SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH TERBAIK PADA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN SAW

Transkripsi

1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH TERBAIK PADA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN SAW Muhammad Arifin ( ) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja N0.338 Sp. Limun Medan http : // // riecycr@yahoo.com ABSTRAK Dinas Kabupaten Serdang Bedagai merupakan suatu lembaga pemerintahan yang berada di daerah Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang pendidikan yang melayani seluruh sekolah yang ada pada Kabupaten Serdang Bedagai. Dalam proses pemilihan sekolah terbaik, banyak sekali kendala yang dihadapi baik pada pendidik, kondisi gedung serta fasilitas yang ada pada sekolah. Ini dikarenakan banyaknya sekolah yang berada pada Kabupaten Serdang Bedagai. Oleh sebab itu tidak semua sekolah tersebut akan menjadi sekolah terbaik, hanya yang memenuhi kriteria-kriteria saja yang akan menjadi sekolah terbaik, maka perlu sebuah aplikasi yaitu Aplikasi Pendukung Keputusan dengan menggunakan metode yang dinamakan metode AHP dan SAW. Sistem ini dapat digunakan untuk penentuan kelayakan sekolah mana yang menjadi sekolah terbaik di Kabupaten Serdang Bedagai. Pemanfaatan Sistem Pendukung Keputusan dengan metode AHP dan SAW, dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang berhak menjadi sekolah terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Kata Kunci : SPK, AHP, SAW, Sekolah 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas Kabupaten Serdang Bedagai memiliki program untuk memilih sekolah terbaik yang menjadi sekolah percontohan. Sekolah-sekolah yang terpilih pada akhirnya diproyeksikan menjadi acuan dan laboratorium bagi sekolah-sekolah lain dalam pembelajaran, manajemen sekolah dan peran serta masyarakat, sehingga sekolah-sekolah tersebut setiap saat harus siap dikunjungi dan diteliti, baik oleh sekolah yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai maupun yang berada di luar Kabupaten Serdang Bedagai. Pemilihan sekolah terbaik oleh Dinas Kabupaten Serdang Bedagai masih dilakukan dengan cara manual. Kendala yang dihadapin oleh Dinas Kabupaten Serdang Bedagai dalam pemilihan sekolah yang terbaik dan benar adalah ada banyak sekali kriteria-kriteria yang harus dilihat dari banyaknya sekolah negeri dan swasta yang ada dilingkungan Kabupaten Serdang Bedagai saat ini. Kegiatan pemilihan sekolah terbaik oleh Dinas Serdang Bedagai dilakukan masih manual, yaitu dengan cara data sekolah dikirim ke Kantor KCD Kecamatan kemudian dari Kecamatan diperiksa kelengkapan berkas kemudian berkas yang sudah lengkap dipilih dan kemudian dikirim ke Kantor Dinas Kabupaten sesuai dengan bidang yang menanganinya. Setelah sekolah terpilih maka survei ke lapangan didampingi oleh Kepala UPTD Kecamatan. Sehingga memrlukan waktu yang lama untuk proses dan biaya untuk mensurvei ke sekolah. Salah satu solusi penyelesaian masalah tersebut adalah menggunakan sebuah sistem pendukung keputusan. Sistem ini digunakan sebagai proses untuk mendapatkan keputusan lebih cepat dan akurat. Untuk dapat menghasilkan laporan yang akurat, tentu saja dibutuhkan suatu metode yang dapat melibatkan banyak komponem atau kriteria yang dinilai (multi kriteria). Sehingga dalam penyelesaian diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan dengan multi kriteria. Metode sistem pendukung keputusan yang multikriteria antara lain yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Simple Additive Weighting (SAW). Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah membandingkan metode AHP dengan metode SAW dimana pada pemilihan sekolah terbaik ini melibatkan banyak kriteria dan sub kriteria. serta sub kriteria tersebut dapat ditambah ataupun dikurangi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Disamping itu, pada masing kriteria tersebut dapat ditentukan jumlah bobotnya sehingga penilai dapat memprioritaskan bobot yang dirasa penting. Sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manager dan dapat membantu manager dalam pengambilan keputusan (Sri Eniyati, 2011, Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting), Volume : 16, ISSN : ). SPK memiliki beberapa metode dalam 96

2 menentukan keputusan yang sifatnya multikriteria antara lain SAW, AHP, TOPSIS dan lain-lain. Analytical Hierarchy Process (AHP) Merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multif kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti oleh level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif (Prasetyo, Laksito, Siswanti, 2013, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Internet Operator Telekomunikasi Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process), ISSN : ). Metode SAW (Simple Additive Weighting) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW (Simple Additive Weighting) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating Sertifikasi pada setiap alternatif pada semua atribut (Sinulingga, 2014, Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Sertifikasi Dengan Menggunakan Metode SAW ( Simple Additive Weighting), Volume : VII, ISSN : ). Penyelesaiaan masalah pemilihan sekolah yang terbaik melalui penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan SAW (Simple Additive Weighting). Metode AHP dilakukan dengan cara mempertimbangkan berbagai macam faktor yang ada seperti kualitas sekolah, lokasi sekolah dan sebagainya. Sedangkan SAW kriteria pembobotan ditentukan sendiri oleh user atau pengguna 1.2 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana menentukan kriteria-kriteria dalam proses pemilihan sekolah terbaik pada Kabupaten Serdang Bedagai? 2. Bagaimana menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Simple Additive Weighting (SAW) dalam pemilihan sekolah terbaik? 3. Bagaimana merancang sistem pendukung keputusan pemilihan sekolah terbaik pada Kabupaten Serdang Bedagai? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Sekolah yang dipilih hanya sekolah yang berada di Kecamatan Perbaungan. 2. Data yang diambil hanya data Sekolah Negeri untuk tingkat SD di wilayah Dinas Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Menggunakan bahasa pemograman Microsoft Visual Studio 2008 untuk 4. pengolahan data dan Mysql Server sebagai databasenya. 2.1 Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan sehingga menghasilkan keluaran. Suatu sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi (Bardansyah, 2014). 2.2 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sering disebut juga dengan Decision Support System (DDS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasi data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2002). 2.3 Metode Analytical Hierarchy Process Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahkannya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki (Kusrini, 2007). 2.4 Prosedur Metode Analytical Hierarchy Process Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode Analytical Hierarchy Process (AHP) meliputi (Kusrini, 2007): 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. 2. Menentukan prioritas elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan junlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. 1. Mengukur Konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada Landasan Teori

3 karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya. b. Jumlahkan setiap baris c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks. 2. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus: CI = (λ maks-n)/n Dimana n = banyaknya elemen 3. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus: CR = CI/RC Dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Indeks Random Consistency Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Tabel 1 Daftar Indeks Random Consistency Ukuran Matriks Nilai IR 1,2 0, Sumber : Kusrini, 2007, Analisa dan Perancangan 3.1 Pemilihan Sekolah Terbaik Berdasarkan Metode AHP Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk membentuk matriks perbandingan berpasangan adalah: 1. Menentukan pilihan sekolah yang tepat adalah salah satu hal yang sangat penting dalam hidup. Karena pilihan untuk sekolah saat ini, akan mempengaruhi pendidikan dan kehidupan masa depan kelak. Sehingga calon orang tua mengalami kesulitan untuk mendapatkan data dan informasi secara lengakap. 2. Menentukan kriteria dan alternatif : yang digunakan adalah : a. /Staf Pengajar adgalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian dari seseorang, artinya pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus. Tabel 4.3 Bobot S2 Baik 3 S1 Cukup 2 SMA Tidak 1 b. Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen disuatu tempat. Tabel 2 Bobot Sangat Memadai Baik 3 Memadai Cukup 2 Kurang Tidak 1 c. Lingkungan Sekolah lingkungan sekolah adalah salah satu faktor yang mendorong kita untuk lebih bersemangat dalam proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga. Tabel 3 Lingkungan sekolah Bobot Sangat Bersih Baik 3 Bersih Cukup 2 Kotor Tidak 1 a. Sekolah sekolah adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berlanjalan lancar, teratur, efektif dan efisien. Tabel 4 Sekolah Bobot Sangat Baik Baik 3 Baik Cukup 2 Cukup Tidak 1 Sumber : Dinas Kabupaten Serdang 3. Membuat struktur hirarki Permasalahan pemilihan sekolah terbaik dapat disederhanakan melalui diagram hirarki. 98

4 Diagram hirarki terdiri dari 3 elemen, yaitu tujuan (goal) dari pengambilan keputusan (level 0), kriteria penilaian (level 1) dan alternatif pilihan (level 2). Adapun gambar hierarki SPK pemilihan sekolah dapat dilihat pada gambar 5 berikut : Pendidik an Pemilihan Sekolah Kebers. Lingk Sek. Level 0 Level 1 Level Gambar 5 Hierarki SPK Pemelihan Sekola 4. Membuat Matriks Perbandingan Berpasangan Proses perbandingan berpasangan akan berbentuk matriks. Tahap perbandingan berpasangan ini akan digunakan pada saat mencari atau menghitung bobot setiap kriteria dan bobot setiap alternatif untuk setiap kriteria penilaian. Pencarian hasil (perangkingan) dimulai dengan mencari matrik perbandingan berpasangan ditentukan nilai bobot setiap kriteria. Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk membentuk matriks perbandingan berpasangan adalah: 1. Menenentukan nilai kepentingan setiap kriteria Hasil nilai kepentingan dari masing-masing pentingan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Tabel Perbandingan Antar Sepasang 1 Perbandingan 2 (7) Lebih mutlak penting dari pada gedung (5) Lebih penting dari pada gedung sekolah (3) sedikit lebih penting dari Lingk. pada gedung (5) Lebih penting dari pada sekolah Lingk. (3) sedikit lebih penting dari gedung pada Lingk. (3) sedikit lebih penting dari pada Nilai-nilai matriks pada tabel 5 ditentukan dengan membandingkan tingkat kepentingan masing-masing kriteria. Tabel 6 Matriks Perbandingan Berpasangan Kebersi han olah Sek 1/ Gedunng 1/3 1/ /5 1/3 1/1 3 Sekolah 1/7 1/5 1/3 1/1 Keterangan : 1. 1/7 nilai 1 untuk status fasilitas sekolah dan nilai 7 dari jumlah pendidikan guru. 2. 1/7 artinya kriteria jumlah pendidikan dipandang lebih mutlak penting dari pada kriteria status fasilitas sekolah. Menyusun kriteria-kriteria calon sekolah terbaik pada matriks berpasangan. Matriks perbandingan diubah dalam bilangan desimal. Hasil setiap kolom kriteria pada tabel 4.9 diperoleh dari hasil perbandingan antar sepasang kriteria. Adapun nilai desimal matriks perbandingan dapat dilihat pada tabel 7berikut Tabel 7 Nilai Desimal Matriks Perbandingan sekolah sekolah Jumlah Adapun perhitungannya sebagai berikut : Baris pertama = 1 / 1 = 1 3 / 1 = 3 5 / 1 = 5 7 / 1 = 7 Baris kedua = 1/3 = 0,33 1/1 = 1 3/1 = 3 5/1 = 5 Adapun untuk mencari nilai-nilai baris yang lain, dilakukan dengan cara yang sama. Kemudian untuk mencari kolom jumlah pada tabel 4.9 diperoleh dari hasil penambahan pada setiap kolom. Adapun perhitungannya sebagai berikut : Jumlah kolom pertama = = 1.676Adapun untuk mencari nilai-nilai kolom jumlah yang lain, dilakukan dengan cara yang sama. 2. Menentukan rangking kriteria (eigen vector ternormalisasi dari kriteria) Pada tahapan ini menghitung eigen vector ternormalisasi tabel 8 (nilai desimal matriks perbandingan). a. Normalisasikan tabel 8 (nilai desimal matriks perbandingan) Adapun hasil matriks normalisasi kriteria dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut : Tabel 8 Matriks Normalisasi Pendidik an Fasilit as sekola h sekolah Jumlah Adapun perhitungannya sebagai berikut: Baris pertama = 1 / = / =

5 5 / = / 16. = Adapun untuk mencari nilai-nilai baris yang lain, dilakukan dengan cara yang sama. Kemudian untuk mencari kolom jumlah pada tabel 4.10 didapat dari hasil penambahan pada setiap kolom. Adapun perhitungannya sebagai berikut: Jumlah kolom pertama = = Adapun untuk mencari nilai-nilai kolom jumlah yang lain, dilakukan dengan cara yang sama. b. Hitung nilai priority vector normalisasi Adapun hasil priority vector matriks normalisasi dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut : Tabel 9 Priority Vector Matriks Normalisasi atau tidak. Apabila rasio konsistensi lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki, apabila rasio konsistensi (CI/CR) Tidak atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan dapat dinyatakan benar. Adapun langkah yang dilakukan untuk mendapatkan rasio konsistensi adalah sebagai berikut : a. Menentukan nilai Eigen maksimum ( maks) Kolom jumlah per baris dan nilai kolom priority vector normalisasi diambil dari tabel Nilai kolom hasil diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap kolom Jumlah Per Baris dengan nilai kolom priority vector normalisasi pada setiap baris tabel Adapun hasil Eigen maksimum ( maks) dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut : Adapun perhitungannya sebagai berikut : Jumlah baris pertama = = Adapun untuk mencari nilai-nilai baris yang lain, dilakukan dengan cara yang sama. Kemudian untuk mencari hasil setiap kolom priority vector normalisasi pada tabel 4.11 diperoleh dari jumlah baris dibagi dengan banyak kriteria. Adapun perhitungannya sebagai berikut : Baris pertama = / 4 = Adapun untuk mencari nilai-nilai baris yang lain, dilakukan dengan cara yang sama. Berdasarkan tabel 4.11 (priority vector matriks normalisasi) diatas, maka diperoleh priority vector ternormalisasi dari masing-masing kriteria sebagai berikut : /Staf Pengajar = = Lingkungan Sekolah = Sekolah = pendidikan guru adalah kriteria paling penting dalam kasus ini, karena memiliki nilai priority vector matriks normalisasi paling tinggi dibandingkan kriteria kondisi gedung, kriteria kebersihan Lingkungan Sekolah, dan kriteria fasilitas gedung. 3. Menghitung Rasio Konsitensi Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah Tabel 10 Perhitungan Rasio Konsistensi Priority i Jumlah Vector Baris Normalisas Hasil Sekolah Pend Baik - Cukup Jumlah 5. Adapun perhitungannya sebagai berikut :Baris pertama = = 2.791Adapun untuk mencari nilai-nilai baris yang lain, dilakukan dengan cara yang sama.nilai Jumlah diperoleh dari penjumlahan nilai-nilai kolom hasil. Adapun perhitungannya sebagai berikut :Nilai jumlah = = 5. Berdasarkan nilainilai pada tabel 4.12, maka diperoleh nilai berikut :Jumlah = 5. n (jumlah kriteria) = 4 max (jumlah / n) = 5. / 4 max = Sampai pada tahap ini, maka bobot setiap kriteria telah diperoleh nilainya seperti pada gambar 4.5 berikut : Ged Baik - Cukup Sekolah Keber Lingk Baik - Cukup Sek penilaian perbandingan kriteria bersifat konsisten Sistem pendukung keputusan pemilihan sekolah terbaik pada kabupaten serdang bedagai menggunakan - Tidak metode - Tidak ahp dan saw Baik - Cukup - Tidak Level 0 Level 1 Level 2 100

6 Gambar 6 Diagram Hirarki Nilai b. Cek Ratio Konsisten (CR) Adapun tahap cek ratio konsisten (CR) dilakukan dengan cara sebagai beriku : 1). Menghitung Indeks Konsistensi (CI) Adapun untuk mencari nilai indeks konsistensi (CI) adalah sebagai berikut : CI = ( maks-n) / n CI = (1,250 4) / 4 CI = -0,688 2). Hitung Rasio Konsistensi (CR) Nilai CR dihitung dengan membagi nilai CI dengan nilai IR (CI / RI). Nilai IR diperoleh berdasarkan nilai daftar indeks ratio konsistensi (IR) pada tabel 4.2 untuk jumlah kriteria (n). Jumlah kriteria = 4, maka IR = 0,90, sehingga : CR = CI / RI CR = -0,688 / 0,90 CR = -0,764 CR < 0,1 berarti preferensi pembobotan kriteria adalah konsisten atau dapat diterima Menghitung Hasil Proses perhitungan hasil, diperoleh berdasarkan nilai prioritas kriteria yang telah diperoleh sebelumnya pada tabel 11 dan nilai prioritas masing-masing sub kriteria. Hasil matriks perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.29 berikut : Tabel 11 Tabel Hasil Prioritas dengan Prioritas Sub NILAI PRIORITAS KRITERIA guru gedung Fasi litas Sek olah NILAI PRIORITAS SUB KRITERIA BAIK BAIK BAIK BAI K CUKUP CUKUP CUKUP CU KU P TIDAK TIDAK TIDAK TID AK Menguji Hasil Pengolahan Data Survei Alternatif Berdasarkan data yang telah diolah, maka diperoleh data masing-masing alternatif. Adapun hasil pengolahan data survei alternatif dapat dilihat pada tabel 12 berikut : Tabel 12 Hasil Pengolahan Data Survei Alternatif Alterna Banguna tif Sekolah n Cuku Baik p Tidak Baik Cukup Baik Cukup Tidak Cuku Baik Baik Baik p Cuku Cukup p Baik Baik Hasil akhir adalah mengalikan masing-masing nilai prioritas sub kriteria nilai dari pengolahan data survei alternatif Tabel 13 Hasil Akhir Alternat Keber if angunan sihan Sekolah SD No * 3* 0.242* 0.258* Beng kel 19 7 SD No Melat i SD No Tuala ng SD No SukaJ adi 0.258* * 0.258* * 0.218* 0.218* * * * * * 0.242* Langkah terakhir adalah menghitung rangking alternatif. Tabel 14 Ranking Alternatif KRITERIA Fasilit ALTERNA Kebersi as TIF Bangun han Sekola an h * *0. 3*0. 2*1. Bengkel Melati Tualang 0.258* 0.258* * * * * * * Total

7 SukaJadi 0.258* * * * Berdasarkan nilai kolom total pada tabel 4.32, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah Melati memiliki nilai paling tinggi yaitu Pemilihan Sekolah Terbaik Berdasarkan Metode SAW Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk pemilihan sekolah terbaik adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Alternatif dan kriteria : Ada 4 (empat) alternatif dan kriteria yang digunakan dalam pemilihan sekolah terbaik (Sumber : Dinas Kabupaten Serdang Bedagai, 2016). Adapun alternatif pada kasus ini yaitu sebagai berikut : a. Alternatif : - A1= Bengkel - A2= Melati - A3= Tualang - A4= SukaJadi b. : - C1= (Benefit) - C2= (Cost) - C3= (Cost) - C4= Sekolah (Cost) Adapun nilai kepentingan setiap kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. /Staf Pengajar adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian dari seseorang, artinya pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus. Tabel 15 Bobot S2 Baik 3 S1 Cukup 2 SMA Tidak 1 2. Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen disuatu tempat. Tabel 16 Krite Bobot ria Sangat Memadai Baik 3 Memadai Cukup 2 Kurang Tidak 1 3. Lingkungan Sekolah lingkungan sekolah adalah salah satu faktor yang mendorong kita untuk lebih bersemangat dalam proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga. Tabel 17 Lingkungan sekolah Bobot Sangat Bersih Baik 3 Bersih Cukup 2 Kotor Tidak 1 4. Sekolah sekolah adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berlanjalan lancar, teratur, efektif dan efisien. Tabel 18 Sekolah Bobot Sangat Baik Baik 3 Baik Cukup 2 Cukup Tidak 1 Yang masing masing setiap kriteria di beri bobot 40%, 30%, 20%, 10% Sumber : Dinas Kabupaten Serdang C1 = 40 % = 0.40 C2 = 30 % = 0.30 C3 = 20 % = 0.20 C4 = 10 % = 0.10 Berdasarkan hasil survei penilaian maka menghasilkan penilain. Tabel 19 Dari hasil penilaian maka menghasilkan pembobotan sesuai dengan tabel yang ada dikriteia. Tabel 20 Bobot Langkah pertama : Langkah pertama dalam metode SAW adalah membuat matriks keputusan setiap alternative terhadap setiap atribut X. 102

8 Matriks X = X 11 X 12 X 1n X 21 X 22 X 2n Xm 1 Xm 2 Xmn Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 22 berikut : Tabel 22 Perangkingan Dimana Xij merupakan rating kinerja alternative ke-i terhadap atribut ke-j, sehingga di peroleh matriknya : Matriks X = Langkah kedua : Menentukan nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatife setiap atribut,diberikan sebagai, W : W = [W1 W2.. Wn] Langkah ketiga : melakukan proses normalisasi matriks keputusan(x) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Matriks ternormalisasi R diperoleh dari persamaan : Rij = Benefit xij (Max xij) jika j adalah atribut Rij = (Min xij) xij jika j adalah atribut Cost Adapun hasil perhitungan normalisasi matriks keputusan dapat dilihat pada tabel 4.39 berikut : Tabel 21 Normalisasi matriks Keputusan Nurmalis asi C1 C2 C3 C4 R 1 3/3 2/3 1/3 3/3 R 2 3/3 3/3 3/3 2/3 R 3 2/3 3/3 2/3 1/3 R 4 2/3 2/3 3/3 3/3 Berdasarkan forumula di atas dapat di peroleh matrik ternormalisasi R, sebagai berikut : Normalisasi Matriks R = , , Langkah keempat : Langkah keempat proses perangkingan dengan menjumlahkan setiap alternatif dari matriks ternormalisasi R setiap baris di kalikan bobot W. Adapun perhitungannya sebagai berikut : A1 ={(1)(0.40)+(0.667)(0.30)+(0.333)(0.20)+(1)(0.10)} {(0.4)+(0,2)+(0.067)+01)} = A2 ={(1)(0.40)+(1)(0.30)+(1)(0.20)+(0.333)(0.10)} {(0.4)+(0.3)+(0.2)+0.067)} = A3 ={(0.667)(0.40)+(1)(0.30)+(0.667)(0.20)+(0.333)(0,1 0)} {(0,267)+(0,3)+(0.133)+0.333)} = A4 ={(0.667)(0.40)+(0.667)(0.30)+(1)(0.20)+(1)(0.10)} {(0.267)+(0.2)+(0.2)+0.1)} = Berdasarkan nilai kolom total pada tabel 4.32, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah Melati memiliki nilai paling tinggi yaitu Implementasi Implementasi adalah proses penerapan dari sistem baru yang dibuat. Peminjam C yang memiliki prioritas global tertinggi adalah yang terbaik. 1. Form Menu Utama Gambar 8 Form Menu Utama 2. Form Perbandingan Berpasangan Gambar 9 PengisianForm Perbandingan Berpasangan 3. Form Perbandingan Berpasangan Sub 103

9 Gambar 10 Pengisian Form Perbandingan Berpasangan Sub 4. Form Hasil Perangkingan AHP Gambar 11 Form Hasil Perangkingan AHP Berikut cara untuk mengisi: a. Klik Proses SPK metode AHP b. Klik hitung dan simpan 5. Form Hasil Perangkingan SAW Gambar 12 Form Hasil Perangkingan SAW 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penentuan kriteria-kriteria sekolah yang akan dipilih menjadi sekolah terbaik dilakukan berdasarkan peraturan Dinas Kabupaten Serdang Bedagai seperti jumlah pendidikan guru, kondisi gedung, fasilitas sekolah dan kebersihan lingkungan agar siswa dan siswi belajar tenang dan nyaman serta tidak susah mencari tempat praktek baik laboratorium ataupun lapangan olah raga. 2. Penerapan metode Analytical Hierarachy Process (AHP) dengan cara mendefinisikan masalah, pembobotan kriteria, perangkingan alternatif yang dijadikan sebagai pendukung keputusan akhir dan Simple Additive Weighting (SAW) dengan melakukan langkah membuat matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut X, menentukan nilai bobot yang menunjukan tingkat kepentingan relatif setiap attibut sebagai nilai W, melakukan proses normalisasi matriks keputusan, melakukan proses perangkingan pada sistem keputusan pemilihan sekolah terbaik pada Kabupaten Serdang Bedagai yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan yang multi objektif dan multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki sehingga mempermudah pekerjaan dalam pengambilan keputusan serta memudahkan Dinas Kabupaten Serdang Bedagai untuk memilih sekolah yang terbaik. 3. Perancangan aplikasi ini menggunakan bahasa pemograman Microsoft Visual Studio 2008 dan MYSQL dikarenakan dapat digunakan untuk membangun aplikasi sistem pendukung keputusan, selain mempermudah pekerjaan dan menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan mudah menampilkan info data-data pendukung keputusan kepada pihak yang membutuhkan. 5.2 Saran SAdapun saran dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Penggabungan metode Analytical Hierarachy Process (AHP) dan Simple Additive Weighting (SAW) dengan metode matematika lain dapat membuat nilai-nilai pendukung keputusan yang dihasilkan lebih akurat dan terperinci. 2. yang menjadi parameter dalam pengambilan keputusan dapat ditambah atau diganti yang dapat memperkuat hasil pengambilan keputusan. 3. Pembuatan laporan ini sebaiknya berbasis web atau dalam bentuk mobile jadi laporan dapat diakses melalui handpone dan dapat dilihat dengan mudah kapan saja. 4. Program aplikasi ini relatif mudah digunakan akan tetapi program ini masih membutuhkan panduan penggunaan program yang lebih terperinci lagi agar sistem ini dapat digunakan dengan lebih baik lagi khususnya bagi pemula. DAFTAR PUSTAKA 1. Jogiyanto Hartono. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset). 2. Kusrini, (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi Offest. 3. Maulana Sofyan. (2015). Trik Kolaborasi Vb.Net dan Sms Gateway. Cirebon : CV. Asfa Solution. 4. Wahana Komputer. (2009). Membangun Aplikasi Toko Dengan Visual Basic Semarang : Andi Offset. 5. Bardansyah. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Sekolah favorit Tingkat Sekolah Menengah Pertama Swasta dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Volume : VI, ISSN : Dedi Iskandar Sinulingga, (2014). Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Sertifikasi Dengan Menggunakan Metode SAW ( Simple AdditiveWeighting), Volume : VII, ISSN :

10 7. Eniyati, S. (2011). Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting. Teknologi Informatika Dinamik, Nur Rosmawati, (2013). Perancangan Sisitem Informasi Penerimaan Kas Pt. Asri Karya Binangun Tanggerang Paryati, (2010). Aplikasi Sistem Informasi Tiket Pesawat Terbang di PT. Garuda Indonesia Berbasis Web, ISSN: Prasetyo, Laksito, Siswanti, (2013), Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Internet Operator Telekomunikasi Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process), ISSN : Dinas Kabupaten Serdang Bedagai/