BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Pemeliharaan Tanaman Uji Pemeliharaan Serangga Uji Pengamatan Perkembangan
|
|
- Suparman Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian perkembangan dan preferensi makan dilakukan di Laboratorium Entomologi Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB. Pengujian kandungan kimia daun dilaksanakan di dua laboratorium yang berbeda, yaitu pengujian proksimat dilakukan di Laboratorium Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB dan pengujian fitokimia dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik, Fakultas MIPA, IPB. Penelitian dimulai dari bulan November 2013 sampai Agustus Metode Penelitian Pemeliharaan Tanaman Uji Tanaman yang digunakan sebagai inang yaitu bibit jabon merah dan putih yang masing-masing berumur 3 bulan yang didapatkan dari persemaian di sekitar kampus IPB. Tanaman dipelihara di dalam sungkup beratap paranet hitam. Bibit tanaman disiram setiap hari. Kedua jenis tanaman ini disiapkan untuk pengamatan perkembangan dan preferensi makan M. procris. Pemeliharaan Serangga Uji Larva dan pupa M. procris diperoleh dari Hutan Rakyat yang ada di sekitar Dramaga. Larva dan pupa dibawa ke laboratorium Entomologi Hutan dan ditempatkan di dalam wadah plastik berukuran 17 x 12 x 11 cm 3 sampai menjadi imago. Imago yang keluar dibedakan jenis kelaminnya, kemudian dipilih 10 pasang imago dan dimasukkan ke dalam kurungan serta diberi makan larutan madu 10% yang diserapkan pada kapas, kemudian digantung di bagian atas kurungan. Dalam kurungan tersebut juga diletakkan media peletakan telur (bibit jabon merah dan putih) untuk tempat bertelur kupu-kupu betina. Pengamatan Perkembangan Penelitian perkembangan dimulai dengan menggunakan 10 larva M. procris sebagai ulangan, masing-masing pada daun jabon merah dan putih. Pengamatan dilakukan setiap hari dan dimulai dari larva instar 1 atau 2 sampai imago. Khusus untuk fase telur, pengamatan dilakukan pada telur hasil pembedahan abdomen betina karena proses peneluran oleh imago di laboratorium mengalami hambatan. Pengamatan dilakukan terhadap ukuran dan stadium telur. Larva yang diperoleh dari lapangan diletakkan di dalam wadah plastik pengamatan berukuran 17 x 12 x 11 cm 3, masing-masing wadah berisi 1 ekor larva. Fase larva diamati mulai dari instar pertama sampai instar terakhir. Pengamatan larva meliputi jumlah instar, morfologi, perilaku dan stadium tiap instar. Pengukuran larva meliputi ukuran panjang dan lebar kepala larva setiap instar (Gambar 1). Pada fase pupa selain dilakukan pengukuran, juga dilakukan pengamatan stadium dan perilaku. Pengamatan imago dilakukan dengan cara mengambil kupu-kupu yang baru keluar dari pupa kemudian ditempatkan di dalam kurungan berkasa berukuran 60 x 60 x 40 cm 3. Pada setiap kurungan ditempatkan satu pasang kupu-kupu. Apabila
2 5 Panjang tubuh Kepala Gambar 1 Pengukuran bagian tubuh larva Moduza procris perbandingan jantan dan betina tidak mencapai 1 : 1, maka jantan dipindahkan beberapa kali ke dalam beberapa kurungan imago betina agar semua imago dapat berkopulasi. Kupu-kupu kemudian diberi makan cairan madu 10% yang diserapkan pada kapas dan digantung di bagian atas kurungan. Pengamatan imago meliputi morfologi, nisbah kelamin, lama hidup dan jumlah telur yang diletakkan (keperidian). Pengamatan dilakukan setiap hari sampai kupu-kupu tersebut mati, sehingga diperoleh data lama hidup imago. Pengukuran panjang tubuh dan rentang sayap dilakukan langsung setelah imago mati. Cara pengukuran terhadap imago dapat dilihat pada Gambar 2. Rentang sayap Panjang tubuh Gambar 2 Pengukuran imago Moduza procris. Pada penelitian ini dilakukan juga pengamatan terhadap parasitoid yang menyerang hama di lapangan. Jenis parasitoid yang diperoleh dari lapangan disimpan di dalam botol koleksi berisi alkohol 70%, selanjutnya untuk menentukan jenis perasitoid yang ditemukan diidentifikasi menggunakan buku acuan (identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Selain itu suhu dan kelembaban diukur sebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan hama di laboratorium. Pengukuran suhu ruangan dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pukul 07.30, dan WIB (Bariyah 2011). Rata-rata suhu dan kelembaban relatif laboratorium yaitu berturut-turut C dan 64.93%. Pengujian Preferensi Makan Pengujian preferensi makan dilakukan dengan dua cara yaitu metode pilihan (choise) dan metode tanpa pilihan (no choise). Metode pilihan dilakukan dengan menempatkan 1 ekor larva insar empat pada wadah pengamatan, dan diberi pakan daun jabon merah dan putih dalam wadah yang sama. Sebelumnya daun jabon dipetakan di atas kertas milimeter blok untuk mengetahui luas daun yang
3 dijadikan pakan. Pangkal daun diberi kapas yang telah dibasahi air untuk menjaga daun tetap segar. Pergantian pakan daun dilakukan setiap hari. Daun yang telah dimakan keesokan harinya dipetakan kembali di atas kertas milimeter blok dan dihitung jumlah luasan daun yang dimakan larva per hari. Metode tanpa pilihan dilakukan dengan memasukkan satu jenis daun jabon merah atau putih ke dalam wadah plastik. Ukuran daun yang digunakan sebagai pakan dalam metode pilihan atau tanpa pilihan relatif sama. Pada setiap metode dilakukan dengan lima ulangan. Jumlah luasan daun yang dimakan dihitung setiap hari, hingga larva berganti kulit menjadi instar 5. Pengujian Kandungan Kimia Daun Jabon Bahan tanaman uji yang digunakan adalah daun jabon merah dan putih yang berada pada posisi ke tiga dari tunas dan masih berwarna hijau. Daun yang digunakan sebagai sampel merupakan daun yang diambil pada pohon jabon berumur 7 bulan, yang diambil secara acak berasal dari Hutan Rakyat Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pada tahap awal daun jabon dibersihkan dengan air kemudian dikering udarakan tanpa terkena cahaya matahari langsung atau dikeringkan di dalam oven dengan suhu tidak melebihi 50 C. Setelah kering, daun dihaluskan dan sampel siap untuk diuji. Uji Proksimat (Senyawa Primer) Uji proksimat terdiri dari uji kadar air, kadar abu, protein kasar, serat kasar dan kandungan lemak total. Uji mineral meliputi kandungan Ca, P dan NaCl. Analisis serat meliputi ADF (Acid Detergent Fiber), selulosa, lignin dan silika serta uji asam amino (AOAC. 2005; SNI ). Pengujian Kadar Air. Cawan porselin yang sebelumnya telah dipanaskan pada oven 105 o C didinginkan selama ± 1 jam di dalam eksikator, kemudian ditimbang berat cawan (X). Sampel yang telah ditimbang sebanyak ± 5 g (Y), kemudian diletakkan ke dalam cawan. Ke dalam oven 105 o C sampel dimasukkan selama ± 4 6 jam (tercapai bobot tetap). Sampel diangkat, kemudian didinginkan dalam eksikator selama 10 menit. Berat sampel ditimbang dan dicatat. Tahapan tersebut diulangi sampai diketahui berat stabilnya (Z). Perhitungan kadar air dilakukan dengan rumus: Kadar Air pada 105 o C = x 100% Pengujian Kadar Abu. Cawan porselin yang sebelumnya telah dipanaskan pada tanur o C kemudian didinginkan di dalam eksikator, dan ditimbang (X). Sampel ± 5 g dimasukkan ke dalam cawan kemudian ditimbang (Y), selanjutnya sampel dibakar di atas hot plate sampai tidak berasap. Setelah proses pembakaran selesai sampel dimasukkan ke dalam tanur dengan suhu 800 C selama 1 jam. Sampel kemudian diangkat dan didinginkan dalam eksikator lagi selama 30 menit. Berat sampel ditimbang dan dicatat (Z). Perhitungan kadar abu dilakukan dengan rumus: X Z Y Kadar Abu = x 100% X x Y Z Y 6
4 Pengujian Serat Kasar. Sampel ditimbang sebanyak ± 1 g (X), kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala. Sampel dimasukkan ke dalam alat Heater extract dan ditambah dengan 50 ml H 2 SO N, kemudian diekstrak selama 30 menit. Setelah diekstrak sampel ditambahkan dengan 25 ml NaOH 1.5 N dan diekstrak kembali selama 30 menit. Selanjutnya sampel ditempatkan pada kertas saring Whatman 41 yang telah dipanaskan dalam oven 105 o C selama 1 jam, dan ditimbang kembali (a). Cairan kemudian disaring menggunakan Whatman 41 dan dimasukkan ke dalam corong buchner. Penyaringan tersebut dilakukan dengan labu pengisap yang dihubungkan dengan pancar air. Sampel yang telah selesai disaring kemudian dicuci berturut-turut dengan menggunakan 50 ml air panas, 50 ml H 2 SO N, 50 ml air panas dan 25 ml aseton. Kertas saring Whatman 41 beserta isinya dimasukkan ke dalam cawan porselen, selanjutnya dikeringkan dengan oven 105 o C selama 1 jam. Sampel diangkat dan didinginkan dalam eksikator kemudian ditimbang beratnya (Y). Setelah ditimbang sampel ditempatkan pada cawan dan dimasukkan ke dalam tanur selama 1 jam dengan suhu mencapai 800 C, sampel diangkat dan didinginkan kemudian ditimbang beratnya (Z). Perhitungan kandungan serat kasar dilakukan dengan rumus: Y Z a X % Serat Kasar = x 100% 7 Pengujian Protein Kasar. Pengujian protein kasar dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu tahap destruksi, sampel ditimbang sebanyak ± 0.3 g, kemudian ditambakan ± 1.5 g katalis Selenium Mixture. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 20 ml H 2 SO 4 pekat, dan didestruksi sampai warna larutan menjadi hijau-kekuninganjernih. Tahap kedua yaitu tahapan destilasi, setelah proses destruksi sampel didinginkan selama ± 15 menit. Ke dalam sampel ditambahkan 300 ml aquadest, kemudian didinginkan kembali, setelah proses pendinginan ke dalam sampel ditambahakan 100 ml NaOH 40 % (teknis) dan dilakukan destilasi. Proses destilasi ini berlangsung selama ± 30 menit sampai terjadinya letupan. Tahapan ketiga yaitu proses titrasi. Hasil destilasi dicampur dengan 10 ml H 2 SO N yang sudah ditambah 3 tetes indikator campuran Methylen Blue dan Methylen Red dengan NaOH 0.1 N sampai terjadi perubahan warna dari ungu menjadi birukehijauan. Pada proses titrasi ini juga dilakukan penetapan blanko (sebagai pembanding), 10 ml H 2 SO N dipipet dan ditambah 2 tetes indikator PP (Phenol Phtalein), kemudian dititrasi dengan NaOH 0.1 N. Perhitungan protein kasar dilakukan dengan rumus: (ml blanco ml sampel) x N NaOH x 14 x 6.25 % Protein = x 100% Berat sampel (mg) Pengujian Kadar Lemak. Labu penyari (labu lemak) disiapkan sebelumnya, dengan batu didih di dalamnya yang telah dipanaskan sebelumnya pada suhu o C dan didinginkan di dalam eksikator. Berat labu penyari ditimbang (a). Sampel daun yang telah dihaluskan ditimbang ± 1 g (x), dan dimasukkan ke dalam selongsong penyaring, kemudian ditutup dengan menggunakan kapas tidak berlemak. Selongsong penyaring ini dimasukkan ke
5 dalam alat soxlet, selanjutnya disaring menggunakan petroleum benzin. Selanjutnya ekstraktor dihubungkan dengan kondensor, proses ini dilakukan menggunakan alat FATEX-S. Labu penyari diangkat dari alat FATEX-S, kemudian dikeringkan dalam oven o C sampai bobotnya tetap (± 4-6 jam). Sampel diangkat dari oven, kemudian didinginkan di dalam eksikator selama 30 menit, selanjutnya ditimbang bobot akhirnya (b). Perhitungan lemak kasar dilakukan dengan rumus: b a % Lemak = x 100% x Pengujian Van Soest. Sistem analisis Van Soest merupakan kelanjutan dari uji serat, yaitu menggolongkan zat pakan menjadi isi sel (cell content) dan dinding sel (cell wall). Analisis serat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis ADF, selulosa dan lignin. Analisis ADF mewakili selulosa dan lignin dinding sel tanaman. Prinsip dasar dari analisis ADF adalah mengukur bagian dinding sel tanaman yang tidak dapat larut dalam larutan detergen asam dengan komposit utama CTAB (Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide) pada pemanasan satu jam. Larutan detergent asam atau Acid Detergent Solution (ADS) dibuat dengan melarutkan CTAB 20 g dalam 27.5 asam sulfat 1 N dan ditambahkan aquadest hingga volumenya menjadi 1 liter. Sampel ditimbang sebanyak 1 g (A), selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas piala 600 ml, dan ditambahkan dengan 100 ml larutan ADS. Sampel kemudian diekstraksi selama 60 menit dari mulai mendidih. Sampel hasil ekstraksi disaring menggunakan cawan kaca masir yang telah ditimbang sebelumnya (B). Residu hasil ekstraksi dibilas menggunakan air panas dan aseton. Sampel dikeringkan pada oven 105 C selama ± 4 jam sampai beratnya stabil, selanjutnya cawan diangkat dan didinginkan di dalam eksikator. Setelah dingin, cawan dikeluarkan dari eksikator dan ditimbang (C). Analisis selulosa merupakan lanjutan dari analisa ADF. Sampel analisis ADF yang sudah ditimbang (C) ditambah dengan larutan asam sulfat (H 2 SO 4 ) 72% sampai terendam selama 3 jam. Setelah 3 jam, residu dibilas menggunakan air panas dan aseton. Selanjutnya dikeringkan pada oven 105 C selama ± 4 jam sampai beratnya stabil, angkat dan dinginkan dalam eksikator. Setelah dingin, cawan dikeluarkan dari eksikator dan ditimbang (D). Analisis lignin merupakan kelanjutan dari analisis ADF dan selulosa. Sampel yang sudah dikeringkan (D), selanjutnya dibakar di dalam tanur dengan tempratur ± 600 C. Sampel yang ditempatkan di dalam cawan diangkat dan didinginkan dalam eksikator dan ditimbang beratnya (E). Analisis Van Soest dapat dihitung dengan persamaan berikut: % ADF = C B x 100% A C D % Selulosa = x 100% A % Lignin = C E x 100% A 8
6 Uji Fitokimia (Senyawa Metabolik Sekunder) Analisis fitokimia daun yang dilakukan mengacu pada metode Harborne (1987). Uji Alkaloid. Sebanyak 500 mg sampel dilarutkan di dalam 5 ml kloroform dan dibasakan dengan beberapa tetes NH4OH, kemudian sampel disaring ke dalam tabung reaksi. Ekstrak kloroform kemudian ditambahi 10 tetes H2SO4 2M lalu dikocok hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan asam yang berada di atas di ambil, kemudian diteteskan pada pelat tetes dan diuji berturut-turut dengan pereaksi Meyer, pereaksi Wagner, dan pereaksi Dragendrof. Uji positif bila didapat endapan berturut-turut putih, cokelat, dan merah jingga. Uji Flavonoid. Pada 500 mg sampel ditambahkan 10 ml air panas kemudian dididihkan selama 5 menit dan disaring. Ke dalam 5 ml filtratnya ditambahkan 0.5 g serbuk Mg, 1 ml HCl pekat, dan 1 ml amil alkohol kemudian dikocok dengan kuat. Hasil uji positif bila muncul warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol. Uji Kuinon. Sebanyak 500 mg sampel ditambahkan ke dalam 10 ml air panas dan sampel dididihkan selama 5 menit lalu disaring. Filtrat ditambahi 3 tetes NaOH. Uji positif bila ditandai dengan munculnya endapan merah. Uji Tanin. Sebanyak 500 mg sampel ditambahkan ke dalam 50 ml air panas dan dididihkan selama 15 menit lalu disaring. Filtratnya ditambahi 10 ml FeCl3 1%. Uji positif bila ditandai dengan munculnya warna hijau kehitaman. Uji Saponin. Pada 500 mg sampel ditambahkan 10 ml air panas dan dididihkan selama 5 menit lalu disaring. Sebanyak 10 ml filtrat dikocok di dalam tabung reaksi tertutup selama 10 detik kemudian dibiarkan selama 10 menit. Adanya saponin ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang stabil. Uji Triterpenoid dan Steroid. Uji ini menggunakan pereaksi Lieberman- Burchard. Pada pengujian ini, sebanyak 500 mg sampel dimaserasi dengan 25 ml etanol panas selama 1 jam, disaring dan residunya ditambah eter. Filtrat ditambah 3 tetes asam asetatanhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat secara berurutan. Larutan dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Uji positif ditandai dengan terbentuknya warna merah atau ungu untuk triterpenoid dan warna hijau atau biru untuk steroid. Analisis Data Data pengamatan perkembangan dianalisis secara deskriptif, data hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Data preferensi makan dengan metode pilihan dan tanpa pilihan dianalisis dengan uji t pada taraf nyata 5%, menggunakan software SAS versi 9.1. Data pengujian kandungan kimia senyawa primer dan senyawa metabolik sekunder dianalisis secara deskriptif yaitu hasil pengujian kandungan kimia daun dua jenis jabon disajikan dalam bentuk tabel dan dilihat berapa persentase perbedaan kandungan kimia dari daun jabon merah dan putih. 9
MATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai Oktober 2011, dan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)
LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Serangga Uji Bahan Tanaman Uji Penyiapan Tanaman Pakan
BAHAN DAN METODE Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat
18 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Ekowisata Mangrove, Pantai Kapuk, Muara Karang, Jakarta Utara.
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan
15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Mei 2010. Tempat penelitian di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan
Lebih terperinci3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2011 sampai dengan Juni 2011. Sampel anemon laut (Stichodactyla gigantea) diambil disekitar kawasan Pulau Pramuka, Taman Nasional
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan
17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Januari sampai April 2010. Keong pepaya dibeli dari nelayan di sekitar Perairan Cirebon. Analisis proksimat keong ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon
Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon Proksimat protein lemak abu serat kasar air BETN A ( rebon 0%) 35,85 3,74 15,34 1,94 6,80
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Oktober 2013.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Oktober 2013. Penelitian ini berlokasi di Kebun penelitian Laboratorium Agrostologi, Industri
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Perlakuan Penelitian ini terdiri dari enam perlakuan yang masing-masing diberi 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan berupa perendaman dengan dosis relhp berbeda yaitu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat
19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel
Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling
Lebih terperinciKadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu
40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret
12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang evaluasi komposisi nutrisi kulit ubi kayu dengan perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Mei
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian
3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2009 hingga Januari 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengawasan Mutu, Teknik Kimia, Bio-Industri dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa
22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa Braja Harjosari, Kecamatan Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur dan
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
20 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2011 di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Laboratorium biokimia, Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012
26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu 1. Analisa Proksimat a. Kadar Air (AOAC 1999) Sampel sebanyak 2 g ditimbang dan ditaruh di dalam cawan aluminium yang telah diketahui
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis Proksimat 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat sebagai A gram. 2. Menyiapkan cawan porselen
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Rambut jagung (Zea mays L.), n-heksana, etil asetat, etanol, metanol, gliserin, larutan kloral hidrat 70%, air, aqua destilata, asam hidroklorida, toluena, kloroform, amonia,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April- Juli 2012 bertempat di Waduk Batutegi
25 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April- Juli 2012 bertempat di Waduk Batutegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian
9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di rumah kaca Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Pengujian secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penyiapan Bahan Daun sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang digunakan sudah berwarna hijau tua dengan ukuran yang sama. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)
Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2011. Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai Oktober 2011 di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di
22 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat Penelitian
2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciIII. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni
III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni sampai bulan Agustus 2013 di pulau Jefman Kabupaten Raja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH
Lampiran 1 BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Bahan Tepung ubi jalar Putih Coklat collata Margarin Gula pasir Telur Coklat bubuk Kacang kenari Jumlah 250 gr 350 gr 380 gr 250 gr 8 butir 55 gr 50 gr Cara Membuat:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2014 bertempat di Labolaturium Teknologi Pascapanen (TPP) dan analisis Kimia dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tongkol jagung hasil limbah pertanian. Bahan yang digunakan untuk sintesis nanoselulosa adalah natrium hidroksida
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Kelompok Peneliti Hama dan Penyakit, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor. Penelitian dimulai dari bulan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya akan diisi sebanyak 2 g sampel lalu ditimbang
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman
Lebih terperinciLAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar
LAMPIRAN Lampiran 1. Skema Pembuatan Fermentasi Feses: Dimasukkan stater EM4 (efective microorganism 4) sebanyak 1 liter dengan campuran gula 1 kg kedalam 10 liter air dan difermentasikan selama 5 jam
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia
BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas tentang langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam penelitian meliputi bahan, alat, pengumpulan dan determinasi simplisia, karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan angka-angka data analisis menggunakan statistik. Hijau Tridharma Andounohu Kendari, Sulawesi Tenggara.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, sebagaimana menurut Suryana (2010) penelitian deskriptif bertujuan
Lebih terperinciLampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar
LAMPIRAN 17 Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110 o C selama 1 jam, dan kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)
LAMPIRAN 50 51 Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) Kandungan protein kasar di ukur dengan menggunakan analisis Kjeldahl. Larutan yang digunakan adalah asam sulfat pekat, asam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei Tahun 2013 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian Dan Peternakan Universitas Islam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September 2013--Oktober 2013. Pengambilan sampel onggok diperoleh di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah.
Lebih terperinci