BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi seluruh negara termasuk Indonesia. Beberapa negara mempunyai

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak dan gas bumi merupakan komoditas yang sangat penting dan strategis bagi seluruh negara termasuk Indonesia. Beberapa negara mempunyai alam yang di dalamnya telah terkandung minyak dan gas bumi, ekplorasi dilakukan secara masif baik di daratan maupun di lautan (offshore), sebagian lainnya harus membeli minyak dan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeranya. Disini peranan penting negara untuk memastikan kecukupan pasokan minyak dan gas bumi. Penggunaan minyak dan gas bumi hampir terjadi pada semua sektor, ada yang menggunakan minyak dan gas bumi sebagai bahan baku (feed stock) dan ada pula yang menggunakan sebagai bahan bakar (fuel). Penggunaan minyak dan gas bumi sebagai bahan baku biasanya terjadi disektor industri sedangkan konsumsi minyak dan gas bumi sebagai bahan bakar terjadi dihampir seluruh sektor, baik sektor industri, jasa, masyarakat dan pemerintah. Minyak dan gas bumi sebagai komoditi penting telah mendorong berdirinya perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi. Perusahaan yang bergerak dalam bidang tersebut bahkan telah menjadi perusahaan multinasional antara lain, Saudi Aramco, Gazprom, Exxon Mobil, Royal Dutch Shell, Petrochina, Chevron, BP. 1

2 Indonesia memiliki perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi yaitu Pertamina. Selain itu terdapat tujuh perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor industri pertambangan khususnya subsektor minyak dan gas bumi antara lain, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS), PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) dan PT Benakat Integra Tbk (BIPI). Dari tujuh perusahaan tersebut dua perusahaan bergerak dalam bidang eklporasi minyak yaitu ENRG dan MEDC, sedangkan lima perusahaan lainnya bergerak dalam bidang pendukung kegiatan dalam bidang minyak dan gas bumi. Harga minyak dan gas bumi sangat berfluktuasi dan bergantung pada harga acuan minyak dunia. Pada awal tahun 2007 harga minyak mentah (minyak) mengalami kenaikan yang sangat signifikan, dimulai pada bulan September 2007 untuk minyak jenis brent harga dalam kisaran 70 Dollar Amerika Serikat (AS$) per barrel dan terus naik menjadi kisaran AS$140 per barrel pada Juli Kenaikan harga minyak mentah pada tahun 2008 menjadi euforia bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi. Kinerja perusahaan membaik seiring dengan keuntungan yang didapat dari kenaikan harga minyak mentah tersebut. Namun kondisi berubah secara drastis dalam dua tahun terakhir. Pada periode harga minyak mentah dunia mulai turun mencapai level yang sama dengan harga minyak pada tahun 1990-an dan kinerja perusahaan terkoreksi sangat dalam akibat penurunan harga tersebut. 2

3 Harga Minyak Mentah (AS $) Sebagaimana dalam gambar 1.1, harga minyak dalam periode Januari 2014 sampai dengan September 2015 mengalami penurunan yang sangat signifikan. Gambar 1.1 Harga Minyak Dunia (Brent) Periode Januari 2014 sampai dengan September ,92 107,76 112,36 94, ,33 55,11 63,59 48, Periode sumber : NASDAG dari tabel diatas dapat dilihat bahwa harga minyak dari AS$ 110,92 per barrel pada awal Januari 2014 turun menjadi AS$ 57,33 pada akhir Desember 2014 atau sebesar 48,31%, kemudian turun menjadi AS$ 48,37 per barrel pada akhir September 2015 atau sebesar 15,63% jika dibandingkan dengan harga minyak pada akhir Desember Secara keseluruhan, harga minyak periode Januari 3

4 2014 sampai dengan September 2015 mengalami penurunan sebesar AS$ 62,55 atau sebesar 56,39%. Kinerja perusahaan yang terdaftar BEI selalu menjadi sorotan bagi investor maupun calon investor. Apresiasi atas kinerja perusahaan tercermin dari minat investor untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham perusahaan tersebut yang akan mengakibatkan kenaikan harga saham perusahaan sebaliknya apabila kinerja perusahaan turun maka harga saham perusahaan cenderung turun akibat sentimen negatif dari investor. Namun demikian, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan sentimen dari investor. Tabel 1.1 menunjukkan rasio laba bersih (net income margin) tujuh perusahaan yang terdaftar di BEI sektor industri pertambangan khususnya subsektor minyak dan gas bumi. Tabel 1.1 Rasio Laba Bersih (%) Perusahaan TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III APEX 18,20 18,76-83,12-3,68-6,40 50,18 0,46 ELSA 5,84 11,42 11,07 10,66 7,12 7,87 11,64 ENRG 9,18 5,76 8,07-13,52-13,51-17,55-16,77 MEDC 3,65 3,82-0,24 0,12-1,03 5,14-18,78 RUIS 3,20 1,91 0,43 7,14 2,51 1,47 1,98 ARTI 19,55 7,17 3,75 3,93 10,09 5,98 5,93 BIPI 16,11 6,43 3,38 12,02 33,03 38,25-102,86 Sumber : diolah dari data BEI. TW= Triwulan 4

5 Penurunan harga minyak periode Januari 2014 sampai dengan September 2015 direspon beragam oleh perusahaan yang terdaftar di BEI sektor pertambangan subsektor minyak dan gas bumi, dimana kinerja perusahaan tersebut ada yang stabil yaitu ELSA, RUIS dan ARTI. Kinerja perusahaan dilihat dari rasio laba bersih (net income margin) yang mengalami penurunan signifikan adalah ENRG dan MEDC. Rasio laba bersih untuk ENRG TW IV 2014 sebesar negatif 13,52%, TW I 2015 sebesar negatif 13,51%, TW II 2015 sebesar negatif 17,55 dan pada TW III 2015 sebesar negatif 16,77%. Pada MEDC penurunan kinerja secara signfikan terjadi pada TW III 2015 dimana rasio laba bersih sebesar negatif 18,78%. Sedangkan untuk BIPI rasio laba bersih pada TW III 2015 sebesar negatif 102,86% disebabkan oleh pelepasan usaha pada anak perusahaan. Dengan memperhatikan fenomena di atas, timbul pemikiran dampak fluktuasi harga minyak mempengaruhi kinerja perusahaan yang terdaftar di BEI sektor pertambangan subsektor industri minyak dan gas bumi. Adanya penurunan harga minyak diikuti penurunan kinerja ENRG dimana rasio laba bersih dari TW IV 2014 sampai dengan TW III 2015 selalu negatif. Penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul Dampak Harga Minyak Terhadap Kinerja PT Energi Mega Persada Tbk. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah penelitian yang dikaji adalah bagaimana dampak penurunan harga minyak terhadap kinerja PT Energi Mega Persada Tbk? 5

6 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak penurunan harga minyak terhadap kinerja PT Energi Mega Persada Tbk. b. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengatasi dampak perubahan harga minyak terhadap kinerja PT Energi Mega Persada Tbk. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan penelitian disusun berdasarkan urutan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan secara ringkas latar belakang yang memunculkan masalah yang menjadi objek penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II : Landasan Teori Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka, kerangka teoritis yang mendasari peneltian serta penelitian sebelumnya. BAB III : Profil Perusahaan dan Metode Penelitian Bab ini menjelaskan profil perusahaan dan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini. 6

7 BAB IV : Analisis Data Bab ini memuat hasil pembahasan kajian dampak penurunan harga minyak terhadap kinerja PT Energi Mega Persada BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini menyajikan kesimpulan yang ditarik dari hasil kajian dan saransaran dari hasil analisis yang telah dilakukan. 7