Oleh: Arisona 2,Yuris 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: Arisona 2,Yuris 3"

Transkripsi

1 PENERAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS CTL dan E-LEARNING di SD 01 POASIA KENDARI SEBAGAI MODEL PRAKTIKUM PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA P.MIPA FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO 1 Oleh: Arisona 2,Yuris 3 Abstrak. Telah dilakukan penelitian Penerapan perangkat pembelajaran berbasis CTL (Contekstual Teaching And Learning) dan E-Learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Sains di SD 01 Poasia sebagai Sekolah Unggulan (sebelumnya Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional) di Kota Kendari, dengan menerapkan Four-D Model dengan beberapa adaptasi kerangka berfikir yang sesuai. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, pengelolaan pembelajaran dan persepsi siswa terhadap penerapan perangkat pembelajaran. Data-data dianalisis dengan statistik deskriptif kualitatif yang dapat memberikan informasi tentang efektivitas dan keterbacaan perangkat pembelajaran, serta kemampuan guru Sains dalam mengelola pembelajaran sesuai yang diinginkan KTSP. Berdasarkan hasil deskriptif terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV & V SD Negeri 1 Poasia sebelum dan sesudah penerapan perangkat pembelajaran, nampak bahwa hasil belajar siswa cenderung mengalami peningkatan rata-rata. Hal ini nampak pada nilai rata-rata siswa kelas IV melalui pre-test sebesar 46,05 dimana siswa yang tuntas sebesar 7,89 atau perolehan nilai siswa sama atau lebih besar dari nilai 65, sedang pada post test nilai rata-rata menjadi 75,53 dengan ketuntasan belajar secara individu menjadi sebesar 84,21 % atau terjadi peningkatan rata-rata penguasaan konsep/hasil belajar siswa sebesar %.; sedangkan rata-rata pre-test siswa kelas V sebesar 59,36 dimana siswa yang sudah tuntas atau perolehan nilai siswa sama atau lebih besar dari skor 65 sebanyak 35,29%, dan pada pada post test nilai rata-rata menjadi 73,15 dengan ketuntasan belajar secara individu menjadi sebesar 79% atau terjadi peningkatan rata-rata penguasaan konsep/hasil belajar Sains siswa sebesar 23,23 %. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan bagi Dinas Diknas Kota Kendari untuk mencoba menerapkan perangkat pembelajaran tersebut pada sekolah lain dalam lingkup Kota Kendari. Kata Kunci :CTL,E-Learning,Perangkat Pembelajaran. PENDAHULUAN Pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, dan sebagai warga masyarakat dan nantinya sebagai tenaga kerja. Selain itu,untuk memperkuat pemahaman konsep dan proses pembelajaran lebih interaktif maka dikembangkan E-learning yang merupakan sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronika. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian 1 Ringkasan hasil Penelitian 2, 3 Dosen Pendidikan Fisika FKIP UHO 1

2 dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini berbentuk teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video, serta ruang diskusi yang memudahkan siswa untuk berinteraktif dengan guru. Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning yaitu pada kelas tradisional, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran e- learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggungjawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran e-learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri. Sebagai upaya meningkatkan kompetensi mahasiswa di LPTK, khususnya di FKIP Unhalu Kendari Jurusan Pendidikan MIPA, maka peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan perangkat pembelajaran berbasis CTL dan E- learning dalam pembelajaran, khususnya pada SD 01 Poasia sebagai sekolah Unggulan (sebelumnya bernama Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional ) di Kota Kendari. Peneliti berasumsi bahwa Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning, akan membuat siswa disekolah terutama pada tingkat Sekolah Dasar akan mampu mengembangkan konsep-konsep Sains yang selama ini merupakan suatu mata pelajaran yang susah difahami (banyak rumus dan hafalan) disamping mata pelajaran lainnya (matematika.) Disisi lain banyak guru yang beranggapan bahwa apabila siswa dapat mengahafal semua materi, maka siswa akan dapat memahami isi materi pelajaran Sains. Hal ini diduga disebabkan oleh guru yang senantiasa menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran Sains di sekolah?. Metode ini menciptakan proses belajar mengajar yang terpusat pada guru dan menciptakan ketergantungan siswa siswa pada guru sangat besar. Akhirnya siswa tidak terlatih untuk mandiri dalam mencari dan menemukan pengetahuan sendiri. Sehingga perlu mengembangkan perangkat pembelajaran E- learning yang bertujuan akan membuat siswa lebih interaktif dan dapat secara mandiri menggali pengetahuan dan menghubungkan segala kejadian yang ada diingkungan mereka sendiri. TINJAUAN PUSTAKA Hakikat Sains (IPA) Sains (IPA) dengan bidang Biologi, Fisika, dan Kimia dengan kajian meliputi bendabenda alam semesta, kegiatan mencari untuk menemukan fakta-fakta tentang benda-benda dan menjadikan fakta-fakta menjadi pola konseptual yang disebut Teori atau Hukum. Teori atau Hukum inilah yang akan menjelaskan hubungan antara fakta dan benda-benda alam semesta. Pembelajaran Kontekstual Pendekatan pembelajaran konstektual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) berkembang dari faham konstruktivisme (Haston, 1999). Ide utamanya ialah mengaitkan kegiatan dan persoalan pembelajaran dengan konteks keseharian anak (Blankchard, 2000). Anak belajar dari dunia nyata dimana ilmu pengetahuan yang dipelajari bakal digunakan. Teori belajar bermakna (meaningful learning) dari Ausubel (1979) menyarankan agar siswa belajar dari persoalan kesehariannya agar bermanfaat bagi kehidupannya. Ide-ide tersebut dipakai dalam kontekstual learning, dimana siswa diajak belajar dari persoalan yang nyata dalam konteks kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari hari. 2

3 Model-Model Pembelajaran Kontekstual Pengembangan CTL di sekolahsekolah dilaksanakan melalui pengembangan model-model pengajaran. Ada 3 (tiga) modelmodel pengajaran ditambah dengan 1 (satu) strategi-strategi belajar yang dikembangkan dalam CTL, yaitu: (1) model pengajaran langsung (direct instruction), (2) model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), (3) model pengajaran berbasis masalah (problem based instruction) dan (4) strategi-strategi belajar (learning strategy). Pembelajaran Berbasis E-Learning E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronika. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini berbentuk mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e- learning yaitu pada kelas tradisional, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa di tempat tertentu di dalam websites untuk diakses oleh para mahasiswa. Bahan belajar yang tempatkan di dalam websites dapat terdiri dari teks, grafik, audio, vidio, animasi, dan simulasi yang bersifat interaktif. Bahan-bahan belajar yang tersimpan dalam komputer dapat diakses oleh siswa/mahasiswa setiap saat dan memudahkan dosen dalam melakukan pembaharuan dari sisi kontens materi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. METODOLOGI PENELITIAN 1. Rancangan Penerapan perangkat pembelajaran Sains berbasis CTL dan E- Learning Dalam penelitian pengembangan ini, metode yang akan digunakan untuk mengembangkan model dan perangkat pembelajaran Sains adalah menggunakan Four-D Model dengan beberapa adaptasi kerangka berfikir yang sesuai (Fida, 2004) yaitu : Define, Design, Develop, Implementation 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap 1: Define: Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam analisis kurikulum, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian terhadap masalah dan kebutuhan yang dijumpai dalam pembelajaran Sains di SD 01 Poasia Kendari pada siswa kelas IV dan V. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengembangkan Silabus dan RPP berdasarkan KTSP yang telah dikembangkan di SD 01 Poasia Kendari selama ini. Pada tahap analisis, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis kemampuan dasar matematika siswa SD 01 Poasia Kendari yaitu sisw kelas IV dan V, melalui analisis tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa dengan mempertimbangkan aspek kognitif, psikomotor dan sikap yang dimiliki siswa. Analisis materi/konsep mata pelajaran Sains, dilakukan untuk menelusuri konsep-konsep yang ada menurut KTSP dengan mengklasifikasikan materi kedalam tingkat mudah, sedang dan sukar/kompleks. Selanjutnya perumusan tujuan pembelajaran didasarkan pada analisis tugas, analisis konsep, analisis siswa yang telah dijabarkan pada SK dan SKD. Tahap 2: Design design adalah perancangan dan penulisan model perangkat pembelajaran. Pemilihan format ditempuh dengan mengkaji perangkat pembelajaran yang sedang dikembangkan di 3

4 sekolah menurut KTSP dengan beberapa adaptasi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa SD 01 Poasia Kendari yang sudah berada pada fase berpikir formal. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi: Silabus, bahan ajar siswa, pemilihan media, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada model pembelajaran kontekstual, lembar kerja keterampilan proses siswa (LKKPM), dan lembar penilaian (asessment) berbasis kelas (produk dan proses). Tahap 3: Develop develop adalah menelaah model dan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, baik hasil telaah secara terbatas dari Tim Dosen Peneliti dan tim guru, maupun hasil telah/revisi dari beberapa pakar (bidang pengajaran dan subtansi materi) dan/atau dari hasil refleksi ujicoba terbatas atau simulasi melalui peer teaching. Uji coba terbatas dilakukan dengan melibatkan mahasiswa sebanyak 3 orang. Pada tahap ini akan dihasilkan laporan pengembangan perangkat pembelajaran yang ditulis berdasarkan analisis data ujicoba terbatas dan hasil revisi dari para pakar. Setelah serangkaian revisi dilakukan terhadap perangkat pembelajaran Sains yang telah dikembangkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba perangkat untuk skala luas, yaitu menerapkan dalam ruang kelas secara nyata, atau real teaching. Selanjutnya melakukan lagi revisi terhadap kelemahan-kelemahan yang ada dari perangkat tersebut pasca uji coba, dan diterapkan pada skala luas, misalnya pada semua sekolah pada tingkatan yang sama dalam Kota Kendari. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran Setelah dilakukan serangkaian kegiatan dan tahapan dalam pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA-Fisika, maka dapat diuraikan sebagai berikut: Tahap 1: Define: Analisis Kurikulum Dalam analisis kurikulum, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian terhadap masalah dan kebutuhan yang dijumpai dalam pembelajaran Sains pada kelas IV,dan V. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengembangkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan format Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahap analisis siswa, kegiatan yang telah dilakukan adalah melakukan observasi awal di SD 01 Poasia. Hal ini dimaksudkan untuk menganalisis kemampuan dasar matematika siswa mulai dari jenjang kelas IV dan V. Berdasarkan kondisi kemampuan dasar yang dimiliki siswa tersebut, maka dapat dilakukan analisis tugastugas yang akan diberikan kepada siswa dengan mempertimbangkan aspek kognitif, psikomotor dan sikap yang dimiliki siswa. Analisis materi/konsep mata pelajaran Sains dilakukan untuk menelusuri konsep-konsep yang ada menurut KTSP dengan mengklasifikasikan materi mulai dari tingkat mudah, sedang dan sukar/kompleks. Selanjutnya perumusan tujuan pembelajaran didasarkan pada analisis tugas, analisis konsep, analisis siswa yang telah dijabarkan pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Adapun materi/konsep yang akan dikembangkan model dan perangkat pembelajarannya adalah materi/konsep mata pelajaran Sains, dari kelas IV dan V dengan masing-masing KD dan materi pokoknya : Sebaran Konsep Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Siswa kelas IV SD 01 Poasia Kendari: Standar Kompetensi : 9. Memahami perubahan kenampakan bumi dan benda langit.kompetensi Dasar (KD) : 9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi dan 9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Materi Pokok dan Uraian Materi :Perubahan kenampakan bumi dan benda langit : Perubahan kenampakan bumi, Perubahan kenampakan benda-benda langit. Sedangkan Sebaran Konsep Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Siswa kelas V SDN 01 Poasia Kendari: Standar Kompetensi 7. 4

5 Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam ;Kompetensi Dasar (KD) :7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya, 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air ; Materi Pokok dan Uraian Materi Bumi dan Alam Semesta (Daur Air). Tahap 2: Design design adalah perancangan dan penulisan model perangkat pembelajaran. Pemilihan format ditempuh dengan mengkaji perangkat pembelajaran yang sedang dikembangkan di sekolah menurut KTSP dengan beberapa adaptasi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa SD 01 Poasia Kendari yang sudah berada pada fase berpikir formal. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi: Silabus, bahan ajar, pemilihan media, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran kontekstual, Lembar Kerja Ilmiah Siswa (LKIS), dan lembar penilaian (asessment) berbasis kelas (produk dan proses). Tahap 3: Develop develop adalah menelaah model dan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, baik hasil telaah secara terbatas dari Tim Dosen Peneliti dan juga dari Tim guru mata pelajaran Sains di SD Negeri 1 Poasia, maupun hasil telah/revisi dari beberapa pakar (bidang pengajaran dan subtansi materi) dan/atau dari hasil refleksi ujicoba terbatas atau simulasi melalui peer teaching. Melalui tahap uji coba terbatas ini dihasilkan laporan pengembangan perangkat pembelajaran IPA-Fisika yang akan dipakai pada tahap uji coba produk perangkat pembelajaran pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Poasia Kendari semester ganjil tahun akademik 2012/2013. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap hasil pre-test serta post-test dapat dirangkumkan pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Profil Distribusi Penguasaan Konsep Sains siswa SD 1 Poasia Kelas IV dan Kelas V sebelum dan sesudah Penerapan Perangkat Pembelajaran PARAMETER PENILAIAN NILAI SISWA SETIAP KELAS KELAS IV KELAS V Pre- Test Post- Test Pre-Test Post- Test Skor minimum Skor maksimal Rata-rata 46,05 75,53 59,36 73,15 Standar deviasi 14,34 13, ,24 Persentase jumlah siswa yang masuk kategori belajar Tuntas (Nilai ) Persentase jumlah siswa yang masuk kategori Tidak Tuntas belajar (Nilai < 65) 7,89 84, ,0 92,11 15, Untuk melihat apakah perangkat pembelajaran dikembangkan memiliki keterbacaan yang memadai, maka dapat dilihat dari peningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara membandingkan keadaan sebelum dan sesudah penerapan perangkat pembelajaran di dalam kelas. Disamping itu juga digunakan kelulusan secara individu 65 dan Prosentase secara klasikal 75%. 5

6 Jika kita melihat dari hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV dan V SD Negeri 01 Poasia sebelum dan sesudah penerapan perangkat pembelajaran, seperti telah diuraikan pada Tabel 1 di atas, nampak bahwa hasil belajar siswa cenderung mengalami peningkatan rata-rata dengan persentase peningkatan rata-rata dari pre-test ke post-test sebesar dan untuk masing-masing kelas; dan secara lengkap dapat dipaparkan seperti pada Gambar berikut: Gambar 1. Profil peningkatan rata-rata penguasaan konsep Sains Siswa Kelas IV melalui pre-test ke post-tes selama Uji Coba Perangkat Gambar 2. Profil peningkatan rata-rata penguasaan konsep IPA-Fisika Siswa Kelas V melalui pre-test ke post-test selama Uji Coba Perangkat Gambar 3. Profil peningkatan rata-rata penguasaan konsep Sains Siswa Kelas IV dan V melalui re- Test ke Post-Test selama uji coba perangkat pembelajaran berbasis CTL dan E-Learning Dari gambar ke-3 gambar tersebut, nampak adanya peningkatan penguasaan konsep/hasil belajar Sains siswa SD 01 Poasia dari nilai Pre-Test ke Post-Test. Disamping itu juga terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dengan perolehan nilai Pada siswa kelas IV diperoleh 7,89 % siswa yang tuntas melalui pre-test dan pada hasil post-test sudah mencapai 84,21 % siswa yang dikategorikan tuntas. Demikian juga untuk siswa kelas V, dari 35,29 % saja siswa yang berada dalam kategori tuntas pada pres-test menjadi 79% siswa dikategorikan tuntas pada hasil post-test. Berdasarkan hasil analisis data yang ditampilkan pada Tabel 1 di atas, nampak bahwa rata-rata penguasaan konsep/hasil belajar IPA- Fisika siswa kelas IV dan V SD 01 Poasia setelah dilakukan uji coba penerapan perangkat pembelajaran yang berbasis CTL dan E-Learning diperoleh bahwa terjadi kecenderungan peningkatan rata-rata penguasaan konsep/hasil belajar Sains siswa dari 46,05 pada Pre-Test menjadi 75,53 pada siswa kelas IV. Demikian juga pada siswa kelas V terjadi peningkatan ratarata dari 59,36 pada Pre-Test menjadi 73,15 pada Post-Test ; hal ini berarti bahwa indikator ketuntasan belajar secara individu 65 dan persentase secara klasial 75 % telah tercapai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum penerapan perangkat pembelajaran Sains yang telah dikembangkan dan telah diujicobakan pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Poasia Kendari cenderung dapat meningkatkan penguasaan konsep/ hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Sains. Jika kita kaitkan antara hasil penelitian ini dengan teori motivasi dapat dijelaskan bahwa seorang siswa yang menggunakan banyak indra dalam melakukan aktivitas belajar, akan cenderung lebih mudah memahami karakteristik terhadap obyek yang diamati, karena bertinteraksi secara langsung dengan media pembelajaran ( web) yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. 6

7 KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan tahap Define (Analisis kurikulum), Design dan Develop terhadap terhadap perangkat pembelajaran Sains berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD 01 Poasia Kendari, sesuai dengan tujuan penelitian pada tahun I (2012), maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan Perangkat pembelajaran Sains berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap materi pokok untuk siswa kelas IV dan V, yang telah dikembangkan oleh Tim Peneliti bekerjasama dengan guru-guru mitra Sains cenderung telah mengacu pada pembelajaran yang berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) sehingga SD 1 Poasia Kendari dapat dijadikan sebagai sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA-FKIP Unhalu, 2. Perangkat pembelajaran Sains berupa materi ajar dan penilaian (asessment) telah dikembangkan pula penilaian yang berbasis kelas (proses dan hasil) yang sesuai dengan karakteristik materi pokok/sub-materi pokok yang ada di dalam KTSP. Saran Berdasarkan hasil analisis terbatas terhadap pengembangan dan penerapan perangkat pembelajaran Sains yang telah direvisi secara terbatas antara Tim Peneliti dan Tim Ahli bidang Pendidikan Sains (IPA), maka dapat diberikan beberapa saran, yaitu: 1. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran pada mata pelajaran Sains, khususnya pada konsep/materi yang memiliki karakteristik abstrak agar merancang suatu media Pembelajaran Model E-Learning berbasis Web melalui program simulasi komputer yang interaktif, sehingga guru-guru dalam menjelaskan materi/konsep tersebut menjadi lebih mudah dan tenatunya siswasiswa akan lebih cepat memahami konsep/materi tersebut, 2. Kepada guru-guru Sains di sekolah Dasar dalam lingkup Kota Kendari secara khusus dan umumnya sekolah-sekolah di Sulawesi Tenggara agar dalam mengembangkan Perangkat Perbaikan Pembelajaran yang berbasis CTL dan E-Learning dengan kegiatan pembelajaran yang lebih banyak diarahkan kepada siswa untuk belajar melalui berbuat dengan kegiatan kerja ilmiah dan penugasan secara terstruktur berdasarkan KTSP. DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2004a). Hakikat Sains (SN-1). Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Slamet, S., (2002), Pendekatan Pembelajaran Sains Kontekstual dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Makalah dalam pelatihan TOT guru SLTP se Indonesia di FMSAINS, Universitas Negeri Yogyakarta pada 1-14 Oktober Blankchard, A. (2000). Contextual Teaching and Learning. diakses dari Clifford, M. dan Wilson, M. (2000), Contextual teaching, professional learning and student experiences: Lessons learned from implementation. Educational Information Serries no. 2. Madison: Center on Education and Work. Fida, R., (2004). Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Disajikan dalam pelatihan model-model pembelajaran, penyusunan SAP dan bahan ajar, Program Hibah Kompetisi A1, Kendari: Jurusan PMSAINS FKIP Unhalu. Joice, B., Weil, M., (1992). Models of Teaching Fith Edition. Singapore, Tokyo: Allyn and Bacon. 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA DANENGSIH, S.Pd., NIP.196506051992032011 ABSTRAK Berdasarkan hasil pengamatan di SDN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Proses pembelajaran adalah suatu proses komunikasi edukatif antara pendidik dan peserta didik. Peran pendidik membantu dan membimbing peserta didik untuk mencapai

Lebih terperinci

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat. PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan perbaikan sistem pendidikan. Dengan adanya perombakan dan pembaharuan kurikulum yang berkesinambungan, mulai

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Model Problem Based Intruction (PBI) Untuk Meningkatkan Mutu Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan MIPA Pada Mahasiswa

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN C T L (Contextual Teaching and Learning) MELALUI METODE DEMONSTRASI Rini Budiharti Pendidikan Fisika P.MIPA UNS ABSTRAK Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar, - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi manusia karena didalam pendidikan, maka akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga ilmu kimia bukan hanya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN Anisah, Mustika Wati, dan Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Andi Rahmi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilum Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung 22 Sulistyowati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar JURNAL SAINTIFIK VOL 3 NO.1, JANUARI 2017 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar Munawarah STAIN Watampone e-mail:

Lebih terperinci

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan Pengembangan Berbasis Contextual Teaching and Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan Zulis Shoidah, Fida Rachmadiarti, Winarsih Jurusan Biologi FMIPA UNESA Jalan Ketintang Gedung C Lt.2 Surabaya 6021, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk

Lebih terperinci

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung 16 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH HINDU MENERAPKAN MODEL CTL PADA SISWA KELAS V SDN 1 PUNJUL KARANGREJO TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X D SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD YANG DIINTERVENSI DENGAN STRATEGI INKUIRI Abas Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING PEERAPA MODEL PEMBELAJARA CREATIVE PROBLEM SOLVIG BERBATUA MEDIA SLIDE SHOW AIMATIO UTUK MEIGKATKA AKTIVITAS DA HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS SISWA KELAS X 3 SMA EGERI 2 KEDARI 1 Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk dengan kualifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan BAB III METODELOGI PENELITIAN Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global saat ini telah meningkatkan persaingan antar bangsa di dunia dalam segala aspek kehidupan, tidak terkecuali pendidikan. Hal ini secara otomatis menuntut dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah satu satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini peneliti akan jabarkan perkembangan penelitian yang telah dilaksanakan. Pembahasan pada bab ini akan diawali dengan deskripsi prototipe produk yang dilanjutkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING Seminar Nasional Pendidikan IPA Zainuddin zinuddin_pfis@unlam.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh, memilih

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL Oleh Moh. Jamalul Lail NIM 090210102035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setiap tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahapan yang dilaksanakan sebagai realisasi dari perencanaan yang telah disusun. Perencanaan yang telah disusun, belum

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Muthmainnah, Nana Aryana Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetap juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetap juga merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis, ilmu pengetahuan alam bukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII 1) Rante Hanjarwati, 2) Yoso Wiyarno Universitas PGRI Adi Buana yosowiyarno@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai peraturan dikeluarkan guna pendidikan yang lebih baik di negara ini. Dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Abdul Muiz, H. Aminuddin PP, Ahmad Naparin

ABSTRAK. Oleh: Abdul Muiz, H. Aminuddin PP, Ahmad Naparin 90 ABSTRAK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 11 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER Oleh: Abdul

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar, 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam proses pendidikan disekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan belajar. Membelajarkan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN Mauizatil Rusjiah, M. Arifuddin J, dan Andi Ichsan M Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran bagian dari kurikulum yang harus dikuasai siswa sesuai tingkat sekolah dari jenjang dasar sampai tingkat lanjutan. Semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural 53 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika Penelitian ini mengembangkan buku teks. Dalam penelitian ini model pengembangan pembelajaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 1 (1) (2012) 57-62 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii UPAYA MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY SISWA KELAS X SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP/MTs BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP/MTs BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP/MTs BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA Rachma Indah Kurnia 1, M. Masykuri 2, Sarwanto 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Sebelum Penelitian SMA NU 01 Hasyim Asy ari Tarub merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses pembelajaran banyak guru menggunakan media interaktif ketika menjelaskan materi pelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN Vony F.S Hartini Hipij Universitas PGRI Adi Buana Surabaya vony@unipasby.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat persaingan mutupun terjadi secara signifikan. Tidak lagi persaingan. sudah lulus) kepada pelanggan (siswa dan masyarakat).

BAB I PENDAHULUAN. derajat persaingan mutupun terjadi secara signifikan. Tidak lagi persaingan. sudah lulus) kepada pelanggan (siswa dan masyarakat). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah bergulir di berbagai dimensi kehidupan, tidak terkecuali di sektor pendidikan. Tidak dapat dipungkiri, pengaruhnya pada derajat persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar

Lebih terperinci

J. Pijar MIPA, Vol. VI No.2, September :78-85 ISSN

J. Pijar MIPA, Vol. VI No.2, September :78-85 ISSN J. Pijar MIPA, Vol. VI No.2, September :78-85 ISSN 1907-1744 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN. program pembelajaran berbasis masalah disertai pelaksanaan praktikum yang juga

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN. program pembelajaran berbasis masalah disertai pelaksanaan praktikum yang juga BAB. III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Kegiatan penelitian yang akan dilakukan adalah pengujian pengembangan program pembelajaran berbasis masalah disertai pelaksanaan praktikum yang juga

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Lebih terperinci

Sutarno Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Sutarno Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP UNIB   ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE) BERBANTU E-MEDIA PADA MATAKULIAH ELEKTRONIKA DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA Sutarno Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika sebagai salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi KEMAMPUAN GURU IPA KELAS VII DALAM PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RPP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi Alprida Lembang Mongan, Mestawaty As. A, dan Lestari Alibasyah

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DISERTAI PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITASDAN HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS X IPA MA UNGGULAN NURIS Lailatul Ma rifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran 77 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan III. METODE PENGEMBANGAN Bab III ini berisi paparan tentang tiga hal, yakni (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan pengembangan, dan (c)

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2.

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2. PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2 1) 2) SD Buin Batu Sumbawa Barat e-mail: endah.ekowati@newmont.com,

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE Nurul Hidayah, Zainuddin, Andi Ichsan Mahardika Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Disertai Penugasan Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X-Cambridge MA Bilingual Batu Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF J. Pijar MIPA, Vol. III, No.1, Maret 2008 : 11-16. ISSN 1907-1744 IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Hikmawati

Lebih terperinci

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Ratna Wulan Ndari 1, Caswita 2, Tina Yunarti 2 ratnawulanndari@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tindakan kelas dalam tahapan berupa siklus-siklus dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak. CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan

Lebih terperinci

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088 PENERAPAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR HIDUP HEWAN BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER I SD N 02 KARANGBANGUN KECAMATAN MATESIH TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya Kelas VII6 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Laboratorium di SMPN 14 Kota Bengkulu Rosane Medriati

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI GAYA

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI GAYA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI GAYA Dea Handini 1, Diah Gusrayani 2, Regina Lichteria Panjaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gaya Belajar

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gaya Belajar Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gaya Belajar Muhammad Jarnawi email : i.am.jarnawi@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus

Lebih terperinci

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu pembelajaran,

Lebih terperinci

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia PENGEMBANGAN INTEGRATED CONTEXTUAL MODULE (ICM) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PADA POKOK BAHASAN SIFAT MEKANIK BAHAN (Pembelajaran Fisika di SMK Veteran 1 Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN: PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER MENGHARGAI BAGI SISWA KELAS XI IPA MA BAHAUDDIN SIDOARJO IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL

Lebih terperinci

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Yohana Hiqmawati 1, Imam Suyanto 2, M. Chamdani

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII UPTD SMPN 1 PAPAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Belajar matematika pada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP Rizki Wahyu Hakiki Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS RizkiWahyuHakiki@gmail.com Abstrak Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal. Adapun tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah

Lebih terperinci