BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Dewi Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata berbusana kekinian semakin merambah dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia karena perkembangan berbusana kini cukup pesat dan fashion yang berkembang pun juga beraneka ragam. Mulai dari aksesoris, kaos, jaket, baju, dress, celana, rompi, dan juga fashion jilbab atau sering disebut dengan hijab. Tren hijab mulai diperkenalkan pertama kali oleh Dian Pelangi dan komunitasnya pada Maret 2011 ( hijab-fashion-kepada-dunia diakses pada 20 Juni 2015 pukul 16:40). Saat ini hijab menjadi tren di Indonesia, hijab tidak hanya gaya berkerudung saja namun juga cara berpakaian dan aksesoris yang digunakannya. Meningkatnya jumlah wanita yang mengenakan jilbab ini juga dipengaruhi oleh fenomena berhijab ( tanggal 9 Maret 2015 pukul 20:13). Semakin lama fashion hijab ini berkembang, semakin banyak pergeseran nilai dan makna yang terjadi dari jilbab itu sendiri. Menurut M. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Jilbab Pakaian Muslimah (cetakan VI, Maret 2012), dahulu memakai jilbab merupakan simbol ketaatan bagi wanita muslim. Sedangkan memakai jilbab pada jaman sekarang sudah menjadi suatu gaya hidup tersendiri, karena kini bermunculan model-model jilbab yang up to date, modern dan juga modis. Fenomena ini bila dilihat sekilas adalah suatu kemajuan untuk wanita muslimah, bahwa kesadaran wanita muslimah untuk berjilbab kian marak. Menurut Elzam Zami dalam bukunya yang berjudul A-Z Hijab (2014:53) booming hijab mencapai taraf yang membanggakan di negeri-negeri muslim. Bahkan di negeri- 1
2 negeri dimana islam menjadi minoritas, seperti Amerika, Perancis, Inggris, dan negara lainnya. Kini wanita yang menggunakan hijab tampil tak kalah menarik dengan wanita tanpa hijab.para Hijabers, tampak modern, gaul, tak ketinggalan mode dan tampak berkelas. Tidak mengherankan bahwa pada akhirnya semakin banyak orang yang memutuskan untuk memakai jilbab. Tetapi bukan berarti bahwa kesadaran hanyalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi wanita untuk berjilbab. Karena diakui atau tidak, ada beberapa wanita yang memakai jilbab tetapi apa yang dipakai dan perangai yang dilakukan tidak sejalan dengan tuntunan agama dan budaya Islam. Pemakaian jilbab yang dahulu sebagai paksaan bila dikenakan oleh para perempuan muslim khususnya remaja, akan tetapi lambat laun keberadaan jilbab mengalami perubahan. Jilbab yang diidentikkan dengan sesuatu yang tidak modern dan merupakan suatu kearifan seorang perempuan sebagai orang yang menggunakannya pada saat itu. Selain itu, jilbab juga merupakan simbol agama Islam bahwa mereka adalah perempuan muslim, akan tetapi sekarang pandangan masyarakat khususnya remaja perempuan muslim berubah, penggunaan jilbab dikenakan bukan karena sebagai simbol agama islam akan tetapi sebagai lifestyle. Dimana pada zaman modern seperti saat ini, remaja khususnya remaja dituntut untuk mengikuti tren yang ada agar tidak terlihat jadul (jaman dahulu) atau tidak up to date. Sebagian diantara wanita yang berjilbab ada yang mengenakan jilbab dililitkan ke leher, jilbab yang ditambahkan gelungan rambut didalamnya, mengenakan baju yang membentuk lekuk tubuh serta menonjolkan payudara, celana ketat, bahkan ada pula yang meskipun mengenakan jilbab tetap saja perut atau pinggulnya diperlihatkan dengan memakai baju kekecilan, yang pada saat mereka jongkok bagian belakang pinggul terlihat. Fenomena jilbab yang mengenakan pakaian seksi seperti ini kini disebut dengan kata jilboobs. 2
3 Gambar 1.1 Gaya Jilboobs Jilboobs adalah suatu kata gabungan yang berasal dari kata jilbab dan boobs (dada wanita). Jilboobs menurut Li Partic dalam bukunya Jilbab bukan Jilboobs (101 Cara Berhijab Sempurna) adalah istilah yang ditujukan bagi muslimah yang menutup seluruh tubuhnya termasuk kepala, tetapi berpakaian ketat yang menonjolkan bentuk tubuhnya, sehingga bisa menimbulkan hawa nafsu bagi yang melihatnya. Menurut artikel yang ada pada website islamcendikia.com (diakses pada 5 Maret 2015 pukul 20:32), jilboobs adalah memakai jilbab namun kelihatan auratnya. Ada juga yang mengatakan bahwa jilboobs merupakan cara memakai jilbab yang modis dan tetap memperlihatkan keseksian perempuan tersebut. Lekuk tubuh masih terlihat dan tubuh yang seksi masih menonjol meskipun memakai hijab atau jilbab. Dan juga menurut website trenjilbab.com (diakses pada 5 Maret 2015 pukul 20:32), jilboobs merupakan istilah yang dipergunakan untuk merujuk pada perempuan yang mengenakan jilbab, namun berpakaian ketat sehingga menampakkan bagian dan lekukan tubuh yang seharusnya tidak diperlihatkan oleh para jilbabers. Dari beberapa pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa jilboobs adalah cara yang dilakukan para wanita muslimah dalam berbusana muslim tetapi masih menonjolkan bagian tubuh tertentu, seperti dada dan lekuk tubuh. Mereka ingin terlihat muslimah tetapi juga ingin mengikuti tren berbusana agar terlihat kekinian dan seksi. Pakaian seperti itu tentu melanggar aturan jilbab 3
4 muslimah dan tidak sesuai dengan syari at islam karena meskipun menutup seluruh tubuh tetapi juga menonjolkan bagian-bagian tertentu. Dengan demikian fungsi baju muslim sendiri menjadi berubah, pakaian yang seharusnya sebagai penutup aurat berubah menjadi pakaian tertutup yang seksi. Sebagaimana yang dikatakan oleh M. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Jilbab Pakaian Wanita Muslimah (cetakan VI, 2012) salah satu faktor lain yang juga diduga sebagai maraknya pemakaian jilbab adalah faktor ekonomi. Mahalnya salon-salon kecantikan serta tuntutan gerak cepat dan praktis, menjadikan sementara perempuan memilih jalan pintas dengan mengenakan jilbab. Fenomena ini dapat kita temui di mana-mana. Yang dimaksud disini adalah jilbab yang mereka gunakan bukan sebagai tuntunan agama, tetapi sebagai salah satu model berpakaian yang merambah ke mana-mana. Banyak muslimah yang mengenakan jilbab tanpa memperhatikan tata cara yang jelas tentang aturan memakai jilbab sebagaimana terdapat dalam syari at islam. Hal ini semakin marak terjadi seiring dengan munculnya tren jilbab masa kini. Mereka memakai jilbab dan memadu padankan dengan pakaian ketat dan memperlihatkan keseksian tubuhnya, yang seolah-olah jilbab dianggap sebagai model pakaian baru dan harus diikuti, tanpa mengerti apa niat mereka sebenarnya dan bagaimana aturan jilbab muslimah yang diharuskan oleh syari at agama islam. Keberadaan jilboobs menimbulkan citra baru yang ada pada masyarakat tentang jilbab itu sendiri, serta juga menimbulkan masalah sosial yang lainnya, seperti masyarakat yang tidak lagi menganggap jilbab adalah pakaian wanita muslimah yang baik-baik tetapi hanyalah untuk menutupi sesuatu yang dirahasiakan, seperti perbuatan yang tercela. Menurut Elzam Zami dalam bukunya yang berjudul A-Z Hijab (2014), akan menjadi persoalan jika ada wanita yang berhijab hanya sebagai bentuk kamuflase. Dirinya menutup tubuhnya dengan hijab karena ingin menutupi kebiasaannya yang tercela dan dianggap aib oleh masyarakat, misalnya wanita yang merokok, wanita yang bergaul bebas dengan laki-laki atau wanita yang mempunyai profesi tidak seperti syariat. Supaya tidak 4
5 ketahuan dan dirinya mendapat tempat di masyarakat, maka dirinya pada waktuwaktu tertentu berhijab namun tetap melakukan kemaksiatan. Terkait dengan maraknya Jilboobs, kalangan masyarakat, tokoh, dan lembaga juga terjadi pro dan kontra. KPAI melalui ketuanya Asrorun Niam menilai bahwa hakekat jilbab itu untuk kepentingan menutup aurat. Di samping sebagai bentuk kepatuhan beragama, juga memiliki manfaat sosial kemasyarakatan. Sungguhpun memakai pakaian, tetapi tetap menonjolkan lekuk tubuh, termasuk juga jenis pakaian tembus pandang, itu tetap tidak memenuhi standar kewajiban. Baik digunakan untuk laki-laki maupun perempuan ( /fenomena-jilboobs-jilsumber diakses pada tanggal 21 Juni 2015 pukul 00:04). Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga secara tegas telah mengeluarkan fatwa haram mengenai pemakaian busana bagi muslimah yang masih memperlihatkan lekuk tubuh. Hal ini termasuk bagi wanita pengguna jilbab, namun tetap mengenakan busana seksi yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang kini dikenal dengan istilah jilboobs. Selain mengeluarkan fatwa haram, Majelis Ulama Indonesia juga menghimbau kepada wanita yang mengenakan jilbab untuk lebih memperhatikan tata cara berpakaiannya ( diakses pada tanggal 21 Juni 2015 pukul 00:15). Berbeda dengan KPAI dan MUI, Politisi PKS, Hidayat Nur Wahid menanggapi positif fenomena Jilboobs atau jilbab seksi ini. Hidayat meminta masyarakat untuk mengapresiasi tren ini dan menganggapnya sebagai proses pemakaian jilbab yang benar. Anak remaja kita harus memakai jilbab, harus diapresiasi, di tengah budaya yang marak tawuran, geng motor, dan budaya remaja yang negatif lainnya, kata Hidayat. Menurutnya, sebagai langkah awal fenomena ini patut diapresiasi kala remaja putri mau memakai jilbab. Hidayat juga mengatakan menutup aurat ada prosesnya. Niat awal mereka menutup aurat, ini mungkin sebuah proses, imbuh dia. Menurut Hidayat, mungkin juga mereka memakai jilbab seperti itu karena tren fashion. Saat ini memang marak fenomena jilbabers. Sekali lagi Hidayat menekankan sebagai sebuah proses. Juga dia mau modis jadinya ada fenomena itu. Itu merupakan sebuah tahapan. Dan bisa dimengerti, 5
6 tambahnya. Tapi harus punya komitmen awal untuk menutup aurat dan secara bertahap bisa menjadi lebih baik sebagaimana wanita berhijab, pungkasnya. ( politisi-pks-tanggapipositif-tren-jilbab-seksi-jilboobs diakses 21 Juni 2015 pukul 00:20). Sebenarnya fenomena jilboobs ini pernah terjadi sebelumnya, tetapi tidak marak dilakukan oleh banyak orang seperti saat ini. Dahulu orang menyebutnya dengan sebutan jilbab seksi atau jilbab gaul. Solichul Hadi mnenulis buku tentang adanya fenomena tersebut dengan judul Atas Kerudung Bawah Warung (2005), dalam buku tersebut Kerudung berarti penutup kepala, sementara Warung berarti tempat berjualan, tempat memajang dagangan, di mana calon pembeli bisa melihat bahkan pegang sana-sini dengan sepuasnya tanpa harus membayar. Bagian kepala memang ditutupi, tapi bagian bawah terbuka dan bisa dinikmati oleh siapa saja. Fenomena ini terjadi sekitar tahun 1990-an sampai dengan tahun 2000-an awal. Gambar 1.2 Gaya Jilbab Poni Pada waktu itu, tidak hanya dada dan lekuk tubuh saja yang ditonjolkan, melainkan juga dikarenakan ukuran baju dan celananya tidak sepadan dengan postur tubuhnya membuat pusar dan sebagian dada atau perutnya terlihat dan juga bentuk lekuk tubuh tercetak jelas, bahkan garis celana dalam-pun terlihat karena baju yang dikenakan bermodel junkies yang pada jaman dahulu sedang booming dikalangan remaja. Tidak hanya itu, cara berjilbab-pun juga beragam, berjilbab dengan dilihatkan poni rambutnya, terlihat ujung rambut bagian belakang dan juga 6
7 jilbab yang seharusnya menutupi dada tetapi malah dililitkan ke leher atau diselampirkan dipundak. Kini fenomena ini kembali marak dengan istilah baru bernama Jilboobs dengan ciri-ciri yang lebih beragam. Gambar 1.3 Gaya Jilbab Seksi atau Jilbab Gaul Fenomena jilbab baju ketat ini tidak hanya terjadi di negara Indonesia saja, tetapi juga di negara lain, salah satunya yaitu Malaysia. Di negara Malaysia para wanita yang mengenakan jilbab ada bermacam-macam model, diantaranya yaitu berjilbab dengan memperlihatkan dada atas dan leher, ada juga yang berjilbab tetapi mengenakan kaos t-shirt dengan menggunakan celana ketat, muslimah lainnya mengenakan jilbab dengan benar, tetapi dipadu padankan dengan celana ketat dan rok belahan panjang ( mengapa-tutup-kepalamu-jikakau- ekspos- tubuhmu / diakses tanggal 21 Juni 2015 pukul 23:24). Fenomena-fenomena yang terjadi ini mengundang pertanyaan besar dan kontroversi jika dihubungkan dengan batasan berpakaian di dalam agama islam. Jika dilihat dengan kasat mata, berjilbab dengan model seperti ini memang tidak dibenarkan, karena sebenarnya yang ditonjolkan dari model jilbab seperti ini bukanlah agama dan kesyar i-annya tetapi model dan kemodisannya. Maraknya fenomena jilboobs di Indonesia membuat pemberitaan tentang jilboobs begitu banyak diberitakan dibeberapa portal berita online yang menyajikan berita mengenai fenomena jilboobs yang sedang terjadi di Indonesia. Tidak jarang kalimat yang digunakan adalah kalimat yang berlebihan atau menyudutkan salah satu pihak yang kemudian dirangkai agar menjadi kalimat yang menarik. Salah satunya yaitu pada portal berita online. Dimana portal berita online adalah bentuk 7
8 new media dari media massa. Pada new media Informasi yang tersebar beraneka ragam dan cepat tersampaikannya. Tidak hanya itu, perkembangan media saat ini juga turut memberikan berbagai opsi kepada masyarakat untuk menikmati informasi dengan cara yang beragam melalui internet. Berbagai perkembangan teknologi dalam media, terutama media online sangat terlihat lima hingga sepuluh tahun lalu. Internet masuk kedalam kategori new media. New media merupakan istilah yang dipergunakan untuk semua bentuk media komunikasi massa mutakhir yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Ini biasanya digunakan untuk media komunikasi elektronik atau digital, khususnya internet dan web (www). New Media mendefinisikan media baru sebagai produk teknologi komunikasi di media masa mendatang. Di akhir abad ke-20 sebagian besar teknologi digambarkan sebagai media baru digital. Menurut Chatia Hastasari dalam bukunya yang berjudul Pembunuhan Media Konvensional oleh Media Baru (2011) dengan hadirnya teknologi komunikasi saat ini telah mempengaruhi kelangsungan hidup surat kabar (media konvensional). Informasi menjadi lebih cepat, media berita online dapat melaporkan secara langsung kepada publik. Setiap orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi dengan hanya menggunakan mesin pencari untuk menjelajah melalui internet. Hal ini sangat menghemat waktu dan lebih nyaman daripada metode tradisional. Selain itu kehadiran prosumer dan opinion leader-opinion leader baru pada media sosial ini turut berpengaruh bagi penggunanya. Setiap pengguna dapat dengan bebas memberikan informasi apapun. Informasi yang didapat pun menjadi sangat banyak serta bebas dan tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu. Media online mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Media online hadir seiring dengan perkembangan teknologi sebagai alat pemenuhan informasi bagi masyarakat modern. Hadirnya media online menjadi ruang bebas bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam menulis dan menyebarkan berita ataupun informasi kepada khalayak pembaca, masyarakat yang berperan langsung dalam menulis ataupun 8
9 menyebarkan berita disebut citizen journalism. Media online berkaitan erat dengan teknologi dan sosial media. Penyebaran informasi lewat internet dan sosial media jauh lebih cepat dibanding dengan cara lisan. Media online disini berusaha membentuk opini publik menurut kehendak media yang bersangkutan. Setiap media mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menyajikan atau mengkonstruksi suatu realitas. Hal ini dapat terjadi karena setiap media memiliki ideologi yang berbeda-beda, sehingga pengambilan sudut pandang terhadap suatu realitas disesuaikan dengan ideologi media tersebut. Dalam budaya massa, Jean P. Baudrillard menunjukkan bagaimana sesungguhnya pergeseran yang terjadi pada nilai-nilai dari media kedalam kesadaran masyarakat massa yang telah memaksakan kesadaran agar mengikuti perkembangan jaman. Dalam kenyataan seperti ini yang diungkapkan oleh Jean Baudrillard dalam sebuah karyanya The Ecstasy of Communication yang menjelaskan bahwa gaya penampilan telah muncul dari pemakaian model jilbab. Keberadaan citra telah mengalahkan kenyataan yang sesungguhnya yaitu adanya keinginan untuk tampil modis dan trendi. Saat ini, dengan mudahnya setiap orang dapat menulis mengenai suatu kegiatannya atau menyebarkan berita tertentu kemudian membagikannya kepada orang lain, tidak hanya tulisan yang dapat dikirim, namun juga file seperti gambar, musik dan video. Suatu konten dapat dikirim atau disebarluaskan sekaligus untuk banyak pihak secara serempak di dunia maya yang luas dalam hitungan detik. Konten-konten yang kita bagikan baik itu konten positif ataupun konten negatif, dengan mudah dapat dilihat dan digunakan orang secara langsung. Begitu pula pemberitaan jilboobs yang sedang tren di Indonesia saat ini. Salah satu portal berita online yang memberitakan tentang fenomena jilboobs adalah portal berita Portal berita online adalah portal berita online yang berbasis pada acara liputan6 yang ada pada stasiun televisi swasta SCTV di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1994 (
10 online/info?tab=page_info diakses pada 6 juni 2015 pukul 20:35). Portal berita menyediakan berbagai informasi dapat memenuhi berbagai kebutuhan pembacanya. Dimana portal berita online membagikan informasi yang aktual, tajam dan terpercaya sesuai dengan visi dan misinya. Tidak hanya informasi seputar kejadian, namun juga hiburan, olahraga, dan gaya hidup melalui siaran broadcasting, online dan mobile platform. Dari data yang penulis kumpulkan, menurut penulis pemberitaan fenomena jilboobs yang dibahas pada situs berita yang berupa feature layak diteliti lebih dalam. Karena dilihat dari keberadaan jilboobs yang banyak menimbulkan kontra dari masyarakat dan ulama-ulama didalam pemberitaan di portal berita online tersebut. Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, untuk mengetahui lebih jauh isi teks feature yang ditulis oleh jurnalisme warga mengenai fenomena jilboobs dalam portal berita online penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait teks feature tersebut dan mengungkap masalah yang terkandung didalamnya menggunakan analisis framing Robert N. Entman dengan judul Fenomena Jilboobs di Media Online Analisis framing Robert N. Entman dalam Feature Jurnalisme Warga di Liputan6.com. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi selama satu tahun setelah tanggal 13 Oktober Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan sebelumya maka dalam penelitian ini terdapat fokus penelitian yaitu bagaimana pembingkaian teks feature yang ditulis oleh jurnalisme warga tentang fenomena jilboobs dalam model Robert N. Entman pada portal berita online 10
11 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana jurnalisme warga mengemas berita mengenai fenomena jilboobs pada laman 2. Untuk mengetahui bagaimana bingkai teks feature yang ditulis oleh jurnalisme warga tentang fenomena jilboobs pada laman dengan model Robert N. Entman. 1.4 Manfaat Penelitian Aspek Teoritis a) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran, memperkaya ilmu komunikasi melalui konsep analisis framing dan metodologi penelitian kualitatif serta model Robert N. Entman. b) Menambah pengetahuan tentang fenomena jilboobs yang terjadi dan sedang marak diberitakan di media online c) Memahami pembingkaian yang ingin dibentuk oleh portal berita online yang memberitakan tentang fenomena jilboobs Aspek Praktis a) Bagi penulis Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dalam bidang komunikasi khususnya diskursus pemberitaan terhadap sebuah kasus yang fenomenal serta memberikan pengetahuan yang lebih tentang fenomena jilboobs di media online yang sedang diberitakan, serta secara tidak langsung generasi mendatang dapat mengerti dengan baik motivasi yang benar dalam menggunakan jilbab yang benar. 11
12 b) Bagi pembaca maupun penulis lain Bagi pembaca dan penulis lain, agar dapat berguna sebagai bahan referensi yang bermanfaat, khususnya terhadap penelitian selanjutnya yang membahas mengenai diskursus fenomena jilboobs di media online, terhadap individu ataupun kelompok yang dibahas dalam media informasi. 1.5 Tahapan Penelitian Dalam menyusun penelitian ini, penulis membuat beberapa tahapan penelitian dan menyusun tahapan tersebut. Dengan begitu, penulis akan mengetahui secara sistematis terhadap langkah penelitian yang akan dilakukan. Sehingga mendapatkan hasil yang sistematis pula. 1.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian Untuk menentukan periode dalam penelitian, penulis melakukan penelitian ini ini selama enam bulan sejak akhir bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Oktober Berikut merupakan tabel tahapan dan waktu penelitian : No. Tahapan Penelitian 1 Menentukan topik penelitian dan judul 2 Mengumpulkan keseluruhan informasi 3 Menyusun Proposal Skripsi 4 Seminar Proposal Skripsi 5 Pengumpulan Data 6 Analisis Data 7 Menyusun Skripsi 8 Sidang Skripsi Sumber : Olahan penulis Tabel 1.1 Waktu dan Tahapan penelitian Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt 12
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jilboobs berasal dari kata jilbab dan boobs. Jilbab adalah kain yang digunakan untuk menutup kepala sampai dada yang dipakai oleh wanita muslim, sedangkan boobs berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan pangan, hal tersebut sangat penting bagi manusia untuk menutup bagian bagian tubuh manusia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jilbab berasal dari bahasa Arab yang jamaknya jalaabiib yang artinya pakaian yang lapang atau luas. Pengertiannya adalah pakaian yang lapang dan dapat menutup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Fashion atau mode saat ini semakin berkembang di Indonesia, begitu pula dengan perkembangan jilbab. Saat ini semakin banyak wanita yang memakai jilbab. Selain dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat dinikmati dalam balutan busana muslimah, Anak muda sekarang kian menggemari tren busana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan dan kecantikan seorang perempuan bersumber dari dua arah, yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. Kecantikan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia jumlah muslimnya terbesar dan keanekaragaman budaya daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. Oleh karena itu konsep
Lebih terperinciTEORI PENELITIAN METODE PENELITIAN
PENDAHULUAN Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada suatu perguruan tinggi (Paryati Sudarman, 2004: 32). Mahasiswa juga dapat diartikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan hal yang boleh dikatakan universal dalam hidup manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar belakang lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siapa yang tidak mengenal istilah jilbab? Jilbab atau kerudung merupakan istilah yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Di Indonesia mengenakan jilbab atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman, begitu pula dengan mode berpakaian perempuan, khususnya dalam penggunaan
Lebih terperinciBAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga
BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya
Lebih terperincipenyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi (Hadi, 2015).Di samping itu, ternyata gaya busana muslim Indonesia kini menjadi trend setter di Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Perkembangan jilbab yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang cukup besar terhadap citra jilbab yang sebelumnya dipandang sebagai busana kuno dan tidak modis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, manusia pada dasarnya akan merasakan kesulitan jika hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam, berhijab diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Adapun pengertian hijab ini sebenarnya sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan berbagai trend mode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan media sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehadiran Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perusahaan di seluruh dunia mulai tersadarkan akan pentingnya kehadiran Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana ketiganya merupakan tahap-tahap dari perkembangan media komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komunikasi kini mengalami banyak perubahan salah satunya, media konvensional atau media lama mulai tergantikan oleh media baru. Dimulai dari munculnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung
Lebih terperinciBAB III PANDANGAN MAHASISWA FAKULTAS SYARI AH DAN HUKUM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TENTANG BUSANA MUSLIMAH
BAB III PANDANGAN MAHASISWA FAKULTAS SYARI AH DAN HUKUM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TENTANG BUSANA MUSLIMAH A. Selayang Pandang Busana Mahasiswa Syari ah Dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya 1. Profil Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini banyak kita lihat perempuan yang menggunakan jilbab dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia pada saat ini bermula dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari
33 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari geografisnya terletak di daerah Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Banjarmasin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan individu lainnya untuk hidup. Dalam kehidupan setiap hari manusia selalu bertemu dengan manusia lainnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran internet di tengah masyarakat saat ini, tentu membuat sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia yang dinamis adalah salah satu yang membuat berbagai perkembangan-perkembangan yang sangat menarik untuk di pelajari dan di ikuti.inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan peniti saat ini semakin pesat. Bisa dikatakan kerajinan yang sudah ada sejak dulu ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, hijab yang lebih sering merujuk pada kerudung atau jilbab ditunjukkan sebagai sesuatu yang selalu digunakan untuk menutupi bagian kepala hingga dada wanita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia pada tahun 2010 sekitar 217 juta jiwa dari total penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi bingkai pemberitaan media massa di Indonesia. Teror bom yang paling terkenal terjadi di Indonesia diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan di mana segala sistem kemasyarakatan yang bersifat tradisional dilepaskan menjadi tatanan yang mengimplikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://kbbi.web.id/jilbab). Pada zaman orde baru pemerintah melarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia sehingga banyak ditemui perempuan muslim Indonesia menggunakan jilbab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus citacita bagi kemajuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. IV, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: pada masa remaja awal. Sedangkan pada subyek A memutuskan untuk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah didapat dan dijelaskan dalam Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Ketiga subyek memiliki persamaan dan perbedaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk penerimanya sehingga dapat bermanfaat dan dapat digunakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan manusia. Informasi sendiri merupakan data yang sudah diolah/diproses ke dalam bentuk yang sangat berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut:
BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI 4.1 Profil Tayangan Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: Judul Tayangan : Dibalik Wanita Jenis Tayangan : Feature Durasi : 15 menit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Munculnya komunitas hijabers dan muslimah. membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya komunitas hijabers dan muslimah tak ditampik membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening. Alhasil, era berbusana para muslimah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai komunitas yang dibentuk berdasarkan kesadaran religious, Komunitas Hijabers Yogyakarta ingin menampilkan sebuah identitas baru yaitu berbusana yang modis tapi tetap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Religiusitas erat kaitannya dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika pergantian mode dalam fashion yang ada di dunia selalu berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru bermunculan dengan
Lebih terperinciTENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN SOLOK SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 6 TAHUN 2005 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN SOLOK SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOLOK SELATAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai
9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan seorang muslimah, menutup aurat merupakan sebuah kewajiban yang tidak dapat dihindari. Dalam menutup aurat tersebut, ajaran Islam menyerukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini adalah jamannya menggunakan segala sesuatunya dengan online. Mulai dari menonton televisi, bermain game, mengirimkan pesan, memesan kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,
Lebih terperinciFENOMENA KOMUNITAS BERJILBAB; ANTARA KETAATAN DAN FASHION Oleh: Hatim Badu Pakuna. Abstrak
FENOMENA KOMUNITAS BERJILBAB; ANTARA KETAATAN DAN FASHION Oleh: Hatim Badu Pakuna Abstrak Makalah ini adalah respon terhadap fenomena yang akhir-akhir ini hadir di hadapan publik. Adalah dua komunitas
Lebih terperinciDalam lalu lalang kesibukan
JILBAB GAUL DAN JILBAB BESAR (Suatu Variasi Islam dalam Masyarakat Modern) Oleh Nur Ridlowati dan Sakienatur Rasyidah Alumni Program Studi Interdisipliner Pondok Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan pola pikir manusia mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami banyaknya perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Korea Selatan sudah dapat dikatakan berhasil dalam menyebar luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea telah menyebarkan budayanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunitas-komunitas hijabers di Indonesia. 1. Sebagai sebuah perkumpulan, komunitas hijabers mempunyai ciri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaung perkembangan fashion muslim belakangan ini memang kian terdengar. Fashion muslim terus melakukan transformasi dari gaya konservatif menjadi lebih kontemporer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion telah membawa pengaruh besar terhadap globalisasi dan gaya hidup. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar mereka, selalu ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, informasi berkembang dengan sangat cepat. Fenomena tersebut membuat setiap orang ingin mengikuti perkembangan informasi yang terjadi agar dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Memakai jilbab merupakan kewajiban bagi seorang muslimah. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kehormatan perempuan dengan menutup aurat mereka. Di zaman jahiliyah dulu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan, serta modal awal usaha. Pasar yang sangat besar ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. E-Commerce Berbagai macam bisnis model telah banyak diterapkan di Indonesia, dalam proses perkembangan teknologi informasi saat ini, salahs atu bisnis model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khalayak selalu berusaha untuk secara berkala menggunakan berbagai media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti diketahui saat ini penggunaan berbagai jenis media massa mengalami berbagai peningkatan. Tingginya kebutuhan informasi ini membuat khalayak selalu berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita hidup di zaman modern yang menuntut setiap individu untuk meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang dianggap kuno dan memperbaharui
Lebih terperinci2015 TINGKAT KESAD ARAN ETIKA PENAMPILAN MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Skripsi yang berjudul Tingkat Kesadaran Etika Penampilan Mahasiswa (Studi Deskriptif tentang Implementasi Pedoman Perilaku Mahasiswa FPIPS UPI) ini dilatar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), Fashion is good place to start as any, dari bahasa latin Faction yang berarti make or to do. Sementara itu
Lebih terperinciBerdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam pengembangannya teknologi memberikan kelebihan
Lebih terperinciKONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA
KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian menjadi isu menarik sejak 10 tahun terakhir diseluruh agama, Pakaian menjadi penanda bagi keberagamaan seseorang, seperti jilbab, jubbah dan penutup kepala.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan. menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat. Menurut data Komnas Perlindungan Anak dalam artikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH BAGI SISWA, MAHASISWA DAN KARYAWAN BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang : a. bahwa salah satu perwujudan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli. Komunikasi massa adalah komunikasi yang terdiri dari media cetak dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diskriminasi jilbab menjadi salah satu catatan penting diberbagai
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diskriminasi jilbab menjadi salah satu catatan penting diberbagai pelosok dunia. Terlebih lagi di barat, jilbab sudah menjadi momok yang mengerikan dan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika menggunakan teknologi informasi ini (Flourensia, 2012: 22). Pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan komunikasi massa kian pesat dan kompleks, serta menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan manusia. Pemanfaatan teknologi informasi memang
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Media sosial saat ini sudah menjadi kebutuhan teknologi yang penting bagi kita semua pengguna manfaatnya karena dari media sosial itulah kita bisa mengakses berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia yang senantiasa membutuhkan informasi yang dapat memperkaya hidupnya. Media merupakan
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat
1 BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat diberikan kepada peserta didik yang kelak akan menjadi pemimpin masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu memiliki rasa untuk terus bersama dengan orang lain. Hal ini dikemukakan oleh seorang tokoh sosiologi dunia, Aristoteles (384-322 SM) dalam buku Sosiologi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 04 TAHUN 2005 T E N T A N G BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH KABUPATEN PESISIR SELATAN
PERATURAN DAERAH NOMOR : 04 TAHUN 2005 T E N T A N G BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 29 ayat (2)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perhiasan dan kecantikan bagi yang mengenakannya secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana adalah karunia yang agung, yang dapat dipergunakan untuk menutup anggota-anggota tertentu dari bagian tubuh manusia, sekaligus berfungsi sebagai perhiasan
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal
BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu dari bentuk media massa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan komunikasi kepada khalayak yang bersifat massal. Majalah memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, perkembangan jaman yang semakin maju membawa kita untuk masuk ke dalam kehidupan yang tak lepas dari teknologi. Keberadaan teknologi yang semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Koran dalam bentuk media cetak merupakan salah satu bentuk media massa yang sudah ada sejak beratus tahun lalu, dan menjadi bagian dari masyarakat. Koran berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama
Bab 5 Ringkasan Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama remaja putri Jepang yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Citra yang dibentuk oleh perpustakaan di kalangan masyarakat tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang telah dilakukan oleh perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, ilmu komunikasi pada saat ini lebih banyak tertuju pada media massa, baik cetak seperti koran dan majalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa mempelajari berbagai hal serta mengembangkan diri. Buku yang menuntun kita menjelajah berbagai
Lebih terperinci