KEBIJAKAN PENGEDARAN UANG DI BANK INDONESIA BANK INDONESIA

Transkripsi

1 1 KEBIJAKAN PENGEDARAN UANG DI BANK INDONESIA Departemen Pengelolaan Uang BANK INDONESIA Malang, Desember 2013

2 Outline Presentasi 2 I. Lingkup Tugas Pengelolaan Uang (sesuai UU Mata Uang) Perencanaan Pencetakan Pengeluaran Pengedaran Pencabutan & Penarikan Pemusnahan II. Data/Indikator Pengelolaan Uang III. Strategi Map Pengelolaan Uang ke Depan IV. Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah

3 I. Lingkup Tugas Pengelolaan Uang 3 Misi Memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar Visi Mewujudkan satuan kerja yang handal dalam menjadikan uang rupiah sebagai alat pembayaran tunai yang berkualitas, dipercaya dan diterima oleh masyarakat Pengelolaan Uang Rupiah UU No. 7/2011 ttg Mata Uang PEMUSNAHAN (Ps. 18) PENCABUTAN DAN PENARIKAN (Ps. 17) PERENCANAAN (Ps. 13) PENCETAKAN (Ps. 14) PENGELUARAN (Ps. 15) Koordinasi Bank Indonesia dgn Pemerintah PENGEDARAN (Ps. 16)

4 I.1. Perencanaan Amanat UU No. 7/2011 tentang Mata Uang (Pasal 13) Perencanaan & penentuan jumlah Rupiah yg dicetak dilakukan oleh BI yg berkoordinasi dgn Pemerintah. Penyediaan jumlah Rupiah yg beredar dilakukan oleh BI EKU Estimasi Kebutuhan Uang Proses Perencanaan Pengelolaan Uang Outflow Inflow RCU Rencana Pencetakan Uang EKU Iron Stock Nasional (ISN) RBU Rencana Pengadaan Bahan Uang RCU Inschiet Rencana Anggaran Biaya Pencetakan Uang Biaya Pengadaan Bahan Uang 4 Pemusnahan Poskas Akhir KP cq DPU (T-1) Persediaan Bahan yg Akan Dibentuk Kas Minimum Saldo Akhir Bahan (T-1) Poskas Akhir Satker Kas (T-1) Koordinasi dengan Kemenkeu, al: -Rencana Pencetakan Uang (termasuk asumsi makro ekonomi & pemusnahan) -Rencana Pengeluaran Uang

5 I.2. Pencetakan 5 Amanat UU No. 7/2011 tentang Mata Uang (Pasal 14) Pencetakan Rupiah dilakukan di dalam negeri dengan menunjuk badan usaha milik negara (BUMN); Dalam hal BUMN tidak sanggup melaksanakan pencetakan Rupiah, maka BUMN bekerjasama dengan lembaga lain yg ditunjuk melalui proses yg transparan dan akuntabel serta menguntungkan negara; Pelaksana pencetakan Rupiah harus menjaga mutu, keamanan dan harga yg bersaing Tahapan Pengadaan Jasa Pencetakan Uang Rupiah Persetujuan RDG terkait RCU Persetujuan Prinsip Pengadaan Aanwijzing (Penjelasan Pekerjaan) Penyusunan & Persetujuan HPS Pelaksanaan Pekerjaan/ Penyerahan HCS Keputusan Pemenang/ Perjanjian/ Kontrak Klarifikasi & Negosiasi Pemasukan Penawaran dari Peruri

6 I.3. Pengeluaran (Issuance) 6 Amanat UU No. 7/2011 tentang Mata Uang (Pasal 15) Pengeluaran Rupiah dilakukan dan ditetapkan oleh BI, ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, serta diumumkan melalui media massa. Rupiah yg dikeluarkan oleh BI dibebaskan dari bea materai. Tahapan Pengeluaran (Issuance) Uang Rupiah Desain Baru / Perubahan Mayor memerlukan waktu penyelesaian ± 22 bulan 2 bulan Penyusunan Keppres Gambar Pahlawan 8 bulan Finalisasi & Persetujuan Desain/ Spec. 4 bulan Pengadaan Bahan Uang 2 bulan Persiapan Bahan Uang 1 bulan Pengaplikasiaan Fitur Pengaman 1 bulan Adaptasi Mesin Sortasi Uang 4 bulan Produksi & Building Stock Perubahan Minor (Bahan Lama & Desain Lama) memerlukan waktu penyelesaian ± 10 bulan 2 bulan Penyusunan Keppres Gambar Pahlawan 1 bulan Finalisasi & Persetujuan Desain 1 bulan Pengaplikasiaan Fitur Pengaman 1 bulan Persetujuan proof cetak (single note) 1 bulan Adaptasi Mesin Sortasi Uang 4 bulan Produksi & Building Stock

7 I.4. Pengedaran 7 Amanat UU No. 7/2011 tentang Mata Uang (Pasal 16) BI satu-satunya lembaga yg berwenang mengedarkan Rupiah kepada masyarakat. Pengedaran Rupiah yg dilakukan oleh BI sesuai dgn kebutuhan jumlah uang beredar. Penentuan tata cara mengedarkan Rupiah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI). Tata Cara/Prosedur Pengedaran Uang Rupiah a. Distribusi Uang Moda Transportasi (Laut, Darat (Truck & KA), Udara) Mode Pengiriman (One Way & Simultan) Mekanisme Distribusi (KP 11 Depo Kas & 4 KPw) Banda Aceh Medan Lhokseumawe b. Layanan Kas Layanan Kas kpd Bank Kas Titipan Set-Bay (Tor-Rik) Zona 3 Zona 2 Zona 1 Loket BI Layanan Kas kpd Masy. Kas Keliling KS. dgn Perbank an Sibolga Pekan Baru Batam Pontianak Samarinda Manado Ternate Padang Bengkulu Jambi Bandar Lampung Palembang JAKARTA Palangkaraya Balikpapan Banjarmasin Palu Makassar Kendari Ambon Jayapura Cirebon Semarang Bandung Tasikmalaya Solo Surabaya Purwokerto Yogyakarta Kediri Jember Mataram Malang Denpasar Kupang

8 I.5. Pencabutan dan Penarikan 8 Amanat UU No. 7/2011 tentang Mata Uang (Pasal 17) Pencabutan & penarikan Rupiah dari peredaran dilakukan dan ditetapkan oleh BI, ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, serta diumumkan melalui media massa; Pencabutan & penarikan Rupiah diberikan penggantian oleh BI sebesar nilai nominal yg sama; Hak untuk memperoleh penggantian Rupiah yg telah dicabut dan ditarik dari peredaran tidak berlaku lagi setalah 10 tahun sejak tanggal pencabutan. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penggantian Rupiah diatur dgn Peraturan Bank Indonesia (PBI). Kriteria Pencabutan dan Penarikan Rupiah Tingkat pemalsuan baik dari segi kuantitas maupun kualitas; Nilai intrinsik (khususnya untuk uang logam), diupayakan nilai intrinsik Rupiah < nilai nominalnya; Masa edar suatu pecahan; Kebutuhan masyarakat terhadap pecahan tertentu yang diperoleh dari hasil kajian & survey; Mempertimbangkan jumlah uang yang diedarkan (UYD) dan posisi kas pecahan tersebut serta memperhatikan kecukupan pecahan baru yang akan menggantikan dan/atau mem-backup kebutuhan pecahan Rupiah yang dicabut dan ditarik dari peredaran.

9 I.6. Pemusnahan 9 Amanat UU No. 7/2011 tentang Mata Uang (Pasal 18) Pemusnahan thd Rupiah yg ditarik dari peredaran dilakukan oleh BI yg berkoordinasi dgn Pemerintah; Jumlah & nilai nominal Rupiah yg dimusnahkan ditempatkan dlm Lembaran Negara Republik Indonesia; Kriteria Rupiah yg dimusnahkan berupa: Rupiah yg tidak layak edar; Rupiah yg masih layak edar yg dengan pertimbangan tertentu tidak lagi mempunyai manfaat ekonomis dan/atau kurang diminati oleh masyarakat; dan/atau Rupiah yg sudah tidak berlaku; Tata Cara/ Prosedur Pemusnahan Uang Untuk uang kertas menggunakan mesin sortasi uang kertas (MSUK) racik dan menggunakan mesin racik uang kertas (MRUK). Untuk uang logam dilakukan dengan cara dilebur.

10 *) 2014**) II. Data/Indikator Pengedaran Uang 10 Brasil Cina India Indonesia Filipina Vietnam Malaysia Thailand Jepang Australia USA Inggris Triliun Rp Pertumbuhan UYD *) 5,9% 5,3% 20,3% 17,3% 16,6% 14,5% 14,5% 12,0% 12,0% 11,4% 10,9% 23,0% 0% 5% 10% 15% 20% 25% *) Data per akhir tahun 2012 Jepang Vietnam India Thailand Cina USA Malaysia Indonesia Filipina Brasil Australia Inggris Outflow, Inflow, Pemusnahan & UYD Outflow Inflow UYD *) 2013 : realisasi Jan s/d Agt, proyeksi Sep s/d Des **) 2014 : proyeksi UYD/PDB *) UYD/Penduduk *) 14,2% 13,4% 11,9% 10,3% 7,0% 6,1% 5,3% 5,3% 4,0% 4,0% 3,7% 20,7% Jepang USA Australia Inggris Thailand Cina Malaysia Brasil Vietnam India Indonesia Filipina 0% 5% 10% 15% 20% 25% Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, jumlah UYD juga menunjukan tren pertumbuhan dengan ratarata peningkatan sebesar 15-20% per tahun. Tingkat penggunaan uang kartal dalam perekonomian Indonesia relatif rendah dibandingkan negara di kawasan ASEAN. Hal ini terlihat dari rasio UYD terhadap PDB Indonesia yang relative rendah (±5%). UYD yang dipegang oleh masing-masing penduduk (UYD per kapita) Indonesia hanya sebesar ±USD 192 per tahun. Angka ini termasuk dalam golongan paling rendah di kawasan ASEAN. $/penduduk

11 III. Strategi Map Pengelolaan Uang ke Depan 11 Pilar I Pilar II Pilar III Ketersediaan Uang Rupiah yang Berkualitas dan Terpercaya Distribusi dan Pengolahan Uang yang Aman dan Optimal Layanan Kas yang Prima Pilar Utama Sub Pilar 1 Uang dan Bahan Uang Sub Pilar 2 Perencanaan Kebutuhan Uang Rupiah Sub Pilar 3 Pengadaan Uang Rupiah Sub Pilar 4 Pemenuhan Kebutuhan Bahan Uang Sub Pilar 6 Distribusi Uang Sub Pilar 7 Pengolahan Uang Sub Pilar 8 Sarana Operasional Kas Sub Pilar 9 Layanan Kas Sub Pilar 5 Penanggulangan UPAL Pendukung Organisasi & Sumber Daya Manusia Sistem Informasi Governance

12 IV. Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah 12 Keaslian uang Rupiah Bahan yang digunakan Disain dan Ukuran Teknik Cetak Unsur pengaman (Security Features) Bahan Uang Teknik Cetak Uang Tingkat Keamanan Level 1 (Overt) Utk orang awam dan dapat diidentifikasi secara langsung dengan Panca Indera (Peraba dan Pengelihatan) Level 2 (Overt dan Covert) Utk profesional dan dapat diidentifikasi secara langsung dengan bantuan peralatan (loupe dan sinar ultra violet) Level 3 (Covert) Utk Bank Sentral dan hanya dapat diidentifikasi dengan menggunakan peralatan khusus

13 D I L I H A T Warna Uang terlihat terang dan jelas. 2. Terdapat Benang Pengaman, yang ditanam pada kertas uang dan tampak sebagai suatu garis melintang atau berbentuk anyaman yang dapat berubah warna bila dilihat dari sudut pandang tertentu. 3. Pada uang pecahan Rp , Rp , Rp dan Rp (Desain Lama), di sudut kanan bawah terdapat Optically Variable Ink (OVI), yaitu berupa logo BI dalam bidang tertentu yang dicetak dengan tinta khusus yang akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang tertentu. 4. Pada uang pecahan Rp , Rp , Rp dan Rp (Desain Baru) terdapat Cetak Pelangi (Rainbow Printing), yaitu cetak pelangi dalam bidang tertentu yang akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.

14 D I R A B A TEHNIK CETAK KHUSUS Pada angka nominal, huruf terbilang, gambar utama dan Lambang Negara Burung Garuda pada bagian ini akan terasa kasar bila diraba KODE TUNANETRA Kode tertentu untuk mengenal jenis pecahan bagi tunanetra. Pada uang kertas Rp , Rp , Rp , Rp dan Rp terletak pada bagian muka uang di atas tulisan Bank Indonesia. 2

15 D I T E R A W A N G Pada setiap uang terdapat Tanda Air (Watermark), yaitu suatu gambar tertentu yang akan terlihat bila diterawangkan ke arah cahaya, umumnya berupa Gambar Pahlawan. 2. Pada setiap uang kertas terdapat Gambar Saling Isi (RECTOVERSO), yaitu Logo BI yang akan terlihat secara utuh apabila diterawangkan ke arah cahaya 2 1

16 UNSUR PENGAMAN YANG LAINNYA PADA BAGIAN MUKA 16

17 UNSUR PENGAMAN YANG LAINNYA PADA BAGIAN BELAKANG 17

18 UNSUR PENGAMAN (Bagian Muka) 18

19 UNSUR PENGAMAN (Bagian Belakang) 19

20 Terima Kasih, 20

21 Estimasi Kebutuhan Uang (EKU) 21 Outflow (O) Inflow (I) Pemusnahan (P) Kas Minimum (KM) Posisi Kas (PK) Akhir Satker (t-1) EKU DKM : Metode Top Down Error Correction Model (ECM) Menggunakan variable makro ekonomi (Inflasi, PDB, kurs, suku bunga) Output : proyeksi Outflow & Inflow Nasional PENYELARASAN PROYEKSI OUTFLOW-INFLOW NASIONAL (ECM) DENGAN OUTFLOW-INFLOW KOMPILASI DARI MASING-MASING KPw DN/ SATKER KAS (DEKOMPOSISI) Merupakan persentase tertentu dari Inflow (masing-masing KPw DN/Satker Kas) sebagai upaya memelihara kualitas uang di masyarakat (Clean Money Policy). Merupakan 1½ x rata-rata Outflow (masingmasing KPw DN/Satker Kas) sebagai buffer stock (cadangan) di setiap KPw DN/Satker Kas. Merupakan proyeksi posisi kas masingmasing KPw DN/Satker Kas akhir tahun t-1. DPU : Metode Bottom Up Model Dekomposisi Menggunakan data time serie sesuai karakteristik masing-masing KPw DN/Satker Kas. Output : proyeksi Outflow & Inflow per pecahan, per KPw DN/Satker Kas