Berkelana Dalam Perenungan Gus Mus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Berkelana Dalam Perenungan Gus Mus"

Transkripsi

1 Berkelana Dalam Perenungan Gus Mus Kita tak perlu memeras otak atau mengerutkan kening untuk memahami puisi-puisi A Mustofa Bisri yang termaktub di kumpulan ini. Tidak seperti penyair-penyair yang sering memamerkan kekayaan kosakata sehingga justru menjadi sulit dipahami orang awam, yang pada akhirnya membuat puisi sulit merakyat, Gus Mus (begitu sastrawan asal rembang ini biasa disapa) senantiasa menggunakan kata-kata atau kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti khalayak. Sajak Aku Manusia yang juga dijadikan judul antologi ini terasa sangat pas menjadi pembuka jalan untuk menelusuri pengembaraan Gus Mus dalam perenungan. Dari kalam terakhir yang berbunyi, Tuhan Memuliakanku, terdapat makna tersirat yang kuat menuntun kita untuk senantiasa bersyukur. Jika dipikirkan dengan jujur dan seksama, sebagai sesosok makhluk, apalah lagi kenikmatan yang paling besar kecuali dimuliakan oleh Sang Pencipta. Kita seyogyanya tak perlu merasa rendah diri dengan kemampuan matahari, bulan, angin, laut, maupun setan yang dalam beberapa bidang melangkahi kesanggupan manusia, sebab Tuhan sudah memberikan keistimewaan yang luar biasa pada kita. Secara tak kasat mata, penyair yang di KTP-nya membiarkan kata penulis mengisi keterangan kolom pekerjaan ini juga ingin mengatakan, bahwa manusia tak perlu minder dengan kemampuan dan keahlian yang telah diberikan Tuhan pada manusia lain. Kita hanya wajib melakukan apa yang bisa dengan optimal kita lakukan. Kecenderungan kita ingin berbuat apa, itu yang harus kita kembangkan dan tekuni. Pendapat ini terlahir setelah menghubungkan makna yang terungkap dalam Aku Manusia, dengan maksud yang tersurat di bait terakhir Wangsit. Kritik moral dan sosial terhadap bangsa menjadi sisi yang

2 paling dieksploitasi. Lihatlah puisi Orang-Orang Negeriku menyoroti mayoritas individu bangsa ini yang begitu kesulitan mencari jati diri. Memaksanya selalu mengikuti arus yang sering justru membuat kita kehilangan kepribadian dan prinsip hidup. Ketakutan saat harus berbeda, mengekor pada trend-trend jaman, membuat kita mungkin hanya bisa menjadi diri sendiri ketika jauh dari peradaban yang sedang berlangsung. Sedangkan jauh dari peradaban pun belum tentu membuat kita berani untuk hidup, bisa jadi kita malah memilih mati bunuh diri. Di tengah gencarnya orang meliberal-liberalkan tatanan nasional, memperjuangkan kesekuleran dengan melepaskan jubah keagamaan yang dinilai bisa mengebiri nilai-nilai obyektifitas, Gus Mus tak ingin kehilangan identitas dirinya sebagai seorang muslim. Dia tak segan mengutip sejumlah ayat Al Qur an dan istilah-istilah islam sebagai inspirasi dan bahkan ide pokok dalam puisinya. Mertua dari tokoh Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar-Abdalla ini juga tak sudi menanggalkan kerinduan pada kekasih umat islam sedunia, Muhammad SAW. Begitu pula ia tak ingin melupakan gaya hidup ulama dan sufi yang telah mewarnai dakwah Islam, mereka yang sebenarnya bisa kaya dan bisa kenyang namun memilih miskin dan lapar sebagai jalan hidup untuk mendekatkan diri pada Ilahi, membuat beliau malu jika terbersit sedikit saja perasaan ujub atau bangga hati pada kealiman diri (Bagaimana Aku Menirumu, O Kekasih). Pengritikan pada tindakan-tindakan yang terkesan lupa pada kehakikian manusia yang tak berhak menyiksa dan melaknat, terlihat jelas dalam sajak Allahuakbar. Bukankah sekalipun kita tak pernah diangkat Tuhan sebagai wakil yang boleh menghakimi orang-orang yang berbeda cara pandang? Dikaitkan dengan sajak Ada Apa Dengan Kalian, memberikan kita sinyal tentang pentingnya memisahkan pengertian kata memaksa dan mengajak ke jalan kebaikan. Lewat Sajak Allahuakbar pula, penulis kumpulan cerpen lukisan

3 kaligrafi ini juga ingin mengingatkan bahwa tak ada hasil tafsiran manusia yang layak mendapat predikat kebenaran sejati. Menganggap pemikiran pribadi atau golongan tertentu sebagai hukum mutlak merupakan salah satu contoh nyata tindakan penyekutuan Tuhan dengan diri sendiri. Kita pun tak perlu menyangsikan keabsahan ibadah orang yang berbeda cara ritual, sebab yang berwewenang menilai ibadah seorang hamba hanya Tuhan (Salat). Pembelaan terhadap hukum rokok yang masih samar (atau dibuatbuat samar) juga sempat tertulis dalam salah satu larik sajak Ada Apa Dengan Kalian, namun membandingkan dengan hukum korupsi membuatnya terasa berlebihan. Rokok yang masalah kecil seharusnya dibandingkan dengan masalah yang tak semaha besar korupsi. Sebab dipandang dari mana pun, rokok tetaplah merugikan baik diri sendiri maupun orang lain di sekitar (terlebih yang bukan perokok). Apalagi jika yang merokok termasuk kaum berpendapatan minim, sehingga dalam kasus seperti ini, barang yang menjadikan dua konglomerat pengusahanya berada di deretan orang terkaya di dunia ini boleh dikategorikan barang tak manfaat (atau mudharatnya lebih besar dari manfaatnya), tergolong pemborosan berpredikat siasia. Meskipun di beberapa judul puisi-puisi kawan baik mantan presiden ke-4 RI ini nampak lebih cocok masuk kategori; kalimat bijak, kata mutiara atau bahkan do a, bunga rampai yang tersusun sangat mengasyikkan untuk dilahap siapa saja. Tak bisa pula dipungkiri, kualitas dari tiap karya di buku ini tak kalah dibanding karangan sastrawan-sastrawan kawakan serupa Taufik Ismail, Sutardzi CB, WS Rendra maupun Emha Ainun Nadjib. Mengamati sebuah karya dari orang yang lahir di pesantren memang selalu menghadirkan kenikmatan tersendiri. Sejuk katakata dan sarat pesan-pesan moral merupakan ciri khas yang akan terus ada. Sebagai kyai, A Mustofa bisri telah mampu menyumbangkan racikan-racikan sastra baik berupa puisi maupun

4 cerpen yang berkekuatan mengajak kita memahami kehidupan seraya selalu mengaitkannya dengan prinsip-prinsip sosial yang digariskan Tuhan. Menghargai, menghormati, saling menahan diri, dan tidak mengintimidasi antar sesama. Mengingatkan kita akan kefanaan dunia, kesementaraan segala isi jagat raya, dan ketidaksempurnaan kita yang hanya manusia sehingga tak pantaslah membusungkan dada. Buku Judul : Aku Manusia, kumpulan puisi a. mustofa bisri Penulis : A. Mustofa Bisri Penerbit : Mata Air Publhising, Surabaya Cetakan : I, Desember 2006 Tebal : 78 Halaman Agenda Setting Versus Kekritisan Masyarakat TEORI Agenda Setting dikembangkan oleh Maxwell C. McCombs, seorang profesor peneliti surat kabar dari Universitas Syracuse USA dan Donald L. Shaw, profesor jurnalistik dari Universitas North Carolina USA. Pada 1968, McCombs dan Shaw mengembangkan pendekatan tersebut. Mereka mengamati pemilihan presiden AS saat Richard Nixon berhasil menyisihkan saingannya Rubert Humprey. Beberapa kalangan menilai, kemenangan dalam proses politik ini tidak lepas dari kebiasaan Nixon yang dianggap dapat memanfaatkan media massa. Ia selalu tersenyum ramah pada reporter dan wartawan sehingga gambarnya sering menghiasi media massa. Ia jadi lebih populer, diperhatikan, dan

5 tergolong tokoh yang gampang nampang di media massa. Kemenangan ini memunculkan opini tentang peran penting media massa dalam menonjolkan suatu tokoh atau isu tertentu. Dari sinilah agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media massa dengan perhatian yang diberikan oleh khalayak. Dengan kata lain, yang dianggap penting atau disorot oleh media massa akan dianggap penting pula oleh khalayak (halaman 14). Pendekatan Agenda Setting dimulai dari asumsi bahwa media massa menyaring berita, siaran, artikel, atau tulisan yang akan dipublikasikan. Seleksi ini dilakukan oleh para awak media. Dalam perkembangannya, Agenda Setting media massa menjadi mata rantai mekanisme komunikasi politik dalam beragam pesta demokrasi. Ini erat kaitannya dengan kepemilikan media massa oleh elite partai politik. Hal itu bisa dilihat saat Pemilu dan Pilpres tahun lalu. Saat sejumlah media massa yang merupakan basis pendukung kutub politik berbeda melakukan perang berita. Bahkan hingga sekarang, beberapa media massa besar masih bertarung dalam upaya pembentukan opini publik. Media massa itu memunculkan isu yang sudah terseleksi sebagai hasil Agenda Setting. Tak hanya itu, hasil Agenda Setting ini diolah agar dapat menggiring opini publik ke satu sisi tertentu. Pada saat itulah kekritisan masyarakat diperlukan. Jangan sampai proses pembentukan opini publik yang bertujuan membelenggu kebebasan berpikir terjadi. Kalaupun itu dilakukan, jangan sampai masyarakat masuk dalam jebakan tersebut. Masyarakat harus tetap selektif memilih informasi. Semua kabar atau berita boleh dikonsumsi. Tapi, tidak semua harus dipercaya dan dijadikan patokan dalam melangkah. Khususnya, jika sudah berbicara di ranah politik dan kekuasaan. Tentu saja, karya duet dosen Universitas Airlangga yang

6 memiliki jam terbang tinggi baik di ranah nasional maupun internasional ini tidak melulu bicara tentang komunikasi politik. Karangan dengan tebal 292 halaman ini juga memuat persoalan seputar hubungan antara media dan masyarakat di segala aspek. Mulai dari kultur sosial atau budaya, gaya hidup, hingga ekonomi. Tak dapat dipungkiri, keberadaan media massa di Indonesia saat ini berhubungan dengan roda perekonomian. Bos media selalu punya alasan untuk mengkomersilkan ruang berita atau space media massa yang dia miliki. Lagi-lagi, di dalamnya juga terdapat problematika ekonomi politik maupun politik ekonomi level nasional. Kendali politik dan ekonomi (baca: pasar) selalu menjadi faktor signifikan yang berpengaruh terhadap operasi media. Sementara kepentingan politik dan pasar samasama dikedepankan, maka rakyatlah (penonton atau konsumen media) menjadi target empuk sekaligus komoditas industri media (halaman 158). Sejarah Pers Buku ini juga menguak sejarah pers dan media massa di Indonesia. Momentum yang menarik disimak adalah kemunculan regulasi yang pro pada kepentingan media sebagai imbas perjuangan reformasi. Khususnya, soal kebebasan pers yang kemudian benar-benar dijunjung tinggi. Misalnya, sudah tidak lagi dibutuhkan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Lisensi yang di zaman orde baru dianggap sebagai kutukan terhadap kebebasan berekspresi insan media. Undang-undang (UU) 40 tahun 1999 tentang Pers dan UU 32 tentang penyiaran adalah dua anak emas reformasi. Awak media sanggup bernafas lega karena terlepas dari kungkungan regulasi ketat pemerintah. Sebagai misal, radio dan televisi swasta yang awalnya tidak boleh serampangan membuat berita dan sering diwajibkan merelay informasi dari TVRI dan RRI saja, di masa reformasi menjadi lebih merdeka. Mereka bahkan boleh berkolaborasi dengan media asing seperti BBC dan VOA (halaman

7 87). Pers dalam jenis apapun: media cetak, elektronik, radio, televisi, dan lain sebagainya, mendapat angin segar reformasi. Kebebasan yang selama puluhan tahun dikekang akhirnya bisa dicapai. Mereka yang sudah lama dipaksa seiya-sekata pun kini memiliki sayap untuk mencapai tujuannya masing-masing. Termasuk, tujuan politik. (*) Buku Judul : Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi Penulis : Henry Subiakto & Rachmah Ida Cetakan : II, 2014 Tebal : xii Halaman Penerbit : Kencana Prenada Media Group Jakarta ISBN : Dari Slilit Sampai Analogi Pengelolaan Hasil Bumi Emha Ainun Nadjib adalah budayawan multi talenta. Pria kelahiran Jombang yang akrab disapa Cak Nun ini lihai membuat cerpen, puisi, esai, naskah teater, dan kerap menggubah lirik lagu. Bersama grup musik Kiai Kanjeng, Cak Nun melanglang buana di penjuru dunia. Menyuguhkan musik memikat yang diracik dengan sholawat. Tak hanya itu, diskusi Maiyah yang turut digagasnya sejak lebih dari sedekade silam terus mengalami perkembangan.

8 Maiyah adalah sebuah aktifitas sarasehan yang digelar di sejumlah kota. Kegiatan ini memungkinkan semua hadirin melontarkan pendapat tentang persoalan bangsa. Baik di level mikro maupun makro. Untuk kemudian, dipikirkan bersama solusinya. Atau paling tidak, dirumuskan bagaimana seharusnya masyarakat menyikapi keadaan negeri yang dengan kondusifitas fluktuatif. Di Surabaya, Maiyah dikenal dengan sebutan Bang-Bang Wetan. Di Jombang disebut Padhang Mbulan, di Jakarta dikenal dengan Kenduri Cinta, di Yogyakarta bernama Mocopat Syafaat, di Malang ada Obor Ilahi, dan ragam sebutan di kota-kota lain berdasar kearifan lokal masing-masing. Adapun Slilit Sang Kiai adalah salah satu bukti kepiawaian Cak Nun berbahasa tulis. Pada kata pengantar, dituturkan bahwa Slilit Sang Kiai merupakan kumpulan kolom. Ini bukan karya yang dimaksudkan menjadi sebuah buku yang utuh. Tak heran, tema yang dibahas beraneka rupa dan terkesan melompat-lompat. Secara umum, topik buku yang pertama kali terbit pada 1991 ini berkutat soal problem yang membelit Indonesia dan alternatif cara mengatasinya. Terdapat banyak retorika dan pengandaian. Tak ayal, dalam beberapa artikel, pembaca mesti melakukan kontemplasi untuk memahaminya. Artikel pembuka berjudul sama dengan buku ini: Slilit Sang Kiai. Berkisah tentang kerisauan seorang Kiai. Pemuka agama itu secara tidak sengaja mencomot potongan kecil kayu di pagar orang. Kayu kecil seukuran tusuk gigi itu digunakannya untuk membersihkan slilit yang ada di sela-sela gigi seusai memimpin dan makan di acara kenduri salah satu warga. Aku tak sempat minta maaf kepada yang empunya perihal tindakan mencuri itu. Apakah Allah akan mengampuniku? (hal. 18). Kutipan tersebut dihaturkan pemuka agama yang baru meninggal

9 dalam mimpi para santri. Cerita itu memberi pelajaran dan bahan renungan bagi murid-murid. Mereka membayangkan, betapa tambah sedihnya sang Kiai bila kayu yang dicuri sebesar batang gelondongan di hutan Kalimantan. Apa yang disampaikan dalam artikel tersebut menyentuh aspek spiritual yang sifatnya ketuhanan. Poin serupa tampak pada banyak tulisan lain. Misalnya, dalam Berniaga dengan dan dalam Allah (hal. 21), Allah Maha Menepati Janji (hal. 148), Bumi Tuhan (hal. 303), dan lain sebagainya. Tak hanya soal spiritual ketuhanan yang bisa dibilang berada pada ranah hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah atau Tuhan). Pandangan Cak Nun di ranah hablumminannas (hubungan manusia dengan manusia) juga terlihat dalam sejumlah artikel. Misalnya, yang tertuang di Watak Dialog (hal. 47). Di artikel tersebut, Cak Nun mengutip garis besar pemikiran buku berjudul Dialog Sunnah Syiah. Lelaki yang lahir pada 27 Mei 1953 tersebut menyampaikan, terdapat makna yang dapat dipetik dari dialog antara ulama Syiah As-Sayyid Syarafuddin Al-Musawi Al- Amili dan ulama jumhur Syaikh Bisri Al Maliki. Betapa perbincangan mereka tidak didasari dengan upaya gesekan dan usaha menjatuhkan lawan berbicara. Sebaliknya, yang ada adalah semangat mencari kebenaran, kesiapan untuk menyaksikan kekeliruan diri, rileksitas untuk menerima perbedaan, serta keikhlasan menginsyafi kekurangan pribadi. Faktor-faktor positif semacam itu seperti menguap dalam fenomena masa kini. Di mana perdebatan hanya menjadi konstelasi saling hujat dan menghina satu sama lain. Perbedaan bukan diposisikan sebagai anugerah, melainkan didaulat sebagai jurang pemisah. Sementara itu, salah satu dari 69 kolom di buku ini mencerminkan kondisi pengelolaan hasil bumi di Indonesia. Kebetulan, saat ini sedang gonjang-ganjing isu freeport, salah satu perusahaan Amerika Serikat yang aktif mengeruk hasil bumi

10 di Papua. Dalam artikel berjudul Tamu Entah Siapa (hal. 97), Cak Nun membuat fragmen singkat. Dikemukakan, ada seorang tamu yang digdaya, meminta izin pada tuan rumah, untuk menggali tanah di bawah rumahnya. Di bawah tanah rumahmu ini terdapat barang yang amat berharga. Tetapi, karena kau tak mampu dan tak punya biaya untuk menggalinya sendiri, sebaiknya akulah yang mengerjakannya (hal. 97). Dijelaskan, si tuan rumah, sempat diingatkan oleh salah satu anggota keluarganya tentang risiko jangka panjang. Namun, dia mengabaikan saran tersebut. Hingga pada suatu waktu, seseorang menyindirnya: Engkau tertidur dalam bangunanmu, engkau membangun dunia yang akan menjadi semu dalam kurun waktu (hal. 99). Apa yang disampaikan dalam artikel itu mengesankan, dalam melakukan pengelolaan hasil bumi di Indonesia, terdapat banyak aspek yang mesti diperhatikan. Termasuk, soal masa depan bangsa dan kondisi multi sektor lain di masa datang yang harus dipertimbangkan. Buku Judul: Slilit Sang Kiai Penulis: Emha Ainun Nadjib Penerbit: Mizan Pustaka Tahun: Edisi baru, 2015 Tebal: 312 halaman

11 Menghirup Kearifan Agama- Agama di Dunia Secara subyektif, tiap pemeluk agama pasti merasa ajaran yang dianutnya paling benar. Ini soal keyakinan. Jadi, tidak perlu diperdebatkan. Sebaliknya, bila secara serampangan seseorang menganggap semua agama benar, agama pun tak ubahnya seperti baju. Sehingga, bisa diganti-ganti sesuka hati. Dalihnya, semua sama benarnya. Tinggal pilih, yang mana yang disuka pagi ini, siang, atau sore nanti. Di titik ini, hilanglah kesakralan agama. Punahlah keintiman makhluk untuk menyembah Tuhan dengan segala ritual yang diklaim sebagai kepasrahan tertinggi. Di sisi lain, mesti diakui pula bahwa ada misi perdamaian yang dibawa oleh semua agama. Bila kemudian dalam ajaran masingmasing ada celah: sebut saja penonjolan aspek superioritas, itu hal lain. Yang jelas, tiap agama memiliki kearifan atau kebijaksanaan universal. Semua agama memfatwakan tentang perlunya manusia saling berbuat baik. Tak hanya pada manusia lain, namun juga pada makhluk hidup yang telah diciptakan. Termasuk, hewan, tumbuhan, dan segala kreasi lain umat manusia. Semua mesti dimanfaatkan untuk kemaslahatan peradaban. Bukan demi kerakusan dan kenikmatan sesaat. Agama mengajarkan bagaimana saling menjaga, bukan saling menghancurkan. Bahkan, terhadap mereka yang berbeda pandangan. Setidaknya, ungkapan di paragraf-paragraf awal tadi menjadi salah satu butir kesimpulan buku Agama-Agama Manusia yang disusun oleh Huston Smith. Lelaki kelahiran Tiongkok ini meringkas poin-poin luhur tiap agama yang ada dunia. Setidaknya, ada delapan agama yang kena sorot. Yakni, Hindu, Budha, Taoisme, Islam, Konfusianisme, Yahudi, Kristen, dan Agama-Agama Primal (Purba). Bahwa agama ingin membawa

12 perubahan yang baik di dunia, merupakan kunci klise benang merah semua agama di dunia. Walau demikian, tak sedikit pula kemiripan agama satu dengan yang lain. Misalnya, saat Yesus Kristus yang dianggap sebagai Tuhan oleh umat Kristiani, berkata, Perlakukanlah orang lain sebagaimana kau ingin orang lain memperlakukanmu,. Sementara Nabi Muhammad SAW pernah berpesan, yang termaktub dalam satu riwayat hadist dan diterjemahkan bebas: tidak sempurna keimanan seseorang sampai dia mencintai sesama selayaknya mencintai dirinya sendiri. Pada bagian lain, terdapat pula kesamaan karakteristik sosok panutan sejumlah agama. Bodhisatva, contohnya. Dia pernah digambarkan sebagai penggembala yang baik. Tak ubahnya Yesus Kristus. Bertolak dari sini, dapat dimaknai, kesamaan Kristen dan Budhisme sejatinya lebih kompleks dari pada yang kasat mata (Hal. 351). Belajar Sejarah Yang tak kalah menarik dari buku ini adalah dipaparkannya sejarah dan seluk beluk agama di dunia. Termasuk, soal Konfusianisme yang berawal dari pengkultusan seorang bernama Kung fu-tzu atau Kung Sang Guru. Masyarakat Tiongkok, yang mensucikan orang ini, memuja namanya sebagai Guru Pertama. Bukan berdasar kronologi waktu. Karena sebelumnya, sudah banyak guru-guru yang lain. Melainkan, dari aspek kualitas. Dia adalah manusia biasa yang memiliki ajaran lintas bidang. Khususnya, di ranah kebijaksanaan. Pemerintah Tiongkok saat ini pun sudah dipengaruhi pemikiran Konfisius dengan begitu dalam. Tidak ada tokoh lain yang merasuk dalam perspektif tata kelola pemerintahan lelaki asal provinsi Shantung tersebut (hal. 172). Tak ayal, banyak pemikir yang menobatkannya sebagai salah satu intelektual penting dunia. Disinggung pula tentang Yahudi yang berkiblat pada sosok Nabi Musa. Selain soal sejarahnya, disampaikan pula keunikan dari

13 agama monoteisme ini. Umpamanya, seperti terkutip pada salah satu ayat di kitabnya. Di sana, digambarkan betapa Maha Kasihnya Tuhan. Tuhan yang mereka yakini sangat mencintai ciptaannya. Maka itu, manusia dianggap sebagai anak-anak kesayangan (hal. 317). Aku-lah yang mengajari Efraim berjalan. Aku menggendong mereka dibuaianku; Aku membimbing meeka dengan tali kebaikan manusia, dengan balutan-balutan cinta (Hosea, 11:3) Tak ketinggalan, dijabarkan tentang ragam dalam agama atau ajaran tertentu. Tak hanya soal Kristen yang memiliki sejumlah macam: Katholik, Orthodok, dan Protestan. Namun juga, soal varian dan metode umat Islam mendekatkan diri pada Tuhan. Di dalamnya, ada paham sufisme. Idiom sufisme yang mengacu pada perspektif para sufi ini memiliki akar kata Suf. Artinya, kain wol dari kulit binatang. Bahan dasar pakaian yang bersahaja atau sederhana. Golongan sufi, konon, memilih pakaian wol sebagai bentuk protes pada para pejabat di masanya yang suka memakai kain sutra dan satin: yang dianggap simbol kemewahan. Para sufi memilih untuk zuhud: tidak suka bermewah-mewah. Sebab, kemegahan duniawi kerap menipu dan membuat penyukanya mabuk. Dalam banyak kasus, sukses membuat manusia menjadi zalim. (*) Buku Judul: Agama-Agama Manusia Penulis: Huston Smith Penerjemah: FX Dono Sunardi dan Satrio Wahono Penerbit: Serambi Ilmu Semesta Tahun: Desember 2015 Tebal: 433 Halaman

14 Belajar Bijak dari Karya Cak Nun UNAIR NEWS Bila berkunjung ke toko buku, kumpulan esai Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) adalah koleksi yang paling gampang ditemui. Slilit Sang Kiai, Markesot Bertutur, dan Markesot Bertutur Lagi adalah beberapa di antaranya. Yang menarik, tulisan-tulisan tersebut adalah karya lama. Kemudian, dicetak ulang, lagi dan lagi. Artinya, terdapat proses menembus zaman di sana. Pada April 2013 lalu, kumpulan esai yang kembali diterbitkan Penerbit Buku Kompas berjudul Indonesia Bagian Dari Desa Saya. Sebelumnya, mushaf tersebut sudah dua kali terbit. Yakni, pada 1983 dan Di dalamnya, terdapat 27 esai karya suami Novia Kolopaking ini. Rata-rata ditulis pada rentang 1970-an atau saat lelaki kelahiran 1953 ini masih berumur kepala dua. Alasan Penerbit Buku Kompas menerbitkan buku ini sama dengan penerbit lain yang mencetak ulang buku budayawan kelahiran Jombang ini adalah karena tulisan ayah dari Noe Letto tersebut dianggap masih relevan dengan kondisi kekinian. Mungkin dapat ditambahkan pula alasan lain. Yakni, pasar untuk buku Cak Nun. Jamaah Maiyah, sebutan bagi penyuka pengajian yang turut digelorakannya, tergolong loyal dan makin membesar hingga kini. Pengajian yang biasa pula disebut Maiyahan ini digelar di sejumlah kota tiap bulan sekali. Antara lain di Jakarta (dengan nama Kenduri Cinta), Surabaya (Bangbang Wetan), Yogyakarta (Mocopat Syafaat), Malang (Obor Ilahi), Jombang (Padhang Mbulan), Semarang (Gambang Syafaat), dan lain sebagainya.

15 Mengupas Indonesia Bagian dari Desa Saya Membaca tulisan demi tulisan di Indonesia Bagian dari Desa Saya, membuka pengetahuan tentang karakter rural dan urban di masa lalu. Sejak 1970-an, ketercampuran kultur sudah menjadi perhatian di masyarakat. Gengsi-gengsian, sok-sokan, narsis, dan anggapan jika yang modern adalah yang paling benar, sudah mulai mengakar pada masa itu. Saat itu, orang desa berbondong-bondong beli televisi padahal belum paham bahasa Indonesia yang digunakan di TV. Mereka jor-joran beli sepeda motor padahal rumahnya masih gedek. Melalui tulisannya, Cak Nun memprediksi jika kemutakhiran teknologi dan budaya asing yang terus merangsek bakal membuat zaman makin edan. Dalam catatan penulis, dia mengatakan kalau zaman edan di masa lalu membuat kepala orang pusing. Sedangkan zaman edan sekarang ini sukses membuat kepala nyaris pecah (hal: XIII). Kebersamaan, pengakraban, penyatuan, komitmen, solidaritas dengan sesama, dan kearifan lokal terancam luntur. Sudah tak mungkin mencari pedagang cendol yang tidak berkenan cendolnya diborong Pak Kyai di pagi hari, karena takut mengecewakan calon pembelinya di siang hari (Kebijaksanaan Cendol, hal. 57) Dalam esai Indonesia Bagian Dari Desa Saya (hal: 248), Cak Nun mencuplik fenomena politik uang jelang pemilu yang terjadi di desa lebih dari tiga dekade silam. Ada seorang calon legislatif yang membagi-bagikan uang pada masyarakat seraya berteriak, Ini saya belum jadi anggota DPR, saudara sudah saya kasih uang cuma-cuma. Bayangkan jika saya sudah menjadi anggota dewan?! Coba bandingkan dengan kondisi saat ini. Kabarnya, di sejumlah kota di Jatim, banyak klub senam ibu-ibu PKK yang mendatangi para calon anggota dewan. Mereka berjanji akan memilih anggota dewan tersebut asal dia sudi mengucurkan bantuan dana.

16 Ternyata, satu klub senam tidak hanya mendatangi satu calon atau satu partai. Satu klub senam bisa berjanji (atau membual) pada beberapa calon atau partai. Fenomena ini setidaknya menunjukkan jika masyarakat sudah cerdas dan tidak sudi dikibuli politik uang. Lebih dari itu, mereka malah memperdaya banyak politisi dan partai. Jika dulu, yang main politik uang adalah politisi. Saat ini, elemen masyarakat yang menguangkan politik. Menyentil Religiusitas Buku ini memiliki bidang bahasan yang berlapis-lapis. Keistimewaan ini tentu tak lepas dari pengetahuan dan pengalaman Cak Nun yang beraneka rupa dari berbagai sisi. Pria yang kini berdomisili di Kadipiro Yogyakarta ini adalah seorang pengamat negara, budayawan, seniman, dan sering juga ditahbiskan orang sebagai pemuka agama. Maka itu, dia tak hanya sanggup memelototi perkara teknologi modern, ekonomi pasar, politik hingga kultur. Namun juga menyentil soal religiusitas. Di esai Berkatalah Sufi: Ia mati, Alhamdulillah (hal: 234), terdapat pandangan yang satir sekaligus sufistik. Betapa saat ini sebagian orang masih berpikiran bahwa kenyaman hidup yang bersifat materi adalah tujuan utama. Manusia ikhlas bersusah payah untuk mendapatkan hidup yang serba foya-foya di masa datang. Bahkan, ibadah bukan lagi menjadi suatu yang sakral atau ruang intim antara Tuhan dan hamba. Melainkan sudah menjadi sematamata alat atau sarana meminta semua yang enak-enak di dunia ini. Agama jadi cermin materialisme yang didekap makhluk. (*)

17 Cinta Surabaya, Alumnus Sosiologi Ini Buat Buku Tentang Kota Pahlawan Dhahana Adi Pungkas alias Ipung, alumnus Sosiologi FISIP Unair, memiliki kecintaan yang luar biasa pada Surabaya. Maka itu, pada 2013 lalu, dia menerbitkan buku berjudul Surabaya Punya Cerita Volume 1. Tak sampai di situ, pada November lalu, lelaki yang betah melek ini meluncurkan penurus buku tersebut. Judulnya, Surabaya Punya Cerita Volume 2 1/2. Mungkin akan ada pertanyaan, mengapa volume 2 1/2? Padahal, buku sebelumnya, volume 1. Ternyata, ini hanya upaya Ipung membuat pembeda dengan buku-buku yang lain. Jadi, setelah volume 1, tidak harus volume 2, kan? Ipung ingin membuat sekuel yang segar dan lain dari yang lain. Dhahana Adi Pungkas. (Foto: tribunnews.com) Sejarah dan cerita tentang kota harus dikemas dengan baik. Tujuannya, jangan sampai orang menjadi jenuh dan malas untuk memahami topik ini, papar Ipung. Dua buku Ipung itu bercerita tentang seluk-beluk Surabaya. Dari A sampai Z. Dia berharap, beberapa waktu ke depan, dapat membuat lanjutan dari buku terakhir. Dalam buku Surabaya Punya Cerita Volume 2 1/2, terdapat mini biografi Iqbal Rais. Salah seorang sineas muda asal Surabaya yang telah meninggal dunia. Iqbal, kata Ipung, merupakan sosok yang turut menginspirasi kawan-kawan di UKM Sinematografi Unair saat ini.

Target Pascasarjana, 2018 Semua Prodi Terakreditasi A

Target Pascasarjana, 2018 Semua Prodi Terakreditasi A Target Pascasarjana, 2018 Semua Prodi Terakreditasi A UNAIR NEWS Sekolah Pascasarjana berupaya terus meningkatkan akreditasi. Hingga saat ini, terdapat dua belas program studi di sana. Satu memiliki akreditasi

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN SARANA DAN PRASARANA DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bagian bentuk seni yang kehadirannya untuk diapresiasi. Artinya, kehadiran karya sastra untuk dimanfaatkan, dinikmati, dihargai, dan dikaji. Karya

Lebih terperinci

Berkelana Dalam Perenungan Gus Mus

Berkelana Dalam Perenungan Gus Mus Berkelana Dalam Perenungan Gus Mus Kita tak perlu memeras otak atau mengerutkan kening untuk memahami puisi-puisi A Mustofa Bisri yang termaktub di kumpulan ini. Tidak seperti penyair-penyair yang sering

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Hasil Wawancara. 1. Sejak kapan Mbah Nun rutin mengadakan acara maiyahan?

Lampiran 1 : Hasil Wawancara. 1. Sejak kapan Mbah Nun rutin mengadakan acara maiyahan? Lampiran 1 : Hasil Wawancara Narasumber : Helmi Mustofa Progress Sekretariat Cak Nun dan Kiai Kanjeng Waktu : 10 April 2017 1. Sejak kapan Mbah Nun rutin mengadakan acara maiyahan? Jawab : Padhang mbulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD 1. Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad atau GM lahir di Batang, pada tanggal 29 Juli 1941. Saat masih duduk di bangku SMA dalam usia 17 tahun GM menulis

Lebih terperinci

BNN dan UNAIR Selenggarakan Seminar Penanggulangan Narkoba

BNN dan UNAIR Selenggarakan Seminar Penanggulangan Narkoba BNN dan UNAIR Selenggarakan Seminar Penanggulangan Narkoba UNAIR NEWS Narkoba adalah musuh bersama, tak terkecuali generasi muda. Dewasa ini, tak sedikit dari generasi muda yang terjangkit dengan persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya 78 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan simpulan dalam penelitian ini serta saran dari peneliti terkait penggunaan puisi dalam pembelajaran. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan

Lebih terperinci

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun 70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERAYAAN NATAL NASIONAL DI PLENARY HALL JAKARTA CONVENTION

Lebih terperinci

Gali Inspirasi dari Negeri Sakura

Gali Inspirasi dari Negeri Sakura Gali Inspirasi dari Negeri Sakura Tak salah bila banyak anggapan menyebut Jepang adalah sebuah negara yang berkarakter kuat dan memiliki ciri khas yang mencolok. Dari segi seni, cara berpakaian, dan kreatifitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat di era modern. Informasi menambah pengetahuan masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan dalam kehidupan

Lebih terperinci

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA MTPJ 13-19 Juli 2014 TEMA BULANAN: Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan TEMA MINGGUAN : Kejujuran Sebagai Senjata Melawan Korupsi Bahan Alkitab: Keluaran 22:1-5; Kisah Para Rasul 5:1-11 ALASAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia) menyatakan dalam Artikel Sastra

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah, BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Novel biografi Menapak Jejak Amien Rais Persembahan Seorang Putri Untuk Ayah Tercinta mengisahkan perjalanan hidup seorang Amien Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014 Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SILATURAHIM DAN BUKA PUASA BERSAMA DENGAN PARA PIMPINAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Buka Puasa Bersama dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 3 Agustus 2011 Rabu, 03 Agustus 2011

Sambutan Presiden RI pada Buka Puasa Bersama dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 3 Agustus 2011 Rabu, 03 Agustus 2011 Sambutan Presiden RI pada Buka Puasa Bersama dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 3 Agustus 2011 Rabu, 03 Agustus 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHIM DAN BUKA PUASA BERSAMA

Lebih terperinci

Lantas, bagaimanakah mencari sosok-sosok pemimpin terbaik yang akan berkumpul. DPR, Para Pemimpin Terbaik Untuk Kemajuan Indonesia (322/S)

Lantas, bagaimanakah mencari sosok-sosok pemimpin terbaik yang akan berkumpul. DPR, Para Pemimpin Terbaik Untuk Kemajuan Indonesia (322/S) KOPI - Dalam pemerintahan Indonesia, DPR adalah salah satu pemegang peranan yang penting sebagai wakil-wakil rakyat yang duduk di parlemen untuk memberikan sumbangsih kemajuan bangsa. DPR bukan hanya dituntut

Lebih terperinci

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan dari bab 1 sampai bab 4 peneliti dapat mengambil kesimpulan

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan dari bab 1 sampai bab 4 peneliti dapat mengambil kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan dari bab 1 sampai bab 4 peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Unsur Intrinsik dalam Novel Ipung a. Tema: tema dari novel Ipung tergolong ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN DHARMA SHANTI NASIONAL HARI RAYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan agama menjadi penting dalam suatu kehidupan bernegara karena agama

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan agama menjadi penting dalam suatu kehidupan bernegara karena agama BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan bukan hanya sebagai makhluk individu, tetapi juga sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra Indonesia telah bermula sejak abad 20 dan menjadi salah satu bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Sastra Indonesia telah mengalami perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif yang dibuat berdasarkan imajinasi dunia lain dan dunia nyata sangat berbeda tetapi saling terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan dalam kehidupannya, baik informasi umum maupun infomasi agama. Segala informasi tersebut dapat

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010 Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR'AN (MTQ) TINGKAT NASIONAL KE-XXIII TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia yang senantiasa membutuhkan informasi yang dapat memperkaya hidupnya. Media merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan aset, anak adalah titisan darah orang tua, anak adalah warisan, dan anak adalah makhluk kecil ciptaan Tuhan yang kelak menggantikan peran orang tua sebagai

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

Tanggal 17 Agustus Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Tanggal 17 Agustus Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita sekalian. BUPATI KULON PROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA 17 AGUSTUS 2014 DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN R I TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Tanggal 17 Agustus 2014 Assalamu

Lebih terperinci

STUDI PEMIKIRAN DAKWAH K.H. MUSTOFA BISRI DALAM BUKU MEMBUKA PINTU LANGIT

STUDI PEMIKIRAN DAKWAH K.H. MUSTOFA BISRI DALAM BUKU MEMBUKA PINTU LANGIT STUDI PEMIKIRAN DAKWAH K.H. MUSTOFA BISRI DALAM BUKU MEMBUKA PINTU LANGIT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi

Lebih terperinci

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan September 2013 Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan jurnalistik. Jurnalistik dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cinta Tanah Air dan bangsa menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin membuat sesuatu yang mengharumkan tanah air dan bangsa.

Lebih terperinci

Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:... (Yosua 1:1)

Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:... (Yosua 1:1) Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:... (Yosua 1:1) Manusia itu terbatas, seberapa kuat tenaganya, betapa hebatnya beliau pelayanan, betapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk komunikasi tersebut dapat berupa simbol dan tanda-tanda dalam

Lebih terperinci

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL A.1. Pluralitas Agama di Indonesia Pluralitas agama merupakan sebuah realita yang wajib digumuli. Berbagai agama besar yang pemeluknya tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 www.juraganles.com I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Bacalah penggalan pidato berikut! Hadirin yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Melalui analisis, dapat terlihat berbagai kritik sosial yang diungkapkan oleh SGA dalam Kalatidha. Kritik dalam Kalatidha dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media

Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media Buku inspiratif yang mengulas peran perempuan untuk gerakan literasi media. Kaya akan pengalaman baru. Sayang, kurang jeli dalam

Lebih terperinci

Contoh Pidato Persuasif : Kebersihan Lingkungan

Contoh Pidato Persuasif : Kebersihan Lingkungan Contoh Pidato Persuasif : Kebersihan Lingkungan Assalamualaikum wr.wb Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Surakarta, yang saya hormati Bapak Ibu guru dan karyawan SMA Negeri 5 Surakarta, dan

Lebih terperinci

I. YOSUA TELAH MENAATI SEMUA PERINTAH ALLAH

I. YOSUA TELAH MENAATI SEMUA PERINTAH ALLAH Yang paling ditakutkan kita adalah apabila orang-orang yang dipakai begitu luar biasa oleh Tuhan pada masa mudanya, namun begitu lanjut usia justru mengecewakan Tuhan. Tidak jarang kita menemukan contoh-contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULULAN. sebenarnya ada makna yang terkandung di dalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran

BAB I PENDAHULULAN. sebenarnya ada makna yang terkandung di dalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran BAB I PENDAHULULAN A. Latar Belakang Komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk menyampaikan pesan yang ditujukan pada sasaran, tetapi komunikasi juga berarti makna dan proses. Ketika seseorang mengirimkan

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN PESTA KESENIAN BALI KE-35 DI ART CENTRE, ARDHA

Lebih terperinci

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th. Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang Roma 8:31-39 Pdt. Andi Halim, S.Th. Umumnya saat mendengar kata pemenang kita berpikir itu adalah orang yang hebat, yang berprestasi, dan yang luar biasa. Inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin terdengar biasa di telinga, sebutan yang sepintas telah biasa didengar di berbagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu.

Lebih terperinci

Berkelana Dalam Perenungan Gus Mus

Berkelana Dalam Perenungan Gus Mus Berkelana Dalam Perenungan Gus Mus Kita tak perlu memeras otak atau mengerutkan kening untuk memahami puisi-puisi A Mustofa Bisri yang termaktub di kumpulan ini. Tidak seperti penyair-penyair yang sering

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tgl 5 Feb. 2014, di Pekalongan Rabu, 05 Pebruari 2014

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tgl 5 Feb. 2014, di Pekalongan Rabu, 05 Pebruari 2014 Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tgl 5 Feb. 2014, di Pekalongan Rabu, 05 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1435 H DI

Lebih terperinci

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin ISNET: Islamic Network Website Alif Muttaqin LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manär. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan dan penyebarluasan artikel ini dengan

Lebih terperinci

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid MUSYAWARAH DAN PARTISIPASI PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid Salah satu kebenaran pokok dalam kehidupan adalah bahwa setiap keberhasilan senantiasa menuntut semangat pengorbanan. Tanpa semangat itu, keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak

BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak dilakukan oleh para jurnalis dalam tugasnya sehari-hari. Jurnalisme kloning merupakan aktivitas tukar menukar

Lebih terperinci

Perayaan Dwiabad Agama Baha i: Pentingnya Persatuan Manusia. Musdah Mulia

Perayaan Dwiabad Agama Baha i: Pentingnya Persatuan Manusia. Musdah Mulia 1 Perayaan Dwiabad Agama Baha i: Pentingnya Persatuan Manusia Musdah Mulia Hari ini umat Baha i di seluruh dunia berada dalam suka cita merayakan dwiabad atau genap 200 tahun kelahiran Baha ullah. Untuk

Lebih terperinci

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci

MENDENGARKAN HATI NURANI

MENDENGARKAN HATI NURANI Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor Kep-IX / Kongres XIX /2013 tentang Partisipasi Dalam Partai Politik dan Pemilu Wanita Katolik Republik Indonesia MENDENGARKAN HATI NURANI Ibu-ibu segenap Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Paradigma inilah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Paradigma inilah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang asing bagi kita. Kita mengenal bentuk dan produk bahasa tulis yang akrab dalam kehidupan kita, seperti artikel,

Lebih terperinci

Muslimah Keren _MUSLIMAH KEREN_RM pdf 1 5/17/2017 5:29:17 PM

Muslimah Keren _MUSLIMAH KEREN_RM pdf 1 5/17/2017 5:29:17 PM Muslimah Keren Muslimah Keren @muslimahkeren1 Karena Taat, Tak Menghalangimu untuk Menjadi Hebat Hana Hanifah @hana_hanifah26 Penerbit PT Elex Media Komputindo Muslimah Keren Hana Hanifah 2017, PT Elex

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kesemua lapisan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SARASEHAN JURNALISTIK RAMADHAN TAHUN 2016

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SARASEHAN JURNALISTIK RAMADHAN TAHUN 2016 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SARASEHAN JURNALISTIK RAMADHAN TAHUN 2016 TANGGAL 12 JUNI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Bismilahirrohmanirrohim,

Lebih terperinci

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pula masuk ke negara Indonesia. Globalisasi sistem pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian tentang pendidikan adalah sebuah kajian yang tidak pernah selesai untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu pada pendidikan

Lebih terperinci

Ada Sundel Bolong di Banjir Karya Volume 04

Ada Sundel Bolong di Banjir Karya Volume 04 Ada Sundel Bolong di Banjir Karya Volume 04 UNAIR NEWS Apa jadinya jika sesosok sundel bolong terobsesi untuk makan sate? Tak ayal, kesan menyeramkan yang lekat pada salah satu jenis hantu khas nusantara

Lebih terperinci

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, hasil temuan penulis dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. Anggoro yaitu berupa makna pesan dakwah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umat Islam. Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM

BAB I PENDAHULUAN. umat Islam. Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dakwah seyogyanya melihat apa yang menjadi kebutuhan dan kondisi umat Islam. Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM nya cukup tinggi

Lebih terperinci