BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan dari generasi ke generasi dalam suatu kelompok masyarakat, biasanya disampaikan turun temurun secara verbal dengan diiringi oleh ajaran ajaran untuk mengenal maupun melestarikan ajaran tentang sebuah kebudayaan. Sebagai bagian dari kebudayaan, Imlek merupakan tradisi yang berusia ribuan tahun. Hari tahun baru Imlek merupakan tahun baru yang didasarkan pada penanggalan Cina (kalender bulan) dan disebut juga sebagai festival musim semi karena bagi masyarakat Cina dahulu yang mayoritas petani, hari tersebut merupakan hari pertama musim semi. Tahun baru Imlek dirayakan selama 15 hari dengan harapan pada hari ke-15 itu para petani sudah bisa memulai masa tanam, pada hari itu dirayakan festival lentera atau di Indonesia biasa diucapkan dalam dialek Hokkian menjadi Cap Go Meh. (Clive Day, 1958:69). Di Indonesia, perayaan Imlek bisa dikatakan sebagai salah satu berkah dari gerakan reformasi, karena sebelum ada gerakan reformasi, perayaan Imlek tidak diperkenankan, hanya bisa dilakukan secara diam-diam, tertutup, dan terbatas di lingkungan masyarakat keturunan Tionghoa. Setelah gerakan reformasi berhasil menumbangkan pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Suharto, barulah perayaan Imlek diperkenankan. Keputusan Presiden (Kepres) No.6 Tahun 2000 yang dikeluarkan Presiden Abdurrahman Wahid memberikan kebebasan kepada etnis Tionghoa untuk kembali menjalankan acara-acara keagamaan dan adat-istiadat, termasuk merayakan Imlek. Dengan proses sejarah selama tak kurang 30 tahun dibawah pemerintahan rezim soeharto itulah yang membawa dampak sampai sekarang dikalangan 1

2 tionghoa Indonesia. Meskipun upaya genosida semua unsur budaya dan adat istiadat tionghoa gagal dilakukan oleh rezim Soeharto, namun akibatnya membuat sebagian besar generasi muda tionghoa Indonesia yang dilahirkan di tahun 1960-an sampai 1990-an hanya mengenal sedikit saja budaya dan adat istiadat. Termasuk dalam merayakan imlek dengan segala pernak perniknya. Apalagi, jika Imlek dipahami bukan sebagai ajaran agama, melainkan tradisi (kebudayaan) yang bisa dirayakan oleh semua pemeluk agama, maka jadilah Imlek sebagai perayaan yang bisa dilakukan siapa saja. Perayaan Imlek bukan hanya milik etnis Tionghoa, tapi telah menjadi milik seluruh masyarakat Indonesia. (Benny G. Setiono, 2010) Salah satu cara untuk melestarikan dan mengenalkan budaya tradisi yang ada di Indonesia dapat dilakukan melalui media televisi. televisi merupakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi, edukasi, dan hiburan adalah salah satu media visual dan auditif yang mempunyai jangkauan yang sangat luas. Mengingat sifatnya yang terbuka, cakupan pemirsanya yang tidak mengenal usia dan meliputi seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Sehingga menjadikan media televisi sebagai media pembawa informasi yang besar dan cepat pengaruhnya terhadap perkembangan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota masyarakat dan tata nilai yang ada. Seharusnya dengan adanya televisi sebagai media informasi dan hiburan, banyak sekali hal yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya memberikan tontotan yang menarik tapi tetap menghibur dan memberi informasi, seperti mengenalkan tentang kebudayaan Indonesia, warisan leluhur yang harus tetap dilestarikan. Sehingga penulis bermaksud untuk membuat sebuah karya menjadi sebuah komponen yang menarik, mudah dipahami, dan menghibur pemirsa. Penulis memutuskan untuk mengemas karyanya dalam format dokumenter yang berjudul ARSIP MERAH PUTIH Episode IMLEK HARAPAN BARU. Dokumenter secara umum didefinisikan sebagai film non fiksi yang dibedakan dengan cerita fiksi. Karena film dokumenter bercerita atau naratif, 2

3 selain itu juga memiliki aspek dramatik, hanya saja bukan fiktif namun berdasarkan fakta. Struktur cerita dokumenter lebih pada isi dan pemaparan, film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot (Ayawaila, Gerzon R.2008). Joris Ivens dalam bukunya The Camera and I mengatakan bahwa sebuah karya film dokumenter adalah bukan cerminan pasif dari kenyataan, melainkan terjadi proses penafsiran atas kenyataan yang dilakukan oleh pembuat film dokumenter, sebenarnya ia mau mengatakan juga, bahwa sebuah film dokumenter kendatipun harus suatu fakta obyektif namun tetap saja unsur subyektivitas tak mungkin dihindari dan sah terlibat dalam realitas yang tersaji pada karya tersebut (Wibowo, Fred. 2007). Untuk memproduksi dokumenter tidaklah mudah karena dibutuhkan data yang berdasarkan fakta, memiliki ketajaman dalam memandang dan menghayati suatu peristiwa. Serta mampu menonjolkan suatu hal yang meski umum namun belum terungkap seutuhnya yaitu sisi humanisme. (Andi Fachrudin, Dasar-Dasar Produksi Televisi,2012) Selain itu program berformat dokumenter merupakan salah satu cara untuk mengahadapi persaingan televisi, karena dokumenter dianggap mampu menjadi counter program yang dapat menyuguhkan kegiatan manusia seharihari pada umumnya yang membutuhkan interaksi dan pengetahuan 1.2 Perumusan Masalah Banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang budaya imlek baik sejarahnya maupun makna yang terkandung di dalamnya dan tak banyak yang mengupas tentang sisi lain perkembangan imlek di indonesia yang membuat banyak generasi muda menyaksikan imlek sekedar meramaikan saja tanpa memaknainya. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengemasnya dalam sebuah karya yang berformat dokumenter. Dari latar belakang diatas penulis menemui beberapa kendala, yaitu : 1. Bagaimana cara mengemas sebuah dokumenter yang menarik mengenai perayaan imlek di Indonesia agar diterima masyarakat? 3

4 2. Bagaimana menjelaskan dan mengupas sejarah sejarah perjalanan imlek dan makna yang terkandung di dalamnya dengan format dokumenter? 3. Bagaimana teknik pengambilan gambar dan menentukan angle yang bagus dalam format dokumenter, untuk informasi yang ingin disampaikan? 1.3 Tujuan Pemecahan dari semua masalah di atas itu bertujuan untuk 1. Menciptakan sebuah karya dokumenter tentang akulturasi budaya tionghoa di Indonesia tentang perayaan imlek dengan memberikan informasi sejarah imlek masuk ke Indonesia agar dapat memberikan informasi menarik. 2. Menjelaskan dan mengupas tuntas sejarah dan makna perayaan imlek. 3. Membuat angle gambar yang bagus agar dapat di nikmati dengan baik oleh masyarakat dengan beberapa teknik kamera seperti full shot, close up, long shot, medium shot, dll. 1.4 Batasan Masalah Sesuai dengan judul yang di ambil yaitu Arsip Merah Putih penulis memiliki batasan batasan yang digunakan untuk memfokuskan kemana arah program berformat feature ini, baik dari segi tema maupun job decription yang akan lebih ditekankan, yaitu sebagai berikut: 1. Judul yang di pilih adalah Arsip merah putih, Episode Imlek Harapan Baru dengan harapan masyarakat diharapkan mampu mengerti, menerima serta mengenal tentang sejarah dan tradisi-tradisi budaya yang ada di Indonesia. Karena itu semua merupakan kekayaan budaya indonesia yang harus tetap di jaga dan dilestarikan 2. Penulis menitikberatkan job description selaku kameramen dalam program dokumenter, sebagai kompetensi pilihan yang dikuatkan dalam berkarya. Pemilihan kompetensi ini dirasa sesuai, karena untuk menghasilkan sebuah karya dokumenter yang baik dibutuhkan riset dan pembuatan alur yang baik dengan memvisualkan sebuah cerita. 4

5 1.5 Manfaat Manfaat Akademis : 1. Sebagai dokumen dan arsip dalam bentuk karya audio visual. 2. Sebagai referensi untuk pembelajaran mahasiswa di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu dan kualitas belajar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang Manfaat Praktis : 1. Menambah ilmu pengetahuan tentang budaya, khususnya imlek 2. Sebagai sarana kepedulian penulis terhadap budaya imlek 3. Bukti penulis mampu mengaplikasikan ide kreatif menjadi sebuah karya dokumenter Manfaat Sosial : 1. Sebagai sarana media pembelajaran bagi masyarakat yang melihat siaran ini. 2. Sebagai sarana media informasi tentang budaya imlek. 3. Sebagai tontonan yang memberikan inspirasi dan motivasi terhadap orang yang melihatnya. 1.6 Metode Pengumpulan Data Metode-Metode Yang Digunakan : Metode Penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penulisan ini serta dalam memperoleh data ditempuh dengan jalan : 1. Studi Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian yang langsung dilakukan pada obyeknya, dimana dalam hal ini penulis melakukan dengan: 5

6 a. Mengumpulkan data dengan mewawancarai secara langsung narasumber yang berkompeten dan mengetahui tentang budaya imlek. b. Observasi, mengikuti dan mengamati proses jalannya acara imlek dari festival hingga sembahyangan di malam imlek. c. Dokumentasi, dalam proses pencarian data (riset) penulis menggunakan alat perekam (Tescamp), kamera DSLR, Kamera sebagai sumber data yang nantinya dapat memudahkan penulis untuk mentranskrip hasil-hasil wawancara. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu suatu penelitian dan pengumpulan data dengan cara mempelajari dan membaca buku serta literature-literatur yang ada kaitannya dengan obyek penulisan. Disini penulis mencari referensi melalui buku, surat kabar, foto, sumber internet mengenai Budaya Imlek, bagaimana mengemas sebuah dokumenter agar menarik, dan penulisan naskah agar nantinya informasi yang ingin disampaikan dapat di terima oleh masyarakat Pemilihan Narasumber Narasumber yang dipilih adalah orang yang berkompenten dan mengerti betul tentang, diantaranya : 1. Tjongkie Tio Seorang budayawan sekaligus penulis buku mengenai sejarah sejarah khususnya di kota semarang. Beliau juga saksi mata tentang perjalanan perayaan imlek di indonesia dari era orde lama, orde baru, sampai reformasi Pemilihan Lokasi Lokasi yang dipilih dalam pencarian data yaitu kota solo dan kota Semarang, ada beberapa temapat yaitu : 6

7 1. Kampung Pecinan Semarang Tempat ini dipilih karena merupakan tempat dimana diadakannya festival menyambut perayaan imlek. 2. Klenteng Tay Kak Sie Tempat ini dipilih karena induk dari klenteng - klenteng di Semarang, dimana pusat sembahyang dan tarian barongsai dan lion di pentaskan. 3. Restoran Kedai Mama Tempat ini di pilih karena untuk wawancara dengan narasumber guna mendapatkan informasi informasi dalam pembuatan dokumenter. 7

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kebudayaan Kata budaya berasal dari kata buddhayah sebagai bentuk jamak dari buddhi (Sansekerta) yang berarti akal (Koentjaraningrat, 1974) Definisi yang paling tua dapat diketahui dari E.B. Tylor yang dikemukakan di dalam bukunya Primitive Culture (1871). Menurut Tylor (1871), kebudayaan adalah keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adatistiadat, dan kebiasaan kebiasaan lain (Nyoman Kutha Ratna, 2005). Koentjaraningrat dalam bukunya Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan menyebutkannya menjelaskan yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional.pengertian yang dimaksudkan itu sebenarnya lebih berarti, bahwa puncak-puncak kebudayaan daerah atau kebudayaan suku bangsa yang bermutu tinggi dan menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia bila ditampilkan untuk mewakili negara (nation). Misalnya: tari Bali, di samping orang Indonesia merasa bangga karena tari itu dikagumi di negeri, seluruh dunia juga mengetahuinya. Bali itu letaknya di Indonesia jadi kesenian itu dari Indonesia. Dalam hal ini juga berlaku bagi cabang-cabang kesenian lain bagi berbagai suku bangsa di Indonesia. Dengan beribu-ribu gugus kepulauan, beraneka ragam kekayaan serta keunikan kebudayaan, menjadikan masyarakat Indonesia yang hidup diberbagai kepulauan itu mempunyai ciri dan coraknya masing-masing. Hal tersebut membawa akibat pada adanya perbedaan latar belakang, kebudayaan, corak kehidupan, dan termasuk juga pola pemikiran masyarakatnya. Kenyataan ini menyebabkan Indonesia terdiri dari masyarakat yang beragam latar belakang budaya, etnik, agama yang 8

9 merupakan kekayaan budaya nasional dengan kata lain bisa dikatakan sebagai masyarakat multikultural. Dari perbedaan golongan tersebut, ada pola sistem yang khas dari bangsa Indonesia. Untuk kebudayaan nasional bisa dihubungkan dengan kebudayaan timur yang menjadi dasar landasan kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional dapat dilihat dari pola sistem hidup masyarakatnya, seperti sifat keramah-tamahan, kekeluargaan, kerakyatan, kemanusiaan dan gotong royong. Sifat-sifat inilah yang dapat dilihat dari kebudayaan nasional yang dilihat oleh bangsa lain sebagai ciri kebudayaan Indonesia. Meskipun gotong royong setiap daerah istilahnya berbeda, tetapi secara pengertian sama artinya. Bangsa Indonesia mempunyai peribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, sama rata sama rasa. Ungkapan ini mencerminkan bangsa Indonesia sejak dulu menjunjung tinggi kebersamaan dalam melaksanakan pekerjaan, dan menikmati hasilnya. 2.2 Perayaan Imlek Definisi Imlek Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (Tionghoa: 正月 ; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh 十五冥元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun". Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya 9

10 sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2009 masehi "Tahun Tionghoa" dapat jadi tahun 4707, 4706, atau Mitologi Imlek Berdasarkan cerita rakyat dan legenda kuno, tahun baru China dirayakan ketika orang China berhasil melawan hewan mitos yang disebut sebagai Nian yang berarti tahun dalam bahasa China. Makhluk Nian selalu muncul pada hari pertama Tahun Baru dan kedatangan Nian adalah memangsa hewan ternak, memakan hasil pertanian dan bahkan penduduk, terutama anak-anak. Untuk selamat dari petaka Nian, masyarakat [desa] China akan menaruh sejumlah makanan di depan pintu mereka pada hari pertama tahun baru. Masyarakat percaya bahwa, jika Nian telah mengambil/memakan makanan yang telah disediakan oleh masyrakat, maka Nian tidak akan lagi menyerang orang/warga. Suatu ketika, seorang penduduk menyaksikan [satu/seekor/semakhluk] Nian ketakutan dan lari menghindar dari seorang anak yang berkostum merah. Dari kejadian itu, maka penduduk desa akhirnya tahu kekurangan Nian yakni takut pada warna merah. Semenjak itu, setiap menjelang dan selama Tahun Baru, penduduk akan menggantung lentera merah serta memasang tirai/gordin merah pada pintu dan jendela. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mercun untuk menakuti Nian.Sejak itulah, Nian tidak pernah lagi muncul di desa mereka.dan pada akhirnya, Nian berhasil ditangkap oleh Hongjun Lao Tze, seorang pendeta Tao. Nian kemudian menjadi hewan tunggangan Hongjun Lao Tze. Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年 ; bahasa Tionghoa: 过年 ), yang berarti menyambut tahun baru, secara harafiah berarti mengusir Nian. 10

11 Sumber: ( Makna Imlek Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama (Cap Go Meh). Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Thian, dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga. Yang pasti, hari raya Imlek merupakan momen pertemuan seluruh anggota keluarga sekali dalam setahun. Anggota keluarga akan bersilahturahmi, saling berbagi dan memberikan pengalaman selama setahun. Perayaan ini menjadi sangat berarti tatkala setiap anggota keluarga dan tetangga saling menjalin kasih, saling mengayomi, dan memulai lembaran baru (dengan pakaian baru) Sejarah Imlek Di Indonesia Di Indonesia, selama tahun , perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek. Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun

12 2.3 Televisi Definisi Televisi Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti melihat jauh, karena pemirsa berada jauh dari studio tv (Ilham Z, 2010). Sedangkan menurut Adi Badjuri (2010) Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. Pengertian televisi dapat disimpulkan merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas. Seiring dengan perkembangannya, televisi bukanlah lagi merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat melainkan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari. Setidaknya sekitar dua jam per hari, setiap orang menyempatkan waktunya untuk menonton acara televisi. Kebutuhan khalayak akan hiburan yang simpel dan murah bisa diperoleh hanya dengan menonton televisi. Dengan berbagai alasan tersebut televisi memang sangat cocok dijadikan 2 tujuan utama bagi setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi Karakteristik Televisi Didalam buku Elvinaro (2007: ) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio 12

13 siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoprasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih Kekuatan dan kelemahan televisi Kekuatan televisi salah satunya adalah memberikan gambaran bila dibandingkan dengan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya memberikan sifat yang istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengan dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan bahkan gabungan antara ketiga unsur tersebut. Kekuatan dan Kelemahan televisi (Syahputra, 2006:70), yaitu: 1. Kekuatan Televisi 13

14 a. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit. b. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat. c. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). d. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis 2. Kelemahan Televisi a. Media televisi terikat waktu tontonan. b. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. c. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat transitory, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping Format Program Televisi Wibowo (2007, ) mengatakan bahwa format acara televisi dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut : 1. Program seni Budaya Program seni budaya termasuk produksi karya artistik dalam produksi program televisi. Ada berbagai macam materi produksi seni budaya. Secara garis besar materi produksi seni budaya dibagi menjadi dua, yaitu seni pertunjukan dan seni pameran. Yang termasuk dalam seni pertunjukan, antara lain seni musik, tari, dan pertunjukan boneka dengan segala macam jenisnya. 2. Program Talk Show 14

15 Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program, meliputi banyak format, antara lain, kuis, interview (wawancara) baik di dalam studio maupun di luar studio dan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut Program Wicara The Talk Program. 3. Program Berita Dalam pengertian sederhana program news berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif. Liputan gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat shock. Namun, objektivitas semacam ini masih tergantung subjektivitas peliput. 4. Program Dokumenter Arti dokumenter, yaitu sesuatu artikel yang nyata, faktual dan esensial, bernilai atau memliki makna. Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkas-berkas tertulis (ijazah, diktat, dan rontal catatan). 5. Program Feature Merupakan suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format. 6. Program Magazine Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit,mingguan, bulanan, tergantung dari kemauan produser. Program magazine mirip dengan program feature. Perbedaannya, kalau program fature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format. 15

16 7. Program Spot Spot adalah suatu program yang ingin mempengaruhi dan mendorong penonton televisi atau pendengar radio, untuk tujuan-tujuan tertentu. Spot merupakan program yang sangat pendek. Duration suatu spot berkisar antara 10 detik sampai paling 1,5 menit. 8. Program Sinetron Di masa lalu ketika stasiun televisi hanya satu, yaitu TVRI, nama program sinetron belum dikenal. Program semacam itu di jaman TVRI disebut drama televisi, teleplay atau sandiwara televisi. Program drama televisi biasanya diproduksi sepenuhnya menggunakan setting indoor, di dalam studio televisi. 2.4 Dokumenter Televisi Definisi Dokumenter Televisi Gerzon R. Ayawaila dalam bukunya Dokumenter dari ide sampai produksi menjelaskan bahwa, dokumenter secara umum memiliki definisi, yakni film non fiksi yang dibedakan dengan cerita fiksi. Karena film dokumenter bercerita atau naratif, selain itu juga memiliki aspek dramatik, hanya saja bukan fiktif namun berdasarkan fakta. 1. Empat kriteria dokumenter sebagai film non fiksi : a. Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman kejadian sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif. Bila pada film fiksi latar belakang (setting) adegan dirancang, pada dokumenter latar belakang harus spontan dengan situasi dan kondisi asli (apa adanya). b. Yang dituturkan dalam film dokmenter berdasarkan peristiwa nyata, sedangkan film fiksi isi cerita berdasarkan karangan (imajinatif). Bila dokumenter memiliki interpretasi kreatif, film fiksi memiliki interpretasi imajinatif. 16

17 c. Sebagai film non fiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu kemudian perekaman gambar sesuai apa adanya d. Struktur cerita dokumenter lebih pada isi dan pemaparan, film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot. 2. Film dokumenter, berdurasi panjang dan diputar di bioskop atau pada festival. Dan menggunakan semua shot 3. Dokumenter televisi : a. Contoh: jelajah, saksi hidup, potet. Berdurasi pendek (24 menit umumnya, 48 menit, 54 menit) dan terbatas menggunakan tipe shot spt close up, medium shot b. Tema atau topik tertentu, disuguhkan dengan gaya bercerita, menggunakan narasi, menggunakan wawancara juga ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual 4. Dokumenter televisi berbeda dengan reportase : a. Dokumenter menampilkan suatu peristiwa secara mendalam dan luas dengan kemasan artistik, reportase tidak b. Dokumenter teleivisi memiliki nuansa serta orientasi luas, dari mulai sebab hingga akibat sehingga menengetengahkan isi. Reportase mengetengahkan garis besar peristiwa 5. Film semi dokumenter, beberapa adegannya dapat saja direkayasa disesuaikan dengan tema, dengan tujuan untuk lebih menambah daya tarik cerita. Umumnya beberapa adegan merupakan hasil interpretasi imajinatif, kadang menggunakan pemain (amatir). Dengan kata lain semi dokumenter merupakan gabungan peristiwa fakta dengan fiksi. 6. Dokudrama, peristiwa yang pernah terjadi direkonstruksi kembali dengan kemasan baru. 7. Esei berita actual. Dipakai untuk laporan berita, contoh: liputan 6, cakrawala, seputar Indonesia, yang menayangkan sejumlah reportase dalam durasi pendek dari berbagai peristiwa actual. 17

18 8. Reportase mengetengahkan suatu peristiwa secara selintas, dengan menitikberatkan perhatian pada garis besar suatu peristiwa. 9. Features, termasuk reportase yang dikemas secara lebih mendalam dan luas disertai sedikit sentuhan aspek human interst agar memiliki dramatika. Feature menyuguhkan suatu topik tertentu, yang dilengkapi wawancara, komentar, narasi. Contoh feature investigasi: derap, hukum, sigi 10. Feature berbeda dengan reportase adalah feature lebih panjang menit. Reportase berita actual, feature tak menuntut aktualitas. 11. Magazine : a. Dulu disebut majalah udara di radio, merupakan gabungan dari uraian fakta dan opini yang dirangakai dalam suatu mata acara. b. Magazine dengan isinya homogen yang artinya magazine khusus, contoh: dian rana di tvri c. Magazine dnegan isinya heterogen yang artinya magazine umum, contoh: spectrum di tvri, horizon di indosiar d. Materi berita hanya merupakan selingan. Isi berupa gabungan uraian berita sejenis, misalnya semua mengenai human interest. Ada yang bervariasi, missal uraian politik, ekonomi, pariwisata, hiburan. e. Teknik penyajiannya ada yang menggunakan satu atau dua pembawa acara, ada pula tanpa pembawa acara f. Magazine dapat terdiri dari beberapa feature 12. Dokumenter seri televisi, dokumenter berdurasi panjang, dibagi dalam beberapa subtema atau episode/seri. Umumnya temanya mengenai sejarah, potret, yang kadang dikemas dengan menggunakan gaya bertutur perbandingan atau kontadiksi Macam-Macam Bentuk Pendekatan Dokumenter Gerzon R. Ayawaila juga menjelaskan ada tiga Pendekatan yang digunakan di dalam pembuatan Dokumenter, yaitu : 18

19 1. Cinema Verite (film kebenaran), dramatika atau konfliknya lebih agresif. Terkadang menjadi pemicu atau provokator terhadap subjek. Dianggap mampu mengetengahkan realita visual secara sederhana dan apa adanya, yang diyakini dapat mempertahankan atau menjaga spontanitas aksi dan karakter lokasi sesuai realita. 2. Direct Cinema, dramatika atau konfliknya pasif, hanya menanti apa yang akan terjadi dihadapan kamera. 3. Konvensional, ada narasi ditambah presenter (host) yang dianggap dapat menjadi daya tarik kemasan acara. Host hanya sekedar tempelan tidak memiliki fungsi khusus Gaya Dan Bentuk Bertutur Dokumenter Dalam Pembuatan sebuah dokumenter juga diperlukan gaya dan bentuk bertutur, seperti yang dijelaskan Gerzon R. Ayawaila dalam bukunya Dokumenter dari ide sampai produksi ada 12 macam gaya dan bentuk bertutur dokumenter, yakni : 1. Laporan Perjalanan Penuturan model ini menjadi ide awal seseorang untuk membuat film nonfisik. Awalnya, mereka hanya ingin mendokumentasikan pengalaman yang didapat selama melakukan perjalanan jauh. 2. Sejarah Awalnya, produksi film bentuk sejarah dimaksud untuk propaganda. Diawali saat Perang Dunia I yang terjadi tahun 1914 hingga 1918, kemudian dilanjutkan pada Perang Dunia II sekitar tahun 1935 sampai 1950-an. Kala itu, film dipergunakan untuk propaganda. 3. Potret/Biografi Isi film jenis Potret/Biografi merupakan representasi kisah pengalaman hdup seorang tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang mempunyai kisah hidup yang danggap hebat ataupun menarik ataupun juga menyedihkan. Bentuk potret umumnya berkaitan dengan aspek human interest. 19

20 4. Perbandingan Dokumenter ini dapat dikemas kedalam bentuk dan tema yang bervariasi, selain tu dapat pula digabungkan dengan bentuk penuturan yang lain, untuk mengetengahkan sebuan perbedaan atau perbandingan. 5. Kontradiksi Dari sisi bentuk maupun isi, tipe kontradiksi memiliki kemiripan dengan tipe perbandigan, hanya saja tipe ini lebih tajam atau bisa dibilang lebih radikal dalam membahas suatu permasalahan. 6. Ilmu Pengetahuan Cukup jelas bahwa betuk dokumenter ni berisi tentang informasi mengenai suatu teori, system, berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Dengan adanya teknologi komputer untuk anmasi yang bisa memudahkan untuk memperjelas suatu teori atau memperagakan suatu teori. 7. Nostalgia Biasanya berupa kisah kilas-balik dan napak tilas. Terkadang dikemas dengan menggunakan penuturan perbandingan, yang mengetengahkan perbandingan mengenai kondisi dan situasi masa lampau dengan masa kini. 8. Rekonstruksi Dapat ditemui pada dokumenter investigasi dan sejarah. Dalam tipe ini, bagian-bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini disusun atau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah. Lebih terkonsentrasi pada pemaparan isi sesuai kronologi peristiwa. 9. Investigasi Pertama kali dari Nellie Bly, ketika dia menjadi reporter di surat kabar Pittsburgh Dispatch, tahun Bly menyelidiki kasus buruh anak yang dipekerjakan dalam kondisi yang memprihatinkan. Terkadang melakukan adegan rekonstruksi untuk mengungkap suatu peristiwa yang terjadi pada masa lalu. 10. Association Picture Story 20

21 Disebut juga sebagai film eksperimen atau film seni. Gabungan gambar, musik, dan suara atmosfer secara artistik menjadi unsur utama. Biasanya dokumenter tipe ini tidak menggunakan narasi, komentar, maupun dialog. 11. Buku Harian Disebut juga diary film. Penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi. Penuturannya sangat subjektif, karena berkaitan dengan visi atau pandangan seseorang terhadap komunitas atau lingkungan tempat dia berada. 12. Dokudrama Disebut juga diary film. Penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi. Penuturannya sangat subjektif, karena berkaitan dengan visi atau pandangan seseorang terhadap komunitas atau lingkungan tempat dia berada Kameramen Pengertian Kameramen Kamerawan atau juru kamera adalah karyawan film dan televisi perofesional yang berfungsi sebagai perekam unsur visual dengan kamera, baik mekanik maupun elektornik dalam pembuatan film, serta bertanggung jawab atas kualitas teknis, artistik dan dramatis rekaman tersebut. (Jaka Warsihna, 2009:22). Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu : 1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle) 21

22 a. Bird Eye View Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi. b. High Angle Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil. c. Low Angle Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan. d. Eye Level Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri. e. Frog Level Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar. 2. Ukuran gambar (frame size) a. Extreem Close-up (ECU) Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek. b. Big Close-up (BCU) 22

23 Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek. c. Close-up (CU) Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek. d. Medium Close-up (MCU) Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas. e. Mid Shoot (MS) Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas. f. Knee Shoot (KS) Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot. g. Full Shoot (FS) Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya. h. Long Shoot (LS) Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya. i. Extreem Long Shoot (ELS) Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya. j. One Shoot Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame. k. Two Shoot 23

24 pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi. l. Three shoot pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol. m. Group Shoot Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas. 3. Gerakan kamera (moving camera) a. Zooming (In/Out) Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja. b. Panning (Left/Right) Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan. c. Tilting (Up/Down) Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil. d. Dolly (In/Out) Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur. e. Follow 24

25 Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah. f. Framing (In/Out) Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot. g. Fading (In/Out) Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out. h. Crane Shoot. Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek. 4. Gerakan objek (moving object) a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan. b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera. 5. Langkah Membuat Shot : Menentukan Angle Menentukan Blocking Pemain Menentukan Blocking Kamera Set Lighting dan Set Artistik. a. Tentukan stunt in. b. Kasih Frame c. Check Frame. d. Check Sound. Latihan di Set. 25

26 Latihan sangat perlu dilakukan terutama untuk pemain baru atau pemain yang belum pernah berhadapan dengan kamera. Tahap ini seorang director sangat besar perannya dalam memupuk kepercayaan diri dan mengangkat emosi pemain. Dengan komunikasi yang baik dan pendekatan yang tepat akan membuat pemain merasa nyaman dan akhirnya mampu melakukan tugasnya. Tips yang digunakan biasanya adalah menciptakan sebuah pendekatan informal sebelum shooting berlangsung. Hal ini menjadi tanggung jawab sutradara sepenuhnya terhadap pemain yang takut terhadap kamera sehingga menjadi berani menghadapi kamera. Sutradara harus mampu meyakinkan kepada pemain bahwa pemain itu bisa melakukan tugasnya bukan karena sutradara tetapi karena pemain itu yakin terhadap dirinya bahwa ia bisa melakukannya. Latihan dalam hal ini tidak selalu melakukan latihan seluruh scene. Latihan bisa dilakukan pada sebagian scene saja, yang penting adalah pemain merasa biasa dalam suasana set yaitu, set cahaya lampu, set lensa kamera dan elemen lainnya. Take Gambar Melakukan pengambilan gambar sesuai dengan director shot yang telah ditentukan.(master shot, cover shot, reverse shot dan insert ) 26

27 BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA 3.1 Deskripsi Karya Penulis memilih format Dokumenter dalam produksi ini, isi dalam produksi ini adalah mengangkat tentang sebuah sejarah tradisi Indonesia. 1. Nama Program : Arsip Merah Putih 2. Media : TV 3. Kategori Program : Dokumenter Sejarah 4. Format Program : Dokumenter 5. Format Produksi : outdoor 6. Sifat Produksi : Tapping 7. Sasaran/ Segmantasi : Semua Umur/ SES ABC 8. Durasi : ± 20 menit 3.2 Obyek Karya dan Analisa Obyek Dalam karya ini penulis mengangkat tema tentang sejarah kebudayaan kebudayaan dari berbagai etnis di Indonesia. dimana budaya budaya itu pernah mengalami dinamika dalam pelestarian dan perkembangannya. Melalui akulturasi budaya budaya ini terus diajarkan kepada generasi muda membuat penulis ikut berpartisipasi dengan membuat sebuah program acara documenter dengan judul Arsip Merah Putih episode Imlek Harapan Baru. Kawasan Pecinan Semarang memiliki sejarah yang tidak kalah panjang dengan Kawasan Kota Lama Semarang, kawasan ini menjadi salah satu pemegang pengaruh besar terhadap pembentukan Kota Semarang dan memiliki nilai historis yang tidak lekang dimakan waktu serta berpontensi sebagai salah satu kawasan wisata budaya. Awal terbentuknya kawasan Pecinan ini dikarenakan pemberontakan orang Tionghoa di daerah batavia pada tahun 1740 kepada kompeni Belanda, namun berhasil digagalkan di tahun

28 Ketakutan Belanda terhadap kaum Tionghoa inilah yang kemudian membuat Belanda memindahkan orang Tionghoa di Semarang yang dulunya tinggal di daerah Gedong Batu ke kawasan sekarang ini.tujuannya agar Belanda mudah mengawasi pergerakan dari orang orang Tionghoa karena berdekatan dengan Tangsi Militer milik Belanda yang terletak di Jl. KH.Agus Salim atau Jurnatan (sekarang menjadi Miramar Restaurant). Sebagai sebuah kawasan yang pernah menjadi pusat perdagangan dan jasa kaum Tionghoa pada jaman dahulu, Pecinan Semarang memiliki potensi ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat kuat. Kawasan ini sudah dipertegas oleh Pemerintah kota Semarang masuk dalam daftar kawasan revitalisasi melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota No 650/157 tanggal 28 Juni 2005 mengatur tentang Revitalisasi Kawasan Pecinan, dan sekaligus sebagai pusat wisata budaya Tionghoa di kota Semarang. Kawasan pecinan Semarang pada siang hari merupakan sentra bisnis yang cukup ramaidan sibuk, seperti di Jalan Kranggan sebagai pusat penjualan kain dan perhiasan. Ada pasar Gang Baru, ada Gang Beteng, Gang Pinggir, dan Gang Besen, yang juga ramai di waktu siang, tetapi cukup lengang di waktu malam. Untuk itu perlu suntikan aktivitas bisnis di kawasan ini untuk lebih menghidupkan suasana Pecinan di waktu malam.salah satunya adalah Pasar Imlek Semawis (PIS) yang dimanfaatkan sebagai tujuan wisata kuliner sekaligus memperkenalkan budaya khas Cina. Pasar Imlek Semawis, kegiatan event ini masuk dalam agenda tahunan wisata kota Semarang dan diadakan selama 3 hari dalam rangka menyambut tahun baru Imlek. Membangun citra Pasar Imlek Semawis, harus lebih dari sekadar menjual pernak-pernikimlek.jika tidak, tentu tak ubahnya bazar atau pasar malam belaka. Pernak-pernik yang menambah maraknya Imlek itu, antara lain lampion-lampion, amplop merah (angpao), spanduk hiasan berwarna merah bertuliskan emas, pakaian etnik China, kembang api, mainan tikus, 28

29 kue keranjang, buah jeruk dan pir, serta bunga mei hoa warna merah muda. Tujuan wisatawan datang ke pecinan Semarang selain karena makanan khas oriental, jugauntuk menikmati suasana, kesenian dan budaya khas pecinan.untuk itu perlu menciptakan peluang bisnis yang sesuai dengan lingkungan sekaligus dapat menghidupi kawasan tersebut.misalnya bisnis obat cina (sinse), konsultasi fengsui, kerajinan /suvenir, dan makanan khas China.Belum lagi makanan khas yang diproduksi di kawasan ini.ada lunpia Gang Lombok, kue pia Cap Bayi, kue bulan. Ada pula Warung Makan Pak Ndut, Sate Kambing Guci dan Kapuran, Rumah Makan Permata Merah yang sudah berusia satu abad, Es Marem Gang Baru, dan Soto Bonkarang, yang pasti menggoda siapa saja untuk datang mencicipi sambil menikmati suasana malam khas permukiman Pecinan. Pelestarian tradisi semacam perayaan Sam Poo Besar juga dapat dikemas menjadi eventwisata yang menarik.di samping itu, kesenian semacam Barongsai, Wayang Potehi bisa dikemas dengan tampilan yang disesuaikan dengan kondisi zamannya.selain warisan leluhur Tionghoa, ada baiknya menampilkan budaya yang sudah berakulturasi dengan kebudayaan timur.belum lagi potensi wisata budaya dengan tawaran Sembilan kelentengnya.biasanya pada pagi hari pertama Imlek, kelentengklenteng di Pecinan dipadati oleh para pengunjung yang sembahyang. Terlebih pada Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok yang merupakan klenteng induk bagi seluruh klenteng di Semarang. 3.3 Komparasi Program Setiap program acara televisi pasti mempunyai daya tarik tersendiri untuk menarik minat penontonnya, baik dari hostnya maupun acaranya.selain itu setiap program acara harus memiliki ciri khas agar mudah di ingat oleh pemirsanya, sehingga program acara yang di tayangkan memiliki banyak pemirsa yang setia melihatnya.tidak semua 29

30 program acara televisi memerlukan konsep baru, bisa saja dengan memodifikasi program acara lama. Seperti karya dokumenter yang penulis buat, penulis tidak membuat program baru tetapi penulis memodifikasi sebuah program lama yang sudah ada. Tentu saja dengan sajian yang lebih menarik, dalam karya ini penulis menggunakan konsep mengupas masa lalu dari tradisi tradisi di Indonesia diimbangi dengan saksi hidup yang mengalami perkembangan tradisi tersebut.sehingga nantinya informasi yang disampaikan dapat dengan cepat ditangkap oleh pemirsa. Selain itu penulis juga lebih menitikberatkan pada kekuatan gambar.gambarlah yang berbicara narasi hanya sebagai pelengkap informasi.sehingga penulis memutuskan untuk membuat sebuah karya dokumenter tentang Indonesia khususnya tentang kebudayaan dan tradisi-tradisi yang ada di Indonesia tercinta. Sebuah Program acara Dokumenter Sejarah tentang kebudayaan yang berjudul Arsip Merah Putih Episode Imlek Harapan Baru terinspirasi dari beberapa program, diantaranya : a) Memoar MEMOAR sebuah program acara di Kompas TV yang konten programnya membahas tentang catatan peristiwa yang digores anak negeri, kisah inspiratif, mengharukan, bahkan menyedihkan dari mereka yang berkontribusi membangun bangsa ini. Ali Sadikin, Mochtar Lubis, Sultan HB IX, Abdurrahman Wahid, YB Mangunwijaya, Baharuddin Lopa, Rosihan Anwar, Usmar Ismail, Yap Thiam Hin, Pramoedya Ananta Toer dan SK Trimurti, beberapa tokoh Indonesia yang berperan penting dalam kemajuan Indonesia. b) Berkas Kompas BERKAS KOMPAS sebuah acara di Kompas TV yang menelisik tuntas, mendalam dan solutif tentang Indonesia,dari Sabang hingga 30

31 Merauke dengan ratusan juta anak negeri. Sejak era yang telah lampau, Indonesia tak sekadar dikagumi karena kekayaan sumber daya alam, pesona terhampar di setiap titik-titik negeri mengundang untuk disinggahi, budaya, kearifan lokal, keramah-tamahan.sungguh negeri surgawi. Namun dibalik segala ketakjuban, ada skandal publik, ketidak-adilan dan ketimpangan yang ikut merajai, kemiskinan, kriminal kelas teri sampai kejahatan kerah putih makin dalam menggerogoti ibu pertiwi. 3.4 Perencanaan Konsep Kreatif dan Konsep Teknis Konsep Kreatif Ciri khas Arsip Merah Putih Episode Imlek Harapan Baru adalah penyajiannya dengan konsep mengupas masa lalu dari tradisi tradisi di Indonesia diimbangi dengan narasumber yang merupakan saksi hidup dari perkembangan tradisi tersebut dengan mengenalkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam masa memperjuangkan kebudayaan imlek di Indonesia, penulis yakin dengan menggunakan beberapa teknik cakupan kamera video berkombinasi, seperti dalam pengambilan gambar pada saat opening menggunakan teknik hand held tanpa menggunakan alat bantu, teknik change focus pada saat pengambilan lilin di dalam klenteng, teknik hend held kombinasi dengan track, teknik close up, medium shot, high angle kombinasi dengan hand held, knee shot, low angle, pan kanan, group shot, one shot ekstream long shot dikombinasikan dengan pan left pada saat penulis mengambil gambar keramaian acara sebelum imlek di pecinan, teknik full shot kombinasi dll. Penyajiannya bervariasi yaitu dengan memadukan berbagai format untuk penyajiannya, dipadu dengan video, music backsound, sound effect dan voice yang merupakan bagian integral yang membentuk kesatuan karya artistik visual Sinopsis Program Acara Arsip Merah Putih Episode Imlek Harapan Baru yang berdurasi kurang lebih 20 menit menceritakan tentang sebuah 31

32 kebudayaan yang masih dilestarikan hingga saat ini.sebuah tradisi dari china tetapi sudah beradaptasi di Indonesia sejak 400 tahun sebelum masehi.budaya Imlek saat ini telah berakulturasi dengan budaya pribumi dan menjadi bagian dari budaya Indonesia.budaya imlek sendiri memiliki sejarah yang kelam dalam perkembangannya di Indonesia, dimana budaya imlek di era pemerintahan soeharto mengalami pelarangan perayaan imlek oleh masyakarat tionghoa Indonesia. seperti yang dialami jtongkie tio yang merupakan saksi hidup masa indahnya imlek di era soekarno, masa kelam di era soeharto dan masa kebebasaan di era Gusdur. Dengan lamanya pelarangan perayaan imlek membuat generasi muda tak begitu mengenal mengenai makna imlek sendiri.bahkan banyak yang mengartikan imlek adalah perayaan agama padahal jelas salah besar karena imlek adalah sebuah kebudayaan atau tradisi.tetapi dengan rasa kesadaraan yang tinggi pada orangtua dan pemerintah saling bekerjasama dalam membangkitkan kemeriahan imlek. Tak hanya itu imlekpun mulai dimeriahkan oleh etnis etnis lain baik untuk menyaksikan keindahannya sampai mempelajari tradisi tradisinya seperti tarian barongsai, kaligrafi, dsb Treatment NO GAMBAR AUDIO/NARASI DURASI 1. COLOR BAR 2. IDENTITAS KARYA 3. COUNTDOWN 4. OPENING TUNE ARSIP MERAH PUTIH 5. OPENING TUNE IMLEK HARAPAN BARU 32

33 6. SUASANA SEMBAHYANG KLENTENG TAY KAK SIE 7. INSERT IMLEK MASA SOEKARNO SEGMEN 1 SFX MUSIK CHINA.NARASI..NARASI. 8 INSERT AKTIVITAS JTONGKIE TIO.NARASI. 9. STATEMENT JTONGKIE TIO 10. INSERT PELARANGAN IMLEK MASA SOEHARTO 11. INSERT HUBUNGAN TIONGHOA DAN INDONESIA ERA SOEHARTO 12. STATEMENT TJONGKIE TIO 13 INSERT IMLEK MASA KOLONIAL BELANDA.NARASI. segmen 2.NARASI..NARASI. 14. INSERT PERJUANGAN GUSDUR 33

34 .NARASI. 15. STATEMENT TJONGKIE TIO 16 INSERT GUSDUR MENGESAHKAN KEMBALI IMLEK NARASI. 17 STATEMENT JTONGKIE TIO 18. INSERT PERAYAAN IMLEK DI MASA REFORMASI.NARASI. 19. SUASANA PERAYAAN IMLEK DI KLENTENG TAY KAK SIE 20. STATEMENT TJONGKIE TIO 21. PEMENTASAN TARIAN BARONGSAI DI KLENTENG TAY KAK SIE 22. CREDIT TITTLE segmen 3.NARASI..NARASI. Tabel 3.1 Treatment 34

35 Naskah NO VISUAL AUDIO SEGMEN 1 1. OPENING JUDUL SFX MUSIK CHINA 2. SUASANA SEMBAHYANG KLENTENG TAY KAK SIE IMLEK / MERUPAKAN PERAYAAN PERGANTIAN TAHUN ETNIS TIONGHOA YANG SUDAH ADA SEBELUM INDONESIA LAHIR // KETIKA NEGERI INI MASIH DISEBUT HINDIA BELANDA / ORANG- ORANG TIONGHOA SUDAH MERAYAKAN IMLEK // SECARA HARAFIAH IMLEK BERMAKNA PENANGGALAN BULAN / YANG BERASAL DARI DIALEK HOKKIAN // 3 INSERT IMLEK MASA SOEKARNO DALAM PERAYAAN IMLEK / MASYARAKAT TIONGHOA TIDAK HANYA MERAYAKAN PERGANTIAN TAHUN / TETAPI MEREKA JUGA MELAKUKAN PERIBADATAN SEPERTI SEMBAHYANG UNTUK MEMANJATKAN RASA SYUKUR ATAS BERKAH YANG MEREKA DAPATKAN SELAMA SATU TAHUN / YANG DIPERCAYA AMAL MEREKA AKAN DILAPORKAN PARA DEWA SAAT PERGI KE LANGIT// DALAM PERJALANAN SEJARAH /PERAYAAN TAHUN BARU ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA MENGALAMI PASANG-SURUT // DI TAHUN 1965 SETAHUN SEBELUM SOEKARNO DIGULINGKAN / SOEKARNO MEMBANGUN ALIANSI POLITIK INTERNASIONAL YANG DINAMAKAN POROS JAKARTA PEKING / HUBUNGAN 35

36 4 INSERT AKTIVITAS JTONGKIE TIO 5 STATEMENT JTONGKIE TIO 6 INSERT PELARANGAN IMLEK MASA SOEHARTO INDONESIA DENGAN CHINA SEDANG BAIK BAIKNYA / PEMELUK KONGHUCHU BEBAS UNTUK BERIBADAH // PADA SAAT ITU / PERGANTIAN TAHUN TIONGHOA DIANGGAP SEBAGAI TONTONAN YANG RAMAI DIKUNJUNGI // BIASANYA PRIBUMI DI SEKITAR DATANG UNTUK MELIHAT // MEREKA INGIN MEYAKSIKAN PERTUNJUKAN TARIAN LIONG DAN BARONGSAI / YANG JARANG MEREKA TEMUI DI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI // KEMERIAHAN INIPUN MASIH TERASA DALAM INGATAN TJONGKIE TIO SEORANG BUDAYAWAN TIONGHOA YANG GEMAR MENGABADIKAN KISAH MASA LAMPAU DISEKITARNYA BAIK MELALUI FOTO FOTO MAUPUN DITUANGKAN DALAM SEBUAH BUKU// TAK KURANG DARI 31 TAHUN PERAYAAN IMLEK TERLARANG DI TEMPAT UMUM // PELARANGAN ITU DISAHKAN OLEH SEBUAH INSTRUKSI PRESIDEN BERNOMOR 14 TAHUN 1967 // INPRES NO. 14/1967 ADALAH ALAT UTAMA YANG PALING EFEKTIF REZIM SOEHARTO YANG ANTI-CHINA UNTUK MENGGENOSIDAKAN AGAMA // BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA // SEJAK BERLAKUNYA INPRES ITU MAKA SEMUA 36

37 HAL-HAL YANG BERUNSUR AGAMA / BUDAYA / DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA DILARANG DISELENGGARAKAN DI SELURUH INDONESIA // 7 INSERT HUBUNGAN TIONGHOA DAN INDONESIA ERA SOEHARTO 8 STATEMENT TJONGKIE TIO SEGMEN 2 MENERUSKAN INSTRUKSI PRESIDEN (INPRES) NO.14/1967 TENTANG PEMBATASAN AGAMA / TERBITLAH SE MENDAGRI TAHUN 1978 TENTANG LARANGAN BAGI KANTOR CATATAN SIPIL UNTUK MENCATAT PERKAWINAN YANG BERDASARKAN AGAMA KHONGHUCU / AGAMA KHONGHUCU TIDAK BOLEH DICANTUMKAN DI KOLOM AGAMA DI KTP / LARANGAN INI MEMBUAT KEBANYAKAN WARGA TIONGHOA YANG BERAGAMA KHONGHUCU TERDESAK DAN MEMILIH PINDAH KE AGAMA KRISTEN / BUDHA / DAN ISLAM // 9 INSERT IMLEK MASA KOLONIAL BELANDA KEBIJAKAN ANTI TIONGHOA SOEHARTO MEMBUAT WAKTU SEAKAN BERBALIK KEMASA KOLONIAL / WAKTU ITU WARGA TIONGHOA DILARANG BERMUKIM DI SEMBARANG TEMPAT // LARANGAN INILAH MERUPAKAN CIKAL BAKAL KEBERADAAN PEMUKIMAN ETNIS TIONGHOA ATAU PECINAN DISEJUMLAH TEMPAT BESAR DAN TEMPAT USAHA MILIK WARGA TIONGHOA DI PERKOTAAN 37

38 // PEMERINTAH HINDIA BELANDA MENCEGAH PRIBUMI UNTUK BERINTERAKSI DENGAN WARGA TIONGHOA GUNA MEREDAM PEMBERONTAKAN // SEMENTARA SOEHARTO MENGAKU KEBIJAKANNYA UNTUK MENCEGAH USAHA SUBVERSI DAN INFILTRASI TIONGKOK // SELAMA BERKUASA SOEHARTO MENERBITKAN BERBAGAI KEBIJAKAN ANTI TIONGHOA / URUSAN POLITIK TIONGHOA DICAMPUR ADUK DENGAN KONGHUCHU SEBAGAI AGAMA // TAPI DIBIDANG EKONOMI SIKAP SOEHARTO BERBANDING TERBALIK SAAT MENGHADAPI KONGLOMERAT KETURUNAN TIONGHOA // 10 INSERT PERJUANGAN GUSDUR ANTARA TAHUN 70AN SAMPAI TAHUN 2000 / KLENTENG KLENTENG DISAMARKAN MENJADI VIHARA TEMPAT BERIBADAH AGAMA BUDHA // LALU MUNCULAH VIHARA TRI DARMA YANG MENGAYOMI 3 AGAMA SEKALIGUS // KONGHUCHU / TAO DAN BUDHA // TAK BANYAK YANG BERANI MELAWAN KEBIJAKAN TIONGHOA SAAT ITU / TETAPI GUS DUR BERJUANG MEMBELA ETNIS TIONGHOA / DAN LANGKAH YANG DIAMBIL GUS DUR DIANGGAP SULIT DITERIMA / BAHKAN BERTENTANGAN DENGAN PENDAPAT UMUM YANG MENIMPAKAN KESALAHAN PADA ORANG- ORANG TIONGHOA SEBAGAI PENYEBAB KRISIS EKONOMI PADA WAKTU ITU // 38

39 BEBERAPA SAAT SETELAH TRAGEDI MEI 1998 / GUS DUR MENYERUKAN KEPADA KETURUNAN CHINA YANG BERADA DI LUAR NEGERI UNTUK SEGERA KEMBALI KE INDONESIA DAN MENJAMIN KESELAMATAN MEREKA // KEPADA WARGA PRIBUMI / GUS DUR MENGHIMBAU AGAR MAU MENERIMA DAN MEMBAUR DENGAN WARGA KETURUNAN TIONGHOA // PERJUANGAN GUS DUR MEMBELA MINORITAS TIONGHOA SEMAKIN TEGAS KETIKA IA MENJADI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEEMPAT YANG DIWUJUDKANNYA MEMALUI BERBAGAI KEBIJAKAN PADA TAHUN 2000 / SALAH SATUNYA MENCABUT INPRES NOMOR 14/1967 // 11 STATEMENT TJONGKIE TIO KELOMPOK ETNIS TIONGHOA DALAM WAWASAN KEBANGSAAN GUS DUR ADALAH SAMA DENGAN SUKU-ETNIS BANGSA LAIN / MEREKA JUGA MEMILIK HAK YANG SAMA SEBAGAI WARGA NEGARA YANG SAH// MASYARAKAT KETURUNAN TIONGHOA DI INDONESIA KEMBALI MENDAPATKAN KEBEBASAN MERAYAKAN TAHUN BARU IMLEK DAN MENGEKSPRESIKAN BUDAYA DAN ADAT- ISTIADATNYA // 39

40 12 INSERT GUSDUR MENGESAHKAN KEMBALI IMLEK KEGIGIHAN GUS DUR MEMBELA KAUM MINORITAS DI INDONESIA MEMBUATNYA DITASBIHKAN SEBAGAI BAPAK BAGI KAUM MINORITAS / SEBAGAI PAYUNG SEMUA GOLONGAN YANG TERTINDAS DAN TERPINGGIRKAN // DITINDAKLANJUTI DENGAN MENGELUARKAN KEPPRES NOMOR 19/2001 / TANGGAL 9 APRIL 2001 YANG MERESMIKAN IMLEK SEBAGAI HARI LIBUR FAKULTATIF // SETAHUN BERSELANG IMLEK RESMI DINYATAKAN SEBAGAI SALAH SATU HARI LIBUR NASIONAL OLEH PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNO PUTRI MULAI TAHUN 2003// LEWAT PROSES SEJARAH SELAMA TAK KURANG 31 TAHUN DI BAWAH PEMERINTAHAN REZIM SOEHARTO ITULAH YANG MEMBAWA DAMPAK SAMPAI SEKARANG DI KALANGAN TIONGHOA INDONESIA // MESKIPUN UPAYA GENOSIDA SEMUA UNSUR BUDAYA DAN ADAT-ISTIADAT TIONGHOA GAGAL DILAKUKAN OLEH REZIM SOEHARTO / NAMUN AKIBATNYA MEMBUAT SEBAGIAN BESAR GENERASI MUDA TIONGHOA INDONESIA YANG DILAHIRKAN DI TAHUN 1960-AN SAMPAI DENGAN 1990-AN HANYA MENGENAL SEDIKIT SAJA BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT / TERMASUK DALAM MERAYAKAN IMLEK DENGAN SEGALA 40

41 PERNAK-PERNIKNYA 13 STATEMENT JTONGKIE TIO 14 INSERT PERAYAAN IMLEK DI MASA REFORMASI NAMUN SEIRING DENGAN KEBANGKITAN KEMBALI BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA / GENERASI SEKARANG SUDAH MULAI DIPERKENALKAN KEMBALI BUDAYA DAN ADAT-ISTIADAT // PERAYAAN IMLEK DI KAWASAN KAWASAN PECINAN DI KOTA KOTA BESAR MULAI DIMERIAHKAN KEMBALI / SALAH SATUNYA PERAYAAN IMLEK DI PECINAN SEMARANG / DIMANA ETNIS TIONGHOA MENYELENGGARAKAN BERBAGAI MACAM KEBUTUHAN IMLEK SEPERTI PAKAIAN TONG SAM / MAKANAN KHAS IMLEK SALAH SATUNYA KUE BULAN / PERNAK PERNIK UNTUK MEMERIAHKAN IMLEK // DI SAMPING ITU / KESENIAN SEMACAM BARONGSAI / WAYANG POTEHI / KALIGRAFI CHINA MULAI DIKEMAS DENGAN TAMPILAN YANG SESUAI DENGAN KONDISI ZAMAN SEKARANG // TAK HANYA ITU / KLENTENG KLENTENG JUGA MULAI DIHIASI DAN DISIAPKAN MENJELANG IMLEK// segmen 3 15 SUASANA KELENTENG-KLENTENG DI PECINAN 41

42 PERAYAAN IMLEK DI KLENTENG TAY KAK SIE 16 STATEMENT TJONGKIE TIO 17 PEMENTASAN TARIAN BARONGSAI SAN LION DI KLENTENG TAY KAK SIE MULAI DIPADATI OLEH PARA PENGUNJUNG YANG SEMBAHYANG ATAU PENGUNJUNG YANG SEKEDAR MENIKMATI DAN MENGABADIKAN KEINDAHAN MALAM TAHUN BARU IMLEK / TERLEBIH PADA KLENTENG TAY KAK SIE DI GANG LOMBOK YANG MERUPAKAN KLENTENG INDUK BAGI SELURUH KLENTENG DI SEMARANG // KEBANGKITAN KEMBALI BUDAYA TIONGHOA ITU JUGA DITERIMA MASYARAKAT PRI BUMI / DITANDAI DENGAN IKUT TERLIBATNYA SECARA LANGSUNG SUKU-SUKU BANGSA LAIN YANG BUKAN TIONGHOA DI DALAMNYA // TARIAN BARONGSAI DAN LIONG SUDAH BUKAN LAGI MONOPOLI PENARI-PENARI DARI ETNIS TIONGHOA // TAK SEDIKIT DAN TAK JARANG JUSTRU PENARI-PENARI DARI ETNIS SEPERTI JAWA-LAH YANG MENONJOL DALAM PERTUNJUKAN- PERTUNJUKAN TARIAN BARONGSAI DAN LIONG / TERMASUK DARI TNI MEMPERTUNJUKKAN TARIAN BARONGSAI YANG SANGAT ENERJIK DI MALAM PERAYAAN IMLEK DI KLENTENG TAY KAK SIE SEMARANG// DI TAHUN KUDA KAYU INI WARGA TIONGHOA BERHARAP DENGAN KEMBALINYA BUDAYA DAN ADAT- 42

43 18. CREDIT TITTLE ISTIADAT TIONGHOA INI DAPAT TAMPIL DENGAN WAJAH BARU DAN BERBAUR DENGAN BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT SETEMPAT / SEPERTI AJARAN DAN TRADISI DALAM AGAMA KRISTEN DAN ISLAM // DAN YANG TERPENTING ADALAH MUNCUL PULA SEMANGAT NASIONALISME INDONESIA YANG MENYERTAI KEBANGKITANNYA KEMBALI ITU. BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA ITU KINI TELAH DITERIMA DAN MENJADI BAGIAN DARI BUDAYA INDONESIA // Tabel 3.2 Naskah Shooting Script NO CAM SHOOT LIST PICTURE SEGMEN 1 1. OPENING JUDUL AUDIO SFX MUSIK CHINA M S; - C U; - LS - F S; - CRAB; - PAN; - C F - V L S - EYE LEVEL SUASANA SEMBAHYANG KLENTENG TAY KAK SIE NARATOR : IMLEK / MERUPAKAN PERAYAAN PERGANTIAN TAHUN ETNIS TIONGHOA YANG SUDAH ADA SEBELUM 43

44 INDONESIA LAHIR // KETIKA NEGERI INI MASIH DISEBUT HINDIA BELANDA / ORANG-ORANG TIONGHOA SUDAH MERAYAKAN IMLEK // SECARA HARAFIAH IMLEK BERMAKNA PENANGGALAN BULAN / YANG BERASAL DARI DIALEK HOKKIAN // DALAM PERAYAAN IMLEK / MASYARAKAT TIONGHOA TIDAK HANYA MERAYAKAN PERGANTIAN TAHUN / TETAPI MEREKA JUGA MELAKUKAN PERIBADATAN SEPERTI SEMBAHYANG UNTUK 44

45 MEMANJATKAN RASA SYUKUR ATAS BERKAH YANG MEREKA DAPATKAN SELAMA SATU TAHUN / YANG DIPERCAYA AMAL MEREKA AKAN DILAPORKAN PARA DEWA SAAT PERGI KE LANGIT// 3 COURTESY OF YOUTUBE - M S; - C U; - LS - F S; INSERT IMLEK MASA SOEKARNO NARATOR: DALAM PERJALANAN SEJARAH /PERAYAAN TAHUN BARU ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA MENGALAMI PASANG-SURUT // DI TAHUN 1965 SETAHUN SEBELUM SOEKARNO DIGULINGKAN / SOEKARNO MEMBANGUN ALIANSI POLITIK INTERNASIONAL 45

46 YANG DINAMAKAN POROS JAKARTA PEKING / HUBUNGAN INDONESIA DENGAN CHINA SEDANG BAIK BAIKNYA / PEMELUK KONGHUCHU BEBAS UNTUK BERIBADAH // PADA SAAT ITU / PERGANTIAN TAHUN TIONGHOA DIANGGAP SEBAGAI TONTONAN YANG RAMAI DIKUNJUNGI // BIASANYA PRIBUMI DI SEKITAR DATANG UNTUK MELIHAT // MEREKA INGIN MEYAKSIKAN PERTUNJUKAN TARIAN LIONG DAN BARONGSAI / YANG JARANG 46

47 4 1 - M S; - C U; - F G; M S; - EYE 6 COURTESY OF YOUTUBE LEVEL - M S; - LS - F S; INSERT AKTIVITAS JTONGKIE TIO STATEMENT JTONGKIE TIO INSERT PELARANGAN IMLEK MASA SOEHARTO MEREKA TEMUI DI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI // NARATOR: KEMERIAHAN INIPUN MASIH TERASA DALAM INGATAN TJONGKIE TIO SEORANG BUDAYAWAN TIONGHOA YANG GEMAR MENGABADIKAN KISAH MASA LAMPAU DISEKITARNYA BAIK MELALUI FOTO FOTO MAUPUN DITUANGKAN DALAM SEBUAH BUKU// NARATOR: TAK KURANG DARI 31 TAHUN PERAYAAN IMLEK 47

48 TERLARANG DI TEMPAT UMUM // PELARANGAN ITU DISAHKAN OLEH SEBUAH INSTRUKSI PRESIDEN BERNOMOR 14 TAHUN 1967 // INPRES NO. 14/1967 ADALAH ALAT UTAMA YANG PALING EFEKTIF REZIM SOEHARTO YANG ANTI-CHINA UNTUK MENGGENOSIDAK AN AGAMA // BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA // SEJAK BERLAKUNYA INPRES ITU MAKA SEMUA HAL-HAL YANG BERUNSUR AGAMA / BUDAYA / DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA 48

49 DILARANG DISELENGGARAKA N DI SELURUH INDONESIA // SEGMEN 2 7 COURTESY OF YOUTUBE - MS - FS - KS INSERT HUBUNGAN TIONGHOA DAN INDONESIA ERA SOEHARTO NARATOR: MENERUSKAN INSTRUKSI PRESIDEN (INPRES) NO.14/1967 TENTANG PEMBATASAN AGAMA / TERBITLAH SE MENDAGRI TAHUN 1978 TENTANG LARANGAN BAGI KANTOR CATATAN SIPIL UNTUK MENCATAT PERKAWINAN YANG BERDASARKAN AGAMA KHONGHUCU / AGAMA KHONGHUCU TIDAK BOLEH 49

50 8 1 - M S - EYE LEVEL 9 COURTESY - MS OF - FS YOUTUBE - KS STATEMENT TJONGKIE TIO INSERT IMLEK MASA KOLONIAL BELANDA DICANTUMKAN DI KOLOM AGAMA DI KTP / LARANGAN INI MEMBUAT KEBANYAKAN WARGA TIONGHOA YANG BERAGAMA KHONGHUCU TERDESAK DAN MEMILIH PINDAH KE AGAMA KRISTEN / BUDHA / DAN ISLAM // NARATOR : KEBIJAKAN ANTI TIONGHOA SOEHARTO MEMBUAT WAKTU SEAKAN BERBALIK KEMASA KOLONIAL / WAKTU ITU WARGA TIONGHOA DILARANG 50

51 BERMUKIM DI SEMBARANG TEMPAT // LARANGAN INILAH MERUPAKAN CIKAL BAKAL KEBERADAAN PEMUKIMAN ETNIS TIONGHOA ATAU PECINAN DISEJUMLAH TEMPAT BESAR DAN TEMPAT USAHA MILIK WARGA TIONGHOA DI PERKOTAAN // PEMERINTAH HINDIA BELANDA MENCEGAH PRIBUMI UNTUK BERINTERAKSI DENGAN WARGA TIONGHOA GUNA MEREDAM PEMBERONTAKAN // SEMENTARA SOEHARTO MENGAKU KEBIJAKANNYA 51

52 UNTUK MENCEGAH USAHA SUBVERSI DAN INFILTRASI TIONGKOK // SELAMA BERKUASA SOEHARTO MENERBITKAN BERBAGAI KEBIJAKAN ANTI TIONGHOA / URUSAN POLITIK TIONGHOA DICAMPUR ADUK DENGAN KONGHUCHU SEBAGAI AGAMA // TAPI DIBIDANG EKONOMI SIKAP SOEHARTO BERBANDING TERBALIK SAAT MENGHADAPI KONGLOMERAT KETURUNAN TIONGHOA // ANTARA TAHUN 70AN SAMPAI TAHUN 2000 / 52

53 KLENTENG KLENTENG DISAMARKAN MENJADI VIHARA TEMPAT BERIBADAH AGAMA BUDHA // LALU MUNCULAH VIHARA TRI DARMA YANG MENGAYOMI 3 AGAMA SEKALIGUS // KONGHUCHU / TAO DAN BUDHA // 10 COURTESY - M S INSERT NARATOR: OF - F S PERJUANGAN TAK BANYAK YOUTUBE - L S GUSDUR YANG BERANI MELAWAN KEBIJAKAN TIONGHOA SAAT ITU / TETAPI GUS DUR BERJUANG MEMBELA ETNIS TIONGHOA / DAN LANGKAH YANG DIAMBIL GUS DUR DIANGGAP SULIT DITERIMA / BAHKAN BERTENTANGAN 53

54 DENGAN PENDAPAT UMUM YANG MENIMPAKAN KESALAHAN PADA ORANG-ORANG TIONGHOA SEBAGAI PENYEBAB KRISIS EKONOMI PADA WAKTU ITU // BEBERAPA SAAT SETELAH TRAGEDI MEI 1998 / GUS DUR MENYERUKAN KEPADA KETURUNAN CHINA YANG BERADA DI LUAR NEGERI UNTUK SEGERA KEMBALI KE INDONESIA DAN MENJAMIN KESELAMATAN MEREKA // KEPADA WARGA PRIBUMI / GUS DUR MENGHIMBAU AGAR MAU 54

55 MENERIMA DAN MEMBAUR DENGAN WARGA KETURUNAN TIONGHOA // PERJUANGAN GUS DUR MEMBELA MINORITAS TIONGHOA SEMAKIN TEGAS KETIKA IA MENJADI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEEMPAT YANG DIWUJUDKANNYA MEMALUI BERBAGAI KEBIJAKAN PADA TAHUN 2000 / SALAH SATUNYA MENCABUT INPRES NOMOR 14/1967 // KELOMPOK ETNIS TIONGHOA DALAM WAWASAN KEBANGSAAN GUS DUR ADALAH 55

56 M S - EYE LEVEL STATEMENT TJONGKIE TIO SAMA DENGAN SUKU-ETNIS BANGSA LAIN / MEREKA JUGA MEMILIK HAK YANG SAMA SEBAGAI WARGA NEGARA YANG SAH// MASYARAKAT KETURUNAN TIONGHOA DI INDONESIA KEMBALI MENDAPATKAN KEBEBASAN MERAYAKAN TAHUN BARU IMLEK DAN MENGEKSPRESIKA N BUDAYA DAN ADAT- ISTIADATNYA // 56

57 12 COURTESY - MS INSERT NARATOR : OF - FS GUSDUR KEGIGIHAN GUS YOUTUBE MENGESAHKAN DUR MEMBELA KEMBALI KAUM MINORITAS IMLEK DI INDONESIA MEMBUATNYA DITASBIHKAN SEBAGAI BAPAK BAGI KAUM MINORITAS / SEBAGAI PAYUNG SEMUA GOLONGAN YANG TERTINDAS DAN TERPINGGIRKAN // DITINDAKLANJUTI DENGAN MENGELUARKAN KEPPRES NOMOR 19/2001 / TANGGAL 9 APRIL 2001 YANG MERESMIKAN IMLEK SEBAGAI HARI LIBUR FAKULTATIF // SETAHUN BERSELANG IMLEK RESMI DINYATAKAN SEBAGAI SALAH 57

58 SATU HARI LIBUR NASIONAL OLEH PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNO PUTRI MULAI TAHUN 2003// LEWAT PROSES SEJARAH SELAMA TAK KURANG 31 TAHUN DI BAWAH PEMERINTAHAN REZIM SOEHARTO ITULAH YANG MEMBAWA DAMPAK SAMPAI SEKARANG DI KALANGAN TIONGHOA INDONESIA // MESKIPUN UPAYA GENOSIDA SEMUA UNSUR BUDAYA DAN ADAT-ISTIADAT TIONGHOA GAGAL DILAKUKAN OLEH REZIM SOEHARTO / NAMUN AKIBATNYA 58

59 MEMBUAT SEBAGIAN BESAR GENERASI MUDA TIONGHOA INDONESIA YANG DILAHIRKAN DI TAHUN SAMPAI 1990-AN 1960-AN DENGAN HANYA MENGENAL SEDIKIT BUDAYA SAJA DAN ADAT ISTIADAT / TERMASUK DALAM MERAYAKAN IMLEK DENGAN MS - EYE LEVEL 14 COURTESY - FS STATEMENT JTONGKIE TIO INSERT SEGALA PERNAK- PERNIKNYA NARATOR: OF - LS PERAYAAN NAMUN SEIRING YOUTUBE - MS IMLEK DI DENGAN - KS MASA KEBANGKITAN REFORMASI KEMBALI BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA / GENERASI 59

60 SEKARANG SUDAH MULAI DIPERKENALKAN KEMBALI BUDAYA DAN ADAT- ISTIADAT // PERAYAAN IMLEK DI KAWASAN KAWASAN PECINAN DI KOTA KOTA BESAR MULAI DIMERIAHKAN KEMBALI / SALAH SATUNYA PERAYAAN IMLEK DI PECINAN SEMARANG / DIMANA ETNIS TIONGHOA MENYELENGGARA KAN BERBAGAI MACAM KEBUTUHAN IMLEK SEPERTI PAKAIAN TONG SAM / MAKANAN KHAS IMLEK SALAH SATUNYA KUE BULAN / PERNAK PERNIK 60

61 M S; - C U; - LS - F S; - CRAB; - PAN; - C F - V L S - EYE LEVEL SEGMEN 3 SUASANA PERAYAAN IMLEK DI KLENTENG TAY KAK SIE UNTUK MEMERIAHKAN IMLEK // DI SAMPING ITU / KESENIAN SEMACAM BARONGSAI / WAYANG POTEHI / KALIGRAFI CHINA MULAI DIKEMAS DENGAN TAMPILAN YANG SESUAI DENGAN KONDISI ZAMAN SEKARANG // TAK HANYA ITU / KLENTENG KLENTENG JUGA MULAI DIHIASI DAN DISIAPKAN MENJELANG IMLEK// NARATOR: KELENTENG- KLENTENG DI PECINAN MULAI DIPADATI OLEH PARA PENGUNJUNG 61

62 M S STATEMENT M S; - C U; - LS - F S; - CRAB; - PAN; - C F - V L S - EYE LEVEL TJONGKIE TIO PEMENTASAN TARIAN BARONGSAI SAN LION DI KLENTENG TAY KAK SIE YANG SEMBAHYANG ATAU PENGUNJUNG YANG SEKEDAR MENIKMATI DAN MENGABADIKAN KEINDAHAN MALAM TAHUN BARU IMLEK / TERLEBIH PADA KLENTENG TAY KAK SIE DI GANG LOMBOK YANG MERUPAKAN KLENTENG INDUK BAGI SELURUH KLENTENG DI SEMARANG // NARATOR: KEBANGKITAN KEMBALI BUDAYA TIONGHOA ITU JUGA DITERIMA MASYARAKAT PRI BUMI / DITANDAI DENGAN IKUT TERLIBATNYA 62

63 SECARA LANGSUNG SUKU- SUKU BANGSA LAIN YANG BUKAN TIONGHOA DI DALAMNYA // TARIAN BARONGSAI DAN LIONG SUDAH BUKAN LAGI MONOPOLI PENARI-PENARI DARI ETNIS TIONGHOA // TAK SEDIKIT DAN TAK JARANG JUSTRU PENARI-PENARI DARI ETNIS SEPERTI JAWA- LAH YANG MENONJOL DALAM PERTUNJUKAN- PERTUNJUKAN TARIAN BARONGSAI DAN LIONG / TERMASUK DARI TNI MEMPERTUNJUKK AN TARIAN 63

64 BARONGSAI YANG SANGAT ENERJIK DI MALAM PERAYAAN IMLEK DI KLENTENG TAY KAK SIE SEMARANG// DI TAHUN KUDA KAYU INI WARGA TIONGHOA BERHARAP DENGAN KEMBALINYA BUDAYA DAN ADAT-ISTIADAT TIONGHOA INI DAPAT TAMPIL DENGAN WAJAH BARU DAN BERBAUR DENGAN BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT SETEMPAT / SEPERTI AJARAN DAN TRADISI DALAM AGAMA KRISTEN DAN ISLAM // DAN YANG 64

65 18. CREDIT TITTLE Tabel 3.3 Shoting Script TERPENTING ADALAH MUNCUL PULA SEMANGAT NASIONALISME INDONESIA YANG MENYERTAI KEBANGKITANNY A KEMBALI ITU. BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA ITU KINI TELAH DITERIMA DAN MENJADI BAGIAN DARI BUDAYA INDONESIA // Konsep Teknis Pemilihan Alat dan Bahan (Software) Untuk memproduksi sebuah program acara harus memperhatikan alat-alat apa saja yang akan di gunakan dan bahan-bahan apa saja yang diperlukan. Semua alat yang di perlukan harus di list terlebih dahulu, agar nantinya produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sama halnya memproduksi sebuah acara dalam membuat tugas akhirpun juga sangat penting membuat list-list peralatan yang diperlukan. Alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat Tugas akhir adalh sebagai berikut : 65

66 JENIS PERALATAN Nama Type Merk Jumlah Kamera DSLR 550 D Canon 1 5D Mark II 1 Kamera Video FX 2000 Sony 1 Tripod Libec 1 Perekam Audio DR-05 Tascam 1 Komputer Editing 1.HP HP 1 2.DDR3 8 GB 3.GrafisNvidia geforce Software : 1. Video 1. Adobe Premier Pro CS 6 dan Adobe After 2. Audio Effects CS 6 2. Adobe Audiotion 6 3. Windows 7 Tabel 3.4 Pemilihan alat dan software Sistem Kerja atau Produksi Saat pelaksanaan produksi karya, penulis menggunakan sistem kerja sebagai berikut : a. Membuat Storyline atau Sinopsis untuk mempermudah saat produksi, karena jalannya cerita sudah tersusun rapi b. Membuat Shooting list akan mempermudah saat mengambil gambar, karena sudah ada bayangan gambar apa saja yang akan di ambil c. Membuat Traetment karena dalam pengambilan gambar berpegang pada treatment, walaupun pada akhirnya saat pengambilan gambar ada pengembangan gambar 66

67 d. Merangkai naskah untuk mempermudah proses produksi dan edting nantinya e. Menggunakan sistem multi cam (menggunakan lebih dari satu kamera) yaitu kamera DSLR 5D Mark II sebagai kamera master, satu kamera DSLR untuk mengambil insert-insert gambar, dan kamera DSR untuk mengambil statement-statement narasumber yang berkompeten. f. Mencari Narasumber yang benar-benar mengerti dan paham, agar statement yang disampaikan nyata 3.5 Proses Berkarya Untuk memproduksi sebuah acara televise diperlukan tahap pelaksanaan atau proses produksi yang tersusun rapi. Proses produksi sendiri meliputi: 1. Pra Produksi a) Menyusun team work beserta job desknya, agar setiap orang focus pada masing-masing tanggung jawabnya. Berikut Job desk yang sudah tersusun : NO NAMA JOBDESK 1. Muhamad Azis Fajri Produser Monica Mahestri Ari Setiawan 2. Muhamad Azis Fajri PD/ Director 3. Ari Setiawan Kameraman 4. Monica Mahestri Penulis Naskah 5. Restu Peralatan 6. Ari Setiawan Editor 7. Monica Mahestri Unit Manager 8. Maya Dubber Tabel 3.5 Job description a) Membuat Konsep program acara yang akan diproduksi 67

68 Produksi Pra Produksi b) Melakukan pengumpulan data, baik dari internet, buku-buku referensi atau wawancara secara langsung c) Membuat Storyline untuk mempermudah jalannya cerita d) Membuat Treatment untuk mempermudah saat pengambilan gambar e) Membuat janji dengan Narasumber yang berkompeten pada bidangnya. f) Membuat Time Schedule agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Target Per Minggu No Tahap Aktifitas Jan Mei Juni 1 Penemuan Ide V 2 Pengembangan Gagasan, Storyline dan Shooting List V 3 Penulisan Naskah dan Treatment V 4 Shooting V 5 Dailly Production report V 6 Evaluasi Produksi V 68

69 Pasca Poduksi 7 Capturing V 8 Logging V 9 Offline Editing V V V 10 Dubiing V 11 On line Editing V V V Tabel 3.6 Time Scedhule Untuk memproduksi sebuah program televisi, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah merencanakan budget agar nantinya pengeluaran dapat diperkirakan. NO JENIS BARANG JUMLAH HARGA 1. Perlengkapan Produksi : - 1. Kamera DSLR 2. SPY Kamera 3. Tripod 4. Clip On 2. Konsumsi 5 orang x Rp , 4 hari 3. Transportasi 3 hari Rp , 6. Biaya Lain-Lain Rp ,00 Total Pengeluaran Rp ,00 Tabel 3.7: Perencanaan Budget g) Perencanaan Jadwal Shooting Perencanaan jadwal shooting sangat di perlukan saat produksi, agar nantinya saat produksi tidak membuang banyak waktu. 69

70 TANGGAL LOKASI KEGIATAN 29 Januari 2014 Pasar Semawis a. Mengambil gambar suasana festival event pasar semawis ( makanan khas, pernak pernik, tarian barongsai, dbs) 30 Januari Januari 2014 Klenteng Tay Kak Sie Klenteng Tay Kak Sie Kampung Pecinan a. Mengambil gambar saat persiapan I imlek b. Mengambil gambar suasana sekitar klenteng c. Mengambil gambar orang sembahyang d. Mengambil gambar pertunjukan barongsai oleh TNI a. Mengambil gambar saat pembagian angpao b. Pengambilan suasana kampong pecinan 6 April 2014 Restoran Kedai Mama a. Pengambilan statement pak Jtongkie tio b. Mengambil gambar kegiatan pak Jtongkie tio Tabel 3.8 Perencanaan jadwal shooting h) Rapat Tim Produksi Dalam memproduksi program feature ini penulis melakukan 3 kali rapat atau diskusi. Pertemuan Pertama menetukan konsep acara seperti menentukan konsep program apa yang akan di 70

71 buat, membuat storyline, shooting list, treatment dll. Pertemuan kedua menentukan penyusunan job desk, agar setiap orang memiliki tanggung jawab masing-masing saat produksi.pertemuan ketiga adalah perencanaan budget, untuk mengatur pemasukan dan keperluan saat produksi serta menyiapkan alat-alat yang diperlukan saat melakukan produksi nantinya Produksi Pembuatan program dokumenter Proyek akhir ini dilakukan beberapa pengambilan gambar tentu saja dengan waktu yang berbedabeda.karena imlek merupakan sebuah event, jadi penulis harus mengambil gambar dengan menyesuakan jadwal acara yang sudah ditentukan acaranya. TANGGAL 29 Januari Januari 2014 SHOOTING KE- Ke satu Ke dua KEGIATAN Pengambilan gambar suasana festival event semawis dari makanan khas, baju tongsam, pernak pernik imlek, tarian barongsai, pembuatan kaligrafi, pagelaran wayang, dsb. Pengambilan gambar suasana klenteng tay kak sie dari pembakaran uang palsu, menyiapkan lilin, pemberian makanan persembahan. Malam harinya suasana keramaian klenteng, 71

72 31 Januari April 2014 Ke tiga Ke empat sembahyang, pementasan tarian barongsai dan lion. Pengambilan gambar suasana pecinan di hari imlek, pembagian angpao di klenteng tay kak sie, sembahyang, dsb. Pengambilan statement pak jtongkie tio dan kegiatannya Tabel 3.9 Proses shooting Program Pasca Produksi Proses paska produksi atau editing meliputi : a. Capturing Proses Capturing adalah menyalin data video yang berada di pita kaset video ke dalam format digital dan menyimpan di komputer. Peralatan yang digunakan dalam proses Capturingadalah : 1. Set computer 2. VTR (Video Tape Recorder) 3. Tahap-tahap dalam melakukan proses capturing yaitu : a. Pastikan VTR telah terkoneksi dengan computer b. Buka program Adobe Premiere CS 72

73 Gambar 3.1 Adobe Premiere CS6 c. Pilih New Project dan tentukan penempatan project file d. Akan muncul jendela New Sequence, format video sebagai berikut Gambar 3.2 Format Video Pilih format DV- PAL widescreen 48kHz dan tentukan nama sequence di sequence name..misalnya dolanan anak a) Setelah muncul tampilan project yang diinginkan, saatnya memulai proses Capturing. Pilih File - >Capture (F5) 73

74 b) Tentukan namafile video pada clip name, misalnya dolanan anak#1. Pada menu bar settings, tentukan penempatan file hasil Capturing c) Tekan tombol lingkaran merah atau Record (G) Gambar 3.3 Capturing b. Editing Editing adalah proses mengolah bahan video untuk dikemas menjadi hasil yang lebih baik. a. Logging Sebelum pelaksanaan editing, terlebih dahulu melakukan pendataan dengan logging untuk membuat editing list. Logging ini merupakan pendataan timecode yaitu dengan melihat hasil gambar yang telah diambil dan mencatat gambar mana saja yang telah diambil dan mencatat gambar mana saja yang dipakai maupun tidak terpakai. b. Cutting Cutting adalah proses memotong durasi video, memisahkan dua gambar yang berbeda, maupun membuang gambar yang sekiranya kurang bagus. Tahap melakukan Cuttingadalah : 74

75 a) Klik pada gambar yang akan dipotong Gambar 3.4 Sebelum cutting b) Pada toolbar, pilih razortool (C) Gambar 3.5 Razor Tool c) Tentukan bagian pemisahan gambar d) Klik pada perpotongan gambar Gambar 3.6 Hasil Cutting c. Editing Audio Terkadang dalam beberapa adegan, ada beberapa gangguan suara (noise) yang ikut masuk kedalam suara asli. Untuk mengurangi dampak dari noise, penulis menggunakan Efek audio DeNoiser : Pada menu bar, pilih option Audio Effect ->Stereo ->DeNoiser 1. Tentukan Individual Parameters sebagai berikut : a. Reduction : -20.0dB b. Offset : 10.0dB 75

76 Gambar 3.7 Editing audio d. Rendering Rendering adalah proses menyatukan hasil editing video kedalam sebuah video yang utuh. Tahap melakukan Renderingadalah : a. Pada menu bar, pilih File ->Export ->Media Gambar 3.8 Rendering Pada OptionOutoput Name, tentukan nama dan penempatan video hasil rendering, misalnya : disk 1 dan ditempatkan pada folder DATA RCP (D:) hasil project Pilih Export. 76

77 BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA KARYA 4.1 Implementasi Karya Dalam produksi progam dokumenter TV berjudul ARSIP MERAH PUTIH episode Imlek Harapan Baru ini jobdisk penulis sebagai Kameraman. Kameraman adalah seorang yang bertanggung jawab secara keseluruhan dalam semua aspek hasil perekaman gambar dan frame dalam pengambilan gambar sesuai dengan arahan dari Pengarah Acara/Sutradara. Berikut print out karya serta penjabarannya : Keterangan No Print Out Gambar Gambar Sudut Pengambilan Motivasi 1. Color Bar Tune Stasiun Gambar Countdown 77

78 Gambar ID Produksi Gambar Gambar 4.4 SEGMEN 1 Opening Program Low Angle, Close up, hand held Dalam pengambilan Opening Program penulis mengambil sudut kamera Low Angle, Close Up pada aksesoris klenteng karena ingin memperlihatka n detilnya dan agar terlihat sangat berwibawa dalam perawakan budaya Indonesia 78

79 5. Medium Shoot Pengambilan gambar Gambar 4.5 Ritual Sebelum menjelang Imlek Medium Shoot sebatas kepala hingga pinggang. fungsinya memperlihatka n sosok objek secara jelas. 6. Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Gambar 4.6 Doa dihadapan Dewa Knee Shot fungsinya memperlihatka n sosok objek secara jelas dan beberapa ornament terlihat. 7. Pengambilan gambar diambil dari bawah si Doa membawa objek. Kesan Gambar 4.7 lilin untuk Low Angle yang Dewa ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu 79

80 keagungan, terlihat lebih berwibawa atau kejayaan. 8. Medium Shoot Pengambilan gambar sebatas kepala Gambar 4.8 Statement Tjongkie Tio Medium Shot hingga pinggang. fungsinya memperlihatka n sosok objek secara jelas. SEGMEN 2 9. Pengambilan ini menunjukan Insert Aktivitas Tjongkie Tio Fourground artistik lebih dramatic dalam pengambilan Gambar 4.9 aktivitas Tjongkie Tio 10. Medium Shoot Pengambilan gambar Gambar 4.10 Insert Aktivitas Tjongkie Tio Medium Shot sebatas kepala hingga pinggang. fungsinya memperlihatka n aktivitas 80

81 Tjongkie Tio secara jelas. 11. Dalam pengambilan Close Up pada gambar Gambar 4.11 Aktivitas Insert Aktivitas Tjongkie Tio Close Up Tjongkie Tio memperlihatk an jelas aktivitas membaca dan menunjukkan isi dalam buku 12. Medium Shoot Pengambilan gambar sebatas kepala Gambar 4.12 Statement Tjongkie Tio Medium Shot hingga pinggang. fungsinya memperlihatka n sosok objek secara jelas. SEGMEN Pengambilan Gambar 4.13 Insert suasana sekolah Long shot kombinasi group shot gambar lebih luas dari pada full shoot. Fungsinya menunjukan 81

82 objek dengan latar belakangnya. 14. Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga Gambar 4.14 Insert suasana sekolah Full Shot kaki. Fungsinya memperlihatka n objek beserta lingkungan atau aktivitas lainnya. 15. Pengambilan gambar di mana kamera berada di Gambar 4.15 belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si pelaku Insert suasana sekolah Over soulder tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main. 82

83 16. Dalam pengambilan Close Up pada Gambar 4.16 Insert membakar dupa Close up handheld gambar Aktivitas Membakar dupa memperlihatk an jelas 17. Pengambilan gambar lebih luas dari pada Gambar 4.17 Insert Doa Masal Long shot, crab full shoot. Fungsinya menunjukan objek dengan latar belakangnya. Shot yang 18. menampilkan Gambar 4.18 Insert Pembakaran dupa Big Close up bagian benda tertentu sehingga tampak besar dan jelas 19. Medium Shoot Pengambilan Statement Tjongkie Tio Medium Shot gambar sebatas kepala Gambar 4.19 hingga pinggang. 83

84 fungsinya memperlihatka n sosok objek secara jelas. 20. pengambilan Insert lokasi semawis Group Shot gambar sekelompok orang. Gambar Pengambilan gambar lebih luas dari pada Gambar 4.21 Insert lokasi semawis Long Shot full shoot. Fungsinya menunjukan objek dengan latar belakangnya. 22. pengambilan Lambang Tahun Kuda Kayu Full Shot gambar objek secara penuh pada objek Gambar 4.2 kepala kuda. 23. Pengambilan gambar lebih luas dari pada Insert layang layang china Long shot full shoot. Fungsinya Gambar 4.23 menunjukan objek dengan latar 84

85 belakangnya. 24. Shot yang menampilkan dari kepala Gambar 4.24 Insert suasana imlek di pecinan Semarang Medium shot, follow sampai sebatas pinggang pada obyek dan Follow mengikuti gerak obyek 25. Shot yang Gambar 4.25 Insert suasana imlek di pecinan Semarang Medium shot menampilkan dari kepala sampai sebatas pinggang pada obyek 26. Gambar 4.26 Insert suasana imlek di pecinan Semarang Group Shot pengambilan gambar sekelompok orang. 27. Shot yang menampilkan dari kepala Gambar 4.27 Insert suasana imlek di pecinan Semarang Mediun Shot, Follow, Hand Held sampai sebatas pinggang pada obyek, Follow mengikuti gerak obyek, Hand Held merekam 85

86 dengan tangan tanpa tripod 28. ingin memperlihatka n detilnya dan Gambar 4.28 Insert lampion imlek di pecinan Semarang Low angle,, change focus agar terlihat sangat berwibawa, dan change focus untuk sebagai transisi 29. Medium Shoot Insert suasana Pengambilan Persiapan Menyambut Medium Shot gambar sebatas kepala Gambar 4.29 imlek hingga pinggang. 30. pengambilan Insert suasana Malam imlek Full Shot, Group Shot gambar objek secara penuh pada objek Gambar 4.30 Dengan ABRI terlihat penuh dari kepala hingga kaki. 31. Pengambilan gambar lebih Gambar 4.31 Insert suasana imlek Long shot, Crab luas dari pada full shoot. Fungsinya menunjukan objek dengan 86

87 latar belakangnya. 32. Medium Shoot Pengambilan gambar Gambar 4.32 Insert suasana imlek Medium Shoot, Folow sebatas kepala hingga pinggangdan mengikuti pergerakan pada obyek 33. Pengambilan gambar melebihi Long shoot, menampilkan Gambar 4.33 lingkungan si Insert suasana Exstreme Long objek secara imlek Shot, Pan Left Utuh. fungsinya menunjukan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya. 34. Dalam shot ini, tujuan Gambar 4.34 Insert suasana imlek Fourground pengambilan gambar sebetulnya objek yang 87

88 berada di depan, hanya latar belakang rupanya mempengaruhi sesuatu yang terjadi pada latar belakang rupanya mempengaruhi sesuatu yang terjadi pada latar depannya sehingga dia mempeunyai andil. 35. Medium Shoot Insert suasana imlek memohon kepada Dewa Medium Shot Pengambilan gambar sebatas kepala hingga Gambar 4.35 pinggang 36. Pengambilan dari bawah Gambar 4.36 Insert suasana imlek di dalam klenteng Low Angle untuk memperlihatka n obyek terkesan berwibawa atau agung 88

89 37. Dalam shot ini, tujuan pengambilan gambar Gambar 4.37 sebetulnya objek yang berada di depan, hanya latar belakang rupanya Suasana Di Depan Klenteng Fourground mempengaruhi sesuatu yang terjadi pada latar belakang rupanya mempengaruhi sesuatu yang terjadi pada latar depannya sehingga dia mempeunyai andil. 38. Ukuran gambar sebatas dari atas kepala Insert Suasana sampai dada, Gambar 4.38 Di Dalam Klenteng Medium Shot Untuk menegaskan profil seseorang sehingga 89

90 39. Gambar 4.39 Suasana Di Depan Klenteng Tabel 4.1 print out karya Track In penonton puas Track adalah gerakan kamera mendekati obyek 4.2 Analisa Karya Dalam proyek akhir ini penulis membuat sebuah karya yang berformat program dokumenter. Sebuah karya yang mengangkat tentang budaya di Indonesia. adanya akulturasi budaya, membuat imlek menjadi bagian dari budaya Indonesia. tetapi dalam perkembangannya imlek mengalami pasang surut, walaupun akhirnya diakui seluruh masyarakat. Untuk mengembalikan nilai nilainya, banyak hal hal yang dilakukan demi menyadarkan generasi muda dalam melestarikannya. Dengan Konsep Dokumenter televisi yang nyata serta menghadirkan narasumber yang kompeten didukung oleh narasi yang kuat maka ketiga penulis mencoba menggali lebih dalam tentang perayaan imlek dan makna yang terkandung di dalamnya. Penyampaian informasi yang menggunakan narasumber yang juga saksi hidup budaya tersebut akan membuat penonton mudah memahami informasi yang disampaikan, karena narasi orang ketiga membuast seolah-olah penonton ikut serta didalamnya. Sehingga dokumenter yang ditayangkan bukan saja memberikan informasi tapi melainkan menyadarkan masyarakat akan pentingnya melestarikan sebuah budaya. Sehingga penulis merangkumnya dalam sebuah program acara dokumenter televisi yang berjudul ARSIP MERAH PUTIH 90

91 Program Dokumenter akan di analisis lebih lanjut agar nantinya dapat menjadi program acara yang layak menjadi tontonan yang memberikan informasi. Untuk itu penulis menggunakan analisis SWOT sebagai berikut : Strength (Kekuatan Karya) a) Karya Dokumenter yang di buat penulis sebagai kameraman mengangkat tentang kebudayaan yaitu sebuah tradisi yang asing yang sekarang ini menjadi bagian tradisi Indonesia dengan menggunakan teknik kamera seperti pengambilan tipe-tipe shoot untuk memperindah gambar penulis menggunakan banyak type of shoot. dimana budaya imlek yang mengalami pasang surut dalam perkembangannya di Indonesia. dengan banyaknya gejolak dalam perkembangannya menjadi daya tarik untuk diulas lebih dalam mengenai makna yang terkandung dalam imlek untuk menyadarkan generasi muda akan pentinya sebuah budaya. b) Konsep penyajian dengan menggunakan type of shot seperti medium shot, low angle, long shot, close up dll, karena disini penulis menyajikan budaya dengan berbagai macam shot supaya khalayak tidak mudah jenuh ketika menikmati program merah putih ini dan serta dengan adanya seorang tokoh budayawan yang juga merupakan saksi hidup dalam perkembangan imlek. Didukung narasi yang kuat guna informasi di dalamnya dapat tersampaikan dengan baik. Informasi dari nara sumber dan narasi ditata secara rapi sehingga akan terbentuk alur cerita yang menarik dan akurat. c) Bahasa yang digunakan dalam karya dokumenter ini adalah bahasa Indonesia, bahasa sehari-hari yang dapat dengan mudah dipahami oleh pemirsa dengan penyajian dubbernya. 91

92 d) Selain itu gambarnya yang variatif sehingga tidak membosankan untuk dilihat Weakness (Kelemahan Karya) a) Noise audio saat melakukan wawancara karena dilakukan di restoran, sehingga atmosfer sekitar masuk. b) Noise video saat pengambilan gambar di dalam lokasi karena kurangnya cahaya. c) Gambar Narasumber yang selalu medium, kurang variatif dalam angle wawancara. d) Ada beberapa scene yang mengambil dari youtube sehingga gambar terlihat pecah Oppurtunities (Kesempatan Karya) Program yang berformat documenter dengan judul Arsip Merah Putih Eps Imlek Harapan Baru ini memiliki potensi yang besar untuk di terima oleh pemirsa sebagai program acara televisi yang menarik, menghibur serta memberikan informasi. Sebuah program acara televisi yang nantinya akan mengangkat tradisitradisi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga mampu mengenalkan tradisi Indonesia ke generasi muda. Untuk itu penulis telah menyiapkan beberapa tema jika nantinya program dokumenter ini dijadikan sebuah acara televisi, tema yang disiapkan oleh penulis adalah sebagi berikut : a. ARSIP MERAH PUTIH episode Tiwah - Kalimantan. b. ARSIP MERAH PUTIH episode Suku Osing Yang Asing. c. ARSIP MERAH PUTIH episode Lukisan Tubuh Mentawai. 92

93 d. ARSIP MERAH PUTIH episode Kembar Buncing. e. ARSIP MERAH PUTIH episode Lenggak Lenggok Lengger Lanang. f. ARSIP MERAH PUTIH episode Wayang Tutus untuk si Dalang g. ARSIP MERAH PUTIH episode Segenggam asa di dalam Sarung Potehi h. ARSIP MERAH PUTIH episode Berpacu sang Gerobak Sapi i. ARSIP MERAH PUTIH episode Malam Slikuran di Bulan Ramadhan j. ARSIP MERAH PUTIH episode 2 Sekaten Tak Sekata Threat (Ancaman Karya) a. Banyaknya dokumenter yang bertemakan kebudayaan yang bermunculan, baik tentang kebudayaan Indonesia maupun luar negeri b. Banyaknya dokumenter atau karya audio visual yang membahas tentang suku dan adat istiadat sebagai objek penciptaannya. c. Ada beberapa program yang konsep penyajiannya menggunakan narasi bercerita Prospek Program format feature dengan judul Arsip Merah Putih Eps Imlek Harapan Baru memiliki berbagai macam kekurangan dan kelebihannya. Progam ini memiliki prospek yang begitu besar untuk memajukan program pertelevisian pada umumnya karena menyajiakan sebuah tayangan dokumenter yang dikemas secara unik, berbeda dan menarik. Selain itu penyampaian informasinya dengan menggunakan narasi bercerita serta narasumber sebagai 93

94 saksi hidup membuat pemirsa dapat menangkap dengan mudah informasi yang disampaikan. Sebagaimana penulis jelaskan diatas bahwa program dokumenter ini layak untuk di tayang sebagai program acara televisi lokal maupun nasional. Jika program ini di tayangkan di stasiun telivisi nantinya, program dokumenter yang berjudul Arsip Merah Putih Eps Imlek Harapan Baru akan ditayangkan seminggu sekali dan program dokumenter ini akan membahas berbagai macam tradisi dan budayabudaya di Indonesia yang masih dilakukan dan dilestarikan hingga saat ini. Karena setiap budaya yang ada di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri serta berbagai macam makna filosofi yang terkandung di dalamnya. Sehingga program ini dapat menginformasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia dan mancannegara bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya akan warisan budaya. 4.3 Laporan Penciptaan Perubahan Penciptaan Dalam pelaksanaan proses produksi karya dokumenter Arsip Merah Putih episode Imlek Harapan Baru penulis mengalami beberapa kendala dan perubahan konsep penciptaan yang telah direncanakan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut No Perubahan Konsep Proses Kendala Awal Produksi 1. Jadwal Produksi 4 hari 4 hari a.semua gambar yang di ambil harus sesuai dengan jadwal event imlek di 94

95 semarang. b.padatnya kesibukan narasumber beberapa kali mengalami kegagalan untuk wawancara 2. Perubahan Treatment 3. Perubahan Naskah Adanya gambar-gambar menarik yang diperoleh dan adanya penemuan ide saat take di lapangan, membuat penulis merubah treatment yang sudah di buat. Adanya masukan dari berbagai team saat rapat produksi membuat penulis mengubah naskah yang sudah di buat, karena team memutuskan dalam penyajiannya dikuatkan dalam narasi dan diulas secara detail didalamnya Tabel 4.2 Perubahan Penciptaan 95

96 4.3.2 Perubahan Budget Dalam pelaksanaan proses produksi karya dokumenter Arsip Merah Putih episode Imlek Harapan Baru penulis mengalami perubahan budget yang sudah direncanakan. Berikut perubahan budget tersubut : Konsep Awal Budget No. Jenis Barang Jumlah Harga 1. Camera DSLR Canon 5D mark II 1 x 4 hari Rp ,00 2. Kamera Canon 550 D 1 x 4 hari Rp ,00 3. Kamera FX Rp ,00 4. Tripod libec 1 x 4 hari Rp ,00 5. Tascam DR-05 1 Rp ,00 6. Slider 1 x 4 hari Rp ,00 7. Clip On 1 Rp ,00 8. Konsumsi Crew 5 orang x 4 hari Rp ,00 9. Transportasi 4hari Rp , Lain lain Rp ,00 96

97 Total Pengeluaran Rp ,00 Tabel 4.3 Konsep Awal Budget No. Jenis Barang Jumlah Harga 1. Camera DSLR Canon 5D mark II 1 x 4 hari Free 2. Kamera Canon 550 D 1 x 4 hari Free 3. Kamrea FX Free 4. Tripod libec 1 x 4 hari Free 5. Tascam DR-05 1 Free 6. Slider 1 x 4 hari Free 7. Clip On 1 Free 8. Konsumsi Crew 5 orang x 4 hari Rp ,00 9. Transportasi 4hari Rp , Lain lain Rp ,00 Total Pengeluaran Rp ,00 Tabel 4.4 Perubahan Budget Produksi 4.4 Karya Pendukung dan Strategi Promo Sebuah karya yang diciptakan wajib untuk diperlihatkan kepada khalayak agar tidak ada pihak-pihak terntentu yang dapat melakukan kejahatan seperti mengakui karya orang lain. Oleh sebab itu untuk memperkenalkan karya 97

98 yang di buat diperlukan sebuah media promosi. Agar masyarakat lebih mengenal dan mengetahui apa karya yang penulis buat, sehingga akan membuat banyak orang yang akan melihat karya penulis. Karena alasan di atas penulis membuat strategi promosi untuk mempublikasikan karyanya, berikut bentuk strategi yang dilakukan oleh penulis : a. Youtube Media internet yang sedang berkembang peseta membuat penulis memilih jaringan social video yaitu youtube. Sebuah jaringan social media berbentuk video yang sangat popular di Indonesia dengan pengguna terbanyak membuat karya yang di unduh di youtube dapat dilihat de seluruh dunia. Jika dalam jangka karya ini akan berlanjut sebagai program televisi maka masyarakat yang ketinggal tayangan tersebut dapat melihatnya kembali di youtube dengan cara mengetik judul acara dan episodenya. Sehingga dengan begitu karya dokumenter dapat dilihat oleh masyarakat kapan saja dan dimana saja. b. Poster Media cetak adalah alat penyampaian informasi yang efektif karena media ini sangat pas untuk promosi dijalan, tempat makan, dsb. Salah satunya media cetak yang cocok untuk promosi program acara adalah poster. Dengan poster yang menarik dari segi design, komposisi warna, dan penempelan ditempat strategis akan membuat orang memperhatikan dan penasaran untuk melihatnya karena ada sedikit sinopsis yang dibuat menggantung. Berikut contoh design poster untuk program Arsip Merah Putih eps. Imlek Harapan Baru : 98

99 99

Dokumenter Episode ke 3. Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep

Dokumenter Episode ke 3. Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep Dokumenter Episode ke 3 Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep Menemukan Ide Untuk mendapatkan Ide, dibutuhkan kepekaan dokumentaris terhadap lingkungan sosial, budaya, politik, dan alam semesta Rasa INGIN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131 LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131 NIM Nama Program Studi JUDUL (Bhs. Indonesia) JUDUL (Bhs Inggris) : A24.2011.00323

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

Pengertian Program Dokumenter Televisi

Pengertian Program Dokumenter Televisi Pengertian Program Dokumenter Televisi Modul ke: 01 Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Program Dokumenter TV Merupakan Dasar Produksi Program Televisi ; 1. Dapat diproduksi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131 LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131 NIM : A24.2011.00349 Nama : Monica Mahestri Anindita Program Studi : Penyiaran-D3

Lebih terperinci

Wisata, feature, Pengarah Acara, Yogyakarta, Indonesia. xii + 63 halaman; + 9 tabel; + 8 gambar; Daftar acuan : 18 ( )

Wisata, feature, Pengarah Acara, Yogyakarta, Indonesia. xii + 63 halaman; + 9 tabel; + 8 gambar; Daftar acuan : 18 ( ) ABSTRAKSI Wisata menjelajahi alam sedang menjadi trend saat ini. Banyak wisatawan mancanegara maupun domestik sengaja berkunjung ke sebuah daerah untuk menikmati keindahan alam sekaligus menemukan keunikan

Lebih terperinci

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan

Lebih terperinci

Storyboard For Animation

Storyboard For Animation Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat

Lebih terperinci

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS Referensi DOKUMENTER dari Ide sampai ProduksI Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS DOKUMENTER PERTEMUAN 1 Dokumentaris Umumnya sineas dokumenter merangkap beberapa posisi : produser, sutradara, penulis

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kampanye Definisi kampanye memberi pengertian kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial, 8 (PIS) adalah : barongsai, wayang orang dan wayang potehi yang bercerita tentang kerajaan cina kuno dan atraksi tersebut akan terus dikembangkan agar tetap menarik bagi pengunjung. BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

Pengertian Videografy

Pengertian Videografy Videografy Pengertian Videografy Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala. JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS SHOT CU (Close Up) Shot yang menampakan daripada bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi berkembang semakin pesat dan menjadi sedemikian penting. Hal tersebut mendorong terciptanya media media yang menjadi alat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( ) ABSTRAK Indonesia memiliki banyak kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat yang tidak banyak diketahui oleh generasi muda. Budaya dan tradisi yang dipercaya turun temurun dan merupakan identitas bangsa harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pertelevisian semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan makin bermunculannya stasiun-stasiun televisi baru, baik lokal maupun nasional, bahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin di dalamnya. Lampion yang lebih rumit dapat terbuat dari rangka bambu dibalut dengan kertas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sangat dirasakan semakin cepat dan menjadi bagian terpenting dari suatu masyarakat, Komunikasi pun dapat menjadi

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi menayangkan berbagai jenis program acara setiap harinya dalam jumlah yang banyak dan beragam. Ada program berita yang terbagi menjadi hardnews dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota yang baik adalah kota yang menghargai budayanya dan tetap menjaga tradisi leluhurnya. Seiring dengan perkembangan zaman yang ada, terjadi perubahan sosial kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, negara kepulauan yang menghubungkan dari Sabang sampai Merauke. Hasil atau produk Indonesia pun sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek).

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendengar istilah Tahun Baru Imlek tentu semua orang sudah tidak asing lagi, ini dikarenakan Tahun Baru Imlek adalah sebuah tradisi yang tentunya sudah semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini komunikasi merupakan kegiatan yang pasti dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara yang digunakan manusia untuk bisa

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebutuhan akan informasi dan hiburan secara instan menjadi salah satu

Lebih terperinci

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script Modul ke: 07 Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menyusun Shooting List Setelah sequence dan scene tersusun semua, salinlah di

Lebih terperinci

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar Macam Macam Angle Pengambilan Gambar 1. Bird eye. Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Menurut Rakhmat (2004:189), komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sejarah Istilah sejarah berasal dari bahasa arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon. Menurut bahasa arab sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang

Lebih terperinci

merupakan suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media elektronik, merupakan sebuah media komunikasi yang dinilai paling berhasil dibandingkan dengan media massa lainnya dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memahami pengertian manajemen komunikasi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian komunikasi secara umum. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut:

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI 4.1 Profil Tayangan Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: Judul Tayangan : Dibalik Wanita Jenis Tayangan : Feature Durasi : 15 menit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga saat ini ada 11 stasiun televisi nasional dan 230 lebih televisi lokal memancarkan siaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa di indonesia. Dalam kehidupan manusia, informasi menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. massa di indonesia. Dalam kehidupan manusia, informasi menjadi hal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sangat pesat sekali perkembangan dunia informasi dan media massa di indonesia. Dalam kehidupan manusia, informasi menjadi hal yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik Televisi merupakan perkembangan dari berbagai penemuan di dunia sebelumnya, yang mulai di awali dari penemuan teleskop, telegraf, telefon

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST 3.1 Tujuan Komunikasi Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ujungberung yang terletak di Kota Bandung ini memiliki beragam kesenian, salah satunya adalah kesenian yang berkembang saat perjuangan kemerdekaan Indonesia. menurut

Lebih terperinci

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Camera merupakan suatu Alat yang digunakan untuk Merekam suatu kejadian atau mengabadikan suatu kejadian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

Produksi AUDIO VISUAL

Produksi AUDIO VISUAL Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa saja yang sedang terjadi disekitarnya. Media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN PECINAN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SETEMPAT (LOCAL COMUNITIES) TUGAS AKHIR Oleh: RIYANTO L2D000451 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUA. budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan Barongsai

BAB I PEDAHULUA. budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan Barongsai BAB I PEDAHULUA 1.1 Topik dan/atau Judul Tayangan Topik yang dipilih oleh penulis adalah tentang melestarikan salah satu budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB IV Penutup. sebuah kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Melalui media massa seperti

BAB IV Penutup. sebuah kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Melalui media massa seperti BAB IV Penutup A. Kesimpulan Media massa merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa media massa mempunyai fungsi penting dalam kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat atau dikenal dengan Pantura yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Third of role Bayangkan 4 titik, pilih titik mana objek di tempatkan Hindari penumpukan object (merger) Penumpukan object akan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dikatakan sebagai makhluk yang memiliki derajat yang paling tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal budi yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Desa Cangkuang terletak diantara kota Bandung dan Garut. Di desa ini terdapat sebuah kampung yang bernama Kampung Pulo. Di kampung ini juga terdapat sebuah

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MELIPUT DAERAH KONFLIK Fakultas 12FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENYIAPKAN KAMERA MENYIAPKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah televisi yang menyiarkan acaraacara yang menjunjung tinggi konten acara yang bermanfaat bagi masyarakat dan negaranya. Televisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Iklan Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Sedangkan periklanan (advertising)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Pakpak merupakan salah satu suku di daerah Sumatera Utara. Suku ini adalah salah satu suku pribumi asli di kabupaten Pakpak Bharat dan kabupaten Dairi Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari segi penampilannya. Televisi dapat menampilkan gambar bergerak serta audio

BAB 1 PENDAHULUAN. dari segi penampilannya. Televisi dapat menampilkan gambar bergerak serta audio BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi merupakan media massa elektronik yang memiliki keunggulan tersendiri dari segi penampilannya. Televisi dapat menampilkan gambar bergerak serta audio secara

Lebih terperinci