulturalisme di dalam film anak. Sebuah konsep yang jarang dikaji dalam penelitian di media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Perubahan fakta cerita novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara ke dalam film Pintu Terlarang disutradarai oleh Sheila Thimoty belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari
3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu dongeng binatang yang terkenal di Indonesia adalah dongeng Kancil, merupakan dongeng yang menceritakan tentang bagaimana ia menggunakan kecerdasannya untuk
Lebih terperinciPOLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )
POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun 2006-2009) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Ilmu Komunikasi Oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bab ini, peneliti akan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Jawaban tersebut merupakan uraian dari hasil analisis dari bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan munculnya berbagai konflik yang berujung kekerasan karena berbagai aspek seperti politik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi selama satu dekade ini sangatlah pesat khususnya komunikasi. Karena beberapa saat saja kita dapat berhubungan secara langsung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan sebuah media yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan. Selain itu, film juga berfungsi sebagai sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ujungberung yang terletak di Kota Bandung ini memiliki beragam kesenian, salah satunya adalah kesenian yang berkembang saat perjuangan kemerdekaan Indonesia. menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai manusia yang berpikir, berperasaan, dan berkinerja. Pikiran, perasaan, dan keinginan baru terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah 735.400 m² dengan jumlah penduduk 249,9 juta jiwa, dan kendaraan bermotor menjadi alat transportasi favorite
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kucing merupakan hewan yang sering ditemui dalam keseharian. Di Jakarta Utara populasi kucing bahkan mencapai 47.000 ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014). Dengan populasi
Lebih terperinci2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, negara kepulauan yang menghubungkan dari Sabang sampai Merauke. Hasil atau produk Indonesia pun sebenarnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROSES
72 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1 Tahapan Proses Produksi Film pendek 5 Rumus Cinta merupakan film bergenre drama fiksi yang dikarang oleh Rizka Anwar Fauzia. Film ini melewati berbagai tahapan proses dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Palembang merupakan kota metropolitan berskala international. Kota yang berusia 13 Abad lebih ini banyak meninggalkan jejak-jejak sejarah yang menarik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinci2. Membuat pelajar aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga kompetensi dasar yang telah ditetapkan dapat tercapai. 1.6 Metodologi Dalam penyusunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karena manusia setiap hari tidak lepas dari zat-zat kimia. Ilmu kimia merupakan the central science
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara etimologi berarti keberagaman budaya. Bangsa Indonesia sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang multikultural, multikulturalisme berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan kultural (budaya atau kebudayaan), yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan sebuah karya seni berupa rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai bentuk hiburan. Film
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup sendiri dan selalu bergantung pada manusia lainnya. Mereka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial karena mereka tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada manusia lainnya. Mereka berinteraksi satu sama lain dengan cara
Lebih terperinci(www.beritabali.com), dan menurut Dosen Filsafat dan Teologi Hindu di IHDN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, kebutuhan masyarakat akan hiburan terus meningkat. Menurut Briggs dalam Susilana (2008:6), Media adalah sarana fisik untuk menyampaikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Melihat zaman yang semakin modern dan berkembang banyak sekali
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Melihat zaman yang semakin modern dan berkembang banyak sekali perubahan yang dialami mulai dari berbagai segi kehidupan sosial hingga prilaku. Salah satunya pergaulan
Lebih terperinciSesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender
Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender 1 Tujuan belajar 1. Memahami arti stereotip dan stereotip gender 2. Mengidentifikasi karakter utama stereotip gender 3. Mengakui stereotip gender dalam media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan cerita rakyat dari berbagai provinsi yang ada di dalamnya. Salah satu provinsi tersebut adalah Provinsi Jawa Barat yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di Jawa Barat tepatnya di wilayah Ciamis terdapat legenda Ciung Wanara yang dalam legenda dikenal juga dengan nama Sang Manarah. Menurut bapak Agus Abdul Haris (2015)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat keberagaman jenis aliran musik yang ada didunia, seperti pop, jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik tersebut salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap provinsi di Indonesia memiliki cerita rakyat yang berbeda-beda. Sebagai salah satu dari keragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia, cerita rakyat tentu patut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research, yaitu suatu action
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK SMP Negeri 7 Pemalang, Jawa Tengah Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap media, didalamnya mengandung sebuah pesan akan makna tertentu. Pesan tersebut digambarkan melalui isi dari media tersebut, bisa berupa lirik (lagu), alur cerita (film),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Budaya memberikan identitas khusus yang membedakan antara suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Budaya menjadi hal yang penting dalam masyarakat, terlebih
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. film berupa gambar, dialog, adegan, visualisasi serta setting pada setiap
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Skripsi ini berusaha meneliti teknik penyampaian pesan dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita dilihat dari kacamata dakwah menggunakan metode deskriptif analisis dan kategorisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan. Wacana tentang perempuan ataupun feminis berkembang diseluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Perempuan mempunyai peran penting pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra mampu membuka pintu hati pembacanya untuk menjadi manusia berbudaya. Manusia berbudaya memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas bukanlah proses yang mudah dan cepat tetapi diperlukan sarana yang tepat serta waktu yang tepat. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciPOLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )
Poligami Dalam Film 37 ABSTRAK POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN 2006-2009) Rahmalia Dhamayanti Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengenal sejarah sangat penting, bukan saja karena dari sana orang belajar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah Mengenal sejarah sangat penting, bukan saja karena dari sana orang belajar tak mengulang kesalahan yang sama, sekaligus menegaskan pijakan melangkah ke masa
Lebih terperinci