UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KINERJA REKSADANA SYARIAH DIBANDINGKAN DENGAN REKSADANA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KINERJA REKSADANA SYARIAH DIBANDINGKAN DENGAN REKSADANA KONVENSIONAL DI INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KINERJA REKSADANA SYARIAH DIBANDINGKAN DENGAN REKSADANA KONVENSIONAL DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi ANDRI RACHMAD PRANOTO FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEKHUSUSAN KEUANGAN SYARIAH DEPOK JULI 2012 i

2 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN PROGRAM EKSTENSI HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Andri Rachmad Pranoto NPM : Tanda Tangan : Tanggal : 4 Juli 2012 ii

3 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN PROGRAM EKSTENSI HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Andri Rachmad Pranoto NPM : Program Studi : Manajemen Judul Skripsi : - Indonesia : Analisis Kinerja Reksadana Syariah Dibandingkan dengan Reksadana Konvensional di Indonesia. - Inggris : Analysis of Performance Islamic Mutual Funds Compared with Conventional Mutual Funds in Indonesia. Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi. DEWAN PENGUJI KETUA : Rachmadi Agus Triono (..) PEMBIMBING : Lisa Fitriyanti Akbar (..) ANGGOTA PENGUJI : Rizky Luxianto (..) Ditetapkan di : Depok Tanggal : Juli 2012 KPS Ekstensi Manajemen IMO GANDAKUSUMA, MBA NIP iii

4 KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penelitian yang berjudul Analisis Kinerja Reksadana Syariah Dibandingkan dengan Reksadana Konvensional di Indonesia diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, penyusunan skripsi ini tentu tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Firmanzah, Ph.D., selaku Dekan Ekonomi. 2. Imo Gandakusuma, MBA., selaku Ketua Program Ekstensi Departemen Manajemen. 3. Lisa Fitriyanti Akbar, MM, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh staf pengajar di Program Ekstensi Departemen Manajemen FE UI. 5. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan pengertian yang mendalam serta dukungan doa yang tak ternilai harganya selama pendidikan sampai dengan penyelesaian studi ini. 6. Maulida Fikria Shofwati yang selalu memberikan dorongan semangat dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Teman seperjuangan Ridwan dan Kukuh yang telah memberikan dorongan semangat. 8. Orang-orang terdekatku yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. iv

5 Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Berkenaan dengan hal tersebut, kritik dan saran penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Depok, Juli 2012 Penulis v

6 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Andri Rachmad Pranoto NPM : Program Studi : Manajemen Departemen : Manajemen Fakultas : Ekonomi Jenis Karya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty- Free Fight) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Kinerja Reksadana Syariah Dibandingkan dengan Reksadana Konvensional di Indonesia. beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas karya akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada Tanggal : 4 Juli 2012 Yang Menyatakan (Andri Rachmad Pranoto) vi

7 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN PROGRAM EKSTENSI ABSTRAK Nama : Andri Rachmad Pranoto ( ) Program Studi : Manajemen Judul : Analisis Kinerja Reksadana Syariah Dibandingkan dengan Reksadana Konvensional di Indonesia. Skripsi ini membahas mengenai perbandingan kinerja dan risiko antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional dimana secara fundamental memilik perbedaan. Periode penelitian ini dilakukan mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2010 dan penelitian ini menggunakan permodelan Sharpe, Jensen dan Treynor dalam pengolahan data. Dari hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, diketahui bahwa secara keseluruhan kinerja seluruh reksadana baik itu reksadana syariah maupun reksadana konvensional masih belum optimal. Namun, jika dibandingkan dari segi kinerja dan risiko antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional, reksadana syariah memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan reksadana konvensional. Untuk risiko, dengan menggunakan metode Sharpe yang merupakan risiko total. Reksadana yang memiliki risiko terendah adalah reksadana konvensional. Sedangkan jika menggunakan metode Treynor dan Jensen yang menggunakan risiko sistematis. Reksadana yang memiliki risiko terendah adalah reksadana syariah Kata kunci : reksadana syariah, kinerja, risiko dan imbal hasil vii

8 UNIVERSITY OF INDONESIA FACULTY OF ECONOMICS DEPARTMENT OF MANAGEMENT EXTENSION PROGRAM ABSTRACT Name : Andri Rachmad Pranoto ( ) Study Program : Management Title : Analysis of Performance Islamic Mutual Funds Compared with Conventional Mutual Funds in Indonesia. This thesis discusses about the Comparation of Performance and Risk between Islamic Mutual Funds with Conventional Mutual Funds where islamic mutual funds differ fundamentally from conventional mutual funds. The period of this research is from January 1 st, 2007 until December 31 th, 2010 and this research uses Sharpe, Treynor and Jensen model for data processing. The results of data processing and analyzing from this research, overall the performance of the entire mutual funds are still not optimal. However, when compared in terms of performance and risk among islamic mutual funds with conventional mutual funds, islamic mutual funds have better performance compared to conventional mutual funds. For the risk, with Sharpe model, conventional mutual funds have a lower total risk than islamic mutual funds. For the Treynor and Jensen model, the systematic risk of islamic mutual funds is lower than conventional mutual funds. Keywords: islamic mutual funds, performance, risk and return. viii

9 DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI KATA PENGANTAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv v vii viii x xii xiii xiv BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Metodologi Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Sistematika Penulisan 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Investasi Teori Reksadana Pengertian Reksadana Klasifikasi Reksadana Berdasarkan Bentuk Berdasarkan Sifat Berdasarkan Portofolio Investasi Berdasarkan Tujuan Investasi Berdasarkan Hukum Kelebihan Reksadana Risiko Reksadana Pengelola Reksadana Biaya-biaya Reksadana Nilai Aktiva Bersih (NAB) Per Unit Reksadana Penilaian Kinerja Reksadana 29 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Data Penelitian Metode Pengolahan Data Menghitung return NAB, IHSG, dan JII 33 ix

10 3.3.2 Menghitung Rata-Rata Tingkat Suku Bunga SBI dan SWBI/SBIS Menghitung Standar Deviasi Menghitung β (beta) Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen 35 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Kinerja Reksadana Kategori Pendapatan Tetap Analisis Sharpe Analisis Treynor Analisi Jensen Analisis Kinerja Reksadana Kategori Campuran Analisis Sharpe Analisis Treynor Analisis Jensen Analisis Kinerja Reksadana Kategori Saham Analisis Sharpe Analisis Treynor Analisis Jensen Perbandingan Kinerja dan Risiko Secara Keseluruhan antara Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional dari Tahun Analisis Sharpe Analisis Treynor Analisis Jensen 65 BAB 5 PENUTUP Kesimpulan Saran 68 DAFTAR PUSTAKA x

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Contoh Perkembangan Return NAB salah satu Reksadana 25 Tabel 4.1 Hasil Analisis Sharpe Reksadana Pendapatan Tetap 37 Tabel 4.2 Hasil Analisis Treynor Reksadana Pendapatan Tetap 40 Tabel 4.3 Hasil Analisis Jensen Reksadana Pendapatan Tetap 43 Tabel 4.4 Hasil Analisis Sharpe Reksadana Campuran 46 Tabel 4.5 Hasil Analisis Treynor Reksadana Campuran 49 Tabel 4.6 Hasil Analisis Jensen Reksadana Campuran 51 Tabel 4.7 Hasil Analisis Sharpe Reksadana Saham 54 Tabel 4.8 Hasil Analisis Treynor Reksadana Saham 57 Tabel 4.9 Hasil Analisis Jensen Reksadana Saham 60 Tabel 4.10 Hasil Analisis Sharpe Secara Keseluruhan 63 Tabel 4.11 Hasil Analisis Treynor Secara Keseluruhan 64 Tabel 4.12 Hasil Analisis Jensen Secara Keseluruhan 65 xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Reksadana 27 xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Tahun 2007 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Tahun 2008 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Tahun 2009 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Tahun 2010 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Tahun Lampiran 6 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Syariah Tahun 2007 Lampiran 7 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Syariah Tahun 2008 Lampiran 8 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Syariah Tahun 2009 Lampiran 9 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Syariah Tahun 2010 Lampiran 10 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Syariah Tahun Lampiran 11 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Syariah Tahun 2007 Lampiran 12 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Syariah Tahun 2008 Lampiran 13 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Syariah Tahun 2009 Lampiran 14 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Syariah Tahun 2010 Lampiran 15 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Syariah Tahun Lampiran 16 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Tahun 2007 Lampiran 17 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Tahun 2008 Lampiran 18 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Tahun 2009 Lampiran 19 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Tahun 2010 Lampiran 20 Perhitungan Regresi Reksadana Pendapatan Tetap Tahun xiii

14 Lampiran 21 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Tahun 2007 Lampiran 22 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Tahun 2008 Lampiran 23 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Tahun 2009 Lampiran 24 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Tahun 2010 Lampiran 25 Perhitungan Regresi Reksadana Campuran Tahun Lampiran 26 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Tahun 2007 Lampiran 27 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Tahun 2008 Lampiran 28 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Tahun 2009 Lampiran 29 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Tahun 2010 Lampiran 30 Perhitungan Regresi Reksadana Saham Tahun xiv

15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Mayoritas masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu telah memiliki kebiasaan untuk menabung, baik menabung dengan cara disimpan sendiri di rumah maupun dengan cara menabung di bank. Namun dengan menabung, hasil yang didapat tidak dapat diandalkan untuk menunjang kebutuhan masa depan karena tingkat pengembaliannya yang relatif kecil. Untuk mengakomodir kebutuhan akan masa depan inilah pada saat sekarang ini muncul alternatif investasi yang bernama reksadana. Dengan adanya reksadana ini diharapkan dapat menumbuhkan minat masyarakat Indonesia yang awalnya hanya menabung untuk melakukan investasi. Secara umum investasi dibagi menjadi dua, yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung merupakan suatu bentuk investasi yang langsung ke sektor riil, sedangkan investasi tidak langsung merupakan investasi yang menggunakan broker (pialang) di pasar modal. Pasar modal ini sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu pasar modal konvensional dan pasar modal syariah. Secara umum, definisi pasar modal merupakan salah satu tempat dimana terjadinya suatu transaksi keuangan dengan suatu instrumen keuangan, dimana para investornya menginginkan keuntungan dalam jangka panjang. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek (Rusdin, 2008). Pasar modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen jangka panjang, seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan (Bruce Lliyd, 1976). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8

16 2 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Setelah diketahui definisi umum mengenai pasar modal ada baiknya kita mengetahui definisi umum mengenai pasar modal dengan prinsip syariah. Terminologi pasar modal syariah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan. Pada dasarnya, kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan pasar modal konvensional, hanya saja terdapat beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Qur an sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan (Hendi Suhendi, 2005). Berdasarkan hal tersebut, kegiatan pasar modal syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 20/DSN- MUI/IV/2001 tanggal 18 April 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah dan Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 23 Oktober 2002 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal (selanjutnya disebut Fatwa DSN ), investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh emiten yang jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun jenis

17 3 kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah islam adalah: a. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b. Lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional. c. Produsen, distributor serta pedagang makanan dan minuman yang haram. d. Produsen, distributor dan / atau penyedian barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Setelah melihat perbedaan dari segi pasar modal yang merupakan wadah dari seluruh instrumen keuangan, kita telah dapat melihat perbedaan antara pasar modal secara konvensional dengan pasar modal yang menerapkan prinsip syariah. Dengan perbedaan karakteristik wadah instrumen keuangan ini, maka secara otomatis instrumen keuangan di dalamnya akan ikut mengikuti perbedaan tersebut. Salah satu instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal adalah reksadana. Reksadana ini juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu reksadana konvesional dan reksadana syariah. Reksadana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar (Eko Pratomo, 2008). Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan penghasilan dan memiliki keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu, pengetahuan serta keahlian menghitung profil risiko dan imbal investasi yang terbatas dan berbagai kendala lain yang mungkin dihadapi oleh investor. Reksadana, sebagai salah satu instrumen investasi yang menyingkirkan sebagian kendala tersebut. Reksadana menjadi jembatan bertemunya dua kebutuhan, yaitu kebutuhan investasi bagi investor untuk memenuhi kebutuhan masa depannya dan kebutuhan perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan dana bagi pembiayaan kegiatan ekonomi jangka panjang. Reksadana akan menciptakan permintaan (demand) dari sisi investor akan surat berharga sebagai instrumen investasi, sekaligus menciptakan supply (dari sisi perusahaan dan pemerintah) untuk menerbitkan surat-surat berharga, yang akan menjadi lahan investasi bagi investor.

18 4 Selain itu, adanya reksadana akan membuat pasar investasi menjadi likuid. Instrumen investasi yang tersedia di pasar dapat lebih mudah ditransaksikan (mudah untuk dijual maupun dibeli) dengan harga yang wajar dan mekanisme yang transparan. Sebagai bagian dari industri investasi, reksadana akan meningkatkan kredibilitas dan efisiensi pasar investasi. Disamping reksadana konvensional, ada pula yang disebut dengan Reksadana Syariah. Reksadana syariah beroperasi menurut ketentuan ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan manajer investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai shahib al-mal dengan pengguna investasi. Dalam hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 mengenai Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah dan Nomor 40/DSN-MUI/X/2003 mengenai Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Reksadana berbasiskan syariah memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan reksadana jenis lain. Khususnya bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama islam, mereka dapat memenuhi kenyamanan mereka dalam berinvestasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Namun, sebenarnya reksadana syariah bukan merupakan investasi eksklusif bagi investor muslim. Seperti yang terjadi di banyak negara, reksadana syariah saat ini tidak terbatas hanya bagi kaum muslim karena masyarakat umum yang sudah melihat keuntungan dari investasi yang didasarkan pada pemilihan jenis sektor dan perusahaan dengan kriteria tertentu, banyak juga yang tertarik. Dalam kurun waktu 2-3 tahun terakhir, reksadana syariah berkembang dengan cepat beriringan dengan berkembangnya perbankan syariah, pasar modal syariah, semakin banyaknya saham yang dapat dikategorikan sesuai prinsip syariah, serta bertumbuhnya obligasi syariah yang diterbitkan perusahaanperusahaan. Penerbitan obligasi negara syariah (SUKUK) yang sudah banyak beredar saat ini diharapkan akan lebih memacu pertumbuhan reksadana syariah. Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang saat ini mulai diminati banyak investor dan untuk memilih reksadana yang tepat, investor sering

19 5 melihat dari sisi kinerja reksadana tersebut. Investor melihat dari sisi kinerja karena di dalam kinerja suatu portofolio tergambarkan tingkat pengembalian dan tingkat risiko dari portofolio yang nantinya akan dibeli oleh investor. Oleh karena itu, dengan menganalisa kinerja suatu portofolio, investor dapat melakukan perbandingan antara satu reksadana dengan reksadana lainnya dan dapat dijadikan pengambilan keputusan dalam melakukan investasi. Berdasarkan hal tersebut, standardisasi pengukuran kinerja menjadi suatu keharusan sehingga kinerja reksadana dapat dibandingkan antara satu dan lainnya. Dilatarbelakangi adanya perbedaan dalam kedua jenis reksadana tersebut dan pentingnya penghitungan kinerja bagi investor, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis kinerja reksadana syariah dibandingkan dengan reksadana konvensional di Indonesia. Di dalam penelitian ini penulis akan menilai kinerja reksadana antara yang berbasis syariah dengan yang berbasis konvensional berdasarkan karakteristik risiko dan imbal hasil masing-masing portofolio. Kinerja yang dimaksudkan disini adalah pergerakan Nilai Aktiva Bersih dari sebuah reksadana yang akan diukur menggunakan metode penilaian kinerja reksadana. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana perbandingan kinerja antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional? 2. Bagaimana perbandingan risiko yang akan diterima investor pada saat berinvestasi di reksadana syariah dibandingkan dengan berinvestasi di reksadana konvensional? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui jenis reksadana mana yang lebih baik kinerjanya antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional. 2. Untuk mengetahui perbandingan risiko yang akan diterima investor pada saat berinvestasi di reksadana syariah dibandingkan dengan berinvestasi di reksadana konvensional.

20 6 1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya, dimana anggapan sementaranya adalah secara umum ada perbedaaan kinerja antara reksadana konvensional dengan reksadana syariah dari masing-masing kategori reksadana. Dari hal tersebut dapat diambil hipotesis sebagai berikut : - H0 : tidak ada perbedaan kinerja antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional - H1 : ada perbedaan kinerja antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional Significance level yang dipakai adalah 0,05 (atau confidence level 95%). 1.5 Unit Analisis Penelitian Unit analisis merupakan satuan analisis yang digunakan dalam penelitian. Menentukan unit analisis penting dilakukan untuk menentukan siapa yang diteliti atau obyek penelitian. Dikarenakan penelitian kali ini ialah membandingkan kinerja antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional, maka unit analisisnya adalah kelompok, karena merupakan hasil agregasi dari masingmasing jenis reksadana yang dibandingkan. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Pelaku Bisnis, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi jika perusahaan tersebut ingin memanfaatkan dana menganggur (idle fund) yang tersedia dalam anggarannya. Sehingga dengan memanfaatkan idle fund ini, pelaku bisnis dapat memperoleh tambahan penghasilan diluar dari produksi utama. Dengan membaca penelitian ini dan menganalisisnya maka pelaku bisnis diharapkan dapat memilih jenis reksadana yang sesuai dengan yang diharapkan. 2. Bagi Akademisi, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan penelitian dalam bidang ilmu ekonomi, yaitu manajemen keuangan

21 7 syariah, terutama yang berkaitan dengan investasi di pasar modal khususnya yang berkaitan dengan reksadana syariah, yang membuat reksadana syariah berbeda dengan reksadana konvensional. Selain itu, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan dan informasi bahwa sebenarnya reksadana syariah memiliki perbedaan yang cukup fundamental dari reksadana konvensional dari sisi tingkat risiko dan pengembalian investasi. Namun, pada prakteknya masih belum dapat diimplementasikan seutuhnya sehingga mengakibatkan secara sekilas tidak ada bedanya antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional. 3. Bagi Investor, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan jika investor ingin melakukan investasi pada suatu produk pasar modal khususnya reksadana. Investor dapat memilih jenis reksadana mana yang akan dibeli untuk investasi, yang tentu saja yang memiliki imbal hasil yang cukup menguntungkan dan tingkat risiko yang relatif kecil, sehingga investor merasa dana yang dialokasikan aman dan tidak khawatir akan tingkat risiko yang tinggi. 4. Bagi Masyarakat Umum, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penbelajaran awal tentang seluk beluk berinvestasi reksadana. Diharapkan dengan membaca penelitian ini, masyarakat umum yang awalnya hanya menabung di bank tertarik untuk melakukan investasi dengan membeli reksadana. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencoba untuk membandingkan dan mengetahui jenis reksadana manakah yang menghasilkan kinerja yang lebih baik berdasarkan kinerja dan tingkat risiko antara reksadana syariah dan reksadana konvensional. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah seluruh reksadana yang beredar di Indonesia baik itu jenis reksadana syariah maupun reksadana konvensional, dari berbagai macam nama reksadana dan manajer investasi yang berbeda-beda. Dengan membandingkan seluruh reksadana ini nantinya akan didapat hasil secara lebih menyeluruh berdasarkan kinerja dan tingkat risiko. Sementara itu, periode yang digunakan dalam meneliti reksadana baik dari jenis reksadana konvensional

22 8 maupun reksadana syariah dari masing-masing manajer investasi tersebut telah beroperasi terhitung mundur sejak tahun 1 Januari Desember Metodologi Penelitian Metode Pengumpulan Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang didapat dari situs BAPEPAM selaku otoritas pasar modal. Di dalam situs BAPEPAM ini terdapat seluruh daftar nama reksadana yang beredar di Indonesia dari berbagai macam jenis, periode, dan manajer investasi. Data akan diteliti dan selanjutnya dari daftar nama reksadana tersebut diseleksi sesuai dengan periode dalam ruang lingkup penelitian. Data yang akan diambil ini merupakan data yang berada pada 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember Tipe data yang digunakan adalah merupakan jenis data panel karena merupakan data yang secara historis berurutan dari waktu ke waktu dan dari berbagai jenis reksadana. Data yang diambil adalah data Nilai Aktiva Bersih (NAB), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta Islamic Index (JII), dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia/Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SWBI/SBIS). Data nilai aktiva bersih ini diambil karena memiliki beberapa fungsi utama dalam reksadana, yaitu (Eko Pratomo, 2008) : 1. Sebagai harga beli/jual pada saat investor membeli/menjual unit penyertaan suatu reksadana. 2. Sebagai indikator hasil (untung/rugi) investasi yang dilakukan di reksadana dan penentu nilai investasi yang dimiliki pada suatu saat. 3. Sebagai sarana untuk mengetahui kinerja historis reksadana yang dimiliki investor. 4. Sebagai sarana untuk membandingkan kinerja historis reksadana yang satu dengan reksadana yang lain. NAB dihitung oleh bank kustodian dan diumumkan kepada publik setiap hari kerja melalui harian bisnis. Naik turunnya NAB mencerminkan naik turunnya nilai investasi yang dimiliki dan juga sangat tergantung dari hasil investasi yang dihasilkan serta perubahan harga-harga instrumen

23 9 yang ada di dalam reksadana. Oleh karena itu, naik turunnya NAB selain ditentukan oleh baik tidaknya kinerja manajer investasi tetapi juga ditentukan oleh kondisi pasar investasi secara umum Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, untuk mengolah data yang diperoleh ialah dengan menggunakan metode analisis kinerja Sharpe, Jensen, Treynor. Metode Sharpe atau indeks Sharpe dikembangkan dan digunakan oleh William F. Sharpe untuk mengetahui kinerja reksadana melalui rasio risiko premium (risk premium) terhadap simpangan baku (standar deviasi) (Achslen, 2000) atau mengukur besarnya penambahan hasil investasi yang diperoleh risk premium untuk setiap risiko yang diambil atau mengukur return per unit dari total risiko (Maginn dan Tuttle, 1990). Metode Treynor menunjukkan hubungan antara kelebihan imbal hasil portofolio (portfolio excess return) dengan risiko sistematis yang ada, lebih singkatnya indeks ini menunjukkan risiko premium per risiko sistematis. Dan metode terakhir yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan metode Jensen, dalam metode ini dijelaskan bahwa untuk mengevaluasi kinerja portofolio, Michael C. Jensen membuat model yang didasarkan pada Capital Asset Pricing Model (CAPM). Sebagaimana Treynor, yang dipertimbangkan sebagai basic risk adjusted adalah risiko sistematis, dengan memodifikasi untuk menggambarkan kemampuan (superioritas) atau ketidakmampuan (inferioritas) manajer investasi dalam melakukan peramalan harga sekuritas. 1.9 Sistematika Penulisan Kerangka penelitian secara garis besar dan secara keseluruhan terdiri dari lima bab utama, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

24 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan hasil dari tinjauan kepustakaan atau riset data sekunder berupa serangkaian teori yang terkait untuk digunakan sebagai landasan penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjabarkan bagaimana penelitian dilakukan. Termasuk di dalamnya adalah metode dan variabel penelitian, pengumpulan data, pengambilan sampel, analisis serta interpretasi data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pembahasan analisa atas hasil-hasil penelitian yang kemudian dibahas untuk menemukan jawaban atas masalah-masalah penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan pernyataan-pernyataan singkat yang merupakan jawaban atas masalah-masalah penelitian. Serta pemberian saran oleh peneliti kepada para investor agar dapat memperhitungkan risiko dan imbal hasil dari setiap investasi yang dilakukan.

25 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai komitmen saat ini atas uang dan sumber daya lainnya selama periode tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan (Bodie, Kane, dan Marcus, 2007). Jadi, yang diharapkan adalah investasi yang memberikan hasil dan nilainya mengalami pertumbuhan. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi suatu alat untuk menghadapi gejolak perekonomian yang mungkin dapat mengakibatkan kemerosotan nilai mata uang dan inflasi yang mungkin dapat terjadi setiap saat. Investasi menjadi hal yang menarik bagi orang-orang yang peduli dengan masa depannya. Hal ini dikarenakan perkiraan biaya-biaya yang semakin hari semakin tinggi. Kenaikan harga atau biaya yang harus diperkirakan di masa depan tidak dapat terlepas dari inflasi. Inflasi inilah yang menjadi salah satu penyebab perlunya melakukan investasi, baik atas dana atau aset yang sudah ada atau yang akan kita miliki dikemudian hari agar nilainya masih dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh investor untuk melakukan investasi. Ada yang dinamakan investasi dalam pasar finansial (financial market) dan ada juga yang melakukan investasi dengan membeli sesuatu yang riil (real investment). Investasi dalam pasar finansial dapat berupa investasi dalam bentuk deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, serta surat berharga lainnya yang dapat dikategorikan. Sedangkan investasi dengan cara membeli sesuatu yang riil (real investment) dapat berupa investasi dalam bentuk tanah, rumah, atau emas. Sebagian bahkan melakukan investasi dengan mengoleksi uang kuno, perangko, mobil, lukisan, barang antik dan bahkan keanggotaan klub golf sebagai bagian dari kumpulan investasinya. Pemilihan berbagai alternatif investasi akan sangat bijaksana jika memperhatikan aspek penilaian investasi sehingga investasi yang dilakukan

26 12 mampu menghasilkan nilai tambah sesuai dengan risiko yang dihadapi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah agar investasi mampu memberikan tingkat penghasilan yang relatif stabil pada periode investasi dan mampu menghasilkan dana yang relatif cepat (investasi bersifat likuid). Investasi selalu mengandung unsur risiko karena hasil yang diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang. Risiko itu juga timbul karena pengembalian yang diterima mungkin lebih besar atau lebih kecil daripada dana yang diinvestasikan. Pengenalan terhadap risiko dilakukan untuk memperkecil risiko tersebut. Hal ini dikarenakan risiko tidak dapat dihilangkan begitu saja. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara imbal hasil (return) yang akan diterima dengan imbal hasil (return) yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka semakin besar pula risiko investasi tersebut. Terdapat beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi diantaranya adalah (Taufik Hidayat, 2011) : 1. Risiko Suku Bunga Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik. Jika suku bunga meningkat maka akan menyebabkan konsumsi dalam suatu masyarakat akan menurun. Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih suka menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan dibandingkan dengan melakukan investasi. Oleh karena itu, harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya, apabila suku bunga menurun, maka harga saham akan meningkat. 2. Risiko Pasar Yang dimaksud risiko pasar adalah fluktuasi return pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, maupun perubahan politik. Ketika faktor-faktor pendukung risiko ini meningkat, maka akan menyebabkan terjadinya ketidakamanan atas investasi yang dilakukan, sehingga investasi akan menurun. Sebagai contoh, ketika terjadi kerusuhan dalam suatu negara akan menyebabkan ketidakamanan dalam negara tersebut. Dengan rasa

27 13 tidak aman tersebut akan membuat masyarakat takut untuk melakukan investasi karena mereka menganggap risiko yang dihadapi terlalu besar. Hal ini berdampak pada investasi yang menurun, dimana pada akhirnya dapat menurunkan harga saham perusahaan. 3. Risiko Inflasi Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang yang telah diinvestasikan. Maka dari itu, risiko ini juga bisa disebut sebagai risiko daya beli. Contohnya adalah ketika terjadi kenaikan inflasi maka hal tersebut menyebabkan kenaikan harga barang yang terjadi. Dampak yang terjadi adalah bagi masyarakat akan terjadi penurunan daya beli. Karena daya beli menurun tersebut, maka masyarakat cenderung akan lebih memilih untuk menabung dibandingkan dengan melakukan investasi. Oleh karena itu akan membuat jumlah investasi menurun yang pada gilirannya akan dapat membuat harga saham menjadi menurun. 4. Risiko Bisinis Risiko bisnis merupakan risiko yang terdapat dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri. Misalnya, perusahaan pakaian jadi yang bergerak di bidang industri tekstil, akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri seperti kualitas bahan yang digunakan dan jenis bahan yang digunakan. Risiko bisnis yang sangat rentan akan menyebabkan investor menjadi takut untuk berinvestasi di dalam satu sektor. Oleh sebab itu, akan menyebabkan tingkat investasi menjadi menurun dalam industri yang rentan terhadap risiko. 5. Risiko Finansial Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pendanaannya. Semakin besar utang yang digunakan, semakin besar pula risiko yang akan ditanggung. Hal ini akan dikaitkan dengan risiko kebangkrutan suatu perusahaan. Ketika perusahaan mengalami kebangkrutan (default), maka perusahaan tersebut harus membayar utangnya terlebih dahulu. Perusahaan yang mempunyai banyak utang akan kesulitan dalam membayar kewajiban tersebut. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai banyak utang akan memberikan risiko

28 14 investasi yang lebih tinggi, dan pada umumnya investor akan cenderung mengindari perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi. 6. Risiko Likuiditas Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka semakin likuid sekuritas tersebut. Ketika perusahaan mempunyai risiko likuiditas yang tinggi, hal tersebut akan menyebabkan tingkat investasi atas perusahan tersebut semakin meningkat. Hal ini dikarenakan dengan tingkat likuiditas yang tinggi perusahaan dinilai lebih baik. 7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Valas) Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau exchange rate risk. Exchange rate risk akan berpengaruh kepada nilai tukar suatu negara apakah akan mengalami depresiasi atau apresiasi. Dampak yang akan terjadi adalah akan menyebabkan pada perubahan tingkat suku bunga suatu negara yang pada akhirnya akan mempengaruhi investasi yang dilakukan oleh seorang investor, dimana ketika terjadi depresiasi akan membuat daya beli masyarakat menurun sehingga nilai investasi perusahaan menjadi menurun. 8. Risiko Politik Risiko ini disebut sebagai risiko politik karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, stabilitas ekonomi dan politik negara bersangkutan akan mempengaruhi rencana investasi seorang investor di negara tersebut. Investor akan menghindari investasi di negara yang sering terjadi kerusuhan (chaos) dan tidak aman karena dengan kondisi negara yang seperti itu akan sering terjadi pertikaian dan konflik dalam suatu negara. Umumnya mereka mengindari risiko negara yang terlalu tinggi agar tidak mengalami kerugian atas investasi yang dilakukannya.

29 Teori Reksadana Pengertian Reksadana Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, Pasal 1 Ayat 27 Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam. Portofolio investasi dari reksadana dapat terdiri atas berbagai macam instrumen surat berharga seperti saham, obligasi instrumen pasar uang, atau campuran dari instrumen-instrumen di atas. Reksadana muncul karena umumnya pemodal mengalami kesulitan untuk melakukan investasi sendiri pada surat-surat berharga di atas. Kesulitan yang dihadapi pemodal antara lain perlunya melakukan berbagai analisis dan memonitor kondisi pasar secara terus menerus yang sangat menyita waktu. Kesulitan lain adalah dibutuhkannya dana yang relatif besar untuk dapat melakukan investasi pada surat-surat berharga di atas. Di lain pihak, catatan historis menunjukkan dalam jangka panjang investasi pada surat-surat berharga di atas dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada tabungan dan deposito. Secara singkat reksadana memberikan banyak manfaat dan kemudahan kepada investor antara lain (Eko Pratomo, 2008) : 1. Akses kepada instrumen-instrumen investasi yang sulit dilakukan sendiri, seperti saham, obligasi dan instrumen lainnya. 2. Pengelolaan investasi yang profesional oleh manajer investasi yang sudah berpengalaman serta administrasi investasi yang dilakukan oleh bank kustodian. 3. Diversifikasi investasi yang sulit dilakukan sendiri karena keterbatasan dana. Namun, hal ini dapat dilakukan oleh reksadana melalui dukungan dana dari sekian banyak investor yang berkumpul dalam satu wadah.

30 16 4. Hasil investasi dari reksadana bukan merupakan objek pajak. Selain itu, pendapatan instrumen investasi tertentu, saat ini kupon dari obligasi bukan merupakan objek pajak bagi reksadana sehingga investor reksadana pun dapat turut memanfaatkannya. 5. Likuiditas yag tinggi karena Unit Penyertaan (satuan investasi) reksadana dapat dibeli dan dicairkan setiap hari bursa melalui manajer investasi. 6. Dana investasi yang dibutuhkan relatif kecil, dengan dana mulai Rp sudah dapat berinvestasi dengan perolehan manfaat di atas. Meski begitu, reksadana tidak bisa diartikan dengan mengelola uang. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dari definisi tersebut, terdapat 3 komponen penting yang saling terkait dalam reksadana, yaitu (Eko Pratomo, 2008) : 1. Kumpulan dana masyarakat Reksadana adalah wadah untuk menghimpun kumpulan dana yang berasal baik dari investor individu maupun lembaga. 2. Portofolio Dana yang terkumpul dari investor tersebut kemudian akan diinvestasikan ke dalam beberapa instrumen investasi (portofolio) semisal saham, obligasi, SBI, dan sebagainya. 3. Manajer investasi Manajer investasi adalah pihak yang akan mengelola dana milik investor tersebut Klasifikasi Reksadana Reksadana dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain dari : (1) bentuk, (2) sifat, (3) portofolio investasi, (4) tujuan investasi (Darmadji dan Fakhruddin, 2006).

31 Berdasarkan bentuk Dilihat dari bentuknya, reksadana dapat dibedakan menjadi: a. Reksadana Berbentuk Perseroan (Corporate Type) Perusahaan penerbit reksadana bentuk ini menghimpun dana dengan menjual saham, kemudian dana dari hasil penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal. Reksadana bentuk ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas. (2) Pengelolaan kekayaan rekasadana didasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk. (3) Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian. b. Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contractual Type) Reksadana bentuk ini merupakan kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan (UP), dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif sedangkan bank kustodian berwenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Reksadana bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan reksadana berbentuk perseroan. Reksadana bentuk ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) Bentuk hukumannya adalah Kontrak Investasi Kolektif.

32 18 (2) Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak. (3) Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian berdasarkan kontrak Berdasarkan Sifat Berdasarkan sifatnya, reksadana dapat dibedakan menjadi: a. Reksadana Bersifat Tertutup (Closed-End Fund) Reksadana Tertutup merupakan suatu bentuk reksadana yang investor pemegang unit penyertaannya tidak dapat menjual kembali unit penyertaan tersebut kepada manajer investasi. Pemegang unit penyertaan hanya dapat menjual kembali unit penyertaan melalui Bursa Efek tempat saham tersebut dicatatkan. b. Reksadana Bersifat Terbuka (Open-End Fund) Reksadana terbuka merupakan reksadana yang pemegang unit penyertaannya dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimiliki setiap saat diinginkan langsung kepada manajer investasi. manajer investasi reksadana melalui bank kustodian wajib membelinya sesuai dengan Nilai Aktiva Bersih per unit penyertaan pada saat tersebut. Jika dilihat klasifikasi reksadana berdasarkan sifat, maka jenis reksadana yang lebih banyak diperjualbelikan ialah reksadana bersifat terbuka (open-end fund) Berdasarkan Portofolio Investasi Jika dilihat berdasarkan portofolio investasinya, maka reksadana dapat dibedakan menjadi : a. Reksadana Pasar Uang Reksadana jenis ini menekankan pada upaya menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal dengan membentuk

33 19 portofolio yang terdiversifikasi pada berbagai instrumen jangka pendek (kurang dari satu tahun), seperti Sertifikat bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Commercial Paper, Promissory Notes, Call Money, Banker s Acceptance, Repurchase Agreement, dan lain-lain. b. Reksadana Pendapatan Tetap Pengalokasian aset pada reksadana pendapatan tetap dikonsentrasikan pada berbagai tipe obligasi yang dikelompokkan menjadi obligasi pemerintah, obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah daerah (municipal bond) yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang stabil dengan tingkat kemungkinan risiko yang lebih tinggi dari reksadana pasar uang, namun lebih rendah dibandingkan dengan kemungkinan risiko pada reksadana saham. c. Reksadana Saham Reksadana jenis ini mengalokasikan lebih dari 80 persen dananya pada efek yang bersifat ekuitas (saham), terutama saham biasa (common stock). Saham dikenal dengan karakteristirk imbal hasil tinggi, risiko tinggi. Artinya, reksadana saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi, namun memberikan potensi risiko yang tinggi pula. d. Reksadana Campuran Reksadana campuran membentuk diversifikasi portofolio dengan mengombinasikan pengalokasian aset pada saham, sekuritas pendapatan tetap, dan efek pasar uang. Komposisi pengalokasian aset diantara ketiganya berbeda-beda tergantung pada kebijakan masing-masing manajer investasi, dan biasanya

34 20 kebijakan investasi ini tercantum pada masing-masing prospektus reksadana Berdasarkan Tujuan Investasi Klasifikasi reksadana berdasarkan tujuan investasinya terbagi atas : a. Growth Fund Reksadana jenis ini menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana, sehingga biasanya reksadana ini mengalokasikan dananya pada saham. b. Income Fund Reksadana ini menekankan pada upaya mendapatkan pendapatan yang tetap, sehingga reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada obligasi atau surat utang. c. Safety Fund Reksadana jenis ini lebih mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan. Pengalokasian dananya ditempatkan pada instrumen-instrumen di pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan surat utang jangka pendek Berdasarkan Hukum Karena penelitian ini ingin membandingkan kinerja reksadana konvensional dengan reksadana berbasis syariah, maka penulis menambahkan teori pengklasifikasian reksadana berdasarkan hukum. Klasifikasi reksadana berdasarkan hukum terbagi atas : a. Reksadana Konvensional Reksadana Konvensional merupakan suatu instrumen reksadana yang keberadaannya tidak berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah atau syariat Islam. Unsurunsur yang dikandung oleh reksadana konvensional yang tidak sesuai dengan syariat Islam antara lain

35 21 dalam segi akad, operasi, investasi, transaksi dan pembagian keuntungannya. Reksadana konvensional bebas berinvestasi diberbagai instrumen investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan dari berbagai bidang usaha termasuk bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan dan minuman haram, lembaga keuangan ribawi, dan lain-lain yang tentunya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Meskipun demikian, sebenarnya dalam reksadana konvensional berisi akad muamalah yang diperbolehkan dalam Islam, yaitu jual beli dan bagi hasil (mudharabah/musyarakah). Disana terdapat banyak maslahat, seperti memajukan perekonomian, saling memberi keuntungan diantara para pelakunya, meminimalkan risiko dalam pasar modal dan sebagainya. b. Reksadana Syariah Pada dasarnya, reksadana syariah merupakan islamisasi dari reksadana konvensional. Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shabul mal) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh manajer investasi sebagai wakil (shahibul mal) menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam. Pembeda reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah reksadana syariah memiliki kebijaksanaan investasi yang berbasis instrumen investasi pada portofolio yang dikategorikan halal. Dikatakan halal, jika perusahaan yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip islam seperti

36 22 yang telah dijelaskan sebelumnya. Disamping itu, dalam pengelolaan dana reksadana ini tidak mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi. Selanjutnya, hasil keuntungan investasi tersebut dibagihasilkan diantara para investor dan manajer investasi sesuai dengan proporsi modal yang dimiliki. Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa No. 20/DSN/-MUI/VI/2001. Fatwa tersebut memuat antara lain: i. Pada reksadana konvensional, masih terdapat unsurunsur yang bertentangan dengan syariah, baik dari segi akad, pelaksanaan investasi, maupun dari segi pembagian keuntungan. ii. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba usaha, penempatan pada deposito dalam bank umum syariah dan surat utang yang sesuai dengan prinsip syariah. iii. Jenis usaha Emiten haruslah sesuai dengan syariah, antara lain tidak boleh melakukan usaha perjudian dan sejenisnya, usaha pada lembaga keuangan ribawi, usaha memproduksi, mendistrubusi serta memperdagangkan makanan dan minuman haram serta barang-barang atau jasa-jasa yang merusak moral dan membawa keburukan. Pemilihan dan pelaksanaan investasi harus dilaksanakan dengan prinsip kehatihatian dan tidak boleh ada unsur yang tidak jelas (gharar). Diantaranya tidak boleh melakukan penawaran palsu, penjualan barang yang belum dimiliki, menyebarkan informasi yang salah dan

37 23 menggunakan informasi orang dalam untuk keuntungan transaksi yang dilarang (insider trading), serta melakukan investasi pada perusahaan yang tingkat hutangnya lebih dominan dari modalnya. iv. Emiten dinyatakan tidak layak diinvestasikan dalam reksadana syariah jika struktur hutang terhadap modal sangat bergantung pada pembiayaan dari hutang, yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba, Emiten memiliki Nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang 45%, modal 55%), manajemen emiten diketahui bertindak melanggar prinsip usaha yang Islami. v. Mekanisme operasional reksadana syariah terdiri dari : Wakalah antara manajer investasi dan pemodal; serta mudharabah antara manajer investasi dengan pengguna investasi. vi. Karakteristik mudharabah adalah sebagai berikut: (1) pembagian keuntungan antara pemodal (yang diwakili oleh manajer investasi) dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang ditentukan dalam akad yang telah dibuat bersama dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada si pemodal, (2) pemodal menanggung risiko sebesar dana yang telah diberikan, (3) manajer investasi sebagai wakil pemodal tidak menanggung risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya. vii. Penghasilan investasi yang dapat diterima dalam reksadana syariah : - Penghasilan dari saham dapat berupa : (1) dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba, baik yang dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham, (2)

38 24 Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dulu yang diberikan oleh emiten, (3) Capital Gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di pasar modal. - Penghasilan dari obligasi yang sesuai dengan syariah : bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten. - Penghasilan dari Surat berharga Pasar Uang yang sesuai dengan syariah : bagi hasil yang diterima oleh issuer - Penghasilan dari deposito dapat berupa : bagi hasil yang diterima dari bank-bank syariah Kelebihan Reksadana Kelebihan yang akan didapatkan oleh investor jika melakukan investasi pada reksadana antara lain (Taufik Hidayat, 2011) : 1. Diversifikasi Secara teori, diversifikasi bertujuan untuk memaksimalkan imbal hasil (return) untuk tingkat risiko tertentu. Reksadana adalah implementasi dari diversifikasi karena dalam reksadana terdapat portofolio dari beberapa efek yang berbeda. Melalui penyebaran asset dalam beberapa instrumen investasi (portofolio), reksadana dapat memaksimalkan keuntungan dengan tingkat risiko tertentu. 2. Dikelola Profesional oleh Manajer Investasi Pengelola dana nasabah adalah para manajer investasi yang paham benar dengan seluk beluk investasi. Dengan reksadana, anda dapat memanfaatkan pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk mengelola uang yang sudah susah payah dikumpulkan agar mendapatkan hasil yang optimal. Sebagai investor tidak perlu memilih efek apa saja yang akan dijadikan portofolio investasi karena sudah menjadi tugas manajer investasi. Untuk melihat profil manajer investasi yang akan

39 25 mengelola dana, kita sebagai investor dapat membaca prospektus reksadana dari perusahaan tersebut. 3. Modal Mini Hasil Maksi Tidak seperti berinvestasi di saham atau obligasi secara langsung yang membutuhkan modal relatif banyak, reksadana dapat dimiliki dengan modal sedikit. Beberapa reksadana membolehkan anda memulai investasi dengan modal Rp Likuiditas Setiap saat kita dapat menjual (redemption) reksadana yang dimiliki kepada pengelola pada harga NAB saat itu. Meski uang hasil penjualan tidak langsung diterima saat itu, tetapi investor tidak perlu khawatir karena pengelola pasti akan membelinya. 5. Potensi Pertumbuhan Nilai Investasi Melalui akumulasi dana dari berbagai pihak, reksadana memiliki kekuatan dalam penawaran dalam memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tingi, biaya investasi yang lebih rendah, dan akses terhadap instrumen investasi yang sulit jika dilakukan secara individual Risiko Reksadana Selain sisi lebih yang dimilki reksadana, instrumen ini juga tidak lepas dari kerugian dan kekurangan sehingga sangat mungkin tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan. Beberapa hal berikut adalah risiko yang bisa menimpa investor reksadana (Taufik Hidayat, 2011). 1. Penurunan Nilai Investasi Tidak seorangpun dapat mengalahkan pasar. Kendati sudah dikelola dengan cara yang sangat profesional, portofolio pilihan manajer investasi belum tentu bisa memberikan kerugian akibat efek yang dibeli mengalami penurunan harga. Hal ini bisa dilihat dari NAB yang diperoleh pada suatu waktu

40 26 lebih rendah ketimbang NAB saat membeli (kecuali reksadana pasar uang). Tabel 2.1.Contoh Perkembangan Return NAB Salah Satu Reksadana Tanggal NAB Daily Return 18 Mei ,54 0,59% 19 Mei ,15-4,08% 20 Mei ,96-1,29% 21 Mei ,97-2,32% 24 Mei ,95-0,39% 25 Mei ,98-3,08% 26 Mei ,13 7,30% 27 Mei ,83 0,59% 31 Mei ,94 2,72% 01 Juni ,07-2,43% Sumber : Buku Pintar Investasi, Risiko Perubahan Ekonomi dan Politik Pasar keuangan tidak akan pernah lepas dari faktor ekonomi dan politik baik di lingkup global maupun lokal. Peristiwa apapun dapat memberi dampak pada harga efek di pasar modal maupun pasar uang. Krisis Yunani di Bulan Mei 2010 yang baru saja terjadi adalah contoh betapa peristiwa yang terjadi nun jauh di sana bisa membuat harga-harga saham berguguran yang otomatis membuat nilai investasi terutama reksadana saham menjadi menyusut drastis. 3. Risiko Perubahan Peraturan Perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau kebijakan-kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pengembalian dan hasil investasi yang akan diterima manajer investasi dan dapat mengurangi penghasilan yang mungkin diperoleh pemegang saham unit penyertaan. 4. Risiko Pembubaran dan Likuidasi Pemegang unit penyertaan memiliki risiko bahwa di dalam hal reksadana yang dimiliki tidak memenuhi salah satu kondisi

41 27 seperti yang tertera dalam ketentuan Bapepam & LK, Manajer investasi akan melakukan pembubaran dan likuidasi. 5. Risiko Likuiditas Pemegang unit penyertaan berhak untuk melakukan penjualan kembali unit penyertaan dan manajer investasi memiliki kewajiban untuk membelinya dan hal ini hanya untuk jenis reksadana open-end fund. Kendati demikian, apabila seluruh atau sebagian besar pemegang unit penyertaan secara serentak melakukan penjualan kembali ke manajer investasi, manajer investasi bisa saja tidak mampu menyediakan uang tunai seketika untuk melunasi penjualan kembali unit penyertaan tersebut Pengelola Reksadana Berbeda dari deposito yang dikelola hanya oleh satu pihak, yaitu bank, reksadana dikelola oleh 2 pihak, yakni manajer investasi dan bank kustodian (Eko Pratomo dan Ubaidillah, 2009). Dalam reksadana, manajer investasi bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisis dan pemilihan jenis investasi, memonitor pasar investasi, dan melakukan tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan investor. Sementara, bank kustodian bertindak sebagai penyimpan kekayaan (safe keeper) serta administrator reksadana. Manajer investasi adalah perusahaan, bukan perorangan, yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik nasabah. Untuk dapat melakukan kegiatan usahanya, perusahaan manajer investasi harus memperoleh izin dari Bapepam & LK untuk melakukan kegiatan sebagai manajer investasi. Sementara bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank dalam bidang penyimpanan surat berharga serta administrasinya. Sama halnya seperti manajer investasi, bank yang akan melakukan kegiatan ini harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Bapepam & LK. Dalam pengelolaan suatu reksadana, manajer investasi dan bank kustodian tidak diperkenankan berafiliasi, untuk menjaga independensi

42 28 dari masing-masing pihak. Kewajiban dan tanggung jawab manajer investasi serta bank kustodian secara rinci dicantumkan dalam dokumen kontrak antara keduanya. Mekanisme kerja yang terjadi dalam reksadana, selain melibatkan manajer investasi, bank kustodian, dan investor juga melibatkan pelaku (perantara) di pasar modal (broker, underwriter) serta di pasar uang (bank) serta pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam & LK. Gambar di bawah ini menjelaskan mekanisme kerja reksadana. Gambar 2.1. Mekanisme Kerja Reksadana Sumber : Buku Reksadana, Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan (pencairan) Unit Penyertaan. 2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil penjualan kembali. 3. Perintah transaksi investasi. 4. Eksekusi transaksi investasi. 5. Konfirmasi transaksi. 6. Perintah penyelesaian transaksi. 7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta. 8. Informasi NAB/unit secara harian melalui media massa. 9. Laporan evaluasi harian dan bulanan. 10. Laporan bulanan kepada Bapepam & LK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Investasi 2.1.1.1 Pengertian Investasi Menurut Tandelilin (2010: 1) investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksadana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES 20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee akan menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Investasi Reilly, Brown (2002:7) mendefinisikan investasi sebagai mendepositkan sejumlah dollar pada masa sekarang selama kurun waktu tertentu dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti dengan bekerja, berdagang, maupun berinvestasi. Dalam melakukan kegiatan tersebut terdapat risiko

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Namun dalam dunia yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang. BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Di zaman yang serba moidern ini investasi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Menurut Sharpe (2005: 1) investasi merupakan pengorbanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebangkitan industri keuangan syariah di tengah-tengah dominasi industri keuangan konvensional yang beberapa dekade terakhir mengalami keruntuhan akibat guncangan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh keuntungan tertentu atau dana tersebut dimasa yang akan datang. Saat ini banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 PT. Trimegah Asset Management PT. Trimegah Asset Management merupakan anak perusahaan dari PT. Trimegah Securities Tbk, salah satu perusahaan sekuritas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang tahu memanfaatkan peluang untuk memperoleh keuntungan maksimal dari harta yang dimilikinya. Investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dunia harus bekerja untuk mendapatkan suatu penghasilan bagi dirinya. Dengan bekerja, setiap individu akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Tandelilin (2010), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banya k digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini investasi merupakan solusi bagi pemilik modal dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini investasi merupakan solusi bagi pemilik modal dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini investasi merupakan solusi bagi pemilik modal dalam mengembangkan hartanya. Dalam berinvestasi banyak jalan yang bisa dilalui, baik dilakukan oleh pemilik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tendelin (2001: 3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tendelin (2001: 3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Tendelin (2001: 3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal kebutuhan. Kebutuhan untuk sehari-hari seperti makan, minum, pakaian, hiburan, pendidikan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan para calon investor di Indonesia yang mayoritas beragama Islam untuk mendapatkan hasil

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan dukungan dana / modal yang cukup besar untuk menumbuhkan perekonomiannya. Dukungan dana / modal ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reksadana di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1995, dengan penerbitan reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat telah mengenal berbagai jenis produk investasi baik investasi yang dikelola langsung oleh orang perorang secara individual maupun dikelola melalui

Lebih terperinci

REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager

REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * ABSTRACT There are various types of investment instruments that can be chosen by investors in accordance with

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai Aktiva Bersih Syariah merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah saat ini cukup dinamis. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya institusi atau lembaga-lembaga keuangan syariah yang bermunculan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

Elliv Hidayatul Lailiyah Suhadak Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Elliv Hidayatul Lailiyah Suhadak Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DAN REKSADANA KONVENSIONAL (Studi pada Reksadana yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Periode 2012-2016) Elliv Hidayatul Lailiyah Suhadak Sri Sulasmiyati

Lebih terperinci

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) Oleh: DEDEN MULYANA Disampaikan pada Seminar Bulanan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 15 Mei 2013 Pendahuluan Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967

BAB I PENDAHULUAN. darinya. Lembaga keuangan itu sendiri menurut Undang Undang No.14 / 1967 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang tidak dapat dijauhkan dari kehidupan masyarakat karena sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh darinya. Lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan usia yang semakin lanjut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Pasar Modal Indonesia Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat pemodal kehadiran pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan.

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah reksa dana saham berbasis syariah yang aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. III.1.1

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi mempunyai peranan yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tanpa adanya investasi maka pertumbuhan perekonomian suatu negara akan berhenti.

Lebih terperinci

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia?

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia? Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia? Simak sebentar lagi. copyright www.duwitmu.com 1 Cara Investasi REKSADANA www.duwitmu.com situs Mengelola Keuangan Keluarga copyright www.duwitmu.com 2 Mengapa Reksadana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian terbuka. Sistem perekonomian terbuka sangat penting peranannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. 2 Fungsi Pasar

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai instrumen keuangan memiliki peran penting sebagai sarana investasi yang berguna bagi pembangunan ekonomi sebuah negara. Perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. berbagai macam cara menginvestasikan sejumlah dana pada real aset seperti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. berbagai macam cara menginvestasikan sejumlah dana pada real aset seperti BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Investasi bisa berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Reksadana Definisi Reksadana menurut UU Pasar Modal No.8/1995 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan investasi yang semakin maju terutama investasi di pasar modal Indonesia menjadi salah satu alternatif investasi yang menguntungkan. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Reksadana 2.1.1 Definisi Reksadana Undang-undang nomor 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa reksadana merupakan kumpulan dana dari masyarakat

Lebih terperinci

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk bermacam instrumen keuangan jangka panjang. Peran pasar modal sangat besar dalam perekonomian karena pasar ini menjalankan dua fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut adanya suatu industri sektor perekonomian yang sehat, tangguh, dan berperan. Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh: REKSADANA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang Disusun Oleh: Fitria Mayasari Evi Atikah Sari Arif Puji Utomo B.241.09.0051 B.241.10.0017 B.241.10.0047 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksa Dana Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tolok ukur untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu negara. Perkembangan pasar modal di Indonesia telah menunjukkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Investasi Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian Indonesia, masyarakat dunia semakin menyadari kebutuhannya untuk berinvestasi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Reksa Dana 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS

STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI PENDANAAN MELALUI SEKURITISASI PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PT. ABC FINANCE TESIS AGUNG YUDIVIANTHO 0806432101 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. 1 Dalam

Lebih terperinci

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk

2. LANDASAN TEORI. Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Dan Surat Berharga Pada dasarnya, pasar modal ( capital market ) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

Lebih terperinci