Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah"

Transkripsi

1 Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah M. Nasir,Toto Sugiarto, Ijal Pandi,,3 Jurusan Teknik Otomotif FT UNP Kampus UNP Air Tawar, Jl. Prof. Dr. Hamka, Padang Sumatera Barat acin_@yahoo.com totosugarto556@yahoo.co.id 3 Ipandi6@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi pengaruh biosolar dari virgin coconut oil terhadap ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Metode penelitian ini adalah eksperimen, sedangkan motor diesel yang digunakan adalah stand engine Mitsubishi L300. dilakukan dengan membandingkan biosolar 5%, 0%, 5%, 0%, dan 5% pada putaran 000 RPM, RPM, dan 500- RPM. Hasil penelitian diperoleh bahwa ketebalan asap biosolar 5%, 0%, 5%, 0%, 5% rata-rata mengalami penurunan signifikan 0.59%, 0.75%,.%,.5%,.77%. Dengan demikian, penambahan biosolar dari Virgin Coconut Oil campuran 5% berpengaruh secara signifikan, yaitu rata-rata.77%. Kata kunci: Biosolar, Ketebalan Asap Buang danvirgin Coconut Oil. ABSTRACT This research aims to find out the effect of biodiesel which derived from virgin coconut oil (VCO) to the thickness of the smoke from diesel-powered vehicle. This research applied an experimental study, whereas, the vehicle used a Mitsubishi L300 engine stand. Biodiesel was compared to VCO 5%, 0%, 5%, 0%, and 5%, on lap 000 rpm, rpm, and 500- rpm. The result showed that the thickness of the smoke biodiesel 5%, 0%, 5%, 0%, 5% declined to 0.59%; 0.75%;.%;.5%; and.77% respectively. Hence, it can be concluded that the addition of VCO to biodiesel is significantly affect the thickness of smoke as.77% for the average. Keywords: Biodiesel, Thickness Smoke Remove, and and Virgin Coconut Oil. INTRODUCTION Pengembanganan teknologi untuk sistem bahan bakar dan bahan bakar terus dikembangankan untuk mencapai tujuan supaya kendaraan berpenggerak mesin diesel memiliki kondisi seperti yang diinginkan salah satunya adalah ramah lingkungan dalam arti memiliki ketebalan asap yang baik serta tidak melewati nilai ambang batas yang telah ditentukan. Sebagaimana yang tertulis dalam keputusan Menteri Negara 50 Jurnal JIT Vol. I, No., Mei 07

2 Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah Lingkungan Hidup Nomor : Kep- 35/MENLH/0/993. Tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor. Pasal. poin. bagian d. Keberadaan dan jumlah pertumbuhan kendaraan semakin tahun akan bertambah ini akan menyebabkan penambahan pencemaraan polusi udara yang ada sehingga akan menurunkan kualitas udara. Tabel. Pencemaran Udara Sektor Transportasi pada Tahun 0-05 Sumber : Pengendalian Pencemaran Lingkungan 04 (05). Pencemaran polusi udara dari kendaraan bermotor menjadi masalah yang banyak dibicarakan, dikarenakan asap dari pembuangan sisa proses pembakaran pada kendaraan bermotor tidak semuanya terbakar sempurna. Polusi udara yang dihasilkan oleh sisa dari pembakaran motor bakar diesel merupakan salah satu sumber masalah yang mengkuatirkan. Kendaraan berpenggerak mesin diesel merupakan salah satu dari sekian banyak kendaraan bermotor sebagai penyumbang pencemaran polusi udara. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dalam upaya pengembangan bahan bakar biosolar. Biosolar merupakan teknologi inovasi untuk jenis bahan bakar solar dimana biosolar ini diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan energi nasional jika pemanfaatan dan pengembangannya terus dilakukan oleh masyarakat pada umumnya dan pemerintah pada khususnya. Biosolar dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin yang proses pembakarannya menggunakan sistem kompresi tinggi (mesin diesel) dengan sedikit modifikasi maupun tanpa modifikasi sama sekali. Tabel. Perbandingan bilangan cetana dan viskositas aditif biosolar dan solar. No Bahan Bakar Bilangan Viskositas Biosolar Cetana (csf) Crude Palm Oil 6 4,4 Jatropha Curcas 5 4,8 3 Virgin Coconut Oil 63 3,7 4 Automotive Diesel Oil Max,0 Sumber : Bambang, 004 Virgin Coconut Oil merupakan proses pengolahan dan pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan cukup lama. Keunggulan Virgin Coconut Oil yaitu bahan baku mudah didapat dengan pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga kandungan kimia tetap terjaga dalam minyak. Dalam pembuatan biosolar Virgin Coconut Oil ada beberapa teknik antara lain : teknik enzimatis, teknik pengasaman, teknik sentrifugasi, dan teknik fermentasi. Untuk penelitian ini akan menggunakan teknik fermentasi, pemilihan teknik ini dikarenakan lebih sederhana dalam pembuatannya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian berjudul Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Jurnal JIT Vol., No., Mei 07 5

3 Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh penambahan biosolar dari virgin coconut oil pada solar terhadap ketebalan asap motor diesel 4 lnagkah serta kandungan persentase ketebalan asap buang dari motor diesel 4 langkah. Ketebalan Asap Buang Motor Diesel Ketebalan asap buang merupakan sisa dari proses pembakaran didalam ruang bakar pada motor diesel yang tidak seutuhnya terbakar. Kandungan dari ketebalan asap buang adalah partikel-partikel beracun yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. (Sudrajat, 00) menyatakan di Indonesia diperkirakan 70% polusi udara di kota-kota besar disebabkan oleh asap buang kendaraan bermotor.[] Kendaraan bermotor dapat mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak kurang baik terhadap kesehatan maupun lingkungan sekitar. Bahan pencemar (polutan) yang berasal dari kendaraan bermotor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori Jekson (009: 3-35) menyatakan antara lain sebagai berikut [] : Sumber Polutan primer seperti Nitrogen Oksida (NOx) dan Hidrokarbon (HC) langsung dibuangkan ke udara bebas dan mempertahankan bentuknya seperti pada saat pembuangan. Polutan sekunder seperti Ozon (O3) dan Peroksialsetil Nitrat (PAN) adalah polutan yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi fotokimia, hidrolisis, atau oksidasi. Komposisi kimia Polutan jenis organik mengandung karbon dan hydrogen, juga beberapa elemen seperti oksigen, nitrogen, sulfur, atau fosfor, contonya : hidrokarbon, keton, alkohol, ester dan lain-lain. Polutan inorganik seperti : karbon monoksida (CO), karbonat, nitrogen oksida, ozon, dan lainnya. Bahan penyusun Polutan dibedakan menjadi partikulat dan gas. Partikulat dibagi menjadi padatan dan cairan seperti : debu, asap, kabut, dan spray, partikulat bertahan di atmosfer. Sedangkan polutan berupa gas tidak bertahan di atmosfer dan bercampur dengan udara bebas. Bahan Bakar Moror Diesel Solar Solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih. Minyak solar biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, atau High Speed Diesel. Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi. Karakteristik bahan bakar solar Syarat umum yang harus dimiliki bahan bakar solar adalah harus dapat menyala dan terbakar sesuai kondisi ruang bakar. Solar sebagai bahan bakar memiliki karakteristik yang dipengaruhi oleh sifat-sifat seperti (Toyota, Step : -5) Cetana Number (CN), Cetana Index (CI), densitas, titik analin, Flash Point, Viskositas, dan kandungan sulfur.[3] Biosolar Biosolar merupakan minyak nonfosil yang didapatkan dari tumbuhtumbuhan tertentu yang memiliki sifat dan karakter tersendirinya, sehingga perlu dilakukan pengembangan untuk digunakan pada mesin kendaraan. Kelebihan dari biosolar antara lain Chairil, dkk (00) : energi terbarukan, komposisi yang sama, terdegradasi dengan mudah, tidak menambah kandungan akumulasi gas karbondioksida.[4] Biosolar ada juga kelemahan antara lain (Tilani dan Rachman 00) : viskositas minyak 5 Jurnal JIT Vol. I, No., Mei 07

4 Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah nabati yang tinggi, flash point yang tinggi.[5] Dengan berbagai kelebihan dan kelemahan diatas maka dalam penggunaaanya biosolar harus dicampur dengan solar agar kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biosolar dapat dikurangi. Virgin Coconut Oil Definisi Virgin Coconut Oil Virgin Coconut Oil merupakan produk olahan tanaman kelapa yang berbentuk cair dengan warna bening dan berbau khas kelapa serta memiliki daya simpan yang lama. Pengolahannya tanpa melalui proses pemanasan. Berbeda dengan minyak kelapa kopra yang pembuatannya melalui proses pemanasan sehingga sifat minyak yang dihasilkan akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum dan mudah tengik sehingga daya simpannya tidak lama.[6] A. Hery dan Budi (005: ). Teknik Pembuatan Virgin Coconut Oil Menurut Laras & Adi (009) dalam proses pembuatan Virgin Coconut Oil ada beberapa teknik diantaranya adalah : teknik Enzimatis, teknik pengasaman, teknik sentrifugasi, dan teknik fermentasi.[7] Penggunaan teknik Fermentasi Ragi Tempe Dalam Pembuatan Virgin Coconut Oil sebagai Biosolar Laras & Adi (009) menjelaskan bahwa teknik proses pembuatan Virgin Coconut Oil menggunakan fermentasi ragi tempe dapat dijelaskan sebagai berikut :. Pembuatan krim (Kanil),. Persiapkan ragi tempe, 3. Pembuatan Virgin Coconut Oil.[7] Pengaruh Penggunaan Virgin Coconut Oil Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel Ketebalan asap pada motor diesel secara langsung bisa dilihat dengan keluarnya asap tebal (pekat) berwarna hitam ataupun keputih-putihan dari sisa pembakaran didalam ruang bakar melalui knalpot. Zainal (0) : Kepekatan asap adalah kemampuan asap untuk meredam cahaya, apabila cahaya tidak bisa menembus asap maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 00%, apabila cahaya bisa melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas cahaya maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 0%.[8] Tingkat polusi udara dari mesin kendaraan tidak hanya dipengaruhi teknologi pembakaran yang diterapkan dalam sistem itu saja, tetapi juga besar dipengaruhi oleh mutu bahan bakar yang dipakai. Muhammad dan Muhaji (04: 6) menyimpulkan : Penggunaan bahan bakar campuran dari biosolar VCO (Virgin Coconut Oil) dengan bahan bakar solar dapat meningkatkan unjuk kerja mesin dan akan menghasilkan opasitas gas buang yang lebih rendah dari pada menggunakan bahan bakar solar, campuran optimal terdapat pada campuran bahan bakar biosolar dari VCO (Virgin Coconut Oil) dengan solar campuran 0%.[9] RESEARCH METHOD Desian penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Sebagaimana Suharsimi (00: 7) mendefinisikan eksperimental merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan pada subjek selidik.[0] Adapun objek yang dijadikan dalam penelitian ini adalah ketebalan asap dari motor diesl 4 langkah tipe Mitsubishi L300. Persiapan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tachometer Digital & stop Watch, Gelas Ukur, Opacity Smoke Meter, Stopwatch. Jurnal JIT Vol., No., Mei 07 53

5 Prosedur ketebalan asap dilakukan pada masing-masing putaran mesin sebanyak dua kali pengujian dengan putaran mesin 000 rpm, rpm, dan 500- rpm dengan alat uji Opacity Smoke Meter yang dilakukan di Workshop Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Tabel 4. Data hasil pengujian karakteristik Biosolar 0% Virgin Coconut Oil. RESULT AND ANALYSIS Hasil penelitian dilakukan di PT. Pertamina untuk melihat karakteristik bahan bakar biosolar dari Virgin Coconut Oil tanggal 3 Mei-8 Mei 06. Sedangkan pengujian di Workshop Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang untuk pengujian Ketebalan asap buang motor diesel 4 langkah yang dilaksanakankan dari tanggal 30 Mei sampai 30 Juni 06. Data karakteristik bahan bakar seperti pada tabel 3, 4, 5 dan 6. Tabel 5. Data hasil pengujian karakteristik Biosolar 5% Virgin Coconut Oil. Tabel 3. Data hasil pengujian karakteristik Biosolar 5% Virgin Coconut Oil. Tabel 6. Data hasil pengujian karakteristik Biosolar 0% Virgin Coconut Oil. 54 Jurnal JIT Vol. I, No., Mei 07

6 Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah Data hasil pengujian tingkat ketebalan asap gas buang seperti pada tabel 7, 8, 9, 0, dan Tabel 7. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan solar Tabel 8. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan biosolar 5% virgin Coconut Oil () Bahan Bakar Solar Tabel 9. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan biosolar 0% virgin Coconut Oil Biosolar 5% Virgin Coconut Oil () Tabel 0. Data hasil pengujian Biosolar 5% Virgin Coconut Oil () ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan biosolar 5% virgin Coconut Oil Biosolar 0% Virgin Coconut Oil () Tabel. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan biosolar 0% virgin Coconut Oil Biosolar 5% Virgin Coconut Oil () Biosolar 0% Virgin Coconut Oil () Tabel. Data hasil pengujian ketebalan asap motor diesel 4 langkah dengan biosolar 5% virgin Coconut Oil Pembahasan Jurnal JIT Vol., No., Mei 07 55

7 Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu mengungkapkan pengaruh penambahan biosolar dari Virgin Coconut Oil pada solar terhadap ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Gambar s.d Gambar 5 adalah Gambar grafik perbandingan tingkat ketebalan asap kendaraan pada saat penggunaan solar (murni) dan penambahan biosolar untuk masingmasing campuran. Ketebalan Asap Buang (%) Perbedaan Ketebalan Asap Solar dengan Biosolar 5% Virgin Coconut Oil 30.% 5.% 0.% 5.% 0.% 5.%.% Solar Biosolar 5% VCO Gambar. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 5% Virgin Cococnut Oil Gambar. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 0% Virgin Cococnut Oil 56 Jurnal JIT Vol. I, No., Mei 07

8 Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah Gambar 3. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 5% Virgin Cococnut Oil Gambar 4. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 0% Virgin Cococnut Oil Jurnal JIT Vol., No., Mei 07 57

9 Gambar 5. Grafik perbedaan ketebalan asap solar dengan biosolar 5% Virgin Cococnut Oil Analisis Pengaruh Penggunaan Biosolar VCO Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah Biosolar 5% Virgin Coconut Oil Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh secara signifikan pada setiap putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel, Rpm Thitung adalah 3.80, Rpm Thitung adalah 3.6 dan pada putaran 500- Rpm Thitung adalah dengan demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 5% Virgin Coconut Oil pada solar terhadap ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Biosolar 0% Virgin Coconut Oil Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh secara signifikan pada setiap putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel, Rpm Thitung adalah 6.738, Rpm Thitung adalah dan pada putaran 500- Rpm Thitung adalah 6.34 dengan demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 0% Virgin Coconut Oil pada solar terhadap ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Biosolar 5 Virgin Coconut Oil Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh secara signifikan pada setiap putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel, Rpm Thitung adalah 3.477, Rpm Thitung adalah 4.66 dan pada putaran 500- Rpm Thitung adalah 7.9 dengan demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 5% Virgin Coconut Oil pada solar terhadap ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Biosolar 0 Virgin Coconut Oil Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh secara signifikan pada setiap putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel, Rpm Thitung adalah 5.89, Rpm Thitung adalah 4.06 dan pada putaran 500- Rpm Thitung adalah 9.5 dengan 58 Jurnal JIT Vol. I, No., Mei 07

10 Pengaruh Penambahan Biosolar dari Virgin Coconut Oil pada Solar Terhadap Ketebalan Asap Motor Diesel 4 Langkah demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 0% Virgin Coconut Oil pada solar terhadap ketebalan asap motor diesel 4 langkah. Biosolar 5 Virgin Coconut Oil Menganalisis menggunakan rumus Ttest menyatakan terdapat pengaruh secara signifikan pada setiap putarannya dimana Ttitung lebih besar dari pada Ttabel dengan nilai TTabel, Rpm Thitung adalah 4.375, Rpm Thitung adalah 6.84 dan pada putaran 500- Rpm Thitung adalah 5.74 dengan demikian maka, Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% artinya hipotesis statistik pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan 5% Virgin Coconut Oil pada solar terhadap ketebalan asap motor diesel 4 langkah. CONCLUSION Penambahan 5% Virgin Coconut Oil pada solar data keseluruhan menunjukan berpengaruh secara signifikan (4.097). Penambahan 0% Virgin Coconut Oil pada solar data keseluruhan menunjukan berpengaruh signifikan (5.64). Penambahan 5% Virgin Coconut Oil pada solar data keseluruhan menunjukan berpengaruh secara signifikan (8.47). Penambahan 0% Virgin Coconut Oil pada solar data keseluruhan menunjukan berpengaruh secara signifikan (9.785). Penambahan 5% Virgin Coconut Oil pada solar data keseluruhan menunjukan berpengaruh secara signifikan (5.487). Persentase ketebalan asap biosolar 5% Virgin Coconut Oil rata-rata mengalami penurunan ( 0.59%), ketebalan asap biosolar 0% Virgin Coconut Oil rata-rata mengalami penurunan (0.75%), ketebalan asap untuk biosolar 5% Virgin Coconut Oil rata-rata mengalami penurunan (.%), ketebalan asap untuk biosolar 0% Virgin Coconut Oil rata-rata mengalami penurunan (.5%), ketebalan asap untuk biosolar 5% Virgin Coconut Oil rata-rata mengalami penurunan (.77%). Berdasarkan hasil pengujian Ttest dan perbandingan solar dengan biosolar berbagai persentase takaran campuran dapat disimpulkan bahwa penambahan 5% Virgin Coconut Oil pada solar perpengaruh secara signifikan dengan hasil Thitung adalah dengan taraf signifikan 5% TTabel adalah,90 dan persentase penurunan ketebalan asapnya rata-rata adalah.77%. REFERENCES [] Sudrajat, Agung (00). Pencemaran Udara Suatu Pendahuluan. Jurnal Lingkungan (Vol. No.) Hal (-3). [] Jekson Turip. (009). dan Analisa Performansi Motor Bakar Diesel Menggunakan Biodiesel Dimethil Ester B-0 dan B0. Medan. Universitas sumatera utara. [3] Toyota, Step. Materi Pembelajaran Engine Group. PT. TOYOTA Astra Motor. [4[ Chairil Anwar. et. al. (00). Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Alternatif Menghadapi Perubahan Iklim. Jurnal Ilmiah & Teknologi. [5] Tilani Hamid S dan Rachman Yusuf. (00). Preparasi Karakteristik Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi. Vol 6. No.. 00:6-65. [6] A. Hery Suyono & Budi Suswanto. (005). Terapi Minyak Nabati : Keampuhan Minyak VCO & 6 minyak Ajaib. Jakata : Samarinda Utama. [7] Laras Cristiani & Adi Hendra Prakosa. (009). Pembuatan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Jurnal JIT Vol., No., Mei 07 59

11 Fermentasi Ragi Tempe. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Jurnal Ilmiah & Kimia. [8] Zainal Arifin. (0). Emisi : Diklat Emisi Gas Buang Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat. Pustral. UGM. [9] WS. Muhammad Rizal Adh-dhuhaa dan Muhaji. (04). Pengaruh Penambahan Biodiesel dari Virgin Coconut Oil Pada Bahan Bakar Solar Terhadap Unjuk Kerja Diesel Empat Langkah. Jurnal Teknik. Vol 03 No :-6. [0]Suharsimi Arikunto (000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Jurnal JIT Vol. I, No., Mei 07

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,

Lebih terperinci

Implementasi Metode Digital Image Processing untuk Menguji Kepekatan Asap Kendaraan Motor Diesel

Implementasi Metode Digital Image Processing untuk Menguji Kepekatan Asap Kendaraan Motor Diesel Implementasi Metode Digital Image Processing untuk Menguji Kepekatan Asap Kendaraan Motor Diesel Donny Fernandez 1, Dwi Sudarno Putra 2,Wagino 3, Muhammad Arif 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Otomotif, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk di Kota Padang setiap tahun terus meningkat, meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan jumlah transportasi di Kota Padang. Jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada kota-kota besar. Pencemaran udara berasal dari berbagai sumber, antara lain asap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin meningkatnya kebutuhan minyak sedangkan penyediaan minyak semakin terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri Indonesia harus mengimpor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan sumber energi yang dikonsumsi paling besar di Indonesia. Konsumsi bahan bakar solar terus meningkat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II Oktober 217 Terbit 64 halaman PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR BIODIESEL (MINYAK JARAK-SOLAR) TERHADAP KANDUNGAN EMISI GAS BUANG MESIN DIESEL

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR BIODIESEL (MINYAK JARAK-SOLAR) TERHADAP KANDUNGAN EMISI GAS BUANG MESIN DIESEL PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR BIODIESEL (MINYAK JARAK-SOLAR) TERHADAP KANDUNGAN EMISI GAS BUANG MESIN DIESEL Achmad Aminudin, Sukarni, dan Retno Wulandari Program Studi Teknik Mesin, FT-UM Jl. Surabaya

Lebih terperinci

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 Pada pengujian periode I nilai NO 2 lebih tinggi dibandingkan dengan periode II dan III (Gambar 4.1). Tinggi atau rendahnya konsentrasi NO 2 sangat dipengaruhi oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia. Dewasa ini, penurunan kualitas lingkungan menjadi bahan petimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM ELEKTRONIK (CDI) DAN Ir. Adnan Surbakti MT Dosen Tetap ATI Immanuel Medan Abstrak Sistem pengapian CDI (capacitor discharge ignition) merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K Adi Purwanto 1, Mustaqim 2, Siswiyanti 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara

Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara Joko Suwignyo Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, IKIP Veteran Semarang Email: jokosuwignyu@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, baik sumber energi yang terbarukan (renewable erergy) ataupun tidak terbarukan (unrenewable energy). Pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL (Gasohol BE -35 dan BE 40) YANG RAMAH LINGKUNGAN Nicko Adi Saputra, Suryadimal 1), Yovial

Lebih terperinci

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN Wachid Yahya, S.Pd, M.Pd Mesin Otomotif, Politeknik Indonusa Surakarta email : yahya.polinus@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan fisik kota yang ditentukan oleh pembangunan sarana dan prasarana. Lahan yang seharusnya untuk penghijauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara yang berada di bumi merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Penggunaannya akan tidak terbatas selama udara mengandung unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana fisik seperti pusat-pusat industri merupakan salah satu penunjang aktivitas dan simbol kemajuan peradaban kota. Di sisi lain, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan diproduksinya berbagai macam peralatan yang dapat mempermudah manusia

Lebih terperinci

EFEK METIL ESTER MINYAK JARAK PAGAR DENGAN DIMETIL ESTER TURUNAN OLEAT TERHADAP EMISI GAS BUANG DARI MESIN DIESEL

EFEK METIL ESTER MINYAK JARAK PAGAR DENGAN DIMETIL ESTER TURUNAN OLEAT TERHADAP EMISI GAS BUANG DARI MESIN DIESEL EFEK METIL ESTER MINYAK JARAK PAGAR DENGAN DIMETIL ESTER TURUNAN OLEAT TERHADAP EMISI GAS BUANG DARI MESIN DIESEL Muhammad Syafii, Timbangen Sembiring, Nimpan Bangun Pascasarjana FMIPA Fisika USU Jl. Bioteknologi

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat dimana terjadi perubahan cuaca dan iklim lingkungan yang mempengaruhi suhu bumi dan berbagai pengaruh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Lingkungan Kebutuhan akan transportasi timbul karena adanya kebutuhan manusia. Transportasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang memungkinkan terjadinya

Lebih terperinci

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor diesel Motor diesel adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam karakteristik utama pada mesin diesel yang membedakannya dari motor bakar yang lain, terletak pada metode

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL Sadar Wahjudi 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN Suriansyah Sabarudin 1) ABSTRAK Proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder dipengaruhi oleh: temperatur,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR Oleh Sutiman Dosen Teknik Otomotif FT UNY Pendahuluan Permasalahan pencemaran udara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi di bidang otomotif saat ini berkembang sangat pesat. Hampir semua inverter menawarkan produk dengan keutamaan dapat menghemat konsumsi bahan bakar. Ada 2 jenis produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia khususnya pembangunan di bidang industri dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri dan transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi saat ini menjadi masalah yang sangat penting karena dapat mengindikasikan kemajuan suatu daerah. Transportasi sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang paling banyak digunakan pada saat ini, seiring dengan kemajuan industri otomotif dunia berpacu untuk menginovasi

Lebih terperinci

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT. 1 PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT. Pencemaran Udara 2 3 Regulasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara 4 Pencemaran Udara Masuknya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Tingkat pencemaran udara di Kota Padang cukup tinggi. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN SOLAR - BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PERBANDINGAN SOLAR - BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL JANATEKNIKA VOL.11 NO. 2/JULI 2009 PENGARUH PERBANDINGAN SOLAR - BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra

Lebih terperinci

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah campuran gas yang merupakan lapisan tipis yang meliputi bumi dan merupakan gas yang tidak kelihatan, tidak berasa dan tidak berbau. Pencemaran udara datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu mengenai pencemaran lingkungan terutama udara masih hangat diperbincangkan oleh masyrakat dan komunitas pecinta lingkungan di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kontribusi emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya berkisar antara 10-15%. Sedangkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC DELA SULIS BUNDIARTO Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan sumber daya yang penting dalam kehidupan, dengan demikian kualitasnya harus dijaga. Udara yang kita hirup, sekitar 99% terdiri dari gas nitrogen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia dan merupakan kunci utama diberbagai sektor. Semakin hari kebutuhan akan energi mengalami kenaikan seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Bahan Baku Minyak Minyak nabati merupakan cairan kental yang berasal dari ekstrak tumbuhtumbuhan. Minyak nabati termasuk lipid, yaitu senyawa organik alam yang tidak

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Beiakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN

KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Kimia Oleh : ENY PURWATI

Lebih terperinci

PENGARUH MAGNETASI TERHADAP EMISI GAS BUANG, TEMPERATUR AIR PENDINGIN DAN OLI PADA MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR MURNI

PENGARUH MAGNETASI TERHADAP EMISI GAS BUANG, TEMPERATUR AIR PENDINGIN DAN OLI PADA MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR MURNI PENGARUH MAGNETASI TERHADAP EMISI GAS BUANG, TEMPERATUR AIR PENDINGIN DAN OLI PADA MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR MURNI SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE)

PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE) PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE) PADA METODE SNCR (SELECTIVE NON-CATALYTIC REDUCTION) UNTUK REDUKSI EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL Sutoyo 1, M. Imron Rosyidi 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA PENGARUH OKSIDASI BIODIESEL MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

TUGAS SARJANA PENGARUH OKSIDASI BIODIESEL MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL TUGAS SARJANA PENGARUH OKSIDASI BIODIESEL MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL Diajukan sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata-1 (S-1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA STABILITAS OKSIDASI BIODIESEL SAWIT-JATROPHA-CASTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK EMISI GAS BUANG TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA STABILITAS OKSIDASI BIODIESEL SAWIT-JATROPHA-CASTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK EMISI GAS BUANG TESIS UNIVERSITAS INDONESIA STABILITAS OKSIDASI BIODIESEL SAWIT-JATROPHA-CASTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK EMISI GAS BUANG TESIS SITI YUBAIDAH 0706173111 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM PASCA SARJANA BIDANG

Lebih terperinci

Ma ruf Ridwan K

Ma ruf Ridwan K 1 Pengaruh penambahan kadar air dalam bahan bakar solar dan tekanan pengabutan terhadap emisi kepekatan asap hitam motor diesel donfenk Oleh : Ma ruf Ridwan K 2502009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan bahan bakar semakin meningkat. Namun, peningkatan kebutuhan akan bahan bakar tersebut kurang

Lebih terperinci

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2 PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERDASARKAN TAHUN PEMBUATAN DENGAN SISTEM PENGAPIAN AC DAN DC Satriyani 1,Bualkar Abdullah 1, Sri Suryani 1, Abdul

Lebih terperinci

SKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM:

SKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM: SKRIPSI MOTOR BAKAR UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN BAHAN BAKAR DIMETIL ESTER [B 06] DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM: 060421019

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin, SNTTM-VI, 2007 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1) Widya Teknika Vol.18 No.2; Oktober 2010 ISSN 1411 0660 : 50-54 PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET 1000 Suriansyah Sabaruddin

Lebih terperinci

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR 150cc DENGAN SISTEM PENGAPIAN CDI (Capasitor Discharge Ignition) DC (Direct Current) Pratiwi Setiawati 1, Sri Suryani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penurunan kualitas lingkungan hidup dewasa ini salah satunya disebabkan oleh aktifitas kendaran bermotor yang menjadi sumber pencemaran udara. Gas-gas beracun penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakarnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu kebutuhan yang semakin penting hal ini dapat diketahui dari meningkatnya jumlah kenderaan bermotor yang menggunakan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB Latar Belakang Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan ba

BAB Latar Belakang Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan ba PENGARUH PENGGUNANANN BIODIESEL TERHADAP GAS BUANGG (CO, O2,, NOx) x x) PADA MOTOR DIESELL DISUSUN OLEHH ::: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LGG NRP :6306.030.002 BAB 1 1.1 Latar Belakang Ketersediaan bahan bakar

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN Riccy Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman 51 Jakarta 12930

Lebih terperinci

Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2

Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2 Analisa Pengaruh Penggunaan Campuran Bahan Bakar Solar Dengan Minyak Goreng Bekas Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2 Teknik Mesin STT Wiworotomo Purwokerto, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan energi tidak pernah habis bahkan terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas buang motor bensin mengandung nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO 2 ) (NO 2 dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILTER ASAP PADA INCINERATOR SAMPAH (RJ01)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILTER ASAP PADA INCINERATOR SAMPAH (RJ01) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILTER ASAP PADA INCINERATOR SAMPAH (RJ01) Nama : Rico Eka Arfiansyah NPM : 26411131 Jurusan : Teknik Mesin Dosen Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT Latar Belakang Sampah merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR TANAMAN LIDAH MERTUA ( Sansevieria sp. ) DALAM MENYERAP TIMBAL DI UDARA ABSTRAK

PENGARUH UMUR TANAMAN LIDAH MERTUA ( Sansevieria sp. ) DALAM MENYERAP TIMBAL DI UDARA ABSTRAK PENGARUH UMUR TANAMAN LIDAH MERTUA ( Sansevieria sp. ) DALAM MENYERAP TIMBAL DI UDARA Putri Ayuningtias Mahdang, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 ayumahdang@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN POLUSI UDARA DAN SUARA DI LABORATORIUM OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN

PENGELOLAAN POLUSI UDARA DAN SUARA DI LABORATORIUM OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN PENGELOLAAN POLUSI UDARA DAN SUARA DI LABORATORIUM OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN (THE AIR POLLUTION AND SOUND MANAGEMENT OF AUTOMOTIVE MECHANICAL ENGINEERING LABORATORY) Murdani Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini pemakaian bahan bakar yang tinggi tidak sebanding dengan ketersediaan sumber bahan bakar fosil yang semakin menipis. Cepat atau lambat cadangan minyak bumi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PEMANAS BAHAN BAKAR TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL MITSUBISHI MODEL 4D34-2A17 Indartono 1 dan Murni 2 ABSTRAK Efisiensi motor diesel dipengaruhi

Lebih terperinci

BAKU MUTU EMISI DISAMPAIKAN OLEH SUTIMAN TEKNIK OTOMOTIF FT - UNY

BAKU MUTU EMISI DISAMPAIKAN OLEH SUTIMAN TEKNIK OTOMOTIF FT - UNY BAKU MUTU EMISI DISAMPAIKAN OLEH SUTIMAN TEKNIK OTOMOTIF FT UNY PENGUJIAN EMISI MOTOR BENSIN (GASOLINE ENGINE) Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi cara untuk menentukan kadar karbon monoksida (CO), hidro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, jumlah penduduk dunia semakin meningkat. Beragam aktifitas manusia seperti kegiatan industri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

EMISI GAS CARBON MONOOKSIDA (CO) DAN HIDROCARBON (HC) PADA REKAYASA JUMLAH BLADE TURBO VENTILATOR SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TAHUN 2006

EMISI GAS CARBON MONOOKSIDA (CO) DAN HIDROCARBON (HC) PADA REKAYASA JUMLAH BLADE TURBO VENTILATOR SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TAHUN 2006 Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi EMISI GAS CARBON MONOOKSIDA (CO) DAN HIDROCARBON (HC) PADA REKAYASA JUMLAH BLADE TURBO VENTILATOR SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TAHUN

Lebih terperinci

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T. ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL Hasbullah, S.Pd, M.T. Biomassa Biomassa : Suatu bentuk energi yang diperoleh secara langsung dari makhluk hidup (tumbuhan). Contoh : kayu, limbah pertanian, alkohol,sampah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang paling banyak digunakan pada saat ini, seiring dengan kemajuan industri otomotif dunia berpacu untuk menginovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemar kendaraan bermotor di kota besar makin terasa. Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara. Disamping

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ANALISA PADA PERTAMAX 4.1.1 Pengujian Pertamax Pada Gear 1 Analisa perbandingan emisi gas buang CO,HC,CO2 dan NOx pada sepeda motor dengan kapasitas 150 cc dengan bahan

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. KONTRIBUSI ASAP KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA JAMBI Meyliana Santy, Nova Srikandi * ABSTRAK Perencanaan transportasi mutlak diperlukan untuk mendukung aktivitas masyarakat perkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama dalam bidang transportasi khususnya kendaraan bermotor. Dalam bidang

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPAS PADA SOLAR TERHADAP KINERJA DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL. Budi Tanuhita.

PENGARUH CAMPURAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPAS PADA SOLAR TERHADAP KINERJA DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL. Budi Tanuhita. PENGARUH CAMPURAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPAS PADA SOLAR TERHADAP KINERJA DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL Budi Tanuhita S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN 1 ) 2) 2) Murni, Berkah Fajar, Tony Suryo 1). Mahasiswa Magister Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BIODIESEL KE DALAM BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP OPASITAS PADA MESIN DIESEL

PENGARUH PENAMBAHAN BIODIESEL KE DALAM BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP OPASITAS PADA MESIN DIESEL PENGARUH PENAMBAHAN BIODIESEL KE DALAM BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP OPASITAS PADA MESIN DIESEL SKRIPSI Oleh : CHOERIN AMRI K2512025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit ( crude palm oil ) ( CPO ) dan minyak jarak ( crude

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia dengan jumlah produksi pada tahun 2013 yaitu sebesar 27.746.125 ton dengan luas lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sintesis Biodiesel (Metil Ester) Dari Minyak Biji Ketapang (Terminalia Catappa L)

BAB I PENDAHULUAN. Sintesis Biodiesel (Metil Ester) Dari Minyak Biji Ketapang (Terminalia Catappa L) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sudah mencapai tingkat yang sangat memprihatinkan. Di satu sisi konsumsi masyarakat terhadap BBM terus

Lebih terperinci

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 1. Kontaminan Adalah semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang bersih. 2. Cemaran (Pollutant) Adalah kontaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang kendaraan bermotor pada akhir-akhir ini sudah berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan dan memberikan andil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan sekitar, pengembangan teknologi di Indonesia masih terus

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan sekitar, pengembangan teknologi di Indonesia masih terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mengoptimalkan sumber daya potensial yang ada dilingkungan sekitar, pengembangan teknologi di Indonesia masih terus dilakukan, tak terkecuali dunia

Lebih terperinci

No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN:

No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: KAJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR DENGAN BIODIESEL, MINYAK JARAK DAN MINYAK KELAPA Adly Havendri Laboratorium Konversi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ). 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara Ambient Udara dapat di kelompokkan menjadi dua jenis, yaitu udara ambient dan udara emisi. Udara ambient adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir

Lebih terperinci