PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR REMAJA PUTRI
|
|
- Yenny Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR REMAJA PUTRI Henny Juaria * *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya admin@akbid-griyahusada.ac.id ABSTRAK Pendahuluan : Masa remaja adalah peralihan dari anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan fisik. Berdasarkan hasil survey pendahuluan di SMA Kartika Surabaya melalui wawancara yang dilakukan pada siswi kelas XI, jumlah siswi kelas XI rata-rata sebanyak 164 siswi dan survey yang dilakukan sebanyak 10 sampel remaja putri pada 18 Februari 2016 didapatkan 10 remaja putri yang mengalami gangguan pada tidur dan survey awal di lakukan pada 10 remaja putri sebelum diberikan aromaterapi lavender dengan kualitas tidur yang kurang baik. Setelah diberikan pijat ringan pada punggung dengan aromaterapi lavender diantara 10 remaja putri 4 remaja putri mengalami perubahan dengan kualitas tidur baik (40%), 3 remaja putri dengan kualitas tidur cukup baik (30%) dan remaja putri yang dengan kualitas tidur cukup hanya 3 remaja putri (30%). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur pada remaja putri. Metode : Penelitian ini menggunakan metode One group pretest-posttest design dimana dilakukan observasi kualitas tidur remaja putri sebelum pemberian aromaterapi lavender, kemudian dilakukan intervensi pemberian aromaterapi lavender dan dilakukan evaluasi perlakuan dengan mengukur kualitas tidur remaja putri. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Remaja Putri Kelas XI di SMA Kartika Surabaya yang mengalami gangguan tidur pada bulan April sampai bulan Mei 2016 sejumlah 16 sampel siswi. Sampel ada penelitian ini adalah semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ditentukan dengan rumus frederer sejumlah 16 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah pemberian aromaterapi dan kualitas tidur. Instrumen penelitian menggunakan penilaian numerik 0-10 atau Numerical Rating Scale (NRS) dan lembar observasi. Lembar observasi yang berisikan tentang Standart Operating Prosedure (SOP). Hasil penelitian kemudian dilakukan pengujian data dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank. Hasil : didapat menunjukkan sebagian besar 9 (56,3%) responden dan setelah pemberian aromaterapi lavender didapatkan sebagian kecil 4 responden (25%) kurang menjadi baik, didapatkan sebagian kecil 3 responden (18,8%) yaitu kurang menjadi cukup, dan didapatkan sebagian kecil 4 responden (25%) yaitu cukup menjadi baik. Berdasarkan uji wilcoxon didapatkan nilai signifikan (p value) = 0,002 (< α = 0,05. Diskusi : sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur pada remaja putri di SMA Kartika Surabaya Tahun Kata Kunci : Aromaterapi Lavender, Kualitas Tidur PENDAHULUAN Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Proses pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami penurunan konsentrasi (Ulimudiin, 2011). Khaviri (2010) menjelaskan bahwa tidur yang baik merupakan kunci untuk merasa nyaman dan bahagia. Tidur yang buruk, sebaliknya, dapat mengakibatkan kelelahan, mudah tersinggung, mudah marah dan depresi klinis. Kaplan dan Sadock (2012) menyatakan, periode kekurangan tidur yang panjang, terkadang menyebabkan disorganisasi ego, halusinasi dan waham. Ia juga menyatakan, 79
2 orang yang kekurangan tidur REM mungkin menunjukan sikap mudah tersinggung dan letargi (merasa kehilangan energi dan antusiasme). tidurnya pada malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan vital untuk hidup sehat semua orang (Lai, 2011). Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting yang dialami dengan matangnya organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi (Syamsul, 2007). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, psikis. Masa remaja, yakni antara usia tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan masa anak ke masa dewasa (Fitramaya, 2008). Lebih dari 90% remaja dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan sekolah dilaporkan kurang tidur dari sembilan jam semalam sesuai yang direkomendasikan. Dalam studi yang sama, 10 persen remaja dilaporkan tidur kurang dari enam jam semalam (Mayo, 2005). Studi pendahuluan yang dilakukan di Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar, pada bulan januari 2012 diperoleh data dari 13 orang remaja yang menghuni panti, 10 (76,9%) orang mengalami masalah dalam pemenuhan kebutuhan tidur. Berdasarkan hasil survey pendahuluan di SMA Kartika Surabaya melalui wawancara yang dilakukan pada siswi kelas XI, jumlah siswi kelas XI rata-rata sebanyak 164 siswi dan survey yang dilakukan sebanyak 10 sampel remaja putri pada 18 Februari 2016 didapatkan 10 remaja putri yang mengalami gangguan pada tidur dan survey awal di lakukan pada 10 remaja putri sebelum diberikan aromaterapi lavender dengan kualitas tidur yang kurang baik. Setelah diberikan pijat ringan pada punggung dengan aromaterapi lavender diantara 10 remaja putri 4 remaja putri mengalami perubahan dengan kualitas tidur baik (40%), 3 remaja putri dengan kualitas tidur cukup baik (30%) dan remaja putri yang dengan kualitas tidur cukup hanya 3 remaja putri (30%). Dari data wawancara diatas diketahui sebagian besar kualitas tidur remaja putri masih menjadi masalah dikalangan siswa dan siswi, dapat di simpulkan masih banyak remaja putra dan putri yang mengkhawatirkan kondisi pada masalah tidur dan belum mengetahui cara penanganannya. Faktor Psikologis. Faktor ini yang paling banyak menyebabkan terjadinya insomnia pada seseorang. Contohnya adalah stressor berlebihan, gangguan mental, paranoid, kecemasan. Masala h hubungan dengan kekasih,masalah dengan teman, salah paham,karena tugas sekolah yang menumpuk. Faktor Lingkungan. Misalnya karena pola tidur yang terganggu karena pekerjaan, lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Tinggal di lingkungan kos yang gaduh/bising Karena kebiasaan dari teman satu kos atau satu kamar Karena tugas sekolah yang terlalu menumpuk. Dampak yang timbul dari kualitas tidur seseorang Orang biasanya dengan insomnia lebih muda menderita depresi dibanding mereka yang bisa tidur dengan baik, Kekurangan tidur akibat insomnia memberikan kontribusi pada timbulnya suatu penyakit, termasuk penyakit jantung, dampak mengantuk/ketiduran disiang hari dapat mengancam keselamatan kerja, termasuk mengemudi kendaraan, Tidur malam yang buruk, dapat menurunkan kemampuan dalam memenuhi tugas harian serta kurang menikmati aktifitas hidup (Rafknowledge, 2013). Dengan aromaterapi yang dapat berperan dalam merelaksasikan pikiran dan mengurangi rasa stres, hal tersebut tentunya berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur, Aroma terapi lavender adalah suatu cara perawatan tubuh atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil) (Jaelani, 2010). Aroma terapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat emosi (Setiono dan Hidayati, 2012). Manfaat pemberian aroma terapi lavender bagi seseorang adalah dapat menurunkan kecemasan, nyeri sendi, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik, dan mengatasi gangguan tidur (insomnia), stress dan meningkatkan produksi. Aromaterapi dapat berua dupa, ilin, minyak aromaterapi, sabun mandi, pengharum ruangan dan parfum. Aromaterapi dapat diaplikasikan dalam berbagai cara, antara lain dengan 80
3 menggunakan alat anglo pemanas, pemijatan, berendam, penghirupan langsung, semprot maupun kompres. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan lingkup penelitian termasuk penelitian inferensial. Berdasarkan tujuan penelitian termasuk penelitian Pre-eksperimen yaitu melakukan penelitian sekaligus memberikan perlakuan dan mengevaluasi perlakuan tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Remaja Putri Kelas XI di SMA Kartika Surabaya yang mengalami gangguan tidur pada bulan April sampai bulan Mei 2016 sejumlah 16 orang. HASIL DAN PENELITIAN Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Remaja Putri Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur remaja putri Umur Jumlah Presentase(%) Tahun 3 18, Tahun 7 43, Tahun 6 37,5 Total 100 Sumber : Data Primer hasil penelitian,2016 Berdasarkan tabel 1 dapat diinterpretasikan bahwa dari 16 responden hampir setengah yaitu 7 (43,8) berumur Tahun. Distrubusi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Remaja Putri Sebelum Diberikan Aromaterapi Lavender di SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan kualitas tidur remaja putri sebelum diberikan aromaterapi lavender di SMA Kartika Surabaya tahun 2016 Pre-test Frekuensi Presentase(%) Baik 3 18,8 Cukup 4 25,0 Kurang 9 56,3 Total) 100 Sumber : Data Primer hasil penelitian,2016 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebelum pemberian aromaterapi lavender sebagian besar 9 (56,3%) responden mengalami kurang dalam kualitas tidurnya. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Remaja Putri Setelah Pemberian Aromaterapi Lavender di SMA Kartika Surabaya tahun Tabel.3 distribusi responden berdasarkan kualitas tidur remaja putri setelah pemberian aromaterapi lavender di SMA Kartika Surabaya tahun 2016 Post-test Frekuensi Presentase(%) Baik 11 68,8 Cukup 3 18,8 Kurang 2 12,5 Total 100 Sumber : Data Primer hasil penelitian, 2016 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diinterpretasikan bahwa setelah pemberian aromaterapi lavender sebagian besar 11 (68,8%) responden mengalami baik dalam kualitas tidurnya. Tabulasi Silang Kualitas Tidur Sebelum Dan Setelah Pemberian Aromaterapi Lavender Pada Remaja Putri SMA Kartika Surabaya tahun Tabel 4 Hasil nilai tabulasi kualitas tidur sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Sebelum Setelah Pemberian Aromaterapi Lavender Pemberian Baik Cukup Kurang Total Aromaterapi Lavender F % F % F % F % Baik 3 18,8% 0 0,0% 0 0,0% 3 18,8% Cukup 4 25,0% 0 0,0% 0 0,0% 4 25,0% Kurang 4 25,0% 3 18,8% 2 12,5% 9 56,2% Total 11 68,8% 3 18,8% 2 12,5% ,0% Negative Ranks : 11 a P-Value : 0,002 Positive Ranks : 0 b α : 0,05 Ties : 5 c Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa kualitas tidur pada remaja putri sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender didapatkan sebagian kecil 4 responden (25%) kurang menjadi baik, didapatkan sebagian kecil 3 responden (18,8%) yaitu kurang menjadi cukup, 81
4 dan didapatkan sebagian kecil 4 responden (25%) yaitu cukup menjadi baik. Berdasarkan uji wilcoxon didapatkan nilai signifikan (p value) = 0,002 (< α = 0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur pada remaja putri di SMA Kartika Surabaya Tahun PEMBAHASAN Kualitas tidur sebelum pemberian aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Setelah dilakukan analisa data tentang karakteristik dan variabel penelitian, maka selanjutnya akan dibahas tentang kualitas tidur sebelum diberikan aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun Berdasarkan hasil sebelum didapatkan hasil bahwa sebagian besar 9 (56,3%) responden mengalami kurang dalam kualitas tidurnya. Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Proses pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami penurunan konsentrasi (Ulimudiin, 2011). Tidur yang baik merupakan kunci untuk merasa nyaman dan bahagia. Tidur yang buruk, sebaliknya, dapat mengakibatkan kelelahan, mudah tersinggung, mudah marah dan depresi klinis. Kaplan dan Sadock (2012) menyatakan, periode kekurangan tidur yang panjang, terkadang menyebabkan disorganisasi ego, halusinasi dan waham. Ia juga menyatakan, orang yang kekurangan tidur REM mungkin menunjukan sikap mudah tersinggung dan letargi (merasa kehilangan energi dan antusiasme) Khaviri (2010). Faktor Lingkungan. Misalnya karena pola tidur yang terganggu karena pekerjaan, lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Tinggal di lingkungan kos yang gaduh/bising Karena kebiasaan dari teman satu kos atau satu kamar Karena tugas sekolah yang terlalu menumpuk. Dampak yang timbul dari kualitas tidur seseorang Orang biasanya dengan insomnia lebih muda menderita depresi dibanding mereka yang bisa tidur dengan baik, Kekurangan tidur akibat insomnia memberikan kontribusi pada timbulnya suatu penyakit, termasuk penyakit jantung, dampak mengantuk/ketiduran disiang hari dapat mengancam keselamatan kerja, termasuk mengemudi kendaraan, Tidur malam yang buruk, dapat menurunkan kemampuan dalam memenuhi tugas harian serta kurang menikmati aktifitas hidup (Rafknowledge, 2013). Aromaterapi yang dapat berperan dalam merelaksasikan pikiran dan mengurangi rasa stres, hal tersebut tentunya berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur, Aroma terapi lavender adalah suatu cara perawatan tubuh atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil) (Jaelani, 2010). Aroma terapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat emosi (Setiono dan Hidayati, 2012). Kualitas tidur setelah pemberian aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Setelah dilakukan analisa data tentang karakteristik dan variabel penelitian, maka selanjutnya akan dibahas tentang kualitas tidur setelah diberikan aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun Berdasarkan hasil setelah didapatkan hasil bahwa sebagian besar 11 (68,8%) responden mengalami baik dalam kualitas tidurnya. Dilihat dari hasil penelitian bahwa remaja putri belum pernah menggunakan obat dan terapi lain untuk mengurangi gangguan pada tidur sehingga pemberian aromaterapi lavender efektif dapat mengurangi gangguan kualitas tidur pada remaja putri. Pada saat post test gangguan pada kualitas tidurnya menurun diakibatkan diberikan aromaterapi lavender dan terjadi penurunan gangguan kualitas tidur lebih baik dibandingkan sebelum diberikan aromaterapi lavender karena aromaterapi dapat memberikan rasa tenang, rileks dan mengurangi ketegangan otot sehingga hal tersebut dapat mencegah dan mengurangi gangguan pada tidur. Aromaterapi lavender diterima oleh reseptor di hidung kemudian dikirimkan kebagian medulla spinalis di otak, kemudian akan meningkatkan gelombang alfa di otak dan gelombang alfa inilah yang membantu untuk relaksasi. Relaksasi sempurna dapat memberikan rasa tenang dan rileks sehingga dapat mengurangi ketegangan otot dan rasa jenuh. Lavender dapat bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, dan dapat memberikan relaksasi (Hutasoit 2012). Begitu banyak manfaat 82
5 dari minyak lavender, maka dari itu dalam penelitian ini akan menggunakan minyak lavender. Selain memiliki banyak manfaat, lavender paling sering digunakan sebagai aromaterapi dan merupakan jenis minyak yang dapat digunakan tanpa harus di campur terlebih dahulu dengan carrier oil. Penggunaan aromaterapi mempunyai efek menenangkan jiwa sehingga dapat mengurangi stress. Pemberian aromaterapi tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat stress mahasiswa jurusan psikologi dalam mengikuti kuliah statistik II (Maifrisco 2014). Kualitas tidur sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Setelah dilakukan analisa dan tentang karakteristik dan variabel penelitian, maka selanjutnya akan dibahas tentang kualitas tidur sebelum dan setelah diberikan aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun Berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan hasil bahwa kualitas tidur pada remaja putri pada saat pre test mengalami gangguan pada kualitas tidur dan pada saat posy test gangguan kualitas tidurnya berkurang dan seterusnya. Sedangkan pada responden yang tidak mengalami perubahan sebelum dan setelah diberikan aromaterapi lavender hal tersebut terjadi dikarenakan oleh banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya karena tugas sekolah menumpuk dan kurang konsentrasi pada saat melakukan prosedur pelaksanaan aromaterapi lavender sehingga aromaterapi tersebut kurang maksimal. Berdasarkan uji wilcoxon didapatkan nilai signifikan (p value) = 0,002 (<α = 0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur pada remaja putri SMA Kartika Surabaya. Aroma terapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat emosi (Setiono dan Hidayati, 2012). Manfaat pemberian aroma terapi lavender bagi seseorang adalah dapat menurunkan kecemasan, nyeri sendi, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik, dan mengatasi gangguan tidur (insomnia), stress dan meningkatkan produksi. Bau yang berasal dari aromaterapi lavender diterima oleh reseptor di hidung kemudian dikirimkan kebagian medulla spinalis di otak, kemudian akan meningkatkan gelombang alfa di otak dan gelombang alfa inilah yang membantu untuk relaksasi. Relaksasi sempurna dapat memberikan rasa tenang dan rileks sehingga dapat mengurangi ketegangan otot dan rasa jenuh. Pada penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur antara sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender, hal ini dapat dilihat bahwa perubahan positif setelah pemberian aromaterapi, bahwa aromaterapi sangat berpengaruh dalam menurunkan gangguan pada kualitas tidur pada remaja putri. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian ialah pada remaja putri SMA KArtika Surabaya Tahun Kualitas tidur sebelum pemberian aromaterapi lavender terhadap pada remaja putri yaitu sebagian besar responden mengalami kurang/gangguan pada kualitas tidurnya dan setelah pemberian aromaterapi lavender sebagian besar responden mengalami baik dalam kualitas tidurnya. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran tentang penanganan kualitas tidur pada Remaja Putri atau Remaja Putra. DAFTAR PUSTAKA Departemen of Health. (2007). Pain managemen Aromatherapy section. development/manual/section/4/8272.pdf di Update pada 9 Februai 2016 Fimela,(2016). nal-khasiat-minyak-lavender-untukkecantikan-dan-kesehatan-di-bodyshop z.html. Diakses 9 Februari 2016 Hadibroto, I &Alam, S. (2006). Selukbelukpengobatanalternatifdankonte nporer. Jakarta: PT BhuanaIlmuPopuler Hutasoit, A. (2002). Aromatherapy untukpemula.jakarta: PT GramediaPustaka. Jeannie, M. (2009).Aromatherapy. herbal.com di Update pada 9 Februari 2016 Kohatsu, W. (2008). The word aeomaterapy. Avaible from URL: 83
6 pdf. (diakses tanggal 9 Februari 2016) MacKinnon, K. (2004). Aromatherapy: art or Science? Highlights of Aromatherapy in Medicine Today. Inet Continuing Education brought to pharmachists by Pfizer Inc., USPG Vol 8 No 8. Maifrisco, O. (2008). Pengaruh Aromatherapi Terhadap Tingkat Stress Mahasiswa. Avaible from URL: diakses 9 Februari 2016 Manuba. (2001). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. EGC Andira, Dita. (2010) Seluk-Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A Plus Books Hidayat, A. Aziz Alimuln(2008) Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Nursalam (2008) Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Sugiyono (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung Alfabeta Sugiyono (2012) Statistika Untuk Penelitian. Bandung Alfabeta 84
BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri
Lebih terperinciEFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN Mahdalena 1 Muhlis 2 M. Fadli 3 1 Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian mengenai pengaruh aromaterapi lavender secara inhalasi terhadap nyeri jahitan perineum pada ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. Kehamilan terjadi karena adanya proses pembuahan yaitu bertemunya sel telur wanita dengan sel spermatozoa
Lebih terperinciPengaruh Pendidikan Kesehatan 1
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Lebih terperinciEFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : DYAH ANGGRAINI PUTRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 lanjut usia atau lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60 tahun), baik itu pria
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciPENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN
PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN Mega Arianti Putri, Ayu Tri Widarti Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Bhakti Husada Mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Organisasi atau perusahaan merupakan sebuah tempat dimana pekerja merupakan salah satu bagian penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Bekerja adalah penggunaan tenaga
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015
ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan ilmu yang berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan tujuan untuk mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria
Lebih terperinciSri Wahyuni 1), Viky Ayu Rachmawati 2)
EFEKTIVITAS PEMBERIAN AROMATERAPI UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI PERSALINAN DI RUMAH BERSALIN JUWANTI SIDOHARJO SRAGEN Sri Wahyuni 1), Viky Ayu Rachmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi konflik pada diri seseorang.
Lebih terperinciPENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Isa Khasani dan Nisa Amriyah Abstrak Sectio caesarea merupakan salah satu pembedahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas terhadap penyakit yang mereka alami dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS FISIK, PARITAS USIA TERHADAP RUPTURE PERINEUM
PENGARUH AKTIVITAS FISIK, PARITAS USIA TERHADAP RUPTURE PERINEUM Benny DJ Tarigan * *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no. Surabaya Email :admin@akbid-griyahusada.ac.id Abstrak Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan
Lebih terperinciFristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan
PENGARUH PEMBERIAN KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI) TENTANG EMESIS GRAVIDARUM TERHADAP SIKAP DALAM PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI KELURAHAN NGEMPON KECAMATAN BERGAS KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur
The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta
Lebih terperinciRakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG KUTILANG RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Rakhma Nora Ika
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 hingga 5 Maret 2017 di Panti Wreda Pengayoman Semarang. Adapun rincian pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina. Kebutuhan tidur bervariasi pada masing-masing orang, umumnya 6-8 jam per hari. Agar
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA. Istiana Nurhidayati* ABSTRACT
PERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA Istiana Nurhidayati* ABSTRACT Elderly experience changes such as physical changes, psychological
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN
HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN Ambar Winarti STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN ABSTRAK Tidur merupakan kebutuhan manusia
Lebih terperinciPROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA
PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email
Lebih terperinciHubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi
Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Oleh : Siti Maimunah S.Kep.,Ns dan Endri Eka Yanti,S.Kep.,Ns ABSTRAK Latar belakang : Setiap remaja putri
Lebih terperinciVolume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA Triana Widiastuti 1, dan Goenawan 2 INTISARI Pada trimester II, ibu hamil biasanya sudah bisa menyesuaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami fraktur dan bisa menyebabkan kematian lebih dari 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya
BAB 1 PENDAHULUAN A.LATARBELAKANG Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Belajar
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Arum Yuliasari 201310104148
Lebih terperinciARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN
ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM
Lebih terperinciDaftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore
Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 71 mencakup kesehatan saat sebelum hamil, ketika
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI
PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA
PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: TITIS PUSPITA WARDANI 201110201136 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciFIRMAN FARADISI J
PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco & Barros (2012), mendefinisikan tidur sebagai suatu kondisi dimana proses pemulihan harian terjadi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memiliki kebutuhan khusus yang harus dipenuhi, baik secara fisiologis maupun psikologis. Terdapat banyak kebutuhan fisiologis manusia, salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi
Lebih terperinciHUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN
HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN Esri Rusminingsih, Ikmal Qoyyimah ABSTRAK Perubahan fisiologi usia lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bulan secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan periodik vagina yang
Lebih terperinciTINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X
TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension
Lebih terperinciSiti Haniyah 1), Pramesti Dewi 2), Iis Setiawan 3)
EFEKTIVITAS TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI KELURAHAN TELUK PURWOKERTO SELATAN Siti Haniyah ), Pramesti Dewi ), Iis Setiawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi penduduk dunia. Hasil pembangunan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pembangunan disegala bidang memberikan kontribusi yang sangat penting bagi penduduk dunia. Hasil pembangunan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi penduduk berusia lanjut (lansia) bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE
PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE DI PEDUKUHAN DAGARAN PALBAPANG BANTUL KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Wulandari
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak
Lebih terperinciPENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK
Lebih terperinciTerapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan
Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Makalah Ini Digunakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Holistik II Disusun oleh : Dahlia Budi Utami (22020112120004)
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Vita Yuniastuti 201510104048
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,
Lebih terperinciPENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun oleh: DENY SETIAWAN J
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan dan proses persalinan pada ibu primipara membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehamilan dan proses persalinan pada ibu primipara membutuhkan adaptasi fisik dan psikologis yang besar bagi seorang wanita. Selain itu, perkembangan bayi dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)
HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia (lansia) disamping usia yang semakin bertambah tua terjadi pula penurunan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang remaja mengalami perubahan fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik, psikologis, sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG
GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG Fetra Farlina 1, Iroma Maulida 2, Adevia Chikmah 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG
TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG Iis Sriningsih* ), Dhani Afriani** ) *) Dosen Prodi DIV Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang dimana telah terjadi kemunduran fisik dan psikologis secara bertahap (Hurlock, 1999). Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. Untuk dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan rancangan non randomized control group pretest posttest design. Pada
Lebih terperinciPERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam
LAMPIRAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN Setelah diberikan penjelasan oleh peneliti mengenai maksud dan tujuan penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Pendidikan : Jenis Kelamin
Lebih terperinciPENURUNAN KECEMASAN MENGHADAPI SKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN AROMATERAPI INHALASI
PENURUNAN KECEMASAN MENGHADAPI SKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN AROMATERAPI INHALASI Afrianti Wahyu Widiarti, Suhardi Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi Abstract: Aromatherapy,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI
EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI Pedoman Wawancara 1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi?
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini terdapat kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam kehidupan seseorang dan merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM SISWA KELAS X SMA KATOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika presentase kejadian
Lebih terperinci