WORKING PAPER ANALISIS FUNGSI DAN TIPE SHIEKI ~SASERU PADA NOVEL JEPANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WORKING PAPER ANALISIS FUNGSI DAN TIPE SHIEKI ~SASERU PADA NOVEL JEPANG"

Transkripsi

1 WORKING PAPER ANALISIS FUNGSI DAN TIPE SHIEKI ~SASERU PADA NOVEL JEPANG Elizabeth Clarissa Devina Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021) , Abstract Dra. Nalti Novianti, M.Si Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021) The research function and form of Japanese causative shieki ~saseru in Novel Tora-chan. Research methods applied were qualitative methods. Analysis was done by sentences causative or shieki ~saseru from Novel Tora-chan, and data is sort by theory of function and forms shieki ~saseru. The result is compulsion of the main function and forms shieki ~saseru. The subject and object of forms shieki ~saseru is humans related. Keywords: Shieki ~saseru, Japanese Causative, Function and Form of Japanese Causative Abstrak Penelitian menjelaskan penggunaan kausatif bahasa Jepang (shieki ~saseru) yang ada dalam novel bahasa jepang Tora-chan. Metode penelitian yang telah dilakukan adalah kualitatif. Analisis dilakukan dengan mengumpulkan data dari novel Tora-chan yang mempunyai kalimat shieki ~saseru dan diterapkan dengan teori fungsi shieki dan tipe shieki ~saseru, kemudian dianalisis sesuai dengan fungsi dan tipenya. Dari hasil analisis ditemukan fungsi utama shieki ~saseru dan pemahaman mengenai tipe yang terbentuk pada shieki ~saseru. Disimpulkan, fungsi terbanyak yang ditemukan adalah paksaan yang bertipe dasar subjek dan objek yaitu manusia atau makhluk hidup. Kata kunci: Shieki ~saseru, Japanese Causative, Function and Form of Japanese Causative PENDAHULUAN Di kehidupan sehari-hari banyak yang dapat dipelajari, salah satu hal paling mendasar yang dipelajari adalah bersosialisasi. Dalam bersosialisasi pasti terlibat dengan Bahasa agar dapat menegrti maksud satu dengan yang lainnya. Bahasa merupakan suatu ilmu yang paling mendasar untuk kehidupan manusia. Tanpa bahasa, kita akan sulit mengerti satu sama lain. Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Walaupun bahasa merupakan hal yang mendasar untuk dipelajari, tapi akan banyak hal yang dapat dipelajari dari bahasa. Pada zaman sekarang, bahasa tidak hanya dapat dilihat dari percakapan sehari-hari, tapi dapat dilihat melalui media online, media cetak seperti novel, komik, majalah, dan sebagainya.

2 Ilmu yang mempelajari Bahasa adalah ilmu linguistik. Secara umum kata linguistik berasal dari kata latin lingua yang berarti bahasa. Dalam buku Linguistik Umum yang ditulis Abdul Chaer, Ilmu linguistik sering disebut juga dengan linguistik umum yang artinya ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk Bahasa pada umumya. Dalam ilmu linguistik murni mencakup beberapa bagian yaitu fonetik yang berarti analisis artikulasi bunyi Bahasa, fonologi yang berarti sistem bunyi bahasa, morfologi yang merupakan analisis unsur-unsur pembentuk kata artikulasi suatu bahasa, sintaksis yang menganalisis tentang frasa dan kalimat, dan semantik merupkan analisis mengenai makna kata. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memilih tema linguistik diteliti dari bagian sintaksis berupa Bahasa tulisan yang ada dalam sebuah karya sastra yang berbentuk novel. Sintaksis dalam Bahasa Jepang berbeda dengan sintaksis pada umumnya. Arti sintaksis secara umum di ungkapkan oleh O Grady, et. al. (1997) adalah The system of the rules and categories that underlines sentence formation in human language. Artinya sintaksis adalah aturan dalam sistem tipe kalimat dasar dalam bahasa manusia. Manaf (2009:3) sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa, klausa, dan kalimat. Menurut Manaf (2009:3) frasa adalah objek kajian sintaksis terkecil dan kalimat adalah objek kajian sintaksis terbesar. Dalam Bahasa Jepang sintaksis disebut dengan tougoron ( 統語論 ) atau sintakusu ( シンタクス ), yaitu cabang linguistik yang mengkaji tentang struktur dan unsur unsur pembentuk kalimat (Sutedi, 2003:61). Kalimat dalam Bahasa Jepang terbentuk dari perpaduan beberapa jenis kata yang disusun berdasarkan pada aturan gramatikalnya. Penulis memilih tema sintaksis karena banyak sekali yang dapat dibahas seperti struktur kalimat dalam bahasa, jenis atau kelas kata dalam bahasa dan sebagainya. Hal ini sangat menarik untuk dibahas, khususnya yang terkait dengan kelas kata dalam Bahasa Jepang. Dalam Bahasa Jepang ada beberapa kelas kata, salah satunya jodoushi 助動詞 yang artinya verba bantu atau kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti tertentu. Dalam jodoushi memliki berbagai bentuk perubahan, antaralain shieki ~saseru yang sering dikenal dengan bentuk menyuruh. Dalam skripsi ini, penulis bermaksud membahas mengenai bentuk shieki ~saseru yang biasanya dipakai ketika seseorang menyuruh orang lain. Arti kata Shieki dari kamus Jepang-Indonesia (Kenji Matsuura, 2005) adalah kata kerja kausatif atau mempekerjakan dengan kata lain membuat seseorang bergerak. Contoh kalimat dari shieki ~saseru,sebagai berikut: 木村さんは選手に一日どれぐらい練習させていますか (Nakagawa, 1995) Artinya: Kimura, dalam sehari menyuruh para pemain berapa lama untuk latihan? Dari kalimat tersebut dapat dilihat bentuk shieki ~saseru pada kata succhousaseru yang digaris bawahi yang berarti menyuruh latihan. Dalam bentuk shieki ~saseru biasanya berciri-ciri ada objek dan partikel, karena termasuk jenis transitif yaitu tidak dapat berdiri sendiri. Dalam contoh tersebut juga dapat dilihat bentuk shieki ~saseru digunakan oleh sesama manusia, ada orang yang menyuruh da nada orang yang disuruh. Shieki ~saseru tidak hanya memiliki arti makna menyuruh saja, masih ada beberapa makna lainnya yang terkandung dalam shieki ~saseru. Sering pembelajar Bahasa Jepang pemula juga mengalami kesulitan ketika belajar mengenai shieki ~saseru. Karena selain tipe artinya yang lebih dari satu penggunaan tipe shieki ~saseru sangat beragam. Penulis bermaksud membahas mengenai penggunaan tipe shieki ~saseru. Penulis tertarik untuk membahas mengenai shieki karena bagi pembelajar Bahasa Jepang tingkat pemula, shieki ~saseru cukup sulit untuk dipahami penggunaanya karena shieki ~saseru cukup banyak dan masih belum sepenuhnya dipelajari.

3 Biasanya tingkat pemahaman mengenai penggunan shieki ~saseru berbeda-beda karena tergantung dari tingkat belajar Bahasa Jepang. Maka tidak heran bila banyak pembelajar Bahasa Jepang tingkat pemula kurang memahami penggunaan shieki ~saseru. Hal ini menarik untuk dibahas, karena fungsi shieki memiliki arti yang banyak dan penggunaan shieki ~saseru yang berbeda-beda. Dalam skripsi ini, penulis memakai korpus data dari salah satu bentuk sastra yang berupa novel. Novel yang dipakai berjudul Torachan neko to nezumi to kingyo to kotori to inu no ohanasu karya Mure Yoko ( 群ようこ,1989) Novel ini menceritakan tentang kehidupan para hewan, seperti kucing, tikus, ikan mas, burung kecil dan anjing. Penulis tertarik dengan novel ini karena didalam bacaan tersebut terdapat banyak kata-kata yang memakai kelas kata shieki ~saseru. Selain itu novel cukup mudah dimengerti untuk dapat mengklasifikasikan makna dan fungsi shieki ~saseru. Dalam skripsi ini penulis memakai beberapa teori yang berguna sebagai acuan dalam penelitian, diantaranya adalah teori sintaksis, kemudian dilanjutkan dengan teori kelas kata Bahasa Jepang jodoushi 助動詞, teori makna shieki ~saseru menurut Aoki (1995) dan teori penggunaan shieki ~saseru menurut Kazuko Hoshino (1994). Teori-teori ini akan menjadi teori dasar dalam penelitian dan penulis juga akan menggunakan teori pembantu dan referensi lain yang mendukung penyusunan skripsi ini. Dari teori yang ada, penulis akan menghubungkan teori dengan kalimat-kalimat yang berbentuk shieki ~saseru yang ada dalam novel Tora chan kedalam analisis yang akan dibahas pada bab 4 yaitu pada bab analisis. Penulis juga akan menjelaskan satu persatu dilihat dari situasi kalimat dan golongan penggunaan dari teori yang ada. Dengan begitu penggunaan tipe-tipe shieki ~saseru dapat lebih diketahui lebih dalam lagi. Masalah pokok: meneliti masalah sintaksis yang ada dalam tipe tata Bahasa Jepang yang dihubungkan dengan penggunaannya dalam sebuah novel. Formulasi masalah: penulis akan menganalisis korpus data melalui teori shieki ~saseru yang akan dihubungkan dengan korpus data dalam novel Jepang. Ruang Lingkup Penelitian : penulis akan menggunakan teori dari Kazuko Hoshino (1994) mengenai penggunaan shieki ~saseru, kemudian menganalisis masing-masing tipe penggunaan shieki ~saseru dalam novel berjudul Tora chan (Mure Yoko, 1989) Tujuan Penelitian : banyak pembelajar bahasa Jepang tidak tertalu mengetahui makna dan tipe penggunaan shieki ~saseru. Di dalam skripsi ini, penulis bertujuan untuk meneliti tipe shieki yang berdasarkan dengan teori sehingga para pembelajar Bahasa Jepang dapat lebih memahami dan menambah pengetahuan yang lebih lagi mengenai penggunaan shieki ~saseru. Selain itu, dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembelajar Bahasa Jepang dan pengembangan ilmu pengetahuan dengan melakukan penelitian ini sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut yang akan memperbaiki dan mendukung hasil penelitian ini. Tinjauan Pustaka : sebelum penulis meneliti masalah fungsi-fungsi shieki ~saseru dalam skripsi ini, telah ada penelitian sebelumnya yang membahas mengenai penggunaan shieki ~saseru. Ia adalah Kazuko Hoshino (1994) orang yang meneliti mengenai penggunaan Shieki ~saseru. Judul penelitiannya adalah Shieki Doushi no yoho ( 使役形動詞の用法 ). Pada penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan shieki dengan menggunakan korpus datanya berasal dari Koran Jepang dan novel, kemudian kalimatkalimat shieki ~saseru dikumpulkan lalu diklasifikasikan penggunaanya. Dalam skripsi ini akan memakai teori Kazuko Hoshino (1994) tetapi perbedaanya dengan penelitiannya adalah pada korpus data yang digunakan berupa novel yang berjudul Tora chan. METODE PENELITIAN

4 Tahap 1 : Memulai Penelitian Sesuai Metodologi Penelitian ini dimulai dari permasalahan yang sudah teridentifikasi dan dirumuskan. Permasalahannya adalah meneliti mengenai pembahasan tentang shieki ~saseru yang ditemukan pada kalimat-kalimat yang ada di dalam buku Jepang. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian ini untuk mengetahui tipe dan penggunaan fungsi shieki ~saseru, mengerti dan memahami penggunaan shieki ~saseru. Dari permasalahan dan tujuan penelitian tersebut, kemudian penulis memilih pendekatan metode penelitian dan metode pengumpulan data. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode kepustakaan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Setelah itu, penulis menggunakan teori hinshi, jenisjenis hinshi, teori jodoushi, teori shieki ~saseu, teori tipe shieki ~saseru dan teori tadoushi sebagai pendukung skripsi ini. Dengan demikian, output pada tahap 1 ini, penulis memperoleh : 1. Pendekatan kualitatif untuk seluruh penelitian 2. Metode kepustakaan untuk mengumpulkan data 3. Metode deskriptif analitis untuk menganalisis data 4. Teori untuk menganalisis data. Tahap 2: Mengumpulkan data Pada tahap ini, penulis menggunakan metode kepustakaan sebagai metode untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Pendekatan yang digunakan adalah pendektan kualitatif dan memakai sumber data yaitu berupa buku novel Jepang yang berjudul Torachan karya Mure Yoko. Kemudian, penulis mencari dan mengumpulkan korpus data yaitu kalimat-kalimat yang memakai bentuk shieki ~saseru yang ada dalam buku novel tersebut. Setelah data di tetapkan, data siap untuk dianalisis. Tahap 3 : Menganalisis Data Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis untuk menganalisis data-data yang sudah dikumpulkan. Dalam menganalisis data, penulis akanmemilah atau mengklasifikasi data. Setelah itu, data dikaji dan dicocokan dengan teori. Kemudian penulis akan membuat kesimpulan disetiap data dan mengulang kembali analisis data sampai data habis. Data-data yang telah dianalisis dibuat kesimpulan. Dan akhirnya, kesimpulan akhir penelitian akan menjadi kesimpulan skripsi ini. HASIL DAN PEMBAHASAN 強制 / kyosei atau paksaan Data 1: 母親はトラちゃんを前に座らせる Perubahan kata suwaraseru yang bermula dari bentuk ru atau bentuk kamus yaitu suwaru yang berarti duduk, merupakan bentuk kata kerja golongan I (Tomita, 1997:200) kemudian jika diubah menjadi suwaru + seru dan akan berubah menjadi bentuk shieki yang lengkap yaitu suwaraseru yang berarti menyuruh duduk. Pada perubahan ini kata suwaraseru bermakna menyuruh, karena dalam situasi tersebut menjelaskan bahwa induknya Tora-chan ingin mengajarkannya beberapa peraturan, kemudian ia menyuruh Torachan duduk didepannya, dengan maksud supaya perkataan induknya dapat didengar dan dipatuhi. Dari situasi tersebut, merupakan bentuk menyuruh antar sesama makhluk hidup yang merupakan salah satu fungsi dari shieki ~saseru. Dalam situasi tersebut ada subjek dan objeknya. Seperti yang diungkapkan oleh Hoshino (1994:4) tipe pelaku 2 (manusia sebagai subjek) menyuruh pelaku 1 (manusia sebagai objek).

5 Pada data ini subjek adalah ibu sebagai pelaku yang menyuruh Tora-chan, dan Tora-chan sebagai objek yang disuruh dan diwakilkan dengan kata suwaraseru atau menyuruh duduk. Menurut Hoshino (1994:4) bentuk shieki ~saseru dalam data ini dapat dipakai dengan tipe pelaku 2 (manusia sebagai subjek) menyuruh pelaku 1 (manusia yang sebagai objek). Pada tipe ini kata manusia sebagai pelaku dapat diganti sebagai makhluk hidup. ibu sebagai pelaku 2, dan Torachan sebagai pelaku 1. Dari tipe ini, penulis akan menjabarkan penggunaan shieki ~saseru yang terbentuk dalam tipe ini. トラちゃんを前に座らせて Dimasukan ke dalam tipe: 関与者 2( 人間 ) が関与者 1( 人間 ) をさせる Pada tipe ini, Hoshino (1994:4) menekankan partikel wo yang menunjukan harus atau memaksa dan pelaku ke 1 tidak dapat menolak dari pelaku 2. Seperti yang dikatakan oleh Yamada (2004:41) bahwa partikel wo dapat ditempatkan setelah kata benda dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki) yang menyebabkan orang lain atau untuk melakukan sesuatu. Pada data ini Torachan merupakan kata benda, dan fungsi partikel wo di sini menyebabkan Tora-chan melakukan suatu perbuatan yaitu duduk. Jadi Ibu menyuruh (memaksa) Tora-chan duduk di depannya. Arti dari data 1 tersebut menunjukkan arti menyuruh, karena menurut Aoki (1995) kata menyuruh merupakan salah satu kyosei atau memaksa. Kesimpulan dari analisis data 1 adalah pada data ini, Tora-chan sebagai objek penderita, dan Ibu adalah subjek yang menyuruh Tora-chan untuk berbuat. Dalam tipe yang dikatakan oleh Hoshino (1994:4) menekankan partikel wo yang menunjukan harus atau memaksa dan pelaku ke 2 tidak dapat menolak dari pelaku 1. Dan hal ini termasuk dalam golongan kyousei atau memaksa yang diungkapkan oleh Aoki (1995). Tabel Tabel Pembuktian Yang memaksa Ibu Jenis Paksaan Menyuruh duduk Yang Terkena Paksaan Tora-chan Tabel di atas, membuktikan secara ringkas pembenaran data ini bahwa Ibu adalah orang yang memaksa, dan jenis paksaanya adalah meyuruh duduk, yang terkena paksaan adalah Tora-chan. Data 3 : 母親は口をモグモグさせる Pembentukan shieki ~saseru pada kata mogumogusaseru yang bermula dari bentuk ru atau bentuk kamus yaitu mogumogusuru yang berarti bergerak. Menurut Tomita (1997:200) bentuk ini merupakan kata kerja golongan III. Kemudian berubah menjadi mogumogu + saseru kemudian menjadi suatu kata dengan bentuk shieki yang lengkap yaitu mogumogusaseru yang berarti menggerak-gerakkan. Pada perubahan ini kata mogumogusaseru bermakna menggerak-gerakkan karena dari data diatas menjelaskan ibu membuat mulutnya bergerak. Dari situasi tersebut, merupakan bentuk menyuruh atau memaksa karena pelaku 2 (manusia) yang berusaha membuat anggota badannya begerak. Hal ini merupakan salah satu fungsi dari shieki ~saseru. Dalam situasi tersebut ada subjek dan objeknya. Seperti yang diungkapkan oleh Hoshino (1994:7) tipe pelaku 2 (manusia sebagai subject) menyuruh atau membuat pelaku 1 (badan dari pelaku 2) untuk bergerak.

6 Pada data ini subjek adalah ibu sebagai pelaku yang menyuruh atau memaksa, dan mulutnya sendirilah yang sebagai objek untuk disuruh atau dipaksa dan diwakilkan dengan kata mogumogusaseru atau menggerak-gerakan. Menurut Hoshino (1994:7) bentuk shieki ~saseru dalam data ini dapat dipakai dengan tipe pelaku 2 (manusia sebagai subjek) menyuruh pelaku 1 (anggota badannya sendiri dari pelaku 2). Ibu sebagai pelaku 2, dan mulut sebagai pelaku 1. 母親は口をモグモグさせる Dimasukan kedalam tipe 関与者 2( 人間 ) ガ関与者 1( 関与者 2 の身体部分 ) ヲさせる Aoki (1995) dalam pembagian tiga fungsi shieki ~saseru, kata menggerak-gerakkan mulutnya merupakan salah satu fungsi shieki ~saseru yang bermakna kyosei atau paksaan, karena adanya suatu tindak kesengajaan dalam perbuatan tersebut. Menurut Hoshino (1994:7) bentuk ini merupakan bentuk shieki ~saseru dari manusia yang menggerakkan anggota tubuhnya sendiri. Dalam data ini juga termasuk makna yang berarti memaksa. Dalam data ini juga menyebutkan subjeknya yaitu ibu dan objeknya yaitu mulut dan kata yang mendasari shieki ~saseru adalah pada kata menggerak-gerakkan. Kesimpulan pada analisis data 3 adalah penggunaan tipe shieki ~saseru dapat dipakai untuk pergerakan anggota tubuh sendiri dan hal tersebut termasuk dalam arti kyousei atau paksaan yang seperti diungkapkan oleh Aoki (1995), karena kalimat kuchi wo mogumogusaseru yang berarti menggerakgerakkan mulutnya. Hal ini sangat terlihat jelas bahwa adanya paksaan dari ibu untuk menggerakgerakkan mulutnya. Tabel Tabel Pembuktian Yang memaksa Ibu Jenis Paksaan Menggerak-gerakkan Yang Terkena Paksaan mulutnya Dari tabel diatas, telah membuktikan subjek objek serta fungsi shieki ~saseru. Yang memaksa (subjek) adalah Ibu, jenis fungsinya adalah paksaan yaitu diwakilkan dengan kata menggerak-gerakkan, yang terkena paksaan adalah mulut ibu itu sendiri. Jadi, terbukti data ibu menggerak-gerakkan mulutnya mempunyai arti paksaan dalam fungsi shieki ~saseru. 許可 / izin Data 5 : 弟はトラちゃんに頭を叩かせる Bentuk awal adalah dari kata tataku dan merupakan salah satu bentuk golongan I (Tomita, 1997:200) yang mempunyai arti pukul. Kemudian jika tataku + seru akan berubah menjadi bentuk shieki ~saseru yang sempurna yaitu tatakaseru yang artinya pun ikut berubah yaitu menjadi mengizinkan dipukul. Jika dilihat dari situasinya, fungsi shieki ~saseru disini menekankan arti izin..jika dilihat dari situasinya, fungsi shieki ~saseru disini menekankan arti izin. Karena situasinya dalam permainan jakenpon tersebut, adik mengeluarkan dua jarinya yang seolah-olah berbentuk gunting, sedangkan kaki depan Tora-chan bundar seolah-olah berbentuk batu, maka dalam permainan ini, jika para pemain mengeluarkan jarinya seolah-olah berbentuk batu dan gunting, maka yang menang adalah yang bentuk batu, karena batu dapat menghancurkan gunting. Adiknya pun kalah dan meberi izin kepada Tora-chan untuk memukul kepalanya. Situasi pada data tersebut, sesuai dengan tipe shieki ~saseru yang diungkapkan oleh Hoshino (1994:3) yaitu adanya hubungan antara 2 pelaku yang merupakan sesama makhluk hidup. Pelaku 2

7 (manusia atau makhluk hidup sebagai subjek) yang membuat pelaku 1 (manusia atau makhluk hidup sebagai objek) bergerak. 弟はトラちゃんに頭を叩かせる Dimasukkan kedalam tipe 関与者 2( 人間 ) が関与者 1( 人間 ) にさせる Dari hasil penjabaran tipe shieki ~saseru menurut Hoshino (1994:3) diatas, terlihat bahwa tipe shieki ~saseru terpakai dalam hubungan antar makhluk hidup, Adik (subjek) sebagai orang yang mengizinkan Tora-chan (objek) untuk memukul kepalanya, Dari situasi dan data, dapat dilihat fungsi shieki ~saseru ini adalah adalah izin (Aoki,1977(1995)). Dalam data ini adanya tindak kesengajaan dari Adik, karena ia sudah tahu bahwa Tora-chan tidak dapat bermain jakenpon, dan ia memperbolehkan Torachan untuk menang, dengan sengaja ia mengeluarkan kedua jarinya yang seolah-olah bentuk gunting dan Tora-chan adalah seekor kucing biasa dengan kaki depannya yang sama seperti kucing lainnya, yaitu berbentuk bulat (seolah-olah mirip seperti mengepalkan tangan yang dalam permainan jakenpon yang berbentuk batu). Jadi dalam permainan ini Adik yang kalah, dan Tora-chan yang menang. Dengan demikian,peraturan jakenpon yang dibuat oleh Adik dapat terlaksana yaitu yang kalah kepalanya dipukuli oleh yang menang. Jadi, Adik mengizinkan Tora-chan memukuli kepalanya. Pengertian izin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyataan mengabulkan atau tiada melarang, persetujuan membolehkan. Dalam situasi ini juga secara tidak langsung terlihat hak Adik untuk menang diberikan kepada Tora-chan dengan cara mengalah kepada Tora-chan. Jadi seharusnya Adik dapat menang dari Tora-chan tetapi ia mengalah agar Tora-chan dapat menang. Hal ini sesuai dengan penjelasan menurut Aoki (1995) mengenai fungsi shieki ~saseru yang mempunyai arti izin, yaitu subjek (Adik) memberikan izin kepada pelaku objek (Tora-chan). Dari analisis data ini, dapat disimpulkan bahwa fungsi shieki ~saseru tidak hanya untuk menyuruh atau paksaan, tetapi bisa juga untuk memberi izin atau mengizinkan (Aoki, 1995). Dalam fungsi izin ini pun diikut sertakan adanya subjek dan objek yang selalu ada di setiap bentuk shieki ~saseru, dan pada data ini subjek dan objeknya adalah manusia. Jadi, makhluk hidup (subjek) mengizinkan makhluk hidup lainnya (objek). Hal ini sesuai dengan tipe yang di ungkapkan oleh Hoshino (1994:3). Tabel Tabel Pembuktian Yang mengizinkan Adik Jenis Izin Mengizinkan dipukul Yang diizinkan Tora-chan Jadi, pada tabel diatas membuktikan, yang mengizinkan adalah Adik, jenis izinnya adalah mengizinkan (kepalanya) dipukul, yang diizinkan adalah Tora-chan. Jadi benar bahwa data ini membentuk fungsi shieki ~saseru yang bermakna izin, yaitu Adik mengizinkan kepalanya dipukul Torachan. 放任 / Honin atau subjek membiarkan objek melakukan apapun yang diinginkannya Data 7 : 松田さんは犬を好きにさせる Bentuk shieki ~saseru pada kata Suki ni saseru yaitu berawal dari kata Suki ni suru merupakan bentuk kata kerja golongan III (Tomita, 1997:200), yang berarti melakukan dengan sesuka hati. Kemudian kata suru pada kata Suki ni saseru di hilangkan dan diubah menjadi Sukini+seru atau menjadi bentuk shieki ~saseru yang lengkap yaitu Suki ni saseru yang berarti dibiarkan dengan sesuka hatinya. Dalam situasi di atas, menunjukkan bahwa Paman Matsuda sang pemilik anjing Peter-kun sebenarnya sudah tidak ingin merawat anjing itu, tetapi ia menjelaskan alasan anjing tersebut kerkeliaran di luar

8 rumah karena anjing tersebut umurnya sudah tua, maka ia membiarkan Peter-kun melakukan sesuka hatinya, tidak di kurung dalam rumah lagi. Sebelum menganalisis mengenai tipe dan fungsi shieki ~saseru lebih lanjut lagi, penulis akan membahas mengenai partikel yang menempel pada Suki ni saseru. Menurut Tomita (1991:79) mengenai fungsi partikel ni adalah salah satu cara penyampaian maksud seseorang ke orang lain. Jadi Suki ni saseru diartikan dengan membiarkan dengan sesuka hatinya Dapat dilihat dari situasi ini, bahwa tipe yang terbentuk dalam shieki ~saseru di data ini merupakan bentuk shieki ~saseru antar makhluk hidup satu dengan makhluk hidup lainnya. Sepeti tipe yang dikatakan oleh Hoshino (1994:4) yaitu pelaku 2 (manusia sebagai subjek) membuat pelaku 1 (manusia sebagai objek) bergerak. Pada data ini fungsi shieki ~saseru berbeda dari data-data sebelumnya yang mempunyai arti paksaan, tetapi pada data ini menunjukkan arti membiarkan. Menurut kamus linguistik Bahasa Indonesia (Harimurti, 2008) pengertian subjek adalah bagian klausa yang menandai apa yang dibicarakan oleh pembicara, dan Objek adalah suatu hal, benda, atau manusia sebagai inti pokok permasalahan. Pada tabel di atas, menunjukkan subjek yaitu Paman Matsuda dan Objeknya adalah seekor anjing yang bernama Peter-kun. Peter-kun sebagai objek yang dibiarkan yang diwakilkan dengan kata membiarkan melakukan sesuka hati. Pada data ini menjelaskan bahwa arti dari fungsi shieki ~saseru ini, menekankan arti membiarkan, berbeda dengan menizinkan. Menurut Aoki (1995) ia mengatakan bahwa shieki ~saseru tidak ada kemauan dari pelaku subjek, sedangkan pelaku objek bisa ada kemauan atau tidak ada kemauan. Jadi karena Paman Matsuda tidak da kemauan untuk ikut campur lagi atau mengurus kehidupan Peter-kun, ia membiarkan Peter-kun dengan cara melepas anjing itu dari rumahnya, sehingga Peter-kun dapat melakukan apapun yang ia inginkan. Untuk melihat subjek dan objek, penulis akan memasukkan kedalam tipe yang dijabarkan oleh Hoshino (1994:6) 松田さんは犬を好きにさせる Dimasukkan kedalam tipe 関与者 2( 人間 ) が関与者 1( 人間 ) をさせる Tipe shieki ~saseru menurut Hoshino (1994:6) yaitu pemakaian shieki ~saseru dapat dipakai antar sesama makhluk hidup. Hoshino juga memaparkan bila peran utama dalam tipe shieki ~saseru yaitu ada subjek dan objek sebagai penderitanya. Terlihat dengan jelas Subjeknya adalah paman Matsuda yang membiarkan anjingnya (Peter-kun) melakukan sesuka hatinya, sehingga wajar dalam situasi ini, menjelaskan bahwa Peter-kun berkeliaran di jalanan karena paman Matsuda membiarkan anjingya untuk melakukan apapun yang ia inginkan. Jadi, dari data ini, dapat disimpulkan bahwa pemahaman fungsi shieki ~saseru berbeda dari datadata sebelumnya yaitu yang diartikan membiarkan. Bila tidak memahami situasi pada cerita tersebut, fungsi shieki ini dapat menjadi berbeda dari yang seharusnya, karena fungsi shieki menurut Aoki (1995) selain arti paksaan dan izin, fungsi terakhir adalah berarti membiarkan atau subjek membiarkan objek untuk melakukan apapun yang ingin dilakukannya. Tipe pembentukan shieki ~saseru ini pun mengikuti tipe yang sesuai dengan Hoshino (1994:6) yaitu adanya pemakaian tipe ini antar sesama makhluk hidup. Tabel Tabel Pembuktian Yang Membiarkan Paman Matsuda Jenis Membiarkan Membiarkan sesuka hati Yang Dibiarkan Anjingnya (Peter-kun)

9 Pada tabel di atas membuktikan data ini merupakan fungsi shieki ~saseru yang berarti membiarkan. Yang membiarkan adalah Paman Matsuda, jenis membiarkannya adalah membiarkan sesuka hati, yang dibiarkan adalah Anjingnya. Jadi, data ini benar berfungsi subjek membiarkan objeknya melakukan apapun yang diinginkannya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan : Penulis telah menganalisis mengenai fungsi dan tipe shieki ~saseru. Dalam analisis data yang diambil dari novel bahasa Jepang yang berjudul Tora-chan ini banyak menemukan fungsi serta tipe yang dipakai dalam pembentukan shiki ~saseru. Menurut Aoki (1995) fungsi shieki ~saseru ada 3 yaitu kyousei atau paksaan, kyoka atau izin, dan hounin atau membiarkan (subjek membiarkan objek melakukan apa yang ingin ia lakukan). Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, penulis mendapatkan ketiga fungsi tersebut. Fungsi kyousei / paksaan terdapat 5 data, kyouka / izin terdapat 2 data, dan hounin / membiarkan terdapat 2 data. Kemudian selain mencari fungsi shieki ~saseru, penulis juga menghubungkan tipe-tipe yang terdapat dalam shieki ~saseru menurut Hoshino (1994). Setelah data dianalisis, penulis hanya menemukan 3 tipe shieki ~saseru, yaitu subjek dan objek adalah manusia atau makhluk hidup dengan partikel ni ada 4 data, subjek dan objek adalah manusia atau makhluk hidup dengan partikel wo ada 4 data, dan subjek dan objek adalah manusia / makhluk hidup dengan anggota tubuhnya sendiri ada 1 data. Setelah menghubungkan semua data pada kedua teori tersebut, penulis menemukan penggunaan shieki ~saseru yang lebih mudah dipahami, yaitu pada intinya shieki ~saseru merupakan suatu perbuatan subjek kepada objeknya agar objek dapat bergerak. Fungsi utama dari shieki ~saseru mempunyai tiga makna yaitu paksaan, izin, dan membiarkan / subjek membiarkan objek melakukan apapun yang diinginkan. Inti pada shieki ~saseru pun syaratnya harus ada subjek dan objeknya, Dengan ini, fungsi dan tipe shieki ~saseru dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh penggunanya. Saran : Meneliti mengenai shieki ~saseru sangat menarik, karena jika membaca komik Jepang, novel Jepang dan sebagainya akan banyak sekali menemukan bentuk shieki ~saseru. Akan disayangkan bila pembelajar bahasa Jepang kurang memahami fungsi shieki ~saseru ini, karena jika tidak mengerti artinya akan menjadi kendala dalam menterjemahkan bahasa Jepang. Maka penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menganalisis fungsi shieki ~saseru lainnya. Penulis hanya menganalisis fungsi shieki ~saseru dalam tiga fungsi dan hanya menemukan 4 tipe shieki ~saseru. Jadi diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan lebih baik lagi. REFERENSI Kazuko, Hoshino. (1994). Shiekikei Doushi no Houhou. Kamazawa Women s University, diakses 1 Mei 2014 dari Masuoka dan Takubo Yukinori. (2000). Kiso Nihongo Bunpou (kaiteiban). Tokyo : Kuroshio Shuppan. Matsuura, Kenji. (2005). Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia. Mure, Youko. (1989) Torachan. Tokyo : Shueisha. Natalia, Lydia. (2009). Analisis Fungsi Kakuhoshi (wo) Dalam Novel Shiosai Karya Mishima Yukio. Tugas Akhir tidak diterbitkan : Jakarta, Bina Nusantara Noda, Hisashi. (1991). Hajimete no Hito no Nihongo Bunpou, Tokyo : Kuroshio Shuppan. Shuga, K. & Hayatsu E. Doushi no Jita (hal ). Tokyo : Hitsuji Shobou Sudjianto. (2000). Gramatika Bahasa Jepang Modern seri B. Bekasi : Percetakan KBI.

10 Sudjianto dan Ahmad Dahidi. (2004).Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Bekasi Timur : Kesaint Blanc. Takayuki, Tomita. (1997). Zoku Kiso Hyougen 50 to Sono Oshiekata. Tokyo : Nihongo no Bonjisha. Teramura, Hideo. (1982). Nihongo no Shintakusu to imi. Tokyo : Kuroshio Shuppan. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. Vriconella, Aulia. (2012). Analisis Fungsi Kakujoshi ni dalam Novel Summer Time Karya Sataou Takako. Tugas Akhir tidak diterbitkan : Jakarta, Bina Nusantara. RIWAYAT PENULIS Elizabeth Clarissa Devina lahir di Jakarta pada tanggal 18 Juni Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang tahun 2014.

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di kehidupan sehari-hari banyak yang dapat dipelajari, salah satu hal paling mendasar yang dipelajari adalah bersosialisasi. Dalam bersosialisasi pasti terlibat dengan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi kepada sesamanya, baik itu lisan maupun tulisan. Menurut Parera (1997:27), bahasa ialah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang memiliki beragam keunikan budaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya adalah pikiran, akal budi atau adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif,

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa bersifat universal dan unik, bahasa mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbriter,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa nasional yang digunakan secara resmi di negara Jepang oleh kurang lebih 125 juta penutur. (Parkvall, 2010) Bahasa Jepang juga merupakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia selalu melakukan aktivitas yang disebut dengan bersosialisasi. Satu bahasa digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, agar komunikasi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (1980:1), bahasa adalah alat komunikasi antara

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (1980:1), bahasa adalah alat komunikasi antara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktifitas komunikasi untuk berinteraksi satu sama lain. Untuk itu dipergunakanlah bahasa sebagai media untuk

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PARTIKEL DE, NI, DAN O PADA KALIMAT PEMBELAJAR BAHASA JEPANG 日本語学習者の文における助詞 で に を の誤用分析

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PARTIKEL DE, NI, DAN O PADA KALIMAT PEMBELAJAR BAHASA JEPANG 日本語学習者の文における助詞 で に を の誤用分析 JURNAL JAPANESE LITERATURE Volume 2, Nomor 2, Tahun 2016, Hal. 1-8 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ japliterature ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PARTIKEL DE, NI, DAN O PADA KALIMAT PEMBELAJAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi. Dengan adanya bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan baik untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh sekelompok orang untuk bekerja sama dan berinteraksi (Santoso, 2004 : 48). Hubungan interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran maupun perasaan (Sutedi: 2003:2). Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu media dalam interaksi antar sesama. Dengan adanya bahasa, orang-orang di setiap negara dapat saling berkomunikasi dan bersosialisasi satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto (2007:118), menyatakan bahwa jodoushi apabila dipadankan ke dalam bahasa Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi paling dasar yang digunakan manusia dan memiliki ciri khas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika kita banyak menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada orang lain. Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai belahan dunia selain bahasa inggris. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ragam huruf, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Robert Sibarani (1997: 65) mengemukakan, bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Setiap

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan sesama, salah satunya menggunakan media bahasa yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan suatu pesan.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN 1.1.1 LATAR BELAKANG Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 bagian yaitu doushi (verba), i-keiyoushi (adjektiva),

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan manusia untuk mengerti satu sama lain. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data Analisis Kemampuan Penggunaan Kalimat Pasif pada Mahasiswa Binus

Bab 3. Analisis Data Analisis Kemampuan Penggunaan Kalimat Pasif pada Mahasiswa Binus Bab 3 Analisis Data Selanjutnya penulis akan menganalisis mengenai lima kalimat pasif yang terdapat di dalam komik Sailormoon jilid dua bahasa Jepang. 3.1. Analisis Kemampuan Penggunaan Kalimat Pasif pada

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud

Lebih terperinci

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang 1 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KERJA TRANSITIF DAN INTRANSITIF BAHASA JEPANG PADA MAHASISWA TINGKAT II PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNIVERSITAS RIAU Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Joshi dalam bahasa Indonesia biasa disebut partikel merupakan kata bantu dalam bahasa Jepang. Partikel adalah suatu kesatuan yang berdiri sendiri dan hanya akan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kebahasaan yang sering dihadapi dalam pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa yang dipelajari).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasa, manusia akan saling berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang, baik kepribadian tersebut adalah kepribadian yang baik

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang, baik kepribadian tersebut adalah kepribadian yang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi untuk menyampaikan pendapat, pikiran, dan perasaan yang kemudian dapat mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Tidak

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KANJI KUCHI DALAM KODANSHA S DICTIONARY OF BASIC JAPANESE IDIOMS

ANALISIS MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KANJI KUCHI DALAM KODANSHA S DICTIONARY OF BASIC JAPANESE IDIOMS ANALISIS MAKNA KANYOUKU YANG MENGGUNAKAN KANJI KUCHI DALAM KODANSHA S DICTIONARY OF BASIC JAPANESE IDIOMS Aldora Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAKSI Dalam berkomunikasi antar satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Pemakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara maju di Asia Timur yang dikenal memiliki berbagai macam budaya dan keunikan tersendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makna merupakan salah satu unsur bahasa yang dapat mengalami perubahan. Pateda (2010:158-159) mengatakan perubahan makna bisa saja terjadi dikarenakan beberapa faktor,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PENGGUNAAN VERBA MEMBERI DAN MENERIMA DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA PRODI BAHASA JEPANG STBA HAJI AGUS SALIM BUKIT TINGGI

KEMAMPUAN PENGGUNAAN VERBA MEMBERI DAN MENERIMA DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA PRODI BAHASA JEPANG STBA HAJI AGUS SALIM BUKIT TINGGI KEMAMPUAN PENGGUNAAN VERBA MEMBERI DAN MENERIMA DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA PRODI BAHASA JEPANG STBA HAJI AGUS SALIM BUKIT TINGGI Dini Maulia Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbitrer dan konvensional,

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk menyampaikan sikap, perasaan dan pikirannya kepada manusia lain. Bahasa yang digunakan manusia ketika bertutur dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8) BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat sebagai alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa Indonesia maupun bahasa asing tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang harus diperhatikan. Demikian juga dalam mempelajari bahasa Jepang, yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM 0911123006 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi Bab 5 Ringkasan Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi antara anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Verba dalam bahasa Jepang disebut dengan 働詞 doushi. Doushi termasuk salah satu yoogen dalam kelas kata bahasa Jepang. Menurut Sudjianto (2007:149), verba merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari. Salah satu alasannya adalah karena banyaknya pola kalimat yang memilliki kemiripan bentuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyak orang mempelajari bahasa asing selain bahasa ibu atau bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang dipelajari adalah bahasa Jepang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan

BAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya disebut dengan linguistik. Kata linguistik berasal dari bahasa latin lingua yang berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Frasa dan kata majemuk memiliki unsur yang sama yaitu penggabungan kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki makna

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah bahasa yang unik, apabila kita melihat para penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang, jenis kalimat berdasarkan pada jumlah klausanya, terdiri dari dua macam. Sesuai dengan yang disebutkan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk berinteraksi satu dengan lainnya. Untuk dapat berkomunikasi, manusia memerlukan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai dengan yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Pada hakikatnya, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi yang baik perlu mempertimbangkan sikap

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI MAKNA IDIOM DARI KANJI TANGAN 手

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI MAKNA IDIOM DARI KANJI TANGAN 手 IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI MAKNA IDIOM DARI KANJI TANGAN 手 Susilowati Universitas Bina Nusantara, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480 (021) 532 7630, gabby_angel94@yahoo.com

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia seseorang dengan dunia di luar diri kita, dunia seseorang dengan lingkungannya, dunia seseorang dengan alamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki berbagai karakteristik sendiri termasuk dalam aspek fonologi, morfologi, semantik atau sintaksisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. Begitu pula dalam bahasa Jepang yang memiliki ciri khusus. Salah satu ciri khusus tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. makna, fungsi dan penggunaan masing-masing dari diatesis kausatif dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. makna, fungsi dan penggunaan masing-masing dari diatesis kausatif dalam 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dalam analisis pada bab sebelum nya, telah diuraikan secara terpisah makna, fungsi dan penggunaan masing-masing dari diatesis kausatif dalam bahasa Jepang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang harus dilalui adalah mempelajari tata bahasa asing tersebut. Dalam bahasa Jepang, terdapat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Objek linguistik adalah bahasa. Menurut Keraf (1994:1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO Ni Kadek Nomi Dwi Antari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci