SIMULASI PERANCANGAN SEL SURYA MULTIJUNCTION Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/Ge MENGGUNAKAN PROGRAM PC1D DAN MATLAB AJENG WIDYA ROSLIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI PERANCANGAN SEL SURYA MULTIJUNCTION Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/Ge MENGGUNAKAN PROGRAM PC1D DAN MATLAB AJENG WIDYA ROSLIA"

Transkripsi

1 SIMULASI PERANCANGAN SEL SURYA MULTIJUNCTION Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/Ge MENGGUNAKAN PROGRAM PC1D DAN MATLAB AJENG WIDYA ROSLIA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Simulasi Perancangan Sel Surya Multijunction Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/Ge Menggunakan Program PC1D Dan Matlab adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2013 Ajeng Widya Roslia NIM G

4 ABSTRAK AJENG WIDYA ROSLIA. Simulasi Perancangan Sel Surya Multijunction Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/Ge Menggunakan Program PC1D Dan Matlab. Dibimbing oleh TONY IBNU SUMARYADA dan HERIYANTO SYAFUTRA. Perancangan sel surya yang didasarkan pada penyusunan beberapa lapisan semikonduktor (multijunction) dengan energi gap berbeda-beda pada tiap lapisannya yang disusun berdasarkan energi gap tertinggi ke terendah dapat memaksimalkan penyerapan intensitas radiasi matahari. Pemberian doping dan penggunaan ketebalan optimum yang tepat pada suatu semikonduktor dapat memaksimalkan pengubahan daya listrik dari intensitas yang diserapnya. Besarnya intensitas yang diserap dan daya listrik yang dihasilkan pada tiap lapisan dapat meningkatkan efisiensi total sel surya. Simulasi dilakukan dengan 2 model, yaitu model 1 yang menghasilkan arus berbeda dan model 2 yang menghasilkan arus sama. Lapisan semikonduktor yang digunakan adalah Al 0.3 Ga 0.7 As, GaAs, dan Ge. Model 1 menghasilkan arus I sc pada tiap lapisan sebesar 26.4 ma, 14.9 ma, dan 13 ma. Efisiensi total sel surya sebesar 39.2%. Sedangkan model 2 menghasilkan arus masing-masing sebesar 13 ma. Efisiensi total sel surya sebesar 21.7%. Kedua simulasi ini dilakukan menggunakan intensitas matahari sebesar W/cm 2 berdasarkan perhitungan spektrum radiasi benda hitam pada temperatur permukaan matahari 6000K. Kata kunci: efisiensi, multijunction, perancangan sel surya, spektrum benda hitam ABSTRACT AJENG WIDYA ROSLIA. Simulation Design of Multijunction Solar Cells Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/Ge Using PC1D Program and Matlab. Supervised by TONY IBNU SUMARYADA and HERIYANTO SYAFUTRA. Solar cell design is based on the composing of semiconductor layers (multijunction) with energy gap varies in each layer are arranged from highest to lowest can maximize the absorption of solar radiation intensity. Using optimum doping and optimum thickness on semiconductor can maximize the power conversion of the intensity absorbed. Absorbed intensity and amount of electrical power generated at each layer can increase the total efficiency of solar cell. Simulations carried out with 2 models, model 1 which produce different currents and model 2 that produce the same current. Semiconductor layers used is Al 0.3 Ga 0.7 As, GaAs, and Ge. Model 1 produces currents I sc at each layer of 26.4 ma, 14.9 ma, and 13 ma and total efficiency of 39.2%. Model 2 produces constant currents of 13 ma and total efficiency of 21.7%. The entire simulations were performed using W/cm 2 of solar intensity that obtained from calculation of black body radiation spectrum of the sun's surface at 6000K. Keywords: efficiency, multijunction, solar cells design, blackbody spectrum

5 SIMULASI PERANCANGAN SEL SURYA MULTIJUNCTION Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/Ge MENGGUNAKAN PROGRAM PC1D DAN MATLAB AJENG WIDYA ROSLIA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Fisika DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6 Judul Skripsi : Simulasi Perancangan Sel Surya Multijunction Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/Ge Menggunakan Program PC1D Dan Matlab Nama : Ajeng Widya Roslia NIM : G Disetujui oleh Dr Tony Ibnu Sumaryada Pembimbing I Heriyanto Syafutra, M.Si Pembimbing II Diketahui oleh Dr Akhiruddin Maddu Ketua Departemen Tanggal Lulus:

7 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini ialah Pemodelan Awal Sel Surya Multijunction, dengan judul Simulasi Perancangan Sel Surya Multijunction Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/Ge Menggunakan Program PC1D dan Matlab. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Tony Ibnu Sumaryada dan Bapak Heriyanto Syafutra M.Si sebagai dosen yang membimbing penulis selama penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman seperjuangan di Departemen Fisika Institut Pertanian Bogor terutama Fisika angkatan 46 atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Mei 2013 Ajeng Widya Roslia

8 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 1 Tujuan Penelitian 1 Manfaat Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2 Hipotesis 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Sel Surya 3 Radiasi Matahari 4 Koefisien Absorpsi 4 Efisiensi 5 Material 5 Program PC1D 6 METODE 6 Waktu dan Tempat 6 Alat 6 Metode Penelitian 6 Diagram Alir Penelitian 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Data Hasil Simulasi 9 Spektrum Radiasi Matahari 9 Ketebalan dan Doping 11 Koefisien Absorbsi 13 Efisiensi 14 SIMPULAN DAN SARAN 15 Simpulan 15 Saran 15 DAFTAR PUSTAKA 16 LAMPIRAN 17 RIWAYAT HIDUP 18 xi xi xi

9

10 DAFTAR GAMBAR 1 Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction 3 2 Grafik efisiensi sel surya sampai tahun Kurva Blackbody Radiation 4 4 Kurva koefisien absorbsi terhadap panjang gelombang beberapa semikonduktor 5 5 Spektrum radiasi benda hitam di permukaan bumi 10 6 Daerah serapan intensitas cahaya matahari model Daerah serapan intensitas cahaya matahari model Kurva I-V desain sel surya model Kurva I-V desain sel surya model Desain sel surya model Desain sel surya model Kurva koefisien absorbsi Al0.3Ga0.7As, GaAs, dan Ge terhadap panjang gelombang 14 DAFTAR TABEL 1 Parameter input simulasi model Parameter output simulasi model Parameter input simulasi model Parameter output simulasi model 2 9 DAFTAR LAMPIRAN 1 Contoh tampilan layar pada simulasi PC1D 17 2 Contoh tampilan menu quick batch pada simulasi PC1D 17

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini, permintaan energi global terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi terutama di bidang transportasi dan perindustrian. Menurut beberapa riset telah terjadi peningkatan 3 kali sejak 1950 dan pemakaiannya diperkirakan telah mencapai juta ton pertahun, mengingat semakin meningkatnya kebutuhan manusia dan teknologi yang semakin canggih yang banyak membutuhkan bahan bakar alam. Sebagian besar energi itu dihasilkan dari bahan-bahan yang tidak terbarukan seperti batubara, gas, minyak bumi dan energi nuklir. Di antara bahan-bahan tersebut minyak bumi merupakan sumber utama energi yang paling kritis. Perkiraan menyebutkan bahwa cadangan minyak bumi dunia akan habis dalam waktu 40 tahun lagi sedangkan batubara dan gas bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 250 tahun dan 70 tahun. Selain tidak terbarukan energi berbasis fosil juga tidak ramah lingkungan karena pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas CO 2 yang dapat mengakibatkan pemanasan global. Mengingat ketersediaan minyak bumi yang semakin menipis dan bahaya tersembunyi yang dimilikinya maka upaya pencarian sumber-sumber energi alternatif yang bersifat terbarukan (Renewable Energy Resources/RES) dan ramah lingkungan perlu dilakukan. Energi terbarukan (renewable energy) adalah energi yang berasal dari sumber-sumber alamiah seperti sinar matahari, angin, hujan, geothermal dan biomassa. Sel surya (solar cell) merupakan salah satu energi terbarukan dan dapat diperbaharui karena memanfaatkan energi cahaya matahari. Selain itu, sel surya juga ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi. Oleh karena itu banyak ilmuwan yang terus meneliti tentang sel surya baik dari sisi komponen pembentuk, maupun karakteristik internal dan eksternal sel surya dengan struktur one junction, double junction maupun triple junction untuk mendapatkan sel surya dengan efisiensi besar sehingga listrik yang dihasilkan pun semakin besar. 1,2,3,4 Bahan utama dari sel surya adalah bahan semikonduktor, dapat berupa silikon, germanium, galium arsenida, atau gabungan unsur-unsur dari golongan III dan V. Perumusan Masalah 1. Berapakah besar intensitas matahari yang sampai ke bumi? 2. Berapakah besar intensitas cahaya matahari yang diserap dan dilewatkan oleh tiap lapisan pada sel surya? 3. Apakah pengaruh nilai energi gap dari tiap lapisan semikonduktor terhadap efisiensi sel surya? Tujuan Penelitian Mempelajari dan mendisain sel surya multijunction Al 0.3 Ga 0.7 As (Aluminium Galium Arsenida), GaAs (Galium arsenida), dan Ge (Germanium) agar mendapatkan efisiensi maksimum dengan menghitung intensitas cahaya

12 2 matahari yang dilewati dan diabsorpsi oleh tiap lapisan sel surya, pemberian doping yang tepat pada tiap lapisan, dan penggunaan ketebalan optimal tiap lapisan menggunakan PC1D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di bidang pengembangan energi terbarukan (renewable energy) dan dapat membantu para peneliti di bidang eksperimen dalam rangka merancang sel surya yang memiliki nilai efisiensi tinggi. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan dua macam simulasi pemodelan sel surya, yaitu simulasi yang menghasilkan arus berbeda dan simulasi yang menghasilkan arus sama pada tiap lapisannya. Dalam simulasi ini digunakan blackbody radiation spectrum sebagai acuan penentuan nilai intensitas radiasi matahari di permukaan matahari dan di permukaan atmosfir bumi. Hipotesis Penggunaan Al 0.3 Ga 0.7 As, GaAs, dan Ge sebagai material penyusun sel surya dengan penyusunan energi gap tertinggi ke yang lebih rendah diperkirakan akan meningkatkan efisiensi sel surya. Selain itu, penggunaan ketebalan optimal, dan pemberian doping yang tepat juga akan menghasilkan sel surya dengan efisiensi yang lebih tinggi. TINJAUAN PUSTAKA Sel Surya Konversi energi fotovoltaik pada sel surya merupakan produksi langsung energi listrik dalam bentuk arus dan tegangan dari energi elektromagnetik (termasuk cahaya tampak, inframerah, dan ultraviolet). 5 Sel surya bekerja berdasarkan prinsip p-n junction, yaitu persambungan antara semikonduktor tipep dan tipe-n. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruang besifat sebagai konduktor. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. 6 Pendoping adalah suatu bahan pengotor yang diterapkan pada semikonduktor dan bertujuan untuk menambah

13 3 ketidakmurnian (impurity) suatu semikonduktor murni (intrinsik) sehingga sifat listriknya berubah. Peran p-n junction adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole) dapat diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai susunan p-n junction ini maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah. Gambar 1 Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction (Gambar : sun-nrg.org) Modul fotovoltaik pertama dibangun oleh Bell Laboratories pada tahun Fotovoltaik yang terbuat dari silikon mencapai efisiensi 6%. Saat ini sudah banyak dilakukan penelitian mengenai sel surya dengan peningkatan efisiensi. Gambar 2 Grafik efisiensi sel surya sampai tahun (R.R. King et al. 2009)

14 4 Radiasi Matahari Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terpancar dari proses fusi nuklir pada inti matahari. Radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari radiasi yang diterima di atmosfer (konstanta matahari). Intensitas radiasi matahari bergantung terhadap besarnya jarak matahari ke objek. Radiasi matahari yang sampai di permukaan bumi mengalami berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju bumi lebih kecil. Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Foton dari cahaya matahari bergerak dengan energi hv (h=konstanta planck=6.62x10-34 e-34 J.s dan v= frekuensi), kemudian menumbuk material yang memiliki energi gap (Eg) tertentu. Bila hv lebih besar dari Eg maka elektron akan berpindah dari pita valensi ke pita konduksi dan terbentuk arus. Arus yang timbul berlawanan dengan arah gerak elektron. Gambar 3 Blackbody Radiation 8 Gambar di atas merupakan kurva hubungan intensitas cahaya matahari yang sampai di bumi terhadap panjang gelombang dan telah mengalami pengurangan luasan intensitas karena terserap oleh beberapa gas-gas aerosol, serta awan yang ada diatmosfer. Intensitas cahaya di permukaan matahari memenuhi persamaan planck: ( ) (1) Distribusi intensitas cahaya di permukaan bumi didapatkan dengan melakukan perbandingan antara jari-jari matahari dan jarak antara pusat bumi dan pusat matahari, sehingga didapat persamaan: ( ) (2) Koefisien Absorbsi Koefisiensi absorsi merupakan respon suatu bahan terhadap radiasi matahari yang diterima. Koefisien absorbsi pada suatu lapisan merupakan fungsi dari energi gap bahan tersebut. Berikut contoh karakteristik gambar beberapa bahan semikonduktor :

15 5 Gambar 4 Kurva koefisien absorbsi terhadap panjang gelombang beberapa semikonduktor Koefisien absorbsi tiap semikonduktor ditunjukkan dengan persamaan: ( ) + ( ) ( m) -1 (3) dengan E merupakan fungsi dari panjang gelombang foton cahaya matahari. 9 Intensitas cahaya matahari yang ditransmisi semikonduktor: dengan x merupakan ketebalan semikonduktor dan bernilai 0.1 ev. (4) Efisiensi Tiga faktor yang mempengaruhi efisiensi sel surya yaitu jenis bahan, intensitas radiasi yang diterima, dan desain. Efisiensi hasil konversi pada sel surya merupakan rasio daya output maksimum yang dihasilkan terhadap daya total dari intensitas cahaya yang diterima: (5) Fill factor merupakan faktor pengisian arus pada sel surya. (6) Material yang digunakan Aluminium Galium Arsenida (Al x Ga 1-x As) merupakan semikonduktor yang memiliki selang energi gap antara 1,42 ev (GaAs x=0) sampai 2,16 ev (AlAs x=1). Untuk penelitian ini digunakan nilai x=0.3 dengan energi gap ev. Pada perancangan ini, Aluminium Galium Arsenida diletakkan sebagai lapisan pertama karena memiliki energi gap yang lebih besar dibanding material lain yang digunakan. Tujuannya agar intensitas cahaya matahari yang datang dapat diabsorbsi lebih banyak pada panjang gelombang pendek. Galium Arsenida (GaAs) adalah semikonduktor yang terdiri dari Galium dan Arsenik. GaAs memiliki energi gap 1.42 ev. Galium Arsenida digunakan sebagai lapisan kedua karena memiliki energi gap di antara Al 0.3 Ga 0.7 As dan Ge.

16 6 Germanium adalah bahan semikonduktor yang memiliki energi gap ev. Germanium diletakkan pada lapisan ketiga dari struktur sel surya multijunction karena memiliki energi gap yang lebih rendah dari yang lainnya. Program PC1D PC1D adalah suatu program komputer yang dikhususkan untuk pemodelan sel surya, yang ditulis untuk IBM-kompatibel komputer untuk memecahkan persamaan nonlinier transformasi elektron dan hole dalam perangkat kristal semikonduktor satu dimensi. PC1D memerlukan setidaknya sebuah CPU dan math coprocessor. 10 Program PC1D hanya dapat mensimulasikan satu lapisan p-n junction, maka untuk pemodelan semikonduktor multijunction perlu dilakukan pemodelan terpisah dari masing-masing lapisan. METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan April Tempat penelitian dilakukan di laboratorium Fisika Teori dan Komputasi, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Alat Penelitian ini menggunakan peralatan berupa alat tulis, laptop/ komputer dengan memori 1 GB dan menggunakan Windows 7 Ultimate. Komputer tersebut dilengkapi dengan Microsoft Office, Matlab R2008b, dan program PC1Dv5.9 sebagai simulator sel surya. Metode Penelitian Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memahami dan mempelajari konsep rancangan sel surya multijunction, jenis semikonduktor yang digunakan, koefisien absorbsi, ketebalan dan luas permukaan bahan, serta energi gap yang dibutuhkan agar mendapatkan efisiensi maksimum.

17 7 Simulasi Menggunakan Program PC1D Dan Matlab Pada lapisan pertama Al 0.3 Ga 0.7 As dilakukan proses simulasi pada PC1D dengan memberi doping yang tepat dan memasukkan beberapa parameter tertentu, melakukan pengaturan intensitas I sun ( Watt/cm 2 ) dan spektrum (black body spectrum) dengan temperatur 5623K, lalu mencari ketebalan optimum. Hasil yang didapat berupa data V oc, I sc, dan P max. Dari data tersebut diolah menjadi efisiensi konversi sel surya untuk lapisan pertama. Setelah itu, dilakukan perhitungan secara teori untuk mencari intensitas cahaya matahari yang diabsorbsi dan ditransmisikan oleh lapisan pertama menggunakan program Matlab. Begitu pula untuk lapisan kedua dan ketiga dilakukan cara yang sama. Pada penelitian ini, diasumsikan bahwa tidak terdapat intensitas matahari yang dipantulkan, hanya terjadi absorbsi dan transmisi. Simulasi secara teori dilakukan untuk menghitung intensitas cahaya matahari yang diserap dan ditransmisikan oleh tiap lapisan menggunakan program Matlab. Intensitas cahaya matahari yang diabsorbsi oleh lapisan pertama diubah menjadi arus listrik sedangkan intensitas cahaya matahari yang ditransmisikan oleh lapisan pertama menjadi intensitas cahaya datang bagi lapisan kedua. Intensitas cahaya matahari yang diabsorbsi oleh lapisan kedua diubah menjadi arus listrik sedangkan intensitas cahaya matahari yang ditransmisikan oleh lapisan kedua menjadi intensitas cahaya datang bagi lapisan ketiga. Intensitas cahaya matahari yang diabsorbsi oleh lapisan ketiga diubah menjadi arus listrik sedangkan intensitas cahaya matahari yang ditransmisikan oleh lapisan ketiga akan dilepas ke lingkungan. Proses seperti ini menjadikan intensitas matahari yang dimanfaatkan sebagai sumber energi cahaya yang dapat diubah menjadi energi listrik semakin besar.

18 8 Diagram Alir Penelitian Mulai Menghitung spektrum radiasi benda hitam : I sun dan I earth (intensitas awal lapisan 1) Menentukan doping dan optimasi ketebalan lapisan 1 serta menghitung intensitas transmisi lapisan 1 Output : I sc, V oc, P max, kurva I-V 1 Menentukan doping dan optimasi ketebalan lapisan 2 serta menghitung intensitas transmisi lapisan 2 Output : I sc, V oc, P max, kurva I-V 2 Menentukan doping dan optimasi ketebalan lapisan 3 serta menghitung intensitas transmisi lapisan 3 Output : I sc, V oc, P max, kurva I-V 3 Menghitung efisiensi dan fill factor Selesai

19 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan beberapa parameter input (doping dan ketebalan) pada simulasi model 1 dan model 2. Parameter input dan output hasil penelitian ini tersaji dalam tabel berikut : Tabel 1 Parameter input simulasi Model 1 Lapisan Io Thickness Wavelength P doping N doping (W/cm 2 ) ( m) (nm) (cm -3 ) (cm -3 ) Al 0.3 Ga 0.7 As x x GaAs x x Ge x x Tabel 2 Parameter output simulasi Model 1 Lapisan Voc (V) Isc (ma) Pmax (W) Fill Factor (%) Al 0.3 Ga 0.7 As GaAs Ge Efisiensi (%) Tabel 3 Parameter input simulasi Model 2 Lapisan Io Thickness Wavelength P doping N doping (W/cm 2 ) ( m) (nm) (cm -3 ) (cm -3 ) Al 0.3 Ga 0.7 As x x GaAs x x Ge x x Tabel 4 Parameter output simulasi Model 2 Lapisan Voc (V) Isc (ma) Pmax (W) Fill Factor (%) Al 0.3 Ga 0.7 As GaAs Ge Efisiensi (%) Spektrum Radiasi Matahari Spektrum radiasi benda hitam bedasarkan perhitungan menggunakan Matlab pada suhu 6000K dengan rentang panjang gelombang antara 100 sampai 2500 nm, menghasilkan intensitas radiasi pada permukaan matahari sebesar x10 3 W/cm 2, dan mengalami penurunan sampai di permukaan bumi menjadi W/cm 2, karena adanya fungsi jarak dari inti matahari ke permukaan bumi, seperti terlihat pada gambar 5. Perhitungan ini sesuai dengan referensi yang ada.

20 10 Gambar 5 Spektrum radiasi benda hitam di permukaan bumi Pada simulasi perancangan sel surya, intensitas yang sampai di permukaan bumi sebesar W/cm 2 ini menjadi intensitas awal yang masuk ke lapisan pertama Al 0.3 Ga 0.7 As pada tiap model simulasi. Pada simulasi model 1, Al 0.3 Ga 0.7 As dengan pemberian doping tertentu dan ketebalan optimal sebesar 2,8 m mentransmisikan intensitas radiasi sebesar W/cm 2. Intensitas yang ditransmisikan Al 0.3 Ga 0.7 As ini diteruskan ke lapisan kedua GaAs dengan ketebalan optimal 2 m, sebagian diabsopsi dan sebagian ditransmisikan sebesar W/cm 2 ke lapisan ke ketiga Ge. Begitu pula pada simulasi 2, intensitas di permukaan bumi sebesar W/cm 2 menjadi intensitas awal bagi lapisan pertama Al 0.3 Ga 0.7 As dengan ketebalan optimal 2.89 m dan mentransmisikan intensitas radiasi W/cm 2 yang akan diteruskan ke lapisan kedua GaAs. Dengan ketebalan optimum 2.04 m, GaAs mentransmisikan intensitas radiasi sebesar W/m 2 dan akan ditransmisikan ke lapisan ketiga Ge. Dapat dilihat bahwa intensitas yang ditransmisikan tiap lapisan pada simulasi model 1 dan model 2 relatif sama. Penyerapan suatu material sebanding dengan ketebalannya. Pada simulasi ini, didapatkan ketebalan optimum yang yang relative sama pada simulasi model 1 dan 2 sehingga intensitas yang diabsorbsi dan ditransmisikan juga relative sama. Namun, intensitas yang diserap oleh tiap material tidak sepenuhnya diubah menjadi daya listrik. Pada simulasi model 1, Al 0.3 Ga 0.7 As menyerap intensitas sebesar W/cm 2 dan hanya W yang diubah menjadi daya listrik. GaAs menyerap W/cm 2 dan W yang menjadi daya listrik. Ge menyerap W/cm 2 dan W yang menjadi daya listrik. Adapun pada simulasi model 2, Al 0.3 Ga 0.7 As menyerap intensitas W/cm 2 dan W yang menjadi daya listrik. GaAs menyerap W/cm 2 dan W yang menjadi daya listrik. Ge menyerap W/cm 2 dan W yang menjadi daya listrik. Terbatasnya pengubahan intensitas yang diserap menjadi daya listrik ini disebabkan oleh keterbatasan semikonduktor terkait sifat intrinsiknya.

21 11 Gambar 6 Daerah serapan intensitas cahaya matahari model 1 Gambar 7 Daerah serapan intensitas cahaya matahari model 2 Ketebalan dan Doping Setiap semikonduktor memiliki karakteristik berbeda-beda, baik dari besarnya energi gap dan beberapa parameter intrinstik yang mencirikan jenis suatu semikonduktor. Oleh karena itu tiap semikonduktor membutuhkan ketebalan optimum dan pemberian doping berbeda pula untuk menghasilkan daya listrik maksimalnya. Untuk menentukan berapa ketebalan optimal yang akan digunakan pada tiap lapisan sel surya dilakukan menggunakan menu quick batch pada program PC1D. Optimasi ketebalan dapat dilakukan dengan memasukkan rentang besarnya ketebalan dalam satuan mikrometer dan banyaknya jumlah data yang diinginkan, maka akan menghasilkan output berupa I sc, V oc, dan P max. Disini dapat ditentukan pada ketebalan berapa yang menghasilkan daya terbesar. Ketebalan optimal yang dihasilkan pada Al 0.3 Ga 0.7 As dan GaAs pada simulasi model 1 dan 2 hampir mirip sedangkan Ge cukup jauh perbedaannya. Hal ini karena Al 0.3 Ga 0.7 As dan GaAs berasal dari unsur yang hampir sama. Hanya pada Al 0.3 Ga 0.7 As diberi tambahan pengotor aluminium.setelah dilakukan optimasi ketebalan, dilakukan pula optimasi doping. Optimasi doping juga dilakukan menggunakan menu quick batch pada program PC1D.

22 12 Pada simulasi model 1, Al 0.3 Ga 0.7 As dengan ketebalan optimal 2.8 m menghasilkan I sc sebesar 26.4 ma, V oc sebesar V, dan daya sebesar W. GaAs dengan ketebalan optimal 2 m menghasilkan I sc sebesar 14.9 ma, V oc sebesar V, dan daya sebesar W. Ge dengan ketebalan optimal m menghasilkan I sc sebesar 13mA, V oc sebesar V, dan daya sebesar W. Simulasi model satu ini menghasilkan arus berbeda antara ketiga lapisan. 30 Kurva I-V Simulasi model 1 Arus (ma) Tegangan (V) Gambar 8 Kurva I-V desain sel surya model 1 AlGaAs GaAs Ge Pada simulasi sel surya model 2 lebih diutamakan arus konstan maksimum daripada daya maksimum sebagai dasar penentuan doping dan ketebalan optimal. Al 0.3 Ga 0.7 As dengan ketebalan optimal 2.89 m menghasilkan I sc sebesar 13 ma, V oc sebesar V, dan daya sebesar W. GaAs dengan ketebalan optimal 2.04 m menghasilkan I sc sebesar 13 ma, V oc sebesar 0.98 V, dan daya mw. Ge dengan ketebalan optimal m menghasilkan I sc sebesar 13 ma, V oc sebesar V, dan daya sebesar W. Simulasi model 2 ini menghasilkan arus sama yaitu 13 ma pada tiap lapisannya, namun daya total yang dihasilkan dari ketiga lapisan menurun. 1.50E+01 Kurva I-V Simulasi model 2 Arus (ma) 1.00E E E Tegangan (V) Gambar 9 Kurva I-V desain sel surya model 2 AlGaAs GaAs Ge

23 13 Gambar 10 Desain sel surya model 1 Gambar 11 Desain sel surya model 2 Koefisien Absorbsi Pada simulasi perancangan sel surya ini menggunakan tiga lapis bahan semikonduktor yaitu Al 0.3 Ga 0.7 As, GaAs, dan Ge. Ketiga lapisan ini memiliki energi gap yang berbeda-beda satu sama lain. Al 0.3 Ga 0.7 As memiliki energi gap sebesar ev, GaAs sebesar ev, dan Ge ev. Penggunaan ketiga lapisan dengan energi gap berbeda-beda ini mempunyai tujuan dalam pemaksimalan intensitas radiasi yang akan diserap sel surya. Suatu semikonduktor memiliki daerah serapan pada panjang gelombang tertentu yang bergantung pada besarnya energi gap yang dimiliki semikonduktor

24 14 tersebut. Semakin besar energi gap semakin besar energi hv yang dibutuhkan untuk dapat mementalkan elektron dari level valensi ke level konduksi untuk menjadi muatan bebas. Adapun panjang gelombang yang memiliki energi terbesar adalah panjang gelombang pendek, oleh karena itu Al 0.3 Ga 0.7 As lebih banyak menyerap pada rentang panjang gelombang pendek, yaitu antara 100nm sampai 688nm. GaAs dengan energi gap yang lebih kecil dari Al 0.3 Ga 0.7 As menyerap pada panjang gelombang yang lebih besar yaitu antara 100nm sampai 884nm. Dan Ge dengan energi gap terkecil dari dua semikonduktor lainnya menyerap panjang gelombang 100nm sampai 1910nm. Hal inilah yang menjadi dasar pemilihan semikonduktor dengan energi gap yang berbeda-beda pada rancangan sel surya. Namun, selain adanya perbedaan energi gap dari masing-masing lapisan, yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis semikonduktor pada simulasi ini juga karena ketiga jenis semikonduktor ini memiliki struktur FCC yng relatif sama, ketiga lapisan memiliki kesesuaian ditinjau dari konstanta kisinya. Gambar 12 Koefisien absorbsi Al 0.3 Ga 0.7 As, GaAs, dan Ge Efisiensi Berdasarkan data hasil yang diperoleh dari simulasi perancangan sel surya ini, pada simulasi perancangan sel surya model 1, Al 0.3 Ga 0.7 As menghasilkan daya listrik sebesar W, GaAs menghasilkan daya listrik sebesar W, dan Ge menghasilkan daya listrik sebesar W, sehingga daya listrik total yang dihasilkan ketiga lapisan sebesar W dan efisiensi total sebesar 39.22%. Pada simulasi perancangan sel surya model 2, Al 0.3 Ga 0.7 As menghasilkan daya listrik sebesar W, GaAs menghasilkan daya listrik sebesar W, dan Ge menghasilkan daya listrik sebesar W, sehingga daya listrik total yang dihasilkan ketiga lapisan sebesar W dan efisiensi total sebesar 21.67%. Efisiensi yang dihasilkan pada simulasi perancangan sel surya model 1 lebih besar dari efisiensi yang dihasilkan pada simulasi perancangan sel surya model 2. Hal ini karena yang menjadi tujuan pada simulasi perancangan sel surya model 1 adalah dihasilkan daya maksimum dari masing-masing lapisan sehingga arus yang dihasilkan berbeda pada tiap lapisannya. Adapun pada simulasi perancangan sel surya model 2 yang menjadi tujuan adalah dihasilkan arus

25 15 konstan maksimum dari ketiga lapisan, sehingga arus konstan yang dihasilkan pada lapisan Al 0.3 Ga 0.7 As dan GaAs mengikuti arus maksimum yang dapat dihasilkan oleh Ge. Akibatnya daya yang dihasilkan pada lapisan Al 0.3 Ga 0.7 As dan GaAs menurun karna arus yang dihasilkan lebih kecil dari simulasi model 1, sehingga efisiensi total yang dihasilkan menjadi lebih kecil dari simulasi perancangan sel surya model 1. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Perancangan sel surya dengan model multijunction dengan energi gap yang berbeda pada tiap lapisannya dapat memaksimalkan penyerapan intensitas radiasi matahari dan meningkatkan efisiensi sel surya. Penggunaan doping dan ketebalan optimum juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi sel surya. Pada penelitian ini dilakukan 2 model perancangan sel surya, yaitu model 1 yang menghasilkan arus berbeda dan model 2 yang menghasilkan arus sama, keduanya menghasilkan efisiensi sel surya yang berbeda. Pada simulasi model 1 diperoleh nilai arus pada tiap lapisan sebesar 26.4, 14.9, dan 13 ma, dengan efisiensi total sel surya sebesar 39.22%. Sedangkan pada simulasi model 2 tiap lapisan menghasilkan arus sama sebesar 13 ma dengan efisiensi total sel surya sebesar 21.67%. Jika dilihat dari nilai efisiensi yang dihasilkan, model 1 lebih besar efisiennya sehingga lebih efisien dari model 2. Namun dalam perangkat elektronik model ini kurang realistis, karena jika diasumsikan sebagai suatu rangkaian tidak termasuk ke dalam rangkaian seri maupun parallel, sehingga model 1 ini hanya digunakan sebagai simulasi pembelajaran perancangan sel surya. Adapun model 2 yang menghasilkan arus sama lebih relevan dalam penerapan aplikasinya karena dapat diasumsikan sebagai rangkaian listrik seri. Lapisan yang sangat mempengaruhi nilai efisiensi pada simulasi ini adalah lapisan 1 dan 2, yaitu Al 0.3 Ga 0.7 As dan GaAs. Hal ini dapat dilihat dari hasil daya maksimal yang dihasilkan pada kedua model simulasi. Adapun Ge (lapisan ketiga) hanya menghasilkan daya W, yang hanya menghasilkan efisiensi 2.4% dari total efisiensi sel surya. Sehingga Ge kurang efisien jika digunakan sebagai bahan penyusun multijunction solar cells. Saran Kunci utama dalam peningkatan efisiensi sel surya adalah intensitas yang masuk sebagai intensitas awal sel surya. Semakin besar intensitas yang masuk ke tiap lapisan sel surya maka akan menghasilkan daya listrik yang semakin besar pula. Adapun penelitian ini adalah simulasi awal perancangan sel surya multijunction dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya

26 16 perlu dilakukan penelitian lanjut yang menggunakan intensitas besar dengan penggunaan konsentrator yang dapat memfokuskan intensitas datang yang akan masuk ke sel surya sehingga akan dihasilkan suatu piranti sel surya dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi. Untuk megurangi radiation loss digunakan junction yang lebih banyak, namun penggunaan bahan semikonduktornya diutamakan pada semikonduktor yang dapat menghasilkan efisiensi cukup besar dari total efisiensi sel surya. DAFTAR PUSTAKA 1. Tool, C.J.J. et al., Wafer thickness, Texture and Performance of Multicrystalline Silicon Solar Cells. European Commission s FP5 Energi R&D programme., Neterlands, R.R. King et al, 40 % efficient metamorphic GaInP/GaInAs/Ge multijunction solar cells, Applied Physics Letter 90, (1-3), E. Reineri, T. Yu. AlGaAs/InP/Ge High Efficiency Solar Cel, Master Thesis, San Jose State University, L.Siyu, Q. Xiaosheng, AlGaAs/GaAs tunnel junctions in a 4-J tandem solar cell, Journal of Semiconductors, Vol 32(11). pp (1-4), Fonash J, Stephen. Solar Cell Device Physics (Second Edition). United States of America : Elsevier, Kwok K.Ng, S. M. Sze. Physics of Semiconductor Devices (Third Edition). California : John Wiley & Sons Interscience, R.R. King et al., "Band-Gap-Engineered Architectures for High-Efficiency Multijunction Concentrator Solar Cells," 24th European Photovoltaic Solar Energy Conf. Hamburg, Germany, Sep , Gibson, Ursula Characterization of ZnS: Cr Films For Intermediate Band Solar Cells. Norwegian University of Science and technology Department of Physyics. 9. J.M. Olson, D.J. Friedman, S. Kurtz, Handbook of Photovoltaic Science and Engineering, John Wiley & Sons, Basore P.A, Clugston Donald.A., PC1D Version 5: 32-Bit Solar Cell Modeling on Personal Computers, 26th IEEE Photovoltiac Specialists Conference, Anaheim, Sep-Oct 1997, pp

27 17 LAMPIRAN Lampiran 1 Contoh tampilan layar pada simulasi PC1D Lampiran 2 Contoh tampilan menu quick batch pada simulasi PC1D

28 18 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Metro-Lampung tanggal 10 Februari 1991 dari Ayah Irawan Suprapto dan Ibu Supriyati. Penulis adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Pada tahun 2009 penulis berhasil menyelesaikan studi di Madrasah Aliyah Husnul Khotimah Kuningan dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Saringan Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Fisika pada tahun 2011/2012 dan mengajar di salah satu homeschooling swasta di Bogor. Penulis juga pernah aktif sebagai Sekretaris Divisi Komuniksi dan Informasi Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) IPB pada tahun

SIMULASI KINERJA SEL SURYA 4-JUNCTION Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/InP/Ge DENGAN PEMBATASAN DAERAH SERAPAN RADIASI MATAHARI ENI SEPTI WAHYUNI

SIMULASI KINERJA SEL SURYA 4-JUNCTION Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/InP/Ge DENGAN PEMBATASAN DAERAH SERAPAN RADIASI MATAHARI ENI SEPTI WAHYUNI SIMULASI KINERJA SEL SURYA 4-JUNCTION Al 0.3 Ga 0.7 As/GaAs/InP/Ge DENGAN PEMBATASAN DAERAH SERAPAN RADIASI MATAHARI ENI SEPTI WAHYUNI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

Tenaga Surya sebagai Sumber Energi. Oleh: DR. Hartono Siswono

Tenaga Surya sebagai Sumber Energi. Oleh: DR. Hartono Siswono Tenaga Surya sebagai Sumber Energi Oleh: DR Hartono Siswono Energi memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia Bangsa yang tidak menguasai energi akan menjadi bangsa yang tidak merdeka seutuhnya Adalah

Lebih terperinci

Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul

Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul M. Dirgantara 1 *, M. Saputra 2, P. Aulia 3, Z. Deofarana 4,

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO...

DAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO... ix DAFTAR ISI PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA Oleh : 1. Riyanto H1C004006 2. M. Teguh Sutrisno H1C004007 3. Indri Kurniasih H1C004003 4. Gita Anggit H1C004014 Tanggal

Lebih terperinci

Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar. Abstract

Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar. Abstract Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar Rifani Magrissa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN Program Studi Fisika Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2 FOTOKONDUKTIVITAS. Zudah Sima atul Kubro G DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2 FOTOKONDUKTIVITAS. Zudah Sima atul Kubro G DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2 FOTOKONDUKTIVITAS Rekan Kerja : 1. Aah Nuraisah 2. Mutiara Khairunnisa 3. Dedeh Nurhayati Zudah Sima atul Kubro G74120023 Asisten : Pramudya Wardhani (G74110008) Dadi Irawan

Lebih terperinci

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008.

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008. BAB II SEL SURYA 2.1 PRINSIP KERJA SEL SURYA Sel surya bekerja berdasarkan efek fotoelektrik pada material semikonduktor untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Berdasarkan teori Maxwell tentang

Lebih terperinci

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI Tugas Projek Fisika Lingkungan disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Lingkungan yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M. Si M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

Lebih terperinci

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

STRUKTUR CRISTAL SILIKON BANDGAP TABEL PERIODIK STRUKTUR CRISTAL SILIKON PITA ENERGI Pita yang ditempati oleh elektron valensi disebut Pita Valensi Pita yang kosong pertama disebut : Pita Konduksi ISOLATOR, KONDUKTOR DAN SEMIKONDUKTOR

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) A. TUJUAN 1. Merancang sensor sel surya terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor sel surya terhadap besaran fisis. 3. Menganalisis karakteristik sel surya. B. DASAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR

PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR I h s a n Dosen pada Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Email: ihsan_physics@ymail.com Abstract.

Lebih terperinci

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan) Mekanisme Kerja Devais Sel Surya Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik itu diawali dengan

Lebih terperinci

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Made Sucipta1,a*, Faizal Ahmad2,b dan Ketut Astawa3,c 1,2,3 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,

Lebih terperinci

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION Yolanda Oktaviani, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: vianyolanda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sel surya merupakan salah satu divais elektronik yang dapat mengubah secara langsung energi radiasi matahari menjadi energi listrik. Sel surya merupakan sumber energi

Lebih terperinci

PEMAKSIMALAN DAYA KELUARAN SEL SURYA MENGGUNAKAN LENSA CEMBUNG

PEMAKSIMALAN DAYA KELUARAN SEL SURYA MENGGUNAKAN LENSA CEMBUNG PEMAKSIMALAN DAYA KELUARAN SEL SURYA MENGGUNAKAN LENSA CEMBUNG Oleh: Budhi Priyanto 1 ABSTRAK: Penggunaan kumpulan lensa cembung meningkatkan intensitas berkas cahaya matahari. Lensa cembung baik yang

Lebih terperinci

Physical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy

Physical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy Physical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy Rifani Magrissa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, Padang Tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendeteksian cahaya merupakan salah satu proses paling mendasar pada bidang optik [1]. Untuk mendeteksi cahaya, diperlukan suatu proses konversi optoelektronik menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi maka dibutuhkan pula sumber-sumber energi listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Matahari Matahari adalah salah satu contoh dari energi terbarukan (renewable energy) dan merupakan salah satu energi yang penting dalam kehidupan manusia. Berikut ini

Lebih terperinci

OPTIMALISASI TEGANGAN KELUARAN DARI SOLAR CELL MENGGUNAKAN LENSA PEMFOKUS CAHAYA MATAHARI

OPTIMALISASI TEGANGAN KELUARAN DARI SOLAR CELL MENGGUNAKAN LENSA PEMFOKUS CAHAYA MATAHARI OPTIMALISASI TEGANGAN KELUARAN DARI SOLAR CELL MENGGUNAKAN LENSA PEMFOKUS CAHAYA MATAHARI Oleh: Faslucky Afifudin 1, Farid Samsu Hananto 2 ABSTRAK: Studi optimalisasi tegangan keluaran dari solar sel menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, persediaan minyak dan gas bumi semakin menipis. Sementara kebutuhan akan energi semakin meningkat, terutama dirasakan pada negara industri. Kebuthan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PANEL SURYA BERDASARKAN MATERIAL PENYUSUN DAN INTENSITAS CAHAYA. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PANEL SURYA BERDASARKAN MATERIAL PENYUSUN DAN INTENSITAS CAHAYA. Diajukan untuk memenuhi persyaratan TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PANEL SURYA BERDASARKAN MATERIAL PENYUSUN DAN INTENSITAS CAHAYA Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen

Lebih terperinci

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Desty Anggita Tunggadewi 1, Fitria Hidayanti 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional dtunggadewi@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani Bab 1 Bahan Semikonduktor By : M. Ramdhani Tujuan instruksional : Mengerti sifat dasar sebuah bahan Memahami konsep arus pada bahan semikonduktor Memahami konsep bahan semikonduktor sebagai bahan pembentuk

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB 2 TEORI PENUNJANG 2.1 Photon Photon merupakan partikel dari cahaya yang mengakibatkan radiasi elektromagnetik. Photon identik dengan panjang gelombang (λ) yang menentukan spektrum dari gelombang elektromagnetik,

Lebih terperinci

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam

Lebih terperinci

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA Rita Prasetyowati, Sahrul Saehana, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika Material

Lebih terperinci

KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE

KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE Asrul, Reyhan Kyai Demak, Rustan Hatib Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH PANJANG GELOMBANG FOTON DATANG TERHADAP KARAKTERISTIK I-V DIODA SEL SURYA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

SIMULASI PENGARUH PANJANG GELOMBANG FOTON DATANG TERHADAP KARAKTERISTIK I-V DIODA SEL SURYA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA SIMULASI PENGARUH PANJANG GELOMBANG FOTON DATANG TERHADAP KARAKTERISTIK I-V DIODA SEL SURYA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA SKRIPSI Oleh Fitriana NIM 101810201006 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR SEL SURYA LEVEL ENERGI RENDAH DAN MENENGAH UNTUK MENDUKUNG MODUL BEREFISIENSI TINGGI SKRIPSI

PERANCANGAN STRUKTUR SEL SURYA LEVEL ENERGI RENDAH DAN MENENGAH UNTUK MENDUKUNG MODUL BEREFISIENSI TINGGI SKRIPSI PERANCANGAN STRUKTUR SEL SURYA LEVEL ENERGI RENDAH DAN MENENGAH UNTUK MENDUKUNG MODUL BEREFISIENSI TINGGI SKRIPSI Oleh RAKRIAN BRE ANANTA AJI 04 04 03 070 9 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi.

PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi. PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan Oleh ANDA ANDYCKA S NIM. 090821016 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Optimasi Tekanan Deposisi dalam Simulasi Efisiensi Sel Surya Berbasis Material a-si:h

Optimasi Tekanan Deposisi dalam Simulasi Efisiensi Sel Surya Berbasis Material a-si:h Jurnal Gradien Vol. 8 No. 1 Januari 2012 : 716-721 Optimasi Tekanan Deposisi dalam Simulasi Efisiensi Sel Surya Berbasis Material a-si:h Endhah Purwandari1*, Toto Winata2 1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA TUGAS ke 5 Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi Oleh : ZUMRODI NPM. : 250120150017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB 3 KONSEP DASAR. Gambar 3.1. Struktur solar cell dengan aplikasi down-converter [1]. Analisis konsep..., Lukman Aditya, FT UI, 2009

BAB 3 KONSEP DASAR. Gambar 3.1. Struktur solar cell dengan aplikasi down-converter [1]. Analisis konsep..., Lukman Aditya, FT UI, 2009 BAB 3 KONSEP DASAR 3.1 Konsep Dasar Up / Down Conversion Sebagaimana diketahui penerapan konsep up/down conversion untuk mengurangi rugi rugi akibat thermalization dan transmission-loss. Fenomena dari

Lebih terperinci

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI Oleh: Budhi Priyanto ABSTRAK: Sel surya sebagai penghasil energi listrik dari sinar matahari secara langsung saat

Lebih terperinci

BABU TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam fisika dan optika, garis-garis Fraunhofer adalah sekumpulan

BABU TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam fisika dan optika, garis-garis Fraunhofer adalah sekumpulan BABU TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Spektrum Energi Matahari Di dalam fisika dan optika, garis-garis Fraunhofer adalah sekumpulan garis spektrum yang dinamalcan berdasarkan fisikawan Jerman Joseph von Fraunhofer

Lebih terperinci

Optimalisasi Struktur Sel Surya GaAs Sambungan p-n dengan Lapisan Antirefleksi yang tergandeng dengan Lapisan Window AlGaAs

Optimalisasi Struktur Sel Surya GaAs Sambungan p-n dengan Lapisan Antirefleksi yang tergandeng dengan Lapisan Window AlGaAs Indonesian Journal of Physics Kontribusi Fisika Indonesia Vol. 14 No.2, April 2003 Optimalisasi Struktur Sel Surya GaAs Sambungan p-n dengan Lapisan Antirefleksi yang tergandeng dengan Lapisan Window AlGaAs

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell 1 Ika Wahyuni, 2 Ahmad Barkati Rojul, 3 Erlin Nasocha, 4 Nindia Fauzia Rosyi, 5 Nurul Khusnia, 6 Oktaviana Retna Ningsih Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik 9 Gambar 17. Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik BST yang sudah mengalami proses annealing dipasang kontak di atas permukaan substrat silikon dan di atas film tipis BST. Pembuatan kontak ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam menjadi pendorong bagi manusia untuk mencari sumber energi alternatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia adalah masalah energi. Saat ini Indonesia telah mengalami krisis energi

Lebih terperinci

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL Ridho Ravita Wardy, Krisman, Cahyo Budi Nugroho Mahasiswa Program Studi S1 Fisika

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

POLITEKNIK NEGERI MEDAN RANCANG BANGUN SEPEDA LISTRIK DENGAN SISTEM PENGISIAN BATERAI HYBRID LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 oleh : JULIANTO SINAGA PANCA

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan

Lebih terperinci

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain 1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain Adalah Semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,

Lebih terperinci

BAB 4 DISKUSI. Gambar 4.1 Spektrum dari cahaya matahari yang dapat diterima di bumi

BAB 4 DISKUSI. Gambar 4.1 Spektrum dari cahaya matahari yang dapat diterima di bumi BAB 4 DISKUSI 4.1 Aplikasi Up & Down Converter Pada Solar Cell Untuk menentukan besar kecilnya energi photon yang dikonversi oleh converter maka perlu diketahui spektrum cahaya matahari yang akan dikonversi.

Lebih terperinci

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL SKRIPSI Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro Disusun Oleh : MAULDIAN

Lebih terperinci

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid 208 Satwiko S / Uji Karakteristik Sel Surya Pada Sistem 24 Volt Dc Sebagai Catudaya Pada Sistem Pembangkit Tenaga Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL Kelompok 4: 1. Andi Hermawan (05021381419085) 2. Debora Geovanni (05021381419072) 3. Ruby Hermawan (05021381419073) 4.

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah

BAB I PENDAHULUAN. manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi Listrik merupakan energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah tangga hingga untuk kebutuhan

Lebih terperinci

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor MAKALAH PITA ENERGI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna (4211412011) Rombel 1 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Studi Eksperimental Pengaruh Sudut Kemiringan... (Nabilah dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Inas Nabilah

Lebih terperinci

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Disusun Sebagai Materi Pelatihan Guru-Guru SMA/MA Provinsi Nangro Aceh Darussalam Disusun oleh: Dr. Agus Setiawan, M.Si Dr. Dadi Rusdiana, M.Si Dr. Ida Hamidah, M.Si Dra. Ida Kaniawati,

Lebih terperinci

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : FRANCISCO BOBBY HERMAWAN 06.50.0002 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Solar Energy Conversion Technologies

Solar Energy Conversion Technologies Solar Energy Conversion Technologies Solar Radiation Radiasi matahari adalah gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh permukaan Matahari yang berasal dari sebagian besar matahari di mana reaksi

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PENGARUH KETEBALAN LAPISAN I PADA PERHITUNGAN KARAKTERISTIK ARUS-TEGANGAN SEL SURYA TIPE PIN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH KETEBALAN LAPISAN I PADA PERHITUNGAN KARAKTERISTIK ARUS-TEGANGAN SEL SURYA TIPE PIN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA PENGARUH KETEBALAN LAPISAN I PADA PERHITUNGAN KARAKTERISTIK ARUS-TEGANGAN SEL SURYA TIPE PIN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA SKRIPSI oleh Yetik Herawati NIM 071810201066 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL 1 Andrian Budi Pratomo, 2 Erwin, 3 Awitdrus 1 Mahasiswa Jurusan Fisika 2 Bidang Medan Elektromagnetik

Lebih terperinci

FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4

FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4 FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4 Olly Norita Tetra*, Admin Alif dan Riana Marta Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya λ Panjang Gelombang 21 ω Kecepatan Angular 22 ns Indeks Bias Kaca 33 n Indeks Bias Lapisan Tipis 33 d Ketebalan Lapisan Tipis 33 α Koofisien Absorpsi 36 Frekuensi Cahaya 35 υ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535 SIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume 1 Nomor 1(C) Mei 2012 Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535 Handjoko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan terhadap penyediaan energi listrik terus mengalami peningkatan. Peningkatan konsumsi energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER Oleh: Zainul Hasan 1, Erika Rani 2 ABSTRAK: Konversi energi adalah proses perubahan energi. Alat konversi energi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK 92 dari pelat kaca dan tertutup dari pelat kaca. Untuk dioda silikon yang sambungannya paralel terbuka dari pelat kaca besarnya adalah 352 x 10-4 Joule pada temperatur pengamatan 39 o C, sedangkan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada kebutuhan konsumsi energi listrik yang semakin meningkat. Saat ini energi listrik menjadi energi yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR I B Kd Surya Negara 1, I Wayan Arta Wijaya 2, A A Gd Maharta Pemayun 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR Muchammad dan Hendri Setiawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Lebih terperinci

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Ari Susanti Restu Mulya Dewa 2310100069 2310100116 pusat peredaran pusat tata surya sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan

Lebih terperinci

Pemodelan Kurva I(V) Normal Light dan Dark Current Modul PV Untuk Menentukan Unjuk Kerja Solar Sel

Pemodelan Kurva I(V) Normal Light dan Dark Current Modul PV Untuk Menentukan Unjuk Kerja Solar Sel Pemodelan Kurva I(V) Normal Light dan Dark Current Modul PV Untuk Menentukan Unjuk Kerja Solar Sel Lazuardi Umar, Yanuar, ahmondia N. Setiadi Jurusan Fisika FMIPA Universitas iau Kampus Bina Widya, Jl.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA

PENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA PENGUKURAN KARAKTERSTK SEL SURYA Ridwan Setiawan (11270058) Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2014 Email: setiawan.ridwan@student.uinsgd.ac.id ABSTRAK Eksperimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karena tidak akan ada kehidupan di permukaan bumi tanpa energi matahari maka sebenarnya pemanfaatan energi matahari sudah berusia setua kehidupan itu sendiri.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK Walfred Tambuhan, Magsi Ginting, Minarni, Purnama Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau walfred_tambunan yahoo.com

Lebih terperinci

Bab 1. Semi Konduktor

Bab 1. Semi Konduktor Bab 1. Semi Konduktor Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK Walfred Tambuhan, Maksi Ginting, Minarni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau walfred_tambunan yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN REFLEKTOR (CERMIN DATAR) TERHADAP KELUARAN DAYA POLYCRYSTALLINE

PENGARUH PENAMBAHAN REFLEKTOR (CERMIN DATAR) TERHADAP KELUARAN DAYA POLYCRYSTALLINE PENGARUH PENAMBAHAN REFLEKTOR (CERMIN DATAR) TERHADAP KELUARAN DAYA POLYCRYSTALLINE Oleh NAMA : AFRON SUTRISNO SIANTURI NIM : 100402076 Tugas Akhir Ini Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

PANEL SURYA dan APLIKASINYA PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar

Lebih terperinci

Available online at Website

Available online at Website Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGARUH SUHU PERMUKAAN PHOTOVOLTAIC MODULE 50 WATT PEAK TERHADAP DAYA KELUARAN YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR DENGAN VARIASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi maka dibutuhkan pula sumber-sumber energi listrik alternatif.

Lebih terperinci

Asisten : Robby Hidayat / Tanggal Praktikum :

Asisten : Robby Hidayat / Tanggal Praktikum : MODUL 07 KARAKTERISASI LED OLEH IV-METER Devi Nurhanivah, Audia Faza I., Bram Yohanes S., Filipus Arie W, Hanandi Rahmad, Widya Hastuti 10212071, 10212079, 10212011, 10212051, 10212093, 10212068 Program

Lebih terperinci

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan Mahasiswa Program S1 Fisika Bidang Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring pertumbuhan penduduk di dunia yang semakin meningkat, kebutuhan akan sumber energi meningkat pula. Termasuk kebutuhan akan sumber energi listrik. Pemanfaatan

Lebih terperinci

Kajian Fisis Energi Terbarukan Panel Surya Melalui Eksperimen Sederhana untuk Siswa SMA

Kajian Fisis Energi Terbarukan Panel Surya Melalui Eksperimen Sederhana untuk Siswa SMA p-issn: 2461-933 e-issn: 2461-1433 Halaman 81 Naskah diterbitkan: 3 Desember 215 DOI: doi.org/1.219/1.1213 Kajian Fisis Energi Terbarukan Panel Surya Melalui Eksperimen Sederhana untuk Siswa SMA Sunaryo

Lebih terperinci

PHOTODETECTOR. Ref : Keiser

PHOTODETECTOR. Ref : Keiser PHOTODETECTOR Ref : Keiser Detektor Silikon PIN Syarat foto detektor High response atau sensitifitas Noise rendah Respon cepat atau bandwidth lebar Tidak sensitif thd variasi suhu Kompatibel dgn fiber

Lebih terperinci

Muchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: ,

Muchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: , Pengaruh Suhu Permukaan Photovoltaic Module 50 Watt Peak Terhadap Daya Keluaran yang Dihasilkan Menggunakan Reflektor Dengan Variasi Sudut Reflektor 0 0, 50 0, 60 0, 70 0, 80 0. Muchammad, Eflita Yohana,

Lebih terperinci

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA Ricko Mahindra*, Awitdrus, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Lebih terperinci

Sri Oktamuliani 1 *, Samsidar 2

Sri Oktamuliani 1 *, Samsidar 2 PEMODELAN TEORITIK DAYA RADIASI MATAHARI BERBASIS PRINSIP RADIASI BENDA HITAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN NUMERIK INTEGRASI SIMPSON 3/8 THEORETICAL MODELING OF SOLAR RADIATION POWER BASED ON PRINCIPLES OF BLACKBODY

Lebih terperinci

EFISIENSI PANEL SURYA UNTUK CATU DAYA LAMPU JALAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PALEMBANG

EFISIENSI PANEL SURYA UNTUK CATU DAYA LAMPU JALAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PALEMBANG EFISIENSI PANEL SURYA UNTUK CATU DAYA LAMPU JALAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PALEMBANG LAPORAN AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi ( P )

LAPORAN AKHIR Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi ( P ) LAPORAN AKHIR Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi ( P ) OPTIMASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA ( STUDI KASUS: PARTIAL SHADING CONDITIONS) BERBASIS PENGONTROL MAXIMUM POWER POINT TRACKING ( MPPT

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS Ayu Wardana 1, Maksi Ginting 2, Sugianto 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen Bidang Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENINGKATAN TEMPERATUR PERMUKAAN SEL SURYA

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENINGKATAN TEMPERATUR PERMUKAAN SEL SURYA PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENINGKATAN TEMPERATUR PERMUKAAN SEL SURYA Oleh: Budhi Priyanto ABSTRAK: Intensitas cahaya yang menyinari permukaan sel surya meningkatkan temperatur permukaan

Lebih terperinci