KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MENGANTISIPASI PERILAKU MEROKOK ANAK SD (Studi di Desa Jampaka, Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MENGANTISIPASI PERILAKU MEROKOK ANAK SD (Studi di Desa Jampaka, Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara)"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MENGANTISIPASI PERILAKU MEROKOK ANAK SD (Studi di Desa Jampaka, Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara) *Erlin **Sitti Harmin **Asrul Jaya* Jurusan Ilmu Komunikasi Fakulas Ilmu Sosial Dan Ilmu Poliik Universitas Halu Oleo, Kampus Bumi Thridharma Anduonohu, Kendari. ABSTRAK Masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah komunikasi orang tua terhadap anak merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi orang tua dalam mengantisipasi perilaku Merokok Anak SD di Desa Jampaka, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara. Manfaat penelitian ini adalah : (1) Manfaat Teoritis : Melalui penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal mengantisipasi perilaku merokok anak SD. (2) Manfaat Praktis : sebagai mana orang tua anak bagi orang tua dapat memberikan gambaran pengaruh internal keluarga terhadap perilaku merokok anak SD, sehingga orang tua dapat memberikan upaya penanggulangan dan lebih memperhatikan perilaku anak khususnya merokok. (3) Manfaat Metodologis : sebagai bahan referensi dan pembanding bagi peneliti atau penulis lain yang akan mengkaji penelitian yang berhubungan dengan judul ini. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jampaka Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian jenis deskriptif kualitatif dengan tehnik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini anak mempunyai perilaku merokok disebabkan faktor eksternal dan internal. Kata Kunci : komunikasi orang tua, perilaku merokok anak SD, Jampaka.

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak pertama manusia berada dalam kandungan sudah melakukan proses komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial, artinya makhluk itu hidup dengan manusia lainnya yang satu sama lain saling membutuhkan, untuk melangsungkan kehidupannya manusia berhubungan dengan manusia lainnya. Dalam lingkungan keluarga, komunikasi juga merupakan suatu hal yang sangat penting, khususnya antara orang tua dengan anak, dimana komunikasi sebagai alat atau sebagai media antar sesama anggota keluarga. Buruknya kualitas komunikasi dalam keluarga akan berdampak buruk bagi keutuhan dan keharmonisan dalam keluarga itu sendiri. Terdapat dua faktor yang membentuk kepribadian anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Internal berasal dari lingkungan keluarga sendiri, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan luar rumah, yaitu masyarakat. Kasus merokok pada usia anak akan sangat berdampak fatal karena mengingat usia anak yang masih dalam proses pertumbuhan. Selain akan berdampak pada kesehatan juga akan berdampak pada masa depan anak tersebut, karena anak memiliki kedudukan yang strategis dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Berdasarkan hasil observasi penelitian, bahwa perilaku merokok pada anak di Desa Jampaka Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara di pengaruhi oleh beberapa faktor. Lingkungan pergaulan serta orang tua perokok dominan

3 menyebabkan anak di desa jampaka Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara memiliki perilaku merokok. Perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan sebagian anak SD Desa Jampaka. Pada umumnya merokok di lakukan untuk coba-coba, hingga pada akhirnya jadi suatu kebiasaan hingga sampai dewasa. Perilaku merokok anak SD dilakukan karena melihat kebiasaan orang tua, kakak dan orang orang di sekitarnya merokok. Meski tahu akan bahaya yang ditimbulkan oleh rokok, tetap saja para perilaku merokok tidak menghiraukan akan peringatan dan gambargambar penyakit yang ditimbulkan akibat merokok dan tulisan merokok membunuhmu yang ada pada setiap bungkus rokok tidak membuat para perokok takut akan kematian yang mendekati, mereka malah tidak peduli. Fenomena perilaku merokok anak SD pada Desa Jampaka, Kecamatan Kulisusu saat ini sangatlah memprihatinkan, ini disebabkan oleh kurangnya komunikasi dan pengawasan orang tua terhadap anak dalam mengantisipasi dan mengawasi pergaulan anak, dikarenakan orang tua yang sibuk berkebun hingga anak merasa bebas dalam pergaulan. Oleh Karen itu, perilaku merokok pada anak SD menjadi persoalan sosial yang memerlukan penanggulangan secara bersamasama, baik itu penanggulangan yang di lakukan oleh orang tua di rumah maupun di lakukan oleh masyarakat ataupun guru di sekolah. Sehingga dengan adanya upaya penanggulangan itu, maka perilaku merokok pada kalangan anak SD dapat di atasi dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Komunikasi Orang Tua Dalam Mengantisipasi Perilaku

4 Merokok Anak SD Di Desa Jampaka, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara. Sebagaimana besar keprihatinan saya dengan keadaan kondisi anak SD Desa Jampaka, Kecamatan kulisusu, Kabupaten Buton Utara yang merokok dan apabila hal ini terus berkelanjutan masa depan mereka akan hancur begitu pula pada generasi-generasi yang akan datang. METODE PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan Di Desa Jampaka Kecamatan Kulisusu, Kab. Buton Utara karena di Desa Jampaka banyak anak SD perokok. Informan penelitian ini sebanyak 10 orang yang terdiri dari 5 anak dan 5 orang tua anak perokok. Informan ditentukan dengan cara purposive/penunjukan langsung terhadap anak pengguna rokok dan orang tua anak perokok. Jenis data dalam penelitian ini kualitatif yakni data yang dideskripsikan berdasarkan dari hasil pedoman wawancara. Teknik analisis data menggunakan deskripsi kualitatif, sehingga dapat memberikan gambaran serta dapat menjawab permasalahan penelitian, Penelitian yakni Strategi Komunikasi Orang Tua dalam Mengantisipasi Perilaku Merokok Anak SD HASIL DAN PEMBAHASAN A. Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Merokok

5 . Orang tua yang mempunyai peran ganda dalam kehidupan rumah tangga, memegang kendali serta tanggung jawab besar, menciptakan suasana hubungan harmonis serta komunikasi yang baik antara orang tua ke anak ataupun sebaliknya, tentunya hal itu tidak semudah membalikan telapak tangan, banayak dari orang tua yang tidak memperhatikan tindakan-tindakan yang sering di perlihatkan atau yang di tonjolkan kepada anak, sebagaimana seorang anak dapat bercermin seperti apa yang sering ia lihat dari karakteristik orang tuanya dari itu pula seorang anak mengambil contoh bagaimana cara berperilaku, sikap, tindakan, bicara, dll. Sehingga sangat penting bagi orang tua untuk menjaga komunikasi yang baik, tindakan, perilaku, dll. Dilihat dari pendapat informan tersebut diatas menyatakan sedari dini mental anak sudah harus di persiapkan agar tidak mudah terpengaruh dengan keadaan lingkungan yang buruk di sekitarnya, hal di atas menggambarkan betapa pentingnya lebih baik mencegah daripada mengobati, demikian hal itu harus di perhatikan mengingat pengaruh lingkungan sangat besar dampaknya terhadap diri dan karakter seorang anak. Hal ini dikemukakan pula oleh Mayar (2013:7) Proses mengembangkan moral sejak anak usia dini oleh orang tua, dapat menciptakan manusia indonesia yang bermoral, bersikap mandiri, kreatif, percaya diri, jujur, berani mengemukakan pendapat, mempunyai jiwa memimpin, berkeadilan, mempunyai kecerdasan spiritual, menciptakan rasa kasih sayang dan damai di mana anak tersebut berada. Pengembangkan moral sejak anak usia dini dapat dilakukan melalui keterampilan yang diberikan oleh anggota keluarga dan orangorang terdekatnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Patilima (2013 :10)

6 Perkembangan sosial anak sangat tergantung pada individu anak Orang tua ini biasanya membatasi dan menghalang-halangi anak-anak mereka bermain dengan teman-temannya. Mereka khawatir anaknya akan mengikuti perilaku buruk atau tindakan kasar teman-temannya, seperti perkataan kasar dan kotor. ketika bermain bersama, anak-anak saling berinteraksi dan menggunakan kata-kata kasar, yang sering digunakan oleh teman sebaya atau orang dewasa yang tinggal di sekitar rumah mereka. Dalam pembelajaran anak melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun dengan teman sebaya yang ada dilingkungannya. Salah satu cara anak belajar adalah dengan cara mengamati, meniru,dan melakukan baik itu hal positif maupun yang negatif. Kelalaian orang tua mengantisipasi peran anak, dalam aktifitas anak akan merasa bebas untuk melakukan apa saja, seperti mencuri rokok orang tuanya, bahkan meminta roskok orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Septriadi (2016:6) Pola asuh permisif orang tua biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup. Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. orang tua dan keluarga tidak mentolerir kegiatan perilaku merokok yang dilakukan oleh anaknya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-harinya orang tua juga melakukan kegiatan perilaku merokok dirumah sehari-harinya, sehingga hal ini menjadi pendidikan utama bagi anak untuk mengikuti perilaku merokok orang tuanya yang dilihatnya dirumah. 54

7 Kelemahan bagi orang tua tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus anak, hingga anak lebih suka menghabiskan waktu bermain di luar rumah. Didikan dan perhatian terhadap waktu orang tua kepada anak sedemikian rupa harus diperhatian, jika hal itu tidak di perhatikan akan membuat seorang anak, mencari tempat dimana anak akan lebih nyaman, seperti keluar rumah, jalan kemana dia mau sesuai dengan apa yang di inginkanya. Karena proses pertemanan yang tidak di batasi oleh orang tua mendorong anak untuk berteman dengan siapa saja terutama anak remaja yang sudah merokok. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nisa dkk (2014:9) Orang tua subjek penelitian ini kesehariannya memang sibuk dan kurang tahu kegiatan anak-anaknya seperti apa. Isteri ataupun ibu juga sibuk dengan urusan rumah tangga dan membantu suami mencari nafkah sehingga sebagian besar kegiatan anak-anaknya tidak tahu, orang tua tahu jika diberi tahu oleh anak maupun orang lain. Hal ini menyebabkan muncul rasa ingin tahu, anakanak mencoba-coba untuk merokok dimana lingkungan bermain juga ikut mendukung. Dengan demikian, anak telah belajar menjadi seorang perokok. Orang tua yang mempunyai kebiasaan merokok di depan anaknya secara tidak langsung akan berpotensi kepada anak menjadi perokok, Dengan memberikan sanksi keras terhadap anak dimarahi, cubit, pukul, dengan harapan agar sebagaimana anak takut dan berhenti merokok, hal itu tentunya hanya akan membuat beban baru terhadap anak itu sendiri, berusaha menjauh kepada orang tua dan mencari tempat yang nyaman baginya, apa bila sudah seperti ini tindakan seorang anak akan berdampak buruk terhadap masa depan anak itu sendiri, dikarenakan tekanan dan rasa percaya diri anak kepada orang tua hilang. Hal ini

8 sesuai dengan pernyataan Septriadi (2016:8) Para orangtua memarahi, menasehati dan memperingati subjek untuk tidak melakukan perilaku merokok lagi. Namun, apabila orang tua yang mempunyai kebiasaan atau perilaku yang tidak baik seperti ayah ataupun ibu yang juga memiliki kebiasaan merokok, anak pun akan mencontoh dari perilaku orang tuanya. Pada masa sekarang masalah ketidaksiapan orang tua dalam membina anak anak sering dianggap sebagai pemicu terjadinya masalahmasalah sosial dan kenakalan pada diri anak, karena orang tua dinilai kurang mampu mernberi perhatian khusus kepatda anak. Interaksi dan komunikasi dalam keluarga (orang tua) tercipta secara dinamis. Lingkungan pertemanan tidak menjadi satu-satunya faktor pemicu seoranga anak mimiliki perilaku merokok, namun orang tua sendiri bisa jadi faktor pendorong seorang anak memiliki perilaku merokok. Kebiasaan orang tua merokok di depan anak secara langsung ataupun minum-minuman beralkohol tanpa ada batasan lagi mendorong anak untuk melakukan hal yang sama. Hal ini dikemukakan pula oleh Rachmad dkk (2013:16) Mendorong prilaku meniru seorang anak terhadap orang tua. Anak yang tinggal serumah dengan orang tua yang merokok dan sering melihat mereka merokok akan melakukan peniruan (imitasi) perilaku merokok. Orang tua menjadi model tingkah laku anak-anak, termasuk perilaku merokok. Banyak dari orang tua anak yang hanya merokok saja tanpa mengetahui sejauh mana bahaya asap rokok bagi kesehatanya sendiri anak-anaknya ataupun orang-orang yang ada disekitarnya, kurangnya kesadaran orang tua terhadap bahaya rokok menuntut orang tua untuk selalu merokok di depan anak ataupun di

9 mana berada, hingga menjadi sumber pendorong seorang anak untuk merokok ditambah lagi memiliki kakak merokok dan tontonan di tv seringnya mengiklankan produk rokok. Hal ini Rachmad dkk (2013:14) Keluarga berperan strategis membentuk sikap anak merupakan sekolah dan tempat pembelajaran pertama seorang anak. Orang tua merupakan teladan bagi anak-anak, interaksi yang mendalam antara orang tua dan anak, melahirkan karakter yang mirip. Orangtua adalah model bagi seorang anak. Tinggal serumah dengan keluarga merokok, ayah dan kakak kandung dan sering melihat mereka merokok. Orangtua atau saudara yang merokok merupakan agen imitasi yang baik. Jika keluarga tidak ada yang merokok, maka sikap permisif orangtua merupakan pengukuh positif atas perilaku merokok. Iklan rokok sebagai media promosi rokok dan berbagai jenis sangat potensial membentuk sikap dan perilaku merokok pada anak. Pengetahuan tentang rokok banyak didapatkan melalui iklan rokok, baik jenis rokok terbaru maupun bahaya dari rokok itu sendiri. B. Penyebab Perilaku Merokok Anak SD Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus di perhatikan, jaga, sebagaimana dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang di harapkan, namun hal tersebut menjadi permasalahan sosial bagi anak-anak SD Desa Jampaka dengan perilaku merokok yang sering terjadi, hal itu tidak terlepas pula dari bentuk bawaan didikan orang tua serta lingkugan pergaulan anak. Melihat dari kebiasaan bapak merokok secara tidak langsung mendorong keinginan rio untuk mencoba merokok, berbagai hal pun ia lakukan mengambil

10 rokok bapak secara diam-diam ataupun mencari puntung rokok di kolong rumah, kemudian pamanya apabila datang berkunjung kerumah selalu di kasi rokok untuk merokok bersama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Taryaka dkk (2011 :19) Pengaruh keluarga dan pola asuh merupakan faktor pendorong yang tidak bisa diremehkan. Orang tua yang merokok menjadi contoh yang sangat kuat bagi anakanaknya untuk ikut merokok. Kebiasaan merokok setiap hari di depan anak-anak, membuat anak-anak memiliki persepsi bahwa rokok bukanlah hal yang buruk karena keluarganya merokok dan tidak pernah secara sembunyi-sembunyi. bahwa anak belajar dari observasi terhadap lingkungannya, kemudian anak akan mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya. Merokok secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya. Hal ini juga menjadi salah satu faktor pendorong perilaku merokok. Terlebih lagi hal itu di dorong oleh keinginan kuat untuk selalu merokok dikarenakan roh dari kakeknya yang punya kebiasaan merokok. Hal ini dikemukakan pula oleh Dukalang dkk (2012:7) Tindakan Tradisional Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Perilaku manusia dipengaruhi oleh rangsangan dari luar baik itu secara sengaja maupun tidak disengaja. Melihat pengaruh utama terhadap perilaku adalah hasil dari meniru perilaku model. Bukan hanya orang tua namun teman juga sangat menentukan karakter seorang anak, dalam bertindak dan berperilaku sehari-harinya, kebiasaan merokok dikarenakan ajakan dari teman bermain tanpa sepengetahuan orang tua dan hal itu

11 terjadi secara terus-menerus akan berdampak buruk bagi kesehatan anak batuk, flu, dan sebagainya. Teman adalah cerminan diri dari seorang anak karena hal apa saja yang di lakukan temannya maka itu pula yang akan di lakukanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Septriadi (2016:3) Anak lebih banyak berada diluar rumah bersama teman sebayanya, sikap dan perilaku teman sebaya sangat besar pengaruhnya. Anak akan memiliki kecendrungan merokok apabila memilki teman-teman yang merokok. Lingkungan teman sebaya ini akan menjelaskan sejauh mana dan sebanyak apa subjek mempunyai teman sebaya yang merokok dan mempunyai penerimaan positif terhadap perilaku merokok. Cenderung anak merokok karena melihat bapak merokok dan dorongan dari teman bermain adalah perokok, hal itu cukup mendorong anak untuk merokok, membiarkan Anak tidak memiliki rasa percaya diri terhadap lingkungan disekitarnya, akan dengan mudah mengikuti alur pergaulan bebas teman bermainya, ditambah lagi karakter anak yang tidak mau mendengarkan nasehat orang tua, hal apa yang di lakukan orang-orang di sekitarnya begitu pula dengan yang akan di lakukanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Septriadi (2016:16) Lingkungan dan keluarga. Lingkungan keluarga selama ini kurang mempedulikan, karena merokok merupakan hal yang dianggap wajar. Bahkan tak jarang perilaku timbul karena anggota keluarga dan masyarakat mengknsumsi rokok. Sehingga memungkinkan anak meniru perilaku anggota keluarga lainnya. perilaku anak merokok juga tidak terlepas dari interaksi teman sebaya atau teman sepermainan yang ada dalam aktivitas berkumpul dan masyarakat dimana tempat anak tersebut tumbuh dan berkembang. salah satu faktor terkuat untuk mencoba merokok

12 diperoleh melalui proses sosialisasi yang berlangsung dengan teman sepermainan. Peran posiitif dari lingkungan teman sepermainan memang. Anak cenderung meniru dari apa yang sering di lihat terhadap perilaku orang tua, maka seperti itu pula anak akan berperilaku atau bertindak, terbih lagi sudah orang tua sendiri yang mendorong sorang anak untuk merokok, maka secara tidak langsung tidak adanya lagi rasa was-was kepada anak untuk bertindak sesuai keinginya walaupun di depan kedua orang tuanya. Hal ini sesuai dengan Taryaka dkk (2011:4) Orang tua dari ketiga subjek juga memiliki pola asuh permisif, dimana orang tua cenderung tidak terlalu banyak menerapkan aturan baku dalam mendidik anak-anaknya. Hal ini terlihat dari pengakuan dari ayah ketiga partisipan yang mengatakan tidak melarang perilaku merokok anakanaknya. Orang tua yang cenderung tidak melarang perilaku merokok anakanaknya, membuat anak merasa bahwa rokok bukanlah sesuatu hal yang buruk. Dengan mudahnya seorang anak mendapatkan akses rokok di tambah lagi rasa penasaran dan ketertarikan terhadap rokok, mendorong naluri seorang anak untuk selalu mencoba rokok, ditambah lagi iklan-iklan dari media tv yang selalu menayangkan berbagai merek produk rokok. Hal ini sesuai dengan pernyataan Taryaka dkk (2011:21) Iklan baik dalam media cetak maupun elektronik memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok ketiga partisipan meskipun pengaruhnya tidak terlalu signifikan. Iklan rokok yang selalu menampilkan citra diri macho, lelaki perkasa, ataupun orang-orang dengan kemampuan sosial interpersonal yang baik mampu membuat ketiga subjek tersugesti untuk mencoba merokok. Iklan

13 rokok tetaplah memunculkan rasa ingin merokok pada diri subjek dan akhirnya membuat subjek memutuskan untuk membeli rokok dan merokok. PENUTUP Peran komunikasi orang tua terhadap anak merokok. Orang tua merupakan faktor utama yang menjadi sumber pengontrol dan pengendali setiap aktifitas anak. Peran orang tua sebagai orang pertama dalam sebuah keluarga yang berinteraksi dengan seorang anak sangat memiliki peranan dalam menentukan pembentukan dan perkembangan mental anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tengah dihadapi oleh sang anak. Didalam tercakup pemberian kasih sayang, penerimaan, penyediaan segala kebutuhan anak, aturan-aturan, disiplin serta mendorong kompetensi kepercayaan diri, dalam menampilkan model peran yang pantas dan menciptakan suatu lingkungan yang menarik dan nyaman Penyebab perilaku merokok anak SD. beberapa hal yang menjadi faktor pendorong anak SD mempunyai perilaku merokok antara lain, orang tua yang mempunyai kebiasaan merokok di depan anak secara trasparan, pengaruh pergaulan di luar lingkungan keluarga dan berteman dengan siapa saja terutama dengan anak pengguna rokok, pengaruh kebiasaan dari nenek moyang yang punya kebiasaan merokok semasa hidup, dan lain sebagainaya.

14 DAFTAR PUSTAKA Dukalang Z, Rauf A. Hatu, Yowan T, 2012 Persepsi Masyarakat dan Peran Orang Tua dalam Menyikapi Perilaku Merokok Anak Sekolah Dasar. Jurnal Nursing Studies Vol 1, Nomor 1 Tahun Mayar F, Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Sebagai Bibit Untuk Masa Depan Bangsa.Jurnal Al-Ta lim,vol 1, No 6. Nisa S S Nurjanah, Dyah E, Self Efficacy Siswa SDN 6 Raja di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah Terhadap Perilaku Berhenti Merokok. Jurnal Visikes Vol 13 No 1. Patilima H, Peran Pendidik Pos Paud dalam Membangun Resiliensi Anak. Jurnal Pendidikan Usia Dini Vol 7 No 1 Rachmad M, Ridwan M T dan Muhammad S Perilaku Merokok Remaja Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 7 No 2 Septriadi V, Perilaku Merokok Siswa SMP di kota Pekanbaru. Jurnal Jom Fisip Vol. 3 No. 1 Taryaka A dan Evi A H, Mengapa Late Childhood Merokok. Jurnal Umaniora Vol.2 No.1

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda terus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus berlangsung baik didalam pendidikan formal sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari ketidakpuasan seseorang terhadap kondisi hidupnya sehingga melihat anak yang tidak berdaya sebagai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini pada akhirnya menemukan bahwa faktor pendorong perilaku

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini pada akhirnya menemukan bahwa faktor pendorong perilaku 43 BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Penelitian ini pada akhirnya menemukan bahwa faktor pendorong perilaku merokok pada ketiga partisipan late childhood adalah faktor teman, faktor kepribadian, faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan early childhood

Lebih terperinci

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO Sri Sudarsih Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa Jadi masa remaja disebut masa bertumbuh dan berkembang, baik bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sector-sektor

BAB I PENDAHULUAN. asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sector-sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era globalisasi ini membawa Indonesia dalam tantangan yang berat, khususnya dalam sektor tenaga kerja. Sebab pada era globalisasi ini tenaga kerja asing bisa

Lebih terperinci

BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA. A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun

BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA. A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun 1. Pengertian hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun Perilaku sosial merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan sistem sosialisasi bagi anak, dimana anak mengalami pola disiplin dan tingkah laku afektif. Walaupun seorang anak telah mencapai masa remaja dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan dan keinginan, misalnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik?

PEDOMAN WAWANCARA. a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik? PEDOMAN WAWANCARA 1. Peran Orang Tua a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik? c. Apa bentuk-bentuk kenakalan remaja yang sering

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan sangat menentukan bagi perkembangan serta kualitas diri individu dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa menuju kedewasaan. Masa ini merupakan tarap perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu. kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu. kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. A. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya, kerap sekali keluarga itu tidak hanya terdiri dari suami istri dan anakanaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi untuk bertindak agresif. Remaja yang sedang berada dalam masa transisi yang banyak menimbulkan konflik, frustasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluargalah akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat. Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia tentu akan bersosialisasi dengan manusia lainnya agar bisa bertahan hidup. Dari sejak lahir, manusia selalu belajar dari apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja disebut sebagai periode peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perilaku merokok saat ini sudah menjadi kebiasaan di Indonesia. Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2008 menyatakan Indonesia berada di urutan ketiga dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Penelitian ini membuktikan bahwa keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kedisiplinan anak dalam melaksanakan norma-norma sekolah, dalam hal ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan, salah satunya adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari Komnas Perlindungan anak,

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena sudah menjadi masalah nasional dan bahkan internasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena sudah menjadi masalah nasional dan bahkan internasional. Di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan, karena sudah menjadi masalah nasional dan bahkan internasional. Di Indonesia permasalahan rokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai mempertanyakan tentang identitas dirinya, remaja merasa sebagai seseorang yang unik, seseorang dengan perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masyarakat, seorang remaja merupakan calon penerus bangsa, yang memiliki potensi besar dengan tingkat produktivitas yang tinggi dalam bidang yang mereka geluti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia untuk saling berinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya. Komunikasi sangat erat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah sebuah kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Tak hanya manusia, binatang juga melakukan proses komunikasi diantara sesamanya, dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kerangka pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus wajib mengikuti jenjang pendidikan baik jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1.Latar Belakang Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat dari sekolah bagi siswa ialah melatih kemampuan akademis siswa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga dan pendidikan adalah dua sisi yang saling berkaitan. Keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2011). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2011). Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasakan pada kejahatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Mach (2004) mengungkapkan bahwa kasus gangguan perilaku eksternal lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi

I. PENDAHULUAN. pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga memegang peran penting dalam membentuk watak dan kepribadian anak. Karena pendidikan dikeluarga menjadi risalah awal sekaligus sebagai pelepah dasar terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga merupakan suatu sistem kompleks yang di dalamnya terdapat ikatan di antara anggotanya dan rasa saling memiliki. Keluarga menurut Ahmadi dan Uhbiyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONTEKS MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Kita mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Sebagai makhluk sosial, manusia diharapkan mampu mengatasi segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-6 Tahun merupakan usia yang sangat menentukan pembentukan karakter dan kecerdasan seorang anak.anak pada usia dini berada pada proses perkembangan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan sah yang dapat membentuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam memenuhi kewajiban maupun tanggung jawab kepada anak-anaknya. Pengasuhan dan pendidikan pertama

Lebih terperinci

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, BAB II IBU DAN ANAK 2.1 Arti Ibu Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu chidren see children

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu chidren see children BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan yang Maha Kuasa kepada setiap orang tua yang sudah diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjaganya. Anak akan senantiasa mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam setiap kehidupan manusia. Keluarga juga mempunyai tanggung jawab terhadap pembentukan kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya cerdas, berwawasan luas dan bertingkah laku baik, berkata sopan dan kelak suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah sejak lama dikenal sejak dahulu sampai saat ini. Pentingnya pendidikan dalam

Lebih terperinci

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar eksistensi suatu masyarakat yang dapat menentukan struktur suatu masyarakat dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Menurut Yusuf (2003),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein & BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Merokok merupakan salah satu kebiasaan negatif manusia yang sudah lama dilakukan. Kebiasaan ini sering kali sulit dihentikan karena adanya efek ketergantungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Haiti (Liputan 6, 2015) mengemukakan bahwa dari hasil pemeriksaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Haiti (Liputan 6, 2015) mengemukakan bahwa dari hasil pemeriksaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena kekerasan terhadap anak semakin banyak terjadi dan kian menjadi topik utama dalam sebuah pemberitaan, baik di media elektronik maupun media cetak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan psikolog tidak terlepas dari pembinaan dan pendidikan orangtua, masyarakat dan lembaga pendidikan.

Lebih terperinci

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu Kenakalan Remaja 1 Definisi Kelainan tingkah laku/tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat (Bakolak Inpres No. 6/1977

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan situasi orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset keluarga yang harus dijaga dengan baik, kelak mereka akan menjadi aset bangsa dan negara, yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan dan merupakan usia emas dalam proses perkembangan anak. Apabila pada masa tersebut anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia dalam kehidupannya. Kemajuan zaman memiliki nilai yang positif dalam kehidupan manusia, dimana pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam kehidupan yang harus dijalankan sesuai dengan tata caranya masing-masing. Jika nilai-nilai itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus citacita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksananakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unsur penentu pertama dan utama keberhasilan pembinaan anak sebagai generasi penerus. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

Lebih terperinci

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir : 103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar yang penting untuk kemajuan bangsa, karena dengan adanya pendidikan sebuah bangsa akan mencapai kemajuan, baik dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak awal kehidupannya, manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Masalah kenakalan remaja merupakan salah satu bagian dari masalahmasalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Kenakalan remaja dapat dikategorikan sebagai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurutnya akan menyalahi aturan yang dibuat oelh orang tuanya.

BAB I PENDAHULUAN. menurutnya akan menyalahi aturan yang dibuat oelh orang tuanya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh, tumbuh menjadi dewasa dan berkembang baik dari segi fisik, mental sosial maupun rohaninya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang telah didominasi oleh pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, anak belajar banyak hal, bermain merupakan bagian yang amat penting dalam tumbuh kembang anak untuk menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU Rahmawati 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peranan guru dalam mengembangkan nilai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini, akan diuraikan simpulan dan saran berdasarkan hasil analisis temuan dan pembahasan dalam penelitian yang diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci