I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
|
|
- Devi Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Padi (Oryza sativa L) merupakan tanaman pangan utama di Asia, termasuk Indonesia. Biji padi atau gabah memiliki rendemen 72-82% bagian yang dapat dimakan atau kariopsis, yang disebut beras pecah kulit (brown rice), dan 18-28% kulit gabah atau sekam (Haryadi, 2006). Padi lahan sawah di Asia memberikan kontribusi besar pasokan beras global (Sahrawat, 2005). Produktivitas tanah padi sawah sangat tergantung pada kesuburan tanah atau kimia alami tanah (De Datta, 1981). Produktivitas tanaman padi meningkat setelah adanya revolusi hijau (Hasanuzzaman et al., 2010) dengan sistem penggunaan sejumlah besar pupuk anorganik, pestisida, dan herbisida anorganik (Khan et al., 2007). Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida anorganik secara terus menerus pada takaran tinggi serta intensitas pemanfaatan lahan yang sangat intensif tanpa memperhatikan masukan bahan organik menyebabkan penurunan kesuburan tanah sehingga penambahan pupuk anorganik tidak lagi memacu kenaikan produktivitas padi (Balitpa, 2002). Pemberian pupuk anorganik secara terus-menerus dan berlebihan setiap musim tanam telah menurunkan produktivitas tanah dalam jangka waktu tertentu (Hasanuzzaman et al., 2010). Selain menyebabkan degradasi kesuburan tanah, penggunaan bahan kimia anorganik juga mengakibatkan pencemaran lingkungan tanah dan air. Sistem pertanian berbasis bahan masukan tinggi (bahan fosil) seperti pupuk anorganik, dan pestisida dapat merusak sifat-sifat tanah dan akhirnya menurunkan produktivitas tanah untuk waktu yang akan datang (Ikemura & Shukla, 2009; Sanati et al., 2011). Semakin meluasnya lahan yang terdegradasi tersebut diantaranya banyak disebabkan oleh merosotnya kadar bahan organik tanah (Kurnia et al., 2005). Penurunan kandungan bahan organik tanah tersebut antara lain terjadi akibat pengangkutan keluar terhadap hasil panen secara besar-besaran tanpa diimbangi dengan pengembalian sisa-sisa panen dan masukan dari luar (Hairiah, et al., 2000). Biaya input kimia yang tinggi dan kekhawatiran tentang degradasi tanah dan polusi lingkungan menuntut penerapan praktek manajemen alternatif untuk mengatasi masalah tersebut (Baligar & Fageria, 2007). Tumbuhnya kesadaran tentang dampak negatif penggunaan pupuk anorganik, pestisida dan sarana pertanian lainnya terhadap lingkungan, kesehatan pangan serta kesehatan manusia, mendorong sebagian petani mengembangkan pertanian organik (Ikemura & Shukla, 2009). Peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat juga mendorong 1
2 kesadaran mereka tentang pentingnya pola makan sehat (Kumatsuzaki & Syuaib, 2010). Pertanian organik merupakan pertanian alternatif yang aman bagi lingkungan, munculnya disebabkan karena ancaman kerusakan ekologis karena pencemaran bahan anorganik (Jahroh, 2010). Pertanian organik bergantung pada kesehatan tanah dan daur hara melalui tanah menggunakan proses alami (Ram & Sharma, 2011). Pertanian organik mengandalkan sumber kebutuhan hara melalui pupuk organik dan masukan-masukan alami lainnya (Suriadikarta & Simanungkalit, 2006). Tanaman padi banyak membutuhkan unsur hara nitrogen (N) bagi pertumbuhannya, sehingga N seringkali menjadi pembatas produksi. Kesuburan tanah terutama ketersediaan N menentukan tingkat dan kualitas hasil. Permasalahannya, pada umumnya kadar N tanah rendah dan tidak mencukupi untuk mendukung pencapaian hasil tinggi (Setyorini et al., 2007; Abdulrachman et al., 2008). Menurut klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah memerlukan persyaratan dalam kategori sedang untuk kadar N-total 0,21 sampai 0,50% dan kadar C-organik lebih besar 1,2% (Eviati & Sulaiman, 2009; Permentan, 2013b). Petani organik pada umumnya menggunakan pupuk kandang sebagai sumber nutrisinya, termasuk N. Namun permasalahannya, jumlah pupuk kandang sangat terbatas dan memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan bervariasi. Oleh karena itu perlu dicarikan alternatif sumber pupuk organik lain selain pupuk kandang. Alternatif untuk memenuhi kebutuhan N pada budidaya padi sawah organik adalah dengan memanfaatkan sumber-sumber pupuk organik potensial, yaitu pupuk hijau. Ketersediaan pupuk hijau yang banyak tersedia merupakan sumber N dan bahan organik yang penting (Kaushal et al., 2010). Pupuk hijau adalah bahan tanaman, biasanya legum yang dibenamkan ke dalam tanah saat masih hijau untuk memperkaya bahan organik dan unsur hara, terutama N dalam tanah. Pupuk organik yang berasal dari bahan hijau terurai dengan cepat dan melepaskan N cepat pula (Purwanto et al., 2014). Tanaman pupuk hijau (legum) memasok bahan organik dan menambah nitrogen (Usama & Siddiqui, 2016). Pupuk hijau adalah biomasa tanaman yang masih hijau yang belum terdekomposisi, yang dibenamkan secara langsung ke dalam tanah untuk mempertahankan kesuburan tanah. Kandungan nitrogen cukup tinggi pada saat pupuk hijau masih muda (Hairiah et al., 2000; Sutanto, 2002; Ram & Sharma, 2011). Pupuk hijau legum tahunan merupakan salah satu pupuk organik yang berpotensi sebagai sumber bahan organik tanah dan unsur hara tanaman padi sawah organik terutama N, namun belum banyak dimanfaatkan olah petani. Pupuk hijau 2
3 legum tahunan berpotensi sebagai sumber unsur hara yang terbarukan, karena banyak tersedia di sekitar lahan dan dapat dipangkas berulang kali selama masa pertumbuhannya. Pengembangan potensi pupuk hijau tahunan tidak bersaing dengan tanaman padi dalam hal penggunaan lahan dan tenaga kerja serta biaya lainnya seperti pupuk hijau semusim yang di tanam pada lahan padi. Hal ini disebabkan karena tanaman legum tahunan dapat ditanam di lahan-lahan kering sebagai tanaman pagar pada budidaya lorong, ditanam di luar lahan yang tidak ditanami padi, memanfaatkan lahan tidur, serta di tanam di pinggir-pinggir jalan sebagai tanaman peneduh. Hasil penelitian tentang pemanfaatan potensi pupuk hijau legum tahunan sebagai sumber bahan organik tanah dan nitrogen pada budidaya padi sawah organik yang berkaitan dengan aspek pemilihan jenis, takaran dan waktu aplikasi yang optimal yang dilakukan melalui serangkaian penelitian secara komprehensif belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu penelitian tentang pemanfaatan tanaman pupuk hijau legum tahunan potensial sebagai sumber bahan organik tanah dan nitrogen pada budidaya tanaman padi organik perlu dilakukan. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, perumusan permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Belum diketahui jenis tanaman legum tahunan yang mempunyai kadar N daun tinggi dan pola mineralisasinya. 2) Belum diketahui pengaruh takaran dan takaran optimal beberapa jenis pupuk hijau legum tahunan yang mempunyai kadar N tinggi dengan pola mineralisasi berbeda terhadap karakter fisiologis, pertumbuhan dan hasil padi sawah organik. 3) Belum diketahui pengaruh waktu aplikasi dan waktu aplikasi optimal beberapa jenis pupuk hijau legum tahunan yang mempunyai kadar N tinggi dengan pola mineralisasi berbeda terhadap karakter fisiologis, pertumbuhan dan hasil padi sawah organik. 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Memperoleh jenis tanaman legum tahunan yang mempunyai kadar N daun tinggi dan pola mineralisasinya. 3
4 2) Mempelajari pengaruh takaran beberapa jenis pupuk hijau legum tahunan yang mempunyai kadar N tinggi dengan pola mineralisasi berbeda terhadap karakter fisiologis, pertumbuhan dan hasil padi sawah organik dan mendapatkan takaran optimal beberapa jenis pupuk hijau legum tahunan yang mempunyai kadar N tinggi dengan pola mineralisasi berbeda. 3) Mempelajari pengaruh waktu aplikasi beberapa jenis pupuk hijau legum tahunan yang mempunyai kadar N tinggi dengan pola mineralisasi berbeda terhadap karakter fisiologis, pertumbuhan dan hasil padi sawah organik dan mendapatkan waktu aplikasi optimal beberapa jenis pupuk hijau legum tahunan yang mempunyai kadar N tinggi dengan pola mineralisasi berbeda. 4. Keaslian Penelitian Penggunaan pupuk organik, termasuk pupuk hijau yang pernah dipelajari dalam penelitian-penelitian terdahulu dilakukan secara terpisah, antara lain mengenai aspek mineralisasi N pupuk kandang, takaran, jenis dan peranan pupuk hijau dalam mensubstitusi atau mengurangi penggunaan pupuk anorganik dalam praktek pengelolaan hara terpadu (Integrated Nutrient Managemen, INM). Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Azzez et al. (2010) tentang mineralisasi pupuk kandang unggas, sapi dan kambing dalam kondisi aerob selama 120 hari, menunjukkan bahwa mineralisasi N bertahap: (1) Awal pelepasan N cepat antara 0 dan 30 hari inkubasi, (2) fase pelepasan konstan antara 40 dan 55 hari inkubasi, mencapai puncak pada 55 hari inkubasi, (3) penurunan cepat pelepasan N antara 70 dan 90 hari inkubasi, dan (4) peningkatan tajam dalam pelepasan N pada 120 hari inkubasi. Hasil penelitian Abbasi et al. (2007) tentang aspek waktu mineralisasi N pupuk kandang sapi, domba dan unggas, menunjukkan bahwa laju mineralisasi bersih adalah pada hari inkubasi. Wichern et al., 2004 mempelajari tentang aspek mineralisasi N pupuk kandang matang dan pupuk kandang segar melaporkan mineralisasi bersih selama 0-9 hari inkubasi. Villasenor et al. (2015) mempelajari aspek mineralisasi N tanah dan pengaruh residu pemupukan pada musim sebelumnya pada tanah sawah Alfisol dan Vertisol dengan perlakuan waktu inkubasi anaerobik dan suhu yang berbeda pada kondisi lapangan dan laboratorium yang dikelola dengan tanaman padi. Inkubsi anaerobik dilakukan pada 20 dan 40 o C; dan pada lima waktu yang berbeda (0, 7, 14, 21, dan 28 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu pemupukan meningkatkan mineralisasi N pada kedua tanah sawah bila dibandingkan dengan + kontrol tanpa N. Pada Alfisol berfluktuasi antara 6,1 dan 13,3 mg N-NH 4 kg -1, 4
5 + sedangkan pada Vertisol berkisar antara 18,4 dan 28,0 mg N-NH 4 kg -1. Mineralisasi N dipengaruhi oleh waktu inkubasi, suhu, dan tingkat pemupukan N pada musim tanam sebelumnya, yang ditunjukkan dengan model kuadrat dengan nilai determinasi tinggi, R 2 = 0,73 ** dan R 2 = 0,78 **, masing-masing untuk Alfisol dan Vertisol. Ditemukan bahwa waktu inkubasi dan suhu yang terbaik 7 hari pada 20 C dan 21 hari pada 40 C, masing-masing untuk Altisol dan Vertisol. Paudel & Salewa (1996) melakukan penelitian pada aspek pengaruh takaran Leucaena leucocephla dan Glirisidia sepium terhadap komponen hasil dan residu bahan organik tersebut terhadap sifat tanah padi irigasi sebagai substitusi total N. Percobaan menggunakan tiga taraf N (60, 90 dan 120 kg ha -1 ) masing-masing dari Leucaena leucocephala dan Glirisidia sepium, 60 kg N ha -1 dari Urea, dan kontrol (tanpa N) dengan 40 kg P2O5 dari SP 36 pada semua perlakuan sebagai pupuk dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk daun hijau 120 kg ha -1 baik dari Leucaena leucocephla maupun Gliricidia sepium menghasilkan komponen agronomi dan hasil padi setara dengan yang diperoleh dari 60 kg N dari urea. Pupuk daun hijau 120 kg ha -1 dapat mensubstitusi N pada 60 kg ha -1 dari urea. Peningkatan hasil gabah atas perlakuan kontrol pada perlakuan pupuk daun hijau antara 19-49%. Terdapat hubungan positif komponen anakan efektif per rumpun, jumlah gabah per malai, bobot 1000 gabah, jumlah malai per meter, hasil biomasa, dan hasil jerami dengan hasil gabah Percobaan lapangan yang dilakukan Tomar et al. (2013) selama musim hujan tiga tahun berturut-turut ( ) untuk mempelajari aspek pengaruh jenis pupuk daun hijau pada bagian bahan kering dan produktivitas padi sawah (Oryza sativa L.). Lima daun hijau jenis pohon agroforestri setempat yaitu, Erythrina indica, Acacia auriculiformis, Alnus nepalensis, Parkia roxburghii, dan Cassia siamea dipelakukan pada 10 t ha -1 berdasar bobot segar pada lahan padi dan dibandingkan dengan perlakuan N-P2O5-K2O (80:60:40 kg ha -1 ) yang direkomendasikan dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun , atribut hasil dan hasil padi lebih besar dalam plot NPK dibandingkan dengan pupuk hijau daun. Namun, pada tahun ketiga, pupuk daun hijau (kecuali Alnus) melampaui perlakuan N-P 2O5-K 2O yang direkomendasikan dalam hal produksi bahan kering dan hasil, namun respons yang lebih baik diamati dengan Erythrina. Setelah panen akhir, N- tersedia tanah meningkat 14-20% pada plot yang diberi perlakuan Alnus dan Erythrina dibandingkan dengan kontrol. 5
6 Penelitian yang dilakukan Alagappan & Venkitaswamy (2015) mempelajari aspek berbagai sumber pupuk organik dibandingkan dengan praktek pengelolaan hara terpadu (integrated nutrient management, INM) RDF + Dhaincha (Sesbania cannabina) dan pupuk dosis rekomendasi (recommended dose of fertilizer, RDF) terhadap pertumbuhan dan hasil padi (Oryza sativa L.) untuk menentukan nilai optimal SPAD tahap pertumbuhan tanaman tertentu untuk hasil gabah lebih tinggi. Percobaan menggunakan empat belas perlakuan dengan empat pupuk organik yang berbeda pada 100% RDN berdasar kesetaraan nutrisi (pupuk kandang, vermikompos, pupuk kandang unggas dan pupuk hijau Dhaincha; enam perlakuan lain terdiri dari 50% kombinasi setiap pupuk kandang, satu perlakuan dengan 1/4 kombinasi dari semua pupuk kandang dan satu kontrol mutlak (tanpa pupuk organik atau anorganik). Perlakuan ini dibandingkan dengan pupuk dosis rekomendasi (RDF) dan praktek pengelolaan hara terpadu (RDF + Dhaincha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rerata SPAD diperoleh untuk meningkatkan hasil gabah padi optimal untuk RDF (31,6 ; 32,8 ; 34,6 dan 32,8 ; 34,6 ; 34.8), untuk praktek INM (34,8 ; 35,6 ; 36,4 dan 35,0 ; 35,9 ; 36,8), untuk 100% RDN melalui pupuk hijau (31,4 ; 32,6 ; 34,0 dan 32,4 ; 34,2 ; 34,4) dan untuk 100% RDN melalui masing-masing pupuk kandang tercatat (31,0 ; 31,8 ; 33,5 dan 31,2 ; 33,4 ; 34,1) pada anakan aktif, inisiasi malai dan fase berbunga padi selama percobaan. Di antara perlakuan pupuk organik, 100% RDN melalui pupuk hijau Dhaincha mencatat nilai SPAD dan hasil gabah padi tertinggi. Penelitian yang dilakukan Manjappa (2014) mempelajari aspek pengaruh Eupatorium (Chromolaena odorata) sebagai pupuk daun hijau dengan kombinasi taraf pupuk anorganik pada produktifitas padi. Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi. Berbagai taraf Eupatorium (tanpa Eupatorium, 5, 10, 15 dan 20 t ha -1 ) ditempatkan pada petak perlakuan utama dan taraf pupuk anorganik (tanpa Eupatorium, 50%, dan 100% RDF) pada anak petak. Pupuk dosis rekomendasi (recommended dose of fertilizer, RDF) yang digunakan untuk padi adalah 75:75:87.5 kg N, P 2O 5 dan K 2O ha -1. Hasil gabah dan jerami nyata dipengaruhi oleh aplikasi berbagai taraf Eupatorium selama kedua tahun dan data rerata. Hasil gabah padi yang tercatat dengan aplikasi Eupatorium pada 10 t ha -1 (masing-masing 6569, 6900 dan 6735 kg ha -1 ), 15 t ha -1 (6651, 7180 dan 6691 kg ha -1 ) dan 20 t ha -1 (6487, 7370 dan 6929 kg ha -1 ) ditemukan setara satu sama lain selama tahun 2002, 2003 dan reratanya. Hasil jerami maksimum tercatat dengan Eupatorium 20 t ha -1. Namun, hasil jerami yang direkam dengan taraf Eupatorium 20 t ha -1 ditemukan 6
7 setara dengan Eupatorium pada taraf 10 t ha -1 (6132 kg ha) selama tahun 2002 serta dengan 10 t ha -1 (6280 kg ha) dan 15 t ha -1 (6130 kg ha -1 ) selama tahun Neelima (2008) mempelajari aspek pengaruh pupuk N dan pembenaman yang berbeda dari pupuk hijau Sunnhemp terhadap penampilan padi dan neraca hara dalam tanah. Percobaan terdiri atas 16 kombinasi perlakuan terdiri dari 4 pembenaman yang berbeda pupuk hijau Sunnhemp {green manuring total 35 t ha -1 (GM-T), akar (GM-R), tajuk 29 t ha -1 (GM-S), dan tanpa pupuk hijau (GM-C)} dan 4 taraf nitrogen (0; 60.,120 dan,180 kg ha -1 ). Total biomasa yang dihasilkan Sunnhemp adalah 35 t ha -1 (29,3 t ha -1 dari bagian tajuk dan akar 6,7 t ha -1 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot kering maksimal tanaman padi ditemukan karena pembenaman total tanaman (1306 g m -2 ) dan tajuk (1264 g m -2 ) Sunnhemp dan aplikasi 180 kg N ha -1 (1233 g m -2 ). Hasil gabah padi nyata lebih tinggi dengan pembenaman total Sunnhemp atau tajuk Sunnhemp. Keseimbangan N tanah dengan pembenaman tanaman total atau tajuk Sunnhemp dan 180 kg N ha -1. Penelitian ini merupakan eksplorasi potensi sumber bahan organik pupuk hijau dari legum tahunan untuk menentukan tiga jenis legum tahunan yang mempunyai kadar N tinggi dengan kecepatan pola mineralisasi yang berbeda yang disesuaikan dengan pola pertumbuhan padi sawah organik. Penelitian dilanjutkan untuk mempelajari pengaruh takaran dan waktu aplikasi legum tahunan, serta takaran dan waktu aplikasi yang optimal terhadap karakter fisiologis, pertumbuhan dan hasil padi sawah organik. Keaslian penelitian ini terletak pada rangkaian penelitian yang dilakukan secara komperhensif dan bertahap mengenai pemanfaatan pupuk hijau legum tahunan potensial sebagai sumber bahan organik tanah dan unsur hara makro N pada padi sawah organik. 5. Kegunaan 1) Jenis pupuk hijau legum tahunan yang ditemukan dengan takaran optimal dan waktu aplikasi yang tepat dapat digunakan oleh petani sebagai salah satu alternatif sumber bahan organik tanah dan nitrogen yang terbarukan untuk meningkatkan hasil padi sawah organik. 2) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi untuk dikembangkan secara intensif. Permintaan kacang hijau dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama yang selalu dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Tetapi ada banyak hal yang menjadi kendala dalam produktivitas budidaya tanaman padi
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A
PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciPOLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice
PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice Oleh : Darta Mulyana 1), Sakhidin 2) dan Achmad Iqbal
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,
PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil, umur masak, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta rasa nasi. Umumnya konsumen beras di Indonesia menyukai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini beras masih merupakan pangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando, 2007) kebutuhan beras dari tahun-ketahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Di Indonesia jagung merupakan bahan pangan kedua setelah padi. Selain itu, jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri lainnya.
Lebih terperinciSEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Lahan Sawah Tadah Hujan Sawah tadah hujan adalah lahan sawah yang sangat tergantung pada curah hujan sebagai sumber air untuk berproduksi. Jenis sawah
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)
PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) OLEH M. ARIEF INDARTO 0810212111 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciSYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK
SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK I. PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Dasar Pertanian Organik 1.2. Kegunaan Budi Daya Organik II. PUPUK ORGANIK 2.1. Pupuk Organik 2.1.1. Karakteristik Umum Pupuk Organik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara I. PENDEKATAN PETAK OMISI Kemampuan tanah menyediakan
Lebih terperinciPERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN
PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN Tanah sulfat masam merupakan tanah dengan kemasaman yang tinggi
Lebih terperinciI. Pendahuluan. II. Permasalahan
A. PENJELASAN UMUM I. Pendahuluan (1) Padi sawah merupakan konsumen pupuk terbesar di Indonesia. Efisiensi pemupukan tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga terkait
Lebih terperinciMENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR
MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis dan kandungan gizi yang tinggi seperti vitamin,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan pertambahan penduduk. Kenaikan konsumsi ini tidak dapat dikejar oleh produksi dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebut (Ladha et al., 1997). Indonesia merupakan negara agraris, dengan sektor
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merupakan bahan makanan pokok lebih dari 2 milyar penduduk di Asia dan ratusan juta di Afrika dan Amerika Latin. Kebutuhan beras tersebut akan semakin bertambah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciLatar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi
Latar Belakang Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi dan menonjol dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia, kecuali Cina, Jepang, dan Korea. Namun keberhasilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Tanah merupakan faktor produksi yang penting. Keseimbangan tanah dengan kandungan bahan organik, mikroorganisme dan aktivitas biologi serta keberadaaan unsur-unsur hara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di berbagai bidang memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah defisiensi nutrisi Zn.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, karena memiliki kandungan gizi cukup,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani
1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Salah satu dari program intensifikasi pertanian adalah pemupukan. Pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah pupuk kimia. Dalam memproduksi pupuk kimia dibutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat menguntungkan jika dibudayakan secara berkelanjutan. Khususnya kopi Lampung memiliki peranan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Penanaman Padi Gogo Pertanian Organik
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Penanaman Padi Gogo Secara umum presentasi pengembangan tanaman padi di Indonesia adalah padi sawah 63 %, padi gogo 14 %, padi rawa 3 % dan padi tadah hujan 20 % (Prasetyo
Lebih terperinciKata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi
KAJIAN APLIKASI KOMPOS AZOLLA DAN PUPUK ANORGANIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L) Gatot Kustiono 1), Indarwati 2), Jajuk Herawati 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Mojosari,Mojokerto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-700 ribu ton per tahun dengan kebutuhan kedelai nasional mencapai 2 juta ton
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia (96,87% penduduk) dan merupakan penyumbang lebih dari 65% kebutuhan kalori (Pranolo 2001). Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia, meskipun sebagai bahan makanan pokok,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi ( Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia, meskipun sebagai bahan makanan pokok, padi dapat diganti atau disubsitusi oleh bahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat
16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan
Lebih terperinciImam Purwanto, Eti Suhaeti, dan Edi Sumantri Teknisi Litkaysa Penyelia Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah
6. MENGHITUNG TAKARAN PUPUK UNTUK PERCOBAAN KESUBURAN TANAH Imam Purwanto, Eti Suhaeti, dan Edi Sumantri Teknisi Litkaysa Penyelia Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah Pengertian Pupuk Pupuk adalah suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas
Lebih terperinciREKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor
REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang lebih 25 spesies dan tersebar di daerah tropis dan subtropis seperti di Asia, Afrika,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perubahan dramatis paradigma pemanfaatan sumberdaya alam yang terjadi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dramatis paradigma pemanfaatan sumberdaya alam yang terjadi sejak tahun 80-an telah memperkenalkan konsep pembangunan berkelanjutan. Konsep ini berdampak kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
19 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya tanah-tanah mineral di daerah tropika basah kekurangan unsur hara, seperti nitrogen dan fosfor, dan mengandung bahan organik tanah rendah. Nitrogen adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah.
19 PENDAHULUAN Latar Belakang Kandungan bahan organik tanah pada sebagian besar lahan pertanian di Indonesia dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah. Menurut Karama,
Lebih terperinciApa yang dimaksud dengan PHSL?
Usahatani padi sawah di Indonesia dicirikan oleh kepemilikan lahan yang kecil (< 0.5 ha) Teknik budidaya petani bervariasi antar petani dan antar petakan Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tanah adalah salah satu jenis palawija yang dapat ditanam di sawah atau di ladang. Budidaya kacang tanah tidak begitu rumit, dan kondisi lingkungan setempat yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Contoh Tanah Hasil analisa sudah diketahui pada Tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa tanah sawah yang digunakan untuk penelitian ini memiliki tingkat kesuburan
Lebih terperinciKAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)
Kelompok 2: Wahyu Puspasari (121510501006) Tatik Winarsih (121510501009) Devi Anggun C (121510501010) Jeni Widya R (121510501018) Devy Cristiana (121510501020) Aulya Arta E (121510501021) KAJIAN POLA TANAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan
Lebih terperinciUntuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara
Penentuan Takaran Pupuk Fosfat untuk Tanaman Padi Sawah Sarlan Abdulrachman dan Hasil Sembiring 1 Ringkasan Pemanfaatan kandungan fosfat tanah secara optimal merupakan strategi terbaik untuk mempertahankan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Ultisol Beberapa masalah fisik yang sering dijumpai dalam pemanfaatan ultisol antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat, permeabilitas yang lambat dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.
PENDAHULUAN Latar Belakang Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar. Pada perusahaan makanan dan minuman, melon digunakan sebagai bahan penyedap rasa dan memberikan aroma
Lebih terperinciPENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI
PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI Endjang Sujitno, Kurnia, dan Taemi Fahmi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80 Lembang,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian tanaman pangan merupakan sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman terpenting di Indonesia. Hal ini karena padi merupakan tanaman penghasil beras. Beras adalah makanan pokok bagi sebagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan komoditas strategis kacang-kacangan yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. isu utama dalam perubahan lingkungan global. Untuk mengurangi pengaruh emisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemanasan global (global warming) disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca termasuk CO 2 dari pembakaran minyak bumi (fosil) merupakan isu utama dalam perubahan
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gandum (Triticum aestivuml.) termasuk tanaman serealia dari family Poaceae yang berasal dari daerah subtropis. Salah satu keunggulan gandum adalah kandungan glutennya
Lebih terperinciPENDAHULLUAN. Latar Belakang
PENDAHULLUAN Latar Belakang Tanaman kakao sebagai salah satu komoditas andalan subsektor perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara banyak dikembangkan pada topografi berlereng. Hal ini sulit dihindari karena
Lebih terperinciSumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/
Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK KANDANG DALAM MEMINIMALISIR PUPUK ANORGANIK PADA PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.) METODE SRI
APLIKASI PUPUK KANDANG DALAM MEMINIMALISIR PUPUK ANORGANIK PADA PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.) METODE SRI THE APLICATION OF MANURE TO REDUCE OF INORGANIC FERTILEZER IN PADDY (Oryza sativa L.) PRODUCTION
Lebih terperinciTENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 01/Kpts/SR.130/1/2006 TANGGAL 3 JANUARI 2006 TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK KATA PENGANTAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi
Lebih terperinciRINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan
Lebih terperinciPROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.
PROPOSAL PENELITIAN PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) Oleh Diah Azhari 0910480211 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu merupakan bahan pangan pokok ketiga setelah beras dan jagung. Daunnya dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Pengaruh Pupuk Unsur N, P, dan K bagi Tanaman Padi
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Tumbuhan padi adalah tumbuhan yang tergolong tanaman air (waterplant). Sebagai tanaman air bukan berati tanaman padi itu hanya bisa hidup di atas tanah yang selalu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut
29 TINJAUAN PUSTAKA Sumber-Sumber K Tanah Sumber hara kalium di dalam tanah adalah berasal dari kerak bumi. Kadar kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut mengandung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha tani yang intensif telah mendorong pemakaian pupuk anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi manusia yang meningkat mengakibatkan peningkatan kebutuhan manusia yang tidak terbatas namun kondisi sumberdaya alam terbatas. Berdasarkan hal tersebut, ketidakseimbangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia. Penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok. Sembilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat alternatif karena memiliki kandungan karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi.
Lebih terperinciKomponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:
AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA
PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Perkembangan pada sektor industri pertanian dan perkebunan ditandai dengan terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertanian organik sudah lama dikenal oleh manusia yakni sejak ilmu bercocok tanam pertama kali diterapkan. Pada saat itu semuanya dilakukan dengan cara tradisional dan
Lebih terperinciBUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso
BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan
Lebih terperinciKarakterisasi Pola Mineralisasi N Pupuk Organik Pada Tanah Sawah Organik
Karakterisasi Pola Mineralisasi N Pupuk Organik Pada Tanah Sawah Organik Marti Winarni 1), Prapto Yudono 2), Didik Indradewa 2), Bambang Hendro Sunarminto 2) 1) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman yang banyak mengonsumsi pupuk, terutama pupuk nitrogen (N) adalah tanaman padi sawah, yaitu sebanyak 72 % dan 13 % untuk palawija (Agency for Agricultural Research
Lebih terperinciMutiara Dewi P. Pertemuan 7
Mutiara Dewi P. Pertemuan 7 Fertilizer?? bahan tambah yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Fertilization?? Kegiatan menambahkan unsur
Lebih terperinci