ARAHAN DIRJEN PLANOLOGI KEHUTANAN PADA ACARA GELAR IPTEK HASIL LITBANG UNTUK MENDUKUNG KPH Bogor, 12 Mei 2014

Transkripsi

1 ARAHAN DIRJEN PLANOLOGI KEHUTANAN PADA ACARA GELAR IPTEK HASIL LITBANG UNTUK MENDUKUNG KPH Bogor, 12 Mei 2014 Ass Wr Wb Yth. Kepala Badan Litbang Kehutanan. Yth. Eselon II lingkup Kementerian Kehutanan. Yth. Direktur Sumberdaya Air dan Kehutanan, Bappenas. Yth. Programme Director FORCLIME-GIZ. Yth. Para Peneliti, Fasilitator, Narasumber Yth. Para Kepala Dinas Yang Membidangi Kehutanan Provinsi/Kabupaten/Kota Yth. Para Kepala KPH. Hadirin yang berbahagia, Puji syukur patut kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah rahmat dan perkenannya kita dapat berkumpul pada Acara Gelar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Hasil Litbang Untuk Mendukung KPH. 1

2 Penyelenggaraan Gelar Iptek ini merupakan wujud sinergi dan sinkronisasi antar Eselon I khususnya antara Ditjen Planologi Kehutanan dan Badan Litbang dalam mewujudkan optimasilisasi pembangunan kehutanan. Saya menganggap pertemuan ini sangat penting, karena merupakan moment strategis untuk mewujudkan penerapan hasil-hasil Litbang pada pemanfaatan hutan di wilayah KPH-KPH. Saudara-saudara yang berbahagia, Program pada Rencana Strategis Kementerian Kehutanan Tahun yang menjadi tanggung jawab Ditjen Planologi Kehutanan adalah Perencanaan Makro Bidang kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan. Program ini ditindaklanjuti dengan beberapa kegiatan yang mendukung dengan memprioritaskan pemantapan kawasan hutan. Kawasan hutan (Negara) yang mantap adalah wilayah tertentu yang telah ditetapkan peruntukan dan fungsinya oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaanya sebagai hutan tetap dan 2

3 terkelola dengan jaminan dan perlindungan hak bagi seluruh pemangku kepentingan. Prinsip dan kriteria kemantapan kawasan hutan didasarkan pada unsur-unsur: 1. Legalitas dan Ligitimasi; 2. Jaminan hak dan perlindungan bagi seluruh pemangku kepentingan; dan 3. Pengelolaan kawasan hutan. Pada unsur Pengelolaan Hutan, salah satu kriteria yang harus tercapai adalah adanya pengelola sampai tingkat tapak, kepastian wilayah pengelolaan, organisasi dan kecukupan sumberdaya manusia serta sarana prasarana pengelolaan. Dalam konteks inilah Pembangunan KPH memiliki peran yang strategis. Saudara-saudara yang berbahagia, Berdasarkan Indikator Kinerja pada Rencana Strategis tersebut, hingga tahun 2014 target yang harus dicapai adalah Beroperasinya 120 KPH. Skema operasionalisasi KPH diwujudkan melalui pendekatan 3 aspek penting yaitu aspek 3

4 wilayah, aspek kelembagaan, dan aspek rencana. Pertama, Aspek Wilayah dilakukan melalui penetapan sebagai KPH Model; Kedua, Aspek Kelembagaan dilakukan melalui penetapan Organisasi, pengisian SDM, kelengkapan sarana dan prasarana dasar; dan Ketiga, Aspek Rencana dilakukan melalui Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan. Ditjen Planologi Kehutanan dalam penyiapan prakondisi KPH Beroperasi mengambil kebijakan untuk memfasilitasi KPH yang akan dibangun. Sampai dengan tahun 2013 telah difasilitasi sebanyak 90 unit KPH dan pada tahun 2014 difasilitasi sebanyak 30 unit KPH. Terhadap 90 KPH yang sudah difasilitasi tersebut, telah dilakukan evaluasi awal untuk melihat perkembangannya di lapangan, dengan menetapkan kriteria Evaluasi dan Klasifikasinya berdasarkan parameter kesiapan wilayah, kelembagaan, 4

5 rencana, dan aktivitas pengelolaan hutan yang telah dilakukan oleh KPH. Terdapat 4 kategori klasifikasi evaluasi yaitu: Sangat Baik, Baik, Cukup Baik, Kurang Baik. Adapun hasil awal evaluasi sebagai berikut: 1. Kategori Sangat Baik: 22 KPH. 2. Kategori Baik : 39 KPH. 3. Kategori Cukup Baik: 17 KPH. 4. Kategori Kurang Baik: 12 KPH. Berdasarkan analisis awal, KPH dengan klasifikasi Sangat Baik dan Baik menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah berkomitmen dan merespon dengan baik keberadaan KPH. Sebaliknya, KPH dengan klasifikasi Cukup Baik dan Kurang Baik menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah kurang merespon dengan baik keberadaan KPH. Terhadap kondisi perkembangan tersebut, kewajiban kita semua baik di Pusat maupun di Daerah secara bersama-sama untuk tetap memberikan dukungan kepada KPH yang sudah berkategori Sangat Baik dan Baik dan membina KPH yang masih dalam kategori 5

6 Cukup Baik dan Kurang Baik untuk ditingkatkan kinerjanya. Saudara-saudara yang berbahagia, KPH diharapkan menjadi institusi tapak yang mandiri yang mampu melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya sesuai dengan karakteristik ekologi, sosial, dan ekonomi setempat. Kemandirian KPH tentu harus didukung dengan adanya kapasitas kelembagaan yang memadai, termasuk sumberdaya manusia yang handal. KPH juga harus didorong menjadi institusi yang bisa mencukupi biaya operasionalnya sendiri (self financing) secara berkelanjutan dan berputar mandiri (self revolving). Terkait dengan hal tersebut Saya harapkan peningkatan peran Badan Litbang dalam mendukung pembangunan dan operasionalisasi KPH, antara lain: 1. Mengidentifikasi potensi di wilayah KPH yang dapat dikembangkan pemanfaatannya oleh KPH. 2. Menyiapkan penelitian terapan mengenai pemanfaatan hutan di wilayah KPH 6

7 sesuai potensi yang ada di masingmasing wilayah. 3. Menyiapkan inovasi-inovasi pemanfaatan hasil hutan. Bagi Kepala Dinas dan Kepala KPH, agar: 1. Secara aktif menginformasikan Rencana Pengelolaan Hutan yang telah disiapkan serta berinisiasi melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk optimalisasi kegiatankegiatan pengelolaan hutan di lapangan. 2. Melakukan inventarisasi dan pemetaan secara detail potensi yang ada pada masing-masing KPH, meliputi potensi kayu, non kayu, jasa lingkungan, wisata alam, modal sosial masyarakat. 3. Melakukan identifikasi pengembangan potensi yang paling strategis dan menginformasikan kepada pihak terkait (termasuk ke Badan Litbang) untuk dapat didukung dan difasilitasi. 4. Mengidentifikasi kendala-kendala teknis yang dihadapi dalam pengembangan potensi hutan dan menginformasikan kepada pihak terkait untuk dapat 7

8 diselesaikan secara integratif dan bersama-sama. Saudara-saudara yang berbahagia, Gelar IPTEK kali ini bisa menjadi awal membangun kesepahaman untuk mengoptimalkan hasil penelitian dan pengembangan serta menyelaraskan dengan kebutuhan KPH. Selanjutnya Saya mengharapkan event ini menjadi embrio kerjasama berkelanjutan dalam proses pengelolaan hutan di wilayah KPH, sekaligus sebagai sarana transfer knowledge antara Peneliti dan pengelola KPH di tingkat tapak. Sebelum Saya akhiri arahan ini, Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi tinggi kepada Badan Litbang terhadap inisiasi penyelenggaraan Gelar IPTEK dalam mendukung KPH. Juga terima kasih kepada FORCLIME-GIZ atas kerjasama dan dukungannya dalam penyelenggaraan Gelar IPTEK ini, dan berharap terus terjalin kerjasama dalam proses-proses pembangunan KPH ke depan. 8

9 Demikian sambutan saya, selamat menjalankan Gelar IPTEK. Wass Wr Wb. DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Dr. Ir. BAMBANG SOEPIJANTO, MM 9