BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengaruh penggunaan derivatif keuangan, board of director, return on

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan, Selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh penggunaan derivatif keuangan, board of director, return on asset dan pemeriksaan pajak terhadap penghindaran pajak perusahaan. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode B. Statistik Deskriptif Dalam penelitian ini statistik descriptif bertujuan untuk menjabarkan nilai minimal, maksimal, nilai rata-rata (Mean), dan standar deviasi dari variabel penelitian. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan. Penelitian ini menggunakan variabel penggunaan derivatif keuangan, board of director, return on asset, dan pemeriksaan pajak sebagai variabel independen. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penghindaran pajak perusahaan. Berikut analisis deskriptif yang diperoleh : 54

2 55 TABEL 4.1 HASIL STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation FVDR BOD ROA PEMPJK CETR Valid N (listwise) 65 Sumber : output spss 21 Berdasarkan Tabel 4.1 dari data output deskritif dapat diketahui deskripsi dari masing-masing variabel yaitu sebagai berikut : 1. N = 65, artinya jumlah data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar 65 sampel yang terdiri dari 13 perusahaan manufaktur selama 5 periode yaitu tahun Penghindaran Pajak (CASH ETR) Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif di atas, CETR memiliki nilai minimum sebesar terdapat pada perusahaan BRAM dan nilai maximumnya sebesar terdapat pada perusahaan ASII. CETR memiliki nilai rata-rata sebesar Nilai rata-rata tersebut mendekati nilai minimumnya sehingga rata-rata perusahaan manufaktur memiliki nilai CETR yang rendah dengan standar deviasinya sebesar

3 56 3. Penggunaan Derivatif Keuangan (FVDR) Berdasarkan pengujian statistik deskriptif diatas, FVDR memiliki nilai Minimum sebesar terdapat pada perusahaan INDR dan nilai Maximumnya sebesar terdapat pada perusahaan UNVR. FVDR memiliki nilai rata-rata adalah sebesar Nilai ratarata tersebut mendekati nilai minimumnya sehingga rata-rata perusahaan manufaktur memiliki nilai FVDR yang rendah dengan standar deviasinya sebesar Board Of Director (BOD) Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas, BOD memiliki nilai minimum sebanyak 2 orang terdapat pada perusahaan INDR dan nilai maksimumnya sebesar 10 orang terdapat pada perusahaan UNVR. BOD memiliki nilai rata-rata sebesar Nilai rata-rata tersebut mendekati nilai minimumnya sehingga rata-rata perusahaan manufaktur memiliki BOD yang rendah dengan standar deviasinya sebesar Return On Aseet (ROA) Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas, ROA memiliki nilai minimum sebesar terdapat pada perusahaan AUTO dan nilai maksimumnya sebesar terdapat pada perusahaan INDR. FVDR memiliki nilai rata-rata sebesar Nilai rata-rata tersebut mendekati nilai minimumnya sehingga rata-rata perusahaan

4 57 manufaktur memiliki nilai ROA yang rendah dengan standar deviasinya sebesar Pemeriksaan Pajak Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif diatas, karena diukur dengan menggunakan dummy variabel dimana hanya memiliki dua angka yaitu 0 dan 1, sehingga di dapat nilai minimum dan maximumnya sebesar dan sedangkan nilai rataratanya sebesar dan standar deviasi sebesar C. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan metode One Sample Kolmogorov- Smirnov. Pengambilan keputusan untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut: a. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka data berdistribusi normal. b. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

5 58 TABEL 4.2 HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN KOLMOGOROVSMIRNOV One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sumber : Output SPSS 21 Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov berdasarkan Tabel 4.2 adalah dan nilai Asymp. Sig. (2 tailed) sebesar lebih besar dari 0.05, maka data berdistribusi normal. Unstandardized Residual N 65 Normal Mean Parameters a,b Std Most Extreme Differences Deviation Absolute.126 Positive.126 Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed).250 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 2. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik, seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Influence Factor) dan Tolerance. Bila nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,10 maka model regresi yang digunakan terbebas dari masalah multikolineraritas.

6 59 TABEL 4.3 HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Coefficients a Model 1 (Constant) Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Std. B Error Beta t Sig. Tolerance VIF FVDR BOD ROA PEMPJK a. Dependent Variable: CETR Sumber: Output SPSS 21 Hasil dari pengujian diatas, nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar setiap variabel independen. Nilai VIF (Variance Inflation Factor) juga menunjukkan tidak ada variabel yang nilai VIF nya lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini variabel independen tidak mengandung multikolonieritas. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Masalah uji autokorelasi sering timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW

7 60 Test), Santoso (2012) menyatakan bahwa jika nilai DW berada diantara -2 sampai 2, maka data tidak mengandung autokorelasi. Hasil uji autokorelasi sebagai berikut: TABEL 4.4 HASIL UJI AUTOKORELASI Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson a a. Predictors: (Constant), PEMPJK, FVDR, ROA, BOD b. Dependent Variable: CETR Sumber : output spss 21 Berdasarkan pada Table 4.5 diatas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson (DW) sebesar Nilai DW ini berada diantara -2 sampai 2 yang berarti data tidak mengandung autokorelasi atau terbebas dari autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi terjadi ketidaksamaan varience residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatterplot. Pada grafik scatterplot data tidak mengandung heteroskedastisitas apabila titik yang menyebar secara acak baik di atas ataupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

8 61 Sumber: Output SPSS 21 GAMBAR 4.1 GRAFIK SCATTERPLOTS Berdasarkan pada Grafik Scatterplots diatas menunjukkan bahwa titiktitik yang menyebar secara acak serta tersebar baik yang terdapat diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. D. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaan regresi linier berganda disusun untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan analisis regresi linier berganda menggunakan SPSS versi 21 diperoleh persamaan sebagai berikut:

9 62 1. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap dependen. Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R 2 dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Berikut tabel hasil uji koefisien determinasi (R 2 ): TABEL 4.5 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), PEMPJK, FVDR, ROA, BOD b. Dependent Variable: CETR Sumber : Output spss 21 Berdasarkan pada Table 4.5 diatas diketahui bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar atau dapat disimpulkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 13.1 %. Dengan demikian pengaruh pengguna derivatif keuangan, board of director, return on asset, dan pemeriksaan pajak terhadap penghindaran pajak sebesar 13.1 %. Sedangkan sisanya 86.9 % dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan (F) digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model anova mempunyai

10 63 pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Berikut tabel hasil Uji F : TABEL 4.6 HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN ANOVA a Model 1 Regression Sum of Squares df Mean Square F Sig b Residual Total a. Dependent Variable: CETR b. Predictors: (Constant), PEMPJK, FVDR, ROA, BOD Sumber : Output spss 21 Berdasarkan pada Tabel 4.6 diatas nilai F sebesar dan signifikan pada Nilai signifikan sebesar jika dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0.05 (5%) adalah lebih kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengguna derivatif keuangan, board of director, Return On asset, dan pemeriksaan pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap penghindaran pajak perusahaan (Cash ETR). 3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji signifikansi parameter individual (t) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji t :

11 64 TABEL 4.7 HASIL UJI STATISTIK T Coefficients a Model 1 (Constant) Unstandardized Coefficients Std. B Error Standardized Coefficients Beta t Sig FVDR BOD ROA PEMPJK a. Dependent Variable: CETR Sumber : Ouput spss 21 Berdasarkan pada Tabel 4.7 diatas, masing-masing variabel memiliki probability sebesar FVDR = 0.225, ROA = 0.441, dan pemeriksaan pajak = Keputusan yang diambil adalah H 01 diterima dan H a1 ditolak. Artinya bahwa secara parsial (individu) variabel penggunaan derivatif keuangan (FVDR), return on asset (ROA), dan pemeriksaan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Sedangkan variabel BOD berdasarkan tabel 4.7 memiliki nilai signifikansi sebesar Selain itu nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel, yaitu sebesar > Nilai t hitung dinyatakan mutlak karena penelitian ini menggunakan penelitian dua arah (2 tailed). Dengan demikian dapat diambil keputusan H 02 ditolak dan H a2 diterima, maka dapat disimpulkan variabel BOD secara signifikan berpengaruh terhadap variabel CETR.

12 65 4. Uji Regresi Linear Berganda Uji regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel yaitu pengguna derivatif keuangan, board of director, Return on asset, dan pemeriksaan pajak terhadap penghindaran pajak perusahaan. Adapun persamaan regresi menurut Tabel 4.7 yaitu sebagai berikut: Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 Maka persamaannya menjadi: Y = FVDR BOD ROA pemeriksaan pajak + e Keterangan : Y A B X1 X2 X3 X4 = Penghindaran Pajak Perusahaan (Cash ETR) = Konstanta = Koefisien Regresi = Penggunaan Derivatif Keuangan = Board Of Director = Return On Assets (ROA) = Pemeriksaan Pajak Berdasarkan persamaan regresi diatas, maka diketahui nilai konstanta sebesar hal ini berarti apabila variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata dari penghindaran pajak adalah sebesar Koefisien regresi variabel FVDR menunjukkan tanda negatif, sehingga variabel FVDR memiliki pengaruh negatif sebesar Koefisien regresi FVDR sebesar menunjukkan bahwa apabila setiap pengguna derivatif keuangan

13 66 mengalami penambahan sebanyak 1 poin, maka akan menurunkan penghindaran pajak sebesar Perhitungan ini diasumsikan variabel tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Koefisien regresi variabel BOD menunjukkan tanda negatif, sehingga variabel BOD memiliki pengaruh negatif sebesar Koefisien regresi BOD sebesar menunjukkan bahwa apabila setiap jumlah eksekutif mengalami penambahan sebanyak 1 poin, maka akan menurunkan penghindaran pajak sebesar Perhitungan ini diasumsikan variabel tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Koefisien regresi variabel ROA menunjukkan tanda negatif, sehingga variabel ROA memiliki pengaruh negatif sebesar Koefisien regresi ROA sebesar menunjukkan bahwa apabila nilai ROA dalam suatu perusahaan mengalami penambahan sebanyak 1 poin, maka akan menurunkan penghindaran pajak sebesar Perhitungan ini diasumsikan variabel tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Koefisien regresi variabel pemeriksaan pajak menunjukkan tanda positif, sehingga variabel pemeriksaan pajak berpengaruh positif sebesar Koefisien regresi pemeriksaan pajak sebesar menunjukkan bahwa apabila jumlah pemeriksaan pajak dalam suatu perusahaan mengalami penambahan 1 poin, maka akan meningkatkan penghindaran pajak sebesar Perhitungan ini diasumsikan variabel tidak mengalami peningkatan atau penurunan.

14 67 E. Pembahasan berikut : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai TABEL 4.8 RINGKASAN HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Keterangan H1 Pengguna Derivatif Keuangan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak H2 Board Of Director berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak H3 Return On asset tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak H4 Pemeriksaan Pajak tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak Sumber: Data diolah dengan SPSS 21 Berdasarkan data yang terdapat dalam Tabel 4.8 diatas secara keseluruhan terdapat beberapa pembahasan yaitu sebagai berikut : 1. Pengaruh pengguna derivatif keuangan terhadap penghindaran pajak perusahaan Dari hasil pengujian statistik variabel penggunaan derivatif keuangan memiliki nilai sig sebesar > 0.05 (α 5%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel penggunaan derivatif keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Hal ini disebabkan karena rata-rata penggunaan transaksi derivatif pada perusahaan manufaktur rendah. Rendahnya transaksi derivatif pada perusahaan manufaktur dapat dilihat dari tabel uji statistik deskriptif. Pada tabel uji statistik deskriptif menunjukkan nilai ratarata dari perusahaan manufaktur mendekati nilai minimumnya,

15 68 sehingga rata-rata perusahaan maufaktur yang menggunakan transaksi derivatif rendah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia dan D Martani (2013) yang menyatakan bahwa Net fair value of derivative (ukuran dari tingkat penggunaan derivative keuangan) berhubungan positif signifikan dengan penghindaran pajak. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Donohoe (2011, 2012, 2015) yang menyatakan bahwa derivatif keuangan berpengaruh secara positif terhadap penghindaran pajak. 2. Pengaruh board of director terhadap penghindaran pajak perusahaan Hasil pengujian statistik variabel board of director memiliki nilai sig sebesar < 0.05 (α 5%) dan nilai t-hitung sebesar Nilai t- hitung lebih besar dari pada nilai t-tabel, yaitu sebesar > Nilai t hitung dinyatakan mutlak karena penelitian ini menggunakan penelitian dua arah (2 tailed). Dengan demikian variabel board of director secara signifikan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Adanya pengaruh negatif menunjukkan apabila jumlah dewan direksi dalam suatu perusahaan bertambah, maka aktivitas penghindaran pajak dalam suatu perusahaan akan berkurang, dikarenakan semakin banyaknya pihak-pihak yang akan mengawasi tindakan yang dapat menyebabkan resiko dalam perusahaan, termasuk resiko dalam melakukan penghindaran pajak.

16 69 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa penelitian yaitu Dyreng et al (2010) menunjukkan bahwa eksekutif memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Judi dan setiyono (2012) menunjukkan eksekutif yang memiliki karakter risk taker berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirunnisa (2015) menunjukkan dewan direksi tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. 3. Pengaruh return on Asset (ROA) terhadap penghindaran pajak perusahaan Hasil pengujian statistik variabel Retun On Asset memiliki nilai sig sebesar > 0.05 (α 5%). Dengan demikian ROA tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini disebabkan karena rata-rata perusahaan manufaktur memiliki nilai ROA yang rendah. Rendahnya nilai ROA ini menggambarkan perusahaan rata-rata memiliki performa keuangan yang kurang baik sehingga berdampak pada rendahnya laba bersih perusahaan dan rendahnya beban pajak. Dengan demikian aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan rendah. Hal ini dibuktikan dari tabel uji statistik deskriptif yang menunjukkan nilai rata-rata ROA mendekati nilai minimumnya sehingga rata-rata perusahaan manufaktur memiliki nilai ROA yang rendah.

17 70 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marfu ah (2015) yang menunjukkan ROA tidak berpengaruh dengan tax avoidance. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Maria (2013) menunjukkan ROA berpengaruh signifikan secara parsial terhadap penghindaran pajak. lalu penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Muhammad (2015) juga menunjukkan ROA secara signifikan berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. 4. Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan Hasil pengujian statistik variabel pemeriksaan pajak memiliki nilai sig sebesar > 0.05 (α 5%). Dengan demikian pemeriksaan pajak tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. artinya H4 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2013) yang menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hoopes, et al (2011) menunjukkan bahwa Audit Probability sebagai pengukur IRS audit berpengaruh terhadap CETR sebagai pengukur tax avoidance.