LAPORAN KERJA PRAKTEK
|
|
- Sudomo Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN KERJA PRAKTEK CARA KERJA BLOW OUT PREVENTER DARI LUAR DI RIG PDSI #38.2/D1000 E-FIELD MAJALENGKA PT. PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA ( PDSI ) Laporan di susun untuk memenuhi syarat praktek kerja industri Di Susun Oleh : Nama : Syaiful Bachri NISN : PROGRAM STUDI TEKNIK PEMBORAN MIGAS SMK MIGAS CIBINONG KAB BOGOR 2016
2 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA BLOW OUT PREVENTER RIG PDSI #38.2/D1000-E FIELD MAJALENGKA (28 MARET 2016 S/D 28 MEI 2016) Disusun Oleh: Syaiful Bachri NISN : Laporan praktek kerja lapangan (PKL) ini telah disetujui oleh : Mengetahui, Pembimbing Lapangan Sekaligus Driller Rig 56 Anang Devi Prayog
3 Lembar Pengesahan LAPORAN KERJA PRAKTEK INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL... PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA KARANGAMPEL - INDRAMAYU : CARA KERJA BLOW OUT PREVENTER DI JUDUL RIG PDSI 38.2/D1000-E/56 FIELD MAJALENGKA PT. PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA (PDSI) NAMA : SYAIFUL BACHRI NISN : BIDANG STUDI : TEHKNIK PEMBORAN MIGAS MENGETAHUI, PT. Pertamina Drilling Services Indonesia Pembimbing Lapangan Karangampel Indramayu CHAER RONY ANANG DEVI PRAYOGI
4 Lembar Persembahan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya kesehatan jasmani maupun rohani yang tak akan pernah tertandingi kuasanya Ibu dan Ayah sosok yang selalu menjadi inspirasi untuk saya bias lebih baik lagi selanjutnya dan semoga Allah selalu memberikankesehatan kepada beliau Teman-teman angkatan III Tekhnik Perminyakan khususnya teman yang satu tempat kerja praktek yang telah bekerja sama dengan baik melakukan Kerja Praktek lapangan di Pertamina Drilling Services Indonesia. Dan terima kasih kepada Bapak Anang, Bapak Mulus, Bapak Ridwan, Bapak Adi, Bapak Ujang dan pembimbing lainnya yang telah memberikan waktu dan ilmunya selama saya kerja praktek lapangan.
5 Abstrak Blow Out Preventer System sangat berperan penting dalam operasi pegeboran, alat ini berfungsi sebagai pengaman apabila sewaktu-waktu terjadi Kick. Apabila tidak di tangani dengan baik maka akan terjadi hal yang tidak di inginkan yaitu Blow Out, maka dari itu petugas/driller harus siap mengantisipasi dengan menutup Blow Out Preventer dengan cepat tepat dan benar. Faktor utama yang harus di perhatikan adalah tentang keadaan lumpur bor. Lumpur bor harus terus di control sehingga kita dapat mengetahui kalau terjadi kick. Tanda-tanda terjadinya kick antara lain lumpur bor memberikan tekanan hidrostatik lebih kecil dari tekanan formasi, volume lumpur mud pit bertambah besar, laju pengeboran cepat/drilling break dan lain-lain. Sistem ini terdiri dari dua sub-komponen utama, yaitu BOP stack dan accumulator serta supporting system. Adapun fungsi dari BOP stack adalah menutup/menahan tekanan lubang bor bila terjadi kick dan apabila terjadi kick maka BOP ditutup dengan accumulator unit. Accumulator unit system tenaga penutupan BOP beserta kontrolnya karena cairan hidrolik di kumpulkan ( accumulates ) atau di timbun di dalam tabung terbuat dari baja yang bertekanan tinggin denagn sumber tenaga yaitu angin dan nitrogen.
6 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang mengatur segala alam dan mencurahkan segala rahmat-nya untuk semua makhluk-nya. Atas hidayah dan inayahnya pula penulis dapat menyusun laporan kerja praktek dengan judul Blow Out Preventer pada RIG PDSI #38.2/D1000-E FIELD MAJALENGKA. Perwujudan laporan ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Kedua Orang Tua saya yang senantiasa memberikan doa serta dukungan untuk menyelesaikan laporan ini 2. Bapak Ahmad Romli, MSi.S,Ag selaku Kepala Sekolah SMK MIGAS CIBINONG. 3. Ir. Dencik. selaku Ketua Jurusan Teknik Pemboran Minyak SMK MIGAS CIBINONG. 4. Anggun A Sulis, S.Si. selaku Koordinator Praktek Kerja Industri Smk Migas Cibinong. 5. Bapak Ir. Dencik selaku Guru Pembimbing dalam Praktek Kerja Lapangan ini. 6. Bapak Anang Devi Prayogi selaku Pembimbing Lapangan dalam Kerja Praktek ini. 7. Bapak Afriansyah Selaku Rig Supt di Rig Pdsi 38.2/D1000-E/56 8. Rig Crew di RIG PDSI #38.2/D1000-E FIELD MAJALENGKA 9. Rekan-rekan kerja di P.T. Pertamina Drilling Service Indonesia yang telah mendukung penulis dalam menyusun laporan Kerja Praktek ini. 10.Teman-teman SMK Migas Cibinong yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini. 11.Dan terima kasih juga kepada pihak-pihak yang turut membantu membuat laporan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu namanya
7 Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam laporan yang telah di buat ini. Indramayu, Maret 2016 Penulis
8
9 DAFTAR ISI Halaman SAMPULDALAM...i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN. iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABLE... vii 1. BAB I (PENDAHULUAN) a. Latar Belakang... 1 b. Tema Kerja Praktek... 2 c. Tujuan Kerja Praktek... 4 d. Manfaat... 5 c. Ruang Lingkup BAB II (Gambaran Umum Perusahaan) a. Sejarah Perusahaan... 6 b. Visi & Misi... 7 c. Tata Nilai BAB III (Landasan Teori) a. Landasan teori b. Uraian BAB IV Tinjauan a. Tinjauan umum b. Tinjauan khusus BAB V Penutup a. Simpulan b. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR
10 Gambar 4.1 Diverter Gambar 4.2 Ram Preventer Gambar 4.3 Pipe Ram Gambar 4.4 Blind Ram Gambar 4.5 Shear Ram Gambar 4.6 Variable Ram Gambar 4.7 Accumulator Gambar 4.8 Kill Line Gambar 4.9 Choke Line Gambar 4.10 Drilling Spools Gambar 4.11 Casing Head Gambar 4.12 Double Studed Adapter Gambar 4.13 Bottom Flange Gambar 4.14 Gambar 4.15
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada zaman seperti ini, ilmu pengetahuan berkembang begitu pesat. Melihat semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, maka tuntutan dalam pendidikan semakin tinggi sehingga materi yang di terapkan dalam dunia pendidikan semakin kompleks. Makadari itu, SMK Migas Cibinong yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang perminyakan dan gas bumi di harapkan mampu mengakomodasi perkembangan yang ada. Bidang perminyakan dan petrokimia merupakan salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yang demikian pesat dan kompleks terutama pada aplikasi-aplikasinya di lapangan. Agar dapat menjembatani dan menunjang eksitensi antara kebutuhan perusahaankan sumber daya manusia yang terampil dengan kondisi SMK MIigas Cibinong sebagai lembaga yang berorientasi pada akademis maka Program Studi Tekhnik Perminyakan SMK Migas Cibinong memandang perlu adanya penyesuaian, dalam hal ini berbentuk Kerja Praktek, antara pendidikan akademis dengan perusahaan sehingga dapat dihasilkan lulusan yang mempunyai kuantitas yang tinggi dalam melaksanakan pekejaannya. 1.2 Tema Kerja Praktek Tema yang akan diambil dalam kerja praktek ini adalah Blow Out Preventer System Pada Rig PDSI 1.3 Tujuan Kerja Praktek Adapun tujuan yang hendak di capai sehubungan dengan pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut Tujuan yang bersifat umum
12 1. Mengetahui informasi mengenai pelaksanaan pekerjaan perusahaan atau instusi tempat kerja praktek berlangsung. 2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku sekolah. 3. Untuk meningkatkan daya kreatifitas dan keahlian pelajar. 4. Melatih kepekaan pelajar untuk mencari solusi masalah yang dihadapi dalam dunia industry atau dunia kerja. 5. Mengetahui, mengenali dan memahami prinsip Blow Out Preventer System Tujuan Yang Bersifat Khusus Adapun tujan yang bersifat khusus adalah sebagai berikut : 1. Mengenal peralatan pemboran. 2. Mengetahui proses pemboran sumur migas. 3. Mengetahui penerapan Blow Out Preventer System. 1.4 Manfaat Bagi Perusahaan 1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga pelajar yang kerja praktek dan membantu menyelesaikan tugas-tugas untuk kebutuhan di unit-unit kerja yang relavan. 2. Perusahaan mendapatkan alternative calon karyawan pada spesialisasi yang ada pada perusahaan tersebut. 3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat perusahaan tempat kerja praktek dengan pelajar SMK Migas Cibinong Bagi Pelajar 1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi dilingkungan kerja. 2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai Tekhnik Perminyakan yang diperoleh di bangku sekolah dalam praktek dan kondisi kerja yang sebenarnya. 3. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan tempat pelajar kerja praktek. 4. Mengetahui proses penyelesaian masalah yang diambil oleh pekerjapekerja professional.
13 1.4.3 Manfaat Bagi SMK Migas Cibinong 1. Sebagai sarana pemantapan keilmuwan bagi pelajar dengan mempraktekan di duina kerja. 2. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan instusi tempat mahasiswa melakukan kerja praktek dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadananan antara substansi akademik dengan kegiatan manajemen maupun operasional institusi tempat pelajar melakukan kerja praktek. 3. Sebagai sarana untuk membina network dan kerjasama dengan perusahaan di bidang perminyakan. 4. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan kerja praktek. 1.5 Ruang Lingkup Kerja praktek dilakukan di PT Pertamina Drilling Services Indonesia mulai tanggal 23 Maret 2016 hingga tanggal 28 Mei 2016 yang dilakukan oleh pelajar dalam rangka menyelesaikan rangkaian kerja praktek.
14 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN DAN RIG A. Sejarah Berdirinya PT. Pertamina Drilling Services Indonesia Dengan berubahnya status PERTAMINA sebagai suatu perseroan BUMN, maka kini selain mengemban peran PSO (Public Service Obligation), PERTAMINA di tuntut untuk meraih laba dan menciptakan nilai bagi Negara dan para pemangku kepentingan. Oleh karena itu PERTAMINA kini harus mampu mengelola keseluruhan spectrum usahanya dengan efektif dan efesien. Salah satu kebijakan yang di tempuh adalah dengan melakukan pemilihan segmen usaha dan pengolahannya agar dapat focus dan tanggap terhadap persaingan usaha. Pada awalnya Drilling Services merupakan fungsi bor di dalam organisasi PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya menjadikan Drilling Services sebagai anak perusahaan sudah lama dilakukan, tetapi belum berhasil karena munculnya beberapa kendala pada saat pelaksanaanya. Menyikapi kondisi tersebut, pada tahun 1993 ada upaya untuk mengubah fungsi bor mandiri. Upaya ini gagal karena ditolak oleh DKPP. Pada tahun 1996 pernah dicoba untuk dialih kelola oleh YKPP (SK 160/C00000/95-S0, tanggal 16 september 1996), tetapi upaya ini pun gagal karena tidak tercapainya kesepakatan pembebanan. Lalu pada tahun 1999 mulai lagi dirintis pengelolaan fungsi bor menjadi Unit Usaha Bor EP (Ref. SK Direktur Utama No. Kpts104/C00000/1999-S0 tangaal 29 Mei 1999). Ternyata langkah ini membawa hasil yang positif. Selanjutnya pada tahun 2001, dibentuk organisasi sementara dengan nama PERTAMINA Drilling Services Indonesia (PT. PDSI) (SK-Kpts. 91/D00000/2001-SO, tanggal 18 Juli 2001). Lalu pada tahun 2002
15 berganti nama lagi menjadi Driling Services Dit. Hulu (Ref. SK Dirut No. Kpts-113/C00000/2001-S0, tanggal 23 Oktober 2001 dan SK Direktur Hulu No.Kpts-011/C00000/2002-S0, tanggal 26 Februari 2002). Dalam perkembangannya, Drilling Services menjadi unit usaha Direktorat Hulu sampai dengan bulan September 2005 dan kemudian beralih mejadi bagian dari Direktorat Perkembangan Usaha PT. PERTAMINA EP. Akhirnya pada tanggal 17 Juli 2006, berdasarkan SK Dirut No. Kpts-081/C00000/2006-S0, struktur organisasi Drilling Services Dit Hulu di kembalikan menjadi unit usaha di bawah oreganisasi Direktorat Hulu sebagai persiapan membentuk Anak Perusahaan di tahun PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PT. PDSI) didirikan berdasarkan Akta Notaris Marianne Vincentia Hamdani No. 13, tanggal 13 Juni Pemegang saham adalah PT Pertamina (Persero) sebesar 99,87% dan PT Pertamina Hulu Energi (PT PHE) sebesar 0,13%. B. Visi dan Misi PT. Pertamina Drilling Services Indonesia VISI, Untuk menjadi pemimpin regional dalam pemboran dan Well Services dengan standar kelas dunia. MISI, memberikan solusi terpadu yang berkualitas tinggi dalam nilai tambah bagi pelanggan, pemegang saham, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya. C. Tata Nilai PT. Pertamina Drilling Services Indonesia Dalam mencapai visi dan misinya, PDSI berkomitmen untuk menerapkan tata nilai sebagai berikut : 1. Clean (Jujur) Dikelola secara profesionaln menghindar benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan intregitas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi.
16 2. Comperirive (Kompetitif) Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. 3. Confidents (Percaya Diri) Berperan dalam membangun ekonomi, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa. 4. Customer Focused (Prima) Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan berkualitas tinggi pada pelanggan berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. 5. Commercial (Komersil) Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersil, mengambil keputusan dengan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. 6. Capable (Berkemampuan) Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam mebangun riset dan pengembangan. BAB III LANDASAN TEORI
17 Sistem Dalam Pengeboran Pada perkembangan teknologi pengeboran semakin maju, dan hingga saat ini sitem peralatan bor adalah teknologi yang paling tepat untuk digunakan dalam operasi pembuatan sumur pengeboran. Pada sistem peralatan bor putar ini memiliki beberapa fungsi utama yang mendukung dalam kegiatan operasi pengeboran, secara garis besar peralatan pengeboran dapat dibagi menjadi 5 sistem peralatan utama, yaitu Sistem Angkat (Hoisting System), Sistem Putar (Rotating System), Sistem Sirkulasi (Circulating System), Sistem Tenaga (Power System), dan Sistem Pencegahan Semburan Liar (Blow Out Preventer System). 1. Sistem Angkat (Hoisting System) Sistem angkat (hoisting system) fungsi utamanya adalah memberikan ruang kerja yang cukup bagi crew pengeboran dan untuk pengangkatan serta penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya. Sistem angkat ini sangat penting dalam kegiatan menyambung dan melepaskan rangkaian pengeboran seperti bit, drill collar, drill pipe, dan kelly. Sistem angkat terdiri dari dua bagian utama, yaitu : a. Struktur pendukung (Supporting Structure) b. Peralatan Angkat (Hoisting Equipment) 2. Sistem Putar (Rotating System) Fungsi utama dari sistem putar (rotating system) adalah untuk memberikan putaran pada rangkaian pipa bor dan juga memberikan beratan pada pahat dalam mengebor suatu formasi. Putaran bersumber dari putaran rotary table (pada menggunakan Kelly) atau dari putaran motor pada top drive. Besarnya putaran yang diinginkan biasanya disebut dengan Rotation Per Minutes (RPM). Besarnya beban rangkaian pemboran akan memberikan beratan yang berguna untuk membantu mata bor dalam pemecahan batuan pada saat operasi pengeboran berlangsung. Beban ini sering dinamakan dengan Weight On Bit (WOB). Dengan kombinasi RPM dan WOB yang
18 tepat akan menghasilkan kecepatan pengeboran yang optimum (Rate of Penetration Optimum). 3. Sistem Sirkulasi (Circulating System) Sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem yang memegang peran penting dalam operasi pengeboran putar (Rotary Drilling). Tugas utamanya adalah membantu sistem pemutar di dalam mengebor sumur dengan menyediakan perlengkapan yang sesuai untuk mengatur bahan bahan lumpur dan tempat-tempat kerja untuk mempersiapkan, merawat dan mengganti fluida pengeboran. Sistem sirkulasi tersusun oleh empat sub komponen utama, yaitu : a. b. c. d. Lumpur pengeboran (Drilling Fluid) Tempat Persiapan (Preparatio Area) Peralatan Sirkulasi (Circulating Equipment) Tempat Pengkondisian Lumpur (Conditioning Area atau Solid Control Equipment) Secara umum lumpur pengeboran dapat disirkulasikan dengan urutan sebagai berikut : Lumpur dalam steel mud pit dihisap oleh pompa pipa tekanan stand pipe rotary house swivel head Kelly drill pipe drill collar bit annulus drill collar annulus drill pipe mud line/flow line, shale shaker steel mud pit di hisap pompa kembali dan seterusnya. 4. Sistem Tenaga (Power System) Sistem tenagadalam operasi pengeboran terdiri dari power suplay equipment, yang dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang biasa dikenal dengan nama :Prime Mover dan distribution equipment yang berfungsi untuk meneruskan tenaga yang diperlukan untuk mendukung jalannya kegiatan pengeboran. Tenaga yang dihasilkan prime mover besarnya berkisar Hp. Pada umumnya suatu operasi pengeboran memerlukan dua atau tiga buah mesin. Sedangkan untuk pengeboran yang lebih dalam memerlukantenaga yang lebih besar, sehingga prime mover yang diperlukan dapat mencapai empat unit. Prime mover sebagai sistem daya penggerak haru mampu mendukung keperluan fungsi angkat, putar,
19 penompaan, penerangan, dan lain-lain. Dengan demikian perencanaan dan pemilihan tipe dan jenis prime mover yang dipergunakan harus memperhatikan hal tersebut. 5. Sistem Pencegahan Semburan Liar (Blow Out Preventer System) Lumpur pengeboran merupakan pencegahan semburan liar (blow out) yang utama atau primer, sedangkan blow out preventer (BOP System) merupakan pencegah blowout sekunder. Apabila kick sudah terjadi, segera penutupan sumur sesuai prosedur kemudian dilakuakn sirkulasi untuk mematikannya. 3.1 Uraian
20 BAB IV TINJAUAN
21 4.1 Tinjauan Umum Pengertian Blowout Pada saat melakukan pemboran sumur minyak, sangat mamiliki resiko yang tinggi. Salah satunya adalah resiko terjadinya semburan liar dari dalam sumur pemboran. Semburan liar ini di akibatkan oleh kick. Kick adalah suatu peristiwa dimana merembesnya atau masuknya fluida formasi (minyak,gas, atau air) dari dalam tanah masuk ke lubang yang sedang di bor tanpa di sengaja.karena resiko itu bisa terjadi kapan saja, maka di buatlah alat untuk mencegah semburan liar, yaitu Blow Out Preventer. Blow Out Preventer ini mempunyai sistem tersendiri dalam sumur pemboran, dan tentu sangat berkaitan antara sistem satu dengan sitem lainnya. Blow Out Preventer adalah suatu alat yang digunakan untuk menahan semburan liar atau mengalirnya fluida formasi ke dalam lubang sumur secara tak terkendali (menghentikan laju Kick dan mencegah terjadinya Blowout). Fungsi utama dari sistem pencegahan semburan liar (Blow Out Preventer) adalah untuk menutup lbang bor ketika terjadi Kick. Blow Out terjadi karena masuknya fluida formasi yang tak terkendali ke permukaan. Blow Out biasanya di awali dengan adanya Kick yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor seperti yang sudah di sebutkan sebelumnya. Kejadian ini bisa berkembang menjadi Blow Out jika tidak segera di atasi oleh cre bor, rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System) terdiri dari tiga sub komponen utama yaitu Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan Sistem Penunjang (Supporting System). Sembur liar (Blowout) adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi (bawah tanah) dari dalam sumur secara tidak terkendali. Kejadian ini di dahului dengan masuknya fluida formasi kedalam lubang bor (Well Kick). Peralatan pencegahan Blowout di tempatkan pada kepala Casing di bawah Rotary Table pada lantai bor.
22 4.2 Tinjauan Khusus Rangkaian Blow Out Preventer System
23 Rangkaian BOP terdiri dari beberapa bagian, dari yang paling atas Annular Preventer dan juga Ram Preventer dan juga System Penunjang lainnya. Pada Blow Out Preventer terdapat 3 sub komponen utama : 1. BOP Stack 2. Accumulator 3. Supporting System (Sistem Penunjang) Annular Preventer Annular Preventer ditempatkan paling atas dari susunan BOP Stack. Annular type Preventer memiliki elemen yang terbuat dari karet, bila mendapat tekanan, maka maka piston akan mendorong elemen penutup ( Rubber Packing Element ) dan mengembang ke dalam sesuai dengan bentuk benda ( pipa ) serta merapat dengan baik. Rubber Packing Elemen ini juaga dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor. Annuar Preventer merupakan bagian penting dalam rangkaian BOP, karena ia dapat menahan tekanan paling besar. Di dalam Annular Preventer terdapat beberapa komponen utama, yaitu Head Cover, Wear Plate Packing Element, Openning Chamber, Piston, Closing Chamber, Piston Indicator Hole, Body, Slotted Body Sleeve, Seal-Seal. Annular type Hydrill Pencegahan semburan liar tipe Hydrill akan menutup karena mendapat dorongan tekanan hidrolik sehingga piston akan bersinggungan dengan packing element dan bergerak keatas, maka jarijari baja dari packing element akan merapat dan karet mengembang kedalam dan menutup dengan rapat. Pencegahan semburan liar Annular ada (empat) 4 macam, yaitu : A. Annular type MSP, untuk operasi dengan tekanan kerja rendah 500 psi sampai 2000 psi. B. Annular type GK dengan tekanan kerja antara 3000 psi sampai psi, tipe ini yang paling banyak di pakai di lapangan.
24 C. Annular type GL ukuran dengan tekanan kerja rendah antara 5000 psi dan dipakai untuk operasi pemboran di dasar laut. D. Annular type GKS untuk operasi snubbing dengan ukuran kecil dan tekanan kerja besar 3000 psi sampai dengan 2000 psi. Hydril GK Annular BOP, tipe ini paling banyak di pakai di banding tipe lainnya. Annular ini dapat di pakai untuk BOP ang di pasang di permukaan ( Surface BOP Stack System ) dan untuk BOP yang di pasang di dasar laut ( Subsea BOP Stack ). Packing element atau packing unit dari Hydrill di buat dari karet alam atau karet sintetis, ia memiliki deretan jari-jari baja yang bersatu dengan karet tersebut, untuk penghimpit dan memperkuat karet saat penutupan. Pencegah semburan liar ini di tutup dengan cara mempergunakan tekanan hidrolik untuk mendorong piston melalui ruangan penutup ( Closing Chamber ). Karena bentuk permukaan piston yang bersinggungan dengan Packing Element berbentuk konis maka begitu piston bergerak ke atas karena tekanan hydrolis maka jari-jari baja dari packing element merapat dan karet akan mengembang ke dalam dan melakukan penutupan. Diverter Diverter ditempatkan dibagian atas biasanya pada awal pengeboran/baru dimulai. Alat ini mirip seperti BOP, fungsinya untuk membuang atau mengalirkan ke flare sampai gas tersebut hilang.
25 Gambar 4.1 Diverter Ram Preventer Pencegahan semburan liar tipe Ram Preventer berbeda dengan pencegahan semburan liar tipe Annular. Kalau tipe Annular mampu menutup sumur pada segala keadaan lubang, sedangkan untuk type ram hanadapat menutup satu macam kondisi lubang tertentu, misalnya untuk tidak ada pipa atau untuk satu ukuran tertentu atau juga untuk satu variasi ukuran pipa tertentu, yang dalam hal ini sangat tergantung design dari ukuran dan jenis ram yang dipasang. Gambar 4.2 Ram Preventer
26 Ram Preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang. Jenis Ram Preventer yang biasanya di gunakan adalah : Pipe Ram Digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang bor. Gambar 4.3 Pipe Ram Blind or Blank Ram Digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada pada lubang bor.
27 Gambar 4.4 Blind or Blank Ram Shear Ram Digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang bor. Pada saat pengebopran berlangsung Shear Ram jarang digunakan karna pengeboran berlangsung tergantung kebutuhan.
28 Gambar 4.5 Shear Ram Variable Ram Pencegahan semburan liar dengan Variable Ram dapat dipergunakan untuk menutup lubang pipa dengan ukuran pipa yang berbedda-beda tetapi masih dalam batas range kemampuan dan dapat untuk menutup annulus hexagonal Kelly. Khusus untuk pencegahan semburan liar didasar laut ram variable di pakai sebagai cadangan bila ukuran pipa berubah.
29 Gambar 4.6 Variable Ram 4.3 Sistem Kontrol (Control System) Accumulator Accumulator adalah botol tekan atau pressure bottle yang mula-mula diisikan dengan nitrogen bertekanan, yang dapat di pompakan cairan kedalam, nitrogen didalam mengalami kompresi. Accumulator bekerja pada BOP Stack dengan saluran hydraulic bertekanan tinggi. Pada saat terjadi Kick, driller dengan cepat menutup Blow Out Preventer dengan menghidupkan control pada Accumulator atau Remote Control Panel yang terletak pada lantai bor/rig Floor. Accumulator tersedia dalam tekanan kerja 1500 Psi, 2000 Psi, 3000 Psi.
30 Gambar 4.7 Accumulator Unit Remote Control Panel Suatu pengangkat yang ditempatkan di Rig Floor yang dapat di operasikan oleh Driller untuk memberikan tekanan tenaga Hydraulic pada rangkaian BOP agar valve pada PSL dapat di buka dan di tutup ssecara otomatis tanpa harus ke Accumulator ataupun manual langsung menutup BOP dari Valve BOP. 3.4 Supporting System ( Sistem Penunjang ) Peralatan penunjang yang terpasang rangkaian peralatan system pencegahan semburan liar (Blow Out Preventer) meliputi : Choke Manifold Atau bias disebut Back Pressure Manifold karena saat operasi pemboran mengalirkan gas dan lumpur. Choke Manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa Outlet yang dikendalikan secara manual atau otomatis. Bekreja pada BOP Stack dengan High Pressure Line disebut Choke Line. Bila dihidupkan Choke Manifold membantu menjaga Back Pressure dalam lubang bor untuk mencegah erjadinya intrusi fluida formasi.
31 Kill Line Kill Line bekerja pada BOP system biasanya berlawanan berlangsung dengan Choke Manifold ( dan Choke Line ). Lumpur berat di pompakan melalui Kill Line kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi. Gambar 4.8 Kill Line
32 Choke Line Choke Line biasa di sebut HCR 4 sama seperti Kill Line, alat ini bekerja pada BOP system. Alat ini biasanya dipasang berlawananan dengan Kill Line. Fungsinya untuk mengalirkan mengalirkan fluida bertekanan dari dalam sumur ke Choke Manifold jika terjadi Kick. Ukuran Choke Line minimum 3 dan lebih besar dari Kill Line karena aliran lebih besar yang mengalir melalui Choke Line. Gambar 4.9 Choke Line Hydraulic Adjustable Choke Pada choke ini merupakan jenis Hydraulic Adjustable Choke yang dapat menutup penuh sehingga dipakai untuk menutup sumur. Tenaga kerja dari choke ini psi. Pembangkit tenaga hydraulic dapat menggunakan udara / pompa tenaga hydraulic sebagai cadangan jika saluran hydraulic dari consule rusak sampai choke maka choke dioperasikanlangsung dengan manual yaitu di putar memakai tongkat besi. Drilling Spools Drilling Spools terletak diantara Ram Preventer. Drilling Spools berfungsi untuk tempat pemasangan Choke Line (yang mengsirkulasikan
33 Kick keluar dari lubang bor) dan Kill Line (yang memompakan lumpur berat). Drilling Spools diperlukan untuk menghindari ausnya outlet pada Ram Preventer. Drilling Spools harus mempunyai tekanan kerja yang ssama dengan Annular Preventer dan Ram Preventer yang terpasang. Gambar 4.10 Drilling Spools Casing Head
34 Alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai fondasi BOP Stack. Gambar 5.11 Casing Head Double Studded Adapter Alat tambahan untuk menyambungkan RAM Preventer ke Drilling Spools/Annular Preventer. Gambar 5.11 Drilling Spools
35 Gambar 5.12 Double Studded Adapter Flange Alat tambahan apabila Blow Out Preventer yang di pasang tidak sampai pada Rig Floor (Subtructure). Bottom Flange Adalah tempat dudukan aau pondasi BOP diatas Casing agar BOP bisa di rangkai dan agar tidak bergerak. Pemasangan bottom flange ini harus benarribenar di perhatikan saat pengelasan karena bisa mengalami kebocoran dan tidak kuat menopang bagian BOP yang lainnya, pengelasan harus dilakukan berulang-ulang kali agar kuat menempel pada Casing. Gambar 4.13 Bottom Flange
36 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1 BOP (Blow Out Preventer adalah alat yang digunakan untuk menutup/menahan semburan liar atau mengalirnya fluida formasi ke dalam lubang bor secara tak terkendali ( menghentikan laju Kick dan mencegah terjadinya Blow Out ) 1 Komponen-komponen Blow Out Preventer terdiri dari : Blow Out Preventer dari luar pipa : a. Annular Preventer b. Ram Preventer Blow Out Preventer dari dalam pipa : a. Upper Kelly Cock b. Lower Kelly Cock c. Safety Valve d. Inside BOP e. Drop In Check Valve f. Drill Pipe Float Valve
37 Saluran pengendali : a. Drilling Spools b. Kill Line c. Choke Flow Line ( Choke Line ) d. Choke Manifold ( Back Pressure Manifold ) Sistem Kontrol : a. Accumulator Unit b. Remote Control Panel 2 Annular Preventer berisi Rubber Packing Element yang dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan kosong ataupun rangkaian pipa bor. 3 Diverter ditempatkan di bagian atas biasanya pada awal pengeboran/baru dimulai. 4 Ram Preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang. 5 Pipe Ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang bor. 6 Blind Ram digunakan untuk menutuk lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada pada lubang. 7 Shear Ram digunakan untuk memotong pipa sehingga lubang bor kosong. 8 Accumulator adalah botol tekanan atau Pressure Bottle yang berfungsi menutup Blow Out Preventer dengan menghidupkan control pada Remote Control Panel. 9 Remote Control Panel adalah alat untuk menghidupkan accumulator unit. 10 Nitrogen Back Up System berfungsi menyediakan sumber emergency power untuk menutup Ram Preventer. 11 Kill Line berfungsi member injeksi fluida ke dalam sumur pemboran apabila diperlukan untuk mematikan sumur. 12 Choke Line berfungsi membuang lumpur atau gas pada sumur pemboran ke flare dan biasanya berukuran lebih besar ketimbang Kill Line.
38 B. Saran Meminimalisir kecelakaan kerja di lapangan, bekerja dengan baik pada saat operasi berlangsung. Blow Out Preventer menjadi alat vital dalam pengeboran maka terus di perhatikan dan di rawat aga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Para crew Rig lebih berhati-hati karena sewaktu-waktu Kick dan Blow Out biasa terjadi. Jangan bekerja sambil bercanda karena bias membahayakan keselamatan sendiri dan orang lain. Susunan Blow Out Preventer harus di dasarkan oleh tingkat Kick yang di perkirakan akan terjadi. Tekanan kerja dari Blow Out Preventer minimum harus sama dengan tekanan sumur yang akan di hadapi.
39 DAFTAR PUSTAKA Erwyn Saputra Laporan Kerja Praktek : Blow Out Preventer System. Indramayu : Akademi Minyak dan Gas Balongan Pusdiklat Migas Peralatan Pencegahan Semburan Liar (Well Control Equipment).
Teknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc.
Teknik Pemboran Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc. TEKNIK PEMBORAN Mengenal operasi pemboran dalam dunia minyak dan gas bumi Mengenal 5 komponen peralatan pemboran dunia minyak dan gas bumi, yaitu : Power
Lebih terperinciMATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN 1 MATERI : PENGENALAN PERALATAN DI OPERASI PEMBORAN. 07 Desember 2012
MATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN 1 MATERI : PENGENALAN PERALATAN DI OPERASI PEMBORAN 07 Desember 2012 12/9/2012 PTP 1 1 Tujuan utama dari operasi pemboran adalah membuat lubang secara cepat, murah
Lebih terperinciOleh Fortries Aurelia Samahi
Oleh Fortries Aurelia Samahi 6506 040 016 BAB I PENDAHULUAN Adanya potensi bahaya terjadinya kecelakaan blowout pada drilling proses dan efeknya dapat berujung bencana Kemungkinan terjadinya kegagalan
Lebih terperinciBLOW OUT PREVENTER TEST SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERIKSAAN RUTIN
BLOW OUT PREVENTER TEST SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERIKSAAN RUTIN OLEH : AGUS ALEXANDRI (PUSDIKLAT MIGAS) SITI NURBAYANAH (DITJEND MIGAS) JUNIARTO MATASAK PALILU (DITJEND MIGAS) ABSTRAK Salah satu resiko yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv. KATA PENGANTAR...v. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv KATA PENGANTAR...v HALAMAN PERSEMBAHAN...vii RINGKASAN...viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR TABEL...xv
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...v RINGKASAN...vi DAFTAR ISI...vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xiii
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... iv. RINGKASAN... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN SURAT KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perminyakan, saat explorasi dan exploitasi minyak dan gas bumi dikenal lima sistem utama saat operasi di lapangan berlangsung. Lima sistem utama tersebut
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN. PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya ini sudah lama dilakukan
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Pada awalnya Drilling Services merupakan fungsi bor di dalam organisasi PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya ini sudah lama dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal
Lebih terperinciKelas TentangActivity Kelas BantuanActivity BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran...
ABSTRAK Well Kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi (air, minyak, atau gas) menuju lubang bor. Apabila kick ini tidak bisa dikontrol atau tidak bisa ditanggulangi, akan mengakibatkan fluida formasi
Lebih terperinciTEKNIK PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MATA UJI KEDIKLATAN DAN MATA UJI KOMPETENSI
TEKNIK PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MATA UJI KEDIKLATAN DAN MATA UJI KOMPETENSI Oleh : Joko Susilo Abstrak Pengukuran hasil kediklatan maupun kompetensi peserta bisa dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pompa merupakan suatu mesin yang mengubah energi mekanik menjadi energi hydrodinamik. Suatu fluida akan menerima energi mekanis dari pompa sehingga dapat mengalir dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Blow out adalah suatu peristiwa mengalirnya minyak, gas atau cairan lain dari dalam sumur minyak dan gas ke permukaan atau di bawah tanah yang tidak bisa dikontrol. Peristiwa ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak
Lebih terperinciKISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENGEBORAN MINYAK DAN GAS
KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENGEBORAN MINYAK DAN GAS No Standar Guru (SKG) Inti Guru Guru Mata Indikator Pencapaian (IPK) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. bidang minyak dan gas yang terletak di Jl. Medan Merdeka Timur 1A,
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang minyak dan gas yang terletak di Jl. Medan Merdeka Timur 1A,
Lebih terperinciLAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35
LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang
Lebih terperinciEvaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y
Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y Ryan Raharja, Faisal E.Yazid, Abdul Hamid Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Pada operasi pemboran
Lebih terperinciBAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak
BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V A. Sejarah PT Pertamina ( Persero ) Sejarah PT Pertamina ( Persero ) dibagi menjadi beberapa sesi sebagai berikut: 1. Tahun 1957 Masa
Lebih terperinciUKG TEKNIK PEMBORAN MINYAK DAN GAS 2015 PPPPTK BBL MEDAN STANDAR KOMPETENSI GURU
No Kompetensi Utama KOMPETENSI INTI GURU 1 Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KISI KISI PROFESIONAL dan PEDAGOGIK UKG
Lebih terperinciWELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN ABSTRAK
WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN Victor Pandapotan Nainggolan, 1201172, email: victornainggolan94@gmail.com S1 Teknik Perminyakan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Balikapan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE RIG LEMIGAS
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RANCANG BANGUN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE RIG LEMIGAS Jakarta, 6 April 2017 PUSAT PENELTIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciSERTIFIKASI MIGAS BIDANGPERAWATAN SUMUR
SERTIFIKASI MIGAS BIDANGPERAWATAN SUMUR I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum STTK Bidang Perawatan Sumur adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia No.20 Tahun 2008, Tentang : Pemberlakuan Standar
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) B-197
JURNL SINS DN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) B-197 Perancangan Pompa Torak 3 Silinder untuk Injeksi Lumpur Kedalaman 10000 FT dengan Debit 500 GPM (Studi Kasus Sumur Pemboran
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI METODE CASING DRILLING PADA TRAYEK CASING 13-3/8 DI SUMUR SP-23
EVALUASI METODE CASING DRILLING PADA TRAYEK CASING 13-3/8 DI SUMUR SP-23 Syandi Putra, Widradjat Aboekasan Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Dalam upaya meningkatkan perolehan
Lebih terperinciBAB VII SISTEM PENYEMENAN (CEMENTING SYSTEM)
BAB VII SISTEM PENYEMENAN (CEMENTING SYSTEM) 7.1. DASAR TEORI Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu factor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi pemboran. Berhasil atau tidaknya suatu pemboran,
Lebih terperinciDAFTAR ISI (Lanjutan)
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PENGESAHAN... IV HALAMAN PERSEMBAHAN.... V KATA PENGANTAR... VI RINGKASAN...VIII DAFTAR ISI... IX DAFTAR GAMBAR...XIII DAFTAR TABEL... XV DAFTAR LAMPIRAN... XVI BAB
Lebih terperinciPENGEBORAN LEPAS PANTAI
PENGEBORAN LEPAS PANTAI Budi Utomo Program Diploma III Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Budi Utomo, in this paper explain that offshore drilling carried out to obtain crude
Lebih terperinciPERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN FT DENGAN DEBIT 500 GPM
PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN 10000 FT DENGAN DEBIT 500 GPM Setiadi 2110106002 Tugas Akhir Pembimbing Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, M.Sc Latar Belakang Duplex double
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
EVALUASI DAN OPTIMASI PERENCANAAN CASING PADA OPERASI PEMBORAN SUMUR X-9, PRABUMULIH PT. PERTAMINA EP Feldy Noviandy Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti
Lebih terperinciMAKALAH TEKNIK PENGEBORAN DAN PENGGALIAN JENIS-JENIS PEMBORAN
MAKALAH TEKNIK PENGEBORAN DAN PENGGALIAN JENIS-JENIS PEMBORAN Oleh: EDI SETIAWAN NIM. 1102405 Dosen Mata Kuliah: Mulya Gusman, S.T, M.T PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara
Lebih terperinciPENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110)
PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110) BUKU II Pengantar Teknik Pemboran oleh : Ir. Joko Pamungkas, MT JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN AERATED DRILLINGPADASUMURDINDRA LAPANGANPANAS BUMI BPA-08PT.PERTAMINA UPSTREAM TECHNOLOGYCENTER
EVALUASI PENGGUNAAN AERATED DRILLINGPADASUMURDINDRA LAPANGANPANAS BUMI BPA-08PT.PERTAMINA UPSTREAM TECHNOLOGYCENTER Mohamad Egy Hilmy, Abdul Hamid Abstrak Pada pemboran sumur panas bumi,tujuan utama yang
Lebih terperinciBAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR
BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT.PERTAMINA pada tahun 1961
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimililiki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
2.1 Profil Perusahaan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957
Lebih terperinciRANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL
RANCANG BANGUN VALVE SPRING REMOVAL SPECIAL TOOL LAPORAN AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat Politeknik Negeri Sriwijaya
Lebih terperinciAPLIKASI UNTUK ANALISA METODE PENANGGULANGAN WELL KICK
APLIKASI UNTUK ANALISA METODE PENANGGULANGAN WELL KICK Herry Sofyan, Rega Dian Naralia Sari 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281 Yogyakarta Telp
Lebih terperinciMAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK
MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK DISUSUN OLEH: AZANO DESFIANTO 4201417017 DODDY SETIAWAN 4201417018 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2016 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciMODIFIKASI PENGESETAN LINER DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001 MODIFIKASI PENGESETAN DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5 PERTAMINA DOH Rantau Kata Kunci :
Lebih terperinciANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC *Eflita Yohana,
Lebih terperinciUPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN METODE PEMOMPAAN RATE TINGGI DI SUMUR-SUMUR PANASBUMI KAMOJANG
ASOSIASI PANASBUM I INDONESIA PROCEEDING OF THE 5 th INAGA ANNUAL SCIENTIFIC CONFERENCE & EXHIBITIONS Yogyakarta, March 7 10, 2001 UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN METODE PEMOMPAAN RATE TINGGI DI
Lebih terperinciMATA PELAJARAN : TEKNIK PEMBORAN MINYAK JENJANG PENDIDIKAN : SMK
MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMBORAN MINYAK JENJANG PENDIDIKAN : SMK Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik pesertadidik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI INSTANSI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV. penjelasan fase-fase yang telah dilalui oleh PT.Pertamina (Persero) :
BAB III DESKRIPSI INSTANSI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV A. Sejarah PT. Pertamina (Persero) PT.Pertamina (Persero) telah melewati beberapa fase perubahan, berikut ini adalah penjelasan fase-fase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada industri minyak dan gas di sektor hulu terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam proses eksplorasi hingga produksi sumber minyak dan gas. Berawal dari pencarian
Lebih terperinciMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGELOLAAN AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN HULU MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI DENGAN
Lebih terperinciKata Kunci Lumpur pemboran, pompa sirkulasi, pompa torak.
1 Perancangan Pompa Torak 3 Silinder Untuk Injeksi Lumpur Kedalaman 10000 FT dengan Debit 500 GPM (Studi Kasus Sumur Pemboran Pertamina Hulu Energi - West Madura Offshore) Setiadi, I Made Arya Djoni, dan
Lebih terperinciEVALUASI PENGANGKATAN SERBUK BOR PADA PEMBORAN UNDERBALANCED TRAYEK 12-1/4 DAN TRAYEK 9-7/8 DI SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI
EVALUASI PENGANGKATAN SERBUK BOR PADA PEMBORAN UNDERBALANCED TRAYEK 12-1/4 DAN TRAYEK 9-7/8 DI SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI Oleh ; TRI NUGROHO 113 102 009 PROGRAM STUDI PERMINYAKAN FAKUTAS TEKNOLOGI MINERAL
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 1 : Peta Area Terdampak
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Peta Area Terdampak Peta tersebut menjelaskan bahwa daerah yang masuk area wilayah sebagaimana yang ada dalam Peta diatas penanganan masalah sosial ditanggung oleh PT. Lapindo
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEMAMPUAN USAHA PENUNJANG MIGAS PT. BUMI JAMBI Kantor Pusat/ Workshop: Alamat :Jl.Lingkar Selatan, Rt. 2, Kel. Kenali
Lebih terperinciPERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)
PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment
Lebih terperinciDasar-Dasar Teknik Pemboran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 HALAMAN JUDUL Dasar-Dasar Teknik Pemboran SMK / MAK Kelas X Semester II Dasar Dasar Teknik Pemboran - i DISKLAIMER (DISCLAIMER) Penulis : Editor
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
EVALUASI PERENCANAAN CASING PEMBORAN SECARA TEKNIS DAN EKONOMIS PADA SUMUR NP 03-X DI LAPANGAN NP PERTAMINA UTC Abstrak Novi Pahlamalidie Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Email: novipahlamalidie@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan latar belakang masalah berkaitan dengan kondisi sistem pengeboran yang telah berkembang di dunia, khususnya penggunaan fluida dalam industri minyak
Lebih terperinciAPLIKASI BERBASIS ANDROID PEMILIHAN METODE PENANGGULANGAN WELL KICK
APLIKASI BERBASIS ANDROID PEMILIHAN METODE PENANGGULANGAN WELL KICK Herry Sofyan 1 ), Frans Richard Kodong 2 ), Muhammad Fikri Zulpi 3 ) 1,2,3 ) Program Studi Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Evaluasi Perencanaan Desain Casing Pada Sumur SELONG-1 Di Lapangan Selong
Evaluasi Perencanaan Desain Casing Pada Sumur SELONG-1 Di Lapangan Selong Hendri Kurniantoro, Mu min Prijono Tamsil Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Perencanaan casing merupakan
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data 4.1.1. Profil PT Java Energy Semesta Gresik Meningkatnya potensi pemanfaatan energi hijau di Indonesia adalah suatu keharusan. Negara
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEMAMPUAN USAHA PENUNJANG MIGAS PT.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEMAMPUAN USAHA PENUNJANG MIGAS PT. MITRA RAYA ENERGI Kantor Pusat Fatmawati Festival Blok A16 Jl. RS Fatmawati No. 50
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN AERATED DRILLING PANASBUMI PADA SUMUR BETA 2 STAR ENERGY GEOTHERMAL WAYANG WINDU SKRIPSI
EVALUASI PENERAPAN AERATED DRILLING PANASBUMI PADA SUMUR BETA 2 STAR ENERGY GEOTHERMAL WAYANG WINDU SKRIPSI Oleh : ERAWAN MELISANO 113040140/TM PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1
Lebih terperinciLAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK
LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK Oleh : 1. BAYU FEBRIANTO L0E 006 016 2. DANNY HARNANTO L0E 006 020 3. EKO WAHYU Y. L0E 006 033 4. HASBI ASIDIQI L0E 006 036 PROGRAM
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut SKK Migas, rasio cadangan produksi minyak Indonesia tahun 2013 tinggal 11 tahun, jumlah cadangan minyak bumi Indonesia sebesar 3,6 miliar barrel atau hanya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciTURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA
TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN PEMBORAN DENGAN METODE UNDERBALANCED DRILLING
BAB V PERENCANAAN PEMBORAN DENGAN METODE UNDERBALANCED DRILLING 5.1. Konsep Metoda Underbalanced Drilling Underbalanced drilling (UBD) telah mulai digunakan pada tahun 50-an dan memberikan lebih banyak
Lebih terperinciAku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger
Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah
Lebih terperincieksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$
2 eksplorasi sebesar US$ 3,84 miliar, administrasi US$ 1,6 miliar, pengembangan US$ 5,3 miliar, dan produksi sebanyak US$ 14,9 miliar. Investasi di sektor hulu migas menunjukkan tren meningkat beberapa
Lebih terperinciLaboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2017
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Operasi pemboran merupakan proses kelanjutan dari eksplorasi untuk menginformasikan ada tidaknya kandungan minyak atau gas bumi di dalam suatu lapisan di bawah permukaan.
Lebih terperinci125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI
125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI NO NOMOR SNI J U D U L KETERANGAN 1. SNI 07-0728-1989 Pipa-pipa baja pengujian tekanan tinggi untuk saluran pada industri minyak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa Pada awalnya PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Region
Lebih terperinci1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA
1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid
Lebih terperinciMEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN PARALEL
MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN PARALEL NAMA : SISWO JOHANES NPM : 20407890 JURUSAN : Teknik Mesin PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT Latar Belakang Pompa adalah suatu alat atau mesin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS
PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap
Lebih terperinciCahaya Rosyidan*, Irfan Marshell,Abdul Hamid
EVALUASI HILANG SIRKULASI PADA SUMUR M LAPANGAN B AKIBAT BEDA BESAR TEKANAN HIDROSTATIS LUMPUR DENGAN TEKANAN DASAR LUBANG SUMUR Cahaya Rosyidan*, Irfan Marshell,Abdul Hamid Teknik Perminyakan-FTKE, Universitas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) dari tahun per tahun Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia minyak bumi memiliki peran yang penting dan strategis. Peran penting ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
Lebih terperinciPEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT
MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT DAN GAS DI BAGIAN EKSPLORASI PRODUKSI (EP)-I PERTAMINA PANGKALAN SUSU TAHUN 2008
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT DAN GAS DI BAGIAN EKSPLORASI PRODUKSI (EP)-I PERTAMINA PANGKALAN SUSU TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : RUTH DAMAYANTI M NIM. 021000007 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut merupakan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid
Lebih terperinciSistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2
Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &
Lebih terperinciBAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]
BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK200-8 Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] Universitas Mercu Buana 47 Gambar 5.1 Job Set Cylinder Assy
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN
HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii
Lebih terperinciMateri kuliah dapat didownload di www.fiktm.itb.ac.id/kk-geologi_terapan
Materi kuliah dapat didownload di www.fiktm.itb.ac.id/kk-geologi_terapan HIDROGEOLOGI UMUM (GL-3081 3081) MINGGU KE-8 TEKNOLOGI PEMBORAN DAN KONSTRUKSI SUMUR BOR Oleh: Prof.Dr.Ir.. Deny Juanda Puradimaja,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar
Lebih terperinciINTRODUCTION TO OPERATION GEOLOGY IN OIL & GAS INDUSTRY
INTRODUCTION TO OPERATION GEOLOGY IN OIL & GAS INDUSTRY Faculty of Geology, Padjadjaran University February, 28 th 2015 By: HITLER SIJABAT Jr. Appraisal Geoscientist PT. PERTAMINA EP BANGKITKAN ENERGI
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN VALVE PADA MUD PUMP TYPE TRIPLEX PUMP MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X
IDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN VALVE PADA MUD PUMP TYPE TRIPLEX PUMP MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X Ambri 1, Yohanes 2, Yuhelson 2 Laboratorium Teknologi Produksi, Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan
Lebih terperinciSYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR BOR
SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR BOR PASAL 1 PENJELASAN UMUM 1. PENDAHULUAN Kegiatan penyediaan air bersih pada pekerjaan ini, bermaksud melaksanakan pembuatan sumur bor/ sumur
Lebih terperinciMODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)
MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN
Lebih terperinciDRILLING SERVICE BANDUNG
METODE KERJA PEKERJAAN HORIZONTAL DRILLING CV BORHAN & SON S DRILLING SERVICE BANDUNG Create and Presentation by Theissen Khadafi, S.Kel METODE KERJA PEMBORAN HORIZONTAL Secara umum pekerjaan Horizontal
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK)
RANCANG BANGUN MESIN BENDING HIDROLIK (SISTEM HIDROLIK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh : WAHYU PRASETYA NIM. I8611034 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK
Lebih terperinciJENIS DAN SIFAT FLUIDA BOR. Kelompok I
JENIS DAN SIFAT FLUIDA BOR Kelompok I FUNGSI FLUIDA BOR 1. Fungsi Pembuatan Lubang (Mendinginkan Mata bor, membersihkan mata bor dan dasar lubang, melumasi stangbor dan mata bor, menghambat proses korosi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellhead dan X-mass tree adalah peralatan yang harus dimiliki oleh sumur migas. Wellhead dipasang saat pengeboran dan X-mass tree dipasang saat sumur akan memasuki
Lebih terperinciRANCANG BANGUN KATUP PENGATUR TEKANAN PADA SISTEM HIDROLIK ( PENGUJIAN )
RANCANG BANGUN KATUP PENGATUR TEKANAN PADA SISTEM HIDROLIK ( PENGUJIAN ) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Lebih terperinci