BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang ada lainnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Dilihat dari prosesnya, pendidikan akan berlangsung secara terus menerus seiring dengan dinamika perubahan setting sosial budaya masyarakat dari zaman ke zaman. Merupakan sesuatu yang mustahil jika kita memahami pendidikan Islam tanpa memahami Islam sendiri, suatu kekuatan yang memberi hidup bagi suatu peradaban raksasa yang salah satu buahnya adalah pendidikan. Pendidikan Islam bila dilihat dari sisi pentingnya, maka suatu pendidikan yang sangat urgen bagi kehidupan manusia karena terkait langsung dengan segala potensi yang dimiliki, merubah suatu peradaban, sosial masyarakat dan faktor manusia menuju kemajuan diperlukan suatu pendidikan, sebab pendidikan merupakan suatu sistem yang dapat memberikan kontribusi paradigma baru. 1 Sains Islam berwujud dari perkawinan antara semangat yang berasal dari al-qur an dengan sains-sains yang sudah ada dari berbagai peradaban yang diwarisi Islam dan dirubahnya melalui kekuasaan 1 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987 ), h.164 1

2 2 spiritualnya menjadi bentuk yang baru, sekaligus berbeda dari dan berlanjutan dengan apa yang telah ada sebelumnya. 2 Proses pemindahan budaya dari peradaban-peradaban kuno yang ditulis dalam bahasa Yunani, Syriac, Sanskrit, dan Pahlavi ke dalam bahasa Arab adalah suatu peristiwa yang sangat luar biasa dalam sejarah pemindahan budaya. Dimana peradaban baru tersebut memusatkan tenaganya untuk menerjemahkan, dan mendirikan pusat-pusat pendidikan seperti Baitul Hikmah, Al-Azhar, al-zitunah, al-qurawiyin dan lain sebagainya. Sehingga dalam kurun waktu kurang dari 150 tahun sebagian besar karya dari peradaban kuno telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Dengan inilah maka bahasa Arab menjadi bahasa ilmiah dan menjadi dasar berkembangnya pendidikan Islam selanjutnya. Penerjemahan ini menjadi bahan utama dimana intelektual Islam berpijak dan selanjutnya akan muncul menjadi disiplin ilmu pengetahuan yang sekaligus berbeda yang didasarkan atas konsep Islam. Konsep yang menjadi pangkal perkembangan pendidikan Islam dan didasarkan atas konsep hirarki pengetahuan, yang banyak dibicarakan oleh ahli pendidikan dizamannya, salah satu diantaranya Ibnu Khadun. 3 Ibnu Khaldun dikenal sebagai salah seorang penulis Muslim terbesar yang kemasyhuran dan pemikiran-pemikiran beliau senantiasa bersinar di setiap zaman. Beliau juga sebagai peletak dasar-dasar falsafah 2 Ibid, h.27 3 Ibid, h.29

3 3 sejarah dan sosiologi, 4 ahli ekonomi dan perancang pendidikan dalam memakmurkan masyarakat sebagaimana ditulis dalam karya monumentalnya yakni kitab Muqaddimah. Kecemerlangan pikiran Ibnu Khaldun sebagai seorang ahli sejarah dan ahli pendidikan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena ia mendapatkan anugerah kecerdasan fitriyah yang luar biasa, ia juga mempunyai kemampuan dalam mengadakan pengamatan dan mengaitkan antara sebab dan musababnya, ia mempunyai mempunyai pengalaman dalam bidang politik dengan berbagai intriknya, dan juga hasil pengembaraannya antara Barat dengan Timur, dan antara Eropa dengan Asia, juga menyeberang ke Afrika Utara dengan berbagai kondisi kehidupannya. 5 Beliau dipandang sebagai seorang alim yang memiliki kepribadian unggul. Selain itu beliau memiliki kecerdasan tinggi, berwawasan luas dalam menganalisis berbagai peristiwa yang terjadi semasa hidupnya. Sehingga seluruh gejala dari peristiwa tersebut dapat beliau rangkum melalui pemikiran yang kreatif, dengan menetapkan hukum-hukum secara logis dan didukung oleh fakta-fakta yang lengkap, dan sahih. Salah seorang pemikir Barat, Charles Issawi memberikan pengakuan terhadap kebesaran Ibnu Khaldun karena kemampuannya 4 Ali Abdulwahid Wafi, Ibnu Khaldun, Riwayat dan karyanya, diterjemahkan oleh Akhmadi Thoha ( Jakarta: Grafitipers, 1985 ), h.5 5 Fathiyyah Hasan Sulaiman, Pandangan Ibnu Khaldun Tentang Ilmu dan Pendidikan, diterjemahkan oleh Herry Noer Ali, ( Bandung: CV. Diponegoro, 1987 ), h.25

4 4 memecahkan berbagai persoalan yang menguasai manusia, seperti kodrat dan sifat masyarakat, pengaruh iklim dan pekerjaan, serta metode pendidikan yang paling baik. 6 Sesuai dengan pernyataan tersebut di atas, Ibnu Khaldun memperoleh dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas diperoleh dengan membaca, mempelajari kitab-kitab, pengamatan dan pengalaman selama mengembara, dan bergaul dengan berbagai bangsa dan negara. Ilmu dan pendidikan tidak lain merupakan salah satu gejala sosial yang menjadi ciri khas jenis insani. 7 Ibnu Khaldun memandang bahwa ilmu dan pendidikan sebagai suatu gejala konklusif yang lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembangan di dalam tahapan kebudayaan dan mendorong manusia untuk memiliki pengetahuan yang penting baginya didalam kehidupan yang sederhana pada periode-periode pertama pembentukan masyarakat. Lalu lahirlah ilmu-ilmu sejalan dengan perjalanan masa, karena ilmu lahir dari kebimbangan pikiran. Kemudian lahir pula pendidikan sebagai akibat adanya kesenangan manusia untuk memahami dan menelaah pengetahuan. Jadi ilmu dan pendidikan merupakan dua anak yang lahir dari kehidupan yang berkebudayaan dan bekerja untuk melestarikan dan meningkatkannya. Dan oleh karena Ibnu Khaldun berpendapat bahwa pendidikan berusaha untuk melahirkan masyarakat yang berkebudayaan serta berusaha 6 Charles Issawi, Ibnu Khaldun, Pilihan dan Muqaddimah, filsafat Islam tentang Sejarah, ( cet II; Jakarta: Tinta Mas, 1962 ), h. 2 7 Ibid, h.31

5 5 untuk melestarikan eksistensi masyarakat selanjutnya, 8 maka pendidikan akan mengarahkan kepada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Manusia menurutnya adalah bukan merupakan produk nenek moyang, akan tetapi adalah produk kebiasaan-kebiasaan sosial. 9 Karena itu lingkungan sosial merupakan pemegang tanggung jawab dan sekaligus memberikan corak penilaian seorang manusia. Hal ini memberikan arti bahwa seorang pendidik menempati posisi yang sentral dalam rangka membentuk manusia ideal seperti yang diinginkan. Manusia sebagai khalifah fil ardli, dibekali oleh Allah SWT akal pikiran, untuk mengatur, merekayasa, dan mengolah sumber daya alam untuk keperluan seluruh umat manusia, sehingga manusia memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Maka manusia dikatakan sebagai makhluk yang berpikir. Oleh karena itu manusia mampu melahirkan ilmu ( pengetahuan ) dan teknologi, yang mana sifat-sifat semacam ini tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Ilmu pengetahuan itu dijadikan sebagai salah satu modal dasar untuk mengolah sumber daya alam, agar manusia dapat lebih mengembangkan potensinya dalam mengenal dan mengabdikan dirinya kepada Allah SWT, karenanya manusia dituntut 8 Ibnu Khaldun, Muqaddimah, diterjemahkan oleh Akhmadi Thoha ( Cet II; Jakart a: Pustaka Firdaus, 2000 ), h Ahmad Syafii Maarif, Ibnu Khaldun Dalam Pandangan Penulis Barat dan Timur, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1996 ), h.23

6 6 untuk selalu berusaha mencari dan menemukan ilmu baru untuk memudahkan kehidupan umat manusia sebagai anggota masyarakat. Hasan Langgulung memandang bahwa tugas-tugas pendidikan Islam pada tahap pembentukan masyarakat, yaitu dengan cara: 1. Menolong masyarakat membina hubungan-hubungan sosial yang serasi, setia kawan, kerjasama, interpenden dan seimbang. 2. Mengukuhkan hubungan di kalangan kaum muslimin dan menguatkan kesetia kawannya melaui penyatuan pemikiran, sikap dan nilai-nilai. 3. Memberi sumbangan dalam perkembangan masyarakat Islam. 4. Mengukuhkan identitas budaya Islam. 10 Sehubungan dengan hal tersebut, Prof. Dr. Muchtar Bukhari 11 berpendapat bahwa dengan tingkatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan-perubahan zaman yang sangat pesat maka tuntutan masyarakat terhadap pendidikanpun semakin tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan harus memiliki tiga kemampuan, yaitu: 1. Kemampuan untuk mengetahui pola perubahan dan kecenderungan yang sedang berjalan. 2. Kemampuan untuk menyusun gambaran tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecenderungan yang akan terjadi. 3. Kemampuan untuk menyusun program penyesuaian diri yang akan ditempuhnya dalam jangka waktu tertentu. 10 Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung; Al-Ma'arif, 1984 ), h Muchtar Buchari, Pendidikan Dalam Pembangunan, ( Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994 ), h.45

7 7 Kegagalan untuk mengembangkan tiga kemampuan diatas akan berakibat bahwa suatu sistem pendidikan terperangkap oleh rutinitas bahkan suatu sistem pendidikan akan membatu dan menjadi fosil. Pendidikan merupakan salah satu tradisi umat manusia sebagai upaya menyiapkan generasi penerus agar dapat bersosialisasi dan beradaptasi dengan budaya yang mereka anut. Artinya, secara ilmiah terdapat proses upaya regenerasi. Sehingga eksistensi peradaban manusia dapat terjaga dan berkembang. Tantangan pendidikan dewasa ini untuk menghasilkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas semakin berat. Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan terkini, namun juga harus membentuk dan membangun sistem keyakinan dan karakter kuat setiap peserta didik sehingga mampu mengembangkan potensi diri dan menemukan tujuan hidupnya. Sehubungan dengan pernyataan diatas, terwujudlah fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

8 8 Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. 12 Pendidikan Nasional pada dasarnya adalah usaha membangun manusia Indonesia menjadi manusia budaya yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mengusahakan perkembangan spiritual, sikap dan nilai hidup, pengetahuan, ketrampilan, pengembangan estetik, serta perkembangan jasmani sehingga manusia dapat mengembangkan dirinya, bersama dengan sesama manusia membangun masyarakat, serta membudayakan alam sekitarnya. Pendidikan pada hakikatnya harus memungkinkan perkembangan tiga hubungan dasar kehidupan manusia: hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Oleh sebab itu, pendidikan Nasional harus mampu membina dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi, kesadaran masyarakat, dan kesadaran lingkungan. 13 Dasar pendidikan Nasional adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pendidikan Nasional bertujuan membentuk manusia Indonesia sebagai pribadi dan sebagai warga masyarakat yang mampu 12 Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa ( cet. I, Surakarta: Yuma Pressindo, 2010 ), h.2 13 I.L. Pasaribu & B. Simanjuntak, Pendidikan Nasional ( Tinjauan Paedagogik Teoritis ), ( Bandung: Tarsito, 1982 ), h.91

9 9 membangun diri sendiri dan ikut membangun bangsa. Untuk mewujudkan dasar pendidikan tersebut, maka secara terus menerus pendidikan Nasional dibina dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yaitu membangun manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut maka peran pendidikan sangat menentukan, terutama dalam pembentukan sikap mental, karena sikap mental yang positif sangat dibutuhkan dalam rangka proses alih generasi. 14 Ibnu Khaldun dengan gagasan dan pemikirannya yang cemerlang, dapat memunculkan generasi-generasi penerus pemikir ilmu pengetahuan yang dapat kita saksikan bersama dewasa ini dengan pemikiran-pemikiran yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pendidikan pada beberapa abad terakhir ini. Dari beberapa wacana tersebut, jelaslah bahwa pendidikan Islam adalah sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh manusia. Disamping itu prinsip-prinsip Islam menjadi dasar pendidikan Islam dan menjadi pedoman seluruh aspek kehidupan muslim. 14 Abdul Khaliq dkk, Pemikiran Pendidikan Islam, ( Semarang: Pustaka Pelajar, 1999 ), h.5

10 10 Dari permasalahan diatas, nampaknya perlu dikaji lebih mendalam mengenai konsep pendidikan Islam Ibnu Khaldun relevansinya dengan pendidikan Nasional. Besar harapan bahwa umat muslim khususnya para pendidik generasi penerus bangsa dapat meneruskan cita-cita mulia pemikir-pemikir pendidikan Islam dengan karya-karya berupa konsepkonsep pendidikan Islam dengan membangkitkan kembali semangat ilmiah para pakar keilmuan Islam tanpa mengesampingkan pendidikan Nasional. Maka penulis kaitannya dalam hal ini berupaya untuk menelisik lebih mendalam dan akan membatasi permasalahannya hanya kepada konsep pendidikan Islam yang didefinisikan Ibnu Khaldun relevansinya dengan pendidikan Nasional. B. Rumusan Masalah Berangkat dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas maka penulis menguraikan dalam beberapa rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apa yang melatarbelakangi pemikiran Ibnu Khaldun berkenaan dengan konsep pendidikan Islam? 2. Bagaimana relevansi konsep pendidikan Islam Ibnu Khaldun terhadap pendidikan Nasional?

11 11 C. Tujuan Penelitian Penulis melakukan penelitian tentang konsep pendidikan Islam Ibnu Khaldun relevansinya terhadap pendidikan Nasional ini dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menemukan alasan yang melatarbelakangi pemikiran Ibnu Khaldun berkenaan dengan konsep pendidikan Islam 2. Mendeskripsikan relevansi konsep pendidikan Islam Ibnu Khaldun terhadap pendidikan Nasional D. Manfaat Penelitian Selanjutnya manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Menambah khazanah pengetahuan dan perbendaharaan pustaka serta literatur-literatur pendidikan khususnya pendidikan Islam bagi kalangan akademisi maupun institusi-institusi pendidikan Islam. b. Menjadi rujukan dan bahan pengembangan keilmuan kependidikan Islam secara umum. c. Dapat digunakan sebagai pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pendidikan Islam.

12 12 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai bahan atau pedoman bagi kalangan akademisi, baik itu pendidik, peneliti, pengambil kebijakan, serta institusi-intitusi pendidikan Islam secara umum dalam merumuskan arah, tujuan, kurikulum serta metode-metode pendidikan Islam guna merealisasikan tujuan akhir dari pendidikan Islam yaitu terciptanya bangunan kepribadian Islam dalam tataran individu dan masyarakat dalam rangka memenuhi seruan Allah SWT menjadi hamba yang shalih dan khalifah yang bertugas memakmurkan bumi. E. Kajian Pustaka Berkaitan dengan penulisan tesis ini, telah diupayakan penelusuran pembahasan-pembahasan yang terkait dengan obyek masalah tentang Konsep Pendidikan Islam Ibnu Khaldun Relevansinya Terhadap Pendidikan Nasional. Dari beberapa penelusuran yang telah peneliti lakukan terhadap karya-karya ilmiah, hasil penelitian, maupun journal-journal, berikut ini beberapa karya ilmiah yang relevan dengan tema penelitian yang bisa peneliti ketengahkan diantaranya adalah: Penelitian dengan judul Konsep Manusia Menurut Ibnu Khaldun dan Implikasinya Pada Wacana Intelektualisme Kependidikan Islam yang disusun oleh Abdul Rahman, Penelitian ini memfokuskan obyek

13 13 penelitiannya bahwa manusia secara eksistensial adalah makhluk yang terdiri dari dwimatra, jasmani dan rohani. Yang mana kesempurnaan manusia dalam pandangan Ibnu Khaldun ditandai dengan optimalnya fungsi-fungsi struktur eksistensinya. Dalam perkembangan menuju kesempurnaan dirinya, manusia bisa menempuh melalui dua cara, yaitu dengan mengembangkan sains dan melakukan riyadhah. Yang pertama, ia memaksimalkan fungsi akal, sedang yang kedua ia memaksimalkan fungsi qalb. 15 Selain itu, penelitian dengan judul Konsep Pemikiran Ibnu Khaldun: Suatu Kajian Terhadap Elemen-Elemen Kemasyarakatan Islam yang disusun oleh Syahru Riza. Penelitian ini memfokuskan obyek penelitiannya pada aspek-aspek kemasyarakatan yang meliputi aspek sejarah, budaya, lingkungan, dan tamaddun. Ibnu Khaldun menyarankan supaya pendidikan yang bermartabat tinggi haruslah memperhatikan aspek-aspek kemasyarakatan dalam proses pembelajaran dan pengajaran. 16 Kemudian penelitian dengan judul Teori-teori Sejarah Ibnu Khaldun dan Implikasinya Pada Penulisan Sejarah Pendidikan Islam yang disusun oleh Toto Suharto. yang bermaksud mengungkap dan menelusuri teori-teori sejarah Ibnu Khaldun ditinjau dari sudut epistimologi keilmuan, kemudian dicarikan implikasinya pada penulisan sejarah pendidikan Islam. 15 Abdul Rahman, Konsep Manusia Menurut Ibnu Khaldun dan Implikasinya Pada Wacana Intelektualisme Kependidikan Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Syahru Riza, Konsep Pemikiran Ibnu Khaldun: Suatu Kajian Terhadap Elemen-Elemen Kemasyarakatan Islam, Universiti Sains Malaysia, Malaysia, 2008

14 14 Ibnu Khaldun telah menggunakan ilm al- umran ( ilmu sosial dan ilmu kultur ) sebagai alat bantu dalam menginterprestasikan peristiwa sejarah. Teori sejarah seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun pada dasarnya berimplikasi bahwa sejarah pendidikan Islam seyogyanya ditulis mengikuti pola penulisan studi sejarah kritis yang mampu menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Studi sejarah pendidikan Islam harus dilakukan sedemikian rupa sehingga menjadi studi sejarah ilmiah. 17 Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis perlu menjelaskan objek kajian yang menjadi pembeda antara topik pembahasan tesis penulis dengan karya-karya di atas. Adapun objek kajian yang dimaksud penulis sebagai pembeda adalah bahwa topik pembahasan penulis menitikberatkan pada Konsep Pendidikan Islam yang merupakan hasil buah pemikiran dari Ibnu Khaldun. F. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Pendidikan dalam Islam a. Tinjauan Kebahasaan Pendidikan dalam konteks Islam dikenal dengan istilah yang beragam, yang masing-masing istilah dianggap memiliki makna yang dekat dan tepat dengan makna pendidikan yaitu attarbiyah, at-ta lim, dan at-ta dib. 17 Toto Suharto, Teori-teori Sejarah Ibnu Khaldun dan Implikasinya Pada Penulisan Sejarah Pendidikan Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

15 15 Pemakaian ketiga istilah tersebut, terlebih lagi jika pengkajiannya didasarkan atas sumber pokok ajaran Islam ( Al- Qur an dan As-Sunnah ), selain akan memberikan pemahaman yang luas tentang pengertian pendidikan Islam, secara substansialfilosofis pun akan memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana sebenarnya hakikat dari pendidikan Islam. 18 Untuk itu, berikut ini penjelasan singkat tentang pengertian istilah pendidikan tersebut. 1) Tarbiyah Menurut istilah tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu: a) Rabaa yarbuu ( و ) yang berarti bertambah dan tumbuh b) Rabiya yarba ( ) yang berarti tumbuh dan berkembang c) Rabba yarubbu ( ) yang berarti memperbaiki, menguasai, dan memimpin, menjaga dan memelihara. 19 Dengan demikian, kata tarbiyah itu mempunyai arti yang sangat luas dan bermacam-macam dalam penggunaannya, dan dapat diartikan menjadi makna pendidikan, perbaikan, peningkatan, pengembangan, penciptaan, dan keagungan yang 18 Tedi Priatna, Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam, ( Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004 ), h Abdullah, Rahman., Aktualisasi Kosep Dasar Pendidikan Islam, ( Yogyakarta: UII Press, 2002 ) h.21-22

16 16 kesemuanya ini menuju dalam rangka kesempurnaan sesuatu sesuai dengan kedudukannya. 20 Adapun pengertian tarbiyah jika dikaitkan dengan alam semesta mempunyai arti pemeliharaan dan pemenuhan segala kebutuhan serta menjaga sebab-sebab eksistensinya supaya dapat berkembang secara sempurna. 2) Ta lim At-Ta lim ( ) secara etimologi berasal dari kata kerja allama ( ) yang berarti mengajar. Dan juga makna ta lim dapat diartikan pengajaran. Di samping itu, kata allama memberi pengertian sekadar memberi tahu atau memberi pengetahuan, tidak mengandung arti pembinaan kepribadian, karena sedikit sekali kemungkinan ke arah pembentukan kepribadian yang disebabkan pemberian pengetahuan, sebagaimana dalam firman Allah SWT:... Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama ( bendabenda ) seluruhnya ( QS. Al-Baqarah: 31 ). 20 Ibid, h. 25

17 17 Selain itu juga istilah ta lim yang berasal dari kata allama berarti mengajar ( pengajaran ), yaitu transfer ilmu pengetahuan. Padahal ilmu pengetahuan hanya sebagian saja dari unsur yang ditransformasikan dalam pendidikan Islam. Namun, dalam konteks lain ta lim masih terbatas kepada pengenalan, belum sampai kepada pengakuan sebagaimana menjadi unsur penting dalam konsep pendidikan Islam. Pengenalan dan pengakuan merupakan dua hal penting. Pengenalan yang benar akan membawa kepada pengakuan yang benar, maka dalam kerangka inilah makna pengajaran yang juga mengandung makna pendidikan dinyatakan dalam konsep pendidikan Islam dirumuskan pengenalan dan pengakuan tentang tempat-tempat yang benar ( tepat ) dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan ( keteraturan penciptaan sedemikian rupa ), sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat. 21 Muhammad Naquib Al Attas mengartikan kata ta lim sebagai proses pengajaran tanpa adanya pengenalan secara mendasar. Menurutnya, jika istilah ta lim disamakan dengan istilah tarbiyah, maka ta lim mempunyai makna pengenalan tempat segala sesuatu, sehingga maknanya menjadi lebih universal 21 Ibid, h

18 18 ketimbang istilah tarbiyah, sebab at-tarbiyah tidak meliputi segi pengetahuan dan hanya mengacu pada kondisi eksternal. 22 Ta lim mengacu pada makna pendidikan secara yang umum, karena pengertian ta lim hanya sekedar memberi pengetahuan, tanpa mengandung arti pembinaan kepribadian atau arah yang lebih mendalam lagi dalam pendidikan. 3) Ta dib Istilah ta dib mengandung pengertian sebagai proses pengenalan dan pengakuan secara berangsur-angsur yang ditanamkan dalam diri manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, kemudian membimbing dan mengarahkannya kepada pengakuan dan pengenalan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaan-nya. 23 Sedangkan istilah ta dib berasal dari kata adab. Istilah adab dianggap mewakili makna utama pendidikan Islam. Di samping itu, juga adab adalah disiplin tubuh, jiwa, dan ruh; disiplin yang menegaskan pengenalan dan pengakuan tempat yang tepat hubungannya dengan kemampuan dan potensi jasmaniah, 22 Muhammad Naquib Al Attas, The Concept of Education in Islam, dalam Tedi Priatna, Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam, ( Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004 ), h Tedi Priatna, Op.cit, h.29

19 19 intelektual, dan ruhaniah; pengenalan dan pengakuan akan kenyataan bahwa ilmu dan wujud ditata secara hierarkis sesuai dengan tingkat ( maratib ) dan derajatnya ( darajat ). Hal ini disebabkan, karena dalam adab akan tercermin keadilan dan kearifan ( hikmah ). Oleh karena itu, penekanan adab mencakup amal dan ilmu, sehingga mengkombinasikan ilmu dan amal serta adab secara harmonis, ketiganya sebagai pendidikan. Pendidikan dalam kenyataannya adalah ta dib, karena adab sebagaimana didefinisikan mencakup ilmu dan amal sekaligus. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW: ٢٤ [ ] Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku ( HR. Abu Mas ud ) Adapun kata ta dib secara bahasa merupakan bentuk masdar dari kata addaba ( أد ب ) yang berarti memberi adab, mendidik. Namun adab dalam kehidupan sering diartikan sopan santun yang mencerminkan kepribadian. 25 Ta dib mempunyai penekanan pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik. 24 Abdul Karim Ibn Abdullah Al-Hadhir, Al-Haditsu-d-dhaif wa Hukmu-l-ihtijaaj bih, t.t 25 Ibid, h

20 20 Kemudian Abdurrahman Al-Bani merumuskan definisi pendidikan justru dari kata at-tarbiyah yang mencakup empat unsur, yaitu: 1. Menjaga dan memelihara pertumbuhan fitrah manusia. 2. Mengembangkan seluruh potensi. 3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi manusia menuju kesempurnaan. 4. Melaksanakan secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan anak. 26 Dengan kata lain, at-tarbiyah mempunyai unsur penjagaan dan pemeliharaan fitrah manusia yang dikembangkan dan diarahkan secara bertahap guna mencapai kesempurnaan sesuai dengan tumbuh kembang anak. 2. Pengertian Pendidikan Islam Untuk memahami pendidikan Islam, perlu ditegaskan kembali bahwa kata Islam merupakan kata kunci yang berfungsi sebagai sifat, penegas dan pemberi ciri khas pada kata pendidikan. 27 Dengan demikian, pendidikan Islam diartikan sebagai pendidikan yang memiliki ciri khas Islami, yang dengan ciri tersebut ia menjadi berbeda dengan model pendidikan lainnya. 26 Abdurrahman al-nahlawi, dalam Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, ( cet IV, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 ), h Tedi Priatna, Op.cit, h. 27

21 21 Pemahaman tersebut membawa konsekuensi logis bahwa penempatan Islam setelah kata pendidikan mengindikasikan adanya konsep pendidikan dalam ajaran Islam. Islam sebagai suatu agama yang sempurna dan komperhensif telah memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan dan hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat menfungsikan dirinya sebagai hamba sebagaimana termaktub dalam firman-nya Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya ( QS. Asy-Syams: 8 ) dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku ( QS. Adz-Dzariyat: 56 ) Oleh sebab itu, pendidikan dapat pula diartikan sebagai suatu proses pembinaan seluruh potensi manusia sebagai makhluk yang beriman dan bertakwa, berfikir dan berkarya, untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya. Islam sebagai panduan hidup manusia bukan hanya sekedar agama seperti yang dipahami selama ini, tetapi meliputi seluruh aspek dan kebutuhan hidup manusia. Mengingat seluruh tradisi

22 22 keagamaan dalam sejarah umat manusia mulai dari nabi Adam diklaim sebagai Islam dan seluruh alam seisinya sebagai ayat-ayat Tuhan. Sebagai sumber ajaran Islam, al- Qur an dan as-sunnah sejak awal telah menancapkan revolusi dan telah menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh al Qur an ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini diakui dengan jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya. Bahkan Nabi Muhammad SAW telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup ( long life education ). Kemudian pengertian pendidikan Islam menurut Dr. Yusuf Qardhawi sebagaimana dikutip Azyumardi Azra memberi pengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis pahitnya Yusuf Qardhawi dalam Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000 ), h.5

23 23 Ahmad Tafsir menyimpulkan pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. 29 Endang Saefuddin Anshari memberi pengertian secara lebih tehnis, pendidikan Islam sebagai proses bimbingan ( pimpinan, tuntunan dan usulan ) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa ( pikiran, perasaan, kemauan, intuisi ), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam. 30 Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Muhammad SAW. 31 Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam pada hakikatnya adalah pendidikan manusia seutuhnya sebagai proses bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jiwa dan raga peserta didik sesuai dengan ajaran Islam. 29 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, ( cet IV, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 ), h Endang Saefuddin Anshari, Pokok-Pokok Pikiran tentang Islam, ( Jakarta: Usaha Enterprise, 1976 ), h Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998 ), h.5

24 24 G. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau studi pustaka yang lebih populer dengan istilah library research, yaitu model penelitian yang ( datanya diperoleh ) dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam bentuk tulisan baik dalam bentuk buku, jurnal, paper, tulisan lepas, internet, annual report dan bentuk dokumen tulisan lainnya yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian serta memiliki akurasi dengan fokus permasalahan yang akan dibahas 32. Dalam metode pengumpulan data, penulis menggunakan dokumentasi ( documentation research method ). Model metode dokumentasi yaitu model penelitian dengan mencari data dengan menggunakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen tersebut bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan ( life histories ), ceritera, biografi dan lain-lain. 33 Sumber data ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer, penulis menggunakan hasil pola pemikiran dari Ibnu Khaldun yaitu Muqaddimah yang telah diterjemahkan oleh Ahmadie Thoha. Penggunaan buku terjemahan ini dijadikan sebagai pegangan oleh penulis karena buku tersebut dianggap representatif 32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), h Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: Alfabeta, 2009 ), h.82

25 25 menggambarkan pemikiran Ibnu Khaldun sebagaimana dalam kitab aslinya. Adapun data sekunder bersumber pada tulisan dan jurnal tentang konsep pendidikan Islam, seperti: Pandangan Ibnu Khaldun Tentang Ilmu dan Pendidikan ( Fathiyyah Hasan Sulaiman ), Ibnu Khaldun, Riwayat dan karyanya ( Ali Abdulwahid Wafi ), Falsafah Pendidikan Islam ( Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany ), Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam ( Athiyah al Abrasyi ). Selain sumber data primer dan sekunder, penulis juga menggunakan sumber tulisan yang berkaitan dengan tema tesis ini. H. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembahasan dalam pemecahan masalah penulisan, penelitian ini dibuat dalam satu sistematika yang terdiri dari lima bab yang saling berkaitan. Bab I pendahuluan, yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Landasan Teoritik, Metode Penelitian, serta dilengkapi dengan Sistematika Pembahasan untuk mempermudah membaca alur pikiran yang ada. Bab II mengemukakan tentang biografi Ibnu Khaldun, corak pemikiran, dan karya-karya beliau.

26 26 Bab III mengemukakan tentang tinjauan teoritik berupa Konsep Pendidikan Islam, dan membahas berbagai macam metode pendidikan Islam buah pemikiran Ibnu Khaldun. Bab IV merupakan bab inti dari tesis ini, yaitu analisa Konsep Pendidikan Islam Ibnu Khaldun Relevansinya Terhadap Pendidikan Nasional Bab V adalah penutup, dengan memberikan kesimpulan dari hasil penelitian ini dan saran-saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi yang membutuhkan, serta lampiran lainnya yang berhubungan dengan tesis ini.

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN NASIONAL

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN NASIONAL KONSEP PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN NASIONAL Syamsul Hidayat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102 E-Mail:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah mengembangkan individu sebagai manusia. Sehingga dapat hidup optimal, baik sebagai pribadi

Lebih terperinci

Bab II Pendidikan Islam

Bab II Pendidikan Islam Bab II Pendidikan Islam Tujuan agama Islam diturunkan oleh Allah kepada manusia melalui utusan-nya, Muhammad Saw., adalah untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam, mengandung implikasi bahwa Islam sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain, 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Konteks Penelitian Anak dilahirkan dalam keadaan lemah baik secara fisik maupun kejiwaan, sejak lahir seorang anak sudah dianugerahi fitrah (potensi) untuk mengenal Allah swt dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hambali ABSTRAK Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua umat manusia dan semua zaman. Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam ajaran Islam dijadikan pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh penting untuk perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa, serta pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju dewasa, interaksi sosial diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Sang Khalik. Dalam kontek itulah maka setiap muslim diwajibkan. untuk mencari Ilmu sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Sang Khalik. Dalam kontek itulah maka setiap muslim diwajibkan. untuk mencari Ilmu sejak lahir sampai meninggal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal mula, Islam sangat mendorong umatnya untuk menggali ilmu dengan melakukan pengkajian dan pengamatan terhadap fenomena alam yang merupakan tanda kekuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat terpenting dalam hidup dan kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat dibimbing dididik, dilatih dan diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan masyarakat di era modern dengan mengglobalnya budaya yang tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas semakin tipis. Semisal agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan

Lebih terperinci

KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM 1 KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Abdullah Hadziq, M.A. Disusun oleh: Abdul Ghofur NIRM. 016.11.10.2717

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

MENOROPONG PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Hakikat, Tugas, Serta Tujuannya). Bulu STAIN Palopo

MENOROPONG PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Hakikat, Tugas, Serta Tujuannya). Bulu STAIN Palopo MENOROPONG PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Hakikat, Tugas, Serta Tujuannya). Bulu STAIN Palopo Jurnal Pendidikan IQRA Abstrak: Pendidikan Islam adalah proses pentransferan nilai yang dilakukan oleh pendidik,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zainal Arifin mengatakan bahwa arti pendidikan secara istilah adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa adalah pendidikan. Pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam, yakni umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik. 1. Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamiin merupakan konsekuensi logis

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik. 1. Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamiin merupakan konsekuensi logis 1 BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk generasi yang siap mengganti tongkat estafet generasi tua dalam rangka membangun masa

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Untuk itu, masalah pendidikan sejak dahulu hingga sekarang mendapat perhatian sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu interaksi manusia dewasa dengan anak didik dalam rangka menyampaikan ilmu pengetahuan serta keterampilan agar dapat mengembangkan

Lebih terperinci

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling sempurna dari pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anakanak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan manusia dalam pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan secara terpadu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan atau paedagogi berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan teori-teori baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi bangsa Indonesia yang sudah pada tingkat mengkhawatirkan seperti sekarang ini tentu tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya. Didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan masyarakat yang menyedihkan, perubahan yang terjadi justru cenderung mengarah pada krisis moral dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci terakhir yang di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW guna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak merupakan (dasar) utama dalam pembentukan pribadi manusia seutuhnya (Insan Kamil). 1 Manusia lahir tidak hanya dalam bentuk fisik saja tetapi juga berbekal ruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai mewarnai interaksi edukatif yang terjadi antara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah meliputi al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah Kebudayaaan Islam. 1 Perbedaannya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu, potensi manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu, potensi manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di dunia ini tanpa pengetahuan apapun, tetapi dalam kelahirannya manusia dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkan untuk menguasai berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat memiliki keinginan untuk maju berkembang menjadi lebih baik. Keinginan tersebut diupayakan melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang tua dan guru sudah barang tentu ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, mental sehat dan akhlak yang terpuji.

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah negara. 2 Sementara fungsi dan tujuan pendidikan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut the process of training and developing the knowledge,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya insan kamil yang di dalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dalam sistem pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Nabi Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak proses menuju perkembangan manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat bagaimana kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting yang harus dimiliki dalam diri seseorang. Selain itu, pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan kepada situasi yang kurang menguntungkan. Kondisi ini terjadi sejalan dengan semakin banyaknya kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam merupakan pondasi paling dasar yang harus dipelajari oleh setiap umat manusia. Selain sebagai pedoman hidup manusia, pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa melalui pendidikan dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Suatu lembaga pendidikan akan berhasil menyelenggarakan kegiatan jika ia dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. 1 Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah kehidupan. Ada banyak sekali kehidupan di muka bumi ini. Pendidikan adalah bagian yang sangat kecil dari sebuah kehidupan yang sangat luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam 204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi manusia, karena disaat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila dikategorikan melalui karakteristik dan tatanan kehidupan masyarakatnya dikenal sebagai bangsa yang memangku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak

Lebih terperinci