BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan di Indonesia menjadi masalah umum yang hangat
|
|
- Vera Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerataan pendidikan di Indonesia menjadi masalah umum yang hangat dibicarakan dalam masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir ini. Sejak dicetuskan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pasal 28 c dan e, serta pasal 31, mengenai hak-hak hidup masyarakat dalam memperoleh pendidikan menjadi dasar pemerintah dalam melaksanakan program-program pemerataan pendidikan di Indonesia. Disebutkan pula dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB III Pasal 4 tentang Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan, merupakan jawaban dari semua pertanyaan mengenai masalah pemerataan pendidikan di Indonesia. Berbeda pada kenyataan di lapangan, pendidikan Indonesia masih belum merata di seluruh daerah di Indonesia. Dilihat dari hasil Ujian Nasional SMP tahun 2011, diperoleh hasil bahwa 5 propinsi yang memiliki persentase siswa yang tidak lulus Ujian Nasional terbesar berada di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan dan pusat pendidikan. Di pulau Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan pulau-pulau lain di Indonesia yang berjarak jauh dengan Jakarta sebagai pusat pemerintahan lah yang mengalaminya. 1
2 2 Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memiliki persentase siswa tidak lulus Ujian Nasional tertinggi. Tercatat 6,15% atau sama dengan siswa yang tidak lulus Ujian Nasional 2011 dari siswa yang mengikuti Ujian Nasional di Kalimantan Barat. Setelah Kalimantan Barat, Propinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang mencapai 3,32% menduduki peringkat kedua. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jumlah siswa yang tidak lulus mencapai 2,61% atau sama dengan siswa berada diposisi ketiga. Posisi keempat diduduki oleh Propinsi Bangka Belitung dengan 2,16%, dan posisi kelima oleh Propinsi Sumatera Barat dengan 1,85%. ( 04 juni 2011). Pemerataan pendidikan di Indonesia yang tergambar dari hasil Ujian Nasional 2011 ini, menunjukkan bahwa kurangnya keberhasilan pemerintah dalam pemerataan pendidikan. Perlu adanya cara dan metode penyebaran pendidikan lebih baik lagi agar tercapai tujuan dan harapan pendidikan di Indonesia. Bersamaan dengan usaha pemecahan masalah mengenai pemerataan pendidikan di Indonesia, seiring kemajuan zaman dan perkembangan teknologi informasi dalam fungsinya sebagai penunjang pembelajaran, beberapa tahun belakangan ini teknologi jaringan komputer berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Perkembangan dan pemanfaatan teknologi jaringan komputer atau internet dimulai sekitar tahun 1995 ketika IndoInternet membuka jasa layanan internet dan pada tahun 1997 mulai berkembang pesat. Hingga saat ini internet semakin menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
3 3 Pengguna internet di Indonesia menduduki peringkat ke empat di Asia, di bawah China, India, dan Jepang. Total sekitar 39,6 juta pengguna dengan penetrasi akses sekitar 16,1 persen. Persentasi ini menunjukkan perkembangan penggunaan internet yang cukup pesat di Indonesia. ( 31 maret 2011). Perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual, dan elektronik, tetapi juga sumber sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet. Salah satu pemanfaatan internet dan juga teknologi informasi khususnya dalam pendidikan adalah pembelajaran berbasis web. Pembelajaran berbasis web merupakan salah satu jawaban dari permasalahan pemerataan pendidikan di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi mampu mengatasi kesenjangan pemerataan pendidikan yang menjadi salah satu penghambat peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Selain pemerataan pendidikan, perlu dikaji ulang mengenai mutu pendidikan di tiap-tiap Propinsi di Indonesia. Propinsi Jawa Tengah pada Ujian Nasional 2011 kemarin, memiliki jumlah siswa yang tidak lulus paling besar dibanding Propinsi di Indonesia lainnya. Sebanyak siswa dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa selain pemerataan pendidikan yang nyatanya masih kurang, kualitas pendidikan di Indonesia juga harus ditingkatkan. ( 04 juni 2011).
4 4 Beberapa wacana mengenai peningkatan kualitas pendidikan Indonesia haruslah dilaksanakan dengan benar dan optimal. Dalam pelajaran matematika khususnya, peningkatan prestasi belajar siswa diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia pada umumnya. Beberapa cara diusahakan agar peningkatan prestasi belajar siswa dapat tercapai. Peningkatan prestasi belajar matematika siswa diharapkan mampu tercapai dengan meningkatkan keterampilan berpikir kritis matematis siswa dan juga motivasi belajar siswa. Menurut Ennis (dalam Hassoubah, 2004), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Sedangkan menurut Ellis (dalam Rosyada, 2004), keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari beberapa indikator umum yang meliputi kemampuan untuk membedakan antara fakta yang bisa diverifikasi dengan tuntutan nilai, membedakan antara informasi, alasan, dan tuntutan-tuntutan yang relevan dengan yang tidak relevan, menetapkan fakta yang akurat, menetapkan sumber yang memiliki kredibilitas, mengidentifikasi logika-logika yang keliru dan beberapa indikator umum lainnya. Keterampilan berpikir kritis matematis mampu diasah dan dibentuk dengan memberikan soal-soal olimpiade matematika yang merupakan kumpulan soal-soal kreatif dan inovatif untuk membantu siswa melatih kemampuan beberapa indikator keterampilan berpikir kritis matematis. Pemanfaatan soal-soal olimpiade juga mampu mengarahkan siswa meningkatkan prestasi belajar di bidang Olimpiade Matematika Internasional (IMO).
5 5 Dalam Olimpiade Matematika Internasional (IMO) yang sejak pertama kali mengikuti pada tahun 1988 di Canberra Australia dan sampai tahun 2005, hanya mampu memperoleh 1 perak, 10 perunggu dan 16 Honorable Mentions (Muchlis, 2005). Pada IMO 2010, yang diselenggarakan pada tanggal 2-14 Juli 2010, Indonesia hanya mampu memperoleh 1 perak, 4 perunggu, dan 1 Honorable Mensions. Akumulasi perolehan medali untuk Indonesia hingga IMO 2010 selesai berlangsung adalah 0 emas, 4 perak, 20 perunggu, dan 27 Honorable Mensions (website resmi IMO). Perolehan medali ini membawa Indonesia hanya berada pada posisi ke-30 dari sekitar 100 Negara peserta IMO. Prestasi Indonesia di IMO jika dibandingkan dengan Singapura dan Thailand, terhitung masih dalam tingkatan rendah. Singapura pertama kali bergabung dengan IMO pada tahun yang sama dengan Indonesia. Hingga kini, Singapura mampu memperoleh 1 emas, 30 perak, 61 perunggu, dan 20 Honorable Mensions yang membawa mereka menduduki peringkat ke 22. Berbeda dengan Thailand, yang pertama kali mengikuti IMO pada tahun 1989, terhitung satu tahun lebih muda dari Indonesia. Hingga kini Thailand mampu menduduki posisi ke 5 dengan perolehan 7 medali emas, 32 medali perak, dan 39 medali perunggu, serta 21 Honorable Mensions. Peningkatan keterampilan berpikir kritis matematis siswa secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan meningkatkan
6 6 prestasi belajar matematika yang akan membawa Indonesia berada di peringkat atas dalam peringkat IMO dibandingkan Negara-Negara tetangga lain. Selain keterampilan berpikir kritis matematis siswa, faktor motivasi siswa dalam belajar pun ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Motivasi merupakan motif yang aktif (Sadirman, 2004:73). Sedangkan yang dimaksud dengan motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu (Purwanto, 2001:60). Kesenangan yang muncul dari seorang siswa terhadap suatu materi merupakan langkah awal untuk menarik perhatian siswa agar belajar lebih giat. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk mengikuti proses belajar (Sadirman, 2004: 74). Hal ini senada dengan pendapat Winkel (1987:27) bahwa motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar tersebut, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. Memberi motivasi kepada siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Dengan motivasi yang tinggi dari siswa untuk belajar, peningkatan prestasi belajar pun akan segera tercapai. Dalam lampiran Permendiknas no 22 th 2006 dijelaskan bahwa, salah satu pilar belajar adalah belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Ini merupakan dasar dalam pembelajaran guna mencapai tujuan seluruh warga Indonesia dan Departeman Pendidikan Nasional khususnya. Dengan acuan yang telah ditetapkan,
7 7 diharapkan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia mampu berjalan dengan baik dan cepat. Merujuk bahasan sebelumnya, peningkatan keterampilan berpikir kritis matematis dan motivasi belajar siswa diduga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini perlu dipadankan dengan model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah dan juga harus tetap selaras dengan tujuan Dinas Pendidikan Indonesia. Menurut Freudenthal (lampiran Permendiknas no 22 th 2006), mathematics as a human activity. Education should give students the guided opportunity to reinvent mathematics by doing it. Ini sesuai dengan pilar-pilar belajar yang ada dalam kurikulum pendidikan kita, salah satu pilar belajar adalah belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk itu, pembelajaran matematika harus mampu mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan mengurangi kecenderungan guru untuk mendominasi proses pembelajaran tersebut. Hal ini bisa terwujud dengan dilakukannya perubahan dalam model pembelajaran matematika di kelas. Perubahan model pembelajaran matematika yang berpusat pada guru, diubah menjadi berpusat pada siswa. Pembelajaran matematika dengan model penemuan terbimbing yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis matematis dan motivasi siswa menjadi salah satu solusi. Siswa dituntut untuk menemukan sesuatu yang baru dalam
8 8 diri siswa dengan bimbingan dari guru agar siswa tidak merasa kesulitan dan mendapat motivasi lebih untuk melanjutkan pembelajaran. Pembelajaran dengan penemuan terbimbing, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Selain itu, dalam pembelajaran penemuan terbimbing, siswa juga belajar pemecahan masalah secara mandiri dan keterampilan-keterampilan berfikir kritis, karena mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi (Slavin, 1994). Namun dalam proses penemuan terbimbing siswa mendapat bantuan atau bimbingan dari guru agar mereka lebih terarah, sehingga baik proses pelaksanaan pembelajaran maupun tujuan yang dicapai terlaksana dengan baik. Bimbingan guru yang dimaksud adalah memberikan bantuan agar siswa dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan dan arahan tentang prosedur kerja yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Ratumanan, 2002). Pemanfaatan penggunaan internet (pembelajaran berbasis web) dengan model penemuan terbimbing menjadi salah satu alternatif pembelajaran di sekolah, khususnya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis matematis dan motivasi belajar siswa. Menyikapi hal tersebut, penulis melakukan penelitian dengan judul Penerapan teknologi informasi berbasis web dalam pembelajaran matematika dengan model penemuan terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis matematis dan motivasi belajar siswa SMP.
9 9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemasalahan penelitian di atas, maka masalah pada penelitian dirumuskan sebagai berikut ini. 1. Apakah peningkatan keterampilan berpikir kritis matematis siswa yang mendapatkan model penemuan terbimbing berbasis web lebih baik daripada siswa yang mendapatkan model penemuan terbimbing? 2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa yang mendapatkan model penemuan terbimbing berbasis web? C. Batasan Masalah Agar tidak membiaskan pembahasan, penulis membatasi permasalahan di atas dalam hal-hal berikut ini: 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bandung. 2. Pokok bahasan yang dipilih dalam penelitian adalah Dalil Pythagoras. 3. Website yang digunakan dalam penelitian adalah website untuk pembelajaran ( E-Learning berbasis website). D. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan gambaran tentang peningkatan keterampilan berpikir kritis matematis siswa yang mendapatkan model penemuan terbimbing berbasis web dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan model penemuan terbimbing. 2. Mendapatkan gambaran tentang motivasi belajar siswa yang mendapatkan model penemuan terbimbing berbasis web.
10 10 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik dalam sifat praktis maupun teoritis. 1. Manfaat praktis Meningkatkan keterampilan berpikir kritis matematis dan motivasi belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap prestasi hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika sehingga prestasi belajar matematika dapat ditingkatkan. 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan kajian dalam upaya mendalami proses kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya, temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap sekolah berkenaan dengan optimalisasi penggunaan media komputer (pemanfaatan internet dalam pembelajaran matematika). F. Hipotesis Atas anggapan dasar yang dikemukakan di atas, maka diajukan rumusan hipotesis sebagai berikut : Peningkatan keterampilan berpikir kritis matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran model penemuan terbimbing berbasis web lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran model penemuan terbimbing.
11 11 G. Definisi Operasional Adapun definisi operasional dari proposal penelitian ini adalah: 1. Web adalah sebuah sistem program pada komputer yang menggunakan bahasa pemrograman untuk memudahkan orang awam dalam membacanya. 2. Website adalah sekumpulan halaman web yang berisi gambar, video, tulisan, dan juga berbagai macam bentuk digital lain. 3. Model penemuan terbimbing adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk mampu merumuskan, menyusun, memproses, mengorganisir, menganalisis data dan kemudian menyimpulkan hasil dari permasalahan yang ada dengan bimbingan guru. 4. Keterampilan berpikir kritis didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencari persamaan dan perbedaan, memberikan alasan, berhipotesis dan menggeneralisasi suatu pernyataan, serta mengaplikasikan konsep dan mempertimbangkan alternatif. 5. Motivasi belajar didefinisikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar tersebut, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa tercapai
I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memilih prosedur atau operasi tertentu, (7) mengaplikasikan konsep atau. algoritma dalam pemecahan masalah (Jihad, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar matematika merupakan proses membangun konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Konsep dalam matematika terorganisasikan secara sistematis, logis, dan hirearkis dari
Lebih terperinciPROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT
No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga
Lebih terperinciNomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013
Telepon (021) 57946073 Faksimil (021) 57946072 http//dikti.kemdikbud.go.id/ Nomor 0304/E3.4/2013 4 Februari 2013 Lampiran 2 (dua) lampiran Perihal Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013 Kepada Yth 1. Pimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang dapat bersaing secara nasional dan internasional.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Pendidikan menjadi penting karena salah satunya mampu menyediakan sumber daya manusia
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN
Nomor : 188 /B3.1/KM/2017 27 Januari 2017 Lampiran : 1 (satu) jadwal Perihal : Penyelenggaraan Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ON MIPA-PT) Tahun 2017 Kepada Yth:
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang mempunyai pemikiran kritis, kreatif, logis, dan sistematis serta mempunyai kemampuan bekerjasama secara efektif sangat diperlukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan pesat, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat
Lebih terperinciNomor : 0457/E3.4/ Maret 2012 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : ON MIPA-PT
Telepon (021) 57946073 Faksimil (021) 57946072 http//dikti.kemdiknas.go.id/ Nomor 0457/E3.4/2012 21 Maret 2012 Lampiran 2 (dua) lampiran Perihal ON MIPA-PT Kepada Yth 1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri
Lebih terperinciNomor : 33 /B3.1/KM/ Januari 2016 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggaraan ON MIPA-PT Tahun 2016
Nomor : 33 /B3.1/KM/2016 26 Januari 2016 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggaraan ON MIPA-PT Tahun 2016 Kepada Yth: 1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri Bidang Kemahasiswaan 2. Sekretaris Pelaksana
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016
No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan
Lebih terperinci03/02/2010. Mari kita renungkan bersama sama!!!
Alamat: Jl. Mas Suharto 10 Yogyakarta 55212 Telp./Faks/email: 08562875885 081227147117 0274-563895 percussionline@yahoo.com Pendidikan: S1 Matematika UGM S2 Magister Manajemen UGM Sedang studi S2 Pendidikan
Lebih terperinciHASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014
HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat Tahun Ajaran 213/21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 13 Juni 21 1 Ringkasan Hasil Akhir UN - SMP Tahun 213/21 Peserta UN 3.773.372 3.771.37 (99,9%) ya
Lebih terperinciHASIL SELEKSI SNMPTN 2017
HASIL SELEKSI SNMPTN 2017 Ketua Panitia Pusat SNMPTN-SBMPTN 2017 Jakarta, 26 April 2017 TAHAP PENGISIAN DATA PDSS Data yang digunakan untuk pemeringkatan dan kelayakan adalah data yang diisikan oleh sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Guru merupakan pribadi yang berhubungan
Lebih terperinciProposal. Olimpiade Pasar Modal Nasional Tingkat SLTA
Proposal Olimpiade Pasar Modal Nasional 2011 Tingkat SLTA 1 PROPOSAL OLIMPIADE PASAR MODAL NASIONAL 2011 TINGKAT SLTA Latar Belakang Singkat: Kegiatan sosialisasi, edukasi dan kompetisi pada bidang pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol, teorema, dalil,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak peradaban bermula, Matematika memainkan peranan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol, teorema, dalil, ketetapan, dan konsep
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN
No.54/9/13/Th. XIX, 1 ember 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,331 Pada 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Lebih terperinciJalan Raya Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, Jakarta Telepon: (021) Faksimil: (021)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Jalan Raya Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, Jakarta 10270 Telepon: (021) 57946073 Faksimil: (021) 57946012 Nomor :DAA? 1E3.412015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciDUKUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, KONDISI EKONOMI DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS X SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI
DUKUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, KONDISI EKONOMI DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS X SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016
BADAN PUSAT STATISTIK. 29/03/Th. XIX, 15 Maret 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016 RUPIAH TERAPRESIASI 3,06 PERSEN TERHADAP DOLAR AMERIKA Rupiah terapresiasi 3,06 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah Negara. Lewat pendidikan, sebuah Negara bisa dinilai tingkat kemakmurannya. Makin baik pendidikan
Lebih terperinciTENTANG RUANGGURU DOKUMEN REFERENSI UNTUK KEPALA SEKOLAH
a TENTANG RUANGGURU DOKUMEN REFERENSI UNTUK KEPALA SEKOLAH 1 DAFTAR ISI TENTANG RUANGGURU 3 PENDIRI RUANGGURU 4 MITRA RUANGGURU 5 RUANGUJI 6 RUANGKELAS 8 RUANGBELAJAR 9 DIGITAL BOOTCAMP 10 2 TENTANG RUANGGURU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Melalui internet, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi begitu pesat dan penggunaannya sudah mencakup seluruh bidang kehidupan. Teknologi informasi yang berkembang saat ini dapat dimanfaatkan
Lebih terperinci2015 KORELASI KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK MTS AT TAUFIQ BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembanganya suatu bangsa ditentukan oleh sumber daya manusianya. Pendidikan merupakan sarana utama yang dapat menjadikan manusia menjadi sosok yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Teknologi pendidikan mengadaptasikan konsep pendekatan sistem sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah pendidikan atau belajar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MEI 2011
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 41/07/21/Th. VI, 1 Juli PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MEI Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikan harkat dan martabat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari, oleh sebab itu matematika diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Pada jenjang sekolah menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya para siswa di tingkat pendidikan Sekolah Dasar hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang wajib dipelajari oleh setiap siswa pada jenjang pendidikan manapun. Di Indonesia khususnya para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas, serta akan berdampak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Untuk menghadapi tantangan di era globalisasi ini diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek koneksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor lainnya. Sejalan dengan itu, sektor pertanian
Lebih terperinciPENDUDUK LANJUT USIA
PENDUDUK LANJUT USIA Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP
OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP I. SISTEM OLIMPIADE A. LATAR BELAKANG Salah satu arah kebijakan program pembangunan pendidikan nasional dalam bidang pendidikan salah satunya adalah mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang semakin pesat baik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang semakin pesat baik langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan.oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Kalimat tersebut adalah bunyi pasal 31 ayat (1) UUD 1945. Pendidikan yang layak adalah pendidikan yang mementingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ranah pendidikan merupakan bidang yang tak terpisahkan bagi masa depan suatu bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berubah dan berkembang sesuai zaman. Indonesia telah beberapa kali merubah atau menyempurnakan kurikulum. Hingga saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan pelajaran yang sukar, dan masih banyak siswa yang bertanya tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masih banyak siswa di sekolah menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sukar, dan masih banyak siswa yang bertanya tentang manfaat yang dapat dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, memanfaatkan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 13/02/12/Th. XX, 06 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,312 Pada ember
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan gambaran majunya. peradaban suatu bangsa. Perkembangan IPTEK sekarang ini merambah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan gambaran majunya peradaban suatu bangsa. Perkembangan IPTEK sekarang ini merambah ke dalam berbagai bidang kehidupan. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada zaman sekarang ini sungguh berkembang dengan sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi pada zaman sekarang ini sungguh berkembang dengan sangat pesat. Kebutuhan itu pun semakin diminati oleh semua kalangan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Pendidikan dari masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang semakin berat. Pendidikan di Indonesia masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 87/12/Th. XVI, 2 Desember PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER A. PERKEMBANGAN PARIWISATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA OKTOBER MENCAPAI 719,9 RIBU
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.205/10/21/Th. V, 1 Oktober PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimilikinya. Kualitas pendidikan akan menggambarkan kualitas SDM (sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu bangsa bergantung pada kualitas pendidikan yang dimilikinya. Kualitas pendidikan akan menggambarkan kualitas SDM (sumber daya manusia) sebagai
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF 1. Macam-Macam Keterampilan Berpikir dalam Matematika Menurut Langrehr (2006), terdapat tiga jenis informasi yang disimpan atau diingat dalam otak. Ketiga jenis informasi
Lebih terperinciC UN MURNI Tahun
C UN MURNI Tahun 2014 1 Nilai UN Murni SMP/MTs Tahun 2014 Nasional 0,23 Prov. Sulbar 1,07 0,84 PETA SEBARAN SEKOLAH HASIL UN MURNI, MENURUT KWADRAN Kwadran 2 Kwadran 3 Kwadran 1 Kwadran 4 PETA SEBARAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2012
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 10/02/21/Th. VIII, 1 Februari 2013 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dianugerahi dengan fisik dan kalbu. Begitu pula dengan manusia, hanya saja manusia lebih diistimewakan dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan yang memiliki karakteristik tertentu seperti wawasan pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laswadi, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang unggul merupakan potensi yang sangat penting untuk dikembangkan dalam rangka membangun Indonesia. Dengan sumber daya manusia yang unggul kita
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014
BADAN PUSAT STATISTIK No. 52/07/Th. XVII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 28,28 JUTA ORANG Pada Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk
Lebih terperinciPemanfaatan Hasil Ujian Nasional MTs untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan
Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MTs untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan Asep Sjafrudin, S.Si, M.Si Jenjang Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama (MTs/SMP) memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN
BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2009
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 159/02/21/Th. V, 1 Februari 2010 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran aktivitas siswa merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat atau dikenal dengan semboyan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Variabel Terikat a. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis menurut Ennis (1993) adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET kepri.bps.go.id
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 27/05/21/Th. VI, 2 Mei PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi
Lebih terperinciPENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM
PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM Tari Asdiati 1 & Agusfianuddin 2 1 Pemerhati Pendidikan Matematika
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang wajib dipelajari oleh setiap siswa pada jenjang pendidikan manapun, baik dari tingkat Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara nasional adalah hasil nilai Ujian Nasional (UN). Permendikbud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikan di negara tersebut. Salah satu yang dapat digunakan untuk melihat kualitas dan keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari aspek pendidikan sehingga sangat wajar jika pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap dunia pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah memberikan kesempatan pada anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan pada dasarnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penarikan simpulan ini dapat dilakukan setelah dilaksanakannya
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penarikan simpulan ini dapat dilakukan setelah dilaksanakannya penelitian dan pengolahan serta pembahasan hasil penelitian. Berdasarkan gambaran hasil analisis data
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 MENCAPAI 28,55 JUTA ORANG Pada bulan September 2013, jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu Negara. Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara tentang matematika tidak lepas dari bagaimana kesan siswa terhadap matematika itu sendiri, banyak yang menyukainya tapi tidak sedikit pula yang tidak
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 10/11/53/Th. XX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Secara umum kondisi ekonomi dan tingkat optimisme
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 10/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia karena merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN
No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, baik dalam mengembangkan pemikiran kritis, kreatif,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan kurikulum matematika memiliki tuntutan yang lebih komprehensif sebagai dasar kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa. Matematika sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana wahana yang sangat baik di dalam pembinaan sumber
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia pernah berjaya pada Sea Games periode tahun 1977-1999, namun hal ini terus menurun seiring dengan berjalannya waktu. Sungguh ironi ketika nama Indonesia pernah begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus diperhatikan guru dan siswa. Pendidikan merupakan proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rena Ernawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya
Lebih terperinci. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.
S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim disebut dengan proses humanisasi. Proses humanisasi ini tidak diperoleh dengan begitu saja,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang pendidikan yang wajib ditempuh siswa karena program wajib belajar 9 tahun yang ditetapkan oleh pemerintah mencakup SD sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik, setelah lulus,
Lebih terperinci