BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara maka
|
|
- Hadian Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara maka dilakukan penyusunan dan pengesahan daftar isian laporan pelaksanaan anggaran, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, yang masa berlakunya dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun penganggaran. Oleh karena itu dibentuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran. Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), akan memegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan kuasa pengguna anggaran pejabat yang memperoleh kuasa dari pengguna anggaran, dapat melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab pengguna anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. Semua dilakukan sebagai perwujudan tugas pemerintahan dibidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Disamping itu, penarikan kebutuhan dana bulanan yang dibuat oleh pengguna anggaran untuk pelaksanaan kegiatan selama satu tahun, disusun dalam rencana penerimaan bulanan yang dibuat oleh pengguna anggaran, yang
2 10 diperkirakanakan diterima selama satu tahun anggaran dan penggunaanya berada pada Satuan Kerja (satker) atau unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga melaksanakan satu atau beberapa kegiatan yang membebani dana APBN. Dalam rangka pelaksananaan APBN, PA/KPA menyusun DIPA sebagai pelaksana anggaran menurut bagian anggaran yang dikuasainya, dan DIPA berfungsi sebagai dasar pelaksanaan anggaran setelah mendapat pengesahan dari menteri keuangan. DIPA digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan satuan kerja dan pencairan dana atau pengesahan bagi Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara yang merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dari DIPA. Disamping itu, pemerintah melakukan pengalokasian dana, salah satunya pada sektor pelayanan administrasi dan manajemen kepegawaian negara dengan memakai dasar DIPA. Perkembangan suatu sistem pengelolaan keuangan yang ada di pemerintahan sangat berpengaruh terhadap tata kelola perencanaan keuangan yang ada dikantor/satuan kerja Kementrian Negara / Lembaga. Sejalan dengan adanya peraturan Kementrian Keuangan, maka setiap kantor, instansi, dan lembaga harus mengikuti prosedur atau mekanisme yang ditentukan oleh peraturan pemerintahan yang sudah ditetapkan. Disamping itu, satuan kerja atau lembaga memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran dari dana pemerintah, sehingga terdapat suatu sistem dan prosedur-prosedur pencairan anggaran belanja dari pemerintah baik secara Uang Persediaan (UP)/ TambahanUang Persediaan (TUP) maupun Langsung (LS). Pelaksanaan anggaran pada satuan kerja dan perencanaan tata kelola keuangan dilakukan mengunakan beberapa mekanisme, mulai dari menerima,
3 11 menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam pelaksanaan APBN. Struktur APBN terdiri atas pendapatan, belanja dan pembiayaan. APBN merupakan rencana kegiatan pemerintah yang harus disajikan secara transparan, efektif, efisien dan bertanggung jawab, maka sebagai pertanggungjawaban terhadap pengelolaan keuangan yang tertuang dalam APBN untuk penyajian laporan keuangan yang memenuhi standar perundang-undangan yang berlaku. Badan Kepegawaian Negara merupakan suatu instansi pemerintah yang secara khusus untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan Kepegawaian Negara yang memakai dasar DIPA dalam pelaksanaan anggaran tahunannya, dalam anggaran tahunan tersebut terdapat anggaran untuk belanja seperti belanja modal yang terbagi atas modal fisik dan belanja modal peralatan, serta belanja barang dan jasa. Pembayaran Belanja pada bagian keuangan di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan dilakukan dengan pencairan anggaran belanja. Khususnya pada belanja barang dan jasa dalam pencairan anggaran belanjanya, dilaksanakan berdasar pada sistem dan prosedur yang berlaku menurut peraturan pemerintahan. Suatu sistem dan prosedur yang telah ditentukan oleh pemerintah dalam setiap pencairan anggaran belanja, dianggap penting sebagai acuan dalam langkah teknis yang harus dipenuhi agar setiap proses pencairan anggaran belanja dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini apabila sistem dan prosedur pencairan anggaran belanja tidak dijalankan dengan baik serta tidak mengikuti sistem dan prosedur yang berlaku, maka akan terjadi ketidaklancaran, dan terganggunya seluruh kegiatan yang
4 12 berjalan dan yang akan terencana. Sehingga belanja yang terjadi tidak diakui/disahkan, serta mengakibatkan surat pertanggungjawaban atas belanja yang dilakukan tidak diakui/disahkan, maka sistem dan prosedur pencairan anggaran belanja ini sangat penting dilakukan dengan cara menggunakan sistem dan prosedur pencairan anggaran yang diberlakukan pada suatu instansi pemerintahan yaitu di Badan Kepegawaian Negara, sehingga dalam pencairan anggaran belanja tidak terjadinya kesalahan dan pertanggung jawaban atas belanja tersebut dapat diakui serta dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan diatas, dikarenakan dalam pencairan anggaran belanja harus sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan maka penulis tertarik untuk membahas mengenai PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA KANREG VI BKN MEDAN B. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah yag dibahas diantaranya : Bagaimana keefektifitasan Prosedur Pencairan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Langsung (LS) di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan?
5 13 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan Dalam adanya kegiatan magang ini penulis akan membahas tentang bagaimana prosedur SP2D Anggaran Pendapatan dan Belanja. Sesuai dengan judul Tugas Akhir ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Prosedur Pencairan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan sudah berjalan dengan efektif Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis akan menyajikan tujuan diantaranya: 1. Untuk mengetahui keefektifitasan Prosedur terkait Pencairan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Langsung (LS) di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan. 2. Mengetahui dokumen-dokumen apa saja yang terkait dengan prosedur pencairan dana pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan. 3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 2. Manfaat Penulisan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak antara lain : 1. Bagi Objek Penelitian (Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
6 14 Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan dalam melakukan proses pencairan dana agar sesuai dengan ketentuan. 2. Bagi Peneliti Untuk menyelesaikan Tugas akhir dan sebagai syarat kelulusan D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bagi Pembaca Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai pelaksanaan prosedur pencairan dana langsung sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah dan dapat digunakan sebagai referensi dalam penulisan tugas akhir bagi peneliti lain. D. Rencana Penelitian 1. Jadwal Survey / Observasi Tempat magang di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara yang beralamat di Jl. TB. Simatupang No. 124, Sunggal, Medan pada Bagian Tata Usaha Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini
7 15 N0. Tabel 1.1 Jadwal Survey / Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir April Mei KEGIATAN I II III IV I II III IV 1. Pengajuan Judul 2. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir 3. Permohonan Izin Riset 4. Penunjukan Dosen Pembimbing 5. Pengumpulan Data 6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Penyelesaian Tugas Akhir 2. Rencana Isi Dalam penulisan tugas akhir ini akan ditulis beberapa BAB sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam BAB ini meliputi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Rencana Penelitian yang mencakup Jadwal Survey/Observasi dan Rencana Isi.
8 16 BAB II : PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA KANTOR REGIONAL VI KOTA MEDAN Bab ini menguraikan Sejarah Ringkas Instansi, Struktur Organisasi, Job Description, Jaringan Usaha Kegiatan, Kinerja Usaha Terkini, Rencana kegiatan. BAB III : PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA KANREG VI BKN MEDAN Dalam BAB ini berisi tentang uraian pengertian dan membahas lebih lanjut penjelasan Prosedur Pencairan Dana Langsung (Ls) Anggaran Pendapatan dan Belanja pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan serta menyajikan hasil dalam bentuk flowchart. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam BAB ini penulis menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia dengan menganalisa data yang tersedia serta memberikan saran yang dianggap penting menjelaskan tentang Kesimpulan dan Saran.
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan penyusunan dan pengesahan daftar isian laporan pelaksanaan anggaran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara maka dilakukan penyusunan dan pengesahan daftar isian laporan pelaksanaan anggaran, Anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang petunjuk penyusunan dan pengesahan daftar isian laporan pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan peraturan Kementerian Keuangan No. 160 /PMK.05/2012 tentang petunjuk penyusunan dan pengesahan daftar isian laporan pelaksanaan anggaran, Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran dalam organisasi bisnis komersial atau perusahaan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran dalam organisasi bisnis komersial atau perusahaan memiliki arti yang berbeda dengan anggaran dalam pemerintaha. Anggaran dalam organisasi pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, sebuah perusahaan tentu membutuhkan sumber dana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti mengharapkan adanya penerimaan kembali, dengan tujuan agar dapat tetap menjalankan kegiatan usahanya demi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu instansi atau lembaga baik lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu instansi atau lembaga baik lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta tentu memiliki perencanaan kegiatan yang disebut dengan anggaran. Anggaran merupakan penetapan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG
1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN MENTERI KEHUTANAN SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN /BARANG KEPADA SEKRETARIS JENDERAL, DAN TUGAS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dalam sektor perdagangan dan perekonomian, peranan teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dalam sektor perdagangan dan perekonomian, peranan teknologi informasi sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan bisnis. Peranan ini dalam berbagai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2011 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2011 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR31/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL TAKTIS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR31/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL TAKTIS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sebagai pengguna anggaran negara, wajib untuk melakukan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah telah mengusung gagasan tentang perlunya akuntabilitas, profesionalitas serta transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan munculnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan munculnya perusahaan-perusahaan besar, ini menyebabkan terjadinya persaingan ketat antar perusahaan. Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usahanya demi kelangsungan organisasi tersebut. Dalam menjalankan semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi dalam menjalankan usahanya pasti mengharapkan adanya penerimaan kembali, dengan tujuan agar dapat tetap menjalankan kegiatan usahanya demi kelangsungan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran negara adalah urat nadi bagi suatu negara dalam. menjalankanpemerintahan.pengertian anggaran tersebut adalah suatu rencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran negara adalah urat nadi bagi suatu negara dalam menjalankanpemerintahan.pengertian anggaran tersebut adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.645, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Uang Makan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 /PMK.05/2016 TENTANG UANG MAKAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belanja di lingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia diartikan sebagai semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL MENTERI/PEJABAT SETINGKAT MENTERI MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL MENTERI/PEJABAT SETINGKAT MENTERI Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belanja daerah atau yang dikenal dengan pengeluaran pemerintahan daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan / instansi ( dalam hal ini instansi pendidikan) yang besar selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan / instansi ( dalam hal ini instansi pendidikan) yang besar selalu berhadapan dengan kendala-kendala yang berhubungan dengan pengendalian harta bendanya, khususnya
Lebih terperinci2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
No.552, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Operasional Khusus. Mekanisme Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.
No.139, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN DAN PENCAIRAN DANA GEOTHERMAL DARI REKENING KAS UMUM NEGARA KE REKENING INDUK DANA INVESTASI PADA PUSAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. administratif diserahkan kepada Kementerian Negara/Lembaga (K/L), dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa pembagian tugas dan wewenang administratif diserahkan kepada Kementerian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.
No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang mendapat perhatian besar dari berbagai pihak semenjak reformasi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN), disamping barang-barang inventaris kekayaan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu lingkup dari keuangan negara adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), disamping barang-barang inventaris kekayaan negara dan badan usaha milik
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/PMK.05/2009 TENTANG MEKANISME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedalam perusahaan, atau penyelesaian kewajiban, ataupun kombinasi dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendapatan adalah setiap aliran masuk atau pertambahan aktiva kedalam perusahaan, atau penyelesaian kewajiban, ataupun kombinasi dari keduanya, yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kas merupakan hal yang penting dalam setiap transaksi. perusahaan/instansi pemerintah. Untuk itu diperulkan suatu system informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kas merupakan hal yang penting dalam setiap transaksi perusahaan/instansi pemerintah. Untuk itu diperulkan suatu system informasi akuntansi kas yang mengatur
Lebih terperinciBAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 22/PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL
Lebih terperinci2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1411, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DIPA. Penyusunan. Pengesahan. Petunjuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171/PMK.02/2013 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN
Lebih terperinci2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang
No.1001, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN Kemhan. TNI. Mekanisme. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/PMK.05/2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dominasi dengan menggunakan kas. Ini tak terlepas dari kondisi masa kini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan-kegiatan pembayaran atas suatu aktivitas sebagian besar di dominasi dengan menggunakan kas. Ini tak terlepas dari kondisi masa kini yang menjadikan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Program. Kegiatan. Operasional. Dewan Koperasi Indonesia.
No.503, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Program. Kegiatan. Operasional. Dewan Koperasi Indonesia. DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI
Lebih terperincidapat mengakibatkan persaingan di antara berbagai perusahaan, sehingga tidak dapat di pungkiri, hanya sedikit perusahaan yang mampu bertahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang di lakukan oleh suatu negara selalu di ikuti oleh perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dan rumit, baik itu perusahaan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin canggih membuat perusahaan harus mampu bertahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan pasar yang sangat ketat serta perkembangan teknologi yang semakin lama semakin canggih membuat perusahaan harus mampu bertahan dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawaban perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. membiayai operasi perusahaan sehari hari yang dapat menguntungkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan harus mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu ke waktu agar dapat mengetahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki model pemerintahannya masing-masing untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki model pemerintahannya masing-masing untuk mencapai kemakmuran rakyatnya. Berbagai sektor usaha dilakukan dalam pengupayaan kemakmuran,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN JASA BANK DALAM RANGKA PENATAUSAHAAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
Lebih terperinci2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2017 KEMENDAGRI. Hibah. Penerimaan dan Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER 31 /PB/2008 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN BIAYA PANITIA PENGADAAN TANAH BAGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti saat ini. Persaingan usaha yang semakin tajam. menyebabkan perusahaan terus menerus meningkatkan kualitasnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan industri berusaha untuk menciptakan iklim usaha yang sehat. Hal tersebut merupakan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN ATAS SALDO DANA BANTUAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM SUMATERA
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN 2 Menjelaskan DIPA dan POK Menjelaskan Klasifikasi Anggaran Menjelaskan Format dan Halaman DIPA Menjelaskan Format dan Halaman POK Uraian dan Contoh Pengertian DIPA dan POK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1078, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Pemberian. Bantuan Pendanaan. Penyediaan. Pencairan. Pertanggungjawaban. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan, akuntansi memegang peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, akuntansi memegang peranan yang sangat penting karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai keuangan dari suatu perusahaan. Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan / instansi juga semakin. rumit terutama dalam penyajian laporan keuangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kendala-kendala perkembangan perekonomian perusahaan yang berhubungan dengan pengawasan harta bendanya, khususnya masalah kas, dimana sebagian besar transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang dijalankan. Seiring dengan berkembangnya perusahaan dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan pada saat didirikan mempunyai tujuan yang berbeda, namun pada umumnya tujuan perusahaan adalah mendapatkan laba atas hasil usaha yang dijalankan.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.231, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Pengelolaan APBN. Tahun Anggaran 2013. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-31/PB/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-31/PB/2008 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN BIAYA PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Halaman Pengesahan ii Halaman Pernyataan... iii Prakata... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... vii Daftar Gambar/Grafik... viii Daftar Lampiran... ix Daftar Singkatan... x Intisari...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipertanggungjawabkan pemakainnya. Hubungan administrasi keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Dalam pandangan penulis, pertanggungjawaban merupakan hal penting dalam pengelolaan keuangan daerah. Karena dalam penggunaan anggaran, harus dapat dipertanggungjawabkan
Lebih terperinci- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum;
- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak pelaksanaan otonomi daerah tahun 1999, tata kelola keuangan pemerintahan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini ditandai dengan lahirnya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2006 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR
Lebih terperinci2016, No menetapkan Pedoman Umum Pemberian dan Pengelolaan Bantuan di Lingkup Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Menging
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.940, 2016 KEMENPP-PA. Bantuan. Pemberian dan Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai. yang harus diambil oleh manajemen adalah tentang pengelolaan kas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di era global ini menuntut seluruh perusahaan atau instansi pemerintah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1767, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Penerimaan Negara Bukan Pajak. Biaya Nikah. Rujuk. KUA. Kecamatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN DAN PENCAIRAN ANGGARAN DALAM RANGKA PEMBERIAN PINJAMAN DENGAN PERSYARATAN LUNAK KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi adalah analisis jabatan (Job Analysis). Analisis jabatan (Job Analysis)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unsur utama dalam setiap program manajemen kepegawaian dalam suatu organisasi adalah analisis jabatan (Job Analysis). Analisis jabatan (Job Analysis) diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak menurut Rochmat Sumitro adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplus - nya digunakan untuk
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 43 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM KELUARGA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan oleh pihak pihak yang memerlukan. melaporkan dalam bentuk laporan keuangan, transaksi transaksi yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi/entitas yang dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau instansi dalam menghasilkan barang dan jasa. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Faktor produksi adalah segala sumber daya yang digunakan oleh perusahaan atau instansi dalam menghasilkan barang dan jasa. Salah satu faktor produksi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, di lakukan di Indonesia setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan syariah serta
Lebih terperinci2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14); 2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1915, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Pemerintah. Bantuan. Penyaluran. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2016
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.07/2008 TENTANG TATA CARA PENYALURAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 57
Lebih terperinci-2- lancar, efektif, efisien, transparan dan akuntabel perlu diatur dalam suatu peraturan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dala
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1974, 2016 BEKRAF. Usaha Bisnis. Pendanaan. Pemerintah. Bantuan. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN
Lebih terperinciA. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN
A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tanggal 5 April 2003, tentang Keuangan Negara. 2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tanggal 14 Januari 2004,
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t
No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan yang didirikan selalu mempunyai tujuan yang diinginkan. Umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belanja dilingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia diartikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belanja dilingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia diartikan sebagai semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara atau Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELUARAN NEGARA ATAS BEBAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2006 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA IURAN ASURANSI KESEHATAN DAN TUNJANGAN PEMELIHARAAN KESEHATAN VETERAN
Lebih terperinciArsip Nasional Republik Indonesia
Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pencairan Anggaran Belanja di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.382, 2016 KEMENAG. PBNP. Biaya. Nikah atau Rujuk. Pengelolaan PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup signifikan dalam pelaksanaan APBN di Indonesia. Perubahan tersebut ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi di bidang pengelolaan keuangan negara membawa perubahan yang cukup signifikan dalam pelaksanaan APBN di Indonesia. Perubahan tersebut ditandai dengan lahirnya
Lebih terperinci2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang
No.1646, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Cadangan JKN. Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 /PMK.02/2017 TENTANG TATA
Lebih terperinci2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb
No.2052, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pelaksanaan. Dana Operasional Menteri. Anggaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1324, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Daftar Isian. Anggaran. Lanjutan. Masyarakat Mandiri. TA 2012. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK.02/2012 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber dana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber dana, kerjasama
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lebih terperinci