PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Transkripsi

1 PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS Rafiani Harahap SMP Negeri 1 Secanggang, kab. Langkat Abstract: The purpose of this study to determine the results of student learning class VII-2 SMP Negeri 1 Secanggang district Langkat academic year 2016/2017 by applying the method of inquiry. Data collecting data. In the first cycle obtained 22 people complete learning (64.7%). In second cycle, there were 30 complete learners (88,5%). Can be concluded mastery learning has been achieved by using classical method ikuiri. Keyword: question and answer methods Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Secanggang kab. Langkat T.P. 2016/2017 dengan menerapkan metode inkuiri. Intrumen pengumpul data berupa tes tertulis dan lembar observasi. Pada siklus I diperoleh 22 orang tuntas belajar (64,7%). Pada Siklus II diperoleh 30 orang tuntas belajar (88,5%). Dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai dengan menggunakan metode ikuiri. Kata kunci: inkuiri Tujuan mata pelajaran IPS tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, yaitu agar siswa memiliki kemampuankemampuan sebagai berikut: (a) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (b) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (c) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (d) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ada banyak metode yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Akan tetapi tidak semua metode cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran. Pemilihan penggunaan suatu metode dalam pembelajaran hendaknya dapat mencapai tujuan pembelajaran, dapat mendorong aktivitas siswa, menantang siswa untuk berpikir, menimbulkan proses 310

2 belajar yang menyenangkan, serta mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut. Realitasnya, masih banyak guru mementingkan menghafal daripada memahami suatu konsep materi. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif, sedangkan guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran dikelas (teacher centered). Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan penjelasan guru. Tidak ada komunikasi interaktif antar guru dan siswa. Suasana pembelajaran dikelas menjadi monoton, dan siswa merasa cepat bosan. Selain itu, materi atau cakupan mata pelajaran IPS yang sangat luas dan abstrak juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penyampaian materi tidak secara mendalam mengingat alokasi waktu yang terbatas, sehingga berimplikasi pada prestasi belajar siswa yang rendah atau belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian terjadi pula di SMP Negeri 1 Secanggang kab. Langkat. Hasil belajar siswa kelas VII-2 terhadap mata pelajaran IPS selama ini masih rendah karena nilai ulangan mereka tidak sampai 75% yang bisa mencapai nilai KKM. Sementara kegiatan pengajaran dikatakan berhasil apabila 85% siswa dikelas itu dapat mencapai KKM, ketuntasan secara klasikal. Hasil refleksi saya sebagai guru yang mengajar dikelas terebut menandakan bahwa pembelajaran IPS kurang menarik, karena masih menggunakan menggunakan model pembelajaran yang kurang merangsang siswa untuk belajar lebih giat, dan proses pembelajaran masih menekankan pada aspek pengetahuan saja, belum menyentuh pada sikap dan kreatifitas siswa, dimana saya kurang melibatkan siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Selama ini dalam kegiatan pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa seolah-olah hanya diharuskan untuk menghafal fakta-fakta, sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat terhadap kegiatan pembelajaran. Keadaan yang demikian ternyata menjadi salah satu fakta yang berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Untuk itu perlu kiranya melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi siswa, upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS ialah dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif. Inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang dipandang modern yang dapat dipergunakan pada berbagai jenjang pendidikan, mulai tingkat pendidikan dasar hingga menengah. Pelaksanaan inkuiri di dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial dirasionalisasi pada pandangan dasar bahwa dalam model pembelajaran tersebut, siswa didorong untuk mencari dan mendapatkan informasi melalui kegiatan belajar mandiri. Model inkuiri pada hakekatnya merupakan penerapan metode ilmiah khususnya di lapangan Sains, namun dapat dilakukan terhadap berbagai pemecahan problem sosial. 311

3 Dengan menggunakan metode Inkuiri ini diharapkan akan dapat menumbuhkan perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPS, karena siswa akan aktif mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang harus diselesaikan. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. METODE Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1 Secanggang kab. Langkat yang berjumlah 34 Orang, 10 orang lakilaki dan 24 orang perempuan dengan alamat jl. Secanggang No.124, Sicanggang, kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Data keaktifan siswa dan hasil belajar siswa mengenai pembelajaran menggunakan metode Inkuri, diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan mengacu pada model analisis. Berdasarkan data yang telah terkumpul, maka dilakukan analisis dan refleksi terhadap hasil dan proses tindakan yang telah dilakukan. Analisis tersebut dilakukan dengan cara membandingkan hasil tindakan dengan indikator kinerja yang diterapkan.interaktif yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Hasil temuan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan Metode Pembelajaran Inkuiri di kelas VII-2 SMP Negeri 1 Secanggang pada standar kompetensi memahami kegiatan ekonomi masyarakat, kompetensi dasar mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi, yang meliputi kegiatan konsumen, produksi dan distribusi barang/jasa dengan Kriteria Ketuntasan Minimum 75, setelah melaksanakan pembelajaran dan dilakukan proses penilaian diperoleh data hasil belajar siswa pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Belajar Siklus I Keterangan Hasil Nilai Minimum 60 Nilai Maksimum 85 Jumlah Siswa Tuntas 22 Perentase Ketuntasan 64,7% Dari tabel 1 dapat diketahui hasil belajar siswa pada siklus I pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri I Secanggang Kelas VII-2 dengan menggunakan metode Pembelajaran Inkuiri diperoleh 22 orang tuntas belajar atau sekitar 64,7% dan 12 orang atau sekitar 35,2% tidak tuntas belajar. Dari hasil belajar tersebut terjadi peningkatan dari proses pembelajaran sebelum menerapkan Inkuiri namun, hasil belajar diatas belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yang ditargetkan yaitu 85% tuntas belajar. Untuk itu perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan hasil dari refleksi yang dilakukan peneliti dengan rekan sejawat. Dalam proses pembelajaran siklus I juga dilakukan pengamatan aktivitas guru dalam menerapkan metode inkuiri. 312

4 Tabel 2. Observasi Aktivitas Guru Kegiatan Persetase Keberhasilan Persiapan 83,33% Pelaksanaan Pembelajaran 61,11% Penutup 66,66% Siklus II Setelah mengamati hasil belajar dan aktivitas guru dan melakukan diskusi dengan teman sejawat dari hasil refleksi siklus I, maka siklus II dilanjutkan dengan perbaikan-perbaikan penyempurnaan bahan-bahan materi dan lama proses diskusi dan juga dipantau, menambah motivasi kepada siswa kemudian dirancang kembali RPP dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri di kelas VII-2. Standar kompetensi memahami kegiatan ekonomi masyarakat, kompetensi dasar mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi, yang meliputi kegiatan konsumen, produksi dan distribusi barang/jasa dengan Kriteria Ketuntasan Minimum 75. Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II Keterangan Hasil Nilai Minimum 67 Nilai Maksimum 85 Jumlah Siswa Tuntas 30 Perentase Ketuntasan 88,2% Pada siklus II pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri I Secanggang Kelas VII-2 dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri, diperoleh hasil belajar siswa 30 orang tuntas belajar (88,5%) dan 4 orang (12,5%) tidak tuntas belajar. Dari hasil belajar tersebut terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, hasil belajar diatas dapat disimpulkan telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yang ditargetkan yaitu 85% tuntas belajar. Untuk itu pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri diberhentikan dalam penelitian tindakan kelas kali ini. Tabel 4. Observasi Aktivitas Guru Kegiatan Persetase Keberhasilan Persiapan 91,66% Pelaksanaan Pembelajaran 86,11% Penutup 87,5% SIMPULAN Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada siklus I diperoleh 22 orang tuntas belajar (64,7%), pada siklus II diperoleh hasil belajar siswa 30 orang tuntas belajar (88,5%). Hasil belajar dapat disimpulkan telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. 2. Untuk observasi guru dalam menerapkan inkuiri pada siklus I diperoleh: (1) Tahap persiapan memperoleh nilai 83,33% dengan kategori terampil, (2) Pelaksanaan pembelajaran memperoleh nilai 61,11% dengan kategori cukup terampil, dan (3) Kegiatan penutup memperoleh nilai 66,66% dengan kategori cukup terampil. Pada siklus II: (1) Tahap persiapan memperoleh nilai 83,33% dengan kategori sangat terampil, (2) Pelaksanaan pemlajaran mem- 313

5 peroleh nilai 61,11% dengan kategori terampil, dan (3) Kegiatan penutup memperoleh nilai 87,5% dengan kategori terampil. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rinea Cipta Gulo Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo Ibrahim, M Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Surabaya Press. Jogiyanto Analisis dan Desain. Jakarta: Andi Publisher Mulyasa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiharsono, dkk Contextual Teaching And Learning Ilmu Pengetahuan Sosial. Sekolah Menegah Pertama Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional 314