LAMPIRAN. Q: Selamat siang Bhante.. saya pengagum cerita yang berjudul Khema Bhikkuni Yang Unggul Dalam Kebijaksanaan Agung

Transkripsi

1 LAMPIRAN Lampiran 1 Wawancara Dalam mengumpulkan data-data terkait animasi pendek yang akan diangkat dari sebuah kisah Budhist Khema Bhikkhuni Yang Unggul Dalam Kebijaksanaan Agung, penulis melakukan wawancara secara tatap muka dengan nara sumber yang mengetahui kisah tersebut yaitu, Bhante Hemasilo yang merupakan Bhikkhu di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya. Berikut wawancara dengan Beliau. (Kata-kata penulis dengan Q biasa dan beliau ditandai dengan A) Q: Selamat siang Bhante.. saya pengagum cerita yang berjudul Khema Bhikkuni Yang Unggul Dalam Kebijaksanaan Agung A: Oh, Cerita tentang ratu Khema yang menjadi Bhikkhuni, apa yang ingin anda tanyakan? Q: Iya Bhante, jadi saya ingin bertanya apakah cerita tersebut yang berjudul Khema Bhikkuni Yang Unggul Dalam Kebijaksanaan Agung saya angkat ke dalam 3D animasi untuk tugas akhir saya di universitas? Saya sedang mencari cerita-cerita yang berbobot untuk dijadikan animasi tugas akhir, dan dari sekian banyak cerita, saya tertarik untuk mengangkat cerita Budhist karena cerita Budhist paling mendekati dengan realita kita sekarang ini. A: Tidak apa-apa silahkan saja, malah itu sebuah hal yang bagus dimana cerita ratu Khema itu mengambarkan bahwa manusia akan mengalami lahir, tua, sakit dan meninggal dalam hidup. Semoga karyamu menjadi karya yang bermanfaat. Nanti kabari Bhante kalau sudah jadi, Bhante tonton nanti Q: Oh, sudah tentu Bhante, nanti saya kabari. Rencananya film pendek ini, mungkin akan selesai bulan juli tahun ini.. dan mungkin dalam proses selanjutnya ada beberapa hal yang mungkin saya diskusikan tentang eksekusi cerita ini ke dalam animasi bhante 82

2 83 A: Iya tidak apa-apa silahkan saja, nanti tinggal kabari bhante saja kalau sudah jadi Q: Untuk pelengkap data, saya mungkin mau bertanya beberapa pertanyaan mendasar, seperti: 1. Bagaimana sebenarnya cerita Ratu Khema itu? 2. Apakah pesan yang ingin disampaikan dalam cerita tersebut? A: 1. Cerita Ratu Khema sesuai dengan yang ada di Dhammapada, dimana ada seorang ratu yang terlalu mengagumi kecantikannya, namun ia tidak mau bertemu Sang Buddha karena ia takut Sang Buddha meremehkan kecantikannya. Kemudian Raja Bimbisara suami Ratu Khema membuat siasat dengan membuat sebuah iringan yang di perdengarkan di tampat Sang Buddha. Dan Akhirnya Ratu Khema, tertarik untuk datang, dan ia melihat Sang Buddha dengan kekuatan batinnya yang luar biasa membuat sebuah jelmaan dayang yang lebih cantik darinya. Sehingga Ratu Khema mengagumi kecantikan dayang tersebut. Dan saat itulah Sang Buddha membuat dayang tadi menjadi tua hingga akhirnya meninggal. Dari situlah Ratu Khema akhirnya sadar bahwa kecantikannya akan lapuk. Dan ia memutuskan untuk menjadi seorang bhikkuni. 2. Pesan yang ingin disampaikan dari cerita tersebut adalah dimana manusia bagaimanapun kondisinya akan mengalami ke empat hal yang tidak akan dihindari yaitu: Lahir, Tua, Sakit dan Meninggal. Sama seperti sebuah bunga yang kuncup, berkembang dan nantinya akan layu sesuai waktunya. Q: Iya Bhante, mungkin untuk versi animasinya ada beberapa hal yang harus di adaptasi, jadi mungkin ada bagian yang akan dikurangi dan di explor lebih dalam. Minta ijinnya untuk mengadaptasi cerita. A: Iya, boleh-boleh saja di adaptasi, namun cerita dari Dhammapada tidak boleh ada yang berubah, mungkin anda dapat membuat sebuah perumpamaan bahwa Setelah sang ratu melihat hal tersebut, ia merenungkan kedalam batinnya. Namun, pada dasarnya anda boleh mengadaptasi asal jangan mengurangi inti cerita yang ada.

3 84 Q: Oh, baiklah bhante, Akhir kata terima kasih Bhante atas kesediaan waktunya dalam wawancara cerita ini, Semoga animasi saya dapat bermanfaat dan membuat pesan moral yang ada tersampaikan dengan baik untuk orang lain Lampiran 2 Data Survey Penulis melakukan survey online melalui dengan jumlah responden sebanyak 100 orang, berhubungan dengan pengangkatan tema dan respons audience. Berikut adalah hasil data dari survey tersebut. 1. Apa anda pria atau wanita? Pria Wanita Kategori mana di bawah ini mencakup usia anda? < 17 tahun tahun tahun > 30 tahun 4 4

4 85 3. Apakah definisi kecantikan bagi anda? Keindahan Objektif Memiliki fisik yang menarik Innerbeauty Lainnya Total Skipped 5 4. Apakah anda setuju dengan adanya statement kecantikan tidak kekal? Ya Tidak Apakah anda senang menonton film animasi? Ya Tidak 4 4

5 86 6. Jika ada sebuah film animasi yang bertema magis dan fantasi, apakah anda tertarik untuk menontonnya? Ya Tidak 3 3 Mungkin Dalam menonton film apa yang ada utamakan? Pesan Moral Action Emosi Visual yang menarik Cerita yang original Karakter yang unik Lainnya Total Skipped 4 8. Apakah anda pernah mendengar cerita Ratu Khema? Ya Tidak 88 88

6 87 Lampiran 3 Data Pendukung Sebagai data pendukung latar belakang masalah yang membuat penulis memilih cerita ini untuk diangkat menjadi tema Tugas Akhir, penulis melakukan riset dengan melihat artikel yang berkaitan dengan kecantikan dan penuaan yang terjadi sesuai dengan bertambahnya usia. Wanita Jangan Menyebut Diri Sendiri Tua, Ini Risikonya Ketika mulai merasa gampang lelah atau penglihatan tak lagi awas, kebanyakan orang akan beralasan penyebabnya karena usia. Sudah mulai uzur atau tua, itulah sebutan yang sering disebutkan sebagai olok-olokan untuk diri sendiri maupun orang lain. Bagi wanita, sebaiknya jangan sering-sering menyebut dirinya sendiri sudah tua. Sebuah penelitian yang dimuat Journal of Eating Disorders menemukan bahwa wanita yang mengeluh dirinya tua akan merasa buruk dengan dirinya sendiri, sama seperti ketika menyebut dirinya gemuk. Pada akhirnya, rasa tidak puas terhadap dirinya sendiri ini akan menyebabkan gangguan makan, kecemasan, depresi dan gangguan mental lainnya. Penelitian ini dilakukan oleh Carolyn Becker dari Trinity University terhadap lebih dari 900 orang wanita di AS, Inggris dan Australia berumur tahun. Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai sebutan tua, gendut dan ketidakpuasan terhadap tubuh secara keseluruhan. Hasilnya menemukan bahwa wanita dari segala usia pernah menyebut dirinya sendiri tua atau mengatakan sesuatu yang menyiratkan kekesalan terhadap penuaan. Sebanyak 60 persen wanita yang disurvei mengaku terkadang terlibat dalam pembicaraan merasa tua. Wanita berusia 46 tahun ke atas adalah

7 88 yang paling banyak melakukannya. Hampir setengah dari wanita berusia tahun mengaku terkadang menyebut dirinya sendiri tua. Hampir seluruh budaya terobesi dengan keremajaan, jadi masuk akal jika adanya keriput dan uban dapat membuat seseorang membenci tubuhnya sendiri. Bahkan upaya melawan tanda-tanda penuaan sudah menjadi bisnis besar di seluruh dunia. Para wanita yang paling sering menyebut dirinya sendiri tua lebih besar kemungkinannya mengalami gangguan makan dan kurang puas terhadap tubuhnya. Penelitian ini hanya dilakukan pada wanita karena Becker melihat bahwa ucapan tua ini bukan menjadi masalah besar bagi para pria. "Karena pria diperbolehkan untuk menua. Ketika melihat selebriti pria yang bertambah tua, mereka menjadi semakin mencolok atau tampan, berbeda dengan wanita, wanita tidak menyukai menjadi tua," kata Becker seperti dilansir MSN, Jumat (22/2/2013). "Saya tidak tahu apakah menyebut tua lebih mudah daripada menyebut gemuk. Orang bisa membuat perubahan gaya hidupnya, apakah itu makan atau olahraga untuk mengubah berat badan. Tapi ketika menyangkut masalah umur, angkanya akan meningkat setiap tahunnya," kata Becker. (detik/22/2/13) Putro Agus Harnowo. (2013). Wanita Jangan Menyebut Diri Sendiri Tua, Ini Resikonya, Jurnal detikhealth, 20 Februari 2013 dari Hasil riset dari artikel, menyatakan bahwa audiens masih tidak bisa menerima tentang usia dari sebuah kecantikan, dan dari artikel tersebut dikatakan mereka masi terobsesi dengan keremajaan. Dengan ini maka penulis merasa yakin bahwa cerita ini layak diangkat sebagai tema tugas akhir.