HUBUNGAN ANTARA KUANTITAS LATIHAN OLAHRAGA BULUTANGKIS DAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA DEWASA. Skripsi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KUANTITAS LATIHAN OLAHRAGA BULUTANGKIS DAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA DEWASA. Skripsi"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KUANTITAS LATIHAN OLAHRAGA BULUTANGKIS DAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA DEWASA Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Pendidikan Tahap Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Semarang Disusun Oleh : Rizzanjeni Berril Riyadi H2A Pembimbing: 1. Dr. Rihadini, Sp.KJ 2. Dr. Wijayanti Fuad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swt karena rahmat-nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Saya menyadari bahwa keberhasilan dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari beberapa pihak. Maka dari itu saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. dr. Rifki Muslim, Sp.B, Sp.U selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. 2. dr. Rihadini, Sp.KJ, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan karya tulis ini. 3. dr. Wijayanti Fuad, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. 4. dr. Suprihhartini, Sp.KJ, selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam perbaikan karya tulis ini. 5. Seluruh anggota Klub Bulutangkis Universitas Negeri Semarang yang telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini. 6. Kedua orang tua yang telah memberikan banyak dukungan kepada penulis dan senantiasa mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan tugas skripsi ini sebaik mungkin 7. Seluruh pihak dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi menjadikan karya tulis ini lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. v

6 Semarang, 23 Januari 2017 Penulis Rizzanjeni Berril Riyadi vi

7 DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Persetujuan. Halaman Pengesahan. Halaman Pernyataan... Kata Pengantar.. Daftar Isi Daftar Tabel... Daftar Skema. Daftar Lampiran Abstrak... i ii iii iv v vii ix x xi xii BAB I A. Latar Belakang.. 1 B. Rumusan Masalah. 2 C. Tujuan Penelitian.. 3 D. Manfaat Penelitian 3 E. Keaslian Penelitian 3 BAB II A. Depresi 1. Definisi Depresi Epidemiologi Depresi Etiologi Depresi Gambaran Klinis Depresi Diagnosis Depresi vii

8 6. Penanganan Depresi B. Olahraga 1. Definisi Olahraga Bulutangkis Kuantitas Latihan Olahraga Bulutangkis Manfaat Olahraga Bulutangkis C. Kerangka Teori.. 15 D. Kerangka Konsep.. 16 E. Hipotesis Penelitian BAB III A. Ruang Lingkup Penelitian. 17 B. Jenis Penelitian.. 17 C. Populasi dan Sampel. 17 D. Variabel Penelitian E. Bahan dan Alat Penelitian F. Data yang Dikumpulkan G. Prosedur Pengambilan Data H. Alur Penelitian I. Definisi Operasional J. Pengolahan Data K. Jadwal Penelitian BAB IV A. Hasil Penelitian B. Pembahasan C. Keterbatasan Penelitian viii

9 BAB V A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka ix

10 DAFTAR TABEL Tabel 1. Keaslian Penelitian... 3 Tabel 2. Definisi Operasional Tabel 3. Jadwal Penelitian Tabel 4. Analisis Univariat Tabel 5. Analisis Bivariat x

11 DAFTAR SKEMA Skema 1. Kerangka Teori Skema 2. Kerangka Konsep Skema 3. Alur Penelitian xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran.1 Lembar Penjelasan Penelitian. 31 Lampiran.2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden 33 Lampiran.3 Lembar Data Pribadi dan Skrining Responden Lampiran.4 Lembar Data Kuantitas Latihan Olahraga Bulutangkis... Lampiran.5 Kuesioner Beck Inventory Depression... Lampiran.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas BDI Lampiran.7 Hasil Penelitian xii

13 HUBUNGAN ANTARA KUANTITAS LATIHAN OLAHRAGA BULUTANGKIS DAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA DEWASA Rizzanjeni Berril Riyadi 1, Rihadini 2, Wijayanti Fuad 3 ABSTRAK Latar Belakang: Masih banyak masyarakat Indonesia yang lebih mementingkan kesehatan fisik daripada kesehatan jiwa. Bahkan, prevalensi kejadian depresi di Indonesia sudah mencapai angka 6%. Peningkatan angka kejadian perlu dicegah, salah satunya dengan berolahraga, seperti bulutangkis. Metode: Penelitian ini berupa analitik asosiatif dengan pendekatan cross-sectional.. Sampel penelitian ini adalah anggota Klub Bulutangkis UNNES yang berjumlah 44 orang. Data yang didapatkan merupakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner kuantitas olahraga bulutangkis yang terdiri dari frekuensi dan durasi latihan serta kuesioner Beck s Deppression Inventory (BDI) untuk mengukur tingkat depresi. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji koefisien kontingensi. Hasil: Ada hubungan antara kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan tingkat depresi (p = 0,000). Karena metode analisis data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan koefisien kontingensi, maka kuantitas olahraga yang cukup pada olahraga bulutangkis dapat diartikan sebagai faktor pencegah depresi. Pada analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa nilai r = 0,568 sehingga kekuatan hubungan antara kedua variabel adalah sedang. Simpulan: Ada hubungan antara kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan tingkat depresi. Olahraga bulutangkis berperan sebagai faktor pencegah depresi. Kata Kunci: Kuantitas latihan, olahraga bulutangkis, tingkat depresi Corespondency: berril.riyadi@gmail.com 1. Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Semarang 2. Staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang 3. Staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang xiii

14 CORRELATION BETWEEN THE BADMINTON EXERCISE QUANTITY AND THE LEVEL OF DEPRESSION ON ADULTS Rizzanjeni Berril Riyadi 1, Rihadini 2, Wijayanti Fuad 3 ABSTRACT Background: There are many Indonesians who concern more on the physical health than the mental health. The depression prevalence in Indonesia has been 6%. Incresing number of prevalence must be prevented, one of the prevention technics is sport exercise, such as badminton. Method: This study is an assosiative analitic with cross-sectional approach. Totally 44 members of UNNES Badminton Club were used as samples in this study. Primary data were collected using a questionnaires. Questionnaires used in this study were badminton exercise quantity which consist of frequency and duration of the exercise, and the Beck s Depression Inventory (BDI) which was used to measure the level of depression. Collected data would be analyzed using the contingency coefficient test. Result: There is a correlation beteween the badminton exercise quantity and the level of depression (p= 0.000). Because of the data analyzing method used in this study were contingency coefficient test, then the sufficient badminton exercise quantity could be identified as prevention factor of depression. Data analyzing result also showed that the level between variables was moderate (r = 0.568) Conclusion: There is a correlation between the badminton exercise quantity and the level of depression. Badminton exercise roles as dpression prevention factor. Keywords: Exercise quntity, badminton exercise, depression level Corespondency: berril.riyadi@gmail.com 1. Undergraduate students of Medical Faculty of Semarang Muhammadiyah University 2. College lecturer of Medical Faculty of Semarang Muhammadiyah University 3. College lecturer of Medical Faculty of Semarang Muhammadiyah University xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dewasa yang berkisar antara usia tahun merupakan usia produktif, hal ini berarti masyarakat berusia dewasa mempunyai kontribusi yang besar dalam memajukan bangsa. 1,2,3 Salah satu jalur yang dapat ditempuh adalah dengan meraih prestasi sebanyak-banyaknya. Prestasi dapat diraih dengan berbagai cara, salah satunya adalah olahraga. Salah satu cabang olahraga yang diminati di negara ini adalah bulutangkis. Sejarah mencatat banyak warga negara Indonesia yang berprestasi dalam cabang olahraga tersebut. 4 Salah satu hal yang dibutuhkan untuk meraih prestasi adalah kondisi kesehatan yang baik. Langkah pertama yang dibutuhkan untuk memperoleh kesehatan yang baik adalah pemahaman akan arti kesehatan itu sendiri. Menurut UU No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Berdasarkan definisi tersebut di atas, fisik, mental, spiritual, dan sosial tidak dapat dipisahkan dalam membangun kesehatan yang hakiki pada kehidupan manusia. Komponen-komponen kesehatan di atas masih jarang diterapkan secara keseluruhan. Masih banyak masyarakat yang lebih mementingkan kesehatan fisik dan mengabaikan kesehatan jiwa. 5 Kondisi seperti ini menyebabkan tingginya prevalensi gangguan jiwa. Menurut UU No 18 tahun 2014, gangguan jiwa adalah gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Data Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa di 1

16 Indonesia adalah 1,7 per mil. Pelayanan kesehatan jiwa di negeri ini belum berjalan dengan optimal, sehingga hak orang dengan gangguan jiwa belum dapat terpenuhi. Banyak pasien gangguan jiwa yang dipasung dan diperlakukan dengan tidak benar sehingga memperburuk kondisi kesehatan jiwanya. Kondisi ini juga dapat menyebabkan prevalensi gangguan jiwa di Indonesia tidak mudah berkurang. 6 Tingginya angka kejadian gangguan jiwa menyebabkan peningkatan pada angka disabilitas. WHO menyebutkan gangguan jiwa sebagai penyebab dari sepertiga angka disabilitas. 7 Kita wajib mencegah hal ini terjdi pada diri kita karena Rasulullah SAW menginstruksi ummatnya agar menjadi pribadi yang produktif. Instruksi tersebut tertulis dalam hadits. Orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. (HR Bukhari) Salah satu gangguan jiwa yang umum ditemui adalah depresi. Prevalensi depresi di Indonesia adalah sebesar 6%. Usia dewasa merupakan usia yang rentan terkena gangguan ini, karena hampir setengah dari persentase awitan depresi terjadi saat usia di atas 20 tahun. Depresi yang terjadi pada usia dewasa biasanya akibat riwayat stres saat masa kanak-kanak. Depresi yang disebabkan karena pengaruh psikososial berisiko mengalami kekambuhan. 8 Salah satu faktor protektif yang dipercaya mampu mencegah terjadinya depresi dan kekambuhan depresi adalah olahraga. 9 Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan tingkat depresi. B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada hubungan antara kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan tingkat depresi pada usia dewasa? 2

17 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum: Untuk mengetahui hubungan kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan depresi pada usia dewasa. 2. Tujuan Khusus: Untuk mengetahui peran kuantitas latihan olahraga sebagai faktor risiko atau faktor suportif terhadap depresi pada usia dewasa. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk memperkaya teori dalam Ilmu Kedokteran Jiwa serta memberikan data ilmiah tentang hubungan kuantitas latihan olahraga bulutangkis dengan tingkat depresi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai materi edukasi kepada masyarakat. b. Bagi fakultas, penelitian ini dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dan menjadi dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya. c. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menjadi saran praktik pola hidup sehat untuk mencegah depresi. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian No. Nama Judul Metode Hasil Perbedaan 1 Mats Hallgren, Martin Kraepelien, Agneta O jehagen, Nils Lindefors, Zangin Physical exercise and internetbased cognitive behavioural therapy in the Randomised controlled trial Latihan fisik berpengaruh terhadap depresi Metode tidak menggunakan cross sectional, tidak menggunakan bulutangkis sebagai 3

18 Zeebari, treatment variabelnya Viktor Kaldo and Yvonne Forsell 2 Majid Mohammadi of depression: randomised controlled trial A Study and Comparison of the Effect of Team Sports (Soccer and Volleyball) and Individual Sports (Table Tennis and Badminton) on Depression among Case control Olahraga berkelompok dan olahraga individual memiliki pengaruh yang berbeda terhadap depresi Metode tidak menggunakan cross sectional, sampel penelitian menggunakan usia remaja 3 Nurullah, Fitri Afifah; Nuripah, Gemah; Dewi, Miranti Kania High School Students Hubungan Olahraga Rutin dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Kecamatan Coblong Kota Bandung Cross sectional Olahraga secara rutin dapat memberikan efek langsung pada otak seperti merelaksasikan otot, menurunkan ketegangan, meningkatkan sensasi sehat dan bugar, menstabilkan emosi dan menurunkan kecemasan. Tidak menggunakan olahraga bulutangkis dan dilakukan pada populasi lansia. 4

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat aktivitas, pembicaraan, fungsi vegetatif, dan kemampuan kognitif. Gejala-gejala depresi yang muncul sering sekali menyebabkan gangguan fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaan Epidemiologi Depresi Gangguan depresi dapat terjadi pada seluruh kalangan usia, biasanya dimulai sejak usia 20 sampai 50 tahun. Onset di bawah 20 tahun dapat disebabkan karena penyalahgunaan zat. Terdapat perbedaan prevalensi antara laki-laki dan perempuan pada depresi seumur hidup, yaitu 7-12% pada laki-laki dan 20-25% pada perempuan. Hal yang paling memungkinkan menyebabkan perbedaan ini adalah faktor biologis dan psikologis. 8,11 Prevalensi terjadinya depresi seumur hidup adalah 17,1%, dan untuk depresi berat adalah 16,6%. Dari persentase ini diketahui perempuan dua kali berisiko terkena depresi dibandingkan laki-laki. 12 Penelitian yang dilakukan tanpa melihat pengaruh tempat dan budaya menunjukkan hasil yang sama, yaitu perempuan berisiko dua kali lebih besar menderita depresi. 13 Depresi berat biasanya lebih sering terjadi pada seseorang yang belum memiliki kedekatan hubungan antarpersonal atau seseorang yang mengalami kehilangan. Sepertiga pasien depresi hanya mengalami depresi ringan, tetapi prevalensi kasus depresi sedang dan berat cukup tinggi, yaitu 14% dari total penduduk. Persentase-persentase di atas dapat menjadi bukti 5

20 bahwa depresi merupakan gangguan jiwa kedua yang paling sering terjadi di masyarakat. Bahkan 14% dari pasien di rumah sakit yang dirawat karena berbagai macam masalah kesehatan juga menderita gangguan depresi Etiologi Depresi Depresi dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu : a. Faktor Organobiologik Norepinefrin, dopamin, dan serotonin adalah neurotransmitter yang berpengaruh terhadap kejadian depresi. Pasien depresi mengalami penurunan sekresi norepinefrin akibat aktifnya suatu reseptor b2-presinaptik. Penurunan aktivitas dopamin pada pasien depresi disebabkan karena disfungsi jalur dopamin mesolimbik dan hipoaktif reseptor dopamin D1. Serotonin juga mengalami penurunan jumlah terutama di celah sinap, hal ini yang menyebabkan gangguan pada kontrol regulasi afek, agresi, tidur, dan nafsu makan. 8 b. Faktor Genetik Pengaruh genetik terhadap depresi melalui mekanisme kompleks karena sangat dipengaruhi oleh faktor psikososial dan faktor lain sebagai kausanya. Kemungkinan menderita depresi akan menurun jika derajat hubungan keluarga melebar. Sebagai contoh, sepupu lebih kecil kemungkinannya untuk menderita depresi dibandingkan dengan saudara kandung. 8 c. Faktor Psikososial Faktor psikososial dapat dikatakan sebagai penyebab awal gangguan depresi. Depresi dan gangguan mood biasanya disebabkan oleh peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres. Stres dapat menyebabkan perubahan biologi otak yang dapat bertahan lama. Kondisi ini dapat mengakibatkan perubahan keadaan fungsional beberapa neurotransmitter, hilangnya neuron, 6

21 dan penurunan kontak sinaptik secara signifikan yang nantinya dapat menyebabkan pasien mengalami depresi tanpa adanya stresor eksternal di waktu yang akan datang. 8 Hubungan yang efektif antara seorang individu dengan lingkungannya akan mengurangi risiko kekambuhan depresi. 13 d. Faktor Kepribadian Semua pola kepribadian memiliki risiko untuk terkena depresi, namun kepribadian obsesi kompulsi, histrionik, dan ambang lebih berisiko terkena depresi diabandingkan dengan kepribadian paranoid dan antisosial. Sedangkan gangguan kepribadian yang paling berisiko terkena depresi berat adalah distimik dan siklotimik. 8 e. Faktor Psikodinamik Depresi dapat terjadi jika seseorang merasa bahwa dirinya tidak mampu menggapai cita-citanya yang tinggi. Timbulnya depresi juga dapat dijelaskan dengan teori self-psychology, diamana seseorang pada masa kanak-kanak membutuhkan pemberian rasa aman dan kepercayaan diri dari orang tuanya, dan jika hal ini tidak terpenuhi akan menyebabkan timbulnya depresi pada masa dewasa. Biasanya hal ini terjadi jika seseorang kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun Gambaran Klinis Depresi Mood depresi, hilangnya minat, dan menurunnya energi merupakan gejala utama pada pasien depresi. Trias kognitif pada pasien depresi yang dijelaskan oleh Aaron Beck mencakup persepsi negatif pada diri sendiri, menganggap dunia dan lingkungan sekitar memusuhi dirinya, dan bayangan tentang penderitaan di masa depan. Persepsi dan perasaan ini dapat menyebabkan timbulnya ide-ide untuk melakukan bunuh diri. Dua pertiga pasien depresi diketahui memiliki ide untuk melakukan bunuh diri dan 10-15% dari mereka benar-benar melakukan bunuh diri. 8 7

22 Dari semua gejala yang mungkin terjadi, kecemasan merupakan gejala yang paling sering menyerang pasien depresi. Tidak kurang dari 90% pasien depresi mengalami kecemasan. Beberapa pasien depresi tidak dapat menyadari bahwa mereka mengalami depresi, hal ini disebabkan karena mereka tidak mengalami gangguan mood. Gejala yang timbul pada pasien jenis ini biasanya berupa penarikan diri dari lingkungan dan penurunan energi. Penurunan energi merupakan masalah yang umum ditemui pada depresi. Hampi seluruh pasien depresi mengeluhkan adanya penurunan energi. 8 Masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien depresi dapat membuat mereka mengalami gangguan pada tidur. Gangguan tidur dapat ditemui pada 80% pasien depresi. Selain gangguan tidur, pasien depresi juga sering mengalami gangguan nafsu makan. Gangguan ini dapat berupa peningkatan maupun penurunan nafsu makan. Kombinasi dari gangguan tidur dan gangguan makan dapat berisiko menyebabkan penyakit lain seperti diabetes, hipertensi, gangguan haid, dan lain-lain Diagnosis Depresi Gambaran klinis depresi dapat dikategorikan menjadi gejala utama, gejala lainnya, dan gejala somatik. Berikut merupakan penjabaran gambaran klinis depresi berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. 14 a. Gejala utama - Afek depresif. - Kehilangan minat dan kegembiraan. - Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas. b. Gejala lainnya - Konsentrasi dan perhatian berkurang. - Harga diri dan kepercayaan diri berkurang. - Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna. 8

23 - Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis. - Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri. - Tidur terganggu. - Nafsu makan berkurang. c. Gejala somatik - Kehilangan minat atau kesenangan pada kegiatan yang biasanya dapat dinikmati. - Tiadanya reaksi emosional terhadap lingkungan atau peristiwa yang biasanya menyenangkan. - Bangun pagi leboh awal 2 jam atau lebih daripada biasanya. - Depresi yang lebih parah pada pagi hari. - Bukti objektif dari retardasi atau agitasi psikomotor yang nyata. - Kehilangan nafsu makan secara mencolok. - Penurunan berat badan (5% atau lebih dari berat badan bulan sebelumnya) - Kehilangan libido secara mencolok. Gejala - gejala depresi bermanfaat pada penegakan diagnosis. Berikut adalah tata cara penegakan diagnosis berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. 14 a. Episode depresif ringan (F32.0) - Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi. - Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya. - Tidak boleh ada gejala yang berat di antaranya. - Lamanya episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu. - Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya. 9

24 - Dikategorikan sebagai episode depresi ringan dengan gejala somatik jika terdapat empat atau lebih gejala somatik. b. Episode depresif sedang (F32.1) - Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi. - Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya. - Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu. - Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga. - Dikategorikan sebagai episode depresi sedang dengan gejala somatik jika terdapat empat atau lebih gejala somatik. c. Episode depresif berat tanpa gejala psikotik. (F32.2) - Semua 3 gejala utama depresi harus ada. - Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat. - Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. - Episode deprsif biasanya harus berlangsung sekurangkurangnya 2 minggu, akan tetapi bila gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu. - Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas. 10

25 d. Episode depresif berat dengan gejala psikotik. (F32.3) - Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut di atas. - Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggungjawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. - Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek ( moodcongruent). 6. Penanganan Depresi Pasien depresi biasanya datang dengan keluhan lain atau setelah menjalani skrining depresi. Penanganan dilakukan untuk mencegah terjadinya penelantaran diri dan risiko bunuh diri. Rujukan psikiatri perlu dilakukan jika telah terjadi depresi berat ataupun risiko bunuh diri. Meskipun efek terapinya sering gagal akibat kurangnya kepatuhan, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) masih menjadi terapi yang paling sering diresepkan. Jika depresi telah disertai gejala psikosis, electroconvulsive therapy (ECT) bisa menjadi terapi yang efektif. Pada kondisi nonpsikotik, terutama depresi ringan, cognitive behavioural therapy (CBT) disarankan sebagai pilihan utama. Terapi CBT juga dapat dijadikan sebagai terapi profilaksis. 15 Latihan fisik yang dikombinasikan dengan CBT dapat dengan efektif mengatasi depresi ringan dan sedang daripada terapi konvensional. 9 11

26 B. Olahraga bulutangkis 1. Definisi Bulutangkis Bulutangkis adalah cabang olahraga yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan cara memukul shuttlecock melewati net Kuantitas Latihan Olahraga Bulutangkis Kuantitas olahraga aerobik dapat diketahui kecukupannya dengan cara mengukur frekuensi, intensitas, dan durasi latihan. 17 Frekuensi adalah jumlah sesi olahraga per minggu. Frekuensi olahraga 3-5 kali seminggu dapat dikatakan sebagai latihan yang cukup dan teratur. 20 Durasi olahraga adalah lama latihan olahraga per hari dan biasa dihitung dengan satuan menit. Durasi olahraga dikategorikan cukup bila latihan dilakukan selama menit per hari. Sebaiknya durasi olahraga dinaikkan secara berkala sampai angka cukup agar tubuh dapat beradaptasi dengan baik. 17 Intensitas olahraga adalah seberapa berat kita berolahraga. Intensitas biasanya dipakai untuk mengukur tingkat keberhasilan pada olahraga aerobik. Semakin tinggi intensitas olahraga, semakin tinggi pula tingkat kebugaran yang kita peroleh dari olahraga tersebut. Tingkat intensitas olahraga biasanya dibagi menjadi intensitas cukup dan intensitas kuat. Intensitas cukup adalah ketika jumlah tekanan nadi saat berolahraga 60% - 70% dari tekanan nadi maksimum. Sedangkan intensitas kuat adalah ketika jumlah tekanan nadi saat berolahraga 70% - 80% dari tekanan nadi maksimum. Maka dapat ditarik kesimpulan jika tekanan nadi saat berolahraga kurang dari 60% tekanan nadi maksimum, intensitasnya adalah kurang. 21 Bulutangkis adalah salah satu jenis olahraga aerobik. 18 Hal ini menyebabkan pengukuran kuantitas latihan olahraga bulutangkis dapat menggunakan guideline kuantitas latihan olahraga aerobik. 19 Terdapat sedikit kekhususan dalam mengukur kuantitas latihan olahraga bulutangkis, intensitas tidak perlu diukur secara manual 12

27 pula. 22 Terdapat sedikit perbedaan antara guideline di atas dengan menggunakan tekanan nadi, tetapi dapat diasumsikan sebagai intensitas cukup (moderate) jika dilakukan dengan durasi yang cukup guideline yang dipakai di klub bulutangkis dimana penelitian ini akan dilaksanakan, tepatnya di Klub Bulutangkis Universitas Negeri Semarang (UNNES). Klub ini memadatkan frekuensi latihan menjadi dua kali dalam seminggu dengan durasi selama minimal dua jam. Hal ini dilakukan karena mempertimbangkan status mahasiswa para pemain yang berlatih di klub ini. Hasil suatu penelitian pada atlet mahasiswa menjelaskan bahwa overtraining justru dapat memicu terjadinya depresi. 23 Guideline ini akan digunakan pada penelitian ini, sedangkan guideline yang bersumber dari Depkes akan dijadikan sebagai bahan diskusi di akhir penelitian. 3. Maanfaat Olahraga Bulutangkis Berlatih bulutangkis secara teratur dipercaya mampu mencegah terjadinya penyakit-penyakit tidak menular, salah satunya adalah depresi. Mekanisme pencegahan depresi dengan berlatih bulutangkis dapat dijelaskan melalui dua cara, yaitu dengan cara memperbaiki kualitas sistem kardiovaskuler dan membentuk karakter pada jiwa pemainnya. 20,24,25,26,27 Sebagaimana olahraga pada umumnya, berlatih bulutangkis mampu memperbaiki kualitas sistem kardiovaskuler. Olahraga secara teratur dapat menjaga sistem peredaran darah agar tetap sehat. Beberapa manfaat olahraga terhadap kesehatan kardiovaskuler antara lain, mencegah kekakuan pembuluh darah, meningkatkan angiogenesis pada myokardium, dan meningkatkan fungsi endothel. 24,25 Manfaat olahraga terhadap kardiovaskuler ini dapat meningkatkan suplai darah ke organ-organ target agar bekerja lebih maksimal, salah satu organ target tersebut adalah otak. Peningkatan 13

28 aliran darah ke otak akibat olahraga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas neuron dan neurotransmitter yang dapat mencegah terjadinya depresi. 24,26 Karakter dapat dibentuk dengan berlatih bulutangkis secara teratur. Karakater yang dapat dibentuk dengan berlatih bulutangkis secara teratur antara lain sportivitas, kesadaran diri, dan kemampuan untuk menghadapi masalah-masalah yang ada. Hal-hal ini yang dapat berguna dalam mengatasi stress di kehidupan sehari-hari sehingga dapat meraih kesuksesan dan mencegah depresi. 20,27 Jika seseorang tidak memiliki harapan untuk meraih sukses maka keadaan ini dapat menjadi prediktor depresi bahkan ke tingkat percobaan bunuh diri

29 C. Kerangka Teori Faktor Organobiologik Faktor Genetik Faktor Psikososial Faktor Kepribadian Faktor Psikodinamik Etiologi Depresi DEPRESI Pencegahan Depresi Memperbaiki Kardiovaskuler Membentuk Karakter Manfaat Olahraga Bulutangkis Frekuensi Durasi Pengukuran Kuantitas Latiahan Olahraga Bulutangkis 15

30 D. Kerangka Konsep Kuantitas latihan olahraga bulutangkis Depresi E. Hipotesis a. H 0 : Tidak ada hubungan antara kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan tingkat depresi pada usia dewasa. b. H 1 : Ada hubungan antara kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan tingkat depresi pada usia dewasa. 16

31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merujuk kepada bidang keilmuan kedokteran jiwa. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap sejak permohonan izin kepada pihak Fakultas Kedokteran UNIMUS. 3. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Klub Bulutangkis UNNES. B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional yang berupa analitik asosiatif dengan pendekatan cross-sectional. Data yang didapatkan merupakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi a. Populasi target Seluruh pemain bulutangkis. b. Populasi terjangkau Populasi penelitian ini adalah anggota Klub Bulutangkis UNNES. 2. Sampel.Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu : 17

32 a. Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, antara lain : 1) Berjenis kelamin laki-laki. 2) Berusia dewasa, yaitu tahun. 3) Aktif berlatih sesuai jadwal. b. Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak dapat diambil sebagai sampel, antara lain : 1) Berstatus menikah. 2) Sedang menderita penyakit kronis. 3) Mengkonsumsi alkohol dalam satu tahun terakhir. 4) Menggunakan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) dalam satu tahun terakhir. D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah kuantitas latihan olahraga bulutangkis di Klub Bulutangkis UNNES. 2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah tingkat depresi anggota Klub Bulutangkis UNNES. E. Bahan dan Alat Penelitian Wawancara untuk mengukur tingkat depresi pada penelitian ini menggunakan Beck s Depression Inventory (BDI). Alasan menggunakan kuesioner ini adalah karena dapat digunakan untuk kepentingan klinis dan penelitian. 29 BDI memiliki sensitivitass sebesar 81% dan spesivisitas sebesar 92% dalam mengukur tingkat depresi. BDI terdiri dari 21 poin kuisioner yang mengidentifikasi kesedihan, pandangan tentang masa depan, kegagalan, kepuasan, rasa bersalah, kekecewaan, perasaan menyalahkan diri sendiri, ide bunuh diri, rasa sedih, rasa amarah, minat, pengambilan keputusan,.persepsi tentang 18

33 penampilan diri sendiri, kemampuan bekerja, pola tidur, rasa lelah, nafsu makan, berat badan, kecemasan, dan nafsu seksual. Penelitian ini mengguanakan BDI yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta telah diuji validitas dan reliabilitasnya. BDI pada penelitian ini akan disajikan dengan opsi A sampai D. Opsi-opsi tersebut bermakna nilai. A bermakna 0, B bermakna 1, C bermakna 2, dan D bermakna3. Nilai-nilai ini nantinya akan diakumulasikan untuk mendapatkan tingkat depresi responden. Pengukuran kuantitas latihan olahraga bulutangkis berdasarkan pada kecukupan frekuensi dan durasi latihan yang masing-masing diukur menggunakan : 1. Frekuensi jadwal latihan bulutangkis Klub Bulutangkis UNNES. 2. Durasi jadwal latihan bulutangkis Klub Bulutangkis UNNES. F. Data yang Dikumpulkan 1. Data Primer Data primer yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan hasil pengisian kesioner menggunakan Beck s Depression Inventory (BDI) untuk mengukur tingkat depresi. Frekuensi dan durasi olahraga menggunakan jadwal latihan bulutangkis Klub Bulutangkis UNNES. G. Prosedur Pengambilan Data 1. Dilakukan pengambilan sampel sesuai kriteria inklusi yang telah ditetapkan dengan jumlah sebanyak 44 anggota Klub Bulutangkis UNNES. 2. Penelitian dilakukan di Klub Bulutangkis UNNES. Kuisioner yang dibagikan kepada sampel berisi pertanyaan yang berhubungan dengan : a. Identitas sampel. b. Kuantitas latihan olahraga bulutangkis yang terdiri dari kecukupan frekuensi dan durasi latihan. c. Tingkat depresi diukur dengan BDI 19

34 H. Alur Penelitian Penetapan populasi Pengisian Lembar Persetujuan Menjadi Responden Pengisian Lembar Identitas Pribadi dan Skrining Responden Kriteria Ekslusi Kriteria Inklusi Pengisian Lembar Kuantitas Latihan Bulutangkis Pengisian Beck s Depression Inventory 20

35 I. Variabel dan Definisi Oprasional Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Definisi Oprasional Cara Pengukuran Kategori Skala Ukur Kuantitas latihan olahraga bulutangkis Diukur berdasarkan kecukupan frekuensi, intensitas, dan durasi latihan 1. Frekuensi diukur berdasarkan jadwal latihan bulutangkis Klub Bulutangkis UNNES <2 hari/minggu : frekuensi kurang 2 hari/minggu : frekuensi cukup Ordinal 2. Durasi diukur berdasarkan jadwal latihan bulutangkis Klub Bulutangkis UNNES <2 jam/latihan : durasi kurang 2 jam/latihan : durasi cukup Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi, minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Beck s Depression Inventory (BDI) 0-13: normal 14-19: depresi ringan 20-28: depresi sedang 29-63: depresi berat Ordinal J. Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik pengolahan data Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut : a. Editing Memeriksa kelengkapan data satu persatu baik data primer maupun data sekunder. 21

36 b. Coding Memberikan kode tertentu pada jawaban kuisioner untuk mempermudah pengolahan data. c. Processing Memasukkan data yang sudah didapat ke dalam komputer. d. Cleaning Memeriksa kembali data yang sudah diproses. 2. Teknik Analisis Data a. Univariat Analisis univariat digunakan untuk menganalisis masingmasing variabel baik variabel bebas dan terikat. b. Bivariat Analisis bivariat merupakan analisis data yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan terikat. Penelitian ini menggunakan uji analitik statistik koefisien kontingensi dengan taraf kepercayaan 95% (p < 0,05) untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel. K. Jadwal Penelitian Tabel 3. Jadwal Penelitian Jadwal September Oktober Februari Proposal XX Seminar XX Proposal Penelitian XX Pengelolahan XX dan Analisis Data Seminar Hasil XX 22

37 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian telah dilakukan pada bulan Oktober 2016 di Klub Bulutangkis UNNES dengan jumlah responden penelitian sebanyak 44 orang. Data yang didapatkan dari penelitian tersebut dianalisis menggunakan program komputer dengan hasil sebagai berikut : 1. Analisis Univariat Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, status pernikahan, frekuensi dan durasi olahraga, serta skor BDI. Karakteristik Responden Jenis Kelamin Jumlah Responden (orang) Persentase Responden (%) Laki-laki Usia (tahun) , , ,2 Pendidikan Terakhir SMA SMK 6 13,6 MA 1 2,3 Pekerjaan Mahasiswa Status Pernikahan Belum menikah Frekuensi Olahraga (hari/minggu)

38 Durasi Olahraga (jam/latihan) 1 4 9, , ,8 Skor BDI 0-13 (normal) 42 95, (depresi ringan) 2 4, (depresi sedang) (depresi berat) 0 0 Tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh reponden yang berjumlah 44 orang (100%) adalah laki-laki. Usia responden berkisar antara tahun. Sebagian besar berusia 19 tahun, yaitu sebanyak 20 orang (45,5%). Sebanyak 37 orang (84%) responden adalah lulusan SMA, selebihnya adalah lulusan SMK dan MA. Seluruh reponden yang berjumlah 44 orang (100%) adalah mahasiswa dan berstatus belum menikah. Berdasarkan frekuensi olahraga, sejumlah 44 orang (100%) berolahraga dengan frekuensi 2 hari/minggu dengan durasi antara 1 3 jam/latihan. Sebanyak 26 orang (59,1%) berolahraga dengan durasi 2 jam/latihan. Pada pengukuran BDI, responden yang memiliki skor BDI normal sebanyak 42 orang (95,5%). 2. Analisis Bivariat Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Koefisien Kontingensi Kecukupan Olah Raga Bulutangkis terhadap Tingkat Depresi Kuantitas Bulutangkis Tingkat depresi Normal Ringan Total r p n % n % n % Cukup ,568 0,000* Kurang

39 Tabel 5 menunjukkan bahwa 40 orang responden yang berolahraga bulutangkis dengan kuantitas yang cukup, secara keseluruhan (100%) memiliki skor BDI normal. Sedangkan 4 orang responden yang berolahraga bulutangkis dengan kuantitas yang kurang, 2 orang (50%) di antaranya memiliki skor BDI normal, dan 2 orang (50%) lainnya memiliki skor BDI yang mengindikasikan depresi ringan (14-19). Nilai p = 0,000 (<0,05) sehingga Ho ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan tingkat depresi. Nilai r = 0,568 dapat diartikan bahwa kekuatan hubungan kedua variabel adalah sedang. B. Pembahasan Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa nilai p = 0,000 (<0,05) sehingga Ho ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa ada hubungan signifikan antara kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan tingkat depresi. Karena metode analisis data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan koefisien kontingensi, maka kuantitas olahraga yang cukup pada olahraga bulutangkis dapat diartikan sebagai faktor pencegah depresi. Dengan metode ini, kurangnya kuantitas latihan olahraga bulutangkis tidak dapat diartikan sebagai faktor risiko terjadinya depresi. Selain mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel, dengan metode koefisien kontingensi juga dapat diketahui kuat lemahnya hubungan kedua variabel. Pada analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa nilai r = 0,568 sehingga kekuatan hubungan antara kedua variabel adalah sedang. Berlatih bulutangkis dapat mencegah depresi melalui dua mekanisme, yaitu dengan cara memperbaiki kualitas sistem kardiovaskuler dan membentuk karakter pada jiwa pemainnya. Seperti olahraga aerobik pada umumnya, bulutangkis dapat memperbaiki kualitas sistem kardiovaskuler. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Schuler (2012). Penelitian tersebut membandingkan antara pasien kardiovaskuler yang rutin berolahraga 25

40 dan tidak berolahraga. Hasil yang didapat adalah perbaikan lesi kardiovaskuler terjadi pada 28% pasien yang berolahraga rutin, sedangkan pada pasien yang tidak berolahraga rutin, perbaikan lesi kardiovaskuler hanya terjadi pada 6% pasien. Berdasarkan penelitian tersebut, hal ini dapat terjadi karena olahraga dapat meningkatkan fungsi endotelium, meningkatkan angiogenesis, dan memperbaiki kekakuan pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menjadi lebih sehat. Hasil yang akan didapatkan jika pembuluh darah menjadi sehat adalah terjadinya perbaikan neurotransmitter di otak. 25 Penelitian yang dilakukan oleh Dimeo (2000) menunjukkan bahwa olahraga dapat memperbaiki konsentrasi dari substansi neuroaktif pada sistem saraf pusat seperti kortisol, katekolamin, dan peptida opioid yang berperan dalam patofisiologi depresi. 30 Penelitian yang dilakukan oleh Ji-Yeon (2014) juga membuahkan hasil yang serupa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa olahraga memiliki efek positif terhadap depresi bahkan ide-ide bunuh diri. Tetapi pada penelitian ini dapat diketahui bahwa olahraga hanya berefek positif terhadap depresi pada laki-laki. Hal ini karena perempuan dapat mensekresi lebih banyak corticotrophin releasing hormone (CRH) yang dapat merangsang sekresi hormon stres (kortisol). 31 Berlatih bulutangkis juga dapat membentuk karakter pada jiwa pemainnya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Asasdpour (2014). Penelitian ini membandingkan antara laki-laki yang rutin berlatih bulutangkis dan laki-laki yang tidak rutin berlatih bulutangkis. Hasil yang didapatkan adalah mereka yang rutin berlatih bulutangkis memiliki konsistensi emosional dan kepercayaan diri yang lebih tinggi. Hal-hal tersebut berguna dalam mencegah depresi. 32 Hasil yang serupa juga didapatkan dari penelitian yang dilakukaan oleh Ilchev (2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pelajar yang rutin berlatih bulutangkis memiliki risiko lebih rendah untuk terkena depresi. Hal ini terjadi karena para pelajar tersebut dapat belajar mengatasi masalah saat pertandingan dengan cara membangun komunikasi yang baik dengan partner mereka. Pelajar tersebut akan dapat membawa kebiasaan baik itu ke dunia nyata di luar pertandingan bulutangkis. 27 Penelitian 26

41 yang dilakukan oleh Mohammadi (2011) menunjukkan bahwa berlatih bulutangkis dapat mengurangi gejala depresi, hanya saja manfaat yang diperoleh dalam meringankan depresi lebih kecil jika dibandingkan dengan berlatih sepak bola dan bola voli, karena dua jenis olahraga ini dapat membangun kerjasama yang lebih baik di antara para pemainnya. 33 C. Keterbatasan Penelitian 1. Desain penelitian ini adalah analitik asosiatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dengan metode kohort prospektif akan lebih bermakna dalam menganalisis hubungan antara kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan tingkat depresi pada usia dewasa. 2. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Pemilihan responden dari pasien depresi akan sangat bermanfaat untuk mengetahui fungsi olahraga bulutangkis dalam meringankan gejala depresi. 27

42 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Ada hubungan antara kuantitas olahraga bulutangkis dan tingkat depresi pada usia dewasa. Latihan olahraga bulutangkis berperan sebagai faktor pencegah depresi. B. Saran Berdasarkan dari hasil penelian dan pembahasan, maka saran yang dapat disimpulkan oleh peneliti yaitu : 1. Olahraga yang rutin dengan frekuensi, durasi dan intensitas yang cukup sangat dibutuhkan dalam menjaga kesehatan. 2. Salah satu olahraga yang dapat menjadi pilihan adalah bulutangkis, karena olahraga ini terbukti dapat memperbaiki kesehatan fisik dan jiwa. 3. Berdasarkan penelitian ini, frekuensi minimal yang dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat dari berlatih bulutangkis adalah 2 hari/minggu dengan durasi minimal 2 jam/latihan. 4. Hindari pola hidup yang menjadi faktor risiko terjadinya depresi, antara lain konsumsi narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. 28

43 DAFTAR PUSTAKA 1. Yudianto, dkk. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; Hal. xxxii 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Pasal 1 3. Tjiptoherijanto, Prijono. Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja, dan Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan, pdf 2001 [diakses pada tanggal 9 Oktober 2016] 4. Wicaksono, Helmi. Badminton Identitas Indonesia, [diakses pada tanggal 21 Juni 2016] 5. Simanjuntak, Julianto. Konseling gangguan jiwa dan okultisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; Hal Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; Hal Idaiani S, dkk. analisis gejala mental emosional penduduk Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 10 Oktober 2009; 59: Wibisono, Sasanto, editor. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: FK UI; Hal Hallgren, Mats et al. physical exercise and internet-based cognitive behavioural therapy in the treatment of depression: randomised controlled trial. The British Journal of Psychiatri 2015; Kaplan H, et al. Sinopsis psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara; Hal Mayasari, Ni Nyoman Wistya Tri. Gambaran umum depresi. SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Kay J, Tasman A. Essentials of psychiatry. Chichester: John Wiley & Sons, Ltd; Hal Sadock B, Sadock V. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: EGC; Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; Hal Katona C, et al. At a glance psikiatri. Jakarta: Penerbit Erlangga; Cambridge Dictionary, [diakses pada 21 Juni 2016] 17. David Geffen School of Medicine, UCLA. American College of Sport Medicine Exercise Guidelines, [diakses pada tanggal 18 April 2016] 29

44 18. NHS Choices.Gym-free Exercise, [diakses pada tanggal 1 Agustus 2016] 19. Jonathon C, et al. Promoting well-being for people at risk of mental health problems. South East Regional Public Health Group; Infodatin. Pembinaan Kesehatan Olahraga di Indonesia. Jakarta: Depkes; Hal. 1, CardioSmart. Exercise: Measuring intensity. American college of cardiology Miles, L.Physical activity and health.british Nutrition Foundation 2007; 32: Wolanin A, et al. Depression in athletes: prevalence and risk factors. American College of Sport Medicine 2015; 14: Myers, Jonathan. Exercise and cardiovascular. American Heart Association 2003; 107: Schuler G, et al. Role of exercise in the prevention of cardiovascular disease: results, mechanisms, and new perspectives. European Heart Journal 2013; 34: Center for Brain Health. Study Finds Aerobic Exercise Improves Memory, Brain Function and Physical Fitness, [diakses pada tanggal 18 April 2016] 27. Ilchev, Iliyan. Badminton for the physical fitness of adolescents. Resaarch in Kinesiology 2014; 42: Cunningham, Shaylyn. Anxiety, depression, and hopelessness in adolescents: a structural equation model. University of Calgary 2006: Beck, Aaron T. Beck scales and inventories, [diakses pada tanggal 18 April 2016] 30. Dimeo F, et al. benefits from aerobic exrcise in patients with major depression: a pilot study. British Journal of Sport Medicine 2000; 35: Ji-Yeon An. association of physical activity by intensity (moderate vs. vigorous) with depression and suicidal thoughts among middle school students in south korea. Journal of The Korea Academia-Industrial Cooperation Society 2014; 15: Asasdpour, Hatam et al. the effect of badminton training on the personality traits of male students. International Journal of Psychology and Behavioral Research. 2014; 3: 386, Mohammadi, Majid. a study and comparison of the effect of team sports ( soccer and volleyball) and individual sports (table tennis and badminton) on depression among high school students. Australian Journal of Basic and Applied Sciences; 5:

45 LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di tempat Assalamu alaikum Wr. Wb. Saya Rizzanjeni Berril Riyadi mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang sedang melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Kuantitas Latihan Olahraga Bulutangkis dan Tingkat Depresi pada Usia Dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan peran kuantitas latihan olahraga bulutangkis terhadap tingkat depresi pada usia dewasa. Pada penelitian ini responden akan diminta untuk mengisi identitas dan data pribadi untuk menentukan apakah responden sesuai dengan kriteria sampel yang diinginkan pada penelitian ini. Setelah mengisi lembar data pribadi dan skrining responden, responden diminta untuk mengisi lembar kuantitas latihan bulutangkis serta kuesioner BDI (Beck s Depression Inventory) yang merupakan alat ukur tingkat depresi. Kuesioner BDI terdiri dari 21 pertanyaan. Responden diminta untuk menjawab dengan jujur sesuai dengan kondisi responden saat ini. Setelah responden mengisi kuesioner, maka akan dilakukan uji analisis asosiatif antara data kuantitas latihan olahraga bulutangkis dan hasil BDI secara statistik. Identitas pribadi sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Manfaat penelitian ini yaitu untuk memperkaya informasi dalam bidang ilmu kedokteran jiwa. Penelitian ini juga bermanfaat untuk masyarakat, yaitu dapat menentukan langkah dalam mencegah depresi. 31

46 Responden bebas untuk memutuskan keluar atau tetap mengikuti penelitian. Tidak ada paksaan sedikitpun terhadap responden. Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya berharap anda berkenan mengisi lembar persetujuan kesediaan dalam rangka berpartisipasi pada penelitian ini. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Peneliti Rizzanjeni Berril Riyadi 32

47 LAMPIRAN 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Jenis Kelamin : Tempat, tanggal lahir : Alamat : No. Telepon : Menyatakan bahwa : 1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian Hubungan antara Kuantitas Latihan Olahraga Bulutangkis dan Tingkat Depresi pada Usia Dewasa. 2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun saya BERSEDIA / TIDAK BERSEDIA ikut serta dalam penelitian dengan kondisi: a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah. b. Saya boleh memutuskan untuk keluar atau tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun. Semarang, September 2016 Responden ( ) 33

48 LAMPIRAN 3 LEMBAR DATA PRIBADI DAN SKRINING RESPONDEN I. Data Identitas Pribadi Petunjuk : 1. Isilah data identitas pribadi di bawah ini dengan jawaban yang sebenarbenarnya. 2. Jika pekerjaan responden adalah mahasiswa, cantumkanlah tingkat semester yang sedang ditempuh. Nama : No. Responden : Jenis Kelamin : Usia : Pendidikan Terakhir : Pekerjaan : Status Pernikahan : II. Kuesioner Skrining Riwayat Depresi Petunjuk : 1. Jawablah kuesioner skrining riwayat depresi di bawah ini dengan jawaban yang sebenar-benarnya. 2. Pilihlah jawaban sesuai dengan kondisi yang anda alami sebelum bergabung dengan klub bulutangkis UNNES dengan cara menyilang opsi yang anda pilih. Pertanyaan : Sebelum anda bergabung dengan klub bulutangkis UNNES, apakah anda pernah mengalami hal-hal berikut ini selama 2 minggu? 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Sastroasmoro dan Ismael (2011) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN POLI PENYAKIT DALAM RSD Dr.

HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN POLI PENYAKIT DALAM RSD Dr. HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN POLI PENYAKIT DALAM RSD Dr. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI Oleh Amalia Firdaus NIM 102010101014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

Oleh SHOFI IKRAMINA

Oleh SHOFI IKRAMINA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, AKTIVITAS FISIK, Z-SKOR, DAN FREKUENSI LATIHAN TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BASKET REMAJA LAKI-LAKI DI KLUB BASKET SCORPIO, JAKARTA TIMUR Skripsi Ini Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI Sarah Damayanti R.P. Marbun 1, Titis Hadiati 2, Widodo Sarjana 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN TENSION-TYPE HEADACHE DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh: Fardhika J500110019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu masalah psikologis yang sering terjadi pada masa remaja dan onsetnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia (Al- Qaisy, 2011). Depresi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

Lebih terperinci

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001 JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Jiwa Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah depresi kini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena dapat menyerang seluruh usia dan lapisan masyarakat. Depresi merupakan gangguan suasana perasaan

Lebih terperinci

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA Pembimbing : Dr. Prasilla, Sp KJ Disusun oleh : Kelompok II Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta cemas menyeluruh dan penyalahgunaan zat. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian adalah ilmu kedokteran jiwa.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian adalah ilmu kedokteran jiwa. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian adalah ilmu kedokteran jiwa. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian di SMA Kristen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi 2.1.1 Definisi Pemahaman tentang depresi telah ada sejak zaman Hippocrates (460-377 SM). Depresi pada saat itu disebut melankoli, yang digambarkan sebagai kemurungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh : Theresia

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

Abstrak. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014.

Abstrak. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014. Abstrak Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014. Triadi Arif Maulana, 2015. Pembimbing I : dr. Stella Tinia Hasianna, M.Kes.

Lebih terperinci

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013 TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013 DISUSUN OLEH : KEVIN DILIAN SUGANDA (100100075) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjanastrata-1 pendidikan dokter

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjanastrata-1 pendidikan dokter GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN BERBAGAI FAKTOR PADA PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS (Studi Deskriptif Analitik di Puskesmas Halmahera Semarang) LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ BIPOLAR Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta

Lebih terperinci

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Artikel PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Mardiya Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri sedang menginjak

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan rancangan belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor yang

Lebih terperinci

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN 105 LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Bapak/Ibu/Adik Yth, Saya dr. Toety Maria Simanjuntak, saat ini menjalani pendidikan spesialis Neurologi di FK USU dan sedang melakukan

Lebih terperinci

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ Gangguan Bipolar Febrilla Dejaneira Adi Nugraha Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ Epidemiologi Gangguan Bipolar I Mulai dikenali masa remaja atau dewasa muda Ditandai oleh satu atau lebih episode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan, menguraikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Mood disorders atau gangguan emosional merupakan. salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3

1 BAB I PENDAHULUAN. Mood disorders atau gangguan emosional merupakan. salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mood disorders atau gangguan emosional merupakan salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3-5% populasi pada suatu saat dalam kehidupannya pernah megalami

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Kedokteran Jiwa. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Kedokteran Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 1

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan pembangunan nasional memberikan dampak perubahan pada sistem kesehatan Indonesia ke dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Layanan kesehatan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Karla Kalua G0011124 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa kedokteran merupakan golongan dewasa muda yang unik, yang memiliki komitmen akademik dan gaya hidup yang dapat berimbas pada kebiasaan tidurnya dan mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, sejumalah faktor psikososial seperti stress, depresi, kelas sosial, dan kepribadian tipe A dimasukkan dalam faktor risiko klasik untuk

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh MUHAMMAD IRFAN RIZALDY PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh MUHAMMAD IRFAN RIZALDY PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN FAKTOR KETURUNAN DENGAN MIOPIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Disusun oleh MUHAMMAD IRFAN RIZALDY 20130310131

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini termasuk rancangan Quasy Experiment untuk menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu psikiatri. 1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR Cemas adalah perasaan tidak pasti atau tidak menentu terhadap ancaman atau ketakutan yang akan terjadi yang muncul tanpa alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia,

BAB I PENDAHULUAN. unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah utama gangguan jiwa di dunia adalah skizofrenia, depresi unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia, 1998). Skizofrenia

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Erika Dewi Noorratri 1, Wahyuni 2 1,2 Stikes Aisyiyah Surakarta Jl.

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: NI MADE ARTINI NIM. 1302115010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016. 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016. Metode pengumpulan data dalam

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional (non

METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional (non BAB III A. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah observasional (non eksperimental) dan pengambilan datanya dilakukan secara cross-sectional dengan cara pengisian kuisioner.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian cross sectional digunakan pendekatan transversal, dimana observasi terhadap variabel

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI

PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI LAPORAN AKHIR HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN (Studi pada mahasiswa tingkat awal (2014) Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang)

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data untuk penelitian dilakukan pada tanggal 21 Januari 2012 sampai dengan tanggal 28 Januari 2012. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : MITA RESTUNING AJI J FAKULTAS KEDOKTERAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : MITA RESTUNING AJI J FAKULTAS KEDOKTERAN PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA IBU DARI ANAK GANGGUAN CEREBRAL PALSY DENGAN IBU DARI ANAK GANGGUAN ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SURAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat,

Lebih terperinci

PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI PADA LANJUT USIA YANG BEROLAHRAGA TAI CHI DAN LANJUT USIA YANG TIDAK BEROLAHRAGA

PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI PADA LANJUT USIA YANG BEROLAHRAGA TAI CHI DAN LANJUT USIA YANG TIDAK BEROLAHRAGA PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI PADA LANJUT USIA YANG BEROLAHRAGA TAI CHI DAN LANJUT USIA YANG TIDAK BEROLAHRAGA SKRIPSI Diajukan kepada Prodi Pendidikan Dokter Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya untuk

Lebih terperinci

Karya Tulis Ilmiah. Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Karya Tulis Ilmiah. Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP TINGGINYA KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR.

HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR. HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR. SOEBANDI SKRIPSI Oleh Vyta Rahmawati NIM 102010101089 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menjadi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menjadi seorang dewasa, 1,2 dengan karakteristik yang beragam, kompleks, tidak terprediksi, tidak terkontrol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik. Studi ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara tingkat stres dengan tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SENAM AEROBIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI DI BENGAWAN SPORT CENTRE SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SENAM AEROBIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI DI BENGAWAN SPORT CENTRE SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH KEIKUTSERTAAN SENAM AEROBIK TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI DI BENGAWAN SPORT CENTRE SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gejala negatif merupakan suatu gambaran defisit dari pikiran, perasaan atau perilaku normal yang berkurang akibat adanya gangguan otak dan gangguan mental (Kring et

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

19

19 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini merujuk pada bidang keilmuan Ilmu Kesehatan Jiwa, Sub Bidang Psikiatri Ilmu Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur

Lebih terperinci

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI 1 MEDAN

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI 1 MEDAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI 1 MEDAN Oleh : KALAIVANI ALAGAPAN 080100404 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum GAMBARAN DAN HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS (Studi Deskriptif Analitik di Puskesmas Halmahera Semarang) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (affective atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (affective atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Berbagai macam tekanan sering dirasakan oleh individu. Tekanan-tekanan tersebut antara lain adalah tingginya tingkat persaingan dalam memperoleh pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan populasi (population aging) atau peningkatan proporsi penduduk usia tua dari total populasi penduduk telah terjadi di seluruh dunia. Perubahan struktur demografi

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasuh Skizofrenia Selama 50 tahun terakhir, munculnya perawatan berbasis komunitas, penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa dukungan yang memadai

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN METODE RELAKSASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MENGATASI NYERI HAID PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN FK UNS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh KUMALATUS SADEA

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh KUMALATUS SADEA KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI MAHASISWA YANG TINGGAL DIPONDOKAN (KOS) DAN YANG TINGGAL DENGAN ORANGTUA PADA MAHASISWA SEMESTER VI FAKULTAS KEDOKTERAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP TINGKAT STRES TUGAS AKHIR MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP TINGKAT STRES TUGAS AKHIR MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP TINGKAT STRES TUGAS AKHIR MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan FATHUR

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009 15 HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009 Aironi Irsyahma, dr. Khairun Nisa B, M.Kes, AIFO Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan jiwa,dan memiliki sikap positif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan yang baik adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI SMAN 1 SIDAREJA DI DESA DAN DI SMAN 1 CILACAP DI KOTA Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci