BAB II TINJAUAN TEORI. Harga diri rendah menurut Keliat (2006) digambarkan sebagai perasaan yang
|
|
- Suhendra Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Pengertian tentang Harga diri rendah disampaikan oleh beberapa sumber. Harga diri rendah menurut Keliat (2006) digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri dan harga diri merasa gagal mencapai keinginan. Selain itu juga Harga diri rendah adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (Nanda, 2005 dalam Direja, 2011). Menurut Keliat (2010), Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang terpikir adalah hal negatif diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu, dan tidak berprestasi. Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah gangguan konsep diri dimana harga diri merasa gagal mencapai keinginan, perasaan tentang diri yang negatif dan merasa dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain. B. Etiologi 1. Faktor predisposisi Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan idel diri yang tidak realistik 6
2 Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotip peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial 2. Faktor presipitasi Faktor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam kesehatan Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran : Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan normanorma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh : - Kehilangan bagian tubuh - Perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh
3 - Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal - Prosedur medis dan keperawatan (Stuart, 2007) C. Tanda dan Gejala Tanda Tidak menerima pujian Penurunan produktivitas Penolakan terhadap kemampuan diri Lebih banyak menunduk Bicara lambat dengan nada suara lemah Gejala Mengkritik diri sendiri Pandangan hidup yang pesimis Kurang memperhatikan perawatan diri Berpakaian tidak rapi, selera makan berkurang, tidak berani menatap lawan bicara Perasaan tidak mampu (Fitria, 2009 dalam Direja. 2011) D. Proses terjadinya masalah Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku
4 klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan atau yang selalu memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah. Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada pada situasi yang pernah dengan stressor (krisis), individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis. Rentang respon konsep diri Respon Adaptif Respon maladaptif Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi Diri positif rendah identitas (Stuart, 2007)
5 E. Psikopatologi Faktor predisposisi Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi harga diri penampilan peran idetitas personal Penolakan orang tua, Harapan orang tua yang tidak realsitis, Kegagalan yang berulang, Kurang mempunyai tanggung jawab personal, Ketergantungan pada orang lain, Ideal diri yang tidak realistis Faktor presipitasi Trauma ketegangan peran Penilaian stressor Sumber koping Integritas ego Ketidak percayaan orang tua tekanan dari kelompok sebaya, perubahan struktur sosial Mekanisme koping Jangka Pendek Jangka Panjang Orientasi Rentang Respon Respon adaptif respon maladaptif Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Kerancauan Depersonalisasi positif rendah Gambar 1. Psikopatologi gangguan konsep diri harga diri rendah Menurut Stuart dan Laraia, (1998).
6 Aktualisasi diri : pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses. Konsep diri positif : klien yang mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan dirinya mengindikasi kemampuan dan kelemahan secara jujur dalam menilai sesuatu. Harga diri rendah : transisi antara respon adaptif dan maladaptif sehingga individu cenderung berfikir kearah negatif. Kerancauan identitas : keadaan individu mengintegrasikan aspek aspek masa kanak kanak ke dalam mematangkan aspek psikologis, kepribadian pada masa dewasa secara alami dan humoris. Depersonalisasi : perasaan tidak realistic dan asing terhadap diri yang berhubungan dengan kecemasan, dan tidak dapat membedakan dirinya sendiri orang lain sehingga mereka tidak mengenal dirinya sendiri. F. Psikofarmaka Terapi medis Psikofarmaka adalah terapi menggunakan obat dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan jiwa. Menurut Rasmun (2001) jenis obat psikofarmaka adalah 1. CLORPROMAZINE (CPZ) a. Indikasi Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi - fungsi mental :
7 waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. b. Mekanisme Kerja Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap diotak khususnya system ekstra pyramidal. c. Efek Samping Sedasi Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung). Gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia, sindroma parkinsontremor, bradikinesia rigiditas). Gangguan endocrine (amenorhoe, ginekomasti). Metabolik (jaundice) Hematologi, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang. d. Kontra Indikasi Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran disebabkan CNS Depresan.
8 2. HALOPERIDOL (HLP) a. Indikasi Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari. b. Mekanisme Obat Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor paska sinaptik neuron diotak khususnya sistem limbik dan sistem ekstra piramidal. c. Efek Samping Sedasi dan inhibisi psikomotor Gangguan otonomik (hypoytensi, anti kolinergik/parasimpatik, mulut kering, kesulitan miksi dan defikasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama jantung). d. Kontra Indikasi Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran. 3. TRIHEXYPHENIDYL (THP) a. Indikasi Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk paska ensepalitis dan idiopatik, sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpina dan fenotiazine.
9 b. Mekanisme Kerja Sinergis dengan kinidine, obat anti depresan trisiklik dan anti kolinergik lainnya. c. Efek Samping Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, tachikardia, dilatasi, ginjal, retensi urine. d. Kontra Indikasi Hypersensitif terhadap trihexyperidyl, glaucoma sudut sempit, psikosis berat, psikoneurosis, hypertropi prostat, dan obstruksi saluran cerna. G. Terapi Somatik Menurut Riyadi, & Purwanto, (2009) Terapi somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dengan melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik. Terapi somatik telah banyak dilakukan pada klien dengan gangguan jiwa seperti terapi somatik restrain, seklusi, elekrokonvulsi, dan foto terapi. 1. Restrain Terapi dengan mengguanakan alat-alat mekanik atau manual untuk membatasi mobilitas fisik klien. Alat tersebut meliputi penggunaan manset untuk pergelangan tangan atau kaki dan kain pengikat. Indikasi restrain yaitu :
10 a. Perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri dan lingkungannya. b. Perilaku agitasi yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. c. Klien yang mengalami gangguan kesadaran. d. Klien yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan rasa aman dan pengendalian diri. e. Ancaman terhadap integritas tubuh berhubungan dengan penolakan klien untuk istirahat, makan, dan minum. 2. Seklusi Bentuk terapi dengan mengurung klien dalam ruangan khusus. Indikasi seklusi yaitu klien dengan perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Kontra indikasi dari terapi ini antara lain : a. Resiko tinggi bunuh diri. b. Klien dengan gangguan sosial. c. Kebutuhan untuk observasi masalah medis. d. Hukuman. 3. ECT (Electro Convulsif Therapie) Suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Indikasi ECT yaitu : a. Klien depresi pada psikosa manik depresi, klien skizofrenia stupor katatonik dan gaduh gelisah katatonik.
11 b. Klien dengan penyakit depresi mayor yang tidak berespon terhadap antidepresan atau yang tidak dapat minum obat. c. Klien dengan gangguan bipolar yang tidak berespon terhadap obat. d. Klien bunuh diri akut yang cukup lama tidak menerima pengobatan untuk mencapai efek terapeutik. Sedangkan kontra indikasi terapi ECT yaitu : a. Peningkatan tekanan intra cranial (karena tumor otak, infeksi SSP). b. Keguguran pada kehamilan gangguan sistem muskuloskeletal, osteoartritis berat, osteoporosis, fraktur Karena kejang grandma. c. Gangguan kardiovaskuler, infark miokardium, angina, hipertensi, aritmia, dan aneurisma. d. Gangguan sistem pernafasan, asma bronkial. e. Keadaan lemah. 4. Foto Terapi atau Sinar Terapi somatik pilihan. Terapi ini diberikan dengan memaparkan klien pada sinar terang (5-20 kali lebih terang dari sinar ruangan). Klien disuruh duduk dengan mata terbuka 1,5 meter, didepan klien diletakkan lampu flouresen spectrum luas setinggi mata. Waktu dan dosis terapi ini bervariasi pada tiap individu. Beberapa klien berespons jika terapi diberikan pagi hari, sementara klien lain lebih bereaksi kalau dilakukan terapi pada waktu sore hari. Semakin sinar terang, semakin efektif terapi perunit waktu.
12 Terapi sinar berlangsung dalam waktu yang tidak lama namun cepat menimbulkan efek terapi. Kebanyakan klien merasa sembuh setelah 3-5 hari tetapi klien dapat kembali kambuh jika terapi dihentikan. Terapi ini dapat menurunkan 75 % gejala depresi yang dialami klien depresi musim dingin atau gangguan afektif musiman. Efek samping yang terjadi setelah dilakukan terapi dapat berupa nyeri kepala, insomnia, kelelahan, mual, mata kering, keluar sekresi dari hidung atau sinus dan rasa lelah pada mata. H. Terapi Aktivitas Kelompok Menurut Rasmun (2001) suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota. Tujuan terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Tujuan umum Meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku defensive dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. 2. Tujuan khusus Meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau sosial.
13 3. Tujuan rehabilitasi Meningkatkan ketrampilan ekspresi diri, sosial, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemecahan. Karakteristik pasien terapi aktivitas kelompok yaitu : Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah keperawatan seperti resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit perawatan diri, isolasi sosial, dan perubahan persepsi sensori. I. Pohon Masalah Isolasi sosial (akibat) Gangguan konsep diri : harga diri rendah (core problem) Koping individu inefektif (penyebab) Gambar 2.Pohon masalah Harga diri rendah J. DiagnosaKeperawatan 1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 2. Koping individu inefektif 3. Isolasi sosial
14 K. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah TUM : Harga diri klien optimal TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria Evaluasi : Klien mau membalas salam Klien mau berabat tangan Klien mau menyebutkan nama Klien mau mengetahui nama perawat Intervensi : Bersalaman, panggil nama Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan Jelaskan maksud hubungan interaksi Elaskan kontrak yang akan dibahas Lakukan kontrak singkat tapi sering TUK 2 : Klien dapat mengindikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Kriteria Evaluasi : Klien mampu memilih aspek positif Intervensi : Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien Setiap bertemu hindarkan diri memberi penilaian negatif
15 Utamakan memberi pujian realitas TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Kriteria Evaluasi : Klien mampu memilih kemampuan yang dapat dilakukan selama sakit Contoh : - Menyapu - Membersihkan tempat tidur - Membersihkan kemeja - Mencuci piring - Melipat baju Intervensi : Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dimiliki dapat digunakan sebelum sakit Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya. TUK 4 : Klien dapat menetapkan, merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Kriteria Evaluasi : Klien dapat menyebutkan kemampuan yang dimiliki Contoh : - Menyapu - Membersihkan tempat tidur - Membersihkan meja
16 - Mencuci piring - Melipat baju Intervensi : Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan kemampuan Ingatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi klien dan kemampuannya Kriteria Evaluasi : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi klien Intervensi : Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan kemampuannya Beri kesempatan pada klien untuk melakukan kegiatan yang direncanakan Beri pujian atas keberhasilan klien Diskusikan atas keberhasilan klien Beri reinforcement positif TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Kriteria Evaluasi : Keluarga mampu menyebutkan tanda-tanda rendah diri
17 Merasa tidak berguna Merasa tidak mampu Pesimis Menarik dari realita Intervensi : Diskusikan mengenai tanda-tanda harga diri rendah Anjurkan keluarga klien mengenal tanda-tanda dan cara menghargai klien Keluarga tidak membedakan dengan anggota keluarga yang lain 2. Koping individu tidak efektif TUM : Klien mampu menyelesaikan masalah individu dalam memenuhi tuntutan Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria Evaluasi Klien dapat mengungkapkan perasaannya Intervensi Klien menunjukkan kepatuhan terhadap terapi medis dan pengobatan Tidak ada keluhan lain yang dirasakan klien 3. Isolasi Sosial TUM : Klien dapat berhubungan dengan orang lain, lingkungan secara optimal
18 TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria Evaluasi Klien mampu menceritakan masalah yang dihadapi Intervensi Beri kesempatan kepada klien untuk menceritakan masalahnya Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien Beri reinforcement positif TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri Kriteria Evaluasi Klien menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari diri sendiri, orang lain dan lingkungan Intervensi : Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tandanya Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya penyebab menarik diri Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tanda serta sebab yang muncul Beri pujian reinforcement positif
19 TUK 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain Klien menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan tidak berhubungan dengan orang lain. Keuntungannya : - Tidak Kesepian - Banyak teman - Ada yang diajak ngobrol Kerugiannya : - Tidak punya teman - Kesepian - Tidak ada yang diajak ngobrol Intervensi Kaji pengetahuan tentang manfaat dan keuntungan serta kerugian tidak berhubungan dengan orang lain Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain Beri reinforcemment positif TUK 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap antara klien dengan perawat, keluarga klien Kriteria Evaluasi Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap antara:
20 K-P K-P-K lain K-P-Keluarga Intervensi Kaji kemampuan membina hubungan dengan orang lain Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap K-P K-P-K lain K-P-Kel TUK 5 : Klien dapat mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain Kriteria Evaluasi : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk : Diri sendiri Orang lain Intervensi : Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai
21 TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Kriteria Evaluasi Keluarga klien dapat : Menjelaskan perasaannya Menjelaskan cara merawat klien menarik diri Mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri Berpartisipasi dalam perawatan diri Intervensi Beri pendidikan kesehatan pada keluarga cara merawat klien menarik diri Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dapat menerima
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gangguan Harga Diri Rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR TENTANG HARGA DIRI RENDAH
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR TENTANG HARGA DIRI RENDAH 1. Pengertian Pengertian tentang harga diri rendah disampaikan oleh beberapa sumber. Harga diri rendah menurut Keliat (2006) digambarkan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. ( Yosep, 2007 ). Harga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan salah satu yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, menciderai orang lain ataupun merusak lingkungan (Keliat dkk, 2011). Kemarahan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merusak stimulasi yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persepsi ialah daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara suatu hal melalui proses mangamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indranya
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)
BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEP
BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).
1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah
Lebih terperinciB. ETIOLOGI 1. Faktor Predisposisi Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah: a. Faktor Perkembangan Setiap tahap tumbuh kembang
ISOLASI SOSIAL A. DEFINISI Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif
Lebih terperinciKoping individu tidak efektif
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
Lebih terperinciBAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu
BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal / eksternal (Carpenito,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien
BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Harga Diri 1.1. Pengertian harga diri Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM. Di susun oleh : Purnama sari
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM Di susun oleh : Purnama sari ` P0 7120113104 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah
Lebih terperinciRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF Tgl Nama Klien : Medis : No MR : Ruangan : Penatalaksanaan regiment terapeutik inefektif TUM: merawat yang mengalami
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama
Lebih terperinciKesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan manifestasi klinis dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrosi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku.
Lebih terperinciRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Lebih terperinciPENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial, yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Halusinasi 1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001). Halusinasi
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI Di susun oleh: 1. Andi Perdana Saputra (14.401.15.006) 2. Angellita Monica Winarno (14.401.15.007) 3. Dewi Fitri (14.401.15.026)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Walgito (2001, dalam Sunaryo, 2004).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi adalah Proses penginterpretasian terhadap rangsangan yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka kejadian 7 per 1000 penduduk (pada wanita dan pria sama ). Diperkirakan terdapat 4 10
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh R.Purwasih 1), Y. Susilowati 2), 1) Alumni Akademi Keperawatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI A. Konsep Dasar Teori 1. Definisi Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) A. PENGERTIAN Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang individu tidak melihat ada alternative
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kesehatan mental psikiatri sebagai efek negatif modernisasi atau akibat krisis multidimensional dapat timbul dalam bentuk tekanan dan kesulitan pada seseorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Jiwa, 2000). Halusinasi dapat didefinisikan sebagai seseorang yang
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat mempengaruhi semua sistem pengindraan dimana terjadi pada saat kesadaran individu
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register
14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
Lebih terperinciRENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI
PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PENYALURAN ENERGI (OLAHRAGA) TERHADAP ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS REJOSO KEDIRI RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI JUDUL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut gangguan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang diprakarsai secara internal atau eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan hidup yang semakin tinggi dan tidak tepatanya pemberian koping pada stresor mengakibatkan peningkatan kasus gangguan jiwa. Menurut WHO (2009) memperkirakan
Lebih terperinciMANUSKRIP OLEH : FATIMA DA SILVA DE JESUS PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017
MANUSKRIP ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH PADA NY. S DENGAN SKIZOFRENIA PARANOID DI RUANG WISMA ARIMBI RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG OLEH : FATIMA DA SILVA DE JESUS 0141951
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di segala kehidupan. Tidak orang semua orang
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal dan rangsangan eksternal. Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo
Lebih terperinciKECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari
KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang dapat menimbulkan perilaku aneh, tidak enak dipandang, membingungkan, kesukaran mengelola, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)
Lebih terperinciperawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Halusinasi 1. Definisi halusinasi Perubahan sensori halusinasi adalah keadaan dimana seorang individu mengalami perubahan terhadap stimulus yang datang yang menimbulkan
Lebih terperinciperawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun 2014 merupakan kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Lebih terperinciBAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah keadaan indvidu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom berespons terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian ( WHO,
Lebih terperinci