STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI"

Transkripsi

1 STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB DI SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Candra Kirana NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2016 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Sebaik apapun perencanaanya, sulit berhasil apabila tidak dijalankan dengan dengan bersungguh-sungguh. (Anonim) v

6 Karya ini peneliti persembahkan kepada: PERSEMBAHAN 1. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan. 2. Almamater tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa, bangsa, dan agama. vi

7 STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA Oleh Candra Kirana NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan kompetensi dasar UKK siswa kelas Vb di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini siswa kelas Vb SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan trianggulasi. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data hasil UKK siswa kelas Vb, dan metode trianggulasi digunakan untuk mengetahui apakah data berupa lembar jawaban UKK dapat digunakan untuk mengukur ketuntasan Kompetensi Dasar UKK siswa kelas Vb. Hasil penelitian menunjukkan tingkat ketuntasan kompetensi dasar kelas Vb semester 2 SDN Pujokusuman 1 Yogyakarta tergolong kategori cukup. Hal ini dibuktikan dari 49 kompetensi dasar yang dicari ketuntasannya diperoleh 22 kompetensi dasar yang mencapai ketuntasan dengan presentase ketuntasan 45%. Sedangkan jumlah kompetensi dasar yang tidak mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 27 kompetensi dasar dengan presentase 55%. Kata kunci: UKK, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nyapenulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, hingga kepada para umatnya hingga akhir zaman, Amin. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah Studi Analisis Ketuntasan Kompetensi Dasar UKK Siswa Kelas VB SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan, kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan sarana yang mendukung kegiatan perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Woro Sri Hastuti, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. 4. Bapak Agung Hastomo, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat yang bermanfaat. 5. Bapak Kepala Sekolah SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 6. Mahasiswa PPGT 2011 yang telah memberikan dorongan dan dukungan. 7. Saharuddin dan Sumarni selaku orang tua kandung yang selalu memberikan nasehat, do a dan kasih sayang. viii

9 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya saran dan kritik yang membangun dengan senang hati penulis terima. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua orang, terutama mahasiswa Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Yogyakarta, 25 September 2015 Penulis ix

10 DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN ii SURAT PERYATAAN iii HALAMAN PENGESAHAN iv MOTTO v PERSEMBAHAN vi ABSTRAK vii KATA PENGANTAR viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. FokusPenelitian 5 C. Rumusan Penelitian 5 D. Tujuan Penelitian 6 E. Manfaat Penelitian 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Pemetaan KD dan Indikator 1. Pemetaan SKL, KI, KD 7 2. Kriteria Ketuntasan Minimal 9 3. Penilaian Berbasis Kelas 15 B. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik 1. Arti Dan Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik Tujuan Dan Manfaat Pembelajaran Tematik Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembelajaran Tematik Keterbatasan Pembelajaran Tematik Model Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar 30 x

11 6. Implikasi Pembelajaran Tematik Tahap-Tahap Pembelajaran Tematik 36 C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar 43 D. Kerangka Pikir 45 E. Pertanyaan Penelitian 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 47 B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Waktu Penelitian 47 C. Subjek Penelitian 48 D. Sumber Data Penelitian 48 E. Teknik Pengumpulan Data 49 F. Instrumen Penelitian 49 G. Teknik Analisis Data 49 H. Keabsahan Data 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 52 B. Hasil Penelitian 54 C. Pembahasan 61 D. Keterbatasan Penelitian 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 64 B. Saran 64 DAFTAR PUSTAKA 66 LAMPIRAN 67 xi

12 DAFTAR TABEL Table 1. Tabel Rentang Kriteria Tanpa Pertimbangan. 11 Table 2. Tabel Rentang Kriteria Tanpa Pertimbangan. 12 Table 3. Tabel Rentang Kriteria dengan Pertimbangan. 13 Table 4. Tabel kriteria dengan pertimbangan mengurutkanindikator 14 Table 5. Tabel Implikasi dari Ketuntasan Belajar. 15 Table 6. Penggolongan Presentase Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas VbTema 6 Sub-Tema 1 & Table 7. Penggolongan Presentase Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 6 Sub-Tema Table 8. Penggolongan Presentase Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 7 Sub-Tema 1 & Table 9. Penggolongan Presentase Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 7 Sub-Tema Table 10. Penggolongan Presentase Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 8 Sub-Tema 1 & Table 11. Penggolongan Presentase Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 8 Sub-Tema Table 12. Penggolongan Presentase Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 9 Sub-Tema 1 & Table 13. Penggolongan Presentase Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 9 Sub-Tema Table 14. Penggolongan Presentase Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb. 61 hal xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tujuan Umum Penilaian Berbasis Kelas. 26 Gambar 2. Alur penjabaran tema 27 Gambar 3.Pengembangan Tema Untuk Perancangan Aktivitas Pembelajaran 28 Gambar 4. Kegiatan-Kegiatan Yang Dapat Dikembangkan Dalam Pembelajaran Tematik 28 hal xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Jadwal UKK kelas V 68 Lampiran 2. Soal UKK Tema 6 Sub Tema 1 dan 2 69 Lampiran 3. Soal UKK Tema 6 Sub Tema 3 74 Lampiran 4. Soal UKK Tema 7Sub Tema 1 dan 2 79 Lampiran 5. Soal UKK Tema 7Sub Tema 3 84 Lampiran 6. Soal UKK Tema 8Sub Tema 1 dan 2 88 Lampiran 7. Soal UKK Tema 8Sub Tema 3 93 Lampiran 8. Soal UKK Tema 9 Sub Tema 1 dan 2 98 Lampiran 9. Soal UKK Tema 9 Sub Tema Lampiran 10. Rekap data hasil UKK Essay 109 Lampiran 11. Rekap data hasil UKK Pilihan Ganda 126 Lampiran 12. Hasil perhitungan data 134 Lampiran 13. Hasil persentase per kompetensi dasar 142 Lampiran 14. Surat-surat Penelitian 145 xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum merupakan acuan atau pedoman dalam melaksanakan kegiatan dalam pendidikan di Sekolah Dasar. Dalam pendidikan Sekolah Dasar, kurikulum yang berlaku saat ini yaitu tahun 2015 ada dua versi. Ada sekolah yang menggunakan KTSP, dan ada pula yang menggunakan Kurikulum Kurikulum 2013 diberlakukan untuk sekolah-sekolah pilot project. Membahas tentang kurikulum 2013 yang diberlakukan di SD, merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun 2004 dan menjadi acuan serta pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah. Pengembangan ranah dalam kurikulum 2013 tersebut, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan siswa sebagai suatu kriteria keberhasilan. Pengembangan-pengembangan yang terdapat dalam kurikulum 2013 mengacu pada acuan dan prinsip penyusunan yang terdapat pada pasal 36 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan imam dan takwa, akhlak mulia, potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik. Serta, tujuan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan pada pasal 3 UU No. 20 tahun 2003, yakni: berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1

16 mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Ridwan Abdullah Sani, 2014:45). Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, pembelajaran kurikulum 2013 yang diberlakukan di SD, menggunakan pendekatan saintifik dan pembelajaran bersifat terintegratif, dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema. Bukan hanya itu saja, pendidikan karakter juga di integrasikan. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan dengan menggunakan langkah ilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SD dikenal dengan nama 5M, yaitu mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar, dan membentuk jejaring/mengkomunikasikan. Pengintegrasian yang dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam belajar, di karenakan pembelajaran berbasis pada lingkungan siswa dan secara tidak langsung siswa dibentuk karakternya. Pembagian pembelajaran kedalam tema dan sub-tema, dilakukan dengan tujuan agar mempermudah siswa dalam memusatkan perhatian pada suatu topik tertentu, meningkatkan pemahaman dan keterampilan komunikasi, meningkatkan gairah belajar siswa dan kepekaan siswa terhadap lingkungan, serta penghematan waktu, karena pembelajaran disajikan secara terpadu (Andi Prastowo, 2013 : 251). Keberhasilan pelaksanaan pembelajar tentu saja membutuhkan profesionalisme guru, baik kemampuan merancang dan melaksanakan serta mengelola pembelajaran secara tepat dan baik. Adapun kemampuan 2

17 guru yang dibutuhkan tersebut, misalnya kemampuan guru dari segi wawasan, kreativitas, keterampilan, rasa percaya diri, kemampuan mengemas dan mengembangkan materi. Kemampuan-kemampuan seperti yang disebutkan di atas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dengan adanya penguasaan materi yang baik maka ketercapaian kompetensi dasar dan indikator bukanlah tidak mungkin. Adapun keberhasilan dalam implementasi kurikulum 2013 dalam pembentukan kompetensi dan karakter siswa dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, dan disamping itu menunjukkan gairah belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%), E. Mulyasa, (2013:99). Sedangkan untuk penilaian ketuntasan belajar dalam suatu pembelajaran ditetapkan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan baik oleh pihak sekolah maupun guru itu sendiri. Dalam penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) perlu mempertimbangkan tiga komponen, yaitu: 1) kompleksitas materi dan kompetensi yang harus 3

18 dicapai; 2) daya dukung; dan 3) kemampuan awal siswa. Adapun kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh guru dalam pembelajaran adalah 75. Dengan adanya penetapan tersebut, siswa harus berusaha mencapai atau mendapatkan nilai di atas nilai kriteria yang telah ditentukan sehingga dapat melanjutkan pada kompetensi dasar selanjutnya atau jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang dilaksanakan pada tanggal 26 November 2014, diperoleh fakta bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi tertentu. Salah satunya adalah pelajaran Matematika dalam salah satu tema, dengan materi bagun datar (jajargenjang). Siswa mengalami kesulitan dalam menghitung hasil dari soal yang diberikan. Kesulitan siswa dalam memahami materi tersebut dikarenakan adanya pengembangan atau perubahan dalam konsep materi sehingga guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan materi dan berdampak pada pemahaman siswa. Tentunya tidak hanya dalam pelajaran matematika, begitupun dengan pelajaran yang lain. Selain itu, guru juga mengungkapkan kendala yang dialami siswa juga terjadi pada mata pelajaran lain seperti IPA, IPS, dan lain-lain yang pembelajarannya dilakukan secara tematik integratif. Kendala yang terdapat diatas tentunya dapat mempengaruhi pemahaman konsep materi siswa, dan selain itu adalah alokasi waktu yang tersedia dalam suatu pembelajaran terbatas, dan pemahaman guru tentang implementasi kurikulum 2013 masih perlu ditingkatkan. Tidak hanya itu, 4

19 guru masih kesulitan dalam melakukan penilaian dimana dalam kurikulum 2013 tidak hanya menilai pengetahuan siswa semata namun keterampilan dan sikap juga perlu dinilai. Dengan adanya perubahan tersebut tentunya menjadi kendala tersendiri bagi guru dan siswa. Tentunya kendala dapat berdampak pada pemahaman dan kemampuan siswa dalam memahami atau mengembangkan konsep materi yang dipelajari di dalam kelas. Dampak tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga kriteria ketuntasan pembelajaran belum tercapai (KKM). Dari permasalahan tersebut di atas perlu dilakukan analisis dan pemetaan kompetensi dasar dan indikator untuk mengetahui kompetensi yang belum dicapai oleh siswa, sehingga dapat diketahui ketuntasan belajar siswa. Untuk itu, penelitian tentang analisis dan pemetaan ketuntasan kompetensi dasar perlu dilakukan. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah tingkat ketuntasan kompetensi dasar UKK siswa kelas Vb di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. C. Rumusan Penelitian Berdasarkan fokus masalah yang telah ditetapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaiamana tingkat ketuntasan kompetensi dasar UKK siswa kelas VB di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. 5

20 D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketuntasan kompetensi dasar UKK siswa kelas Vb SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain : 1. Manfaat teoritis Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang ketuntasan kompetensi dasar UKK siswa kelas VB dalam Kurikulum 2013, serta memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu pendidikan. 2. Manfaat praktis Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada guru kelas V yang ada di Sekolah Dasar Bojokusuman 1, dalam menganalisis ketuntasan kompetensi dasar, dan dapat mencari solusinya sehingga proses pembelajaran lebih baik. 6

21 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Pemetaan KD dan Indikator 1. Pemetaan SKL, KI, KD Langkah pemetaan kompotensi yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan guru dalam menentukan penilaian proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk memantau proses, kemajuan perkembangan hasil belajar siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki serta kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan, serta menjadi umpan balik kepada guru agar dapat mencari solusi dan menyempurnakan pembelajaran yang akan datang. Abdul majid (2014:122) mengemukakan langkah-langkah yang dapat digunakan dalam melakukan analisis SKL, KI, KD adalah sebagai berikut: 1) Membaca substansi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tahun 2013, 2) Baca dan mengkomparasikan dengan SKL tahun 2006 (Permendikmas Tahun 2006), 3) Membaca SKL dan KI mata pelajaran, 4) Menyusun Kompetensi Dasar yang mengacu pada SKL dan KI, 5) Menjabarkan lingkup materi berdasarkan pada kompetensi dasar, 6) Menuliskan aktivitas belajar siswa untuk mencapai kompetensi dengan mengacu pada silabus mata pelajaran, 7

22 7) Menentukan teknik dan instrument penilaian dengan mengacu pada silabus, 8) Lakukan hingga seluruh SKL, KI, KD mata pelajaran terakomodasi, dan 9) Bediskusi dan atau memadukan hasil analisis dengan teman seprofesi sehingga menghasilkan kesepakan bersama. Setelah langkah tersebut diatas dilakukan, selajutnya melakukan penetapan indikator pencapaian hasil belajar. Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri yang dapat menunjukkan ketercapain suatu kompetensi dasar (Abdul Majid, 2013:125). Lebih jauh Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:118) mengemukakan bahwa indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan dan mendeskripsikan. Adapun yang dapat dilakukan dalam memilih teknik penilaian dengan mempertimbangkan ciri-ciri indikator (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2013:118), contoh: 1) Apabila indikator menuntut siswa untuk melakukan suatu kegiatan, maka penilaian yang digunakan adalah penlaian unjuk kerja (performance), 2) Apabila indikator menuntut pemahaman konsep, maka penilaian yang digunakan adalah penilaian tertulis, 8

23 3) Apabila indikator menuntut siswa untuk menemukan dengan cara melakukan penyelidikan atau mencari informasi, maka penilaian yang digunakan adalah penilaian proyek. 2. Kriteria Ketuntasan Minimal a. Pengertian Dalam suatu pembelajaran, peran penetapan kriteria ketuntasan sangat dibutuhkan, dimana kriteria ketuntasan yang telah dibuat menjadi acuan atau tolah ukur untuk melihat apakah proses pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:118) mengemukakan bahwa kriteria ketuntasan balajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% -100%. Penetapan kriteria tersebut disesuaikan dengan kondisi sekolah, misalnya tingkat akademis siswa, kompleksitas indikator, daya dukung guru, serta ketersediaan sarana dan prasarana. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh baik pihak sekolah maupun guru, mewajibkan siswa untuk mencapai taraf kualifikasi tertentu baik seluruhnya maupun sekurang-kurangnya 75%. Lebih lanjut Mulyono Abdurrahman (2003:6) mengemukakan bahwa siswa diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi belajar tertentu. 9

24 b. Fungsi dan Tujuan Abdul majid (2014: ) mengemukakan bahwa kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan berfungsi sebagai panduan, baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran, dengan menjadikan KKM sebagai tolak ukur dalam menentukan ketuntasan pembelajaran. Selain itu, KKM juga merupakan bagian dari evaluasi, karena KKM dijadikan alat ukur untuk menentukan kualitas suatu lembaga pendidikan yang bersangkutan, serta menjadi panduan dalam menyusun program yang bermutu dan berdaya guna bagi tenaga pendidik dan kependidikan. Selain hal tersebut di atas, penentuan KKM pada dasarnya digunakan untuk mengevaluasi proses pembelajaran, sehingga dapat diketahui pembelajaran atau mata pelajaran mana yang belum tuntas atau mencapai KKM yang ditentukan sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya. c. Teknik penyusunan KKM Abdul Majid (2014:150) mengemukakan bahwa dalam penyusunan kriteria KKM sebaiknya memperhatikan langkahlangkah berikut: 1) mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar dan karakteristik siswa, 2) KKM dicantumkan pada buku penilaian guru, 10

25 3) siswa yang telah mencapai atau melampaui KKM, selanjutnya diberi program pengayaan, 4) keterangan ketuntasan; (1) kompetensi pengetahuan dan keterampilan (KI 3 dan KI 4), dinyatakan lulus apabila mencapai nilai 2,66 (B-) (2) Kompetensi sikap spiritual dan social (KI 1 dan KI 2), ketuntasan siswa dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI 1 dan KI 2 untuk seluruh mata pelajaran. Dalam menentukan kriteria ketuntasan dan untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai kriteria yang telah ditentukan atau menguasai suatu kompetensi dapat melihat konversi nilai pada tabel 1 (Abdul Majid, 2014:151). Tabel 1. Tabel Rentang Kriteria Tanpa Pertimbangan. Konversi nilai akhir Predikat (Pengetahuan Sikap Skala 100 Skala 4 dan Keterampilan) A ,66 A- Sangat Baik ,33 B B Baik ,66 B ,33 C C Cukup ,66 C ,33 D D kurang Sumber: panduan penilaian kemendikbud dalam Abdul Majid (2014:151). Lebih jauh dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2014:34) dimana sebelum menyusun kriteria perlu terlebih dahulu 11

26 dipahami wujud dari kriteria dan membagi kriteria secara garis besar yaitu kriteria kuantitatif dan kriteria kualitatif. 1) kriteria kuantitatif Suharsimi Arikunto (2014:34-35) kriteria kuantitatif sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu a)kriteria tanpa pertimbangan dan b)kriteria dengan pertimbangan. a) kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan Kriteria tanpa pertimbangan merupakan penyusunan kriteria dengan hanya memperhatikan rentangan bilangan tanpa mempertimbangkan apa-apa. Adapun contoh kategori kriteria tanpa pertimbangan dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 2. Tabel Rentang Kriteria Tanpa Pertimbangan. No Rentang presentase Keterangan 5 81%-100% Baik Sekali 4 61%-80% Baik 3 41%-60% Cukup 2 21%-40% Kurang 1 < 21% Kurang Sekali Sumber: Suharsimi Aikunto (2014:35). b) kriterian kuantitatif dengan pertimbangan Kriteria kuatitatif dengan pertimbangan dilakukan dengan cara mengkategorikan dan membagi begitu saja rentangan rentangan yang ada menjadi rentangan sama rata, misalnya dengan melihat rentangan yang ada di perguruan tinggi untuk menentukan nilai dengan huruf A, B, C, D, E. Adapun pengkategoriannya dapat di lihat pada table 3. 12

27 Tabel 3. Tabel Rentang Kriteria dengan Pertimbangan. No Rentang presentase Huruf 1 80%-100% A 2 66%-79% B 3 56%-65% C 4 40%-55% D 5 < 40% E Sumber: Suharsimi Aikunto (2014:35). 2) kriteria kualitatif Suharsimi Arikunto (2014:36-39) mengemukakan bahwa kriteria kualitatif merupakan kriteria yang dibuat tanpa menggunakan angka-angka. Dalam menentukan kriteria kualitatif, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah indikator dan yang dikenai kriteria adalah komponen. Seperti halnya kriteria kuantitatif, kriteria kualitatif juga terbagi menjadi dua, yaitu a)kriteria tanpa pertimbangan dan b)kriteria dengan pertimbangan. a) kriteria kualitatif tanpa pertimbangan Penyusunan kriteria kualitatif tanpa pertimbangan dilakukan dengan hanya mengitung banyaknya indikator dalam komponen yang dapat memenuhi persyaratan. b) kriteria kualitatif dengan pertimbangan Dalam penyusunan kriteria kualitatif dengan pertimbangan, terlebih dahulu penyusun perlu menentukan indikator mana yang harus diproritaskan atau yang dianggap penting. 13

28 Kriteria kualitatif dengan pertimbangan disusun dengan menggunakan dua cara yaitu: (1)kriteria kualitatif dengan pertimbangan mengurutkan indikator dan (2)kriteria kualitatif dengan pertimbangan pembobotan. (1) kriteria kualitatif dengan pertimbangan mengurutkan indikator Kriteria kualitatif dengan pertimbangan mengurutkan indikator perlu mempertimbangkan apa saja indikator yang diidentifikasi, dan kemudian menentukan mana indikator yang penting serta bagaimana gradiasi nilai dibuat dalam menentukan kriteria. Adapun contoh yang pertimbangan mengurutkan indikator dapat dilihat pada table 4. Tabel 4. Tabel kriteria dengan pertimbangan mengurutkan indikator Nilai Keterangan 5 Jika memenuhi semua indicator 4 Jika memenuhi tiga dari semua indicator 3 Jika memenuhi dua dari semua indicator 2 Jika memenuhi salah satu dari empat indicator 1 Jika tidak ada satupun indikator yang terpenihi Sumber: Suharsimi Aikunto (2014:36-37). (2) kriteria kualitatif dengan pertimbangan pembobotan Suharsimi Arikunto (2014:36-39) mengemukakan bahwa selain mempertimbangkan indikator sebagai unsur dalam menentukan kriteria, 14

29 terdapat cara lain yang dapat dilakukan yaitu, dengan pembobotan. Dalam penentuan kriteria dengan pertimbangan indikator, nilai dari persyaratannya dibedakan dengan menentukan urutan, kedudukan dengan pertimbangan pembobotan indikator yang ada diberi nilai dengan bobot yang berbeda, misalnya menggunakan skala 1-4, 1-5, dan atau yang sering digunakan di sekolah yaitu skala d. Implikasi dari Ketuntasan Abdul Majid (2014:153) mengemukakan implikasi dari ketuntasan belajar, dapat dilihat pada table 5. Tabel 5. Tabel Implikasi dari Ketuntasan Belajar. No Capaian Kompetensi Rata-rata dasar dari Individual kelas Tindakan 1 KI 3 dan KI 4 <2,66 Remedial secara <2,66 (75% siswa) individual Remedial secara klasikal > 2,66 > 2,66 Melanjukan ke KD berikutnya 2 KI 1 dan KI 2 < Baik Pembinaan Ket. 3. Penilaian Berbasis Kelas a. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas Penilaian berbasis kelas merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru terkait dengan proses pembelajaran yang 15

30 mencakup semua kriteria baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih spesifik Zainal Arifin (2014:180) mengemukakan bahwa penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, pelaporan dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan siswa terhadap materi. Pendapat senada diungkapkan oleh Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:93-94) mengemukakan bahwa penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru yang akan digunakan untuk mengambil keputusan terkait nilai (hasil belajar) siswa berdasarkan tahapan belajarnya. Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian berbasis kelas merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah, pelaporan dan penggunaan informasi terkait hasil belajar siswa, sehingga dapat menentukan tingkat pencapaian atau tingkat ketuntasan kompetensi dasar dan indikator oleh siswa. Dengan demikian, guru dapat memberikan informasi kepada siswa terkait baik kelebihan maupun kekurangannya. Selain itu, hasil penilaian berbasis kelas juga dapat digunakan untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan yang dialami oleh siswa. 16

31 b. Tujuan dan Manfaat Penilaian Berbasis Kelas. Zaenal Arifin (2014:182) mengemukakan bahwa tujuan umum penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar siswa serta untuk memberbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Adapun tujuan umum penilaian berbasis kelas dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Tujuan Umum Penilaian Berbasis Kelas. Penghargaan Pencapaian hasil belajar siswa Tujuan Umum PBK Program Pembelajaran Perbaikan Sumber: Zaenal Arifin (2014:182) Kegiatan Pembelajaran Pendapat tersebut diatas didukung oleh Abdul majid (2014:285) lebih spesifik mengemukakan bahwa penilaian berbasis kelas dapat menghasilkan informasi pencapaian kompetensi oleh siswa yang dapat digunakan, antara lain: 1)perbaikan (remedial) bagi indikator yang belum mencapai ketuntasan, 2)pengayaan, 3)perbaikan program dan proses pembelajaran, 4)pelaporan, dan 5)penentuan kenaikan kelas. 1) perbaikan (remedial) bagi indikator yang belum mencapai ketuntasan 17

32 Perbaikan (remedial) merupakan bantuan diberikan kepada siswa yang membutuhkan sesuai dengan gaya belajar siswa pada waktu yang tepat sehingga siswa mampu menyelesaikan kompetensi yang belum terselesaikan dan agar siswa tidak frustasi dengan kegagalan dan kesulitan yang dialami secara berturut-turut. Program perbaikan (remedial) dapat dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran, atau guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan siswa. Selain itu, program perbaikan (remedial) dilakukan berdasarkan kesepakatan antara guru dan siswa serta dapat dilakukan diluar jam efektif. 2) pengayaan Program pengayaan merupakan program pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki tingkat penguasaan lebih cepat dibandingkan dengan siswa lainnya. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. 3) perbaikan program dan proses pembelajaran Hasil penilaian dapat digunakan oleh guru untuk mengambil keputusan terbaik dan tepat untuk memberikan bantuan kepada siswa sehingga dapat mencapai kompetensi yang ditargetkan dan dapat membantu guru dalam memperbaiki 18

33 kegiatan pembelajaran, misalnya penggunaan metode yang tidak selamanya efektif digunakan sehingga harus diganti dengan metode lain, begitupun hal lainnya yang terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran. 4) pelaporan Pelaporan memiliki arti bahwa hasil penilaian dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk menilai kinerja guru dan tingkat keberhasilan peserta didik. 5) penentuan kenaikan kelas Hasil penilaian yang dilakukan selain memberikan informasi terhadap kemampuan dan kesulitan yang dihadapi siswa juga dijadikan sebagai penentu kenaikan kelas siswa. B. Kajian Tentang Pembelajaran Tematik 1. Arti dan Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik Andi Prastowo (2013: ) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Disebut bermakna, karena dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya (Rusman dalam Andi Prastowa, 2013:124). Hal serupa dikemukakan oleh B. Suryobroto (2009:133) bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu kegiatan 19

34 pembelajaran dengan mengintegrasikan beberapa materi dalam satu tema atau topik pembahasan. Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu tema, serta menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakana. Trianto (2011:255) adapun prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran terpadu, yaitu 1) the hidden curriculum; 2) subject in the curriculum; 3) the learning environment; 3) viewsof social world; dan 5) value dan attitude. a. The Hidden Curriculum Dalam suatu pembelajaran yang dikembangkan tidak memungkinkan memiliki suatu pesan (tersembunyi) yang memiliki makna yang sangat berarti bagi siswa. b.subject In The Curriculum Dalam suatu pembelajaran perlu mempertimbangkan dahulu pemilihan topik atau materi, waktu, dan penilaian. c. The Learning Environment Dalam suatu lingkungan belajar, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk berpikir dan berkreativitas. 20

35 d.viewsof Social World Adanya keterbukaan masyarakat sekitar untuk memberikan kesempatan dan wawasan dalam rangka pengembangan pembelajaran di sekolah. e. Value Dan Attitude Dalam suatu pembelajaran memungkinkan siswa memperoleh sikap dan norma dari lingkungannya (verbal dan nonverbal), baik lingkungan keluarga, masayarakat, dan sekolah. Lebih lajut B. Suryobroto (2009: ) dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada 3 hal yang perlu diperhatikan, antara lain: 1) bersifat terintegrasi dengan lingkungan; 2) bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema; dan 3) efisiensi. a. Bersifat kontekstual dan terintegratif dengan lingkungan Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu materi atau masalah perlu dikaitkan dengan masalah-masalah yang dihadapi atau dialami dalam kehidupan sehari-hari siswa. b. Bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema Bentuk belajar harus dirancang agar siswa dapat bekerja secara bersungguh-sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang rill sekaligus mengaplikasikannya. Sehingga akan 21

36 memunculkan dorongan untuk belajar karena terdapat kesesuaian materi dengan kondisi siswa atau yang dialami siswa. c. Efisiensi Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat. 2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Tematik Martiyono (2012:178) pembelajaran tematik memberikan manfaat sebagai berikut: a. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi. b. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna karena materi pelajaran bersifat sebagai sarana atau alat bukan tujuan akhir. c. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa mampu mendapatkan pengertian mengenai proses dengan materi yang tidak terpecahpecah. d. Dengan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. 22

37 Andi Prastowo (2013: ) sesungguhnya manfaat pembelajaran tematik seccara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu: 1) keuntungan bagi guru; dan 2) keuntungan bagi siswa. a. Keuntungan bagi guru 1) tersedianya lebih banyak waktu dalam pembelajaran, 2) hubungan antar mata pelajaran dapat diajarkan secara logis dan alami, 3) belajar merupakan kegiatan yang kontiniu, tidak terbatas dengan buku paket, jam pelajaran, dan ruang kelas, 4) guru memiliki kesempatan yang lebih untuk membantu siswa dalam melihat dan memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang, dan 5) pengembangan masyarakat belajar dapat terfasilitasi. b. Keuntungan bagi siswa 1) dapat memfokuskan diri pada proses belajar dibandingkan hasil belajar, 2) tersedianya pendekatan proses belajar yang integratif dan menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum, 3) tersedianya kurikulum yang berpusat pada siswa (yang dikaitkan dengan kebutuhan, minat, dan kecerdasan), 4) merangsang keingintahuan siswa sehingga memungkinkan siswa untuk melakukan suatu penyelidikan atau penemuan baik di dalam maupun di luar kelas. 23

38 5) membantu siswa dalam membangun hubungan antar konsep, sehingga meningkatkan pemahaman siswa. 6) memudahkan siswa untuk memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik, 7) siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari beberapa kosep dalam mata pelajaran berbeda dalam suatu tema. 8) pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam dan berkesan, 9) terdapat keterkaitan antara topik yang dibahas dengan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa, 10) siswa dapat merasakan manfaat dan makna belajar, dan 11) meningkatkan gairah belajar siswa, karena terdapat keterkaitan dengan dengan lingkungan nyata siswa. 3. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembelajaran Tematik B. Suryosubroto (2013:136) mengemukakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu: 1) pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh, 2) perlunya mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap materi, 3) pemilihan tema terkait dengan lingkungan siswa, dan 24

39 4) mengutamakan ketercapaian kompetensi dasar dibandingkan dengan tema. Andi Prastowo (2013: ) mengemukakan bahwa hal lain yang perlu dicermati dalam kontek pembelajaran untuk jenjang SD/MI, seperti dijelaskan Hermawan dan Resmini, adalah pengembangan tema untuk pembelajaran tematik hendaknya mempertimbangkan sejumlah aspek sebagai berikut. 1) Tema yang dipilih hendaknya memungkinkan terjadinya proses berpikir padasiswa. 2) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa termasuk minat dan kemampuannya. 3) Penetapan tema dimulai dari ligkungan terdekat siswa, dari hal termudah menuju sulit, dari yang sederhana menuju yang kompleks, dan dari konkret menuju abstrak. Kedua pendapat diatas senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Martiyono (2012:182) bahwa prinsip penentuan tema yang perlu diperhatikan yaitu: 1) memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa, 2) dari yang termudah menuju yang sulit, 3) dari yang sederhana menuju yang kompleks, 4) dari yang konkret menuju yang abstrak, 5) tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa, dan 25

40 6) ruang lingkup siswa disesuaikan dengan perkembangan siswa, minat, kebutuhan dan kemampuan. a. Sumber Tema Andi Prastowa (2013: ) dalam penetapan tema dapat digali dari berbagai sumber antara lain: 1) minat siswa, 2) peristiwa-peristiwa khusus yang terjadi di lingkungan siswa, 3) kejadian tidak diduga-duga yang memicu keingintahuan siswa, 4) materi yang dipadatkan oleh lembaga pendidikan bersangkutan 5) tentang orang tua, siswa, dan guru. b. Pengembangan Anak Tema Dalam suatu pembelajaran dengan menngunaka tema, langkah selanjutnya yang dilakukan setelah tema terbentuk adalah membentuk anak tema (sub tema). Pembentukan sub tema dilakukan untuk mendekatkan pemahaman siswa terhada konsepkonsep yang sedang dipelajari. Dalam pembentukan subtema hendaknya bersifat spesifik dan konkret. Kemudian, sub tema dikembangkan kembali menjadi materi pembelajaran. Kondisi tersebut divisualisasikan pada gambar 2. 26

41 Gambar 2. Alur Penjabaran Tema TEMA Sub Tema Sub Tema Sub Tema TEMA TEMA TEMA Sumber: Andi Prastowo. Pengembangan Bahan Ajar tematik (2013:256) c. Langkah-langkah Mengembangkan Tema Andi Prastowo (2013: ) mengemukakan bahwa terdapat 3 langkah yang dapat kita gunakan dalam mengemabngkan tema, yaitu 1)dipilih secara komprehensif; 2) peluang serta realisasi aktivitas dan ide-ide pengembangan tema; dan 3) mengaitkan dan menyatukan kompetensi masing-masing bidang studi dengan tema. Langkah pertama tersebut menjadi pijakan dan garis perspektif dari spektrum kurikulum atas tema yang dipilih. untuk langkah kedua, pengemabangan tema dengan aktivitas pembelajaran dapat dilihat pada gambar 3. 27

42 Gambar 3. Pengembangan Tema Untuk Perancangan Aktivitas Pembelajaran e d a n g k S an untukmengetahui kegiatan-kegiatan yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran tematik, dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Kegiatan-Kegiatan Yang Dapat Dikembangkan Dalam Pembelajaran Tematik 4. Keterbatasan Pembelajaran Tematik Andi Prastowo (2013: ) mengemukakan bahwa keterbatasan pembelajaran tematik meliputi 6 aspek, yaitu 1) aspek 28

43 guru; 2) siswa; 3) sarana dan sumber belajar; 4) kurikulum; 5) penilaian; dan 6) suasana pembelajaran. a. Keterbatasan pada aspek guru Dalam pembelajaran tematik, menuntut kemampuan guru baik dari wawasan, kretivitas, keterampilan metodeligis, rasa percaya diri, kemampuan mengemas dan mengembangkan materi. b. Keterbatasan dalam aspek siswa Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik (baik kemampuan akademik maupun kretivitas). c. Keterbatasan dalam aspek sarana dan sumber belajar Dalam pembelajran tematik membutuhkan bahan bacaan, reverensi, atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi. d. Keterbatasan dalam aspek kurikulum Dalam pembelajaran tematik memungkinkan kurikulum harus luwes dan berorientasi pada ketuntasan pemahaman siswa (bukan pada target penyampaian materi). Dimana guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, dan penilaian keberhasilan pembelajaran siswa. e. Keterbatasan dalam aspek penilaian Pembelajaran tematik memerlukan penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar siswa dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. 29

44 Selain itu guru dituntut untuk melakukan koordinasi dengan guru lain apabila materi pelajaran barasal dari guru yang berbeda. f. Keterbatasan dalam aspek suasana pembelajaran Dalam pembelajaran tematik cenderung mengutamakan salah satu bidang kajian dan hilangnya bidang kajian lainnya. Dengan kata lain, kecenderungan guru dalam pembelajaran mengutamakan subtansi gabungan sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru tersebut. 5. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar Secara umum model pembelajaran terpadu terdiri dari sepuluh jika ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematis seperti yang diungkapkan Robin Fogarty (Daryanto 2014: ). Kesepeluh model tersebut adalah 1) fragmented (penggalan), 2) connected (keterhubungan), 3) nested (sarang), 4) sequenced (urutan/rangkaian), 5) shared (bagian), 6) webbed (jarring laba-laba), 7) threaded (galur), 8) integrated (keterpaduan), 9) immersed (celupan), 10) networked (jaringan). Model-model pembelajaran tematik di atas tidak semua dapat diterapkan pada pendidikan sekolah dasar di Indonesia. Menurut Tim Pengembang PGSD (Daryanto 2014: ) ada tiga model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan di sekolah dasar yaitu model webbing, connected, dan integrated. 30

45 a. Model Webbed (jarring laba-laba) Model Webbed dimulai dengan menentukan tema, kemudian dikembangkan menjadi sub tema yang terkait. Dari sub tema diharapkan aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya. Tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun dengan mata pelajaran lain. Adapun kelebihan dan kekurangan model jarring laba-laba sebagai berikut. Kelebihan antara lain: 1) adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati; 2) relatif lebih mudah dilakukan guru yang belum berpengalaman; dan 3) mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran. Sedangkan kekurangan model jarring laba-laba antara lain: 1) kesulitan menyeleksi tema; 2) adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal, sehingga hanya berguna secara artificial di dalam perencanaan kurikulum; 3) guru dapat menjaga misi kurikulum; 4) guru lebih fokus pada kegiatan dari pada pengembangan konsep. 31

46 b. Model Connected (keterhubungan) Model Connected merupakan model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topic dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dengan tugas yang telah dilakukan maupun dengan tugas yang akan dilakukan, bahkan ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya. Model keterhubungan memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.kelebihan antara lain: 1) dengan mengaitkan ide ke dalam satu pembelajaran siswa dapat memiliki gambaran tentang apa akan dipelajari dikemudian hari, 2) konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus-menerus sehinga terjadi internalisasi, 3) mengaitkan ide-ide dalam satu pelajaran memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan menganalisa, ide secara berangsur-angsur dan memudahkan siswa dalam memecahkan masalah. Sedangakan kelemahan dari model ini antara lain: 1) mata pelajaran tetap terpisah dan nampak tidak terkait, walaupun hubungan dibuat secara interdisiplin, 2) guru tidak didorong untuk bekerja sama sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep antara mata pelajaran, 32

47 3) usaha untuk mengintegrasikan ide dalam suatu mata pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan global dengan mata pelajaran lain. c. Model Integrated (keterpaduan) Model keterpaduan merupakan model pembelajaran yang menggabungkan mata pelajaran dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam mata pelajaran. Langkah awal yang harus dilakukan guru adalah menyeleksi konsep-konsep, keterampilan, dan sikap yang akan diajarkan dalam satu semester dari berbagai mata pelajaran, selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai mata pelajaran. Model keterpaduan pun memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan model keterpaduan, adalah: 1) memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan katerhubungan di antara berbagai mata pelajaran, 2) memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian, 3) mampu membangun motivasi bagi siswa. Kelemahan model keterpaduan, antara lain: 1) sulit diterapkan secara penuh, 2) menghendaki guru yang terampil dalam menguasai konsep, 33

48 3) menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan. 6. Implikasi Pembelajaran Tematik Martiyono (2012: ) mengemukakan bahwa implikasi pembelajaran tematik di SD/MI mempunyai berbagai implikasi, baik bagi guru, siswa, sarana prasarana, pengaturan ruangan, maupun dalam pemilihan metode atau strategi pembelajaran. a. Bagi Guru Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif, baik dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran, memilih dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan utuh. b. Siswa Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaanya dimungkinkan untuk bekerja, baik secara individual, pasangan, kelompok kecil maupun klasikal. c. Sarana, Prasarana, Sumber Belajar, dan Media 1) pembelajaran tematik menekankan pada siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep atau prinsip-prinsip sehingga memerlukan berbagai sara dan prasarana belajar, 34

49 2) pembelajaran tematik memanfaat berbagai sumber belajar, baik yang sifatnya khusus maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan ynag dapat dimanfaatkan, 3) pembelajaran tematik perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat membantu siswa memahami konsep yang abstrak, dan 4) penerapan pembelajaran tematik masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada dan buku khusus yang memuat bahan ajar terintegrasi. d. Pengaturan Ruangan Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik memerlukan pengaturan ruang yang bervariasi, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Rambu-rambu pengaturan ruang, sebagai berikut: 1) tata ruang disesuaikan dengan tema yang sedang dipelajari, 2) susunan tempat duduk siswa disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung, 3) siswa tidak selalu duduk di kursi, melainkan dapat duduk di tikar atau karpet, 4) kegiatan pembelajaran hendaknya bervariasi, tidak hanya dilakukan di dalam kelas melainkan dapat di lakukan di luar kelas, 35

50 5) memanfaatkan dinding kelas, sebagai tempat memajang hasil karya siswa, dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar, dan 6) alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola dengan baik sehingga mempermudah siswa menggunakan dan menyimpannya kembali. 7. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Martiyono (2012: ) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik dilakukan melalui tahap perencanaan (pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus, dan penyusunan rencana pembelajaran), pelaksanaan, dan penilaian. a. Persiapan 1) pemetaan kompetensi dasar Pemetaan kompetensi dasar dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. 2) menentukan tema Pemetaan tema dilakukan dengan cara mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai sebagai pengikat keterpaduan. dalam pemetaan tema guru dapat bekerja sama dengan siswa sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. kemudian dilanjutkan 36

51 dengan identifikasi dan analisis kecocokan tema, sehingga standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dapat terbagi habis. 3) menetapkan jaringan tema Penetapan jaringan tema diperlukan guna melihat keterkaitan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator setiap mata pelajaran. 4) penyusunan silabus Penyusunan silabus merupakan hasil keseluruhan proses yang dilakukan sebelumnya. 5) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Untuk keperluan dan kelancaran pelaksanaan pembelajran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, yang akan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Martiyono (2012:182), adapun komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran tematik sebagai berikut: a) identifikasi mata pelejaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu pelaksanaan) b) standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang akan dicapai, c) tujuan pembelajaran yang dikembangkan dari indikator, 37

52 d) materi pokok berserta uraiannya yang perlu dipelajari oleh siswa, e) strategi pembelajaran, f) langkah-langkah pembelajaran, g) alat dan media yang akan digunakan, dan h) penilaian dan tindak lanjut. b. Pelaksanaan Martiyono (2012:183) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan dengan menggunakkan 3 tahapan, yaitu 1) kegiatan pendahuluan; 2) kegiatan inti; dan 3) kegiatan penutup. 1) kegiatan pembelajaran a) kegiatan pendahuluan Kegiatan pendahuluan dilakukan unruk menciptakan suasana awal, untuk mendorong siswa agar momfokuskan diri agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. b) kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran tematik difokuskan pada kegiatan-kegiatan untuk pengembangan kemampuan siswa melalui penyajian materi dengan mengunakan strategi atau metode yang bervariasi yang telah ditentukan sebelumnya. 38

53 c) kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup ini, siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, memberikan pesan-pesan moral, atau diisi dengan kegiatan menyenangkan sebagai penutup pelajaran. 2) pengaturan jadwal pembelajaran Pengaturan jadwal pembelajaran dalam pembelajaran tematik memiliki peranan yang sangat penting guna menunjang katercapaian tujuan dilaksanakannya pembelajaran. 3) penilaian a) pengertian Martiyono (2012:147) mengemukakan bahwa penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, serta pengumpulan informasi terkait pencapaian hasil belajar siswa, yang kemudian diolah dan dijadikan sebagai bahan informasi tentang pencapaian siswa. 39

54 b) manfaat penilaian Adapun manfaat penilaian bagi proses pembelajaran (Martiyono, 2012: ) antara lain untuk: (1) Memberikan umpan balik kepada siswa, sehingga dapat mengetahui kemampuannya dalam proses pencapaian kompetensi (2) Memantau kemajuan belajar siswa (3) Memberikan masukan atau sebagai umpan balik bagi guru, sehingga dapat mengambil tindakan perbaikan yang dirasa lebih cocok atau baik (4) Memberikan umpan balik kepada guru, sehingga dapat menyusun atau merancang kegiatan belajar (5) Memberikan informasi kepada orang tua tentang efektivitas pendidikan (6) Memberikan umpan balik kepada pihak sekolah, sehingga dapat mempertimbangkan konsep penilaian yang digunakan. c) fungsi penilaian Martiyono (2012:148) mengemukakan bahwa penilaian kelas memiliki fungsi yang strategis untuk kepentingan pembelajaran, yaitu: 40

55 (1) Menggambarkan sejauh mana ketercapaian kompetensi (2) Membantu memberikan informasi tentang kemampuan siswa, yang kemudian dapat digunakan untuk sebagai pedoman untuk melakukan pemilihan program pengembangan, dan atau tindakan bimbingan yang tepat untuk diberikan kepada siswa. (3) Sebagai alat diagnosis baik untuk mengetahui kesulitan belajar siswa maupun prestasi yang dapat dikembangkan (4) Menemukan kelemahan dan kekurangan suatu proses pembelajaran, sehingga dapat digunakan untuk perbaikan program pembelajaran selanjutnya (5) Sebagai control tentang kemajuan perkembangan siswa. d) prinsip dan karakteristik penilaian Trianto (2011: ) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip penilaian yang secara keseluruhan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu : 1) berorientasi pada kompetensi; 2) menyeluruh; 3) valid; 4) adil dan terbuka; 5) mendidik; 6) menyeluruh;7) berkesinambungan; dan 8) bermakna. 41

56 (1) Berorientasi pada kompetensi. Penilaian harus mampu menentukan ketercapaian kompetensi yang dimaksudkan dalam kurikulum. (2) Menyeluruh. Penilaian hendaknya mencakup semua aspek perilaku yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor. (3) Valid. Penilaian hendaknya memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa. (4) Adil dan terbuka. Penilaian hendaknya adil terhadap semua siswa dan kriteria pengambilan keputusan jelas dan terbuka bagi semua pihak. (5) Mendidik. Penilaian merupakan penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu bagi siswa yang kurang berhasil. (6) Menyeluruh. Penilaiain hendaknya dilakukan dengan memanfaatkan berbagai teknik dan prosedur, guna mengumpulkan hasil belajar siswa, meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. (7) Berkesinambungan. Penilaian hendaknya dilakukan secara terencana dan terus-menerus. (8) Bermakna. Penilaian yang dilakukan hendaknya menggambarkan prilaku atau pencapaian siswa yang sesungguhnya. 42

57 Untuk melaksanakan penilaian secara efektif, perlu memperhatikan beberapa karakteristik berikut ini (Trianto, 2011:257). (1) Mudah dilaksanakan (2) Tidak menyita waktu banyak (3) Tidak memerlukan analisis yang rumit (4) Fleksibel (5) Hasilnya segera dimanfaatkan (6) Meningkatkan pemahaman guru terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi (7) Memberikan pemahaman kepada guru tentang kebutuhan siswa. e) instrumen penilaian Dalam suatu penilaian pembelajaran memerlukan suatu instrument sebagai pdoman kkriteria yang akan dinilai dalam melakukan penilaian. Adapun jenis-jenis instrument penilaian menurut Trianto (2011: ) yaitu penilaian tes tertulis dan penilaian nontes. C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Usman Samatowa (2006: 7-8) mengemukakan masing-masing fase memiliki karakteristik atau sifat-sifat khusus antara lain: 43

58 a. Karakteristik siswa Sekolah Dasar kelas ) adanya korelasi positif antara kesehatan, pertumbuhan jasmani, dan prestasi, 2) adanya kecenderungan memuji diri sendiri, 3) suka membanding-bandingkan dirinya dengan siswa lain, 4) adanya anggapan tidak penting terhadap soal yang tidak dapat diselesaikan, 5) berkeinginan mendapatkan nilai yang baik tanpa mengigat bagimana kemampuannya, 6) perkembangan kemampuan mengingat dan berbahasa yang sangat cepat, 7) kemampuan memahami berbagai hal bersifat konkret, dan 8) kehidupan adalah bermain. b. Karakteristik siswa Sekolah Dasar kelas ) timbulnya minat terhadap kehidupan praktis (konkret), sehingga menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis, 2) cara berpikir yang penih perhitungan dan sesuai dengan kemampuannya, serta timbulnya rasa ingin tahu dan belajar, 3) munculnya minat terhadap mata pelajaran tertentu, 4) pada umur kira-kira 11 tahun siswa membutuhkan bimbingan orang dewasa dalam memenuhi tugasnya dan keinginannya, dan 44

59 pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas, serta berusaha untuk menyelesaikannya sendri, 5) pada usia ini anak memandang nilai (angka raport) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah, 6) pada usia ini anak gemar membentuk kelompok, dalam bermain dan cenderung membuat peraturan sendiri dalam bermain, dan 7) munculnya sikap mengidolakan tokoh yang dianggap sebagai idola yang sempurna, sehingga guru acapkali dianggap serba tahu. D. Kerangka Pikir Pembelajaran tematik merupakan suatu pembelajaran dengan menggunakan tema. Dalam pembelajaran tematik, terdapat pengintegrasian beberapa mata pelajaran yang dikemas sedimikian rupa, dengan berbagai pertimbangan, misalnya kesesuaian antara standar kompetensi, kompetensi dasar, dengan indikator, dan keterkaitan materi yang akan diberikan, serta menggunakan tema sesuai dengan lingkungan terdekat siswa. Hal tersebut dilakukan, dengan harapan dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan sesuai dengan minat dan bakat siswa. E. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana tingkat ketuntasan kompetensi dasar UKK siswa? 2. Kompetensi dasar mana sajakah yang telah dikuasai siswa? 45

60 3. Kompetensi dasar mana sajakah yang belum dikuasai oleh siswa? 46

61 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena yang terjadi. Dalam pendekatan deskriptif terbagi atas 3 jenis, yaitu penelitian tindak lanjut, penelitian analisis dokumen/isi, dan studi gerak dan waktu. Adapun jenis yang digunakan adalah penelitian analisis dokumen/isi. Penelitian dokumen/isi merupakan penelitian yang dilakukan secara sistematis, terhadap catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data (Zainal Arifin, 2012: 55). B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian Sukardi (2012: 53) mengemukakan bahwa tempat penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah saat penelitian berlangung. Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pujokusuman 1, serta dilakukan selama satu minggu. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

62 C. Subjek Penelitian Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Bojokusuman 1 kelas Vb dengan jumlah 28 siswa. Penetapan subjek dalam penelitian ini didasarkan keadaan siswa kelas vb, dan alasan khusus diadakannya penelitian di sekolah tersebut adalah karena sekolah tersebut masih menggunakan kurikulum D. Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil belajar post test (hasil UKK) siswa kelas V. Sumber data tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa hasil belajar post test (hasil UKK) merupakan sumber data utama yang dapat memberikan informasi tentang kesulitan pemahaman materi tertentu yang telah dipelajari oleh siswa. Pemilihan sumber data bertujuan untuk mendapatkan informasi secara maksimal, sehingga peneliti tidak melakukan pembatasan terhadap data. Penambahan sumber data masih dapat terjadi apabila data yang diperoleh belum menunjukkan konsistensi dan dirasa masih kurang. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik quota sampling. quota sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang ditentukan berapa banyak partisipan yang diperlukan. Kriteria pemilihan harus focus pada orang yang kita anggap paling mengetahui dan pernah mengalami, (Zainal Arifin, 2012: 167). 48

63 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Zainal Arifin (2012: ), mengemukakan bahwa studi dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk mempelajari atau menganalisis bahan-bahan tertulis sekolah. Teknik studi dokumentasi ini, dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil post test siswa (hasil UKK) siswa atau lembar jawaban ujian akhir sekolah, yang kemudian akan dianalisis. F. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat bantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi terkait dengan yang akan diteliti. Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, adalah soal tes yang digunakan dalam post test siswa kelas V. Sukardi (2012: 81), mengemukakan bahwa teknik dokumentasi yang digunakan oleh peneliti memungkinkan untuk memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden, atau tempat responden melakukan suatu kegiatan. G. Teknik Analisis Data Sugiyono (2013:309) mengemukakan secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/trianggulasi. Teknik pengumpulan data tersebut dapat dilihat pada gambar 5. 49

64 Gambar 5. Macam-macam teknik pengumpulan data 1. Observasi Observasi yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif pasif, dimana peneliti datang di tempat kegiatan, namun tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 2. Wawancara Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data awal terkait permasalah atau variabel yang harus diteliti. 3. Dokumetasi Teknik dokumentasi merupakan pengambilan data atau catatan peristiwa yang sudah berlalu. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan UKK. 4. Trianggulasi Teknik pengumpulan data dengan menggunakan trianggulasi merupan teknik pengumpulan data yang dilakukan sambil menguji kredibilitas data. 50

65 H. Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian ini, menggunakan uji kredibilitas. Dalam melakukan pengujian kredibilitas peneliti menggunakan triangulasi. Wiliam Wiersma (Sugiyono 2013: 372) mengemukakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk mengumpulkan data yang yang berbeda dengan menggunakan teknik yang sama. Adapu data tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Teknik pengumpulan data menggunakan menggunakan trianggulasi sumber. No Data Sumber data Teknik 1 Lembar jawaban Siswa Dokumentasi 2 Rekap Nilai Guru Dokumentasi 4 Data sekolah adminstrasi dokumentasi 51

66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN SD Negeri Pujokusuman 1 merupakan salah satu SD Negeri yang terdapat di Kecamatan Mergangsan, Kabupaten Yogyakarta. SD ini terletak di jalan Kolonel Sugiyono 9, Desa Keparakan, Kecamatan Mergangsan, Kabupaten Yogyakarta. Lokasinya sangat strategis karena berada di tengah perkotaan dan berdekatan dengan jalan raya, selter trans jogja, serta rumah penduduk. Dilihat dari tinjauan edukatif, SD Pujokusuman 1 selain berdekatan dengan rumah penduduk dan jalan raya juga memiliki lingkungan sekolah yang kondusif dalam pelaksanaan pembelajaran. Siswa juga memiliki prestasi yang baik dalam akademik maupun non akademik. Dalam mendukung prestasi akademik siswa baik secara akademik maupun non akadeemik dan kelancaran proses pembelajaran, SD Negeri Pujokusuman 1 memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai, yaitu memiliki 25 ruang kelas, yang terdiri dari kelas I sampai dengan kelas VI. Dan yang digunakan dalam penelitian adalah kelas V. kelas V sendiri terdiri 4 kelas karena jumlah siswa yang cukup banyak, yaitu 110 siswa, sehingga kelas dibuat paralel, yaitu kelas Va,Vb,Vc, dan Vd. Selain itu, juga terdapat aula, lab komputer, lab IPA, lab multimedia, mushoallah, ruang keterampilan membatik, ruang perpustakaan, ruang UKS (putra dan putri), dan dll. Kelengkapan fasilitas tersebut tentu saja memberikan kemudahan baik kepada siswa dalam belajar maupun guru atau staf 52

67 sekolah dalam mempersiapkan berbagai hal terkait dengan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah tersebut. Selain fasilitas diatas, SD Negeri Pujokusuman 1 juga dilengkapi dengan akses internet dan sisi TV yang dipasang di ruang kelas dan lingkungan sekolah. Dengan adanya sisi TV tersebut kepala sekolah dapat memantau secara langsung kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dan keamanan baik siswa, guru, dan lingkungan sekolah. SD Negeri Pujokusuman 1 memiliki 1 kepala sekolah, 27 guru kelas, 14 guru bidang studi yang terbagi dalam beberapa katogori, yaitu guru bimbingan dan konseling, guru olahraga, guru agama, dan 7 tenaga administrasi, 7 tenaga lainnya (petugas perpustakaan, sekuriti, dll). SD ini memiliki 710 siswa, yang terbagi menjadi 6 kelas mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Kelas I terdiri dari 5 kelas, kelas II terdiri dari 4 kelas, kelas III terdiri dari 4 kelas, kelas IV terdiri dari 4 kelas, kelas V terdiri dari 4 kelas dan kelas VI terdiri dari 4 kelas. Siswa yang berada di SD Negeri Pujokusuman 1 berasal dari berbagai kalangan, baik dari kalangan ekonomi menengah bawah sampai kalangan ekonomi menengah keatas. Meskipun demikian, semua siswa dapat belajar dan mendapat hak yang sama sebagai siswa di SD Negeri Pujokusuman 1. Penetapan lokasi penelitian di SD Negeri Pujokusuman 1 dikarenakan SD tersebut menerepkan desain pembelajaran tematik terintegratif atau kurikulum SD Negeri Pujokusuman 1 juga 53

68 memiliki prestasi yang cukup tinggi dan dijadikan sebagai SD percontohan. B. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada bulan juni, menghasilkan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi tentang hasil UKK siswa kelas V. Dalam pelaksanaan ujian kenaikan kelas (UKK), guru menggunakan tes tertulis, yang terdiri dari soal pilihan ganda dan essay, dimana setiap mata pelajaran dan kompetensi dasar (KD) terdiri atas beberapa soal. Ketercapaian kompetensi dasar (KD) dapat dilihat dengan menganalisis hasil atau lembar jawaban UKK siswa. Penganalisaan ini pada dasarnya dilakukan untuk melihat apakah kompetensi dasar dapat tercapai dengan cara melihat hasil jawaban soal dalam UK, kemudian dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditentukan baik oleh pihak sekolah maupun guru sendiri. Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis, maka data dikelompokkan berdasarkan sub tema. Kemudian, data kembali dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu pilihan ganda dan essay. Selanjutnya dilakukan perhitungan kembali berdasarkan tema, sehingga dapat menghasilkan perbandingan ketercapaian KD dalam tema maupun sub-tema. Pengelompokan-pengelompokan diatas dilakukan agar peniliti dapat secara fokus menganalisa hasil UKK siswa kelas V. 54

69 Jumlah keseluruhan soal yang terdapat dalam beberapa tema yang digunakan dalam UKK kelas V yaitu, 280 soal terbagi atas 112 soal pilihan ganda dan 168 soal essai,. Untuk jumlah soal yang terdapat dalam tema yaitu kisaran 65 sampai dengan 75. Jumlah soal tersebut kemudian dibagi kembali kedalam beberapa sub tema dalam beberapa tema. Untuk tema 6 terdiri dari 70 soal, diantaranya 40 soal untuk sub-tema 1 dan 2 yang kemudian terbagi dalam 19 soal untuk pilihan ganda, dan 21 soal untuk essai. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan kompetensi dasar tema 6 sub tema 1 dan 2, semua indikator dalam mata pelajaran belum tuntas. Adapun presentase dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 6 Sub-Tema 1 & 2. Tema : 6 Subtema : 1-2 Mata pelajaran/kd S ST SBT Ketuntasan KD % PPKn/ % Bahasa Indonesia/ % Matematika/ % IPA/ % IPA/ % IPS/ % SBdp/ % Keterangan. S ST : Jumlah soal dalam satu kompetensi dasar : jumlah soal yang mampu di jawab dan masuk dalam kategori tuntas SBT : jumlah soal yang mampu di jawab dan tidak masuk dalam kategori tuntas % : persentase ketuntasan KD 55

70 Soal yang terdapat dalam sub-tema 3 sebanyak 30 soal, terdiri atas 12 soal pilihan ganda dan 18 soal essai. Adapun hasil analisis lembar jawaban UKK tema 6 sub-tema 3 dapat dilihat pada gambar table di bawah ini. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar yang telah tuntas adalah PKn/3.6 dan matematika/3.3 dengan presentase ketuntasan 100% dan 80%. Sedangkan kompetensi dasar yang belum tuntas adalah Bahasa Indonesia/3.2, Ipa/3.7, IPS/3.3, dan SBdp/3.5 dengan presentase berturut-turut 50%, 67%,40% dan 60%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 6 Sub-Tema 3. Tema : 6 Subtema : 3 Mata pelajaran/kd S ST SBT Ketuntasan KD % PKn/ % Bahasa Indonesia/ % Matematika/ % IPA/ % IPS/ % SBdp/ % Keterangan. S ST : Jumlah soal dalam satu kompetensi dasar : jumlah soal yang mampu di jawab dan masuk dalam kategori tuntas SBT : jumlah soal yang mampu di jawab dan tidak masuk dalam kategori tuntas % : persentase ketuntasan KD 56

71 UKK tema 7 yang dilaksanakan pada hari, terdapat 75 soal diantaranya 40 soal yang terdapat dalam sub-tema 1 dan 2 yang terdiri atas 16 soal pilihan ganda dan 14 soal essai. Dari hasil analisis diketahui bahwa kompetensi dasar yang tuntas adalah IPA/3.5 dengan presentase 89%. Sedangkan kompetensi dasar yang belum tuntas terdiri dari PKn/3.5, Bahasa Indonesia/3.5, Matematika/3.3, IPS/3.2, dan SBdp/3.5 dengan presentase dapat dilihat pada tabel 9. Table 9. Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 7 Sub-Tema 1 & 2. Tema : 7 Subtema : 1-2 Mata pelajaran/kd S ST SBT Ketuntasan KD % PKn/ % Bahasa Indonesia/ % Matematika/ % IPA/ % IPS/ % SBdp/ % Keterangan. S ST : Jumlah soal dalam satu kompetensi dasar : jumlah soal yang mampu di jawab dan masuk dalam kategori tuntas SBT : jumlah soal yang mampu di jawab dan tidak masuk dalam kategori tuntas % : persentase ketuntasan KD Soal yang terdapat dalam sub-tema 3 terdiri atas 35 soal yang kemudian terbagi atas 11 soal pilihan ganda dan 24 soal essai. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa semua kompetensi dasar dalam tema 7 sub tema 3 telah tuntas. Kriteria ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada tabel

72 Tabel 10. Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 7 Sub-Tema 3. Tema : 7 Subtema : 3 Mata pelajaran/kd S ST SBT Ketuntasan KD % PPKn/ % Bahasa Indonesia/ % Matematika/ % IPA/ % IPS/ % SBdp/ % Keterangan. S ST : Jumlah soal dalam satu kompetensi dasar : jumlah soal yang mampu di jawab dan masuk dalam kategori tuntas SBT : jumlah soal yang mampu di jawab dan tidak masuk dalam kategori tuntas % : persentase ketuntasan KD UKK tema 8 yang dilaksanakan pada hari, terdapat 70 soal diantaranya 40 soal yang terdapat pada sub-tema 1 dan 2 yang terdiri dari 13 soal pilihan ganda dan 27 soal essai. Dari hasil analisis diperolah kompetensi dasar yang tuntas yaitu PKn/3.3 dengan presentase 78%. Sedangkan kompetensi dasar belum mencapai kriteria ketuntasan adalah Bahasa Indonesia/3.1, Matematika/3.7, IPA/3.6, IPS/3.4, SBdp/3.2 dengan presentase dapat dilihat pada tabel 11. Table 11. Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 8 Sub-Tema 1 & 2. Tema : 8 Subtema : 1-2 Mata pelajaran/kd S ST SBT Ketuntasan KD % PKn/ % Bahasa Indonesia/ % Matematika/ % IPA/ % IPS/ % 58

73 SBdp/ % Keterangan. S : Jumlah soal dalam satu kompetensi dasar ST : jumlah soal yang mampu di jawab dan masuk dalam kategori tuntas SBT : jumlah soal yang mampu di jawab dan tidak masuk dalam kategori tuntas % : persentase ketuntasan KD Soal yang terdapat dalam sub-tema 3 terdapat 30 soal, yang terdiri atas 11 soal pilihan ganda dan 19 soal essai. Hasil analisis lembar jawaban UKK tema 8 sub tema 3 dapat diketahui bahwa kompetensi dasar yang tuntas adalah PKn/3.3 dengan presentase 80%. Sedangkan kompetensi dasar yang belum mencapai kriteria ketuntasan adalah Bahasa Indonesia/3.1, Matematika/3.1, IPA/3.6, IPS/3.4, dan SBdp/3.1. Presentase dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 8 Sub- Tema 3. Tema : 8 Subtema : 3 Mata pelajaran/kd S ST SBT Ketuntasan KD % PKn/ % Bahasa Indonesia/ % Matematika/ % IPA/ % IPS/ % SBdp/ % Keterangan. S ST : Jumlah soal dalam satu kompetensi dasar : jumlah soal yang mampu di jawab dan masuk dalam kategori tuntas SBT : jumlah soal yang mampu di jawab dan tidak masuk dalam kategori tuntas % : persentase ketuntasan KD 59

74 UKK tema 9 yang dilaksanakan pada hari,terdapat 75 soal, yang terdiri atas 35 soal yang terdapat dalam sub-tema 1 dan 2 yang kemudian terbagi atas 19 soal pilihan ganda dan 16 soal essai. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar yang belum mencapai ketuntasan adalah Matematika/3.8 dengan presentase 57%. Sedangkan kompetensi dasar yang lainnya telah tuntas dengan presentase dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 9 Sub-Tema 1 & 2. Tema : 9 Subtema : 1-2 Mata pelajaran/kd S ST SBT Ketuntasan KD % PKn/ % Bahasa Indonesia/ % IPA/ % IPS/ % Matematika/ % SBdp/ % Keterangan. S ST : Jumlah soal dalam satu kompetensi dasar : jumlah soal yang mampu di jawab dan masuk dalam kategori tuntas SBT : jumlah soal yang mampu di jawab dan tidak masuk dalam kategori tuntas % : persentase ketuntasan KD Soal yang terdapat dalam sub-tema sebanyak 30 soal, terdiri dari 11 soal pilihan ganda dan 19 soal essai. Berdasarkan hasil analisis semua kompetensi dasar pada tema 9 sub tema 3 telah mencaapai kriteria ketuntasan. Presentase dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada tabel

75 Tabel 14. Hasil Analisis Lembar Jawaban UKK Siswa Kelas Vb Tema 9 Sub-Tema 3. Tema : 9 Subtema : 3 Mata pelajaran/kd S ST SBT Ketuntasan KD % PPKn/ % Bahasa Indonesia/ % IPA/ % Matematika/ % IPS/ % SBdp/ % Keterangan. S ST : Jumlah soal dalam satu kompetensi dasar : jumlah soal yang mampu di jawab dan masuk dalam kategori tuntas SBT : jumlah soal yang mampu di jawab dan tidak masuk dalam kategori tuntas % : persentase ketuntasan KD Berdasarkan hasil analisis lembar jawaban UKK siswa yang telah dilakukan peneliti yang terdapat dalam tema baik sub-tema 1 dan 2 maupun sub-tema 3, dapat dituliskan bahwa kompetensi dasar yang terdapat dalam UKK siswa kelas Vb sebanyak 49 kompetensi. C. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan kompetensi dasar kelas Soal yang terdapat dalam sub-tema 3 terdiri atas 35 soal yang kemudian terbagi atas 11 soal pilihan ganda dan 24 soal essai. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa semua kompetensi dasar dalam tema 7 sub tema 3 telah tuntas. Kriteria ketuntasan dari setiap kompetensi dasar dapat dilihat pada tabel 10. Berdasarkan hasil analisis lembar jawaban UKK semeseter 2 kelas Vb SDN Pujokusuman 1 Yogyakarta tergolong kategori cukup. 61

76 Pengkategorian tersebut diperoleh dari perbandingan hasil perhitungan data ketercapaian kompetensi dasar dengan tabel 2 rentang kriteria tanpa pertimbangan (Suharsimi Aikunto, 2014:35). Hal ini dibuktikan dari 49 komptensi dasar yang dicari ketuntasannya diperoleh 22 kompetensi dasar dengan presentease ketercapaian sebesar 45% yang mencapai ketuntasan. Sedangkan jumlah kompetensi dasar yang tidak mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 27 kompetensi dasar dengan presentase 55%. Ketidaktuntasan kompetensi dasar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar. Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti tidak meneliti tentang kesulitan belajar siswa. Ketidaktuntasan kompetensi dasar dalam pembelajaran bukan menjadi hambatan bagi siswa untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, dikarenakan dalam kurikulum 2013 sistem penilaian mencakup tiga ranah yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian rendahnya aspek kognitif siswa dapat tertutupi oleh aspek lain. Namun demikian, siswa tetap diberikan kesempatan untuk mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan melalui remedial. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa kurikulum 2013 memiliki kelebihan sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan, karena kurikulum 2013 tidak hanya menilai kemampuan kognitif siswa melainkan berbagai aspek yang terkait dengan proses pembelajaran dinilai, sehingga memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang ditentukan. 62

77 Kurikulum 2013 juga menerapkan pembelajaran berbasis tematik, dengan cara pengintegrasian beberapa mata pelajaran yang berbeda dalam bentuk tema. Tema yang digunakan dalam kurikulum 2013 sangat dekat dengan lingkungan siswa. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kurikulum 2013 sangat bagus diterapkan di sekolah dasar. D. KETERBATASAN PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan yang dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut antara lain: 1. Dalam penelitian ini, hanya meneliti satu aspek yang memungkinkan siswa untuk naik kelas yaitu nilai UKK. 2. Waktu yang dibutuhkan dalam pengumpulan data relatif lama. 3. Dalam penelitian ini, hanya berpatokan pada dokumentasi lembar jawaban UKK siswa. 4. Tidak lengkapnya dokumentasi terkait variabel yang diteliti. 63

78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat ketuntasan kompetensi dasar kelas Vb semester 2 SDN Pujokusuman 1 Yogyakarta tergolong kategori cukup. Hal ini dibuktikan dari 49 komptensi dasar yang dicari ketuntasannya diperoleh 22 kompetensi dasar dengan presentease ketercapaian sebesar 45% yang mencapai ketuntasan. Sedangkan jumlah kompetensi dasar yang tidak mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 27 kompetensi dasar dengan presentase 55%. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut. 1. Bagi sekolah a. Sekolah sebaiknya menyediakan waktu sehingga siswa dapat melakukan remedial. b. Sekolah sebaiknya memberikan pelatihan kepada guru tentang kurikulum Bagi Guru a. Guru sebaiknya memberikan bantuan kepada siswa dengan cara memberikan waktu dan kesempatan untuk mencapai kriteria yang ditentukan (program remedial) 64

79 3. Bagi siswa Siswa yang belum mampu mencapai kriteria yang ditentukan sebaiknya lebih giat belajar. 65

80 DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid, (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu, Cetakan ke-2, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Abdul Majid, (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Cetakan ke-1, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Andi Prastowo, (2013), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Cetakan ke-1, Jogjakarta: Diva Press. Asep Jihad., & Abdul Haris, (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. B Suryosubroto, (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Cetakan ke-2, Jakarta: P.T Rineka Cipta. H. Abin Syamsuddin Makmun, (2005), Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Cetakan ke-8, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Martiyono, (2012), Perencanaan Pembelajaran: Suatu Pendekatan Praktis Berdasarkan KTSP Termasuk Model Tematik, Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Muhibbin Syah, (2013), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cetakan ke-18, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Mulyono Aburrahman, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Cetakan ke-2, Jakarta: P.T Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto., & Safruddin Adbul Jabar, (2014). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Cetaka ke-2, Jakarta: P.T Bumi Aksara. Sukardi, (2012), Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya, Cetakan ke-11, Jakarta: P.T Bumi Aksara. Trianto, (2011), Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI, Cetakan ke-1, Jakarta: Kencana. Zainal Arifin, (2012). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, Cetakan ke-2, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Zainal Arifin, (2014). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Cetakan ke-6, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. 66

81 LAMPIRAN 67

82 Lampiran 1 JADWAL UKK SD N PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA No Hari/Tanggal Waktu 1 Tema 6 Selasa, 9 Juni 2015 Sub tema 1 dan WIB 2 Tema 6 Selasa, 9 Juni 2015 Sub tema WIB 3 Tema 7 Rabu, 10 Juni 2015 Sub tema 1 dan WIB 4 Tema 7 Rabu, 10 Juni 2015 Sub tema WIB 5 Tema 8 Kamis, 11 Juni 2015 Sub tema 1 dan WIB 6 Tema 8 Kamis, 11 Juni 2015 Sub tema WIB 7 Tema 9 Jumat, 12 Juni 2015 Sub tema 1 dan WIB 8 Tema 9 Jumat, 12 Juni 2015 Sub tema WIB 68

83 Lampiran 2 ULANGAN KENAIKAN KELAS ( UKK ) SD N PUJOKUSUMAN 1 UPT PENGELOLA TK/ SD WIL YOGYAKAARTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014 /2015 Tema : 6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan Subtema : 1. Tubuh Manusia 2. Organ Tubuh Manusia dan Hewan Kelas / Semester : V /2 Hari / tanggal : Selasa, 9 Juni 2015 PPKn Seseorang yang memiliki unsur jasmani, rohani, fisik, dan psikis adalah sebagai. a. Makhluk individu b. Makhluk sosial c. Sekelompok manusia d. Masyarakat 2. Masalah sosial yang menyebabkan kemiskinan, kecuali. a. Malas bekerja b. Rendahnya pendidikan c. Teknologi yang semakin maju 3. Bentuk kerjasama yang sering dilakukan di pedesaan adalah. a. Membantu orang hajatan b. Membantu adik mengerjakan pr c. Membantu pengaspalan jalan d. Membantu membersihkan rumah 4. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat perkotaan adalah. a. Petani b. Peternak c. Buruh d. Pedagang 5. Berikut ini yang termasuk kebutuhan nonfisik adalah. a. Rasa nyaman b. Lapangan olahraga c. Puskesmas d. Taman 69

84 6. apa yang dimaksud dengan fenotip dan genotip! 7. sebutkan 3 alasan manusia dikatakan sebagai mahluk sosial! Bahasa Indonesia 3.2 Tubuh manusia dapat berdiri tegak karena ada bagian tubuh yang menegakkannya. Bagian tubuh tersebut adalah tulang. Tulang adalah bagian tubuh yang paling keras. Tulang terdiri dari sel-sel hidup, mineral dan sejenis protein. Mineral penyusun tulang adalah kalsium dan fosfat. Kedua mineral ini menyebabkan tulang menjadi keras. Tulang mengandung sejenis proten yang disebut kolagen. Kolagen adalah zat yang menyebabkan tulang mempunyai sifat agak lentur. Seluruh tubuh disokong oleh tulang. Tubuh manusia tersusun atas beberapa tulang yang saling berhubungan. Tulang pada tubuh kita berjumlah 206 ruang tulang. Ratusan tulang yang saling berhubungan tersebut dinamakan rangka. Fungsi rangka pada tubuh manusia adalah pertama, menegakkan tubuh, kedua memberi bentuk tubuh, ketiga membantu tubuh kita agar bias bergerak, keempat melindungi organ yang ada di dalam tubuh, dan kelima membentuk sel darah. 8. Apa kegunaan kalsium dan fosfat? 9. Apa yang dimaksud dengan kolagen? 10. Apakah rangka itu? 11. Sebutkan apa saja fungsi rangka? 12. Apa yang terjadi jika tubuh kita tidak memiliki rangka? 13. Ide pokok dari paragraph pertama pada bacaan di atas adalah. a. Fungsi rangka manusia b. Jenis-jenis tulang pada manusia c. Mineral penyusun tulang pada manusia d. Organ tubuh manusia 14. Legenda yang bercerita mengenai tokoh-tokoh tertentu oleh yang empunya cerita benar-benar masih dianggap kebenarannya sampai sekarang adalah. a. Legenda keagamaan b. Legenda perseorangan c. Legenda alam gaib d. Legenda setempat 70

85 15. Untuk mempermudah dalam menentukan postur tubuh sebuah tokoh yang perlu diperhatikan adalah. a. Ekspresi wajah b. Proporsi c. Freme d. Style 16. Cerita legenda Maling Kundang bertema tentang. a. Moral b. Pendidikan c. Ekonomi d. Pahlawan Matematika KD Keluarga Danur berwisara ke kota Malang dengan mengendarai mobil. Mereka berangkat pukul 08.40, di perjalanan mereka istirahat selama 25 menit dan tiba di Malang pukul Berapakah kecepatan rata-rata mobil itu jika jarak yang ditempuh 250 km? 18. Eno mengendarai sepeda motor selama 2 jam. Jarak yang ditempuh 86 km. berapakah kecepatan rata-rata sepeda motor Edo? Matematika rim lembar =. Lembar gros + 60 buah =. Lembar 21. Dam seminggu Pak Toni berhasil menjual 24 lusin buku tulis. 24 gros kapur tulis, dan 288 buah pensil. Berapa gros jumlah barang yang terjual dalam seminggu? Ilmu Pengetahuan Alam Di bawah ini adalah organ pencernaan pada manusia yang terdapat di bagian mulut, kecuali. a. Gigi b. Kerongkongan c. Lidah d. Kelenjar ludah 23. Organ tubuh ikan pada pankreas berfungsi sebagai. a. Untuk menyeleksi makanan yang masuk b. Mensekresikan bahan empedu yang berperan dalam proses pencernaan c. Tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan d. Penampung dan pencerna makanan 71

86 24. Di bawah ini yang tidak termasuk ciri-ciri hewan reptil. a. Bertulang belakang b. Seluruh tubuh bersisik c. Berkembang biak dengan beranak d. Berdarah dingin 25. Sebutkan dan jelaskan 3 penyakit yang sering menyerang alat pencernaan. 26. Jelaskan proses kimiawi dan mekanis pada alat pencernaan manusia. Ilmu Pengetahuan Alam Melindungi alat-alat tubuh yang penting seperti paru-paru, jantung merupakan. a. Fungsi rangka b. Bentuk tulang rangka c. Rangka kepala d. Organ pernafasan 28. Tulang selangka adalah yang menyusun. a. Tengkorak b. Bahu c. Panggul d. Lengan 29. Sebutkan 3 bentuk-bentuk tulang rangka manusia dan beri contoh masing-masing 3! 30. Sebutkan 5 macam rangka anggota gerak! IPS Di bawah adalah perkembangan alat komunikasi dari waktu ke waktu. a. Bunyi kentongan, menulis surat di atas daun, telegram, telepon b. Dokar, kereta uap, mobil, pesawat c. Barter, kulit, uang emas, uang kartal, uang giral d. Semua benar 32. Faktor yang mempengaruhi perubahan aktivitas manusia adalah. a. Teknologi yang berkembang b. Ada banyak tradisi dan budaya c. Karakteristik daerah yang berbeda-beda d. Sumber daya manusia yang terbatas 72

87 33. Kegiatan produktif yang menggunakan lahan sebagai faktor produksi utamanya adanya. a. Indistri b. Ekstrsktif c. Perdangan d. Agraris 34. Sebutkan dan jelaskan 3 pedangan menurut tempat usahanya. 35. Gambar dan sebutkan piramida kebutuhan manusia. SBdp Panduan suara dengan menggunakan satu suara disebut. a. Vertikal b. Unisono c. Partitur d. Harmon 37. Burung kaktua adalah lagu daerah yang berasal dari. a. Jakarta b. Sulawesi utara c. Maluku d. Sumatra 38. Sebutkan 5 unsur-unsur yang membentuk sebuah lagu! 39. Sebutkan 3 judul lagu daerah dan asal daerahnya masing-masing! 40. Sebutkan 4 ciri-ciri lagu daerah! 73

88 Lampiran 3 ULANGAN KENAIKAN KELAS ( UKK ) SD N PUJOKUSUMAN 1 UPT PENGELOLA TK/ SD WIL YOGYAKAARTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014 /2015 Tema : 6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan Subtema : 3. Cara hidup manusia, Hewan, dan Manusia Kelas / Semester : V /2 Hari / tanggal : Selasa, 9 Juni 2015 PPKn KD Kebutuhan dapat terjadi jika kebutuhan utama sudah terpenuhi adalah pengertian dari. a. Kebutuhan primer b. Kebutuhan sekunder c. Kebutuhan tersier d. Kebutuhan tambahan 2. Contoh kebutuhan jasmani adalah. a. Makanan, kesenian b. Olahraga, rekreasi c. Pakaian, kesenian d. Makanan, olahraga 3. Mata pencaharian di daerah dataran tinggi adalah. a. Perikanan b. Perkebunan c. Pengrajin d. Pedagang 4. Sebutkan 2 perilaku industry yang tidak memperhatikan keselarasan lingkungan! 5. Sebutkan 3 sikap yang penting dilakukan dalam pergaulan sehari-hari dan berikan contoh masing-masing! Bahasa Indonesia KD ) sawah dan lading seperti hangus ditimpa terik matahari 2) sumur pun banyak yang sudah tak berair lagi 3) sungai yang mengalir di tengah desa kering kerontan 4) musim kemarau panjang merupakan bencana bagi darah kami Susun kalimat di atas agar menjadi kalimat yang runtun. 74

89 a b c d Suatu ketika, pedagang tamak lewat di depan rumah seorang nenek dan cucunya. cucuku ingin peralatan makan baru, maukah kau menukar peralatanmu dengan mangkuk tua ini? kata si nenek. Pedangang tamak memperhatikan mangkuk itu. Ternyata, mangkuk itu terbuat dari emas dan si nenek tidak mengetahuainya. Muncul niat jelek di benaknya. Ia ingin mendapatkan mengkuk itu dengan harga yang murah. 7. Kalimat utama pada bacaan di atas adalah. a. Suatu ketika, pedangan tamak lewat di depan rumah seorang nenek dan cucunya b. Muncul niat jelek di benaknya c. Ia ingin mendapatkan mangkuk itu dengan harga murah d. Ternyata, mangkuk itu terbuat dari emas dan si nenek tidak mengetahuinya 8. Ceritakan gambar di bawah ini secara runtun dalam satu pragraf 9. Manusia purba memenuhi kebutuhan makananya dengan cara berburu dan mengambil bahan makanan (sayur, umbi-umbian, dan buah) yang tersedia di alam. Dalam perkembangannya, manusia mengenal cara bercocok tanam dan beternak. Manusia modern mengenal kegiatan perikanan, perdagangan, dan perindustrian. Hasil perikanan dapat dipasarkan sehingga manusia memperoleh uang. Uang itu kemudian dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhannya. Tuliskan kesimpulanmu berdasarkan bacaan di atas 75

90 Matematika Hitunglah volume balok dengan cara menghitung kubus satuannya! 11. hitunglah volume kubus satuannya 12. Hitunglah luas permukaan prisma di bawah ini! 6 cm 5 cm 8 cm 4 cm 13. Hitunglah luas bangun di bawah ini

91 a. Berapakah luas kaca yang diperlukan untuk membuat dua akuarium tersebut? b. Berapakah volume air yang dapat ditambang dalam akuarium B? Ilmu Pengetahuan Alam Yang bukan merupakan gangguan penyakit yang disebabkan oleh alat pernapasan, kecuali. a. Bronkitis b. Polip c. Influensa d. Tipus 16. Menyempitnya saluran pernafasan dapat terjaddi karena beberapa hal yaitu. a. Udara yang tercemar oleh asap b. Udara yang terlalu dingin c. Stress dan tekanan emosi d. Menghindari dari perokok pasif 17. Apabila diafragma dalam keadaan datar, maka rongga dada membesar sehingga. a. Udara luar akan masuk ke paru-paru b. Udara keluar dari paru-paru c. Udara dalam paru-paru akan tetap diam d. Udara paru-paru keluar masuk 18. Paru-paru kiri ada dua lobus dan paru-paru kana nada. a. 1 lobus b. 2 lobus c. 3 lobus d. 4 lobus 19. Ceritakan tanaman di bawah ini bagaimana cara memperoleh makanannya! 20. Sebutkan 4 cara memelihara hewan agar kendisi hewan tetap sehat! IPS KD Sebutkan 2 jenis usaha industry menurut klasifikasi usahanya, sesuai SK mentri no 19/M/1/

92 22. Sebutkan industri berdasarkan jumlah tenaga kerjanya. a. Industri rumah tangga :. Orang b. Industri kecil :. Orang c. Industri sedang :. Orang d. Industri besar :. Orang 23. Sebutkan 3 usaha pelestarian lingkungan hidup? 24. Sebutkan 3 perilaku yang dapat merusak lingkungan? 25. Apa yang dimaksudkan dengan industri? SBDP KD Gambar di atas adalah anyaman dari janur yang biasa digunakan di bali untuk. a. Upacara adat b. Upacara bendera c. Agar meriah d. Terlalu banyak janur 27. Nama kerajinan gambar di atas adalah. a. Rumah b. Joglo c. Balai d. Gasebo 28. Kerajinan adalah benda-benda hasil karya seni yang disebut. a. Seni rupa b. Seni kriya c. Seni lukis d. Seni tari 29. Contoh kerajinan di daerah jawa tengah. 30. Sebutkan bagian-bagian pada pohon kelapa dan manfaatnya, minimal 5! 78

93 Lampiran 4 ULANGAN KENAIKAN KELAS ( UKK ) SD N PUJOKUSUMAN 1 UPT PENGELOLA TK/ SD WIL YOGYAKAARTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014 /2015 Tema : 7. Sejarah Peradaban Indonesia Sub Tema : 1 2 Kelas / Semester : V (lima )/II( dua ) Hari /tanggal : I.Kerjakan soal soal di bawah ini dengan benar! PPKN: Raden Patah membiarkan pemeluk agama Hindu dan Budha untuk menjalankan ibadahnya karena.... a. Rasa toleransi dan rasa persatuan b. Rasa iba terhadap pemeluk agama Hindu-Budha c. Mayoritas penduduk Demak beragama Hindu-Budha d. Agama Hindu-Budha berkembang lebih dulu sebelum Islam 2. Tradisi peninggalan sejarah yang masih dilestarikan adalah.... a. Upacara sekaten b. Perayaan ulang tahun c. Perayaan hari besar Nasional d. Upacara resepsi perkawinan 3. Sultan Hasanudin dari Makasar melawan VOC Belanda karena.... a. Tidak suka dengan Belanda b. Belanda ingin menjajah Indonesia c. Belanda ingin memonopoli perdagangan d. Belanda sangat kejam terhadap Bangsa Indonesia 4. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil mempertahankan Kerajaan Banten dari Belanda dan menjadikan pusat.... a. Perdagangan dan pendidikan b. Perdagangan dan pengembangan Agama Islam c. Pemerintahan kerajaan dan pengembangan Agama Islam d. Pendidikan Agama Islam dan pengembangan kekuasaan 5. Dua kerajaan Islam yang menyatakan ikrar untuk bersatu adalah kerajaan Sultan Hasanudin dijuluki ayam jantan dari timur karena Tuliskan dua nilai yang dapat kamu ambil dari kisah Raden Patah! 79

94 Bahasa Inndonesia : 3.5. Simaklah bacaan di bawah ini! Sultan Hamengkubuwono I Sultan Hamengkubuwono I lahir pada th 1717 adik dari Susuhunan Mataram II Surakarta dengan nama Raden Sujono. Beliau wafat pada tanggal 24 Maret 1792.Sebelum naik tahta,beliau dikenal sebagai Pangeran Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi sebelum naik tahta di Yogyakarta, berselisih dengan Susuhunan Mataram II Surakarta yang didukung oleh VOC.Beliau dibantu oleh saudaranya Raden Mas Said.Pangeran Mangkubumi ahli siasat perang yang ulung. Hal itu dibuktikan dengan kemenangan di Grobogan, Demak. 8. Isi paragraf pertama adalah.... a. Pengeran Mangkubumi sebelum naik tahta bernama Raden Mas Sujono b. Pangeran Mangkubumi lahir pada tahun 1717 di Surakarta c. Pangeran Mangkubumi saudara Susuhunan II d. Pangeran Mangkubumi wafat tahun Pangeran Mangkubumi dalam melawan Belanda dibantu oleh.... a. Raden Mas Sujono b. Raden Massait c. Susuhunan II surakarta d. Sultan Hamengkubuwono 10. Pangeran Mangkubumi ahli siatat perang.kalimat yang sama artinya dengan kalimat di samping adalah.... a. Belanda ingin menguasai perdagangan di Indonesia b. Sunan Kalijaga menggunakan tatal untuk membuat tiang masjid Agung Demak c. Sultan Hasanudin menggunakan senjata pedang untuk melawan VOC Belanda d. Pangeran Diponegoro mengguanan tak-tik perang gerelya dalam melawan Belanda 11. Pangeran Mangkubumi ahli siasat perang dibuktikan dengan Kata ulung dalam bacaan di atas sama dengan Sebutkan tokoh- tokoh dalam bacaan di atas! 80

95 Di sunda Kelapa,Fatahilah berhasil mengalahkan Portugis, kemudian menggati nama menjadi Jayakarta. Ketika Belanda berkuasa Jayakarta diganti menjadi Batavia,dan Jepang mengganti nama Jakarta. 14. Tuliskan empat nama Jakarta! 15. Matematika : Tentukan jenis sudut! I P A : Di bawah ini yang bukan merupakan ciri- ciri magnit adalah.... a. Magnit mempunyai dua kutup b. Magnit dapat menarik benda-benda dari besi c. Kutupsenama tarik menarik, kutup tidak senama tolak menolak d. Kutup senama tarik menarik, kutup tidak senama tolak menolak 21. Jika magnit dipotong menjadi dua, maka

96 a. Kedua magnit masing-masing mempunyai dua kutup b. Kedua magnit akan kehilangan sifat kemagnitannya c. Masing-masing magnit akan mempunyai satu kutup d. Masing-masing magnit tidak mempunyai kutup magnit Dari gambar di atas yang dapat ditarik magnit adalah nomor.... a. 1, 2, 3 b. 2, 3, 4 c. 2, 3, 5 d. 1, 4, Bagian yang paling besar gaya magnitnya adalah nomor Papan catur menggunakan magnit dengan tujuan Benda yang dapat ditarik magnit disebut Benda yang tidak dapat ditarik magnit disebut Sebutkan 5 benda yang termasuk para makniris! 28. Sebutkan 5 benda yang menggunakan gaya magnit I P S: Pada masa penjajahan, kehidupan ekonomi,sosial budaya rakyat Indonesia adalah.... a. Kebudayaan berkembang dengan baik b. Harkat dan martabat dijunjung tinggi c. Kebudayaan berkenbang bersama masuknya budaya barat d. Rakyat menderita serta terjadi diskriminasi terhadap permpuan 30. Di bawah ini adalah akibat adanya tanam paksa kecuali.... a. Tanaman ditentukan oleh Belanda, sehingga rakyat kekurangan pangan b. Rakyat harus membayar pajak dan mengganti rugi tanaman c. Belanda membeli hasil tanaman rakyat d. Rakyat sengsra dan kelaparan 31. Di bawah ini yang bukan faktor internal yang memicu tumbuhnya rasa 82

97 SBdP kebangsaan adalah.... a. Penderitaan yang cukup lama b. Mengingat kejayaan masa lalu c. Pengaruh revolusi India dan Cina d. Ingin bebas dari kesengsaraan dan penderitaan 32. Salah satu dari organeasi politik pada masa pergerakan adalah Yang mewariskan suluk dan tembang gingga sekarang adalah Sebutkan lima peninggalan Agama Islam! 35. Di bawah ini merupakan daerah penghasil ukiran kayu, kecuali.... a. Jepara b. Cirebon c. Kalimantan d. Kota Gede 36. Kerajinan yang menggunakan tehnik cor, tempa, dan toreh adalah.... a. Ukir kayu b. Seni batik c. Ukir logam d. Sablon 37. Kelembit dihasilkan oleh suku.... a. Papua b. Dayak c. Asmat d. Dani 38. Sebutkan 3 motif dasar untuk menghias kelembit 39. Sebutkan macam-macam kerajinan yang ada di masjid Demak 83

98 Lampiran 5 ULANGAN KENAIKAN KELAS ( UKK)SDN. PUJOKUSUMANI YOGYAKARTA UPT PENGELOLA TK/ SD YOGYAKARTA WILAYAH SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 Tema : 7. Sejarah Peradaban Indonesia Sub Tema : 3.Melestarikan Peninggalankerajaan Islam Kelas / Semester : V (lima )/II( dua ) Hari /tanggal : I.Kerjakan soal soal di bawah ini dengan benar! PPKN: Yang dimaksud pahlawan adalah.... a. Orang yang berkorban untuk membela kebenaran b. Orang yang gagah berani dan pantang menyerah c. Orang yang rela berkorban untuk mencapai keinginannnya d. Orang yang pemberani dan pantang menyerah 2. Yang disebut pahlawan tanpa tanda jasa adalah.... a. Seorang dokter, perawat b. Para pejuang kemerdekaan c. Para petani d. Guru 3. Di bawah ini yang merupakan pahlawan Nasional adalah.... a. Teuku Umar, Ki Hajar Dewantoro, Dr. Sutomo b. P. Diponegara, Sultan Agung,Sultan Ageng Tirtayasa c. Ir. Sukarno,Drs. Muhammad Hatta, Ki Hajar Dewantoro d. Sultan Hasanudin, Sultan Agung Hanyokrokusuma,Iskandar Muda 4. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional untuk mengenang jasa Sebutkan 3 cara Pemerintah menghargai jasa Pahlawan 7. Sebutkan 2 sikap pahlawan yang dapat kita petik 84

99 BAHASA INDONESIA:3.5 Simaklah bacaan di bawah ini Peninggalan sejarah merupakan warisan leluhur dan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya.oleh karena itu kelestariannya harus dijaga agar tidak hilang atau rusak.pemerintah dan masyarakat mempunyai kewajiban untuk melestarikan.banyak usaha yang dapat dilakukan, seperti memasukkan ke dalam musium, dan melakukan pemugaran atau perbaikan bangunan bersejarah. Manfaat benda-benda bersejarah bagi kita, antara lain:sebagai obyek penelitian, obyek wisaat, dan sebagai bukti tingginya budaya bngsa. 8. Peninggalan sejarah harus dilestarikan karena... a. Sangat mahal harganya b. Supaya tidak rusak c. Kekayaan nenek moyang d. Warisan leluhur dan kekayaan bangsa 9. Melestarikan peninggalan bersejarah merupakan kewajiban.... a. Rakyat b. Negara c. Pemerintah d. Rakyat dan Pemerintah 10. Kata musium pada bacaan di atas adalh.... a. Tempat menyimpan benda-benda kuno b. Tempat menyimpan benda- benda bernilai tinggi c. Tempat menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah d. Tempat menyimpan benda-benda antik yang bernilai mahal Peninggalan bersejarah bisa berupa benda ada juga yang berbentuk cerita, cerita wayang, tembang moco pat yang berisi tuntunan ajaran Islam 11. Terhadap peninggalan sejarah kita wajib Peninggalan sejarah berupa... dan Sebutkan 3 cara melestarikan benda-benda sejarah! 14. Sebutkab 3 manfaat benda- bemda bersejarah!

100 MATEMATIKA: IPA ; Di bawah ini benda yang menggunakan magnit adalah.... a. Dinamo sepeda, kompas, gunting b. Batu baterai, pesau,akumulator c. Gunting, pisau, dinamo sepeda d. Jarum,Lampu senter 21. Dinamo sepeda mempunyai tegangan.... a. 1,5 sampai 3 b. 4 sampai 6 c. 6 sampai 12 d. 12 sampai Prinsip kerja pada dinamo sepeda adala.... a. Energi kimia berubah menjadi energi listrik b. Energi listrik berubah menjadi energi cahaya c. Energi gerak berubah menjadi energi cahaya d. energi gerak berubah menjadi energi lustrik 23. Papan catur dipasang magnit dengan tujuan Kompas dapat menunjuk arah mata angin karena menggunakan... 86

101 25. Sebutkan 5 peralatan yang menggunakan magnit! 26. Sebutkn 5 benda yang dapat ditarik magnit. IPS; Kerajaan Aceh mendapat julukan Serambi Mekah karena.... a. Mayoritas penduduknya beragama Islam b. Banyak pedagang Arab dan Gujarat di Aceh c. Penduduknya mayoritas Islam dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi ajaran Islam d. Merupan kerajaan Islam yang terkenal dan disegani oleh Belanda 28. Kerajaan Demak mencapai perekonomian yang pesat karena merupakan pusat.... a. Pendidikan Agama Islam di Pulau Jawa b. Perdagangan dan pengembangan agama Islam c. Penyebaran Agama Islam di Indonesia oleh wali 9 d. Perdagangan dan pendidikan di seluruh Indonesia 29. Belanda dapat menguasai Indonesia karena menggunaka politik Bangsa Indonesia mencapai puncak kesengsaraan pada saat Belanda merapkan sistem... dan sistem Sebutkan 3 akibat dari adanya penjajahan di Indonesia! SBdP ; tari dibedakan menjadi 2 yaitu tari.../ dan tari Sebutkan 3 contoh tari berkelompok! 34. Sebutkan 3 tokoh tari kreasi baru! 35. Sebutkan 3 tahapan dalam pertunjukan! 87

102 Lampiran 6 ULANGAN KENAIKAN KELAS ( UKK ) SD N PUJOKUSUMAN 1 UPT PENGELOLA TK/ SD WIL YOGYAKAARTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014 /2015 Tema : 8. Ekosistem Subtema : 1 dan 2 Kelas / Semester : V /2 Hari / tanggal : Kamis, 12 Mei 2015 PPKn Manfaat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat adalah... a. Menimbulkan perselisihan b. Meningkatkan solidaritas c. Meningkatkan rasa perselisihan d. Merusak rasa kekeluargaan 2. Berikut ini contoh sikap toleransi menghadapi perbedaan budaya yaitu... a. Hanya mempelajari budaaya sendiri b. Bersikap tinggi hati terhadap budaya asing c. Menghargai pendapat tanpa memandang budaya yang berbeda d. Mendengarkan teman yang memiliki budaya yang sama dengan kita 3. Bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa Indonesia merupakan... a. Semboyan bangsa b. Dasar negara c. Lambang negara d. Tujuan negara 4. Tari Bedaya berasal dari... a. Jakarta b. Yogyakarta c. Jawa timur d. Bali 5. Gapura Candi Bentar adalah rumah adat dari... a. Jawa Tengah b. Sumaatera Selatan c. Aceh d. Bali 88

103 6. Meskipun berbeda suku, budaya, agama, dan bahasa daerah, kita tetap satu bangsa yaitu Persatuan dalam keragaman sangat penting untuk mencitakan Sebutkan 4 suku yang ada di pulau Jawa! 9. Sebutkan 4 lagu daerah di Indonesia beserta asalnya! Bahasa Indonesia 3.1 Simak bacaan berikut! ( untuk menjawab soal no ) Jenis jenis Ekosistem Pada dasarnya ekosistem yang ada di dunia dibagi dua yaitu ekosistem alami, dan ekosistem buatan. Ekosistem alami terdiri dari ekosistem air dan ekosistem darat. Ekosistem air terdiri atas ekosistem air tawar dan ekosistem air asin. Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.contoh ekosistem buatan misalnya sawah, bendungan,kolam, dan kebun. Ekosistem air tawar meliputi ekosistem danau, kolam, dan sungai.ekosistem air tawar mendapat cukup sinar matahari.tumbuhan yaang paling banyak pada ekosistem ini adalah ganggang.ekosistem air asin terdiri atasekosistem terumbu karang, dan ekosistem laut dalam.berbagai jenis ikan, kerang,koral, beberapa jenis hewan kecil dan tumbuhan alga hidup pada ekosistem ini. Ekosistem darat terdiri dari ekosistem hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun, taiga, dan tundra. Ekosistem ini dibedakan oleh tingkat curah hujan dan iklimnya.jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di dalamnya juga berbeda.tumbuhan dan hewan yang ada pada ekosistem hutan hujan tropis antara lain rotan dan anggrek serta kera,burung, badak, dan harimau.hewan- hewan yang hidup di sabana antara lain berbagai jenis serangga, dan mamalia seperti zebra dan singa. 10. Yang termasuk ekosistem buatan di bawah ini adalah... a. Sawah, kolam dan danau b. Sawah,bendungan,dan kolam c. Bendungan, kolam, dan danau d. Hutan, sawah, dan sungai 11. Kerang, koral,dan berbagai jenis ikan hidup di ekosistem... a. Air tawar b. Danau 89

104 c. Sungai d. Air asin 12. Ekosistem buatan diciptakan manusia untuk Ekosistem darat dibedakan oleh... dan Sebutkan tumbuhan dan hewan yang hidup di ekosistem hutan hujan tropis! 15. Jelaskan ciri- ciri syair! 16. Apa yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi! Matematika KD Sebuah lingkaran berdiameter 28 cm. Keliling lingkaran tersebut adalah...cm. 18. Lingkaran yang memiliki jari jari 21 cm,maka luasnya...cm Luas lingkaran 616 cm 2., maka diameternya...cm 20. Volume balok di atas =...kubus satuan. 21. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 24 cm. Hitunglah volume kubus tersebut! cm 6 cm 5 cm Hitunglah : a. Luas permukaan balok b. Volume balok 90

105 cm 10 cm 30 cm Hitunglah volume bangun di atas! IPA KD Tempat tinggal makhluk hidup disebut... a. Habitat b. Komunitas c. Ekosistem d. Populasi 25. Tempat perlindungan khusus bagi hewan langka disebut... a. Hutan lindung b. Cagar alam c. Suaka marga satwa d. Taman nasional 26. Simbiosis merupakan hubungan... a. Kerja sama antara dua makhluk hidup sejenis b. Khas yang erat antara dua jenis makhluk hidup c. Antara jenis- jenis makhluk hidup tertentu yang menguntungkan d. Kerjasama antara dua makhluk hidup tidak sejenis 27. Gambar rantai makanan 91

106 Pada gambar rantai makanan di atas yang berperan sebagai konsumen tingkat III adalah...dan Pada gambar no 27 di atas, tumbuhan berperan sebagai Hubungan antara bunga anggrek dengan tumbuhan inangnya adalah simbiosis Berikan contoh persaingan dalam ekosistem lingkungan hidup! IPS KD Kegiatan bersifat kesenian berada dalam cakupan lembaga... a. Sosial b. Kesehatan c. Budaya d. Hukum 32. Salah satu lembaga sosial yang berkaitan erat dengan BNPB adalah... a. Rumah sakit b. Puskesmas c. PMI d. Pramuka 33. Semua kekayaan alam yang terkandung di tanah air Indonesia dikuasai oleh... a. Masyarakat b. Negara c. Pejabat d. Orang kaya 34. Kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan disebut kegiatan Orang atau badan usaha yang membeli barang dalam jumlah besar kemudian menjualnya lagi ke pedagang kecil ( pengecer ) disebut Jelaskan yang dimaksud usaha pertanian! Berilah contoh kegiatan pertanian! SBDP KD Alat musik yang tidak bernada disebut Cara memainkan alat musik rebana adalah Apa arti birama 4/4? 40. Sebutkan 4 contoh alat musik ritmis! 92

107 Lampiran 7 ULANGAN KENAIKAN KELAS ( UKK ) SDN PUJOKUSUMAN 1 UPT YOGYAKARTA WIL SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014 /2015 Tema : 8. Ekosistem Subtema : 3.Memelihara Ekosistem Kelas / Semester : V /2 Hari / tanggal : Kamis, 11 Mei 2015 PPKn KD Kegiatan di bawah ini dapat dilakukan dengan bergotong royong, kecuali.. a. Membersihkan kampung b. Membangun mushala c. Memperbaiki jalan kampung d. Beribadah 2. Kebersihan lingkungan desa menjadi tanggungjawab... a. Ketua RT b. Ketua RW c. Warga desa d. Kepala desa 3. Tradisi Bungo lado adalah tradisi unik memperingati Mailid Nabi Muhammad Saw di daerah... a. Yogyakarta b. Padang Pariaman,Sumatera Barat c. Kudus,Jawa Tengah d. Mojokerto, Jawa Timur 4. Apa nama perayaan tradisi Maulid di Yogyakarta? Di mana perayaan itu diadakan? 5. Apa pentingnya menghargai sesama tanpa mempermasalahkan perbedaan? Bahasa Indonesia KD 3.1 Simaklah bacaan berikut! ( untuk menjawab soal no 6 9 ) Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Ekosistem Terdapat beberapa kegiatan manusia yang secara langsung mempengaruhi keseimbangan ekosistem. Kegitan tersebut antara lain kegiatan penebangan pohon dan pembakaran hutan, perburuan hewan hutan 93

108 yang tidak terkendali, termasuk memperjualbelikan hewan langka dan dilindungi. Kegiatan lainnya berupa pemakaian pupuk kimia yang berlebihan,kegiatan pembuangan sampah dan limbah secara sembarangan,serta kegiatan pencemaran lingkungan lainnya. Penebangan pohon jelas akan merusak ekosistem hutan dan menghilangkan fungsi tumbuhan sebagai penahan air dan penghasil oksigen.pembakaran hutan berakibat terbunuhnya berbagai jenis organisme hutan yang mempunyai peran untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem.demikian halnya dengan satwa langka dan dilindungi. Hal ini berakibat pada terganggunya rantai makanan, jejaring makanan, dan piramida makanan serta punahnya beberapa jenis satwa. 6. Di bawah ini merupakan kegitan manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem, kecuali... a. Penebangan pohon dan pembakaran hutan b. Perburuan hewan hutan c. Penangkaran hewan langka d. Pemakain pupuk kimia secara berlebihan 7. Penebangan pohon berakibat... a. Terbunuhnya bebagai jenis organisme hutan b. Tanah menjadi tercemar c. Bertambah luas lahan pertanian d. Menghilangkan fungsi tumbuhan sebagai penahan air dan penghasil oksigen. 8. Apa akibat yang ditimbulkan pembakaran hutan? 9. Jelaskan akibat yang ditimbulkan perburuan hewan hutan dan penangkapan satwa langka! 10. Apa yang dimaksud dengan isi dalam pantun? Matematika KD Sebuah kubus dengan panjang rusuk 16 cm,tentukan : a. Luas permukaan kubus b. Volume kubus 12. Sebuah kubus memiliki volume cm 2, tentukan : a. Panjang rusuknya b. Luas permukaan kubus 94

109 13. 20cm Diketahui volume balok tersebut 2880 cm 3.,dan alasnya berbentuk persegi.tentukan : a. Panjang dan lebar balok masing- masing b. Luas permukaan balok cm 8 cm 5 cm Tentukan volume prisma tersebut! cm 25cm Tentukan volume tabung tersebut! IPA KD Tumbuhan produsen menadapat energi dari... a. Air b. Klorofil c. Konsumen tingkat I d. Sinar matahari 95

110 17. Peran tumbuhan pada piramida makanan sebagai... a. Konsumen tingkat I b. Konsumen tingkat II c. Produsen d. Konsumen puncak 18. Di bawah ini faktor alami yang menyebabkan perubahan ekosistem, kecuali... a. Tetusan gunung berapi b. Pembukaan lahan untuk tempat tinggal c. Banjir d. Kebakaran hutan 19. Berbagai jenis tumbuhan di hutan menjadi sumber makanan bagi Untuk mengurangi pencemaran tanah dan sungai kita dapat mengolah sampah dapur menjadi pupuk Jelaskan cara cara memulihkan keseimbangan ekosistem! IPS KD Di bawah ini merupakan lembaga pendidikan jalur formal adalah... a. TK, SD,SMP, SMA/ SMK,dan lembaga pelatihan b. SD,SMP, dan SMA c. TK, SD/SMP,SMA/SMK,dan pendidikan tinggi d. Kelompok Bermain, Sanggar, Lembaga pelatihan dan Kelompok Belajar 23. Pendidikan pertamakali didapatkan dalam Anak- anak yang memiliki kebutuhan khusus, mereka berhak mendapat pendidikan Jelaskan 4 ciri- ciri pendidikan formal! 26. Sebutkan 4 jenis pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia! SBDP KD Perbandingan antar badan maupun antara bagian terhadap keseluruhannya pada gambar ilustrasi disebut... a. Proporsi b. Komposisi c. Gradasi d. Keseimbangan 28. Penyusunan warna berdasarkan tingkat perpaduan berbagai warna secara berangsur- angsur disebut... a. Proporsi b. Komposisi c. Gradasi d. Harmony 96

111 29. Gambar yang dapat menjelaskan suatu situasi,kondisi,dan cerita adalah Gambar ilustrasi yang bertema petani membajak sawah dengan kerbau,apa saja yang dapat kita jelaskan situasi sawah dengan jelas dan detail? 97

112 Lampiran 8 ULANGAN KENAIKAN KELAS ( UKK ) SD N PUJOKUSUMAN 1 UPT PENGELOLA TK/ SD WIL YOGYAKAARTA SELATANTAHUN PELAJARAN 2014 /2015 Tema : 9. Lingkungan Sahabat Kita Subtema : Kelas / Semester : V /2 Hari / tanggal : PPKn Sikap yang patut dikembangkan di sekolah adalah... a. mencontek saat ulangan b. bekerja sama membersihkan kelas c. membuang sampah di halaman d. mencorat-coret tembok sekolah 2. Keuntungan mengerjakan sesuatu secara bergotong-royong yaitu... a. pekerjaan terbengkalai b. pekerjaan menjadi tertunda c. menambah waktu kerja d. pekerjaan menjadi cepat selesai 3. Jika ada warga yang sedang bekerja bhakti sebaiknya kita Tuliskan 2 contoh kewajiban manusia terhadap lingkungan! Bahasa Indonesia 3.1 Konservasi Elang di Halimun Salak Burung elang jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan acuan lukisan Burung Garuda. Namun, kini jenis burung itu nyaris punah. Penyebab utama berkurangnya populasi burung elang jawa tersebut antara lain karena kerusakan habitat tempat hidupnya, baik karena bencana alam maupun alih fungsi hutan menjadi ladang atau perkebunan. Ada pula perilaku lain manusia yang menyebabkan populasi burung ini makin menyusut tajam, yaitu perburuan. Burung elang hasil perburuan diperjualbelikan dan dijadikan koleksi pribadi. Oleh karena itu Indonesia berupaya melakukan usaha pelestarian. Salah satunya di Taman Nasional Gunung Salak. Namun, usaha itu juga tidak mudah dilakukan. Penyebabnya yaitu minimnya perhatian dan dukungan pembiayaan. Untuk penandaan burung, misalnya, Indonesia masih memakai metode lama, yaitu dengan memasang semacam bendera kuning di sayap. Sebagai bandingan, di Thailand, pemantauan burung 98

113 sudah berbasis satelit. Sebaliknya, dalam hal pengamatan burung Indonesia masih mengandalkan pengamatan mata. 5. Penyebab berkurangnya populasi burung elang jawa, kecuali... a. elang jawa diburu hewan buas b. diperjualbelikan dan dijadikan koleksi pribadi c. kerusakan habitat tempat hidupnya d. alih fungsi hutan menjadi ladang atau perkebunan 6. Indonesia menggunakan sistem penandaan burung dengan cara... a. pemantauan berbasis satelit b. memasang bendera kuning di bagian sayap c. memasang tanda di bagian badan burung d. mengamati dengan mata langsung 7. Salah satu kendala usaha pelestarian elang jawa di Taman Nasional Gunung Salak adalah... a. minimnya perhatian dan dukungan pembiayaan b. pemantauan burung sudah berbasis satelit c. memasang semacam bendera kuning di sayap d. metode yang digunakan sudah modern Bacalah dengan teliti! Mengenal Masyarakat Badui Masyarakat Badui berada di pedalaman Jawa Barat. Mata pencaharian utama masyarakat Badui adalah bertani. Mereka menanam padi, kacang, terong, cabai, pisang, pete, dan jengkol. Orang Badui dilarang menghancurkan tanah dan membelokkan aliran air. Oleh karena itu, mereka bertani dengan cara tradisional. Mereka tidak menanam padi di sawah, tetapi di ladang yang mereka sebut huma. Caranya sangat sederhana. Mereka melubangi tanah dengan tugal yaitu sepotong bambu yang diruncingkan, lalu ke dalam lubang itu dimasukkan benih tanaman. Benih itu harus dari hasil tanaman mereka sendiri juga. Untuk menyuburkan tanah ladang, masyarakat Badui tidak menggunakan pupuk kimia. Mereka hanya mau menggunakan pupuk hijau yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan pupuk kompos dari kotoran hewan. Selain bertani, orang Badui juga menangkap ikan di sungai. Mereka menggunakan alat-alat sederhana seperti kail, bubu, dan jala. Rumah orang Badui disebut imah. Imah itu berbentuk rumah panggung dengan penyangga (kaki) terbuat dari kayu. Penyangga yang digunakan untuk satu rumah tidak harus sama tingginya. Penyangga yang berdiri di tanah yang tinggi, ukurannya pendek. Sebaliknya, penyangga yang berdiri di tanah yang rendah, ukurannya panjang. Itu terjadi karena orang Badui Dalam tidak boleh meratakan tanah. Meratakan tanah berarti merusak tanah. 99

114 8. Bagaimana masyarakat Badui memenuhi kebutuhan makanan? a. masyarakat Badui memenuhi kebutuhan dengan berburu binatang. b. masyarakat Badui memenuhi kebutuhan dengan bekerja di kantor c. masyarakat Badui memenuhi kebutuhan dengan cara bertani d. masyarakat Badui tidak bekerja 9. Mereka tidak menanam padi di sawah melainkan di... a. parit b. huma c. selokan d. pot 10. Bagaimana bentuk rumah masyarakat Badui? 11. Jelaskan cara yang dilakukan oleh masyarakat Badui pada saat menyuburkan tanah! 12. Mengapa tinggi penyangga rumah orang badui cenderung tidak sama(berbeda)? IPA 13. Berikut ini merupakan cara menghemat air bersih yang baik... a. menggosok gigi dengan air secukupnya b. menyiram bunga dengan air yang banyak c. menggunakan air bersih untuk bermain-main d. mencuci kendaraan setiap hari 14. Berikut ini merupakan penyebab punahnya burung cendrawasih di Papua, kecuali... a. penebangan hutan b. makin maraknya penangkapan burung c. sifat reproduksinya lamban d. perpindahan tempat hidup cendrawasih 15. Tumbuhan langka yang ada dibengkulu, dan memiliki ukuran dengan diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter adalah... a. pohon cendana b. bunga bangkai c. kantong semar d. bunga tulip 16. Perburuan hewan liar yang tidak terkendali dapat menyebabkan Tempat untuk melindungi hewan langka agar tidak punah disebut Tuliskan 2 arti penting/fungsi lingkungan bagi manusia! 19. Sebutkan dua upaya pelestarian hewan dan tumbuhan langka yang dilakukan pemerintah Indonesia! 100

115 IPS Kegiatan manusia yang tidak mengganggu proses daur air yaitu... a. membuat lahan parkir. b. menggunakan air secara berlebihan untuk kegiatan sehari-hari c. mengubah daerah resapan air menjadi bangunan bertingkat d. membuang sampah pada tempatnya 21. Kegiatan positif yang mendukung lingkungan menjadi sehat adalah... a. memiliki banyak kendaraan bermotor b. membuang kotoran hewan ke sungai c. menanam pepohonan di pekarangan rumah d. membuang sampah ke selokan 22. Kebanyakan orang yang hidup di pantai bekerja sebagai Manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia senantiasa membutuhkan Tempat untuk melindungi hewan langka agar tidak punah disebut... Bacalah dengan cermat! Desa Unik di Bali Bali merupakan daerah wisata yang sangat terkenal, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bali mempunyai banyak daya tarik yang membuat para wisatawan tertarik untuk mengunjunginya. Salah satu daya tarik Bali adalah adanya beberapa desa unik. Desa apa sajakah itu? Apa keunikannya? Bacalah penjelasan berikut. Desa Tenganan terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem di sebelah timur pulau Bali. Desa Tenganan merupakan salah satu desa tertua di Bali. Masyarakat desa ini masih menjunjung tinggi nilai adat dan budaya. Desa Tenganan merupakan salah satu Desa Bali Aga (desa asli suku Bali). Desa ini terkenal dengan kesederhanaannya. Desa Trunyan terletak di pinggir danau Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali Utara. Keunikan desa ini adalah tradisi pemakamannya. Pada masyarakat Hindu Bali, jenazah orang meninggal akan dibakar atau yang disebut ngaben. Namun, di desa Trunyan jenazah orang meninggal hanya diletakkan di atas tanah di dalam gua, bahkan di atas pohon. Tradisi ini mereka sebut dengan istilah mepasah. Desa Penglipuran terletak di Kabupaten Bangli, kurang lebih 45 km dari kota Denpasar. Desa ini memiliki struktur bangunan yang teratur dan rapi. Masyarakat Desa Penglipuran tidak pernah melepaskan adat dan budaya yang berlaku turun-temurun. Oleh karena itu, masyarakat Desa Penglipuran banyak melakukan acara adat, seperti pemasangan dan penurunan odalan serta perayaan Galungan, dan hari besar lainnya. 25. Desa di Bali yang terkenal dengan kesederhanaannya adalah Upacara pembakaran mayat yang ada di Bali disebut Tuliskan keunikan desa Trunyan! 28. Sebutkan acara adat yang banyak dilakukan oleh masyarakat desa Penglipuran! 101

116 Matematika Lahan dengan area terluas dimiliki oleh... a. Bapak Ryan b. Bapak Dani c. Ibu Tantri d. Bapak Riko Modus dari data di atas adalah... a. 130 b. 128 c. 126 d Median dari data di atas adalah... a. 130 b. 128 c. 126 d Urutkan data-data berikut, lalu tentukan mediannya! Perhatikan data berat badan siswa kelas V (dinyatakan dalam KG) berikut ini! Banyak siswa yang memiliki berat badan 33 Kg sebanyak... a. 5 siswa b. 6 siswa c. 7 siswa d. 8 siswa 102

117 34. Perhatikan tabel tinggi badan siswa kelas V berikut ini! Tinggi Badan Turus Banyak Siswa (Frekuensi) III I II IIII IIII IIII II III Jumlah... Berapakah jumlah seluruh siswa berdasarkan data di atas? 35. Data tagihan listrik pada bulan Desember tahun Besar rata-rata biaya listrik adalah... a. Rp ,00 b. Rp ,00 c. Rp ,00 d. Rp ,00 SBdP Lagu Beungong Jeumpa berasal dari... a. Aceh b. Banten c. Kalimantan d. Sulawesi 37. Lagu daerah berikut yang berasal dari Jawa Tengah adalah... a. Kicir-kicir b. Rasa Sayange c. Manuk Dadali d. Suwe Ora Jamu 38. Tuliskan salah satu lagu daerah dari Papua! 39. Sebutkan 2 contoh kerajinan yang berbahan dasar kertas/karton! 40. Tuliskan perbedaan lagu daerah dan lagu wajib nasional 103

118 Lampiran 9 ULANGAN KENAIKAN KELAS ( UKK ) SD N PUJOKUSUMAN 1 UPT PENGELOLA TK/ SD WIL YOGYAKAARTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014 /2015 Tema : 9. Lingkingan Sahabat Kita Subtema : 3 Kelas / Semester : V /2 Hari / tanggal : PPKn Berikut ini merupakan contoh sikap positif yang harus dikembangkan yaitu... a. Deni membantu Vina mengerjakan soal, saat Vina mengalami kesulitan mengerjakan soal ulangan. b. Dian membantu Tono mengerjakan soal pada waktu belajar kelompok. c. Beni membubarkan Ridwan dan Dayu yang asyik sedang bermain kelereng. d. Indra membiarkan Deni dan Bayu berkelahi. 2. Roni sedang berjalan di depan kelas. Ia melihat kran air di ujung kelas terbuka, sehingga airnya kemana-mana. Apa yang sebaiknya dilakukan Roni? 3. Tuliskan contoh sikap persatuan dan kesatuan yang telah kamu lakukan di sekolah! 4. Salah satu hak manusia untuk mengelola lingkungan adalah memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak. Tuliskan salah satu contoh kegiatan manusia yang memanfaatkan lingkungan dengan bijak! 5. Mengapa kita berkewajiban menghemat air bersih?jelaskan! Bahasa Indonesia 3.1 Bacalah teks bacaan di bawah ini dengan cermat! PEREMPUAN-PEREMPUAN HEBAT DARI DESA PUCUNG Setelah berhasil mendirikan Koperasi Perempuan Pucung Maju, kader-kader koperasi di Desa Pucung yang berada di Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang mendorong berdirinya koperasi baru bernama Amanah. Koperasi baru ini didirikan oleh 21 perempuan desa yang berada di Dusun Krajan IV atau dikenal juga Pucung Kidul, Duren dan KidulSawah. Awalnya, warga dusun Krajan IV tidak memiliki kelompok perempuan yang fokus pada simpan pinjam. Setelah mengetahui adanya koperasi pucung maju, warga Dusun Krajan IV ingin juga mendirikan koperasi sebagai upaya untuk membangun lembaga ekonomi di tingkat dusun. Sebenarnya, dulu ada beberapa warganya yang ingin bergabung, tetapi karena jaraknya cukup jauh dengan dusun Krajan 104

119 II, mereka enggan untuk bergabung, ujar Darodjah Ketua Koperasi Pucung Maju. Setelah tiga tahun berlalu, dan koperasi Pucung Maju sudah berkembang, kami dari pengurus punya inisiatif mendorong mereka untuk membangun sendiri koperasinya, tambahnya. Pendirian koperasi bagi warga dusun ini dirasa sangat membantu mereka dalam mendukung keuangan keluarga. Karena selama ini, rata-rata warga Dusun Krajan IV adalah petani dengan lahan sempit dan sebagain menjadi buruh tani dengan penghasilan di bawah Rp per harinya. Kebutuhan akan uang cepat selama ini tidak bisa terpenuhi karena tidak ada lembaga keuangan yang sampai di tingkat dusun dalam pelayanannya. Seperti diketahui, Desa Pucung ini sangat terpencil yang terletak di antara perbatasan kecamatan Suruh dan Pabelan yang justru lebih dekat dengan Kodya Salatiga dibanding ibukota Kabupaten Semarang, yakni Ungaran. Geografis yang terpencil inilah yang membuat Desa Pucung terisolir dari dunia luar dan fasilitas publik yang mereka butuhkan. Maka, dengan adanya koperasi ini menambah lagi semangat Desa Pucung untuk lebih maju dan bisa menyelesaikan satu masalah yang berpuluh-puluh tahun mereka hadapi, yakni ketiadaan lembaga ekonomi yang kerakyatan. Berdirinya koperasi ini diharapkan bisa memicu dusun lain untuk meniru Koperasi Perempuan Pucung Maju dan Koperasi Amanah. Sehingga semua dusun ada koperasinya karena tidak mungkin warga dusun lain bergabung ke koperasi ini karena letaknya yang sangat berjauhan dan dipisahkan sungai dan bukit. Kita tunggu...setahun lagi seperti apa wajah Dusun Krajan IV Desa Pucung Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Semoga Desa Pucung lebih maju lagi, dan bisa menjadi percontohan dalam membangun lembaga keuangan desa yang berbasis anggota seperti koperasi. 6. Di mana Koperasi Perempuan Pucung Maju berdiri? a. Desa Pucung Kecamatan Bancak, Salatiga b. Desa Bancak Kecamatan Pucung, Salatiga c. Desa Pucung Kecamatan Bancak, Semarang d. Desa Bancak Kecamatan Pucung, Semarang 7. Siapa pelopor berdirinya koperasi Amanah di desa Krajan IV? a. 21 perempuan desa yang berada di Dusun Krajan IV b. 21 perempuan desa yang berada di Dusun Krajan III c. 21 perempuan desa yang berada di Dusun Krajan II d. 21 perempuan desa yang berada di Dusun Krajan I 8. Apa manfaat pendirian koperasi Amanah bagi warga desa Krajan IV? 9. Mengapa desa Pucung terisolir dari dunia luar dan fasilitas publik? 10. Apa masalah yang dihadapi warga desa Pucung selama berpuluh-puluh tahun? 11. Apa pekerjaan warga di desa Pucung? 105

120 IPA Berikut ini merupakan akibat buruk dari kebiasaan merokok, kecuali... a. kanker paru-paru b. penyakit jantung c. gangguan kehamilan d. katarak 13. Zat berikut yang tidak terkandung pada rokok adalah... a. tar b. nikotin c. kalsium d. karbon monoksida 14. Apakah ada bahaya rokok bagi lingkungan sekitar? 15. Bagaimana mencegah atau menghindari kebiasaan merokok? 16. Mengapa terdapat aturan tidak boleh merokok di tempat umum(tempat yang ramai)? Jelaskan! 17. Apa yang dimaksud dengan modus? Matematika Berikut ini data tinggi badan 20 siswa (dalam cm). 125, 130, 128, 128, 127, 132, 133, 135, 132, 129, 132, 133, 127, 128, 132, 136, 130, 131, 129, 132. Berapakah tinggi badan siswa yang paling tinggi? 19. Murid kelas 5E terdiri atas 25 murid. Catatan hasil ulangan matematika murid kelas 5 sebagai berikut : 8, 8, 6, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 7, 6, 6, 8, 9, 6, 6, 7, 7, 9, 10, 10, 5, 6, 5, 7 a. Urutkan data diatas dari yang terkecil! b. Tentukan nilai rata-rata kelas 5E! 20. Dayu membuat tabel kebutuhan air bersih untuk mencuci pakaian. No Hari Banyak Air yang Digunakan (liter) 1 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu 110 a. Berapa liter kebutuhan air selama 1 Minggu? b. Tentukan modus dari data di atas! 106

121 21. Perhatikan data berikut! Nilai ulangan Matematika siswa kelas VI di suatu SD sebagai berikut; 6, 5, 7, 5, 8, 7, 8, 10, 7, 7, 8, 9, 7, 8, 10, 6, 9 a. Urutkan data diatas dari yang terkecil! b. Berapakah mean data di atas? IPS Mata pencaharian yang dimiliki kebanyakan masyarakat yang hidup di daerah pegunungan adalah... a. nelayan b. sopir c. arsitek d. petani 23. Badan usaha yang paling sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia adalah... a. pabrik b. pasar c. toko d. koperasi 24. Tokoh Indonesia yang bergelar sebagai bapak Koperasi Indonesia adalah... a. Ir. Soekarno b. Suharto c. Drs. Moh Hatta d. Ki Hajar Dewantara 25. Mengapa gotong-royong itu perlu dikembangkan? SBdP Daerah penghasil gerabah yang terletak di Yogyakarta adalah... a. Kotagedhe b. Kasongan c. Malioboro d. Imogiri 27. Benda kerajinan berikut yang dapat dibuat dari sampah kain adalah... a. 107

122 b. c. d. 28. Berikut ini merupakan kelompok jenis kerajinan yang berbahan keras, yaitu... a. rotan, kertas, kain b. kertas, plastik, kain perca c. tanah liat, bulu ayam, kain flanel d. rotan, bambu, kayu 29. Mengapa manusia perlu mengelola sampah dengan didaur ulang? 30. Sebutkan salah satu contoh benda hasil daur ulang! 108

123 Lampiran 10. Rekap data hasil UKK Essay Sekolah : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta HASIL ANALISIS UKK ESSAY KELAS : Vb SEMESTER : 2 / Genap Tema : 6 Sub Tema : 1 & 2 Mata Pelajaran / Indikator No Nama PPKn 3.6 B. Indo 3.2 Matematika 3.3 IPA 3.2 IPA 3.1 IPS 3.1 SBdp NAD AO DTS AA DD AY

124 7 BWR BSD DNF DR DAS GPW FAR HLK IKG MGY KL MHS MSN MLR SAR ARP RDH

125 24 MYN RAP RTS SNR TBE Jumlah

126 HASIL ANALISIS UKK ESSAY Sekolah KELAS : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb SEMESTER : 2 / Genap Tema : 6 Sub Tema : 3 No Nama PPKn 3.6 B. Indo 3.2 Mata Pelajaran / Indikator Matematika 3.3 IPA 3.7 IPS 3.3 SBdp NAD AO DTS AA DD AY BWR BSD DNF DR DAS GPW FAR

127 14 HLK IKG MGY KL MHS MSN MLR SAR ARP RDH MYN RAP RTS SNR TBE Jumlah

128 HASIL ANALISIS UKK ESSAY Sekolah KELAS : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb SEMESTER : 2 / Genap Tema : 7 Sub Tema : 1 & 2 No Nama PPKn 3.5 B. Indo 3.5 Mata Pelajaran / Indikator Matematika NAD AO DTS AA DD AY BWR BSD DNF DR DAS GPW FAR IPA 3.5 IPS 3.2 SBdp

129 14 HLK IKG MGY KL MHS MSN MLR SAR ARP RDH MYN RAP RTS SNR TBE Jumlah

130 HASIL ANALISIS UKK ESSAY Sekolah KELAS : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb SEMESTER : 2 / Genap Tema : 7 Sub Tema : 3 No Nama PPKn 3.5 B. Indo 3.5 Mata Pelajaran / Indikator Matematika NAD AO DTS AA DD AY BWR BSD DNF DR DAS GPW FAR IPA 3.5 IPS 3.2 SBdp

131 14 HLK IKG MGY KL MHS MSN MLR SAR ARP RDH MYN RAP RTS SNR TBE Jumlah

132 HASIL ANALISIS UKK ESSAY Sekolah KELAS : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb SEMESTER : 2 / Genap Tema : 8 Sub Tema : 1 & 2 No Nama PPKn 3.3 B. Indo 3.1 Mata Pelajaran / Indikator Matematika NAD AO DTS AA DD AY BWR BSD DNF DR DAS GPW FAR IPA 3.6 IPS 3.4 SBdp

133 14 HLK IKG MGY KL MHS MSN MLR SAR ARP RDH MYN RAP RTS SNR TBE Jumlah

134 HASIL ANALISIS UKK ESSAY Sekolah KELAS : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb SEMESTER : 2 / Genap Tema : 8 Sub Tema : 3 No Nama PPKn 3.3 B. Indo 3.1 Mata Pelajaran / Indikator Matematika 3.1 IPA 3.6 IPS 3.4 SBdp NAD AO DTS AA DD AY BWR BSD DNF DR DAS GPW FAR

135 14 HLK IKG MGY KL MHS MSN MLR SAR ARP RDH MYN RAP RTS SNR TBE Jumlah

136 HASIL ANALISIS UKK ESSAY Sekolah KELAS : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb SEMESTER : 2 / Genap Tema : 9 Sub Tema : 1 & 2 No Nama PPKn 3.4 B. Indo 3.1 IPA 3.4 Mata Pelajaran / Indikator IPS 3.4 Matematika NAD AO DTS AA DD AY BWR BSD DNF DR DAS GPW FAR SBdp

137 14 HLK IKG MGY KL MHS MSN MLR SAR ARP RDH MYN RAP RTS SNR TBE Jumlah

138 HASIL ANALISIS UKK ESSAY Sekolah KELAS : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb SEMESTER : 2 / Genap Tema : 9 Sub Tema : 3 No Nama PPKn 3.4 B. Indo 3.1 Mata Pelajaran / Indikator IPA 3.4 Matematika 3.8 IPS 3.5 SBdp NAD AO DTS AA DD AY BWR BSD DNF DR DAS GPW FAR

139 14 HLK IKG MGY KL MHS MSN MLR SAR ARP RDH MYN RAP RTS SNR TBE Jumlah

140 Lampiran 11. Rekap data hasil UKK PilihanGanda HASIL ANALISIS UKK PILIHAN GANDA Sekolah KELAS SEMESTER : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb : 2 / Genap Tema : 6 Sub Tema : 1 & 2 126

141 HASIL ANALISIS UKK PILIHAN GANDA Sekolah KELAS SEMESTER : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb : 2 / Genap Tema : 6 Sub Tema : 3 Mata Pelajaran / Indikator No Nama PPKn B. Indo IPA SBdp Rata-rata NAD AO DTS AA DD AY BWR BSD DNF DR DAS GPW FAR HLK IKG MGY KL MHS MSN MLR SAR ARP RDH MYN RAP RTS SNR TBE JumlahBenar Rata-rata ,75 127

142 HASIL ANALISIS UKK PILIHAN GANDA Sekolah KELAS SEMESTER : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb : 2 / Genap Tema : 7 Sub Tema : 1 & 2 128

143 HASIL ANALISIS UKK PILIHAN GANDA Sekolah KELAS SEMESTER : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb : 2 / Genap Tema : 7 Sub Tema : 3 129

144 HASIL ANALISIS UKK PILIHAN GANDA Sekolah KELAS SEMESTER : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb : 2 / Genap Tema : 8 Sub Tema : 1 & 2 130

145 HASIL ANALISIS UKK PILIHAN GANDA Sekolah KELAS SEMESTER : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb : 2 / Genap Tema : 8 Sub Tema : 3 131

146 HASIL ANALISIS UKK PILIHAN GANDA Sekolah KELAS SEMESTER : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb : 2 / Genap Tema : 9 Sub Tema : 1 & 2 132

147 HASIL ANALISIS UKK PILIHAN GANDA Sekolah KELAS SEMESTER : SD Pujokusuman 1 Yogyakarta : Vb : 2 / Genap Tema : 9 Sub Tema : 3 133

STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB SD N PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA

STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB SD N PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA Studi Analisis Ketuntasan... (Candra Kirana) 395 STUDI ANALISIS KETUNTASAN KOMPETENSI DASAR UKK SISWA KELAS VB SD N PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA AN ANALYTICAL STUDY OF THE MASTERY OF BASIC COMPETENCIES OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ENERGI DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ENERGI DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4S TMD 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di dalam proses belajar mengajar terdapat tiga komponen utama yang terlibat di dalamnya, yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa), dan bahan ajar. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keberadaan dan kebermaknaan kurikulum akan terwujud apabila ada proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung

Lebih terperinci

KONSEP IPS TERPADU KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU

KONSEP IPS TERPADU KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU KONSEP IPS TERPADU KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) definisi operasional. Berikut ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68,69 dan 70 Tahun 2013

Lebih terperinci

Mochammad Maulana Trianggono, M.Pd. Prodi PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Jember 2016

Mochammad Maulana Trianggono, M.Pd. Prodi PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Jember 2016 Mochammad Maulana Trianggono, M.Pd Prodi PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Jember 2016 Model Pembelajaran Model Pembelajaran Suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. 1 Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

Oleh AGUNG HASTOMO, M.Pd ANWAR SENEN, M.Pd. Sosialisasi KTSP

Oleh AGUNG HASTOMO, M.Pd ANWAR SENEN, M.Pd. Sosialisasi KTSP MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-IIIIII Oleh AGUNG HASTOMO, M.Pd ANWAR SENEN, M.Pd Latar Belakang Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang berkembang pendidikan dipandang sebagai suatu kebutuhan penting dan sarana demi memajukan pembangunan negara. Pendidikan menjadi tuntutan wajib

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III Latar Belakang Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA Thin Ratulangi 1, Nurdin Arsyad 2.Djadir 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan

Lebih terperinci

A. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

A. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU A. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU A. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS) MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD 321 4 SKS) TATAP MUKA 5 PENGORGANISASIAN MODEL KURIKULUM PEMBELAJARAN TERPADU WEBBED Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd KEMAMPUAN AKHIR : MAHASISWA MEMILIKI KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatkan kualitas pendidikan harus selalu diusahakan dari waktu ke waktu baik dari segi sarana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya suatu perubahan (inovasi). Perubahan pada hakekatnya adalah sesuatu yang wajar karna itu adalah

Lebih terperinci

RIAN YOKI HERMAWAN NIM

RIAN YOKI HERMAWAN NIM PENERAPAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI SDN KEBONSARI 04 JEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal terpenting bagi setiap individu. Dengan adanya pendidikan yang diberikan kepada setiap individu dapat berpengaruh terhadap kehidupannya.

Lebih terperinci

MODEL CONNECTED (MODEL 2: HOW TO INTEGRATE THE CURRICULA) Muktar Panjaitan Universitas HKBP Nommensen

MODEL CONNECTED (MODEL 2: HOW TO INTEGRATE THE CURRICULA) Muktar Panjaitan Universitas HKBP Nommensen I. Pendahuluan MODEL CONNECTED (MODEL 2: HOW TO INTEGRATE THE CURRICULA) Muktar Panjaitan muktar.panjaitan@gmail.com Universitas HKBP Nommensen Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi pada masa sekarang ini pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Seseorang tanpa pendidikan dianggap tidak mampu memasuki era globalisasi.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR PADA GUGUS 1 KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR PADA GUGUS 1 KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR PADA GUGUS 1 KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

Kelompok Materi: MATERI POKOK

Kelompok Materi: MATERI POKOK Modul 2.1 a. Kelompok Materi: MATERI POKOK 1 Materi Pelatihan Belajar Tematik AlokasiWaktu : 2.1. Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 2.1. a. Analisis Dokumen : SKL,KI-KD, Silabus,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG Ciri-Ciri Kurikulum 2013 Disususn Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran Dosen Pengampu : Dr.Purwati, M.S.,Kons Disusun Oleh Kelompok 17 : Dodo Prastyoko (12.0305.0170) Joni Pranata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sesuai Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan sumber daya manusia berkualitas dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara manusia untuk menggunakan akal /rasional mereka untuk jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dimasa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peserta didik sekolah dasar kelas awal, yaitu kelas I, II, dan III berada pada rentang usia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek, tetapi sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pencetak generasi penerus bangsa yang menentukan kehidupan dimasa yang akan datang untuk perubahan setiap orang dan negaranya. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga mengalami perubahan. Begitu pula dengan kurikulum yang dicanangkan oleh pemerintah. Menurut bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Pengelolahan pendidikan harus berorientasi bagaimana menciptakan perubahan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran pokok pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam pembelajaran IPA terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif kreatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Implementasi Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja melainkan harus dilaksanakan sepanjang hayat. Thompson dalam Lestari (2008: 1.3) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satuan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk dipenuhi. Mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG SKRIPSI OLEH : OLEH: PENI SYAFINATIN NAJAH NIM : 201110430311325

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III Latar Belakang Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU OLEH NOVI RESMINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. A. Pendahuluan

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU OLEH NOVI RESMINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. A. Pendahuluan MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU OLEH NOVI RESMINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA A. Pendahuluan Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sering didefinisikan dari praktek praktek yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sering didefinisikan dari praktek praktek yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sering didefinisikan dari praktek praktek yang digunakan disekolah dan guru untuk mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan siswa. Manusia dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang dilalui dan dilakukan oleh setiap manusia dalam rangka memahami sesuatu. Dalam belajar, setiap manusia akan melewati tahapan

Lebih terperinci

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 PADA KOMPETENSI DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA DI SMA NEGERI 18 SURABAYA Agung Listiadi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya 6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim disebut sebagai proses humanisasi. Proses humanisasi ini diperoleh melalui berbagai pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan keterbatasan produk yang dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa dapat dilihat melalui pendidikan, semakin maju pendidikan maka semakin cerah dan terarah juga

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Pendidikan di Indonesia tentunya mempunyai suatu tujuan, seperti yang tercantum pada Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003: 4 tentang Tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari II. KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Hasil belajar mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dan kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan diharapkan mampu membentuk peserta didik yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (CONNECTED MODEL)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (CONNECTED MODEL) PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (CONNECTED MODEL) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS: MELENGKAPI CERITA RUMPANG DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN MLOKOREJO 03 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Standar Nasional Pendidikan dijadikan acuan dalam pengembangan mutu pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang begitu penting, dengan mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh ketersediaan berbagai komponen pendukungnya. Salah satu di antaranya adalah kurikulum yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan istilah PTK. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style PP 32 Tahun 2013 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Permendikbud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang bunyinya sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju jika pendidikan diperhatikan dengan serius oleh para pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas (2013) menjelaskan, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas (2013) menjelaskan, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan fokus penelitian. Berikut uraian selengkapnya. 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak terobosan baru dalam dunia pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif dalam meningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI

PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI Ria Wulandari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Surel: riawulandari.rw46@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan negara. Apabila pendidikan di suatu negara sudah berjalan dengan baik, maka negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa. Sistem Pendidikan Nasional telah diatur pada UU No.20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan karena melalui pendidikan, seseorang diharapkan

Lebih terperinci