Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti"

Transkripsi

1 JPMP 1 (1) (2017) Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti adminjpmp@upstegal.ac.id PENYUSUNAN SKALA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH (Studi Pengembangan Pada Pembelajaran Matematika Kelas VII di SMP Negeri 1 Tarub Tahun Ajaran 2016/2017) Khoerun Nisa 1, Purwo Susongko 2, Wikan Budi Utami 3 1 Prodi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Pancasakti Tegal, Indonesia 2 Prodi Pendidikan IPA, FKIP Universitas Pancasakti Tegal, Indonesia 3 Prodi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Pancasakti Tegal, Indonesia Kata Kunci: Validitas, Messick, Model Rasch, Skala Minat Belajar Matematika Abstrak Tujuan penelitian ini adalah (1) menyusun instrumen minat belajar matematika peserta didik SMP yang standar. (2) membuktikan validitas tes minat belajar matematika menggunakan validitas model Messick yang meliputi aspek-aspek validitas : (a) isi (content), (b) Substantif, (c) Struktural, (d) Eksternal, (e) Konsekuensional. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan model pengembangan Plomp yang telah dimodivikasi menjadi 4 tahap yaitu (1) Fase Investigasi Awal (Preliminary Investigation), (2) Fase Desain (design), (3) Fase Realisasi / Konstruksi (Realization / Contruction), (4) Fase Tes, dan Evaluasi (Test, and Evaluastion). Subjek penelitian ini adalah kelas VII A, VII B, VII C, VIID, VII E, dan VII I SMP Negeri 1 Tarub. Penelitian difokuskan pada konstruksi skala minat belajar matematika SMP. Data dianalisis dengan menggunakan validitas Messick. Validitas instrumen diperoleh melalui validitas expert judgement. Analisis item dengan Model Rasch dengan package erm berbantuan software R i Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala minat belajar matematika yang digunakan terbukti valid dengan penerapan Model Rasch. Item item skala minat belajar Matematika telah memenuhi validitas konstruk menurut Messick yang meliputi aspek aspek : (1) isi (content), (2) substantif, (3) Struktural, (4) Eksternal, dan (5) Konsekuensional Universitas Pancasakti Tegal ISSN

2 PENDAHULUAN Dewasa ini pendidikan di Indonesia masih dianggap sangat rendah terutama untuk pelajaran matematika. Padahal matematika adalah pelajaran pokok yang diajarkan dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Indikasi ini dapat dilihat dari masih rendahnya prestasi belajar peserta didik di setiap jenjang pendidikan. Ironisnya matematika termasuk pelajaran yang tidak disukai. Banyak peserta didik takut akan pelajaran matematika. Bagi mereka matematika seperti musuh yang menakutkan yang ingin sekali mereka hindari. Kurangnya minat terhadap matematika ini sangat terlihat pada peserta didik sekolah menengah pertama. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada beberapa orang peserta didik SMP yang dipilih secara acak, hampir 85% mengatakan bahwa matematika itu membosankan dan mereka tidak berminat untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Peserta didik yang berminat terhadap suatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguhsungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghapal yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai dengan minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajaran peserta didik dalam rentangan waktu tertentu. Menurut Depdiknas (dalam P Susongko, 2013:92) seseorang dikatakan berminat pada sesuatu jika individu itu memiliki beberapa unsur antara lain Kesukaran, Ketertarikan, Perhatian, dan Keterlibatan.Penelitian Doni Sirait (2016) dari hasil penelitian perhitungan analisis regresi minat belajar dengan prestasi belajar matematika terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian Eva (2013) menunjukkan ada pengaruh minat belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian Setio dkk (2013) menunjukkan minat belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika peserta didik bernilai positif, yang artinya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Dari penelitian-penelitian tersebut terlihat bahwa minat belajar sangat berpengaruh terhadap Khoerun Nisa, dkk / JPMP 1 (1) (2017) prestasi belajar matematika. Minat belajar berpengaruh maka instrumen pengukurannya harus valid. Selama ini belum ada tes minat belajar yang terstandarisasi. Untuk memperoleh gambaran representatif tentang minat belajar maka penggunaan alat tes minat yang valid dan reliabel menjadi tolak ukur utama. Validitas menunjukkan derajat bukti dan teori yang mendukung penafsiran skor tes sebagai tujuan penggunaan tes APA (dalam P Susongko, 2016:2). Dengan demikian validasi pada dasarnya merupakan pengumpulan bukti-bukti untuk memberi dasar saintifik penafsiran skor tes. Reliabilitas merupakan koefisien yang menunjukkan tingkat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran suatu tes Djemari (dalam P Susongko, 2026:2). Dengan demikian reliabilitas bukan berkaitan dengan tes namun lebih kepada tingkat kesalahan hasil suatu tes yang berupa skor. Messick (dalam P Susongko, 2016:2) berpendapat bahwa validitas adalah konsep tunggal yang dinyatakan sebagai validitas konstrak terdiri dari enam elemen masing masing: (1) isi (content), (2) substantif (substantive), (3) struktur (structural), (4) generalisasi (generalizability), (5) eksternal (external) dan (6) konsekuensi (consequential). Teori tes klasik merupakan sebuah teori yang mudah dalam penerapannya serta model yang cukup berguna dalam mendeskripsikan bagaimana kesalahan dalam pengukuran dapat mempengaruhi skor amatan. Beberapa kelemahan pada teori tes klasik dicoba diatasi dengan mengembangkan Item Response Theory (IRT). Beberapa contoh Item Response Theory adalah model Rasch. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian Penyusunan Skala Minat Belajar Matematika Peserta didik dengan Penerapan Model Rasch. Rumusan masalah yang akan dijadikan fokus dalam penelitian adalah (1) Bagaimana penyusunan Skala Minat Belajar Matematika yang terstandar? (2) Bagaimana membuktikan validitas tes minat belajar Matematika dari aspek, isi (content), substantif (substantive), struktur (structural), generalisasi (generalizability), eksternal (external) dan konsekuensi (consequential)?

3 METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan karena dalam penelitian ini akan dikembangkan instrumen penilaian minat belajar matematika peserta didik SMP. Model penelitian pengembangan yang digunakan yaitu model Plomp dimana peneliti memodivikasi tahapannya dengan menghilangkan tahap implementasi. Berikut model Plomp yang dikemukakan oleh Rochmad (2009:66) yang sudah dimodivikasi : Gambar 1. Model Plomp menurut Rochmad yang sydah dimodivikasi. Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Tarub. Variabel yang diamati atau diukur dalam penelitian ini adalah berupa instrumen Skala minat belajar matematika peserta didik SMP. Tabel 1. Kriteria validitas Messick (dalam P Susongko, 2016:4) dengan penerapan model Rasch. Aspek Validitas Konstruk Isi Substantif Indikator Kriteria Tingkat Kesukaran -2 < b < +2 Uji kecocokan item (itemfit) P > ,5 <MNSQ<1,5 Person-item Map Semua tingkat kesukaran item berada pada domain kemampuan testee Person/Item Map Kemampuan testee sama atau mendekati tingkat kesukaran item Fungsi Informasi Tes Fungsi Informasi tes mempunyai nilai maksimal pada domain kemampuan testee Person fit statistic P > 0.05 Uji unidimensi 0,5 <MNSQ<1,5 ada satu faktor utama yang digambarkan lewat Scree Plot hasil analisis faktor Struktural Uji Invariansi (LRtest) P < 0,05 Eksternal nilai separation Person strata mendekati 1,0 Konsekuensial DIF Tidak terdapat DIF yang signifikan HASIL DAN PEMBAHASAN A. Fase Investigasi Awal (Preliminary Investigation) Fase investigasi awal dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi, mendefinisikan masalah yang berhubungan dengan minat belajar matematika peserta didik SMP dan menentukan rencana lanjutan atas masalah yang telah ditemukann Dari observasi awal yang dilakukan pada beberapa peserta didik SMP, sebagian besar mengatakan tidak berminat belajar matematika. Minat belajar matematika yang rendah mengakibatkan pembelajaran matematika tidak optimal. Berdasarkan keaadan tersebut, guru guru perlu melakukan penilaian terhadap minat belajar matematika peserta didik SMP, namun guru guru dan para peneliti masih banyak mengalami 60

4 kesulitan dalam membuat instrumen penilaian minat belajar matematika khususnya skala yang valid dan reliabel. Sebagian besar guru guru masih kebingungan dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap suatu skala. Rencana lanjutan atas masalah yang ditemukan, akan dikembangkan suatu alat ukur untuk penilaian minat belajar peserta didik SMP khususnya angket yang valid dan reliabel. B. Fase Desain (design) Pada fase desain dilakukan untuk merancang pembuatan skala minat yang valid dan reliabel untuk mengukur minat belajar peserta didik SMP. Adapun rancangan kegiatan untuk mendapatkan skala minat yang valid dan reliabel adalah sebagai berikut : 1. Menyusun skala minat beelajar matematika. -Menentukan kisi-kisi minat belajar matematika berdasarkan indikator dan dimensi minat yang telah ditetapkan. -Penyusunan skala minat belajar matematika sesuai dengan kisi kisi. 2. Skala minat belajar matematika yang telah disusun dan di validasi diuji cobakan ke peserta didik SMP untuk mendapatkan data awal 3. Validitas dan Realibilitas butir dari data menggunakan Rasch Model (Validitas Empirik). C. Fase realisasi/kontruksi realization/contruction) Langkah langkah kerja yang telah disusun pada fase desain mulai dilaksanakan secara bertahap. 1. Fase ini dimulai dengan menentukan dimensi dan indikator skala minat belajar matematika. 2. Dari dimensi dan indikator tersebut disusun skala minat belajar matematika peserta didik SMP (Diperoleh prototype 1). 3. Dari prototype 1 mendapatkan saran dari penelaah sehingga diperoleh Skala Minat Belajar Matematika yang siap di ujicobakan. D. Fase Tes, evaluasi dan Revisi (test,evaluation and revition) 1. Aspek Isi Skala yang telah dibuat dinilai oleh tiga orang ahli. Ahli mengevaluasi instrumen yang telah dikembangkan secara tekhnik. Berbasis pada umpan balik (feedback) dari ahli tersebut, angket dimodifikasi supaya menjadi lebih memadai sehingga dapat digunakan, dan Khoerun Nisa, dkk / JPMP 1 (1) (2017) secara tekhnik berkualitas. Setelah evaluasi oleh ahli kemudian dilakukan penskoran yang selanjutnya dihitung menggunakan Uji V Aiken. Pada penskoran penelaah yang kemudian dihitung menggunakan Uji Aiken V diperoleh pada validitas isi dari 18 item mendapat skor diatas 0,5, sehingga tidak ada item yang digugurkan karena mendapat skor dibawah 0,5. Dari data Skala Minat Belajar matematika yang telah diujikan kepada 200 peserta didik SMP dilakukan uji validitas butir dengan penerapan Model Rasch. validitas isi yang digunakan yakni Aiken s V (Content Validity Coficient) dan tingkat kesukaran butir, Uji Kecocokan Item Test, Person-Item Map, Person/Item Map. Hasil analisis tingkat kesukaran butir terhadap 18 item tes Skala Minat Belajar Matematika dengan penerapan model Rasch menunjukkan bahwa nilai estimate untuk -2 < b > 2 dan semuanya memenuhi kriteria sebagai item yang cocok untuk mengukur tes Minat Belajar Matematika testee. Tabel 2. Uji kecocokan Item Skala Minat Belajar Matematika Dengan Penerapan Model Rasch. Item fit menjelaskan apakah butir soal berfungsi normal melakukan pengukuraan atau tidak. Jika didapati suatu soal tidak fit, hal itu merupakan suatu indikasi bahwa terjadi miskonsepsi pada peserta didik terhadap butir pernyataan. Uji kecocokan item dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap nilai p-value. Jika nilai p-v>0.05 maka butir tersebut fit, atau sesuai. Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai p-

5 value semuanya lebih dari 0.05 sehingga 18 butir tersebut fit. Gambar 1. Person-Item Map Tes Minat Belajar Matematika Dengan Penerapan Model Rasch. hanya dilakukan analisis terhadapa Person fit statistic dengan penerapan Model Rasch. Hasil analisis dari uji kecocokan Person (Person Fit). Pada signifikansi 5%(0.05), ada 26 testee yang tidak konsisten atau ditolak oleh model dan ada 173 testee yang dianggap konsisten dan diterima oleh model atau sekitar 87% memenuhi validitas substantif. 26 testee tersebut adalah testee nomor 4, 12, 15, 19, 32, 37, 42, 47, 49, 50, 57, 59, 63, 65, 81, 111, 116, 120, 121, 124, 138, 144, 153, 173, 193, Aspek Struktural Aspek Struktural berkaitan dengan penskoran dimana validitas struktural akan dicari apakah Skalla Minat Belajar Matematika memiliki unidimensi atau tidak, dan berkaitan dengan Uji LRtest yang masing masing menggunkan penerapan software SPSS dan Model Rasch. Gambar 2. Item/Person Map Tes Minat Belajar Matematika Dengan Penerapan Model Rasch. Gambar 3. Fungsi Informasi Pada Tes Minat Belajar Matematika Dengan Penerapan Model Rasch. 2. Aspek Substantif Aspek Substantif dilakukan untuk mengetahui secara aktual benar-benar melibatkan kemampuan bidang yang diukur. Pada validitas substantif ini Gambar 4. Hasil Analisis Scree plot menggunakan SPSS versi 17.0 Hasil analisis faktor dengan bantuan program SPSS versi 17.0 menunjukkan pada scree plot hanya ada satu garis tajam dengan nilai eigen 16,838 sedangkan yang lain landai sehingga tidak bisa disebut sebagai faktor, oleh karenanya pada Gambar 4 terlihat bahwa tes Minat Belajar Matematika dapat dinyatakan hanya terdiri dari satu faktor saja atau satu dimensi. Berdasarkan Uji LRtest menggunakan model Rasch diperoleh nilai LR sebesar dengan chisquare df sebesar 53 dengan peluang sebesar p-value 0. maka tes Minat Belajar Matematika bersifat invariansi. Invariansi parameter artinya karakteristik butir soal tidak tergantng pada distribusi parameter kemampuan peserta tes dan parameter yang menjadi ciri peserta tes tidak bergantung dari ciri butir soal. 62

6 4. Aspek Eksternal Aspek Eksternal mengkaji sejauh mana sebuah tes berkorelasi dengan tes lain yang sesuai. Pada Validitas Eksternal akan dicari nilai separation person strata ( Separation Reliability), dimana agar terjadi korelasi maka nilainya harus mendekati 1. Berdasarkan nilai yang diperoleh menggunakan model Rasch nilai Sepration Reliabilitynya adalah artinya tes Minat Belajar Matematika bersifat eksternal yaitu skor yang didapat dari tes Minat Belajar Matematika berkorelasi dengan tes lain yang sesuai. 5. Aspek Konsekuensional Aspek Konsekuensional adalah pemaknaan dari skor yang didapat dalam tes atau implikasi dari skor. Nilai konsekuensional berhubungan dengan gender bias. Aspek konsekuensional akan dilakukan dengan analisis uji waldtest dan analisis terhadap Plot DIF. Tabel 3. Uji Wald Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Tes Minat Belajar Matematika menggunakan Model Rasch. Hasil analisis Uji Waldtest semua nilai p- value>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Skala Minat Belajar Matematika yang digunakan tidak bias gender. Gambar 5. Plot DIF dari item Skala Minat Belajar Matematika SIMPULAN Menyusun tes Minat Belajar Matematika yang terstandar yaitu dengan cara : (1) Mengkaji teori yang berhubungan dengan skala minat belajar matematika, (2) Definisi konsep, (3) Menentukan dimensi, (4) Menentukan indikator, (5) Membuat kisi-kisi yang sesuai dengan indikator, (6) Melakukan validitas rasional terkait dengan isi, bahasa, dan konstruk yang dilakukan oleh penelaah, (7) Melakukan uji coba pada penelitian ini uji coba dilakukan pada 200 peserta didik SMP Negeri 1 Tarub, (8) Analisis empirik dengan penerapan Model Rasch.Hasil Validitas skala minat belajar Matematika dengan Model Rasch dengan package erm berbantuan software R i Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala minat belajar matematika yang digunakan terbukti valid dengan penerapan Model Rasch. Item item Skala Minat Belajar Matematika telah memenuhi validitas konstruk menurut Messick yang meliputi aspek aspek : (1) isi (content), (2) substantif, (3) Struktural, (4) Eksternal, dan (5) Konsekuensional. Saran dalam penelitian ini adalah Penelitian serupa dapat dilakukan pada jenjang pendidikan lain misalnya di SMA. Peneliatian ini dapat digunakan untuk penelitian lanjutan dengan menambahkan fase Implementasi. DAFTAR PUSTAKA Ariyanti, S. d. (2013). Hubungan Minat Belajar Peserta didik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta didik dalam Pembelajaran 63

7 Kooperatif Tipe STAD menggunakan Komik. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 2/1:1. Azwar. Saifudin, (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bambang Sumintono, W. W. (2015). Aplikasi Model Rasch Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Cimahi: Trim Komunikata Publishing House. Bambang Sumintono, W. W. (2015). Aplikasi Pemodelan Rasch Pada Assessment Pendidikan. Cimahi : Trimkomunikata. Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Doni, E. (2016). Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif 6(1)-35-43, 1-8. Eva. (2013). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Peserta didik terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif 2(2):1, 126. Ningsih, S. C. (2015). Pengembangan Instrumen Minat Belajar Matematika Siswa SMP. Universitas PGRI Yogyakarta, 1-6. Rochmad, Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. Jurnal Kreano. 1/3: Sardiman, A. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo. Sugiyono, P. D. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung : CV. AlfaBeta. Suseno, M. N. M. (2014). Pengembangan Pengujian Validitas Isi dan Validitas Konstrak: Interpretasi Hasil Pengujian Validitas. Susongko, P. (2016). Validation of Science Achievement Test with the Rasch Model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 5(2) (2016):1-4. Susongko, P. (2012). Penelitian Hasil Belajar. Tegal : Universitas Pancasakti tegal. UUD RI Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Setio dkk, (2013). Hubungan Minat Belajar Peserta didik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta didik dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 60 Menggunakan Komik. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains. 1/2,1. 64

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti JPMP 1 (1) (2017) 80-89 Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp email: adminjpmp@upstegal.ac.id UJI VALIDITAS TES ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA(STUDI

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti JPMP 1 (1) (2017) 72-79 Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp email: adminjpmp@upstegal.ac.id PENYUSUNAN SKALA MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP PENGEMBANGAN INSTRUMEN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Siska Candra Ningsih FKIP Universitas PGRI Yogyakarta Email : siskazamri@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengembangan, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Development and Validation atau metode pengembangan dan validasi. Metode penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & development (R & D) dengan menggunakan model pengembangan instrumen yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 21 Bandung bertempat di Jl. Rancasawo Ciwastra Bandung 40286

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian pengembangan penilaian ini dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas Negeri di Surakarta Propinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan pendidikan atau Research and Development. Metode penelitian pengembangan pendidikan adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja yang valid dan reliabel dalam menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH

PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH Purwo Susongko (Universitas Pancasakti Tegal) Kusumatirto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian melalui definisi operasional

Lebih terperinci

Lita Destri Ningsih Isnani, M.Si

Lita Destri Ningsih Isnani, M.Si STUDI KOMPARATIF TINGKAT RELIABILITAS TES PRESTASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA TES BENTUK URAIAN DENGAN MODEL PENSKORAN GPCM (GENERALIZED PARTIAL CREDIT MODEL) DAN PENSKORAN GRM (GRADED RESPONSE MODEL)

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti JPMP 1 (1) (2017) 11-18 Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp email: adminjpmp@upstegal.ac.id PENGARUH PERSEPSI PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Riyanti (1996: 28) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI Gilang Cempaka 1, Mujasam 2, Sri Wahyu Widyaningsih

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design (penelitian eksperimen tidak sebenarnya). Pre experimental design sering disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang secara umum bertujuan untuk melihat adanya perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA DEVELOPMENT OF PROBLEM BASED LEARNING IN CHEMISTRY LEARNING MEDIA THAT COMBINES THE PAPUAN LOCAL CULTURE Achmad Rante

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen pada pendekatan kuantitatif. Menurut Ruseffendi (2010: 52) pada metode kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik untuk mengukur keterampilan proses sains pada pembelajaran reaksi eksoterm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Development and Validation (Pengembangan dan validasi) terdiri dari empat tahap (Adams dan Wieman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian development/ penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat evaluasi yang meliputi kisi-kisi,

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Shobhi Al-Ghifari 1), Jufrida 2), dan Fibrika Rahmat Basuki 3) 1) Mahasiswa S1 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesulitan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan peneliti, mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan pemahaman dan generalisasi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang

Lebih terperinci

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

(Luhut Panggabean, 1996: 31) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Gajah

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Gajah 33 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELTIAN BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu menggunakan model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Hal ini disebabkan karena subjek yang akan diteliti merupakan subjek

Lebih terperinci

Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya. Oleh: Heri Retnawati

Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya. Oleh: Heri Retnawati Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya Oleh: Heri Retnawati Pada suatu pengukuran baik di dunia pendidikan maupun sosial, diperlukan instrument yang baik. Untuk memeroleh suatu instrumen yang baik, prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri Karangpandan kelas X tahun pelajaran 2012/2013 yang beralamat

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti JPMP 1 (1) (2017) 1-10 Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp email: adminjpmp@upstegal.ac.id PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PADA MATERI GARIS DAN SUDUT DENGAN

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI KELAS IX SMP N 16 KOTA JAMBI. Oleh:

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI KELAS IX SMP N 16 KOTA JAMBI. Oleh: PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI KELAS IX SMP N 16 KOTA JAMBI Oleh: 1) Elisabet Agsellina Y.S Lumbanbatu, 2) Maison, 3) Nehru 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2000). Dalam penelitian ini metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel dalam menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK. Setelah itu,

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif termasuk ke dalam kategori penelitian dengan uji perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kotabumi. Waktu penelitian adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Terlihat dari judul penelitian ini akan dilakukan secara experiment. Dimana penelitian eksperimen mengambil sampel secara acak murni, namun pada pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan disain penelitian berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Pertemuan 7 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Tujuan Setelah perkuliahan ini diharapkan dapat: Menjelaskan tentang pengertian validitas dan penerapannya dalam menguji instrument penelitian pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN SIKAP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA. Abstrak

PENGEMBANGAN INSTRUMEN SIKAP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA. Abstrak Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENGEMBANGAN INSTRUMEN SIKAP PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA Andi tenriawaru 1, Jumarniati 2 Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one group design pada kelompok-kelompok ekuivalen. Penelitian akan dilakukan pada dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk lebih memperjelas maksud penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional variabel-variabel beberapa istilah: 1. Gaya Belajar Menurut Nasution

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Pra-Eksperimental (Pre- Eksperimental Design). Karena perlakuan tidak menggunakan kelas control.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Bandung, dimana peserta yang dilibatkan merupakan siswa yang telah mengikuti pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat. 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bandung Jawa Barat.. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMPN Kota Cimahi - Jawa Barat. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan langkah-langkah kerja. Langkah-langkah kerja yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari desain eksperimen, subjek penelitian, variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian 46 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian pengembangan (Research and Development) dari Borg dan Gall. Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 317 siswa

III. METODE PENELITIAN. Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 317 siswa 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 317 siswa yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA Pengembangan Butir Soal... (Indah Annisa Diena) 1 PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENLITIAN

BAB III METODE PENLITIAN BAB III METODE PENLITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat

Lebih terperinci

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud menerapkan suatu metode inkuiri dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud menerapkan suatu metode inkuiri dalam 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bermaksud menerapkan suatu metode inkuiri dalam pembelajaran matematika dan akibat yang akan dilihat adalah kemampuan pemahaman dan penalaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan sebab-akibat antara model dan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Tulang Bawang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Tulang Bawang 54 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Waktu penelitian ini adalah pada semester

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain penelitian yang digunakan mengacu

Lebih terperinci