Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012"

Transkripsi

1 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

2 PETA WILAYAH KABUPATEN TABALONG ii

3 TIM PENYUSUN Pembina dr. H. Syarifudin Basri, Sp.OG Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Ketua H. Ahmad Rivai SKM. M.Kes.M.Si Anggota Bidang P2PL Bidang Farmasi Bidang Promosi Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan Subag kepegawaian Subag Perencanaan dan Keuangan Kontributor BPS Kabupaten Tabalong Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong RSUD H. Badaruddin Tanjung RS Pertamina Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana iii

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 dapat disusun dan diselesaikan dengan baik. Profil kesehatan ini merupakans alah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan, juga merupakan salah satu wujud akuntabilitasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong. Profil ini merupakan data atan Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong dan jajarannya dalam melaksanakan upaya kesehatan. Profil ini menjadikan gambaran hasil pelaksanaan kegiatan kesehatan tahun 2012, meliputi sumberdaya sarana, ketenagaan dan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif danr ehabilitatif. Proses penyelesaian profil ini berlandaskan surat keputusan kepala dinas kesehatan Tabalong Nomor : 35 tahun 2013 tanggal 21 Januari Semoga profil ini memberikan manfaat bagi pihak perencanaan dan pelaku di bidang kesehatan khususnya dan pembangunan Kabupaten Tabalong umumnya. April 2013 Tim Penyusun iv

5 SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. TABALONG Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Profil kesehatan merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan hasil pembangunan kesehatan termasuk juga kinerja dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Pada hakekatnya profil kesehatan Kabupaten Tabalong ini merupakan informasi mengenai kondisi dan situasi Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Tabalong. Profil ini merupakan rangkuman kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong dan jajarannya dalam melaksanakan upaya kesehatan. Profil ini menjadikan gambaran hasil pelaksanaan kegiatan kesehatan tahun 2012, baik menyangkut sumber daya sarana, ketenagaan dan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabillitatif. Data yang disajikan seyogyanya ditindak lanjuti dalam menyusun perencanaan kegiatan kesehatan pada tahun berikutnya, terutama terhadap upaya kesehatan, sarana dan prasarana, dan ketenagaan. Kekurangan ataupun kelemahan hasil pencapaian upaya kesehatan yang ditampilkan kiranya menjadi perhatian serius jajaran kesehatan dan lintas sektor terkait. Kepada tim penyusun profil kesehatan ini, saya ucapkan terima kasih atas kinerjanya yang telah berhasil menyusun profil ini dengan baik. Semoga profil ini dapat memberikan manfaat dan menjadi rujukan bagi perencanaan di bidang kesehatan khususnya dan pembangunan Kabupaten Tabalong umumnya. Wassalamualiakum warahmatullahi wabarakatuh. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong dr.h. Syarifudin Basri, Sp.OG Pembina Tk. I NIP v

6 DAFTAR ISI : Halaman PetaKabupatenTabalong... ii Tim Penyusunan... iii Kata Pengantar... iv SambutanKepalaDinasKabupatenTabalong... v DaftarIsi... vi Daftar Tabel... vii DaftarGrafik... viii DaftarLampiran... xv BAB I PENDAHULUAN... 2 A. LatarBelakang... 2 B. Tujuan... 5 C. SistematikPenyajian... 6 BAB II GAMBARAN UMUM... 7 A. Geografi... 7 B. Demografi... 9 C. SosialEkonomi BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Umur Harapan Hidup B. Mortilitas /AngkaKematian C. Morbiditas /AngkaKesakitan D. Status Gizi BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PelayananKesehatanDasar B. AksesdanMutuPelayananKesehatan C. Perilaku HidupMasyarakat D. KeadaanLingkungan BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SaranaKesehatan B. TenagaKesehatan C. PembiayaanKesehatan DefinisiOperasional vi

7 DAFTAR TABEL : Lampiran Halaman Tabel 1.1 Perbandingan IPM dan IPKM Kalsel dengan Provinsi Tetangga... 3 Tabel 1.2 Perbandingan IPKM Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah... 3 Tabel 1.3 PeringkatIndeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Menurut Kabupaten Kota di Kalimantan Selatan... 4 Tabel 1.4 Peringkat Kinerja Pembangunan Manusia... 4 Tabel 2.1 Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun Tabel Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Inap Dan Rawat Jalan Di Puskesmas Kabupaten TabalongTahun Tabel Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Jalan Di RSUD H.Badaruddin Tanjung Tahun Tabel 3.3 Pola 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Inap RSUD H.Badaruddin Tanjung Tahun Tabel 3.4 Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Tabel 4.1 Distribusi KLB Kabupaten Tabalong Tahun Tabel 4.2 Tabel Jangkauan Pelayanan Kabupaten Tabalong Tahun Tabel 5.1 Jumlah Prasarana Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun Tabel 5.2 Identitas Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Tabel 5.3 Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) Kabupaten Tabalong Tahun Tabel 5.4 Kondisi Ketenagaan Kesehatan KabupatenTabalongTahun vii

8 DAFTAR GRAFIK : Halaman Grafik 2.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.2 Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.3 Jumlah Penduduk di Kabupaten Tabalong Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Grafik 2.4 Piramida Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.5 Jumlah Penduduk Pria di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.6 Jumlah Penduduk Perempuan di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.7 Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.8 Kepadatan Penduduk Per Km 2 Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 2.9 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012(Km 2 ) Grafik 2.10 Jumlah Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 2.11 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 2.12 Rasio Beban Tanggungan di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 2.13 Rasio Jenis Kelamin di Kecamatan Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.14 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 2.15 Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.16 Tingkat Pendidikan Penduduk Laki-laki di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.17 Tingkat Pendidikan Penduduk Perempuan di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.18 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas yang Melek Huruf di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 2.19 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 3.1 Angka Harapan Hidup Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 3.2 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d viii

9 Grafik 3.3 Jumlah Kematian Bayi Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.4 Angka Kematian Balita (AKABA) Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Grafik 3.5 Jumlah Kematian Bayi, Anak Balita dan Balita Grafik 3.6 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 3.7 Jumlah Kematian Ibu Hamil, Ibu Melahirkan, dan Ibu Nifas Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 3.8 Perbandingan K1,K4,Persalinan Nakes, Bumil Resti Ditangani, Fe3 dan Pelayanan Nifas Tahun 2006 s/d Grafik 3.9 Rasio Bidan (Puskesmas/Desa) terhadap penduduk Tahun 2006 s/d Grafik 3.10 Data Kasus Malaria di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.11 Jumlah Malaria Klinis Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.12 Jumlah Malaria Positif Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.13 AMI, API, dan CFR Kabupaten Tabalong Tahun 1999 s/d Grafik 3.14 Cure Rate TB Paru di Kabupaten Tabalong Tahun 2003 s/d Grafik 3.15 Jumlah Kasus TB di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.16 Data Penderita TB Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 3.17 Target dan Realisasi Case Detection Rate (CDR) TB Paru Tahun Grafik 3.18 Jumlah Kasus IMS, HIV/AIDS dan kematian akibat AIDS Kabupaten Tabalong Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun Grafik 3.19 Data HIV/AIDS Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.20 Data IMS Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.21 Persentase Realisasi Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Kabupaten Tabalong Tahun 2004 sampai dengan Grafik 3.22 Jumlah Penderita Kusta dan RFT Rate Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 3.23 Jumlah Penderita Campak Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Grafik 3.24 Jumlah Penderita campak per Puskesmas di Kabupaten Tabalong tahun 2009,2010, dan Tahun ix

10 Grafik 3.25 Jumlah Kasus DBD Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 3.26 Jumlah Kasus DBD PerPuskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.27 Presentase Penemuan Kasus Diare di Kabupaten Tabalong Tahun 2008 s/d Grafik 3.28 Jumlah temuan kasus diare di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 3.29 Jumlah Temuan Kasus Diare Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 3.30 Grafik Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies (GHTR) di Kab. Tabalong Tahun 2005 sampai dengan Grafik 3.31 Jumlah Penderita Filaria di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 3.32 Jumlah Penderita Kronik Filariasis Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.33 Grafik Jumlah Kasus Hipertensi Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Grafik 3.34 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Gangguan Jiwa di Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Tahun Grafik 3.35 Jumlah Kasus Diabetes Mellitus (DM) di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.36 Persentase BBLR Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.37 Jumlah BBLR Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 3.38 Grafik Persentase BBLR Kabupaten Tabalong 2004 s/d Grafik 3.39 Presentase Status Gizi Balita Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 3.40 Prosentasi BGM dan Gizi Buruk di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 4.1 Persentase Cakupan K1 Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong 2009 s/d Grafik 4.2 Persentase Cakupan K4 Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong Tahun2009 s/d Grafik 4.3 Persentase Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 4.4 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Berkompetensi Kebidanan Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.5 Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan x

11 Kabupaten Kabalong Tahun 2004 s/d Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.7 Cakupan Pelayanan Kesehatan ibu Nifas Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 4.8 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatus Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.9 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.10 Persentase Kunjungan Neonatus dan Bayi di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 4.11 Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Balita Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 4.12 Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Balita/Pra Sekolah Di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 4.13 Persentase Jumlah Bumil dan NeonatalResti yang di tangani di kabupaten Tabalong tahun 2004 s/d Grafik 4.14 Persentase Jumlah Bumil dan Neonatal Resti yang di tangani Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong tahun 2004 s/d Grafik 4.15 Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 4.16 Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 4.17 Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 4.18 Persentase Peserta KB Baru Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Kabupaten Tabalong Grafik 4.19 Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Kabupaten Tabalong Grafik 4.20 Persentase Desa/Kelurahan Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.21 Persentase Cakupan UCI Desa/Kelurahan di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 4.22 Persentase Drop Out(DO) Imunisasi di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.23 Persentase Drop Out(DO) Imunisasi Per Puskesmas di Kabupaten TabalongTahun 2009 s/d Grafik 4.24 PersentaseCakupan Imunisasi TT1 Dan TT2 Pada Ibu Hamil Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Tahun Grafik 4.25 Persentase Cakupan Imunisasi TT1 Pada Ibu Hamil xi

12 Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.26 Persentase Cakupan Imunisasi TT2 Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.27 BOR Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.28 LOS Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.29 TOI Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.30 NDR Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.31 GDR Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.32 Persentase Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.33 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 4.34 Persentase Cakupan Pemberian Vit A 2x Pada Balita Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Grafik 4.35 Persentase Cakupan Fe1 dan Fe3 Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 4.36 Persentase Pemberian Fe1 dan Fe3 Ibu Hamil Kabupaten Tabalong Tahun 2000 s/d Grafik 4.37 Jumlah Bayi BGM dan Bayi BGM Yang Mendapatkan MP ASI Kabupaten Tabalong Tahun 2008 s/d Grafik 4.38 Jumlah BGM dari Keluarga Miskin Per Puskesmas Kabupaten TabalongTahun 2009 s/d Grafik 4.39 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas I SD/MI Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 4.40 Persentase Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.41 Jumlah dan Persentase Pelayanan Usila 60+ Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 4.42 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila (60+) Berdasarkan Puskesmas Kabupaten tabalong Tahun Grafik 4.43 Jumlah Kejadian Luar Biasa Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 4.44 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 4.45 Persentase Cakupan Siswa-siswi yang Mendapatkan Pelayanan Gigi di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 4.46 Jumlah Penyuluhan di Kabupaten Tabalong Tahun 2008 Sampai Dengan Tahun Grafik 4.47 Jumlah Kunjugan Rawat Jalan dan Rawat Inap Di Puskesmas dan RSUD H Badaruddin Tanjung Tahun 2004 s/d xii

13 Grafik 4.48 Jumlah Kunjugan Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD H Badaruddin Tanjung Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 4.49 Persentase Pemanfaatan Puskesmas dan RS Oleh Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 4.50 Persentase Ketersediaan Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Grafik.4.51 Cakupan Rumah Tangga ber-phbs Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Grafik 4.52 Cakupan Rumah Tangga ber-phbs di Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2011 s/d Grafik 4.53 Persentase Bayi yang diberi ASI Eksklusif Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2011 s/d Grafik 4.54 Persentase Bayi 0-6 bulan Diberi ASI Eksklusif Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 4.55 Persentase Rumah Sehat Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d Grafik 4.56 Persentase Rumah Tangga Sehat Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 4.57 Persentase Penggunaan Air Bersih Per Sarana yang di Periksa di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 sampai dengan Grafik 4.58 Persentase Keluarga Di periksa dan Keluarga Mempunyai Akses Air Bersih Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 4.59 Persentase Akses Air Minum Keluarga Per Jenis Sarana Kabupaten Tabalong tahun Grafik 4.60 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sanitasi Dasar Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 4.61 Persentase TUPM Sehat di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 4.62 Persentase Institusi di Bina Kesehatan Lingkungannya di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 4.63 Persentase Bangunan Diperiksa Dan Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 5.1 Jumlah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Tahun Grafik 5.2 Persentase Posyandu Aktif (Purnama+Mandiri) Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Grafik 5.3 Persentase Posyandu Aktif Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d Grafik 5.4 Jumlah Posyandu Berdasarkan Tingkat Kemandirian Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun xiii

14 Grafik 5.5 Jumlah Posyandu Berdasarkan Tingkat Kemandirian Di Kabupaten Tabalong Tahun 2010 s/d Grafik 5.6 Jumlah Persebaran Tenaga Kesehatan Berdasarkan Tempat Tugas Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Tahun Grafik 5.7 Sebaran Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Ketenagaan Tahun Grafik 5.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Ketenagaan Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Tahun Grafik 5.9 Jumlah Dokter Spesialis di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Tahun Grafik 5.10 Jumlah Dokter di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Tahun Grafik 5.11 Jumlah Dokter Gigi di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Grafik 5.12 Jumlah Apoteker di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 5.13 Jumlah Ahli Gizi di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Grafik 5.14 Jumlah Perawat di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Grafik 5.15 Jumlah Bidan di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d Grafik 5.16 Jumlah Ahli Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 5.17 Jumlah Ahli Sanitasi di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d Grafik 5.18 Jumlah Asisten Apoteker di Kabupaten Tabalong Tahun 2008 s/d Grafik 5.19 Persentase Anggaran Bidang Kesehatan Dari APBD TK.II Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d Tahun Grafik 5.20 Anggaran Kesehatan Per Kapita Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN : Resume Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Tabel Lampiran 1 Luas Wilayah,Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Kecamatan Dan Jumlah RumahTangga /Kepala Kelurga Serta Kepadatan Penduduk. Tabel Lampiran 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan Dan Rasio Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur. Tabel Lampiran 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan. Tabel Lampiran 5 Persentase Penduduk Laki-laki Dan Perempuan Berusia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan. Tabel Lampiran 6 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas. Tabel Lampiran 7 Jumlah Kematian Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 8 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur. Tabel Lampiran 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Dan AFP Rate (Non Polio) Tabel Lampiran 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Akibat TB Paru Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 11 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+ Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 12 Jumlah Kasus Dan Kesembuhan Tb Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 14 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, Dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan. Tabel Lampiran 15 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin Tabel Lampiran 16 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 17 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 19 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 21 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 22 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) xv

16 Tabel Lampiran 23 Tabel Lampiran 24 Tabel Lampiran 25 Tabel Lampiran 26 Tabel Lampiran 27 Tabel Lampiran 28 Tabel Lampiran 29 Tabel Lampiran 30 Tabel Lampiran 31 Tabel Lampiran 32 Tabel Lampiran 33 Tabel Lampiran 34 Tabel Lampiran 35 Tabel Lampiran 36 Tabel Lampiran 37 Tabel Lampiran 38 Tabel Lampiran 39 Tabel Lampiran 40 Tabel Lampiran 41 Tabel Lampiran 42 Tabel Lampiran 43 Tabel Lampiran 44 Tabel Lampiran 45 Tabel Lampiran 46 Tabel Lampiran 47 Tabel Lampiran 48 Tabel Lampiran 49 Tabel Lampiran 50 Tabel Lampiran 51 Menurut Jenis Kelamin. Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin. Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin. Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin. Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin. Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas. Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil. Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Jumlah Dan Persentase Ibu Hamil Dan Neonatal Risiko Tinggi/ Komplikasi Ditangani. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin. Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi. Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi. Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif. Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin. Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin. Cakupan Desa/Kelurahan UCI. Cakupan Imunisasi DPT, HB, Dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin. Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin. Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin. Pemberian Makanan Pendamping Asi Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin. Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin. Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin. Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin. Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin. Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I Jumlah Penderita Dan Kematian Pada Klb Menurut Jenis KLB Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani < 24 Jam. xvi

17 Tabel Lampiran 52 Tabel Lampiran 53 Tabel Lampiran 54 Tabel Lampiran 55 Tabel Lampiran 56 Tabel Lampiran 57 Tabel Lampiran 58 Tabel Lampiran 59 Tabel Lampiran 60 Tabel Lampiran 61 Tabel Lampiran 62 Tabel Lampiran 63 Tabel Lampiran 64 Tabel Lampiran 65 Tabel Lampiran 66 Tabel Lampiran 67 Tabel Lampiran 68 Tabel Lampiran 69 Tabel Lampiran 70 Tabel Lampiran 71 Tabel Lampiran 72 Tabel Lampiran 73 Tabel Lampiran 74 Tabel Lampiran 75 Tabel Lampiran 76 Tabel Lampiran 77 Tabel Lampiran 78 Tabel Lampiran 79 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Jenis Kelamin. Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Sd Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin. Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Jaminan, Jenis Kelamin. Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin. Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Persentase Rumah Sehat Menurut Kab/Kota Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes. Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang Digunakan. Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang Digunakan. Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar. Persentase Tempat Umum Dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan. Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes Dan Memiliki 4 Spesialis Dasar. Jumlah Posyandu Menurut Strata. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan. Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan. Jumlah Tenaga Kefarmasian Dan Gizi Di Sarana Kesehatan. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Sanitasi Di Sarana Kesehatan. Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana Kesehatan. Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota. xvii

18 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama yang diarahkan untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ditandai dengan peningkatan IPM dan Indeks Pembangunan Gender (IPG), yang didukung oleh tercapainya penduduk tumbuh seimbang ; serta makin kuatnya jati diri dan karakter bangsa. Pencapaian sasaran tersebut, ditentukan oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk, meningkatnya UHH, meningkatnya rata-rata lama sekolah dan menurunnya angka buta aksara, meningkatnya kesejahteraan dan kuaitas hidup anak dan perempuan, serta meningkatnya jati diri bangsa. Sesuai visi misi Presiden, kebijakan pembangunan kesehatan periode 5 tahun ke depan ( ) diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau terutama pada kelompok menengah ke bawah guna mendukung pencapaian MDGs pada tahun 2015; dengan sasaran pembangunan kesehatan adalah peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan kematian ibu melahirkan. Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan di antaranya dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada 2009 menjadi 72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) tahun Pasal 28 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinggi, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial ekonomis. Pernyataan kesehatan sebagai hak asasi manusia yang merupakan hak fundamental setiap warga negara juga tercantum dalam Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Selanjutnya, dalam Undang-Undang nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) juga dinyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli keluarga/masyarakat adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan kualitas SDM dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Developmet Indeks (HDI) yang merupakan salah satu ukuran yang dipakai untuk memberikan gambaran tentang hasil pembangunan termasuk bidang kesehatan. Dari segi kesehatan indikator yang dipakai adalah Umur Harapan Hidup (UHH) yang merupakan salah satu ukuran pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Kebupaten Tabalong tahun 2012 UHH = 63,54, memiliki trend yang terus meningkat, secara rinci dapat dilihat pada grafik 3.1 Pada tahun 2005, Indonesia berada pada urutan ke-108 dari 177 negara di dunia berdasarkan IPM, lebih

19 rendah dari negara tetangga kita seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand (Depkes, 2008). IPM Provinsi Kalimantan Selatan sendiri terpuruk di peringkat di peringkat 26 tahun 2010 dan IPKM berada posisi 17 dari 33 provinsi berdasarkan IPM, lebih rendah dibandingkan provinsi tetangga seperti Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kabupaten Tabalong pada tiga tahun terakhir ini berada di peringkat ke-4 dari 13 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan peringkat IPM (BPS Prov. KalSel, 2012). Tabel 1.1 Perbandingan IPM dan IPKM Kalsel dengan Provinsi Tetangga Provinsi Rangking IPM* Rangking IPKM* 2010 DKI Jakarta Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Sumber : Dinkes Prov. Kalsel 2012 Secara nasional posisi IPKM kabupaten Tabalong berada pada peringkat 163 dari 580 Kabupaten/kodya dan peringkat ke 4 dari 13 kabupaten/kodya Provinsi Kalimanatan Selatan. Bila dibandingkan dengan provinsi Kalimantan Tengah, maka Tabalong setara dengan Kota Waringin Timur, meskipun secara Nasional Kotim berada pada peringkat 280. Perbandingan lebih rinci ditampil pada table1.2 berikut ini : Tabel 1.2 Perbandingan IPKM Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Tengah Tahun 2012 Rangking IPKM Prov. Kalsel Kabupaten / Kota Rangking IPKM Prov. Kalteng Kabupaten / Kota Provinsi Nasional Provinsi Nasional 1 39 Banjarbaru 1 76 Palangka Raya Banjarmasin Kotawaringin Barat H S T Barito Timur Tabalong Ktw Timur Tanah Laut Barito Utara Kotabaru Lamandau Tanah Bumbu Pulang Pisau HSS Seruyan HSU Sukarama Tapin Barito Selatan Katingan Barito Kuala Kapuas Balangan Gunung Mas Banjar Murung Raya Provinsi 17 Provinsi Sumber : Dinkes Prov. Kalsel 2012

20 Tabel 1.3 Peringkat Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Menurut Kabupaten Kota di Kalimantan Selatan PERINGKAT INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT MENURUT KABUPATEN/KOTA NASIONAL DI KALIMANTAN SELATAN Kode Kabupaten / Kota Rank IPKM, 2007 Rank IPKM, Banjarbaru Tabalong Tanah Laut Kotabaru Banjarmasin Hulu Sungai Tengah Tanah Bumbu Hulu Sungai Selatan Tapin Hulu Sungai Utara Balangan Barito Kuala Banjar Sumber : Dinkes Prov. Kalsel 2012 Merujuk pada Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh PBB maka IPM Kabupaten Tabalong masuk dalam kategori Menengah Atas, untuk rincian pengkategorian selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.4 Peringkat Kinerja Pembangunan Manusia Skala Kinerja IPM > 80,00 66,00 79,9 50,00 65,9 < 50,00 Kategori Tinggi Menengah Atas Menengah Bawah Rendah (IPM Tabalong, BPS dan Bappeda Kab Tabalong, 2010) Banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah baik dalam skala Nasional, Provinsi maupun di skala Kabupaten/Kota dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk memberikan gambaran tentang situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Tabalong maka disusunlah Profil Kesehatan

21 Kabupaten Tabalong ini. Profil ini disusun dalam bentuk paket penyajian data/informasi kesehatan yang relatif komprehensif sesuai dengan pedoman penyusunan profil yang telah diberikan oleh DepKes Pusat. Profil Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaimana disebutkan dalam Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan buku statistik kesehatan Kabupaten/Kota. Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong ini berisi data/informasi menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kabupaten Tabalong. Oleh karena itu Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong ini hendaknya dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Tabalong dari tahun ke tahun dan menjadi acuan/sarana untuk memantau pencapaian pembangunan kesehatan di daerah. Selain itu Profil Kesehatan Daerah merupakan masukan penting bagi profil Kesehatan Indonesia. Landasan Hukum bagi pembuatan Profil Kesehatan ini tercantum dalam KepMenKes dan Kesos No. 580/ MenkesKesos/SK/VI/2001 tentang Petunjuk Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi, KepMenKes No. 1202/ MenKes/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Provinsi Sehat dan Kab/Kota Sehat serta KepMenKes No.HK.00.SJ.SK.VI.1797 tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. Analisis data dalam penyusunan profil ini dilakukan pertama berupa analisis secara deskriptif, dengan menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel lampiran sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata, angka minimum dan maksimum. Misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi, kisaran cakupan imunisasi bayi. Kedua, secara analisis secara komparatif dengan menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau perbandingan data antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur. Ketiga analisis kecenderungan menjelaskan data dengan membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang. Misalnya kecenderungan jumlah penderita DBD selama lima tahun terakhir. Analisis keempat yaitu analisis hubungan dengan cara menjelaskan hubungan/keterkaitan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya, misalnya cakupan K4 dengan pemberian 90 tablet Fe. B. TUJUAN Secara umum pembuatan Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong tahun 2012 ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian pembangunan kesehatan dengan memacu kepada Visi Indonesia Sehat Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah : 1. Menyajikan data/informasi mengenai Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Tabalong Tahun 2012; 2. Menyajikan data/informasi mengenai Situasi Upaya Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012; 3. Menyajikan data/informasi mengenai Situasi Sumber Daya Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012; 4. Menyajikan data dan informasi sebagai bahan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian Kabupaten Tabalong Sehat;

22 5. Tersedianya data sebagai sarana untuk penyusunan rencana strategis (renstra dinas kesehatan 2010 s/d 2014) dan rencana tahunan kesehatan tahun 2012 serta kemungkinan perubahan RPJM Kabupaten Tabalong. C. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut. Bab-1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, tujuan pembuatan Profil Kesehatan, ruang lingkup dan sistematika dari penyajiannya. Bab-2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Tabalong yaitu meliputi letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan misal kependudukan, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya. Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten Tabalong. Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Lampiran Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kabupaten Tabalong dan 79 tabel lampiran data yang merupakan gabungan Tabel lampiran Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.

23 BAB II GAMBARAN UMUM/KONDISI DAERAH A. KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung, terbentuk sebagai wilayah Kabupaten pada tangal 1 Desember 1954, terletak pada ujung utara Provinsi Kalimantan Selatan di posisi antara 1 o 18 2 o 25 Lintang selatan dan 115 o o 47 Bujur Timur. Secara geografis, Kabupaten Tabalong terletak pada jalur segitiga emas atau segitiga pertumbuhan di antara lintas Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Batas batas wilayah Kabupaten Tabalong adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Propinsi Kalimantan Timur SebelahTimurPropinsi Kalimantan Timur Sebelah Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara Sebelah Barat Propinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Tabalong yang terletak pada jalur segitiga emas, berada pada posisi strategis sebagai pintu gerbang Provinsi Kalimantan Selatan lewat jalur darat dari provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, memungkinkan Kabupaten Tabalong sebagai pusat perkembangan terutama pada aspek ekonomi dan aspek sosial budaya. Sebagai Kabupaten yang terletak pada jalur segitiga emas, dimana kendaraan yang melintas jalur ini semakin meningkat, Kabupaten Tabalong perlu mengadakan sarana/fasilitas kesehatan khususnya pelayanan Gawat Darurat di lintasan ini, khususnya pada kecamatan Jaro dan Muara Uya yang terletak pada daerah perbatasan antara Kabupaten Pasir Kalimantan Timur dengan Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan, dan pada Kecamatan Kelua yang terletak pada daerah perbatasan antara Kabupaten Barito Timur di Kalimantan Tengah dengan Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. 1. Luas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan bagian integral dari wilayah propinsi Kalimantan Selatan dengan luas wilayah Km 2 atau 10.61% dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah yang terluas di Kabupaten Tabalong adalah Kecamatan Muara Uya seluas Km 2 atau 23.42% dari seluruh wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan yang terkecil adalah Muara Harus yaitu hanya seluas Km 2 atau 1.59% dari luas wilayah Kabupaten Tabalong (tabel lampiran 1).

24 Grafik 2.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tabalong dalam km Tahun 2012 Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Ditinjau dari topografinya, pada umumnya wilayah Kabupaten Tabalong berupa dataran tinggi dan bergunung-gunung di bagian Utara, bagian Tengah merupakan daerah datar dan bergelombang, sedangkan bagian Selatan didomminasi oleh dataran rendah dan rawa. 2. Jumlah Kecamatan Wilayah administratif Kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung terdiri dari 12 Kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah pengembangan (WPP), bagian utara meliputi Kecamatan Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya dan Jaro. Bagian tengah meliputi Kecamatan Tanta, Tanjung dan Murung Pudak serta bagian Selatan meliputi Kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua dan Kecamatan Muara Harus (tabel lampiran 1). 3. Jumlah Desa/Kelurahan Banyaknya desa/kelurahan di Kabupaten Tabalong ini sebanyak 122 desa dan 9 kelurahan, Kecamatan Tanjung dan Banua Lawas mempunyai desa terbanyak yaitu 15 desa dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Upau dengan 6 desa (tabel lampiran 1).

25 Grafik 2.2 Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2012 B. DEMOGRAFI Bagian ini berisi data tentang jumlah, penyebaran penduduk dan susunan golongan umur serta jenis kelamin sangat fundamental untuk menetapkan target, sasaran dan strategi operasional pelayanan kesehatan. 1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur. Berdasarkan data proyeksi dari BPS, penduduk Kabupaten Tabalong tahun 2012 berjumlah jiwa yang terdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan jiwa (tabel lampiran 2). Data ini menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2011 berjumlah jiwa yang terdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Pada Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak jiwa (laki-laki jiwa dan perempuan jiwa) dan tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak jiwa (laki-laki jiwa dan perempuan jiwa). Dari data-data di atas, dapat diketahui adanya pergeseran jumlah penduduk menurut jenis kelaminnya. Tahun 2009 penduduk dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak 5.3 % (5051 jiwa) dari pada pria, sedangkan pada tahun 2010 telah tejadi pergeseran dimana jumlah penduduk pria lebih banyak 3.15% (3390 jiwa) dari perempuan dan pada tahun 2011 jumlah penduduk pria lebih banyak 3.8% (4254 jiwa) dari pada perempuan. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah penduduk pria lebih banyak 3.01% dari penduduk perempuan. Pergeseran ini kemungkinan karena adanya peningkatan perpindahan penduduk berjenis kelamin pria dari luar daerah ke Kabupaten Tabalong (imigrasi) untuk bekerja di daerah Kabupaten Tabalong (tabel lampiran 1).

26 Grafik 2.3 Jumlah Penduduk di Kabupaten Tabalong Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2012 berikut : Untuk mengetahui piramida penduduk Kabupaten Tabalong tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 2.4 Grafik 2.4 Piramida Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun

27 Peningkatan Penduduk dan pergeseran perbandingan jumlah penduduk pria dengan penduduk wanita, salah satunya dikarenakan karena terjadinya peningkatan perpindahan penduduk pria ke Kabupaten Tabalong untuk bekerja. Keadaan ini bisa dilihat dari Grafik dibawah ini sehingga terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada penduduk pria usia produktif (20 th - 45 th) mulai dari tahun 2009 sampai 2012 (tabel lampiran 3). Untuk mengetahui jumlah penduduk pria Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 2.5 berikut : Grafik 2.5 Jumlah Penduduk Pria di Kabupaten Tabalong Tahun Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 2.6 berikut : Grafik 2.6 Jumlah Penduduk Perempuan di Kabupaten Tabalong Tahun Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun

28 2. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Tabalong semakin meningkat setiap tahunnya. Tahun 2012 terdapat rumah tangga di Kabupaten Tabalong, meningkat 2.88% dari tahun 2011 yang berjumlah rumah tangga (tabel lampiran 1), dan meningkat 6% dari tahun 2010 yang berjumlah rumah tangga, serta meningkat 19.57% dari tahun 2009 yang berjumlah rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga paling banyak terjadi pada wilayah kecamatan Murung Pudak dikarenakan menjadi pusat pengembangan properti Kabupaten Tabalong, dan yang paling sedikit terdapat di wilayah Kecamatan Pugaan. Rincian jumlah rumah tangga lainnya ditampilkan grafik 2.7 berikut ini : Grafik 2.7 Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Tabalong Tahun Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun Kepadatan Penduduk. Kepadatan penduduk di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 58 jiwa per km 2, Kecamatan Murung Pudak yang terpadat dengan 395 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Jaro yang terjarang penduduknya yaitu 18 jiwa per km2 (tabel lampiran 1). Kepadatan penduduk pada tahun 2012 ini meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 57 jiwa per km 2 dan tahun 2010 yaitu 56 jiwa/km2. Kepadatan Penduduk Indonesia pada tahun 2008 adalah 120 jiwa/km2 (DepKes 2009). Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 2.8 berikut: 12

29 Grafik 2.8 Kepadatan Penduduk Per Km 2 Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Untuk mengetahui kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 2.9 : Grafik 2.9 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012(Km 2 ) Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 sebanyak jiwa, Jumlah penduduk ini naik 1.63% dari tahun 2011 yang sebanyak jiwa, dan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Tabalong tahun 2010 sebesar jiwa, maka laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sampai dengan 2012 adalah 9.14%. untuk mengetahui jumlah penduduk lebih rinci 2.10 berikut : 13

30 Grafik 2.10 Jumlah Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui jumlah penduduk tiap Kecamatan dapat dilihat pada grafik 2.11 berikut : Grafik 2.11 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun Rasio Beban Tanggungan. Rasio beban tanggungan di Kabupaten Tabalong jika diukur dengan membandingkan jumlah penduduk berusia tidak produktif (usia < 15 tahun dan > 64 tahun) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) per 100 penduduk yaitu sebesar 47.72% pada tahun (tabel lampiran 2). Perbandinga rasio beban tanggungan dari Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 2.12 berikut : 14

31 Grafik 2.12 Rasio Beban Tanggungan di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun Rasio Jenis Kelamin. Rasio jenis kelamin di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah % jadi sedikit lebih banyak penduduk laki-laki dibandingkan perempuan. (tabel lampiran 2). Untuk menggambarkan rasio jenis kelamin pada tingkat kecamatan di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 2.13 berikut : Grafik 2.13 Rasio Jenis Kelamin di Kecamatan Kabupaten Tabalong Tahun Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun

32 Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Tabalong dari Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 2.14 berikut : Grafik 2.14 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2012 C. SOSIAL EKONOMI 1. Mata PencaharianPenduduk Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Tabalong, pada tahun 2012, mata pencaharian penduduk di Kabupaten Tabalong yang terbanyak adalah di sektor Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan yaitu sebesar 58,97%, kemuadian di urutan kedua di sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 21,12%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut : NO KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA Tabel 2.1 Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2012 LAKI- LAKI JENIS KELAMIN % PEREM PUAN % TOTAL % 1 Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan , , ,72 perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian , , ,89 3 Industri 786 1, , ,01 4 Konstruksi , ,89 5 Perdagangan, rumah makan dan hotel , , ,11 16

33 6 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi , Lembaga Keuangan , ,50 8 Jasa Pendidikan, kesehatan, pemerintahan , , ,91 JUMLAH , , ,00 Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan yang tamat pendidikan SD SLTA Tahun Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong tahun 2012, persentase tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Tabalong yang tamat SD/MI sebanyak 45%, tamat SLTP sebanyak 28%, tamat SLTA sebanyak 27%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 2.15 berikut : Grafik 2.15 Persentase Penduduk yang tamat pendidikan SD SLTA Tahun 2012 Sumber Dinas Pendidikan Tahun 2012 Sedangkan persentase tingkat pendidikan penduduk berdasarkan jenis kelamin laki-laki di Kabupaten Tabalong yang berusia 10 tahun ke atas dapat dilihat pada grafik 2.16 berikut : 17

34 Grafik 2.16 Tingkat Pendidikan Penduduk Laki-laki tamat pendidikan SD SLTA Tahun 2012 Sumber : Dinas Pendidikan Tahun 2012 Untuk persentase tingkat pendidikan penduduk berdasarkan jenis kelamin perempuan di Kabupaten Tabalong yang berusia 10 tahun ke atas dapat dilihat pada grafik 2.16 berikut : Grafik 2.17 Tingkat Pendidikan Penduduk Perempuan tamat pendidikan SD SLTA Tahun 2012 Sumber : Dinas Pendidikan Tahun Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan Status Kesehatan. Salah satu indikator mengenai sumbangan pendidikan pada kesehatan adalah angka Melek Huruf. Angka Melek Huruf merupakan angka yang menunjukan kemampuan membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar minimal yang harus dimiliki oleh setiap individu di atas 10 tahun. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong pada 18

35 tahun 2012 melaporkan 99.33% penduduk Kabupaten Tabalong melek huruf, data ini meningkat 9.06% dari tahun 2011 yang sebesar 90.27%. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas yang Melek Huruf di Kabupaten Tabalong Tahun lebih rinci dapat dilihat pada diagram 2.18 berikut : Grafik 2.18 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas yang Melek Huruf di Kabupaten Tabalong Tahun Sumber : Dinas Pendidikan Tahun 2012 Untuk mengetahui persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang melek huruf menurut jenis kelamin lebih rinci dapat dilihat pada grafik 2.19 berikut : Grafik 2.19 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan di Tahun 2012 Sumber Dinas Pendidikan Tahun

36 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Derajat Kesehatan ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana/prasarana kesehatan tapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sosial ekonomi, pendidikan dan faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap kejadian mortalitas, morbiditas dan situasi gizi masyarakat. Angka tersebut dapat biasa digunakan untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Tabalong. Selain ketiga faktor tersebut pada bagian ini juga diinformasikan mengenai Umur Harapan Hidup. A. Umur Harapan Hidup Umur Harapan Hidup (UHH) biasa dipakai sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan derajat kesehatan pada khususnya. Berdasarkan proyeksi dari BPS Kabupaten Tabalong, angka harapan hidup Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 63,54 tahun, naik 0,36% dari tahun 2011 yang angka harapan hidupnya 63,31 tahun. Angka Proyeksi dari BPS mengenai Angka Harapan Hidup Kabupaten Tabalong tahun 2004 s/d 2012 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Grafik 3.1 Angka Harapan Hidup Kabupaten Tabalong 2004 s/d 2012 Sumber: BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2012 B. MORTALITAS/ANGKA KEMATIAN Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu. Mortalitas atau kejadian kematian dalam suatu masyarakat dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kesehatan masyarakatnya, keberhasilan pelayanan kesehatan dan keberhasilan program-program pembangunan kesehatan lainnya. Pada bagian ini kita dapat melihat bagaimana gambaran kejadian kematian dalam periode terakhir di Kabupaten Tabalong. 20

37 1. Angka Kematian Bayi (AKB) per Kelahiran Hidup. Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat sehingga banyak program kesehatan yang ada ditujukan untuk menurunkan AKB ini. AKB ini didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu rendah jika AKB kurang dari 20; sedang 20-49, tinggi dan sangat tinggi jika AKB di atas 100 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2009). Angka kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Tabalong tahun 2012 adalah 8,4 per 1000 kelahiran hidup atau sebanyak 36 bayi dari sejumlah kelahiran hidup sehingga dapat dikatagorikan sedang. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar sekitar 600% yang AKB-nya 1.4 per 1000 kelahiran hidup atau 6 bayi dari sejumlah kelahiran hidup. Untuk lebih rinci dapat di lihat pada grafik 3.2. berikut ini : Grafik 3.2 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Grafik di atas menunjukkan dari kelahiran hidup terdapat 8-9 bayi meninggal dunia. Data Absolut kematian bayi tahun 2012 berjumlah 36 bayi. Untuk melihat jumlah bayi mati per Puskesmas dapat dilihat pada grafik 3.3 berikut : 21

38 Grafik 3.3 Jumlah Kematian Bayi Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Angka Kematian Balita (AKABA) per Kelahiran Hidup. Angka kematian balita (AKABA) mencerminkan besarnya faktor lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan anak seperti gizi, sanitasi, penyakit menular pada masa kanak-kanak dan kecelakaan yang terjadi didalam dan sekitar rumah. Angka ini juga mencerminkan tingkat dan besarnya kemiskinan, oleh karena itu merupakan indikator yang sensitif untuk menilai pembangunan ekonomi masyarakat. AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Nilai normatif untuk AKABA berdasarkan pedomana MDGs adalah >140 sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah <20. Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Tabalong tahun 2012 yang dilaporkan sebanyak 8.4 per 1000 kelahiran hidup atau sebanyak 36 bayi dari sejumlah kelahiran hidup sehingga dapat dikatagorikan sedang. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan 442,1% yang sebesar 1,9 per 1000 kelahiran hidup. Untuk lebih rinci bisa dilihat pada Grafik 3.4 berikut : 22

39 Grafik 3.4 Angka Kematian Balita (AKABA) Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Secara Nasional target MDG s untuk angka kematian bayi pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi tahun Target Indonesia Sehat 2015 yaitu 58 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2012 dilaporkan terdapat 36 kematian balita di Kabupaten Tabalong dengan AKB 8.4 per kelahiran hidup, data ini meningkat 450% dari tahun 2011 yang sebanyak 8 kematian balita dengan AKB 1,9 per 1000 kelahiran hidup (tabel lampiran 7). Untuk melihat jumlah kematian tiap-tiap Puskesmas di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 3.5 berikut : 23

40 Grafik 3.5 Jumlah Kematian Bayi, Anak Balita dan Balita Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Jumlah Kematian Ibu/Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup (DepKes 2009). Angka Kematian Ibu secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan kesehatan selama kehamilan dan melahirkan. Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 sebanyak 9 ibu meninggal dari kelahiran hidup. Angka ini setara dengan 209,1 per kelahiran hidup. Dibandingan AKI yang dilaporkan tahun 2011 yang sebesar per kelahiran hidup terjadi peningkatan sebesar 67.38%. Dilihat dari tempat meninggal pasien, keseluruhannya terjadi di Rumah Sakit. Faktor utama penyebab kematian ini antara lain Eklamsia (55,6%), Perdarahan (33%), dan lain-lain 11%. Gambaran angka kematian ibu sejak tahun 2004 s/d 2012 dapat dilihat pada grafik 3.6, berikut ini : 24

41 Grafik 3.6 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Seluruh Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Target AKI untuk MDGs tahun 2015 adalah 102 per kelahiran hidup. Kondisi AKI ini masih tinggi di banding target MDGs tahun Dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI), di Indonesia sejak tahun 2007 telah dikembangkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Jaminan Persalinan (Jampersal) yang dikembangkan tahun 2010 di seluruh kabupaten/kota. Pada tahun 2012 ditemukan 9 kematian ibu, terjadi peningkatan 66.67% dari tahun 2011 yang terdapat 6 kematian ibu. Data kematian ibu per puskesmas dapat dilihat pada grafik 3.7 berikut: 25

42 Grafik 3.7 Jumlah Kematian Ibu Hamil, Ibu Melahirkan, dan Ibu Nifas Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Seluruh Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan angka cakupan pelayanan ANC pada tahun 2012 seperti K1 dan K4 mengalami penurunan dari tahun 2011, dan Fe3 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini sinergis dengan peningkatan AKI dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini : 26

43 Grafik 3.8 Perbandingan K1,K4,Persalinan Nakes, Bumil Resti Ditangani, Fe3 dan Pelayanan Nifas Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Rasio bidan di Kabupaten Tabalong khususnya yang bertugas di Puskesmas dan di desa pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 terjadi peningkatan, sedangakan tahun 2012 mengalami penururun dari tahun 2011 sebagaimana bisa dilihat pada grafik 3.9 berikut ini : 27

44 Tabel 3.9 Rasio Bidan (Puskesmas/Desa) terhadap penduduk Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Bidang Kepegawaian DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Jumlah bidan yang melayani masyarakat di desa dan di kecamatan di Kabupaten Tabalong belum mencukupi rasio yang disyaratkan yaitu 100 per penduduk. Indikator persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan merupakan indikator penentu yang sangat kuat dalam memotret angka kematian ibu maternal (Depkes, 2008). C. MORBIDITAS/ANGKA KESAKITAN Morbiditas atau angka kesakitan adalah angka insidensi (jumlah kasus baru) atau prevalensi (jumlah kasus baru + lama) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas berhubungan dengan terjadinya atau terjangkitnya penyakit dalam populasi, baik fatal maupun non fatal. Angka morbiditas lebih cepat menentukan keadaan kesehatan masyarakat daripada angka mortalitas, karena banyak penyakit yang mempengaruhi kesehatan hanya mempunyai mortalitas yang rendah Banyaknya orang sakit menggambarkan kondisi kesehatan suatu wilayah indikator yang biasa digunakan antara lain adalah insiden (Incidence Rate = IR) dan atau Prevalensi (Prevalence Rate = PR), keduanya menunjukkan kejadian penyakit tertentu saja. Bersama dengan prevalensi dan insidensi digunakan juga indikator tingkat kematian suatu penyakit (Case Fatality Rate = CFR) Pola penyakit yang menduduki peringkat 10 penyakit terbanyak kunjungan baik rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas se-kabupaten Tabalong dapat kita lihat pada tabel 3.1 berikut : 28

45 Tabel 3.1 Data 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Inap & Rawat Jalan Di Puskesmas se-kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d ISPA ISPA ISPA ISPA Darah Tinggi Darah Tinggi Rheumatik Darah Tinggi Pharingitis Rheumatik Darah Tinggi Rheumatik Tukak Tukak Lambung&Usus Dua Belas Jari Tukak Diare ISPA Lain Diare Pharingitis Peny.Pulpa& periapikal Nasofaringitis akut ISPA Lain Tukak Lambung&Usus Dua Belas Jari Diare Peny.Pulpa& periapikal Peny.Pulpa& Jar. periapikal Radang Sendi serupa Reumatik Asma Kulit alergi ISPA Lain Asma Peny.Pulpa& periapikal Asma Kulit Alergi Diare Rheumatik Konjunctivitis Kencing Manis Sumber: Rekapitulasi SP2TP tahun 2009 s/d Gangg. Pertumb. gigi Dari data di atas, kasus penyakit infeksi seperti ISPA masih tinggi, demikian pula kunjungan penyakit degeneratif seperti darah Tinggi dan Reumatik menunjukkan angka yang terus meningkat. Sebaliknya penyakit ISPA kecenderungannya menurun. Sedangkan untuk data kunjungan 10 penyakit terbanyak instalasi rawat jalan di RSUD H. Badaruddin pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5 yang menunjukkan bahwa pola 10 penyakit terbanyak di Rumah Sakit-pun sebagian besar berkisar pada penyakit infeksi dan generatif, meskipun jika dibandingkan tahun sebelumnya, penyakit infeksi telah menunjukkan penurunan sedangkan penyakit degeneratif menunjukkan peningkatan. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut : 29

46 Tabel Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Jalan Di RSUD H.Badaruddin Tanjung Tahun Dyspepsia 536 Peny Gusi & Jar Periodental Hypertensi 457 Hypertensi Diabetes melitus 443 Diabetes melitus 729 Hypertensi 464 ISPA TIDAK ADA DATA Asma 314 Asma 318 Asma Dyspepsia DM 423 Dyspepsia 323 TBC Paru 658 TBC Paru 338 TBC Paru 320 ISPA 637 ISPA 279 Bronchitis 243 Febris 586 Peny Pulpa & Periapikal Penyakit Gusi 237 Bronchitis 544 Pharingitis 275 Penyakit pulpa &periapikal 232 Pharingitis 462 Conjungtivitis 262 Rhunitis Alergi 209 Typoid fiver 441 Sumber: RSUD H. Badaruddin Tanjung Tahun 2012 Untuk pola penyakit terbanyak di unit rawat inap dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Pola 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Inap RSUD H.Badaruddin Tanjung Tahun Hypertensi 362 Dyspepsia 373 Dyspepsia 362 Dyspepsia 393 Dyspepsia 213 rhinopharingitis 366 Trauma capitis 213 Hypertensi 251 Hypertensi 201 Febris 182 Gastro enteritis Diabetes melitus 201 Gastro enteritis Diabetes melitus 347 Febris 181 ISPA 159 Febris 181 Hypertensi 338 ISPA 151 K e n c i n g Manis 115 ISPA 178 Febris 319 Asma 124 TB Paru 98 TBC Paru 164 Asma Bronchiale 257 Bronchitis 117 Asma 91 Asma 156 Typuid Fever 238 Diabetes mellitus 96 Anemia 89 Bronchitis 145 Bronchitis 237 Pharingitis Acut 87 Bronchitis 87 Anemia 137 Pharingitis 224 Sumber: RSUD H Badaruddin Tanjung Tahun 2012 Gambaran kondisi kesakitan (morbiditas) yang perlu mendapatkan perhatian, baik penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah/klb maupun penyakit tidak menular dapat dilihat pada uraian berikut. 30

47 1. Malaria Malaria yang dikatagorikan sebagai vektor borne desease merupakan salah satu penyakit menular yang upaya penurunan kasusnya terkait dengan komitmen internasional dalam Millenium Development Goals (MDGs). Sampai saat ini malaria masih merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia termasuk di Kabupaten Tabalong, meskipun tahun 2012 kasusnya meningkat namun CFR-nya menurun. Kasus Malaria banyak ditemukan wilayah Utara Kabupaten Tabalong (Jaro, Muara Uya, Haruai, dan Mabu un). Jumlah penderita malaria klinis di Kabupaten Tabalong yang dilaporkan pada tahun 2012 sebanyak orang dengan AMI 5.6 per 1000 penduduk dan jumlah malaria positif adalah orang dengan API 5.6 per 1000 penduduk. Data ini meningkat 65.27% dari tahun 2011 yang sebesar 840 orang. Sedangkan Jumlah kematian akibat penyakit Malaria pada tahun 2012 adalah 3 orang dengan CFR 0.2, menurun 55.56% dari tahun 2011 dengan CFR 0.36 (tabel lampiran 24). Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 3.10 berikut : Grafik 3.10 Data Kasus Malaria di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Penderita Malaria Klinis terbanyak di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 terdapat di wilayah kerja UPT. Puskesmas Jaro sebanyak 882 penderita. Terbanyak berikutnya terletak di wilayah kerja UPT. Muara Uya sebanyak 271 penderita. Sedangkan Penderita Malaria Klinis paling sedikit terletak di wilayah kerja UPT. Mungkur Agung yang tidak ditemukan penderita malaria. Data selengkapnya bisa dilihat pada grafik 3.11 berikut 31

48 : Grafik 3.11 Jumlah Malaria Klinis Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan Penderita Malaria Positif yang terbanyak di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 terdapat pada wilayah kerja UPT. Puskesmas Jaro sebanyak 882 penderita. Terbanyak berikutnya terletak di wilayah kerja UPT. Muara Uya sebanyak 271 penderita. Sedangkan Penderita Malaria Positif paling sedikit terletak di wilayah kerja UPT. Mungkur Agung. Data selengkapnya bisa dilihat pada grafik 3.12 berikut : 32

49 Grafik 3.12 Jumlah Malaria Positif Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui gambaran AMI, API, dan CFR di Kabupaten Tabalong dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2012 dapat di lihat pada. grafik 3.13 berikut : Grafik 3.13 AMI, API, dan CFR Kabupaten Tabalong Tahun 1999 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

50 Desa endemis malaria di Kabupaten Tabalong berjumlah 14 desa yang tersebar di tiga kecamatan : Kecamatan Jaro (Lano, Solan, Garagata, Nalui, Jaro, Namun, Muang, Teratau), kecamatan Muara Uya (Salikong dan Sei Kumap), dan Kecamatan Bintang Ara (Panaan, Dambung dan Hegarmanah). 2. TB Paru Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (tulang, kulit, dan ginjal). Penyakit ini menyebar dan ditularkan melalui droplet dan udara, dari seseorang yan terinfeksi TB paru. TB Paru menjadi salah satu penyakit yang menjadi target dalam komitmen internasional Millenium Development Goals (MDGs), selain malaria dan HIV/AIDS yang berdampak hadirnya berbagai program yang bertujuan mengendalikan penyakit ini. Gambaran Cure Rate TB Paru di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 3.14 berikut ini : Grafik 3.14 Cure Rate TB Paru di Kabupaten Tabalong Tahun 2003 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Penemuan kasus TB Paru BTA + pada tahun 2012 di Kabupaten Tabalong adalah 159 kasus ( %) dari 965 kasus klinis. Semua Kasus BTA positif yang temukan telah di obati dengan Cure Rate 83%. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 3.15 berikut : 34

51 Grafik 3.15 Jumlah Kasus TB di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui data penderita TB per Puskesmas dapat di lihat pada grafik 3.16 berikut : Grafik 3.16 Data Penderita TB Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

52 berikut : Gambaran capaian penemuan kasus TB Paru pada tahun 2006 s/d 2012 dapat dilihat pada Grafik 3.17 Grafik 3.17 Target dan Realisasi Case Detection Rate (CDR) TB Paru Tahun Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Perhitungan target temuan Kasus TB Paru Baru tahun 2012 menggunakan Indeks Rate 107/ penduduk. Sehingga dengan realisasi 159 kasus, CDR-nya sebesar 65.16%. 3. Infeksi Menular Seksual (termasuk HIV/AIDS) Yang digolongkan ke dalam penyakit IMS antara lain : GO (kencing nanah), Klamidia, Herpes Kelamin, Sifilis (raja singa), Jengger Ayam dan HIV/AIDS. Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi (concentrated level epidemic) yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu, misalnya pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku yang cukup aktif menularkan didalam suatu sub populasi tertentu. Selanjutnya perjalanan epidemi ini akan ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok beresiko tinggi dengan populasi umum. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus (retrovirus) yang menginfeksi sel-sel sistem imunologi sehingga merusak sistem kekebalan manusia. HIV dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi HIV, misalnya melalui hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, dan penularan dari ibu ke anak yang dilahirkan atau disusui. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi kesehatan seseorang ketika HIV telah merusak sistem kekebalan terhadap penyakit. Jumlah pengidap HIV positif dan Penderita AIDS digambarkan sebagai suatu fenomena gunung es 36

53 (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil (± 5-10%) dibanding jumlah penderita sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS belum dapat dipastikan. Pada tahun 2012 dilaporkan terdapat 76 Kasus IMS, sedangkan jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan tahun 2012 sebanyak 7 kasus, dan yang meninggal karena HIV terdapat 1 orang (tabel lampiran 14). Untuk dapat melihat gambaran tentang trend kasus IMS dan HIV/AIDS di Kabupaten Tabalong yang dilaporkan sejak beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 3.18 berikut : Grafik 3.18 Jumlah Kasus IMS, HIV/AIDS dan kematian akibat AIDS Kabupaten Tabalong Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan Data HIV/AIDS Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Selengkapnya dapat dilihat pada grafik 3.19 berikut : Grafik 3.19 Data HIV/AIDS Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

54 Sedangkan Data IMS Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 3.20 berikut : Grafik 3.20 Data IMS Per Puskesmas Di Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Pneumonia Pneumonia merupakan penyakit ISPA yang menjadi fokus program kesehatan di Indonesia, karena pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian anak. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur dan bisa juga karena menghirup cairan atau bahan kimia (DepKes 2009). Populasi yang dianggap rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang-orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Dari hasil survey yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 penyakit pneumonia ditempatkan sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,3% dari seluruh kematian bayi dan 23,6% kematian balita. Demikian pula studi mortalitas pada Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa proporsi kematian pada bayi karena pneumonia sebesar 23,8% dan pada anak balita 15,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Di Kabupaten Tabalong, cakupan penemuan penderita pneumonia yang dilaporkan pada tahun 2012 sebanyak 216 kasus (8.8%) dari target penderita. Penemuan ini menurun 30.32% dari tahun 2011 yang sebanyak 310 kasus (14,17%) dari target penderita. Secara rinci bisa dilihat pada grafik 3.21 berikut: 38

55 Grafik 3.21 Persentase Realisasi Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Kabupaten Tabalong Tahun 2004 sampai dengan 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Kusta Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bila tidak ditangani dengan baik, kusta dapat menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Strategi global WHO menetapkan indikator eliminasi Kusta adalah angka penemuan penderita (Newly Case Detection Rate, NCDR) yang menggantikan indikator utama sebelumnya yaitu angka penemuan penderita terdaftar (prevalensi rate < 1/ penduduk). Di Kabupaten Tabalong, jumlah penderita penyakit kusta yang dilaporkan pada tahun 2012 berjumlah 16 orang (1 PB dan 15 MB). Kasus terbanyak terdapat di wilayah Banua Lawas yaitu sebanyak 8 kasus, kemudian Kecamatan Tanta dan Mungkur Agung masing-masing 2 kasus. Menurun 6.25% dari tahun 2011 yang berjumlah 17 orang penderita (1 PB dan 16 MB). Secara rinci dapat dilihat pada grafik 3.22 berikut ini : Grafik 3.22 Jumlah Penderita Kusta dan RFT Rate Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

56 Adapun penderita Kusta yang dilaporkan terbanyak pada tahun 2012 terdapat pada kecamatan Banua Lawas sejumlah 8 penderita. 6. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Yang termasuk dalam katagori PD3I ini adalah Tetanus Neonatorum (TN), Difteri, Pertusis, dan Tetanus non Neonatorum (TNN). AFP (Acute Flaccid Paralysis) Angka AFP dinyatakan sebagai jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan di antara penduduk < 15 tahun per tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. AFP adalah kondisi yang abnormal yang ditandai dengan melemahnya, lumpuhnya atau hilangnya kekuatan otot tanpa penyebab jelas. Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit atau trauma yang mempengaruhi syaraf yang berhubungan dengan otot. Pada tahun 2012 terdapat 2 kasus AFP. Sedangkan tahun 2011 di Kabupaten Tabalong dilaporkan tidak ditemukan kasus AFP. keadaan ini menunjukkan terjadi peningkatan penemuan kasus APF. Target penemuan kasus AFP per tahun adalah 2/ penduduk usia <15 tahun. Campak Campak atau morbili merupakan penyakit infeksi yang akut dan sangat menular, dan sering terjadi pada anak-anak. Campak dapat menular secara langsung maupun tidak langsung melalui pernafasan yang terkontaminasi secret orang yang terinfeksi, pada fase catarhall(ditandai dengan bintik-bintik merah pada kulit, demam, conjunctivitis, bronchitis). Pada tahun 2012 terdapat 14 kasus campak atau morbili yang dilaporkan, menurun 57.58% dari tahun 2011 yang terdapat 33 kasus campak/morbili. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 3.23 berikut : Grafik 3.23 Jumlah Penderita Campak Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

57 Sedangkan untuk melihat jumlah kasus campak/morbili tiap Puskesmas di Kabupaten Tabalong tahun 2009 s/d 2012 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.24 Jumlah Penderita Campak per Puskesmas di Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Penyakit Potensial Wabah/KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menjangkiti Indonesia sejak tahun 1968 dan sejak itu terus menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegyptie dan Aedes albopictus ini kerap menimbulkan kepanikan karena penyebarannya yang cepat dan potensial menyebabkan wabah dan kematian. Berdasarkan laporan tahun 2012, dilaporkan 202 kasus DBD positif dengan kasus kematian 4 orang (CFR 1.98%). Data ini lebih banyak 445,9% dari tahun 2011 yang sebanyak 37 kasus dengan CFR 0% (Tabel lampiran 23). Hal ini terjadi kemungkinan siklus 5 tahunan, disamping kondisi lingkungan terutama di daerah pengembangan kota ddan kecamatan terpadat (Mabu un, Murung Pudak, Tanjung, dan Kelua) yang kurang baik. Program PHBS, terutama memantau jentik juga belum berguna mengatasi DBD. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik 3.25 berikut : 41

58 Grafik 3.25 Jumlah Kasus DBD Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 : Sedanggkan untuk mengetahui Jumlah Kasus DBD per Puskesmas dapat di lihat pada grafik 3.26 berikut Grafik 3.26 Jumlah Kasus DBD PerPuskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

59 Diare Meskipun sudah tidak lagi menempati peringkat tiga besar pola penyakit terbanyak kunjungan puskesmas, penyakit diare masih merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan prioritas di Kabupaten Tabalong. Penyakit diare selain dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi, perilaku dan budaya masyarakat, juga dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau sering menimbulkan KLB sehingga angka kesakitan diare berfluktuasi tergantung pada panjangnya musim kemarau. Penemuan dan penanganan kasus diare di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 dilaporkan (44.7%) kasus dari jumlah perkiraan kasus, dan dilaporkan adanya kematian sebanyak 2 orang. Data ini menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 51.76% dari Tahun 2011 dilaporkan kasus atau sebanyak 46.6 % dari target kasus. Data ini kurang sinergi dengan data PHBS yang semakin membaik. Kedepan peru penekanan khusus pada perilaku cuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang lebih berkualitas, serta dipraktekkan oleh kader dan seluruh masyarakat. Untuk lebih rinci dapat di lihat pada grafik 3.27 berikut : Grafik 3.27 Presentase Penemuan Kasus Diare di Kabupaten Tabalong Tahun 2008 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Untuk jumlah penemuan kasus diare di kabupaten Tabalong dan penemuan kasus diare di Kabupaten Tabalong, dapat dilihat pada grafik 3.28 berikut : 43

60 Grafik 3.28 Jumlah temuan kasus diare di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk penemuan kasus diare tiap Puskesmas di kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 3.29 berikut : Grafik 3.29 Jumlah Temuan Kasus Diare Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

61 8. Gigitan Hewan Tersangka Rabies (GHTR) Rabies adalah salah satu penyakit yang CFR-nya tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya terdapat virus Rabies. Penyakit yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies ini dilaporkan telah menyerang 23 provinsi di Indonesia termasuk Kalimantan Selatan, Kabupaten Tabalong sendiri adalah Kabupaten yang endemis penyakit rabies. Meskipun format tabel lampiran profil ini tidak mencantumkan kasus gigitan hewan tersangka rabies (GHTR), namun untuk memberikan gambaran kondisi morbiditas yang lebih komplit, kondisi GHTR di Kabupaten Tabalong disajikan pada bagian ini. Pada tahun 2012, di Kabupaten Tabalong kasus GHTR sebanyak 67 kasus, lebih tinggi 157,7% dari kasus GHTR pada tahun 2011 yang berjumlah 26 kasus. Hal ini kemungkinan dikarenakan bertambahnya populasi anjing liar akibat musim kawin yang lebih panjang dari tahun sebelumnya. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 3.30 berikut : Grafik 3.30 Grafik Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies (GHTR) di Kab. Tabalong Tahun 2005 sampai dengan 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Filariasis Filariasis atau penyakit kaki gajah merupakan penyakit infeksi menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta menyebabkan kecacatan seumur hidup dan sampai saat ini masih merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia, termasuk juga di Kabupaten Tabalong yang mempunyai wilayah-wilayah endemis penyakit ini. Meskipun penyakit ini tidak menimbulkan kematian, tapi kecacatan yang terjadi menjadi hambatan penderita untuk beraktifitas dan secara estetika dapat menjadi penyebab keengganan penderita untuk bersosialisasi dengan orang lain. 45

62 Pada tahun 2012 dilaporkan ada 9 kasus (2 kasus baru dan 7 kasus lama), lebih banyak 28,57% dari tahun 2011 yang sebanyak 7 kasus. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada diagram 3.31 berikut : Grafik 3.31 Jumlah Penderita Filaria di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Untuk mengetahui penderita filariasis kronik tiap puskesmas dapat di lihat pada grafik 3.32 berikut : Grafik 3.32 Jumlah Penderita Kronik Filariasis Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Penyakit Tidak Menular Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping modernisasi, maka problem penyakit tidak menular pun cenderung meningkat begitu juga dengan tingkat kematian akibat Penyakit Tidak Menular. Menurut hasil Riskesdas 2007, stroke, hipertensi, penyakit jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya adalah penyakit tidak menular utama penyebab kematian. Berikut beberapa Penyakit Tidak Menular (PTM) yang datanya tersedia Hypertensi, Gangguan Jiwa dan Diabetes Mellitus. 46

63 Tabel 3.4 Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Kabupaten Tabalong Penyakit Hypertensi DM ND ND Jantung ND ND 110 * ND ND ND Neoplasma Ganas ND ND 1* ND ND ND Neoplasma Tidak ganas ND ND 8* ND ND ND Struma ND ND 24* ND ND ND Kanker Tyroid ND ND 14* ND ND ND Kecelakaan ND ND 55* ND ND ND Gangguan Jiwa ** ND 106 Cat: ND = Data tidak tersedia *=Data 2009 per Agustus 2010 (sejak digunakan blangko ICD X) Hypertensi Hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah seseorang adalah lebih dari 140 mmhg (tekanan sistolik) dan/atau lebih dari 90 mmhg (tekanan diastolik). Hipertensi berkontribusi secara substansial terhadap risiko penyakit lain antara lain jantung koroner, trombo-embolik, dan stroke dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan jantung, otak dan ginjal (DepKes, 2009). Data penderita hipertensi yang diaporkan pada tahun 2012 sebanyak kasus, menurun 5.11% dari tahun 2011 yang sebanyak kasus. Di lihat dari trend, kasus hipertensi cenderung fluktuatif menurun namun dampaknya meningkat (seperti kasus stroke). Untuk lebih rinci dapat di lihat pada grafik 3.33 berikut : Grafik 3.33 Grafik Jumlah Kasus Hipertensi Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Seluruh Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun

64 Gangguan Jiwa Pada tahun 2012, Jumlah gangguan jiwa berat yang dilaporkan sebanyak 106 orang (17.92%) dari estimasi 613 orang. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan perbedaan angka realitas dengan estimasi ini diantaranya adalah banyaknya kasus gangguan jiwa yang tidak terdata atau dilaporkan, disamping Yankeswa di puskesmas baru direvitalisasi pada tahun Untuk estimasi gangguan jiwa ringan tahun 2012 sebanyak orang. Data estimasi gangguan jiwa berat dari tahun 2006 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada grafik 3.34 berikut ini : Grafik 3.34 Estimasi Gangguan Jiwa di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Seluruh Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Diabetes Mellitus (Kencing Manis) Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, di mana organ pankreas kurang/tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh atau bisa disebutkan sebagai suatu penyakit di mana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin (DepKes 2009). Kasus penyakit DM yang dilaporkan oleh Puskesmas pada tahun 2012 sebanyak kasus. Turun 25,57% dari tahun 2011 sebanyak kasus. Dihubungkan dengan kasus DM yang ditemukan di RS, terjadi penurunan kasus yang sama. Hal ini diduga bersinergis dengan peningkatan prosentase dari PHBS terutama indikator aktivitas fisik yang cukup baik. Meskipun demikian, angka ini masih belum menggambarkan penderita DM secara keseluruhan di Kabupaten Tabalong karena masih dianggap fenomina Gunung Es. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 3.35 berikut : 48

65 Grafik 3.35 Jumlah Kasus Diabetes Mellitus (DM) di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Seluruh Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2012 D. STATUS GIZI Status Gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). 1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR sendiri terbagi dalam 2 kategori yaitu (1) BBLR karena prematur (usia kandungan < 37 minggu) dan (2) BBLR karena intra uterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Negara berkembang kasus yang ke-2 lebih sering terjadi dikarenakan ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual sebelum konsepsi atau pada masa kehamilan (Depkes, 2009). Tahun 2012 dilaporkan terdapat 213 kasus BBLR atau 4.6% dari bayi baru lahir yang ditimbang. Sedangkan pada tahun 2011 dilaporkan 231 kasus BBLR. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada grafik 3.36 berikut : 49

66 Grafik 3.36 Persentase BBLR Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui Jumlah BBLR Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 dapat di lihat pada grafik 3.37 berikut : Grafik 3.37 Jumlah BBLR Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

67 Persentase BBLR Kabupaten Tabalong sejak tahun 2004 s/d 2011 menunjukkan trend yang cenderung mengalami kenaikan, sedangkan tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 3.38 berikut : Grafik 3.38 Grafik Persentase BBLR Kabupaten Tabalong 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Gizi Balita Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan(bb) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan Berat Badan menurut tinggi badan (BB/TB). Angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonvensikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku antropometri WHO Berdasarkan indikator BB/U disebut : (a) gizi buruk jika Z-score < -3,0; (b) gizi kurang Z-score -3 s/d <-2, (c) gizi baik Z-score -2 s/d 2 dan (d) gizi lebih Z-score >2,0. Berdasarkan indikator TB/U disebut: (a) sangat pendek jika Z-score < -3,0, (b) pendek Z-score -3 s/d -2, (c) normal Z-score -2,0. Berdasarkan indikator BB/TB disebut: (a) sangat kurus jika Z-score < -3,0, (b) kurus Z-score -3 s/d < -2, (c) normal Z-score -2 s/d 2 dan (d) gemuk Z-score >2,0. Indikator BB/U memberikan gambaran tentang status gizi yang sifatnya umum, tidak spesifik. Tinggi rendahnya prevalensi gizi buruk atau gizi kurang mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan indikasi apakah masalah gizi tersebut bersifat kronis atau akut. Indikator TB/U menggambarkan status gizi yang dipengaruhi kondisi-kondisi yang sifatnya kronis (akibat kondisi yang berlangsung dalam waktu lama). Indikator BB/TB meggambarkan status gizi yang sifatnya akut (akibat yang berlangsung dalam waktu pendek). Indikator BB/TB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut (akibat keadaan yang berlangsung dalam waktu pendek). Indikator BB/TB juga digunakan sebagai indikator kegemukan. Pada tahun 2012, dilaporkan di Kabupaten Tabalong terdapat 5 (0,04%) Balita dengan kasus gizi buruk 51

68 yang terdapat di wilayah UPT. Puskesmas Banua Lawas, UPT. Puskesmas Muara uya, dan UPT. Puskesmas Upau. Jika dibandingkan dengan tahun 2011, terjadi peningkatan presentase gizi buruk yang sebesar 0.004%. Sedangkan kasus gizi kurang (BGM) di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 yang dilaporkan terdapat 847 balita (5.98%), dengan prenstase tertinggi di wilayah kerja UPT. Puskesmas Muara Uya sebesar 20,35% dan yang terendah di wilayah kerja UPT. Puskesmas Mabu un sebesar 1,06%. Data ini menunjukkan penurunan 72,4% dari tahun 2011 yang sebanyak (13,65%) balita dengan BGM. Sedangkan untuk Gizi lebih yang dilaporkan di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 sebanyak 536 balita (3.79%), turun 9,15% dari tahun 2011 yang sebanyak 590 balita atau 2,62%, dengan presentase tertinggi diwilayah kerja UPT. Puskesmas Kelua sebesar 11.86% dan yang terendah di wilayah kerja UPT. Puskesmas. Puskesmas Ribang dengan 0%. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 3.39 Persentase Status Gizi Balita Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Untuk Kabupaten Tabalong, persentase gizi kurang (BGM) sejak beberapa tahun terakhir ini menunjukkan penurunan, sedangkan untuk gizi buruk berkisar pada persentase yang sama (di bawah 1%) sebagaimana terlihat pada grafik 3.40 berikut : 52

69 Grafik 3.40 Prosentasi BGM dan Gizi Buruk di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

70 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Departemen Kesehatan dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya-upaya tersebut dapat dilihat pada uraian berikut. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi/anaknya. a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan terhadap ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan, dan deteksi serta antisipasi dini kelainan janin.gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Pelayanan antenatal meliputi 5 hal yang dikenal dengan istilah 5T, yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, nilai status imunisasi TT, dan memberikan Tablet Fe (tablet tambah darah). K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester pertama kehamilan, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. Cakupan K1 atau disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit 4 kali kunjungan. Ke-2 angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012, persentase cakupan K1 sebesar 93.0% atau kunjungan dari ibu hamil. persentase cakupan ini menurun dari tahun 2011 yang sebesar 95,3% atau sebanyak kunjungan dari sejumlah ibu hamil (tabel lampiran 28). Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut : 54

71 Grafik 4.1 Persentase Cakupan K1 Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Persentase cakupan K4 tahun 2012 sebesar 74,5% atau kunjungan dari ibu hamil. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang persentase cakupan K4 sebesar 79,7% terjadi penurunan persentase cakupan K4 sebesar 5,2%. Persentase Cakupan K4 lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut : Grafik 4.2 Persentase Cakupan K4 Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

72 Gambaran ANC (Ante Natal Care) ibu hamil beberapa tahun terakhir memperlihatkan keadaan yang fluktuatif. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut : Grafik 4.3 Persentase Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sangat dipengaruhi oleh tersedianya poskesdes (SARANA), bidan desa (SDM), tersedianya peralatan KIA (SARANA) dan Biaya Operasional yang memadai (DANA). Saat ini, untuk pelayanan K1-K4 hingga persalinan sudah dibiayai oleh pemerintah melalui program Jampersal, JTS, dan Jamkesmas. Selain mengupayakan peningkatan cakupan K4, harus diupayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang diberikan saat pelayanan antenatal yang menjadi standar kualitas adalah pemberian zat besi (Fe) 90 tablet dan imunisasi TT (Tetanus Toksoid). Dengan demikian seharusnya ibu-ibu hamil yang tercatat sebagai cakupan K4 juga tercatat dalam laporan pemberian Fe3 dan TT2. b. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Dengan Kompetensi Kebidanan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang kompeten adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu (1) pencegahan infeksi, (2) metode pertolongan persalinan yang sesuai standar, (3) merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi dan (4) melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan yang tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan. Di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012, persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan berkompetensi kebidanan sebesar 81.2%. Jika dibandingkan persentase pertolongan persalinan oleh tenaga

73 kesehatan yang sebesar 91,8%, terjadi penurunan sebesar 10,6%. Dihubungkan dengan tingkat kematian ibu melahirkan ternyata angkanya masih tinggi (3,24%). Kasus kematian ibu melahirkan tersebut terjadi di RS. Halhal yang berkaitan dengan masalah ini kemungkinan penyebabnyanya dikenal dengan istilah 4 Ter (Terlalu muda, Terlalu rapat, Terlalu sering, dan Terlalu Tua) dan 3T (Terlambat mengambil keputusan, Terlambat Merujuk, dan Terlambat mendapatkan pelayanan). Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan per Puskesmas lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.4 berikut : Grafik 4.4 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Berkompetensi Kebidanan Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan berkompetensi kebidanan di Kabupaten Tabalong beberapa tahun terakhir dapat digambarkan pada grafik 4.5 berikut : Grafik 4.5 Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Kabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

74 c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali dengan distribusi: (1) kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari; (2) kunjungan nifas kedua (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan, dan (3) kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan minggu ke-6 setelah persalinan. Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan nifas adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, perawat dan bidan. Pelayanan yang diberikan meliputi: (1) pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu, (2) pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus); (3) pemeriksaan lokbia dan pengeluaran pervaginam lainnya; (4) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI ekslusif 6 bulan; (5) pemberian kapsul Vitamin A IU sebanyak dua kali (2x 24 jam); dan (6) pelayanan KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 sebesar 86.9%, turun 3,03% dari tahun 2011 yang sebesar 89,93%. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.6 berikut : Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Jika kita lihat beberapa tahun terakhir, cakupan pelayanan ibu nifas menunjukkan grafik yang fuktuatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.7 berikut ini : 58

75 Grafik 4.7 Cakupan Pelayanan Kesehatan ibu Nifas Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 d. Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi Bayi sampai umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali pada umur 8-28 hari (KN2). Di Negara berkembang, saat melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya. Sekitar seperempat hingga separuh kematian bayi berumur kurang dari satu tahun terjadi dalam minggu pertama. Dampak yang dikehendaki dengan berhasilnya kegiatan ini adalah menurunnya Angka Kematian Neonatal. Pada tahun 2012, cakupan kunjugan neonatus di Kabupaten Tabalong sebesar 98,3%, turun 0,1% dari capaian cakupan kunjungan neonates tahun 2011 yang sebesar 98,4%. Sedangkan cakupan kunjungan bayi tahun 2012 sebesar 86,6%, turun 4,5% dari tahun 2011 yang sebesar 91,1%. Untuk rincian cakupan neonatus per puskesmas dapat dilihat pada grafik 4.8 berikut ini : 59

76 Grafik 4.8 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatus Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui cakupan kunjungan bayi per puskesmas dapat di lihat pada grafik 4.9 berikut : Grafik 4.9 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Kunjungan Bayi oleh Petugas Kesehatan merupakan kelanjutan kunjungan neonatus. Dampak yang ingin dicapai dengan kegiatan ini adalah menurunnya Angka Kematian Bayi. Gambaran cakupan kunjungan neonatus dan bayi di Kabupaten Tabalong sejak tahun 2004 s/d 2012 dapat dilihat pada grafik 4.10 berikut ini: 60

77 Grafik 4.10 Persentase Kunjungan Neonatus dan Bayi di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 e. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita (Pra Sekolah) Tumbuh Kembang anak balita mempunyai pengertian bertambahnya ukuran fisik anak balita dari waktu ke waktu yang disertai dengan bertambahnya fungsi tubuh. Cakupan tumbuh kembang balita hanya dapat diketahui melalui penimbangan bulanan, rutin yang biasanya dilakukan di Posyandu. Pelayanan penimbangan anak dilakukan setiap bulan secara rutin pada 276 posyandu yang ada tersebar di 131 desa/kelurahan dalam wilayah Kabupaten Tabalong. Pengukuran tingkat keberhasilan kegiatan penimbangan balita dipantau dengan sistim SKDN. Target untuk K/S atau liputan program adalah 90% artinya dari semua balita yang ada (S) diharapkan 80% memiliki Kartu Menuju Sehat atau buku KIA (K). Target untuk D/S atau partisipasi masyarakat adalah 60% dan 60% datang ditimbang (D).Target untuk N/S kelangsungan program adalah 50% artinya dari semua balita yang ada (S) 50% naik timbangannya (N). Target untuk N/D keberhasilan penimbangan adalah 60% artinya dari seluruh balita yang datang (D) 60% Naik timbangannya (N). Target D/K adalah 80% artinya dari seluruh balita yang memiliki KMS (K) 80% dari mereka datang kepenimbangan (D). Sesuai dengan fungsinya maka data yang diperoleh dari Posyandu dapat dibagi menjadi dua Kelompok. Pertama, kelompok data yang digunakan untuk memantau pertumbuhan balita. Misalnya, untuk menilai pertumbuhan individu balita apakah berat badannya Naik atau Tidak dan apakah pertumbuhannya berada pada garis normal atau dibawah garis normal (Bawah Garis Merah). Contoh lainnya untuk menilai keadaan pertumbuhan balita disuatu wilayah dengan menghitung persentase balita yang naik timbangannya terhadap balita yang ditimbang (% N/D). Kedua, kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolaan program/ kegiatan di Posyandu (% D/S dan % K/S). Berdasarkan data dari Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong, pada tahun 2012 sebanyak balita (68,2%) dari balita telah mendapatkan deteksi tumbuh kembang. Data ini menunjukkan peningkatan 5,5% dibandingkan dengan persentase cakupan deteksi tumbuh kembang tahun 2011 yang sebesar 62,7%.. Untuk cakupanselengkapnya dapat dilihat pada grafik 4.11 berikut : 61

78 Grafik 4.11 Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Balita per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Gambaran terhadap deteksi tumbuh kembang balita di Kabupaten Tabalong sejak tahun 2004 sampai dengan 2012 dapat di lihat pada grafik 4.12 sebagai berikut : Grafik 4.12 Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Balita/Pra Sekolah Di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 f. Penanganan Ibu Hamil dan Neonatal Risti/Komplikasi Kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak maupun di masyarakat. Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi yaitu meliputi HB<8 g%, Tekanan darah tinggi (sístole>140mmhg, diástole >90 mmhg), oedeme nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis dan persalinan prematur. Pada tahun 2012, dari ibu hamil di Kabupaten Tabalong, sebanyak (20%) ibu hamil dideteksi 62

79 resiko tinggi dan 88,7% diantaranya telah mendapatkan penanganan, baik dengan rujukan ataupun penanganan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di wilayah setempat. Sedangkan pada tahun 2011, dari ibu hamil di Kabupaten Tabalong, sebanyak ibu hamil dideteksi resiko tinggi dan keseluruhan sudah ditangani (100%). Demikian juga dengan neonatal resiko tinggi di Kabupaten Tabalong, pada tahun 2012 terdapat 554 (78.25%) neonatal resti yang ditangani dari 708 neonatal dengan perkiraan resiko tinggi/komplikasi. Data ini menunjukkan adanya peningkatan penanganan neonatal resti sebanyak 12,05% dibandingkan neonatal resti yang ditangani pada tahun 2011 yang sebesar 66,2%. Gambaran tentang penanganan deteksi ibu hamil resiko tinggi dan deteksi neonatal resti di Kabupaten Tabalong sejak tahun 2004 s/d 2012 sebagaimana terlihat pada grafik 4.13 berikut : Grafik 4.13 Persentase Jumlah Bumil dan Neonatal Resti yang di tangani di Kabupaten Tabalong tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk ilustrasi tentang penanganan deteksi ibu hamil resiko tinggi dan deteksi neonatal resti tiap puskesmas di Kabupaten Tabalong sejak tahun 2011 s/d 2012 sebagaimana terlihat pada grafik sebagai berikut : 63

80 Grafik 4.14 Persentase Jumlah Bumil dan Neonatal Resti yang di tangani Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong tahun 2011 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur wanita biasanya pada usia 15 sampai dengan 49 tahun. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, di mana umur istrinya antara 15 sampai dengan 44 tahun. Pada tahun 2012 sebagaimana data yang kami peroleh dari BPM & KB Kabupaten Tabalong tercatat PUS dengan peserta KB aktif (83,2%) dan peserta KB Baru (16,3%). Sedangkan Pada tahun 2011 sebagaimana data yang kami peroleh dari BPM & KB Kabupaten Tabalong tercatat PUS dengan peserta KB aktif (83,2%) dan peserta KB Baru (15,3%). Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.15 berikut : 64

81 Grafik 4.15 Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk persentase peserta KB Baru dan KB Aktif Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong tahun dapat dilihat pada grafik 4.16 berikut ini : Grafik 4.16 Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif Per Kecamatan Kabupaten Tabalong Tahun

82 Jika kita melihat ke tahun-tahun sebelumnya, terjadi fluktuasi terhadap kepesertaan KB aktif, namun trendnya relatif meningkat. Lebih rinci dapat di ihat pada grafik 4.17 berikut : Grafik 4.17 Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan KB tahun 2012, jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB Baru adalah suntik sebesar 50,24% disusul oleh pil sebesar 39,57%. Alat kontrasepsi yang paling sedikit digunakan adalah MOP/MOW sebesar 0.40%, sedangkan alat kontrasepsi obat vagina tidak ada yang menggunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.18 berikut : Grafik 4.18 Persentase Peserta KB Baru Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk peserta KB Aktif tahun 2012, alat kontrasepsi yang digunakan didominasi oleh penggunaan Pil 45,16% dan suntik 39,94%, sedangkan yang paling sedikit digunakan adalah MOW 1,11% dan MOP 0,24%. Untuk obat vagina tidak ada peserta KB aktif yang menggunakan, rincian selengkapnya dapat dilihat pada grafik 4.19 di bawah ini : 66

83 Grafik 4.19 Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Pelayanan Imunisasi Bayi, anak umur muda maupun orang dewasa sama-sama memiliki risiko terserang penyakit menular yang dapat mematikan seperti: Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Influenza, Typhus, Radang Selaput Otak, Radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko terlindungi adalah melalui imunisasi. Pada saat pertama kali kuman (antigen) masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai pengalaman. Tetapi pada reaksi ke-2 dan ke-3 dan seterusnya tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukkan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Sehingga ketika diserang oleh penyakit yang telah diberi imunisasinya ke tubuh seseorang, antibodi sudah siap untuk mempertahankan tubuh sehingga dapat dicegah untuk tidak terkena penyakit atau jika terkenapun tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. a. Imunisasi Dasar Pada Bayi Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila >80% bayi di desa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Jumlah desa yang mencapai UCI di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 99 desa (76,7%) dari 131 desa/kelurahan yang ada. Data ini lebih tinggi jika dibandingkan capaian pada tahun 2011 yang sebesar 73.3%, namun masih belum mencapai UCI. Untuk pencapaian berdasarkan wilayah kerja Puskesmas dapat dilihat pada grafik 4.20 berikut : 67

84 Grafik 4.20 Persentase Desa/Kelurahan UCI Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Gambaran pencapaian desa UCI sejak tahun 2004 menunjukkan trend sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik 4.21 sebagai berikut : Grafik 4.21 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi DPT1 karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Sedangkan target tingkat perlindungan bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi campak karena imunisasi ini merupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi yang diberikan pada bayi. Angka drop out (DO) DPT1-Campak dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat efektifitas program. Untuk melihat angka drop out (DO) DPT1-Campak di Kabupaten Tabalong pada tahun 2008 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada grafik berikut. 68

85 Grafik 4.22 Persentase Drop Out (DO) DPT1-Campak Imunisasi di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk melihat angka drop out (DO) imunisasi Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong pada tahun 2009 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 4.23 Drop Out (DO) Imunisasi DPT1-Campak Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 b. Imunisasi Ibu Hamil Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani. Tetanus juga bisa menyerang pada bayi (Tetanus Neonatorum) yang ditularkan melalui ibunya yang memang terinfeksi tetanus atau pada saat persalinan. Tetanus merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. Cakupan imunisasi TT1 dan TT2 Bumil di Kabupaten Tabalong Tahun 2012 masing-masing adalah 77,97% dan 66,43%. Data cakupan imunisasi ini lebih rendah dari cakupan imunisasi tahun 2011 yang sebesar 81,4% untuk TT1 dan 67,7% untuk TT2. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.24 berikut : 69

86 Grafik 4.24 Persentase Cakupan Imunisasi TT1 Dan TT2 Pada Ibu Hamil Kabupaten Tabalong 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui persentase cakupan imunisasi TT1 pada ibu hamil tiap-tiap puskesmas dapat dilihat pada grafik 4.25 berikut : Grafik 4.25 Persentase Cakupan Imunisasi TT1 Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui persentase cakupan imunisasi TT2 pada ibu hamil tiap-tiap puskesmas dapat dilihat pada grafik 4.26 berikut : 70

87 Grafik 4.26 Persentase Cakupan Imunisasi TT2 Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Pelayanan Kesehatan Rujukan a. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan memiliki andil besar dalam fungsinya sebagai tempat rujukan kasus-kasus yang tidak dapat ditangani baik ditingkat Puskesmas, Rumah Bersalin dan sarana/fasilitas kesehatan lainnya. Oleh karenanya, diperlukan keberadaan rumah sakit dengan kelengkapan sumberdaya manusia, fasilitas dan sarana lainnya yang memadai. Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan rumah sakit antara lain dengan melihat fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan tempat tidurnya, yaitu dengan membandingkan jumlah tempat tidur RS per penduduk. Secara umum, ratio ideal adalah sebesar 75 tempat tidur per penduduk jadi untuk Kabupaten Tabalong setidaknya diperlukan RS dengan kapasitas 150 tempat tidur. Selain ratio tersebut, perkembangan rumah sakit juga dapat dilihat dari tingkat pemanfaatan fasilitasnya. Beberapa indicator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain: Bed Ocupation Rate (BOR) Yaitu Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit, dengan standar normal %. Pada tahun 2012, rata-rata penggunaan tempat tidur di RSUD H Badaruddin sebesar 77,94 % dan untuk ratarata penggunaan tempat tidur di RS Pertamina sebesar 90,22%. Persentase ini menunjukkan peningkatan jika dibandingkan BOR tahun 2011 dengan rata-rata penggunaan tempat tidur di RSUD H Badaruddin sebesar 75,0 71

88 % dan untuk rata-rata penggunaan tempat tidur di RS Pertamina sebesar 83,1 %. Dari data tersebut terlihat bahwa baik RSUD H. Badaruddin maupun RS Pertamina sudah memenuhi standar BOR dengan artian tingkat pemanfaatan tempat tidur ke-2 Rumah Sakit tersebut sudah memenuhi standar. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.27 berikut : Grafik 4.27 BOR Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Rumah Sakit di Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Lenght Of Stay (LOS) Yaitu rata-rata lama perawatan seorang pasien. Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan memberikan gambaran mutu pelayanan Rumah Sakit. Standar normal LOS adalah 6-8 hari. Rata-rata lama perawatan pasien di RSUD H Badaruddin pada tahun 2012 sebesar 3,49 dan di RS Pertamina sebesar 3,44. Sedangkan tahun 2011 rata-rata lama perawatan pasien di RSUD H Badaruddin sebesar 3,5 dan di RS Pertamina sebesar 3,4. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.28 berikut : Grafik 4.28 LOS Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Rumah Sakit di Kabupaten Tabalong Tahun

89 Turn Over Interval (TOI) Yaitu interval penggunaan tempat tidur dari saat kosong sampai terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensidari penggunaan tempat tidur. Pada tahun 2012, TOI di RSUD H Badaruddin adalah 1,02 hari dan TOI di RS Pertamina adalah 0,37 hari. Sedangkan pada tahun 2011, TOI di RSUD H Badaruddin adalah 1,3 hari dan TOI di RS Pertamina adalah 0,7 hari. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.29 berikut : Grafik 4.29 TOI Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Rumah Sakit di Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Net Death Rate (NDR) NDR yaitu angka kematian lebih dari 48 jam setelah di rawat untuk tiap 1000 penderita keluar, sedangkan GDR adalah angka kematian umum untuk tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran angka kematian total penderita keluar (hidup+mati). Kedua indikator ini dapat memberikan gambaran mutu pelayanan Rumah Sakit. Nilai NDR pada tahun 2012 untuk RSUD H Badaruddin adalah 1,18 dan RS Pertamina adalah 1,01. Terjadi peningkatan nilai NDR dari tahun 2011 yang sebesar 1,1 untuk RSUD H Badaruddin dan 0,9 untuk RS Pertamina. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.30 berikut : 73

90 Grafik 4.30 NDR Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Rumah Sakit di Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Gross Death Rate (GDR) Tahun 2012, GDR untuk RSUD H Badaruddin adalah 41,81 per 1000 pasien keluar dan GDR RS Pertamina adalah 1,79 per 1000 pasien keluar. Sedangkan GDR Pada tahun 2011 untuk RSUD H Badaruddin adalah 3,9 per 1000 pasien keluar dan GDR RS Pertamina adalah 1,6 per 1000 pasien keluar. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.31 berikut : Grafik 4.31 GDR Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber : Rumah Sakit di Kabupaten Tabalong Tahun

91 b. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Sejak tahun 2008, dengan adanya program pengobatan gratis untuk penduduk Kabupaten Tabalong otomatis 100% penduduk Kabupaten Tabalong telah mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan (tabel lampiran 55). Meskipun universal, coverage tersebut masih terbatas pada pelayanan kesehatan dasar saja, sedangkan pelayanan kesehatan rujukan masih mempunyai batasan-batasan pelayanan. Cakupan Jaminan Pelayanan Kesehatan Per Jenis Jaminan dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 4.32 Persentase Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Perbaikan Gizi Masyarakat a. Pemberian Kapsul Vitamin A Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat, yaitu kekurangan kalori protein, kekurangan Vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi. Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita kurang Vitamin A bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lainnya, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat menimbulkan kematian. Infeksi akan memperlambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan Vitamin A dalam tubuh. Kekurangan Vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapatkan Vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Vitamin A termasuk salah satu zat gizi esensial bagi manusia karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Vitamin A dapat diperoleh tubuh melalui bahan makanan alami, bahan makanan yang diperkaya dengan Vitamin A dan kapsul vitamin A dosis tinggi. Pada bulan Pebruari dan Agustus tahun 2012 telah dilakukan distribusi vitamin A pada bayi dan anak balita, sebagaimana juga telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Adapun cakupan distribusi Vitamin A 75

92 tahun 2011 pada bayi sebesar 99.9% dan anak balita sebesar 99,60%. Sedangkan cakupan distribusi Vitamin A tahun 2011 pada ibu nifas sebesar 87,60%. Grafik persentase cakupan pemberian Vitamin A masing-masing puskesmas di Kabupaten Tabalong tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 4.33 berikut : Grafik 4.33 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan gambaran pemberian Vitamin A pada balita sebanyak 2 kali beberapa tahun terakhir pada grafik 4.34 berikut : Grafik 4.34 Persentase Cakupan Pemberian Vit A 2x Pada Balita Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 b. Pemberian Tablet Besi (Fe) Pemberian tablet besi (Fe) dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Anemia gizi merupakan masalah kesehatan yang ikut berperan sebagai penyebab tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, produktifitas kerja, 76

93 prestasi olahraga dan kemampuan belajar. Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). Nilai-nilai batas normal kandungan Fe dalam darah (KepMenKes RI. No.736a/MenKes/XI/1989) adalah : (1) Hb laki-laki dewasa >13 g/dl, (2) Hb Perempuan dewasa >12 g/dl, (3) Hb anak-anak >11 g/dl dan (4) Hb ibu hamil >11 g/dl. Seseorang dikatakan anemia bila kadar Hb-nya kurang dari nilai baku tersebut di atas. Masalah yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia adalah masih tingginya prevalensi anemia ibu hamil dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukkan hemoglobin, sehingga anemia yang ditimbulkan disebut anemia zat besi. Keadaan kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik pada sel tubuh maupun sel otak pada janin. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran, lahir sebelum waktunya, bayi berat lahir rendah (BBLR), perdarahan sebelum serta pada waktu melahirkan dan pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi. Pada anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan, tidak dapat mencapai tinggi yang optimal dan anak menjadi kurang cerdas. Cakupan Fe1 ibu hamil di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 85,78% dan cakupan Fe3 sebesar 75,89%. Untuk cakupan Fe1 ini belum mencapai target 90% dan Fe3 juga belum mencapai target 80%. Data cakupan tahun 2012 ini mengalami penurunan bia dibandingkan dengan tahun 2011 yang Cakupan Fe1 ibu hamil sebesar 91,90% dan cakupan Fe3 sebesar 76,62%. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada grafik 4.35 berikut : Grafik 4.35 Persentase Cakupan Fe1 dan Fe3 Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

94 Sedangkan gambaran mengenai cakupan pemberian Fe1 dan Fe3 di Kabupaten Tabalong sejak tahun 2004 s/d 2012 dapat di lihat pada grafik 4.36 berikut : Grafik 4.36 Persentase Pemberian Fe1 dan Fe3 Ibu Hamil Kabupaten Tabalong Tahun 2000 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 c. Pemberian MP ASI Untuk Bayi BGM Keluarga Miskin Pada tahun 2012 tercatat 180 (3,81%) bayi BGM dari keluarga miskin dari sejumlah total bayi dan keseluruhan telah mendapatkan MP ASI (100%). Keadaan ini sama dengan kondisi tahun 2011 dimana terdapat 56 bayi BGM yang keseluruhan telah mendapatkan MP ASI. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.37 berikut : Grafik 4.37 Jumlah Bayi BGM dan Persentase Bayi BGM Yang Mendapatkan MP ASI Kabupaten Tabalong Tahun 2008 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan gambaran jumlah bayi BGM dari keluarga miskin per Puskesmas yang keseluruhan telah mendapatkan MP ASI dapat dilihat pada grafik 4.38 berikut : 78

95 Grafik 4.38 Jumlah BGM dari Keluarga Miskin Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah a. Penjaringan Kesehatan Siswa SD/MI Hasil Penjaringan kesehatan siswa-siswi SD/MI Kelas 1 di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 sebesar 97,3%. Hasil kegiatan ini menunjukkan peningkatan 23,2% dari tahun 2011 yang sebesar 74,1%. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.39 berikut : Grafik 4.39 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas I SD/MI Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Pada tahun 2012, data masyarakat miskin yang dipakai masih pada tahun 2009 yaitu berjumlah jiwa penduduk miskin dan 100% telah dijamin oleh Jamkesmas. Berdasarkan laporan dari Puskesmas, pada tahun 2012 sebanyak 13,7% atau masyarakat miskin mendapatkan pelayanan rawat jalan dan 122 (1,8%) masyarakat miskin mendapatkan pelayanan rawat inap pada fasilitas pelayanan kesehatan strata I (Puskesmas). Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.40 berikut : 79

96 Grafik 4.40 Persentase Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Dari tabel diatas, terlihat bahwa pelayanan Rawat Jalan tahun 2012 jauh menurun dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Hal ini di duga berhubungan dengan adanya program Jaminan Tabalong Sehat (JTS) yang melayani masyarakat miskin maupun kaya. Akan tetapi tingkat kunjungan rawat inapnya meningkat dari tahun ke tahun. 8. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usia Lanjut Pada tahun 2012, di Kabupaten Tabalong terdapat orang lanjut usia dengan usia 60+, orang lanjut usia telah mendapatkan pelayanan kesehatan (62,40%). Hasil capaian ini lebih rendah 10,86% dibandingkan tahun 2011 yang capaiannya sebasar 73,26% dari orang lanjut usia telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.41 berikut ini : Grafik 4.41 Jumlah dan Persentase Pelayanan Usila 60+ Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

97 berikut ini : Sedangkan cakupan pelayanan di masing-masing wilayah kerja Puskesmas dapat dilihat pada grafik 4.42 Grafik 4.42 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila (60+) Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) Pada tahun 2012, di Kabupaten Tabalong dilaporkan terjadi 10 kali Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu KLB Diare sebanyak 2 kali yang terjadi di wilayah kerja UPT. Puskesmas Kelua dan UPT. Puskesmas Jaro dengan attact rate 12,77% dan CFR 0,04%. Dan KLB Malaria sebanyak 3 kali dengan attact rate 4,03% dan CFR 0,23% yang terjadi di wilayah kerja UPT. Puskesmas Jaro dan UPT. Puskesmas Banua Lawas. Sedangkan KLB DBD dilaporkan sebanyak 4 kali yang terjadi di wilayah kerja UPT. Puskesmas Mabu un, Puskesmas Banua Lawas, dan Puskesmas Tanjung dengan attact rate 0,09% dan CFR 1,96%. KLB AFP terjadi sebanyak 2 kali yang terjadi di wilayah kerja UPT. Puskesmas Tanta dan UPT. Puskesmas Haruai dengan attact rate 0,02% dan CFR 0%. Kesemuanya telah dapat ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam melalui kegiatan investigasi dan penanggulangan KLB. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.43 berikut : 81

98 Grafik 4.43 Jumlah Kejadian Luar Biasa Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Attact Rate merupakan angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru selama kejadian wabah dibagi dengan jumlah total orang terpapar dengan kasus KLB pada suatu periode. Sedangkan Case Fatality Rate (CFR) adalah persentase orang yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit yang sama. Distribusi KLB yang terjadi di Kabupaten Tabalong sejak tahun 2007 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Distribusi KLB Kabupaten Tabalong Tahun No KLB AFP 1 kasus Murung Pudak (Ds. Kasi-au) 2 Kasus Hikun (Kel. Tanjung) Bintang Ara (Ds. Bintang Ara) 1 Kasus B. Ara 2 Kasus Tanta dan Haruai 2 Campak 3 DBD 1 Kasus Tanta 3 Kasus Mabu un, Banua Lawas (Purai), Tanjung (Kel. Agung) 4 Diare 1 kasus Kelua (Kel. PUlau) 1 Kasus Jaro (Ds Namun) 2 Kasus Banua lawas (Ds. Bahungin & Jaro ( ds. Nalui) 2 Kasus Jaro & Tanjung 2 Kasus Kelua (Sei. Buluh) dan Jaro (Teratau) 82

99 5 Rabies 2 kasus Tanta (Ds. Warukin + Barimbun) 6 Malaria 2 Kasus Bintang Ara (Ds. Panaan) Jaro (Ds. Purui) 4 Kasus Jaro 3 Kasus Jaro, Upau, & Muara Uya 3 Kasus Jaro (Garagata, Namun) 7 Pneumonia Sumber: Bidang P2PL Kabupaten Tabalong Tahun Kasus Jaro 10. Pelayanan Kesehatan Gigi a. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap. Dari sejumlah kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas pada tahun 2011 dilaporkan sebanyak 479 tumpatan gigi tetap dan 551 pencabutan gigi tetap sehingga rasio tambal/cabut adalah 0,9 (tabel lampiran 52). Sedangkan pada tahun 2011 dilaporkan 360 tumpatan gigi dan 358 pencabutan gigi sehingga rasio tambal/cabut adalah 1,01. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.44 berikut : Grafik 4.44 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Sumber: Puskesmas se-kabupaten Tabalong Tahun

100 b. Pemeriksaan dan Perawatan Gigi dan Mulut Murid SD/MI Pada tahun 2012, di Kabupaten Tabalong yang dilaporkan siswa-siswi di Tingkat SD/MI dan 56.3% murid yang mendapatkan pemeriksaan gigi, Namun demikian 100% sekolah setingkat SD/MI mendapatkan kunjungan, hanya saja pemeriksaan yang di lakukan terbatas pada kegiatan penjaringan yang sasarannya siswa kelas 1 saja. Dari sejumlah siswa/i yang di periksa kesehatan giginya tersebut, 658 memerlukan perawatan (16,6%) dan 481 (73,1%) telah mendapatkan perawatan. Sedangkan tahun 2011, di Kabupaten Tabalong terdapat siswa-siswi di Tingkat SD/MI dan hanya 29.2% murid yang mendapatkan pemeriksaan gigi, Namun demikian 100% sekolah setingkat SD/MI mendapatkan kunjungan, hanya saja pemeriksaan yang di lakukan terbatas pada kegiatan penjaringan yang sasarannya siswa kelas 1 saja. Dari sejumlah siswa/i yang di periksa kesehatan giginya tersebut, memerlukan perawatan (29,8%) dan atau 88.94% telah mendapatkan perawatan. Pada tahun 2010, di Kabupaten Tabalong terdapat siswa-siswi di Tingkat SD/MI dan hanya 27,5% murid yang mendapatkan pemeriksaan gigi, Namun demikian 100% sekolah setingkat SD/MI mendapatkan kunjungan, hanya saja pemeriksaan yang di lakukan terbatas pada kegiatan penjaringan yang sasarannya siswa kelas 1 saja. Dari sejumlah siswa/i yang di periksa kesehatan giginya pada tahun 2010, 3026 memerlukan perawatan dan atau 109,2% telah mendapatkan perawatan. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.45 berikut : Grafik 4.45 Persentase Cakupan Siswa-siswi yang Mendapatkan Pelayanan Gigi di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Sumber: Puskesmas se-kabupaten Tabalong Tahun

101 11. Upaya Penyuluhan Kesehatan. Pada tahun 2012, kegiatan penyuluhan di Kabupaten Tabalong yang dilaksanakan sebanyak kali. Data ini menunjukkan penurunan 60,2% dari kegiatan penyuluhan tahun 2011 yang dilaksanakan sebanyak kali. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.46 berikut : Grafik 4.46 Jumlah Penyuluhan di Kabupaten Tabalong Tahun 2008 Sampai Dengan Tahun 2012 Sumber: Bidang PromKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Tema penyuluhan yang dilakukan bervariasi, kebanyakan disesuaikan dengan permasalahan spesifik wilayah masing-masing terdiri dari tema KIA/KB, P2PL, Kesehatan Reproduksi, Gizi, PHBS, Napza, Gimul + Lainnya. Permasalahan yang dihadapi adalah karena keterbatasan sarana/media penyuluhan yang dimiliki oleh puskesmas. B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN: 1. Jangkauan Pelayanan Puskesmas dan Jangkauan Ke Fasilitas Rujukan Terdekat (Rumah Sakit) Berdasarkan data yang kami peroleh dari Puskesmas, terdapat 7 Puskesmas dari total 16 puskesmas yang mempunyai desa dengan jarak tempuh ke sarana puskesmas lebih dari 60 menit yaitu UPT. Puskesmas Bintang Ara, Haruai, Muara Harus, Muara Uya, Pugaan, Ribang dan Tanta. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : 85

102 No. Nama Puskesmas Tabel 4.2 Tabel Jangkauan Pelayanan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Desa Jumlah Kel Jumlah Desa, Kelurahan dan Nagari Jangkauan Desa Terjauh Ke Puskesmas Waktu Tempuh Alat Transportasi Waktu Tempuh Jam Menit Jam Menit Jangkauan Ke Rujukan Terdekat Alat Transportasi 1 BANUA LAWAS R R-2 2 BINTANG ARA R R-4 3 HARUAI R R-4 4 HIKUN R R-4 5 JARO R R-4 6 KELUA R R-4 7 MUARA HARUS R R-4 8 MUARA UYA R R-4 9 M.AGUNG R R-4 10 M. PUDAK R R-4 11 MABU UN R R-4 12 PUGAAN R R-4 13 RIBANG R R-4 14 TANJUNG R R-4 15 TANTA R R-4 16 UPAU R R-4 Jumlah Sumber: Puskesmas se-kabupaten Tabalong Tahun Cakupan Rawat Jalan dan Rawat Inap. Upaya kesehatan perorangan dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara, meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan/memulihkan kesehatan perorangan. Upaya pelayanan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Cakupan kunjugan rawat jalan dan rawat inap Puskesmas maupun Rumah Sakit secara keseluruhan di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 85,2% dan 5,6% dari sejumlah jiwa penduduk yang ada di Kabupaten Tabalong (tabel lampiran 58). Cakupan ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2011 yang sebesar 60,9% untuk rawat jalan dan 4,9% untuk rawat inap Puskesmas maupun Rumah Sakit dari sejumlah jiwa penduduk yang ada di Kabupaten Tabalong. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.47 berikut : 86

103 Grafik 4.47 Jumlah Kunjugan Rawat Jalan dan Rawat Inap Di Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Puskesmas se-kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap di RSUD H Badaruddin Tanjung dapat di lihat pada grafik 4.48 berikut : Grafik 4.48 Jumlah Kunjugan Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD H Badaruddin Tanjung Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: RSUD H Badaruddin Tanjung Tahun

104 Untuk mengetahui Persentase Pemanfaatan Puskesmas dan RS Oleh Penduduk Kabupaten Tabalong dapat di lihat pada grafik 4.49 berikut : Grafik 4.49 Persentase Pemanfaatan Puskesmas dan RS Oleh Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Sumber: Puskesmas dan RS se-kabupaten Tabalong Tahun Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Dasar dan Rumah Sakit Dengan Spesialis Dasar Dari sejumlah 2 buah Rumah Sakit Umum dan 16 buah Puskesmas (Perawatan dan Non Perawatan) semuanya mempunyai kemampuan Laboratorium Kesehatan (100%). Kedua Rumah Sakit telah memiliki 6 (empat) spesialis dasar, meskipun sebagian dari dokter spesialis yang dipakai di RS Pertamina adalah dokter spesialis yang bertugas di RSUD H. Badaruddin juga. 4. Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Sesuai Kebutuhan, pengadaan Obat Esensial/Generik dan Persentase Obat Generik Berlogo dalam Persediaan. Upaya kefarmasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk ; 1). Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, 2) mempromosikan penggunaan obat rasional dan obat generik, 3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar dan ke 4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan. Pada umumnya Sarana Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Daerah memberi pelayanan obat generic. Puskesmas, Puskemas Pembantu maupun Polindes 100% menggunakan obat generic. Ketersediaan obat generic oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 sebanyak 100%, artinya semua obat yang ada di dalam daftar tersedia. Sedangkan tingkat ketersediaan atau kecukupan per item obat bervariasi (tabel lampiran 69). Ketersediaan obat generic ini meningkat 26,47% dari tahun 2011 yang sebesar 73,53% dari obat yang ada di dalam daftar. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.50 berikut : 88

105 Grafik 4.50 Persentase Ketersediaan Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Bidang Farmasi DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah suatu upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan masyarakat umum yang minimal dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya dalam peningkatan derajat kesehatan, status gizi, pola hidup dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Pelaksanaan PHBS dilakukan di 5 tatanan, yaitu: 1. Tatatan Rumah tangga 2. Tatanan sekolah/pesantren 3. Tatanan tempat-tempat kerja (institusi/sarana kesehatan) 4. Tatanan tempat-tempat umum 5. Tatanan organisasi/lembaga kemasyarakatan PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS untuk memerlihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam penggerakan dan kesehatan masyarakat. PHBS di rumah tangga merupakan suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga. Mengacu pada standar pelayanan miniman di bidang kesehatan, pada tahun 2007 digunakan 10 indikator sebagai berikut: Ibu bersalin ditolong oleh petugas kesehatan Ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya s/d 6 bulan Bayi/balita ditimbang berat badannya setiap bulan Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun Menggunakan WC sehat Menggunakan air bersih 89

106 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Melakukan aktifitas fisik setiap hari Makan sayur dan buah setiap hari Tidak merokok di dalam rumah Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh kader pada tahun 2012, cakupan Rumah tangga yang ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mengalami peningkatan menjadi 61,22%, atau naik 4,02% dari capaian cakupan tahun 2011 yang sebesar 57,2%. Jika diperhatikan sejak tahun 2004 s/d 2012 cakupan rumah tangga ber-phbs di Kabupaten Tabalong menunjukkan peningkatan secara bertahap. Target RPJMD dan Nasional adalah 70% pada tahun Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.51 berikut : Grafik.4.51 Cakupan Rumah Tangga ber-phbs Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber: Bidang PromKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui Cakupan Rumah Tangga ber-phbs di tiap-tiap wilayah kerja Puskesmas yang ada di Kabupaten Tabalong dapat di lihat pada Grafik 4.52 berikut : 90

107 Grafik 4.52 Cakupan Rumah Tangga ber-phbs di Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2011 s/d 2012 Sumber: Bidang PromKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif. Pada tahun 2012, di Kabupaten Tabalong di laporkan sebanyak (47,9%) dari bayi sampai dengan umur 6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang cakupannya sebesar 57,3%, terjadi penurunan cakupan bayi sampai dengan umur 6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 9,4%. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.53 berikut : Grafik 4.53 Persentase Bayi yang diberi ASI Eksklusif Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

108 Gambaran terhadap cakupan ASI Eksklusif beberapa tahun terakhir sebagaimana dapat dilihat pada grafik 4.54 beirkut : Grafik 4.54 Persentase Bayi 0-6 bulan Diberi ASI Eksklusif Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 D. KEADAAN LINGKUNGAN Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat serta persentase tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan sehat. Selain itu disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga menurut sarana pembuangan air dan tinja. 1. Persentase Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang terbuat bukan dari tanah. Pada tahun 2012, di Kabupaten Tabalong terdapat rumah dan yang diperiksa sebanyak rumah atau 92,5%. Dari rumah yang diperiksa, di laporkan sebanyak (70,3%) rumah dikategorikan sehat. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang persentase capaian rumah sehat sebesar 51,2%, terjadi peningkatan capaian rumah sehat sebesar 19,1%. Untuk mengetahui persentase rumah sehat per Puskesmas dapat di lihat pada grafik 4.55 berikut : 92

109 Grafik 4.55 Persentase Rumah Sehat Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2009 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui gambaran terhadap rumah sehat beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 4.56 berikut : Grafik 4.56 Persentase Rumah Tangga Sehat Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Persentase Keluarga yang Memiliki Akses terhadap Air Bersih Berdasarkan data yang dilaporkan oleh semua UPT. Puskesmas se-kabupaten Tabalong di Seksi Penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 tercatat dari sejumlah keluarga, yang diperiksa sebanyak keluarga (62,23%), dan yang mempunyai akses terhadap air bersih sebanyak keluarga atau 86,9%. Capaian ini lebih rendah dari tahun 2011 yang tercatat dari sejumlah keluarga, diperiksa sebanyak keluarga (92,85%), dan yang mempunyai akses terhadap air bersih 93

110 sebanyak keluarga atau 89,8%. Untuk mengetahui gambaran persentase per sarana yang diperiksa di Kabupaten Tabalong tahun 2009 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 4.57 berikut : Grafik 4.57 Persentase Penggunaan Air Bersih Per Sarana yang di Periksa di Kabupaten Tabalong Tahun 2009 sampai dengan 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan gambaran persentase keluarga di periksa dan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersih dapat dilihat pada grafik 4.58 berikut : Grafik 4.58 Persentase Keluarga Di periksa dan Keluarga Mempunyai Akses Air Bersih Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

111 3. Persentase Keluarga yang Memiliki Sumber Air Minum Terlindungi Pada tahun 2012, dari keluarga yang di Kabupaten Tabalong diperiksa sumber air minumnya, sebanyak keluarga (62.23%) mempunyai akses terhadap sumber air minum yang terlindungi. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.59 berikut : Grafik 4.59 Persentase Keluarga yang Memiliki Sumber Air Minum Terlindungi Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Persentase Keluarga yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasar. Pada tahun 2012, dari keluarga yang ada di Kabupaten Tabalong, persentase keluarga yang memiliki sanitasi dasar terdiri dari jamban keluarga sebesar 75.7%, kepemilikan tempat sampah sebesar 12,2% dan tidak ada kepemilikan pengelolaan air limbah. Perkembangan kepemilikan sarana sanitasi (jamban keluarga, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah) oleh keluarga di Kabupaten Tabalong. Sedangkan pada tahun 2011, dari keluarga yang ada di Kabupaten Tabalong, persentase keluarga yang memiliki sanitasi dasar terdiri dari jamban keluarga sebesar 72,9%, kepemilikan tempat sampah sebesar 13,0% dan kepemilikan pengelolaan air limbah sebesar 6,7%. Perkembangan kepemilikan sarana sanitasi (jamban keluarga, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah) oleh keluarga di Kabupaten Tabalong selengkapnya dapat dilihat pada grafik 4.60 berikut ini : 95

112 Tabel 4.60 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sanitasi Dasar Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan menjadi tempat penyebaran penyakit. Tempat-tempat yang dikategorikan sebagai TUPM meliputi hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud TUPM sehat adalah tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasai yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, serta memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Pada tahun 2012, di Kabupaten Tabalong terdapat 436 Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM), sejumlah 344 (78,9%) TPUM telah diperiksa dan 199 (57,85%) TPUM dikategorikan sehat. Sedangkan pada tahun 2011, di Kabupaten Tabalong terdapat 890 Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM), sejumlah 826 TPUM telah diperiksa dan 663 TPUM atau 80,27% dikategorikan sehat. Gambaran tentang cakupan TUPM sehat dari tahun 2005 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada grafik 4.61 berikut : 96

113 Grafik 4.61 Persentase TUPM Sehat di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya. Pada tahun 2012, di Kabupaten Tabalong terdapat Institusi, sejumlah (86,9%) telah di bina. data ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 4,96% dari tahun 2011 yang sebesar 81,94% dari institusi telah di bina. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 4.62 berikut : Tabel 4.62 Persentase Institusi di Bina Kesehatan Lingkungannya di Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Rumah/ Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes. Pada tahun 2012, di Kabupaten Tabalong terdapat rumah/bangunan, sejumlah (17,12%) telah di periksa dan (70.51%) rumah bebas jentik. data ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 9,25% dari tahun 2011 yang sebesar 61,26% dari rumah/bangunan yang di periksa bebas jentik. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 4.63 berikut : 97

114 Grafik 4.63 Persentase Bangunan Diperiksa Dan Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang P2PL DinKes Kabupaten Tabalong Tahun

115 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan adalah semua perangkat keras dan lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan, seperti fasilitas, perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan pengelolaan kesehatan. Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan seperti terlihat pada uraian sebagai berikut : A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Prasarana adalah supply yang diperlukan untuk operasional alat. Sedangkan perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.prasarana dan sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Tabalong sampai tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 5.1 Jumlah Prasarana Kesehatan Kabupaten Tabalong tahun 2012 No. Kecamatan Pemkab./ Kota TNI/Polri Swasta Jumlah 1. Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Bersalin Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Keliling Puskesmas Pembantu Rumah Bersalin Balai/Pengobatan Klinik Praktik Dokter Bersama Praktik Dokter Perorangan Poskesdes Posyandu Apotik Toko Obat Gudang Farmasi Kesehatan 1 1 Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong, terdapat 2 buah Rumah Sakit Umum yaitu Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Tanjung dan Rumah Sakit Pertamina. Kedua-duanya mempunyai kemampuan pelayanan Kegawatdaruratan. Selain itu terdapat 16 buah Puskesmas, termasuk 3 buah puskesmas perawatan, yang kesemuanya juga mempunyai kemampuan pelayanan kegawatdaruratan (100%). 99

116 Puskesmas Jumlah puskesmas di Kabupaten Tabalong sebanyak 16 buah yang terdiri dari 13 buah Puskesmas Rawat Jalan dan Puskesmas Perawatan sebanyak 3 buah dengan jumlah tempat tidur 26 buah, Puskesmas Pembantu sebanyak 56 buah dan Poskesdes sebanyak 109 buah. No Kode Puskesmas Nama Puskesmas 1 P BANUA LAWAS Tabel 5.2 Identitas Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Nama Kecamatan BANUA LAWAS Alamat Puskesmas No. Telp Status Jl. Lapangan 17 Mei NP 2 P PUGAAN PUGAAN Jl. A. Yani KM NP 3 P KELUA KELUA Jl. A. Yani Kelua P MUNGKUR AGUNG 5 P MUARA HARUS KELUA Jl. A. Yani KM NP MUARA HARUS Jl. Pembangunan NP 6 P TANTA TANTA Jl. Pembangunan NP 7 P TANJUNG TANJUNG Jl. A. Yani KM. 8, NP 8 P MURUNG PUDAK 9 P MABU UN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK 10 P HARUAI HARUAI Jl. Rahayu Pangkalan Jl. Simpang Tiga Tugu Haruai P NP NP P 11 P UPAU UPAU Jl. Pengelak Raya NP 12 P MUARA UYA MUARA UYA Jl. Pasar Bangkar, Merinjim P 13 P RIBANG MUARA UYA Jl. Bakti Utama NP 14 P JARO JARO Jl. Ir. P. M. Noor NP 15 P HIKUN TANJUNG Jl. Basuki Rahmat NP 16 P BINTANG ARA BINTANG ARA Jl. Simpang Tiga Rantau Jari NP Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM). Selain sarana dan prasarana kesehatan tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat itu sendiri melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Pada tahun 2012, dari 131 desa yang ada tercatat 126 (96,18%) Desa Siaga, 39 (30,95%) desa siaga aktif, 109 Poskesdes dan 267 posyandu sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini: 100

117 Tabel 5.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Desa/ Desa Desa siaga No Kecamatan Poskesdes Posyandu Kelurahan Siaga aktif 1 Banua Lawas Pugaan Kelua Mungkur Agung Muara Harus Tanta Tanjung Hikun Murung Pudak Mabu un Haruai Bintang Ara Upau Muara Uya Ribang Jaro Jumlah Sumber: Bidang PromKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui perkembangan jumlah UKBM di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 5.1 berikut : Grafik 5.1 Jumlah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Sumber: Bidang PromKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Persentase posyandu aktif yaitu posyandu dengan tingkat kemandirian purnama dan mandiri pada tahun 2012 sebesar 98.50%, ini mengalami kenaikan dari tahun 2011 yang sebesar 52,63% dan tahun 2010 yang sebesar 31,62%. Persentase Posyandu aktif berdasarkan Puskesmas dapat kita lihat pada grafik berikut : 101

118 Grafik 5.2 Persentase Posyandu Aktif Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang PromKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Jumlah posyandu yang dilaporkan sampai dengan akhir 2012 di Kabupaten Tabalong adalah 267 buah posyandu. Rasio posyandu terhadap desa/kelurahan secara nasional adalah 3,85 atau rata-rata di tiap desa/kelurahan terdapat 4 posyandu, sedangkan untuk Kabupaten Tabalong rasio posyandu terhadap desa/ kelurahan adalah 2,04 atau rata-rata di tiap desa/kelurahan terdapat 2 posyandu. Perkembangan posyandu aktif Kabupaten Tabalong dapat di lihat pada grafik 5.3 berikut : Grafik 5.3 Persentase Posyandu Aktif Kabupaten Tabalong Tahun 2005 s/d 2012 Sumber: Bidang PromKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sedangkan untuk mengetahui Jumlah Posyandu berdasarkan tingkat kemandirian tahun 2012 pada masing-masing Puskesmas di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 5.4 berikut : 102

119 Grafik 5.4 Jumlah Posyandu Berdasarkan Tingkat Kemandirian Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: Bidang PromKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Untuk mengetahui perkembangan jumlah Posyandu berdasarkan tingkat kemandirian di Kabupaten Tabalong pada tahun dapat dilihat pada grafik 5.5 berikut : Grafik 5.5 Jumlah Posyandu Berdasarkan Tingkat Kemandirian Di Kabupaten Tabalong Tahun Sumber: Bidang PromKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2012 B. TENAGA KESEHATAN Meskipun upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan telah dilakukan dengan menempatkan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia, namun masih belum mencukupi dari segi jumlah, jenis dan kualitas tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk dapat tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja disektor pemerintah maupun sektor swasta perlu diketahui. 103

120 1. Persebaran Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja. Pada tahun 2012 tercatat 695 tenaga kesehatan bekerja di Kabupaten Tabalong, sejumlah 418 orang atau 60,14% bekerja di Puskesmas, 188 orang atau 27,05% bekerja di RSUD H. Badaruddin Tanjung dan 61 orang atau 8,78% bekerja pada RS Pertamina dan 28 orang atau sejumlah 4,03% bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong. Jumlah pegawai ini menunjukkan peningkatan sebesar 5,62% dari tahun 2011 yang tercatat 658 tenaga kesehatan bekerja di Kabupaten Tabalong. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 5.6 berikut Grafik 5.6 Jumlah Persebaran Tenaga Kesehatan Berdasarkan Tempat Tugas Kabupaten Tabalong Tahun Sebaran Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Ketenagaan Jumlah total tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 695, tenaga kesehatan yang terbanyak adalah perawat sebanyak 259 orang atau 37% dari total tenaga kesehatan di Kabupaten Tabalong dan tenaga kesehatan yang paling sedikit adalah Petugas Anestesi sebanyak 2 orang atau 0,3%. Lebih jelasnya dapat diliahat pada grafik 5.7 berikut : Grafik 5.7 Sebaran Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Ketenagaan Tahun

121 Sedangkan untuk mengetahui perkembangan jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Tabalong dari tahun 2007 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 5.8berikut : Grafik 5.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Ketenagaan Kabupaten Tabalong Tahun Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Pada tahun 2012, jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit ) adalah 667 orang, 418 orang bekerja di Puskesmas terdiri dari 31 tenaga medis, 153 bidan, 133 tenaga keperawatan, 33 farmasi, 20 tenaga gizi, 7 tenaga kesehatan masyarakat, 20 tenaga sanitasi, 20 teknisi medis dan 1 fisioterapis. Sementara jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di RSUD H. Badaruddin Tanjung dan RS. Pertamina Tanjung berjumlah 249 orang, terdiri dari 26 orang tenaga medis, 47 orang bidan, 123 tenaga keperawatan, 18 orang tenaga farmasi, 8 orang tenaga gizi, 2 tenaga kesehatan masyarakat, 6 orang tenaga sanitasi, 15 orang tenaga teknis dan 4 orang fisioterafis. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit ) sebanyak 621 orang, 404 orang bekerja di Puskesmas terdiri dari 40 tenaga medis, 159 bidan, 122 tenaga keperawatan, 17 farmasi, 18 tenaga gizi, 9 tenaga kesehatan masyarakat, 20 tenaga sanitasi, 18 teknisi medis dan 1 fisioterapis. Sementara jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di RSUD H. Badaruddin Tanjung dan RS. Pertamina Tanjung Tahun 2011 berjumlah 217 orang, terdiri dari 28 orang tenaga medis, 21 orang bidan, 116 tenaga keperawatan, 19 orang tenaga farmasi, 8 orang tenaga gizi, 3 tenaga kesehatan masyarakat, 5 orang tenaga sanitasi, 14 orang tenaga teknis dan 3 orang fisioterafis. Pada tahun 2010, jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit ) adalah 577 orang, 381 orang bekerja di Puskesmas terdiri dari 35 tenaga medis, 149 bidan, 110 tenaga keperawatan, 18 farmasi, 23 tenaga gizi, 10 tenaga kesehatan masyarakat, 20 tenaga sanitasi,

122 teknisi medis dan 1 fisioterapis. Sementara jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di RSUD H. Badaruddin Tanjung berjumlah 147 orang terdiri dari 21 orang tenaga medis, 19 orang bidan, 63 tenaga keperawatan, 5 orang tenaga gizi, 3 tenaga kesehatan masyarakat, 5 orang tenaga sanitasi, 12 orang tenaga teknis dan 2 orang fisioterafis. Sedangkan pada RS Pertamina terdapat 49 orang kesehatan yang terdiri dari 8 orang tenaga medis, 2 orang bidan, 31 orang tenaga keperawatan, 1 orang tenaga gizi dan 1 orang fisioterafis. Sedangkan pada tahun 2009, jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan terdiri dari 312 bekerja di puskesmas terdiri dari 37 orang tenaga medis, 211 orang perawat dan bidan, 8 orang tenaga gizi, 15 orang teknisi medis, 21 orang tenaga sanitasi, dan 5 orang tenaga kesehatan masyarakat, dan 202 orang bekerja di rumah sakit terdiri dari 25 orang tenaga medis, 123 tenaga perawat dan bidan, 20 tenaga farmasi, 8 orang tenaga gizi, 18 orang teknisi medis, 5 orang sanitasi dan 3 orang tenaga kesehatan masyarakat. Pada tahun 2008 ini, jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan terdiri dari 299 yang bekerja di puskesmas terdiri dari 40 orang tenaga medis, 196 perawat&bidan, 10 orang farmasi, 13 orang gizi, 15 orang teknisi medis, 20 orang sanitasi dan 3 orang kesmas. Sedangkan yang bekerja di RSUD H.Badaruddin Tanjung berjumlah 135 orang terdiri dari 13 orang medis, 85 orang perawat&bidan, 16 orang farmasi, 5 orang gizi, 2 orang sanitasi dan 4 orang kesehatan masyarakat. Sedangkan pada tahun 2007 yang lalu, jumlah Tenaga Kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan terdiri dari 295 orang yang bekerja di Puskesmas (43 orang tenaga medis, 191 orang tenaga bidan dan perawat, 9 orang tenaga farmasi, 13 orang tenaga gizi, 20 orang tenaga sanitasi dan 4 orang tenaga kesehatan Masyarakat) dan yang bekerja di RSUD berjumlah 131 orang (10 orang tenaga medis, 87 orang tenaga perawat dan bidan, 12 orang tenaga farmasi, 5 orang tenaga gizi, 12 orang tenaga teknisi medis, 4 orang tenaga sanitasi dan 1 orang tenaga kesehatan masyarakat). Rasio Dokter Spesialis per Penduduk Rasio dokter spesialis per penduduk yaitu 6 berarti setiap penduduk diperlukan 6 orang dokter spesialis, dengan jumlah penduduk Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 yang berjumlah jiwa maka dokter spesialis yang dibutuhkan sebanyak sebanyak 14 orang. Saat ini, dokter spesialis yang ada di Kabupaten Tabalong berjumlah 5 orang dengan rasio 1,8 per penduduk, Sehingga untuk memenuhi rasio tersebut, Kabupaten Tabalong memerlukan 9 dokter spesialis. Sedangkan pada tahun 2011 terdapat 6 dokter spesialis dengan 2,68 per penduduk, Sehingga terdapat kekurangan 8 dokter spesialis. Lebih rinci dapat diihat pada grafik 5.9 berikut : 106

123 Grafik 5.9 Jumlah Dokter Spesialis di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Rasio Dokter per Penduduk. Rasio dokter umum per penduduk adalah 40 dokter. Artinya dalam penduduk dibutuhkan 40 dokter. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, seharusnya Kabupaten Tabalong mempunyai 91 dokter. Dokter yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 42 orang dengan rasio 23,2 per penduduk. Maka Kabupaten Tabalong masih kekurangan 49 dokter lagi. Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak jiwa, sehingga membutuhkan 90 dokter. Dokter yang ada pada tahun 2011 adalah 52 orang dengan rasio 23,2 per penduduk dan masih kekurangan 38 dokter lagi. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 5.10 berikut : Grafik 5.10 Jumlah Dokter di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d

124 Rasio Dokter Gigi per Penduduk. Rasio dokter gigi per penduduk adalah 11 dokter gigi, artinya untuk setiap penduduk diperlukan 11 orang dokter gigi. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, seharusnya Kabupaten Tabalong mempunyai 25 dokter gigi. Dokter gigi yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2011 adalah 11 orang dengan rasio 4,8 per penduduk. Maka Kabupaten Tabalong masih kekurangan 14 dokter gigi. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah penduduk sebanyak jiwa, seharusnya Kabupaten Tabalong mempunyai 25 dokter gigi. Dokter gigi yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2011 adalah 10 orang dengan rasio 4,5 per penduduk dan masih kurang 15 dokter gigi. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 5.11 berikut : Grafik 5.11 Jumlah Dokter Gigi di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Rasio Apoteker per Penduduk Rasio Apoteker per penduduk adalah 10 apoteker, artinya untuk setiap penduduk diperlukan 10 orang apoteker. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, seharusnya Kabupaten Tabalong mempunyai 23 apoteker. Apoteker yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 6 orang sehingga masih kekurangan 17 apoteker. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak jiwa dan seharusnya mempunyai 22 apoteker. Apoteker yang ada tahun 2011 sebanyak 9 orang dan masih kekurangan 13 apoteker. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 5.12 berikut : 108

125 Grafik 5.12 Jumlah Apoteker di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Rasio Ahli Gizi per Penduduk. Rasio ahli gizi per penduduk adalah 18 ahli gizi, artinya untuk setiap penduduk diperlukan 18 orang ahli gizi. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, seharusnya Kabupaten Tabalong mempunyai 41 ahli gizi. Ahli gizi yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 30 orang dengan rasio 12 per penduduk sehingga masih kekurangan 11 ahli gizi. Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak jiwa dan seharusnya mempunyai 40 ahli gizi. Ahli gizi yang ada tahun 2011 sebanyak 27 orang dan masih kurang 13 ahli gizi. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 5.13 berikut : Grafik 5.13 Jumlah Ahli Gizi di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Rasio Perawat per Penduduk Rasio Perawat per penduduk adalah 118 perawat, artinya untuk setiap penduduk diperlukan 118 orang perawat. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, seharusnya 109

126 Kabupaten Tabalong mempunyai 269 perawat. Perawat yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 sebanyak 259 orang dengan rasio 112 per penduduk dan masih kekurangan 10 perawat. Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak jiwa dan seharusnya mempunyai 264 perawat, sedangkan Perawat yang ada tahun 2011 sebanyak 241 orang dan kurang 23 perawat. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 5.14 berikut : Grafik 5.14 Jumlah Perawat di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Rasio Bidan per Penduduk Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak dipedesaan yang merupakan salah satu prioritas pembangunan kesehatan, maka penempatan bidan di desa menjadi sangat penting. Rasio bidan terhadap penduduk sebanyak 100 bidan, artinya untuk setiap penduduk diperlukan 100 orang bidan. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, seharusnya Kabupaten Tabalong mempunyai 228 orang bidan. Bidan yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 205 orang dengan rasio 88 per penduduk, sehingga masih kekurangan 23 tenaga bidan. Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebesar jiwa dan seharusnya mempunyai 224 orang bidan. Bidan yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2011 sebanyak 194 orang dan kurang 30 tenaga bidan. Lebih rinci dapat dilihat grafik 5.15 berikut : 110

127 Grafik 5.15 Jumlah Bidan di Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per Penduduk Rasio ahli kesehatan masyarakat per penduduk adalah 8 ahli kesehatan masyarakat, artinya untuk setiap penduduk diperlukan 8 ahli kesehatan masyarakat. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, Kabupaten Tabalong memerlukan 18 ahli kesehatan masyarakat. Ahli kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 sebanyak 19 orang dan subenarnya sudah melebihi dari jumlah yang diperlukan. Namun demikian jika dilihat dari tempat tugas ternyata hanya 9 orang yang bekerja di puskesmas dan rumah sakit sedangkan yang lainnya bekerja di dinas kesehatan. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak jiwa dan kebutuhan ahli kesehatan masyarakat sebanyak 18 orang. Ahli kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2011 sebanyak 23 orang dan sudah melebihi dari jumlah yang diperlukan. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 5.16 berikut : Grafik 5.16 Jumlah Ahli Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d

128 Rasio Ahli Sanitasi per Penduduk. Rasio ahli sanitasi terhadap penduduk sebanyak 10 ahli sanitasi, artinya untuk setiap penduduk diperlukan 10 orang ahli sanitasi. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, seharusnya Kabupaten Tabalong mempunyai 23 orang ahli sanitasi. Ahli sanitasi yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 sebanyak 28 orang dan sebenarnya sudah melebihi dari jumlah yang diperlukan. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah penduduk sebanyak jiwa, seharusnya Kabupaten Tabalong mempunyai 22 orang ahli sanitasi. Ahli sanitasi yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2011 sebanyak 27 orang dan sudah melebihi dari jumlah yang diperlukan. Lebih rinci dapat dilihat pada grafik 5.17 berikut ini : Grafik 5.17 Jumlah Ahli Sanitasi di Kabupaten Tabalong Tahun 2007 s/d 2012 Rasio Tenaga Teknisi Medis per Penduduk Rasio fisioterapis terhadap penduduk adalah 4 orang, artinya untuk setiap penduduk diperlukan 4 orang fisioterapis. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, idealnya Kabupaten Tabalong mempunyai 9 fisioterapis. Fisioterapis yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 5 orang dengan rasio 1,8 per penduduk, sehingga masih kekurangan 4 fisioterapis. Pada tahun 2012 terdapat 36 orang tenaga teknisi medis yang bekerja di sarana kesehatan terdiri dari 29 orang analis laboratorium, 5 orang ATEM dan Penata Rontgen, 2 orang Penata Anestesi. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak jiwa, idealnya mempunyai 9 fisioterapis. Fisioterapis yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2011 adalah 4 orang dan masih kurang 5 fisioterapis. Pada tahun 2011 terdapat 33 orang tenaga teknisi medis yang bekerja di sarana kesehatan terdiri dari 26 orang analis laboratorium, 5 orang ATEM dan Penata Rontgen, 2 orang Penata Anestesi dan 4 orang Fisioterapis. Tahun 2010 terdapat 32 orang tenaga teknisi medis yang bekerja di sarana kesehatan terdiri dari 22 orang analis laboratorium, 4 orang ATEM dan Penata Rontgen, 2 orang Penata Anestesi dan 4 orang Fisioterapis. Dan pada tahun 2009 terdapat 34 orang tenaga teknisi medis yang bekerja di sarana kesehatan terdiri dari 24 orang analis laboratorium, 5 orang ATEM dan Penata Rontgen, 2 orang Penata Anestesi dan 3 orang Fisioterapis. Pada tahun 2008 terdapat 27 orang teknisi medis yang bekerja di sarana kesehatan dan tahun 2007 terdapat 32 teknisi medis. 112

129 Asisten Apoteker+DIII Farmasi per penduduk Rasio Asisten Apoteker per penduduk adalah 18 asisten apoteker, artinya untuk setiap penduduk diperlukan 18 tenaga asisten apoteker. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah jiwa, seharusnya Kabupaten Tabalong mempunyai 41 asisten apoteker. Asisten apoteker yang ada di Kabupaten Tabalong pada tahun 2012 adalah 49 orang sehingga kelebihan 8 asisten apoteker. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak jiwa dan idealnya mempunyai 40 asisten apoteker. Asisten apoteker yang ada tahun 2011 sebanyak 32 orang dan masih kurang 8 asisten apoteker. Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 5.18 berikut : Grafik 5.18 Jumlah Asisten Apoteker di Kabupaten Tabalong Tahun 2008 s/d 2012 Rincian selengkapnya tentang kondisi ketenagaan kesehatan Kabupaten Tabalong tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini : Tabel 5.4 Kondisi Ketenagaan Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 No Jenis Ketenagaan Target Yang Ada Kekurangan Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Apoteker Bidan Perawat Ahli Gizi Ahli Sanitasi Ahli Kesehatan Masy. Fisioterapis Keteknisian Medis Lain Asisten Apt.+DIII Farmasi ? (+5) (+1) 4? (+8) 113

130 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa secara umum, dari segi rasio terhadap jumlah penduduk, masih diperlukan tambahan tenaga kesehatan. Pada beberapa profesi jumlah secara keseluruhan ada yang telah melebihi rasio yang ditetapkan Depkes, namun demikian distribusinya harus ditelaah lebih jauh. Penyebab lainnya juga karena desa-desa di Kabupaten Tabalong tidak sama jumlah penduduknya dan letaknya yang terpencil, sehingga meskipun jumlah penduduknya sedikit tetap harus mempunyai tenaga kesehatan agar masyarakat daerah terpencil mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan. C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Gambaran tentang pengalokasian dana APBD Kabupaten Tabalong untuk bidang kesehatan adalah sebagai berikut : Pada tahun 2012 dari total APBD Kabupaten Tabalong yang berjumlah Rp , alokasi dana yang dianggarkan untuk kesehatan Rp atau 4.71% dari APBD. Jika mengaju pada UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan maka anggaran kesehatan seharusnya 10% dari Total APBD di luar gaji. Anggaran kesehatan per kapita pada tahun 2012 adalah Rp ,32. Sedangkan Pada tahun 2011, anggaran kesehatan per kapita sebesar Rp ,67. Dari total APBD Kabupaten Tabalong Tahun 2011 yang berjumlah Rp , alokasi dana yang dianggarkan untuk kesehatan Rp atau Lebih rinci dapat di lihat pada grafik 5.19 berikut : Grafik 5.19 Persentase Anggaran Bidang Kesehatan Dari Total APBD TK.II Kabupaten Tabalong Tahun 2006 s/d 2012 Sumber : Subag Perencanaan dan Keuangan Dinkes Kab. Tabalong 2012 Sedangkan untuk melihat alokasi dana kesehatan per kapita penduduk sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada grafik berikut : 114

131 Grafik 5.20 Anggaran Kesehatan Per Kapita Kabupaten Tabalong Tahun 2004 s/d 2012 Sumber : Subag Perencanaan dan Keuangan Dinkes Kab. Tabalong

132 116 TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK (km 2 DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK ) TANGGA TANGGA per km BANUA LAWAS 161, ,93 115,38 2 PUGAAN 64, ,99 104,81 3 KELUA 115, ,80 203,90 4 MUARA HARUS 62, ,67 97,15 5 TANTA 172, ,73 103,96 6 TANJUNG 323, ,69 104,81 7 MURUNG PUDAK 118, ,65 395,17 8 HARUAI 469, ,55 45,22 9 BINTANG ARA 391, ,75 21,05 10 UPAU ,59 22,69 11 MUARA UYA 924, ,59 24,50 12 JARO ,58 18,09 JUMLAH (KAB/KOTA) 3.946, ,69 57,79 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota

133 TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN >=65 JUMLAH >=65 JUMLAH GUNGAN BANUA LAWAS ,03 94,25 2 PUGAAN ,20 94,25 3 KELUA ,59 97,93 4 MUARA HARUS ,74 97,32 5 TANTA ,94 103,32 6 TANJUNG ,28 101,88 7 MURUNG PUDAK ,77 114,05 8 HARUAI ,30 101,60 9 BINTANG ARA ,28 104,95 10 UPAU ,76 99,62 11 MUARA UYA ,75 103,49 12 JARO ,66 101,99 JUMLAH (KAB/KOTA) ,72 103,13 Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar: RASIO BEBAN TANG RASIO JENIS KELAMIN Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

134 118 TABEL 3 NO JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 KELOMPOK UMUR (TAHUN) JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 JUMLAH Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota

135 TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN NO KECAMATAN MELEK MELEK MELEK JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % HURUF HURUF HURUF BANUA LAWAS , , ,27 2 BINTANG ARA , , ,80 3 HARUAI , , ,53 4 JARO , , ,61 5 KELUA , , ,44 6 MUARA HARUS , , ,09 7 MUARA UYA , , ,02 8 MURUNG PUDAK , , ,68 9 PUGAAN , , ,38 10 TANJUNG , , ,41 11 TANTA , , ,11 12 UPAU , , ,38 JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,71 Sumber: Dinas Pendidikan Kab.Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

136 120 TABEL 5 NO KECAMATAN TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI SD/MI PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVER SITAS JUMLAH TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI SD/MI BANUA LAWAS BINTANG ARA HARUAI JARO KELUA MUARA HARUS MUARA UYA MURUNG PUDAK PUGAAN TANJUNG TANTA UPAU JUMLAH (KAB/KOTA) SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVER SITAS JUMLAH TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVER SITAS JUMLAH Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber: Dinas Pendidikan Kab.Tabalong

137 TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN TABALONG TAHUN JUMLAH KELAHIRAN NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + HIDUP + HIDUP + HIDUP MATI HIDUP MATI MATI MATI MATI BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI HARUAI BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA RIBANG JARO JARO JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 12,0 11,1 6,9 Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

138 122 TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH KEMATIAN NO KECAMATAN LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN ANAK ANAK ANAK BAYI BALITA BAYI BALITA BAYI BALITA BALITA BALITA BALITA BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI HARUAI BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA RIBANG JARO JARO 6 6 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 8,4 0,0 8,4 Sumber : Bidang YanKes DinKes Tabalong Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

139 TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KAB/KOTA JUMLAH LAHIR HIDUP KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU < 20 Thn Thn 35 Thn JUMLAH < 20 Thn Thn 35 Thn JUMLAH < 20 Thn Thn 35 Thn JUMLAH < 20 Thn Thn 35 Thn JUMLAH BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI HARUAI BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA RIBANG JARO JARO JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 3.237,4 Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

140 124 TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUTKAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) AFP RATE (NON POLIO) BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,00 2 PUGAAN PUGAAN ,00 3 KELUA KELUA ,00 4 MUNGKUR AGUNG ,00 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,00 6 TANTA TANTA ,00 7 TANJUNG TANJUNG ,00 8 HIKUN ,00 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,00 10 MABUUN ,00 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI HARUAI ,00 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,00 13 UPAU UPAU ,00 14 MUARA UYA MUARA UYA ,00 15 RIBANG ,00 16 JARO JARO ,00 JUMLAH (KAB/KOTA) ,97 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar:

141 TABEL 10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK KASUS BARU L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS , PUGAAN PUGAAN , KELUA KELUA , MUNGKUR AGUNG , MUARA HARUS MUARA HARUS , TANTA TANTA , TANJUNG TANJUNG , HIKUN , MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , MABUUN , HARUAI HARUAI , BINTANG ARA BINTANG ARA , UPAU UPAU , MUARA UYA MUARA UYA , RIBANG , JARO JARO ,00 0 JUMLAH (KAB/KOTA) ,00 15 ANGKA INSIDENS PER PENDUDUK 7 0,0 0,0 101,7 KEMATIAN PER PENDUDUK 0,0 0,0 6,6 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS JUMLAH KASUS TB PARU KASUS LAMA KASUS BARU + KASUS LAMA PREVALENSI (PER PENDUDUK) JUMLAH KEMATIAN AKIBAT TB PARU Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

142 126 TABEL 11 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,80 2 PUGAAN PUGAAN ,10 3 KELUA KELUA , MUNGKUR AGUNG ,20 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,90 6 TANTA TANTA ,10 7 TANJUNG TANJUNG , HIKUN ,10 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,20 KLINIS TB PARU BTA (+) ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR) Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun MABUUN ,90 11 HARUAI HARUAI ,60 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,70 13 UPAU UPAU ,20 14 MUARA UYA MUARA UYA , RIBANG ,50 16 JARO JARO ,60 JUMLAH (KAB/KOTA) ,00 0,00 3,37 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

143 TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN TB PARU NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+) DIOBATI KESEMBUHAN PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KESUKSESAN L P L + P L P L + P L P L + P (SUCCESS RATE/SR) JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0, ,00 0,00 0, PUGAAN PUGAAN ,00 0 0, ,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0, KELUA KELUA ,00 0 0, ,89 0 0,00 0 0, ,53 0,00 0, MUNGKUR AGUNG ,00 0 0, ,71 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0, MUARA HARUS MUARA HARUS ,00 0 0, ,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0, TANTA TANTA ,00 0 0, ,89 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0, TANJUNG TANJUNG ,00 0 0, ,71 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0, HIKUN ,00 0 0, ,94 0 0,00 0 0,00 1 5,88 0,00 0, MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0, ,00 0,00 0, MABUUN ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0, HARUAI HARUAI ,00 0 0, ,89 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0, BINTANG ARA BINTANG ARA ,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0, UPAU UPAU ,00 0 0, ,86 0 0,00 0 0, ,71 0,00 0, MUARA UYA MUARA UYA ,00 0 0, ,36 0 0,00 0 0,00 2 9,09 0,00 0, RIBANG ,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0, JARO JARO ,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 57 JUMLAH (KAB/KOTA) ,00 0 0, ,78 0 0,00 0 0, ,81 0,00 0,00 83 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

144 128 TABEL 13 NO KECAMATAN PUSKESMAS PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L + P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,0 0 0, ,6 2 PUGAAN PUGAAN ,0 0 0,0 5 7,7 3 KELUA KELUA ,0 0 0, ,1 4 0 MUNGKUR AGUNG ,0 0 0, ,4 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,0 0 0,0 3 5,1 6 TANTA TANTA ,0 0 0, ,2 7 TANJUNG TANJUNG ,0 0 0,0 0 0,0 8 0 HIKUN ,0 0 0,0 1 0,4 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,0 0 0,0 24 5, MABUUN ,0 0 0,0 8 2,9 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI HARUAI ,0 0 0,0 1 0,5 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,0 0 0,0 0 0,0 13 UPAU UPAU ,0 0 0, ,9 14 MUARA UYA MUARA UYA ,0 0 0,0 5 2, RIBANG ,0 0 0,0 3 7,5 16 JARO JARO ,0 0 0, ,9 JUMLAH (KAB/KOTA) ,0 0 0, ,8 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

145 TABEL 14 NO KECAMATAN JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 PUSKESMAS H I V JUMLAH KASUS BARU L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA A I D S INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI HARUAI BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA RIBANG JARO JARO JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

146 130 TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 DONOR DARAH NO UNIT TRANSFUSI DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA POSITIF HIV JUMLAH PENDONOR L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % RSUD H BADARUDDIN ,00 0 0,00 0 0,00 2 ADARO ,00 0 0,00 0 0,00 3 PT RA ,00 0 0,00 0 0,00 4 PT SIS ,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 JUMLAH ,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong

147 TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PERKIRAAAN KASUS L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,4 2 PUGAAN PUGAAN ,5 3 KELUA KELUA ,5 4 0 MUNGKUR AGUNG ,7 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,4 6 TANTA TANTA ,3 7 TANJUNG TANJUNG ,0 8 0 HIKUN ,1 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , MABUUN ,7 11 HARUAI HARUAI ,9 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,4 13 UPAU UPAU ,1 14 MUARA UYA MUARA UYA , RIBANG ,0 16 JARO JARO ,6 JUMLAH (KAB/KOTA) ,0 0 0, ,7 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS L DIARE DIARE DITANGANI P L + P Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

148 132 TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 KASUS BARU NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah 0-14 TAHUN 15 TAHUN JUMLAH 0-14 TAHUN 15 TAHUN JUMLAH PB + MB L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI HARUAI BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA RIBANG JARO JARO JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER PENDUDUK 9,50 4,45 7,02 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong

149 TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 KASUS BARU NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA KUSTA PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN CACAT TINGKAT 2 L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,00-0,00-0,00 5 0,00 1 0, ,71 2 PUGAAN PUGAAN ,00-0,00 - #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 - #DIV/0! 3 KELUA KELUA ,00-0,00 - #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 - #DIV/0! 4 0 MUNGKUR AGUNG ,00-0,00-0,00 0 0,00 0 0,00-0, MUARA HARUS MUARA HARUS ,00-0,00 - #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 - #DIV/0! 6 TANTA TANTA ,00 2 0, ,00 0 0,00 2 0, ,00 7 TANJUNG TANJUNG ,00-0,00 - #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 - #DIV/0! 8 0 HIKUN ,00-0,00-0,00 0 0,00 1 0, ,00 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,00-0,00-0,00 0 0,00 0 0,00-0,00 10 MABUUN ,00-0,00 - #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 - #DIV/0! 11 HARUAI HARUAI ,00-0,00 - #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 - #DIV/0! 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,00-0,00 - #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 - #DIV/0! 13 UPAU UPAU ,00-0,00 - #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 - #DIV/0! 14 MUARA UYA MUARA UYA ,00-0,00-0,00 0 0,00 0 0,00-0, RIBANG ,00-0,00 - #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 - #DIV/0! 16 JARO JARO ,00-0,00-0,00 0 0,00 0 0,00-0,00 JUMLAH (KAB/KOTA) ,00 2 0,00 2 0,00 5 0,00 4 0, ,00 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

150 134 TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 KASUS TERCATAT NO KECAMATAN PUSKESMAS PB MB JUMLAH L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI HARUAI BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA RIBANG JARO JARO JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PREVALENSI PER PENDUDUK 1,3 0,5 0,9 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong

151 TABEL 20 NO KECAMATAN PUSKESMAS PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 KUSTA (PB) KUSTA (MB) PENDERITA PB RFT PB PENDERITA MB RFT MB 2011 L P L + P 2010 L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS #DIV/0! ,1 2 PUGAAN PUGAAN #DIV/0! #DIV/0! 3 KELUA KELUA #DIV/0! #DIV/0! 4 0 MUNGKUR AGUNG ,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS #DIV/0! #DIV/0! TANTA TANTA #DIV/0! ,0 7 TANJUNG TANJUNG #DIV/0! #DIV/0! 8 0 HIKUN #DIV/0! ,0 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK #DIV/0! ,0 10 MABUUN #DIV/0! #DIV/0! 11 HARUAI HARUAI #DIV/0! #DIV/0! 12 BINTANG ARA BINTANG ARA #DIV/0! #DIV/0! 13 UPAU UPAU #DIV/0! #DIV/0! 14 MUARA UYA MUARA UYA #DIV/0! #DIV/0! 15 0 RIBANG #DIV/0! #DIV/0! 16 JARO JARO #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) , ,6 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

152 136 TABEL 21 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 SUSPEK DIFTERI PERTUSIS JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM JUMLAH KASUS MENING- JUMLAH KASUS MENING- JUMLAH KASUS MENING- L P L+P GAL L P L+P L P L+P GAL L P L+P GAL BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI HARUAI BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA RIBANG JARO JARO JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong

153 TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN NO KECAMATAN PUSKESMAS CAMPAK POLIO HEPATITIS B JUMLAH KASUS MENINGGAL L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI HARUAI BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA RIBANG JARO JARO JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) 0,0 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong JUMLAH KASUS PD3I Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

154 138 TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%) L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,0 0,2 0,2 2 PUGAAN PUGAAN ,0 0,0 3 KELUA KELUA ,0 0,0 0,0 4 0 MUNGKUR AGUNG ,0 0,0 0,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,0 0,0 6 TANTA TANTA ,0 0,0 0,0 7 TANJUNG TANJUNG ,0 0,0 0,0 8 0 HIKUN ,0 0,1 0,1 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,0 0,0 0,0 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun MABUUN ,0 0,1 0,1 11 HARUAI HARUAI ,0 0,0 0,0 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,0 13 UPAU UPAU ,0 0,0 0,0 14 MUARA UYA MUARA UYA , RIBANG ,0 0,0 16 JARO JARO ,0 0,0 JUMLAH (KAB/KOTA) ,0 0,2 0,2 INCIDENCE RATE PER PENDUDUK 101,9 74,8 88,6 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

155 TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 MALARIA PENDERITA NO KECAMATAN PUSKESMAS TANPA PEMERIKSAAN DENGAN PEMERIKSAAN MENINGGAL CFR SEDIAAN DARAH SEDIAAN DARAH L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,0 0,0 100,0 2 PUGAAN PUGAAN ,0 0,0 0,0 3 KELUA KELUA ,0 0,0 0, MUNGKUR AGUNG ,0 0,0 0,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,0 0,0 0,0 6 TANTA TANTA ,0 0,0 0,0 7 TANJUNG TANJUNG ,0 0,0 0,0 8 0 HIKUN ,0 0,0 0,0 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,0 0,0 0,0 10 MABUUN ,0 0,0 0,0 11 HARUAI HARUAI ,0 0,0 0,0 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,0 0,0 0,0 13 UPAU UPAU ,0 0,0 0,0 14 MUARA UYA MUARA UYA ,0 0,0 0, RIBANG ,0 0,0 0,0 16 JARO JARO ,2 0,0 0,2 JUMLAH (KAB/KOTA) ,2 0,0 0,2 ANGKA KESAKITAN (API) PER PENDUDUK 10,3 0,9 5,6 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

156 140 TABEL 25 NO KAB/KOTA PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 KASUS BARU DITEMUKAN PENDERITA FILARIASIS JUMLAH SELURUH KASUS L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI HARUAI BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA RIBANG JARO JARO JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN PER PENDUDUK (KAB/KOTA) 2,6 4 3,9 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong

157 TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,0% ,0% ,00% 6 5,4 9 5,4 2 PUGAAN PUGAAN ,0% ,0% ,00% 2 4,3 3 4,3 3 KELUA KELUA ,0% ,0% ,00% 8 6,6 12 6,6 4 0 MUNGKUR AGUNG ,0% ,0% ,00% 2 3,7 3 3,7 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,0% ,0% ,00% 1 2,7 1 1,8 6 TANTA TANTA ,0% ,0% ,00% 9 5,5 13 5,3 7 TANJUNG TANJUNG ,0% ,0% ,00% 4 5,9 6 5,9 8 0 HIKUN ,0% ,0% ,00% 6 3,2 10 3,6 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,0% ,0% ,00% 4 2,7 6 2,7 10 MABUUN ,0% ,0% ,00% 11 5,0 17 5,2 11 HARUAI HARUAI ,0% ,0% ,00% 10 6,8 14 6,3 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,0% ,0% ,00% 4 6,0 7 6,9 13 UPAU UPAU ,0% ,0% ,00% 2 3,4 2 2,3 14 MUARA UYA MUARA UYA ,0% ,0% ,00% 6 4,1 9 4, RIBANG ,0% ,0% ,00% 0 0,0 0 0,0 16 JARO JARO ,0% ,0% ,00% 10 8,9 16 9,5 JUMLAH (KAB/KOTA) ,00% ,00% ,00% 85 4, , ,6 Sumber : Bidang Yankes DinKes Tabalong JUMLAH LAHIR HIDUP L BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L + P L BBLR P L + P ,40 4,31 6,62 3,68 2,17 5,41 5,88 3,46 2,70 5,12 6,50 6,55 2,74 4,07 0,00 9,25 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

158 142 TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA DITIMBANG GIZI LEBIH GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,27 1 0,14 3 0, , , , , , ,02 1 0,14 1 0,14 2 0,14 2 PUGAAN PUGAAN ,85 1 0,45 3 0, , , , , , ,23 0 0,00 0 0,00-0,00 3 KELUA KELUA , , , , , , , , ,63 0 0,00 0 0,00-0, MUNGKUR AGUNG ,52 7 5, , , , ,76 5 2,82 8 6, ,29 0 0,00 0 0,00-0,00 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,00 0 0,00 0 0, , , , , , ,38 0 0,00 0 0,00-0,00 6 TANTA TANTA , , , , , , , , ,02 0 0,00 0 0,00-0,00 7 TANJUNG TANJUNG ,45 9 2, , , , , , , ,27 0 0,00 0 0,00-0, HIKUN , , , , , , , , ,39 0 0,00 0 0,00-0,00 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,66 6 1, , , , ,27 8 1,32 6 1, ,27 0 0,00 0 0,00-0,00 10 MABUUN , , , , , ,40 9 1,44 4 0, ,06 0 0,00 0 0,00-0,00 BALITA Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI HARUAI , , , , , , , , ,62 0 0,00 0 0,00-0,00 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,26 8 3, , , , , , , ,84 0 0,00 0 0,00-0,00 13 UPAU UPAU , , , , , ,86 7 7,00 9 9, ,25 1 1,00 0 0,00 1 0,52 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , , , , , , ,35 1 0,21 1 0,22 2 0, RIBANG ,00 0 0,00 0 0, , , , ,90 2 1, ,54 0 0,00 0 0,00-0,00 16 JARO JARO , , , , , , , , ,92 0 0,00 0 0,00-0,00 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , , , , , ,98 3 0,04 2 0,03 5 0,04 Sumber : Bidang YanKes Dinkes Tabalong

159 TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN NO KAB/KOTA IBU HAMIL IBU BERSALIN JUMLAH K1 % K4 % JUMLAH DITOLONG NAKES % JUMLAH IBU NIFAS MENDAPAT YANKES BANUA LAWAS BANUA LAWAS 2 PUGAAN PUGAAN 3 KELUA KELUA 4 0 MUNGKUR AGUNG 5 MUARA HARUS MUARA HARUS 6 TANTA TANTA 7 TANJUNG TANJUNG 8 0 HIKUN 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK 10 MABUUN 11 HARUAI HARUAI 12 BINTANG ARA BINTANG ARA 13 UPAU UPAU 14 MUARA UYA MUARA UYA 15 0 RIBANG 16 JARO JARO , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , ,9 Sumber : Bidang Yankes Dinkes Tabalong % Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

160 144 NO KAB/KOTA PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+ JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,2 81, ,1 2 PUGAAN PUGAAN ,6 52, ,3 3 KELUA KELUA ,3 67, ,2 4 0 MUNGKUR AGUNG ,2 42, ,2 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,9 77, ,8 6 TANTA TANTA ,1 84, ,9 7 TANJUNG TANJUNG ,9 72, ,1 8 0 HIKUN ,2 22, ,5 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,5 61, ,4 10 MABUUN JUMLAH IBU HAMIL IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI HARUAI ,8 59, ,2 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,3 76, ,7 13 UPAU UPAU ,2 64, ,1 14 MUARA UYA MUARA UYA ,8 69, , RIBANG 95 93,7 80, ,4 16 JARO JARO ,9 84, ,4 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Yankes Dinkes Tabalong

161 TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN NO KECAMATAN PUSKESMAS FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET) JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , ,08 2 PUGAAN PUGAAN , ,50 3 KELUA KELUA , , MUNGKUR AGUNG , ,65 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , ,57 6 TANTA TANTA , ,84 7 TANJUNG TANJUNG , , HIKUN , ,90 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , ,06 10 MABUUN , ,95 11 HARUAI HARUAI , ,67 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , ,95 13 UPAU UPAU , ,25 14 MUARA UYA MUARA UYA , , RIBANG , ,79 16 JARO JARO , ,16 JUMLAH (KAB/KOTA) , ,89 Sumber : Bidang YanKes Dinkes Tabalong JUMLAH IBU HAMIL Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

162 146 TABEL 31 NO KAB/KOTA JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH IBU HAMIL BUMIL RISTI/ KOMPLIKA SI BUMIL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI JUMLAH LAHIR HIDUP PERKIRAAN NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI S % L P L + P L P L + P S % S % S % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , , ,4 2 PUGAAN PUGAAN , , , ,2 3 KELUA KELUA , , , ,6 4 0 MUNGKUR AGUNG , ,2 3 21,4 5 21,7 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , ,0 2 18,2 4 21,1 6 TANTA TANTA , , , ,7 7 TANJUNG TANJUNG , ,7 7 15, ,0 8 0 HIKUN , , , ,8 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , , ,9 10 MABUUN , , , ,3 11 HARUAI HARUAI , ,0-0,0-0,0 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , ,0 7 43, ,3 13 UPAU UPAU , , , ,8 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , , RIBANG , ,0 5 62,5 9 69,2 16 JARO JARO , , , ,4 L P L + P Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , ,2 Sumber : Bidang YanKes Dinkes Tabalong

163 TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A 2X MENDAPAT JUMLAH L P L + P L P L + P JUMLAH VIT A L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S % BANUA LAWAS BANUA LAWAS 200 #DIV/0! #DIV/0! , #DIV/0! #DIV/0! , ,382 2 PUGAAN PUGAAN 71 #DIV/0! #DIV/0! ,0 511 #DIV/0! #DIV/0! ,014 3 KELUA KELUA 143 #DIV/0! #DIV/0! , #DIV/0! #DIV/0! , MUNGKUR AGUNG 67 #DIV/0! #DIV/0! ,0 478 #DIV/0! #DIV/0! ,667 5 MUARA HARUS MUARA HARUS 42 #DIV/0! #DIV/0! ,0 414 #DIV/0! #DIV/0! ,165 6 TANTA TANTA 95 #DIV/0! #DIV/0! ,0 828 #DIV/0! #DIV/0! ,755 7 TANJUNG TANJUNG 255 #DIV/0! #DIV/0! , #DIV/0! #DIV/0! , HIKUN 338 #DIV/0! #DIV/0! , #DIV/0! #DIV/0! , ,566 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK 140 #DIV/0! #DIV/0! , #DIV/0! #DIV/0! , MABUUN 239 #DIV/0! #DIV/0! , #DIV/0! #DIV/0! , HARUAI HARUAI 179 #DIV/0! #DIV/0! , #DIV/0! #DIV/0! , BINTANG ARA BINTANG ARA 55 #DIV/0! #DIV/0! ,0 443 #DIV/0! #DIV/0! , UPAU UPAU 227 #DIV/0! #DIV/0! , #DIV/0! #DIV/0! , , MUARA UYA MUARA UYA 168 #DIV/0! #DIV/0! ,0 925 #DIV/0! #DIV/0! , RIBANG 43 #DIV/0! #DIV/0! ,0 401 #DIV/0! #DIV/0! , JARO JARO 80 #DIV/0! #DIV/0! ,0 601 #DIV/0! #DIV/0! , ,474 JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0! - #DIV/0! , #DIV/0! - #DIV/0! , ,60 Sumber : Bidang YanKes DinKes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

164 148 TABEL 33 NO KECAMATAN MKJP IUD % MOP % MOW % PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 IM PLAN PESERTA KB AKTIF % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KON DOM NON MKJP % OBAT VAGINA % LAIN NYA % JUMLAH % , BANUA LAWAS , , , , , ,1 30 1,4 0 0,0 0 0, , ,0 2 PUGAAN 1 4 6, , , , , ,4 12 1,1 0 0,0 0 0, , ,0 3 KELUA , , , , , ,6 81 3,0 0 0,0 0 0, , ,0 4 MUARA HARUS ,18 7 3, , , , ,3 58 7,0 0 0,0 0 0, , ,0 5 TANTA , , , , , ,8 28 1,0 0 0,0 0 0, , ,0 6 TANJUNG , , , , , ,0 32 0,7 0 0,0 0 0, , ,0 7 MURUNG PUDAK , , , , , , ,2 0 0,0 0 0, , ,0 8 HARUAI , , , , , ,4 30 0,8 0 0,0 0 0, , ,0 9 BINTANG ARA 3 4 3,54 9 8, , , , ,4 8 0,5 0 0,0 0 0, , ,0 10 UPAU , , , , , ,7 24 2,2 0 0,0 0 0, , ,0 11 MUARA UYA , , , , , ,1 37 1,1 0 0,0 0 0, , ,0 12 JARO 7 1 0, , , , , ,4 10 0,4 0 0,0 0 0, , ,0 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , , , ,7 0 0,0 0 0, , ,0 MKJP + NON MKJP % MKJP + NON MKJP Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : BPM & KB Kab. Tabalong Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

165 TABEL 34 NO KECAMATAN PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 PESERTA KB BARU MKJP NON MKJP MKJP + OBAT LAIN NON IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM % % % JUMLAH % VAGINA NYA MKJP BANUA LAWAS 0 0,0 4 21,1 0 0, , , , ,4 41 6,0 0 0,0 0 0, , ,0 2 PUGAAN 0 0,0 1 6,7 0 0, , , , ,3 3 3,1 0 0,0 0 0, , ,0 % MKJP + NON MKJP KELUA 4 8,7 5 10,9 3 6, , , , ,3 3 0,4 0 0,0 0 0, , ,0 4 MUARA HARUS 2 8,0 4 16,0 0 0, , , , ,8 7 3,0 0 0,0 0 0, , ,0 5 TANTA 15 21,7 3 4,3 3 4, , , , ,4 6 1,6 0 0,0 0 0, , ,0 6 TANJUNG 14 14,3 5 5, , , , , ,3 6 0,6 0 0,0 0 0, , ,0 7 MURUNG PUDAK 58 38,4 12 7,9 4 2, , , , ,2 6 0,4 0 0,0 0 0, , ,0 8 HARUAI 4 6,7 3 5,0 2 3, , , , ,7 7 1,0 0 0,0 0 0, , ,0 9 BINTANG ARA 0 0,0 4 11,4 1 2, , , , ,5 5 1,8 0 0,0 0 0, , ,0 10 UPAU 2 7,4 4 14,8 0 0, , , , ,9 7 4,4 0 0,0 0 0, , ,0 11 MUARA UYA 1 1,0 8 8,0 0 0, , , , ,0 5 0,6 0 0,0 0 0, , ,0 12 JARO 3 11,5 1 3,8 5 19, , , , ,1 0 0,0 0 0,0 0 0, , ,0 JUMLAH (KAB/KOTA) ,4 54 8,0 30 4, , , , ,4 96 1,4 0 0,0 0 0, , ,0 Sumber : BPM & KB Kab. Tabalong Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

166 150 TABEL 35 NO KECAMATAN JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH PUS PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS , ,2 2 PUGAAN , ,1 3 KELUA , ,6 4 MUARA HARUS , ,1 5 TANTA , ,7 6 TANJUNG , ,5 7 MURUNG PUDAK , ,5 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI , ,8 9 BINTANG ARA , ,3 10 UPAU , ,8 11 MUARA UYA , ,8 12 JARO , ,4 JUMLAH (KAB/KOTA) , ,2 Sumber : BPM & KB Kab. Tabalong

167 TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP) JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP NO KAB/KOTA L P L + P L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , ,0 2 PUGAAN PUGAAN , ,3 3 KELUA KELUA , ,7 4 0 MUNGKUR AGUNG , , ,4 75 0, , ,3 103,4 48 1, , ,7 89, , , ,0 96,4 35 0, , , MUARA HARUS MUARA HARUS , , ,4 38 1, , ,4 6 TANTA TANTA , , , , , ,5 7 TANJUNG TANJUNG , , ,0 68 1, , ,0 8 0 HIKUN , , , , , ,2 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , , , , ,8 10 MABUUN , , , , , ,0 11 HARUAI HARUAI , , , , , ,4 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , ,6 51 0, , ,6 13 UPAU UPAU , , ,0 54 0, , ,5 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , , , , RIBANG , , ,0 22 0, , ,3 16 JARO JARO , , , , , ,4 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , , ,0 Sumber : Bidang YanKes DinKes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

168 152 TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KAB/KOTA JUMLAH BAYI KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI) L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , ,3 2 PUGAAN PUGAAN , , ,6 3 KELUA KELUA , , ,4 4 0 MUNGKUR AGUNG , , ,8 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , , ,0 6 TANTA TANTA , , ,9 7 TANJUNG TANJUNG , , ,6 8 0 HIKUN , , ,2 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , ,3 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun MABUUN , , ,2 11 HARUAI HARUAI , , ,9 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , ,8 13 UPAU UPAU , , ,8 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , RIBANG , , ,0 16 JARO JARO , , ,7 JUMLAH (KAB/KOTA) , ,6 Sumber : Bidang YanKes DinKes Tabalong

169 TABEL 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KAB/KOTA JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,7 2 PUGAAN PUGAAN ,4 3 KELUA KELUA , MUNGKUR AGUNG ,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,7 6 TANTA TANTA ,9 7 TANJUNG TANJUNG ,0 8 HIKUN ,0 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,0 10 MABUUN ,0 11 HARUAI HARUAI ,9 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,6 13 UPAU UPAU ,0 14 MUARA UYA MUARA UYA , RIBANG ,0 16 JARO JARO ,8 JUMLAH (KAB/KOTA) ,7 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

170 154 TABEL 39 NO KAB/KOTA JUMLAH BAYI CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 L BAYI DIIMUNISASI DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK P L + P L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % , BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,0 0 0,0 0 88,4 0 0,0 0 0,0 0 98,7 0 0,0 0 0,0 0 94,1 0,0 0,0 4,8 2 PUGAAN PUGAAN ,0 0 0,0 0 85,6 0 0,0 0 0,0 0 94,2 0 0,0 0 0,0 0 84,2 0,0 0,0-12,1 3 KELUA KELUA ,0 0 0, ,0 0 0,0 0 0,0 0 85,3 0 0,0 0 0,0 0 81,4 0,0 0,0 12,1 4 MUNGKUR AGUNG ,0 0 0, ,0 0 0,0 0 0, ,0 0 0,0 0 0,0 0 92,3 0,0 0,0-7,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,0 0 0,0 0 87,4 0 0,0 0 0,0 0 90,6 0 0,0 0 0,0 0 84,3 0,0 0,0-12,9 6 TANTA TANTA ,0 0 0, ,0 0 0,0 0 0, ,0 0 0,0 0 0, ,0 0,0 0,0 4,7 7 TANJUNG TANJUNG ,0 0 0, ,0 0 0,0 0 0,0 0 93,0 0 0,0 0 0,0 0 98,0 0,0 0,0 11,6 8 0 HIKUN ,0 0 0,0 0 91,4 0 0,0 0 0,0 0 97,0 0 0,0 0 0,0 0 95,2 0,0 0,0-8,2 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,0 0 0, ,6 0 0,0 0 0, ,4 0 0,0 0 0,0 0 99,1 0,0 0,0 4,4 10 MABUUN ,0 0 0, ,0 0 0, ,0 0 0,0 0 0,0 0,0 DO RATE (%) L P L + P Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI HARUAI ,0 0 0,0 0 93,5 0 0,0 0 0,0 0 91,2 0 0,0 0 0,0 0 93,2 0,0 0,0 8,5 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,0 0 0, ,2 0 0,0 0 0, ,4 0 0,0 0 0,0 0 91,9 0,0 0,0 7,1 13 UPAU UPAU ,0 0 0,0 0 69,7 0 0,0 0 0,0 0 62,5 0 0,0 0 0,0 0 65,1 0,0 0,0 20,2 14 MUARA UYA MUARA UYA ,0 0 0,0 0 98,7 0 0,0 0 0,0 0 95,3 0 0,0 0 0,0 0 98,4 0,0 0,0 12, RIBANG ,0 0 0, ,5 0 0,0 0 0,0 0 93,0 0 0,0 0 0,0 0 97,7 0,0 0,0 7,0 16 JARO JARO ,0 0 0, ,7 0 0,0 0 0, ,3 0 0,0 0 0,0 0 96,7 0,0 0,0-3,5 JUMLAH (KAB/KOTA) ,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0, ,0 0 0,0 0 0,0 0,0 3,9 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong

171 TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KAB/KOTA BAYI DIIMUNISASI JUMLAH BAYI BCG POLIO3 L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , ,7 2 PUGAAN PUGAAN , ,0 3 KELUA KELUA , MUNGKUR AGUNG ,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , ,4 6 TANTA TANTA ,0 7 TANJUNG TANJUNG , ,5 8 0 HIKUN , ,6 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , ,4 10 MABUUN HARUAI HARUAI , ,4 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , ,0 13 UPAU UPAU , ,8 14 MUARA UYA MUARA UYA , , RIBANG , ,3 16 JARO JARO , ,3 JUMLAH (KAB/KOTA) , ,0 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

172 156 TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KAB/KOTA JUMLAH BAYI *) JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS #DIV/0! #DIV/0! ,9 2 PUGAAN PUGAAN #DIV/0! #DIV/0! 94 81,0 3 KELUA KELUA #DIV/0! #DIV/0! 98 76,6 4 0 MUNGKUR AGUNG #DIV/0! #DIV/0! 39 50,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS #DIV/0! #DIV/0! 21 42,9 6 TANTA TANTA #DIV/0! #DIV/0! 82 47,7 7 TANJUNG TANJUNG #DIV/0! #DIV/0! 62 65,3 8 0 HIKUN #DIV/0! #DIV/0! 90 26,1 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK #DIV/0! #DIV/0! ,3 10 MABUUN #DIV/0! #DIV/0! 67 36,2 11 HARUAI HARUAI #DIV/0! #DIV/0! ,9 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun BINTANG ARA BINTANG ARA #DIV/0! #DIV/0! 76 98,7 13 UPAU UPAU #DIV/0! #DIV/0! 10 26,3 14 MUARA UYA MUARA UYA #DIV/0! #DIV/0! 67 37, RIBANG #DIV/0! #DIV/0! 19 42,2 16 JARO JARO #DIV/0! #DIV/0! 67 41,4 JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0! - #DIV/0! ,9 Sumber : Bidang YanKes DinKes Tabalong *) = Sampling : 1 Pusk = 100 KK

173 TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN ANAK 6-23 BULAN NO KAB/KOTA PUSKESMAS DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI % L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS #DIV/0! #DIV/0! 100,00 2 PUGAAN PUGAAN #DIV/0! #DIV/0! 100,00 3 KELUA KELUA #DIV/0! #DIV/0! 100, MUNGKUR AGUNG 7 7 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 5 MUARA HARUS MUARA HARUS #DIV/0! #DIV/0! 100,00 6 TANTA TANTA 8 8 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 7 TANJUNG TANJUNG #DIV/0! #DIV/0! 100, HIKUN 8 8 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK 6 6 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 10 MABUUN 8 8 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 11 HARUAI HARUAI #DIV/0! #DIV/0! 100,00 12 BINTANG ARA BINTANG ARA 7 7 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 13 UPAU UPAU 6 6 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 14 MUARA UYA MUARA UYA 7 7 #DIV/0! #DIV/0! 100, RIBANG 2 2 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 16 JARO JARO #DIV/0! #DIV/0! 100,00 JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0! #DIV/0! 100,00 Sumber : Bidang YanKes DinKes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

174 158 TABEL 43 NO KAB/KOTA JUMLAH CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 ANAK BALITA (12-59 BULAN) L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , ,4 2 PUGAAN PUGAAN , , ,3 3 KELUA KELUA , , ,4 4 0 MUNGKUR AGUNG , , ,7 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , , ,6 6 TANTA TANTA , , ,2 7 TANJUNG TANJUNG , , ,3 8 0 HIKUN , , ,1 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , ,8 L MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI) P L + P Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun MABUUN , , ,5 11 HARUAI HARUAI , , ,3 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , ,7 13 UPAU UPAU , , ,0 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , RIBANG , , ,2 16 JARO JARO , , ,9 JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,2 Sumber : Bidang YanKes Dinkes Tabalong

175 TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 BALITA DITIMBANG BB NAIK BALITA YANG ADA NO KAB/KOTA L P L+P L P BGM L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , , , , ,0 30 4,1 29 4,0 59 4,0 2 PUGAAN PUGAAN , , , , , ,5 22 9,4 20 9,1 42 9,2 3 KELUA KELUA , , , , , ,6 27 5,3 21 4,0 48 4,6 4 0 MUNGKUR AGUNG , , , , , ,8 5 2,8 8 6,3 13 4,3 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , , , , , ,8 15 6,9 13 5,8 28 6,4 6 TANTA TANTA , , , , , ,4 39 4,2 33 3,8 72 4,0 7 TANJUNG TANJUNG , , , , , ,2 11 2,5 26 6,0 37 4,3 8 0 HIKUN , , , , , ,3 29 5,2 20 3,6 49 4,4 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , , , , ,1 8 1,3 6 1,2 14 1,3 10 MABUUN , , , , , ,1 9 1,4 4 0,7 13 1,1 11 HARUAI HARUAI , , , , , , ,2 63 8, ,6 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , , , , , ,9 16 7, ,8 13 UPAU UPAU , , , , , ,4 7 7,0 9 9,6 16 8,2 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , , , ,9 40 8, , , RIBANG , , , , , ,7 20 9,9 2 1,0 22 5,5 16 JARO JARO , , , , , ,1 15 3,4 12 2,5 27 2,9 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , , , , , ,0 Sumber : Bidang YanKes Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

176 160 TABEL 45 NO CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 KAB/KOTA JUMLAH BALITA GIZI BURUK L P L+P S % S % S % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , ,0 2 PUGAAN PUGAAN #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 3 KELUA KELUA #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 4 0 MUNGKUR AGUNG #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 5 MUARA HARUS MUARA HARUS #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 6 TANTA TANTA #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 7 TANJUNG TANJUNG #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 8 0 HIKUN #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! L MENDAPAT PERAWATAN P L + P Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun MABUUN #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 11 HARUAI HARUAI #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 12 BINTANG ARA BINTANG ARA #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 13 UPAU UPAU ,0 - #DIV/0! 1 100,0 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , RIBANG #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 16 JARO JARO #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,0 Sumber : Bidang YanKes DinKes Tabalong

177 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT NO KAB/KOTA JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , ,0 2 PUGAAN PUGAAN , , ,0 3 KELUA KELUA , , ,0 4 0 MUNGKUR AGUNG , , ,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , , ,0 6 TANTA TANTA , , , TANJUNG TANJUNG , , ,0 8 0 HIKUN , , ,0 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , ,0 10 MABUUN , , ,0 11 HARUAI HARUAI , , ,0 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , ,0 13 UPAU UPAU , , ,0 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , RIBANG , , ,0 16 JARO JARO , , ,0 JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,3 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 97,5 97,2 97,3 Sumber : Bidang Promosi Kesehatan Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

178 162 TABEL 47 NO KAB/KOTA CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH MURID SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , ,0 2 PUGAAN PUGAAN , , ,0 3 KELUA KELUA , , ,0 4 0 MUNGKUR AGUNG , , ,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , , ,0 6 TANTA TANTA , , ,0 7 TANJUNG TANJUNG , , ,0 8 0 HIKUN , , ,0 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , ,0 L P L + P Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun MABUUN , , ,0 11 HARUAI HARUAI , , ,0 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , ,0 13 UPAU UPAU , , ,0 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , RIBANG , , JARO JARO , , ,0 JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,0 Sumber : Bidang Promosi Kesehatan Dinkes Tabalong

179 TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KAB/KOTA JUMLAH USILA (60TAHUN+) MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L+P L % P % L+P % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , ,35 2 PUGAAN PUGAAN , , ,94 3 KELUA KELUA , , , MUNGKUR AGUNG , , ,00 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , , ,11 6 TANTA TANTA , , ,22 7 TANJUNG TANJUNG , , , HIKUN , , ,24 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , ,71 10 MABUUN , , ,41 11 HARUAI HARUAI , , ,65 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , ,36 13 UPAU UPAU , , ,02 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , RIBANG , , ,35 16 JARO JARO , , ,03 JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,40 Sumber : Bidang YanKes Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

180 164 TABEL 49 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH % RUMAH SAKIT UMUM ,00 2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 #DIV/0! 3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 #DIV/0! Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun PUSKESMAS PERAWATAN ,00 5 SARANA YANKES.LAINNYA ,00 JUMLAH (KAB/KOTA) ,00 Sumber : Bidang Yankes Dinkes Tabalong

181 TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB KABUPATEN TABALONG TAHUN NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA YANG TERSERANG JUMLAH KEC L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P DBD #DIV/0! #DIV/0! 0, ,96 2 MALARIA #DIV/0! #DIV/0! 4, ,25-0,23 3 AFP #DIV/0! #DIV/0! 0, DIARE #DIV/0! #DIV/0! 12, #DIV/0! #DIV/0! 0,04 #DIV/0! Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong JUMLAH DESA JUMLAH PENDUDUK TERANCAM JUMLAH PENDERITA ATTACK RATE (%) JUMLAH KEMATIAN CFR (%) Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

182 166 TABEL 51 NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 PUSKESMAS JUMLAH DESA/KELURAHAN JUMLAH DESA/KELURAHAN TERKENA KLB RATA2 KEJADIAN DESA/KELURAHAN KLB PER JUMLAH DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM BANUA LAWAS BANUA LAWAS 2 #DIV/0! 0-2 PUGAAN PUGAAN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 KELUA KELUA 1 #DIV/0! MUNGKUR AGUNG 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 5 MUARA HARUS MUARA HARUS 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 6 TANTA TANTA 1 #DIV/0! 0-7 TANJUNG TANJUNG 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 8 0 HIKUN 1 #DIV/0! 0 - % Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 10 MABUUN 1 #DIV/0! 0-11 HARUAI HARUAI 1 #DIV/0! 0-12 BINTANG ARA BINTANG ARA 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 13 UPAU UPAU 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 MUARA UYA MUARA UYA 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 15 0 RIBANG 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 16 JARO JARO 3 #DIV/0! 0 - JUMLAH (KAB/KOTA) 0 10 #DIV/0! ,00 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong

183 TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT NO KAB/KOTA RASIO TUMPATAN/ TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP PENCABUTAN L P L + P L P L + P L P L + P BANUA LAWAS BANUA LAWAS #DIV/0! #DIV/0! 1,7 2 PUGAAN PUGAAN - 9 #DIV/0! #DIV/0! 0,0 3 KELUA KELUA - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 0 MUNGKUR AGUNG 2 15 #DIV/0! #DIV/0! 0,1 5 MUARA HARUS MUARA HARUS - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 6 TANTA TANTA #DIV/0! #DIV/0! 0,8 7 TANJUNG TANJUNG #DIV/0! #DIV/0! 0,8 8 0 HIKUN - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK #DIV/0! #DIV/0! 1,6 10 MABUUN - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 HARUAI HARUAI #DIV/0! #DIV/0! 0,8 12 BINTANG ARA BINTANG ARA - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13 UPAU UPAU - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 14 MUARA UYA MUARA UYA 5 80 #DIV/0! #DIV/0! 0, RIBANG 9 13 #DIV/0! #DIV/0! 0,7 16 JARO JARO - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH (KAB/ KOTA) #DIV/0! #DIV/0! 0,9 Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

184 168 TABEL 53 NO KAB/KOTA JUMLAH SD/MI JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI MASSAL % JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 % JUMLAH MURID SD/MI UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , , , , ,5 5 7, ,1 2 PUGAAN PUGAAN - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 3 KELUA KELUA - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 4 0 MUNGKUR AGUNG , , , , , , , ,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 6 TANTA TANTA , , , , , , , ,0 7 TANJUNG TANJUNG 11-0, ,0 178 #DIV/0! #DIV/0! - 0,0 35 #DIV/0! #DIV/0! 31 88,6 8 0 HIKUN - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , , , ,3 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 10 MABUUN - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 11 HARUAI HARUAI - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun BINTANG ARA BINTANG ARA 16-0, , , , ,0 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 13 UPAU UPAU - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 14 MUARA UYA MUARA UYA ,0 0, , , , ,0 0,0-0, RIBANG - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 16 JARO JARO - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! JUMLAH (KAB/ KOTA) , , , , , , , ,1 Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong

185 TABEL 54 NO KAB/KOTA JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 PENYULUHAN KESEHATAN JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA BANUA LAWAS BANUA LAWAS PUGAAN PUGAAN KELUA KELUA MUNGKUR AGUNG 2 5 MUARA HARUS MUARA HARUS TANTA TANTA 2 7 TANJUNG TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK MABUUN 11 HARUAI HARUAI 12 BINTANG ARA BINTANG ARA UPAU UPAU MUARA UYA MUARA UYA 15 0 RIBANG 16 JARO JARO 2 SUB JUMLAH I Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Rumah Sakit 0 0 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Promosi Kesehatan DinKes Tabalong Puskesmas se-kabupaten Tabalong 169

186 170 TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH PENDUDUK NO KAB/KOTA ASKES JAMSOSTEK JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR ASKESKIN/JAMKESMAS LAINNYA (JTS*) JUMLAH L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,0 0,0 100,0 2 PUGAAN PUGAAN ,0 0,0 100,0 3 KELUA KELUA ,3 12,3 100,0 4 0 MUNGKUR AGUNG ,0 0,0 100,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,0 0,0 100,0 6 TANTA TANTA ,0 0,0 100,0 7 TANJUNG TANJUNG ,0 0,0 100,0 8 0 HIKUN ,0 0,0 100,0 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,9 29,6 100,0 10 MABUUN ,0 0,0 100,0 11 HARUAI HARUAI ,0 0,0 100,0 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,0 0,0 100,0 13 UPAU UPAU ,0 0,0 100,0 14 MUARA UYA MUARA UYA ,0 0,0 100, RIBANG ,0 0,0 100,0 16 JARO JARO ,0 0,0 100,0 JUMLAH (KAB/KOTA) PERSENTASE (KAB/KOTA) 3,3 4,1 7,1 0,0 0,0 3,2 0,0 0,0 14,0 0,0 0,0 78,8 3,3 4,1 100,0 3,3 4,1 100,0 % Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : Bidang YanKes DinKes Tabalong * JTS : Jaminan Tabalong Sehat

187 TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO KAB/KOTA JUMLAH YANG ADA DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , , , , ,2 0,0 0,0-0,0 2 PUGAAN PUGAAN , , , , , ,1 0,0 0,0-0,0 3 KELUA KELUA , , , , , ,3 0,0 0,0-0,0 4 0 MUNGKUR AGUNG , , , ,5 80 9, ,0 0,0 0,0-0, MUARA HARUS MUARA HARUS , , ,0 51 6,7 75 6, ,6 0,0 0,0-0,0 6 TANTA TANTA , , ,0-0,0-0,0-0,0 0,0 0,0-0,0 7 TANJUNG TANJUNG , , , , , ,2 0,0 0,0-0,0 8 0 HIKUN , , ,0-0,0-0,0-0,0 0,0 0,0-0,0 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , , , , ,9 0,0 0,0-0,0 10 MABUUN , , ,0-0,0-0,0-0,0 0,0 0,0-0,0 11 HARUAI HARUAI , , ,0-0,0-0,0-0,0 0,0 0,0-0,0 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , ,0-0,0-0,0-0,0 0,0 0,0-0,0 13 UPAU UPAU , , , , , ,7 0,0 0,0-0,0 14 MUARA UYA MUARA UYA , , ,0 84 6,6 70 3, ,8 0,0 0,0-0, RIBANG , , ,0-0,0-0,0-0,0 0,0 0,0-0,0 16 JARO JARO , , ,0 1 0,1 1 0,1 2 0,1 0,0 0,0-0,0 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , , ,7-0,0-0,0-0,0 Sumber : Bidang Yankes Kabupaten Tabalong Puskesmas se-kabupaten Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

188 172 TABEL 57 NO KAB/KOTA CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH YANG ADA MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) MENDAPAT YANKES RAWAT INAP PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 2 PUGAAN PUGAAN ,0 0,0-0,0 0,0 #REF! 3 KELUA KELUA ,9 20 0,7 36 0,8 0,0 0,0 #REF! 4 0 MUNGKUR AGUNG ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 6 TANTA TANTA ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 7 TANJUNG TANJUNG ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 8 0 HIKUN ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 10 MABUUN ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 11 HARUAI HARUAI ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 13 UPAU UPAU ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 14 MUARA UYA MUARA UYA ,6 40 2,1 86 2,7 0,0 0,0 #REF! 15 0 RIBANG ,0 0,0 0,0 0,0 #REF! 16 JARO JARO ,0 0,0-0,0 0,0 #REF! Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 JUMLAH (KAB/KOTA) ,4 60 0, ,8-0, ,0 Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong

189 TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS PUGAAN KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS TANTA TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI BINTANG ARA UPAU MUARA UYA RIBANG JARO 0 13 SUB JUMLAH I RS PERTAMINA TANJUNG RSUD H BADARUDDIN SUB JUMLAH II SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 11,6 15,0 85,2 1,7 1,2 5,6 Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

190 174 TABEL 59 NO NAMA RUMAH SAKIT a ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 TIDUR L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P RS PERTAMINA TANJUNG UMUM ,5 2,2 1,79 0,9 1,1 1,01 2 RSUD H BADARUDDIN UMUM ,7 25,1 41,81 4,5 6,7 11,18 KABUPATEN/KOTA JENIS RS b JUMLAH TEMPAT PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI 48 JAM DIRAWAT ,26 27,26 43,60 5,41 7,83 12,19 GDR NDR Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : RSUD H. Badaruddin Tanjung RS Pertamina Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

191 TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN TABALONG TAHUN NO NAMA RUMAH SAKIT a JENIS RS b TEMPAT JUMLAH TIDUR PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI 48 JAM DIRAWAT RS PERTAMINA TANJUNG UMUM ,22 3,44 0,37 2 RSUD H BADARUDDIN UMUM ,34 3,49 1,02 KABUPATEN/KOTA Sumber : RSUD H. Badaruddin Tanjung RS Pertamina JUMLAH PASIEN JUMLAH HARI PERAWATAN ,8 3,5 0,8 Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll) BOR LOS TOI Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

192 176 TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 RUMAH TANGGA NO KAB/KOTA JUMLAH JUMLAH DIPANTAU % DIPANTAU BER PHBS * % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , ,7 2 PUGAAN PUGAAN , ,4 3 KELUA KELUA , ,0 4 0 MUNGKUR AGUNG , ,3 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , ,5 6 TANTA TANTA ,8-7 TANJUNG TANJUNG , ,7 8 0 HIKUN #DIV/0! #DIV/0! 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , ,1 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun MABUUN , ,1 11 HARUAI HARUAI #DIV/0! #DIV/0! 12 BINTANG ARA BINTANG ARA #DIV/0! #DIV/0! 13 UPAU UPAU , ,1 14 MUARA UYA MUARA UYA , , RIBANG #DIV/0! #DIV/0! 16 JARO JARO , ,9 JUMLAH (KAB/KOTA) , ,2 Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong

193 TABEL 62 NO KAB/KOTA PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH YANG ADA JUMLAH YANG DIPERIKSA RUMAH % DIPERIKSA JUMLAH YANG SEHAT % RUMAH SEHAT 1 BANUA LAWAS BANUA LAWAS , ,0 2 PUGAAN PUGAAN , ,3 3 KELUA KELUA , , MUNGKUR AGUNG , ,3 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , ,9 6 TANTA TANTA , ,1 7 TANJUNG TANJUNG , ,5 8 0 HIKUN , ,9 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , ,2 10 MABUUN , ,5 11 HARUAI HARUAI , ,1 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , ,9 13 UPAU UPAU , ,7 14 MUARA UYA MUARA UYA , , RIBANG , ,6 16 JARO JARO , ,9 JUMLAH (KAB/KOTA) , ,3 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

194 178 TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH NO KAB/KOTA RUMAH/BANGUNAN RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK YANG ADA JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , ,00 2 PUGAAN PUGAAN , ,00 3 KELUA KELUA , , MUNGKUR AGUNG , ,59 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , ,14 6 TANTA TANTA , ,74 7 TANJUNG TANJUNG , , HIKUN , ,34 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , ,20 10 MABUUN , ,00 11 HARUAI HARUAI , ,00 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , ,00 13 UPAU UPAU , ,83 14 MUARA UYA MUARA UYA , , RIBANG , ,53 16 JARO JARO , ,50 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 JUMLAH ( KAB/KOTA) , ,51 Sumber : Bidang P2Pl Dinkes Tabalong

195 TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH JENIS SARANA AIR BERSIH JUMLAH KELUARGA % NO KAB/KOTA KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA KEMASAN LEDENG SPT SGL MATA AIR PAH LAINNYA JUMLAH YANG ADA SUMBER AIR DIPERIKSA BERSIHNYA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,8-0, ,7-0, ,5-0,0-0,0 51 2, ,2 2 PUGAAN PUGAAN ,3-0, ,1-0, ,5-0,0-0,0-0, ,7 3 KELUA KELUA ,0-0, ,1 4 0, ,1-0,0-0,0-0, ,3 4 0 MUNGKUR AGUNG ,1-0, ,4-0, ,2-0,0-0,0-0, , MUARA HARUS MUARA HARUS ,4-0, ,6-0, ,6-0,0-0,0-0, ,2 6 TANTA TANTA ,0-0, , , ,0-0, , , ,0 7 TANJUNG TANJUNG ,0-0, ,3-0, ,3-0,0-0,0-0, ,5 8 0 HIKUN ,1-0, , , , ,5-0,0-0, ,4 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,3-0, ,1 35 0, ,5-0,0-0,0-0, ,4 10 MABUUN ,3-0, , , ,2-0,0-0,0-0, ,0 11 HARUAI HARUAI ,0-0, ,9 59 8, ,2-0,0 1 0,1-0, ,1 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,1-0, ,9 1 0, , ,5-0,0-0, ,6 13 UPAU UPAU ,7-0,0-0,0 1 0, ,9-0,0-0,0-0, ,0 14 MUARA UYA MUARA UYA ,1-0, ,9-0, ,9-0,0-0,0-0, , RIBANG ,1-0,0-0,0-0, ,0-0,0-0,0-0, ,0 16 JARO JARO ,7-0,0-0,0 53 1, ,2 8 0,3-0,0-0, ,5 JUMLAH (KAB/KOTA) ,3-0, , , , , , , ,9 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

196 180 TABEL 65 NO KAB/KOTA JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR MINUMNYA AIR KEMASAN AIR ISI ULANG PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 LEDING METERAN LEDING ECERAN POMPA SUMBER AIR MINUM KELUARGA SUMUR TERLINDUNG MATA AIR TERLINDUNG JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS ,0 17, , ,0-0, ,0-0,0-0, ,9-0,0-0,0 51 1, ,8 2 PUGAAN PUGAAN ,0 12, , ,4-0, ,0-0,0 0, ,6-0,0-0, , ,3 3 KELUA KELUA ,1 42, ,4 16 0,3 4 0,1 0 0,0-0,0-0, ,8-0,0-0,0-0, ,0 4 0 MUNGKUR AGUNG ,0 5,0 93 5,0 4 0,2-0,0 0 0,0-0,0-0, ,1-0,0-0,0-0, ,1 5 MUARA HARUS MUARA HARUS ,0 30, ,2-0,0-0, ,0-0,0-0, ,2-0,0 25 1,4-0, ,4 6 TANTA TANTA ,0 32, ,5-0, ,0 0 3,1-0, , ,0-0,0-0, , ,0 7 TANJUNG TANJUNG ,0 52, , ,3-0,0 0 0,0-0,0-0, ,5-0,0-0,0-0, ,0 8 0 HIKUN ,5 41, , , ,9 0 0, ,3-0, ,0-0,0-0,0-0, ,1 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK ,0 66, , ,0 35 0,7 0 0,0-0,0-0, ,9-0,0 0,0-0, ,3 10 MABUUN ,7 30, ,1-0, , ,0-0,0-0, ,1-0,0-0,0-0, ,3 11 HARUAI HARUAI ,0 1,4 93 1,4 8 0,1 59 0,9 0 0, ,9-0, ,7-0,0 0,0-0, ,0 12 BINTANG ARA BINTANG ARA ,0 4, ,5-0,0 1 0,0 6 0,0-0,0 1 0, ,5-0,0-0,0-0, ,1 13 UPAU UPAU ,1 0,0-0,0-0,0 1 0,1 0 0,0-0,0-0, ,6-0,0-0,0-0, ,7 14 MUARA UYA MUARA UYA ,4 20, ,9 33 0,6-0, ,0-0,0-0, , ,8-0,0-0, , RIBANG ,0 0,0-0,0-0,0-0,0 0 0,0 8 0,6-0, ,1-0,0-0,0-0, ,1 16 JARO JARO ,0 0,0-0,0 1 0,0 53 1, ,0-0,0-0, , ,6-0,0-0, ,7 AIR HUJAN SUMUR TAK TERLINDUNG MATA AIR TAK TERLINDUNG AIR SUNGAI LAIN-LAIN KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 JUMLAH (KAB/KOTA) ,4 0, , , , , , , , ,7 25 0, , ,3 Sumber : Bidang P2PL Dinkes Tabalong

197 TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH NO KAB/KOTA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA MEMILIKI SEHAT SEHAT DIPERIKSA DIPERIKSA MEMILIKI JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , , ,0 1 0,0-0,0-0,0-0,0-0,0 2 PUGAAN PUGAAN , , ,1 - #DIV/0! - 0,0 - #DIV/0! 0,0 0,0-0,0 KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA MEMILIKI SEHAT KELUA KELUA , , , ,0 1 0,0-0,0-0,0-0,0-0,0 4 0 MUNGKUR AGUNG , , ,2 - #DIV/0! - 0,0 - #DIV/0! 0,0 0,0-0,0 5 MUARA HARUS MUARA HARUS , , ,4 - #DIV/0! - 0,0 - #DIV/0! 0,0-0,0-0,0 6 TANTA TANTA , , , , , ,0 0,0 0,0 0,0 7 TANJUNG TANJUNG , , , ,0 2 0, ,0-0,0-0,0-0,0 8 0 HIKUN , , , ,2 86 1, ,0-0,0-0,0-0,0 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , , , , ,5 0,0 0,0 0,0 10 MABUUN , , , , , ,9 0,0 0,0-0,0 11 HARUAI HARUAI , , ,6 - #DIV/0! - 0,0 - #DIV/0! - 0,0-0,0-0,0 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , ,2 - #DIV/0! - 0,0 - #DIV/0! - 0,0-0,0-0,0 13 UPAU UPAU , , ,0 - #DIV/0! - 0,0 - #DIV/0! - 0,0-0,0-0,0 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , , , ,5 0,0 0,0-0, RIBANG , , ,2 - #DIV/0! - 0,0 - #DIV/0! - 0,0-0,0-0,0 16 JARO JARO , , ,0 - #DIV/0! - 0,0 - #DIV/0! - 0,0-0,0-0,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , , ,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Sumber : Bidang P2Pl Dinkes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

198 182 TABEL 67 NO KAB/KOTA JUMLAH YG ADA JUMLAH DIPERIKSA PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 HOTEL RESTORAN/R-MAKAN PASAR TUPM LAINNYA JUMLAH SEHAT % SEHAT JUMLAH YG ADA JUMLAH DIPERIKSA JUMLAH SEHAT % SEHAT BANUA LAWAS BANUA LAWAS #DIV/0! #DIV/0! , ,86 2 PUGAAN PUGAAN #DIV/0! , , ,91 3 KELUA KELUA , , , MUNGKUR AGUNG #DIV/0! #DIV/0! , #DIV/0! ,00 5 MUARA HARUS MUARA HARUS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! TANTA TANTA #DIV/0! , #DIV/0! ,00 7 TANJUNG TANJUNG #DIV/0! , , , HIKUN , , , , ,00 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , , , ,18 JUMLAH YG ADA JUMLAH DIPERIKSA JUMLAH SEHAT % SEHAT JUMLAH YG ADA JUMLAH DIPERIKSA JUMLAH SEHAT % SEHAT JUMLAH YG ADA JUMLAH TUPM JUMLAH DIPERIKSA JUMLAH SEHAT % SEHAT Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun MABUUN , , #DIV/0! ,82 11 HARUAI HARUAI #DIV/0! , , #DIV/0! ,91 12 BINTANG ARA BINTANG ARA #DIV/0! , , ,00 13 UPAU UPAU #DIV/0! , , , ,47 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , , RIBANG #DIV/0! , , , ,89 16 JARO JARO #DIV/0! , ,86 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , ,85 Sumber : Bidang P2Pl Dinkes Tabalong

199 TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN NO KAB/KOTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAIN JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , , ,0 #DIV/0! ,0 2 PUGAAN PUGAAN #DIV/0! , , ,0 #DIV/0! ,7 3 KELUA KELUA , , , ,0 - - #DIV/0! ,0 4 0 MUNGKUR AGUNG #DIV/0! , , ,0 #DIV/0! ,3 5 MUARA HARUS MUARA HARUS #DIV/0! , , ,0 #DIV/0! ,2 6 TANTA TANTA , , , ,8 #DIV/0! ,5 7 TANJUNG TANJUNG #DIV/0! , , ,0 #DIV/0! ,0 8 0 HIKUN , , , ,0 #DIV/0! ,2 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , , #DIV/0! ,2 10 MABUUN #DIV/0! , , ,0 #DIV/0! ,0 11 HARUAI HARUAI , , , ,8 - - #DIV/0! ,5 12 BINTANG ARA BINTANG ARA , , , ,4 #DIV/0! ,4 13 UPAU UPAU #DIV/0! , , ,0 #DIV/0! ,2 14 MUARA UYA MUARA UYA , , , ,0 - #DIV/0! , RIBANG #DIV/0! , , #DIV/0! ,0 16 JARO JARO #DIV/0! , , ,0 #DIV/0! ,0 JUMLAH (KAB/KOTA) , , , , ,4 - - #DIV/0! ,9 Sumber : Bidang P2Pl Dinkes Tabalong JUMLAH Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

200 Tabel 69 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Kabupaten Tabalong Tahun 2012 NO NAMA OBAT KEMASAN STOCK RATA TINGKAT Persentase OBAT RATA / KECUKUPAN Tingkat BULAN Kecukupan Alat Suntik sekali pakai 1 ml 100 set / kotak ,0 233,33 2 Alat Suntik sekali pakai 2.5 ml 100 set / kotak ,4 19,13 3 Alat Suntik sekali pakai 3 ml 100 set / kotak ,9 404,76 4 Alat Suntik sekali pakai 5 ml 100 set / kotak ,0 194,48 5 Alat Suntik sekali pakai 10 ml 100 set / kotak ,0 816,67 6 Catgut/Benang Bedah No 3/0dg jarum bedah 12 x 70 cm/kotak 36 - #DIV/0! #DIV/0! 7 Catgut/Benang Bedah No 2/0 dg jarum bedah 12 x 70 cm/kotak ,6 103,33 8 Catgut/Benang Bedah No 3/0 Chromic Rol Rol 2 9 Catgut/Benang Bedah No 2/0 Chromic Rol Rol 2 10 Cerplast Gauze Aerofilm Pack Foley Catheter No 12 Pcs 60 - #DIV/0! #DIV/0! 12 Foley Catheter No 14 Pcs 97 - #DIV/0! #DIV/0! 13 Foley Catheter No 16 Pcs ,0 650,00 14 Foley Catheter No 18 Pcs #DIV/0! #DIV/0! 15 Infusion set anak Set / kantong ,5 241,87 16 Infusion set dewasa Set / kantong ,4 96,91 17 Kapas Pembalut/absorben 250 mg Bungkus ,4 240,91 18 Kasa 16 x 16 steril Bungkus ,6 336,87 19 Kasa Pembalut Hidrofil 4 m x 10 cm elastic Rol #DIV/0! #DIV/0! 20 Kassa Hidrofil 36 m x 80 cm Rol Kassa Kompres 40x40 Steril Bungkus Kasa Pembalut 2 m x 80 cm Rol ,0 122,22 23 Kassa Pembalut Hidrofil 4 x 3 cm Elastic Rol Kasa Pembalut Hidrofil 4 m x 15 cm elastic Rol ,3 40,56 25 Plester 4 yards x 2 inch Rol Sarung tangan (Handscound steril) S 50 Psg / Kotak ,0 261,11 27 Sarung tangan (Handscound steril) M 50 Psg / Kotak ,0 294,28 28 Sarung tangan (Handscound steril) L 50 Psg / Kotak ,8 137,65 29 Silk (Benang Bedah Sutera) No. 3/0 dg Jrm bedah 12 x 3 x 75 cm/ktk - 30 Tranfusi set Pcs #DIV/0! #DIV/0! 31 Urine bag Steril 2 ltr Pcs ,9 621,67 32 Jarum jahit no 9 dzn ,0 650,00 33 Jarum jahit no 10 dzn - - #DIV/0! #DIV/0! 34 Jarum jahit no 11 dzn ,0 650,00 35 Optiva 18 ( Surflo ) 50 Steril / Kotak ,5 191,67 36 Optiva 20 ( Surflo ) 50 Steril / Kotak ,1 33,84 37 Optiva 22 ( Surflo ) 50 Steril / Kotak ,3 268,20 38 Optiva 24 ( Surflo ) 50 Steril / Kotak ,7 126,33 39 Oksigen Tabung Kecil kubik 7 40 Tabung Oksigen Kecil Botol Tabung Surgical Masker Ear Loop 3 Ply 50 Pcs / kotak ,7 370, #DIV/0! II REAGENSIA - - #DIV/0! 42 Asam klorida 0,1 N Botol - - #DIV/0! #DIV/0! 43 Asam Sulfosalisilat 20 % Botol ,0 50,00 44 Larutan Benedict Botol 100 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 45 Larutan Eosin 2 % Botol 100 ml ,5 130,56 46 Larutan Etanol Asam Botol 100 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 47 Larutan Giemsa Stain Botol 100 ml ,6 903,33 48 Larutan Karbol Fuksin Botol 100 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 49 Larutan Metilan Biru Botol 100 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 50 Larutan Turk Botol 100 ml ,5 2891,67 51 Metanol Botol 100 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 184

201 NO NAMA OBAT KEMASAN STOCK RATA TINGKAT Persentase OBAT RATA / KECUKUPAN Tingkat BULAN Kecukupan III OBAT GIGI - - #DIV/0! 52 Air Raksa Dental Use 100 Gram / Botol ,5 91,67 53 Devitalisasi Pasta (Non arsen) Botol / Kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 54 Etil Klorida Spray Botol / 100 ml ,5 25,25 55 Eugenol Cairan Btl 10 ml ,1 11,90 56 Flour tablet 0,5 mg 100 Tablet / Botol - - #DIV/0! #DIV/0! 57 Forinilkresol (Pengganti TKF) - - #DIV/0! #DIV/0! 58 Glass Ionomer Cemen ART ( Vitro Fil ) Set / Botol ,0 100,00 59 Kalsium Hidroksida Pasta ( Hydcal ) 2 Tube / Kotak ,0 155,56 60 Klorfenol Kamfer Menthol (CHKM) Botol 10 ml ,6 180,95 61 Mummifying Pasta Botol / Kotak ,0 16,67 62 Spon Gelatin Cubicles 1x1x1 cm - - #DIV/0! #DIV/0! 63 Semen Seng Fospat serb dan cairan (Elite Semen) 30 gr/ Btl ,0 27,78 64 Silver Amalgam Serbuk % 1 oz / Botol - 65 Temporary Stopping Fletcher Serbuk 100 gr/btl 2 IV OBAT INJEKSI - #DIV/0! 66 Aminofilina Inj. 24 mg/ml - 10 ml 30 Ampul / Kotak 5 - #DIV/0! #DIV/0! 67 Ampisillin serbuk inj. (IM/IV) 1000 mg mg #DIV/0! #DIV/0! 68 Antalgin injeksi 250 mg/ml-2ml 30 Ampul / Kotak #DIV/0! #DIV/0! 69 Asam Tranexamat Injeksi 250 mg / 5 ml 5 Ampul / kotak Atropin Sulfat injeksi 0,25 mg/ml-1 ml 30 Ampul / Kotak ,5 19,57 71 Aqua pro injeksi steril, bebas pirogen 10 Vial 20 ml / Ktk ,5 641,81 72 Deksametason injeksi 5 mg/ml- 1 ml 100 Ampul / Kotak ,6 131,37 73 Difenhidramin HCL inj 10 mg/ml- 1 ml 30 Ampul / Kotak ,4 257,72 74 Epinefrina HCL/Bitartrat ( Epinefrina/adrinalina )injeksi Ampul %- 1 ml ,0 555,56 75 Fenitoin Natrium injeksi 50 mg/ml 2 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 76 Fitomenadion (Vit K1) injeksi 30 Ampul / Kotak ,3 184,72 77 Furosemid injeksi 25 Ampul / ktk ,5 2191,67 78 Gentamicin Injeksi 80 mg/ml 5 Ampul / Kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 79 Ketorolac injeksi 10 mg 6 1 ml ,9 110,42 80 Kloroquin injeksi 100 Ampul / Kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 81 Kuinin Dihidroksida injeksi 25 %-2 ml 30 ampul/ktk #DIV/0! #DIV/0! 82 Lidokain komp. Injeksi,kombinasi Lidokain HCL 2% + 30 Ampul / Kotak Efinefrin 1: ml ,8 420,83 83 Lidokain Injeksi 2 % 30 Ampul / Kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 84 Magnesium Sulfat inj. (IV) 20%-25ml 10 Vial / kotak 12 - #DIV/0! #DIV/0! 85 Magnesium Sulfat inj. (IV) 40%-25ml 10 Vial / kotak #DIV/0! #DIV/0! 86 Metamizole 500mg Injeksi (antrain injeksi) 5 ampul / kotak ,4 113,33 87 Metil Ergometrin Maleat inj 0,200 mg - 1 ml 30 Ampul / Kotak ,0 750,00 88 Metochlopramid Inj 5 mg/ml 10 Amp / ktk - - #DIV/0! #DIV/0! 89 Oksitetrasiklin injeksi kotak 10 vial #DIV/0! #DIV/0! 90 Oksitosin injeksi 10 IU/ml-1ml 30 Ampul / Kotak ,5 36,25 91 Piracetam Injeksi 1 gr/5ml 10 ampul / Kotak ,0 216,67 92 Piracetam Injeksi 3 gr/15ml 4 ampul / Kotak #DIV/0! #DIV/0! 93 Procain Benzil Penisilin injeksi Vial #DIV/0! #DIV/0! 94 Ranitidin injeksi 25 mg/2 ml 25 Ampul / ktk ,2 395,38 95 Salbutamol 2.5 mg Nebules 20 buah/kotak ,7 170,45 96 Sefotaksim inj 1 gr dus 1 vial ,6 798,04 97 Seftazidim injeksi 1 gr dus 2 Vial - - #DIV/0! #DIV/0! 98 Seftriaxone injeksi 1 gr kotak 2 vial ,6 1086,67 99 Sianokobalamin (vit.b12) injeksi 500 mcg/ml-1ml 100 Ampul / Kotak ,8 570, Tiamin HCL (vit.b1) injeksi 100 mg/ml-1ml 30 ampul/ktk #DIV/0! #DIV/0! 101 Tramadol injeksi 50 mg/ml 25 Ampul / ktk ,9 166,00 185

202 NO NAMA OBAT KEMASAN STOCK RATA TINGKAT Persentase OBAT RATA / KECUKUPAN Tingkat BULAN Kecukupan V SIRUP 102 Ambroxol Sirup 15 mg/ml Botol/ 60 ml ,7 192, Amoksisillin sirup kering 125mg/5ml Botol 60 ml ,5 53, Ampisillin sirup kering 125mg/5ml Botol 60 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 105 Antasida DOEN II Suspensi ( Novamaag ) Botol 60 ml ,6 86, Dekstrometorpan sirup 10 mg/5 ml Botol 60 ml ,0 99, Domperidon Suspensi 5mg/5ml Botol 60 ml ,8 138, Erytromicin sirup 200 mg/5 ml Botol 60 ml ,1 155, Kloramfenicol suspensi 125 mg/5ml Botol 60 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 110 Kotrimoksazol suspensi komb: sulfametoksazol 200 mg '+ Botol 60 ml Trimetoprim 40 mg / 5ml ,5 330, Mebendazol sirup 100 mg/5 ml 30 Sachet / ktk #DIV/0! #DIV/0! 112 Metochlopramid Sirup 5 mg/ml Botol 60 ml ,8 54, Multivitamin Anak Botol 60 ml ,05 194, Obat Batuk Hitam (OBH) cairan Botol 100 ml ,8 637, Parasetamol sirup 120 mg/5ml Botol 60 ml ,3 179, Paracetamol Drop Botol #DIV/0! #DIV/0! 117 Sefadroksil sirup Botol 60 ml ,5 208, Sefadroxil Forte 250 mg (Branded) Btl 60 ml Sefiksim dry sirup Botol 30 ml - - #DIV/0! #DIV/0! VI CAIRAN 120 Aquadest Steril Infus Botol 500 ml 67 - #DIV/0! #DIV/0! 121 Dextrose 5 1/2 N S Kotak/20 Btl 500 ml ,0 650, Dextrose 5 1/4 N S Kotak/20 Btl 500 ml ,0 316, Etakridina (Rivanol) larutan 0.1 % Botol 300 ml ,8 1054, Etanol 70 % Botol 1000 ml ,5 75, Glukosa larutan infus 5 % steril Botol / Plastik 500 ml ,9 16, Glukosa larutan infus 10 % steril Botol / Plastik 500 ml ,1 122, Kaen 3B Kotak/20 Btl 500 ml ,6 31, Lisol,mengandung kresol tersabun 50 % Botol 1000 ml ,5 286, Metronidazol infus 500 mg/100 ml 100 ml / Botol ,0 133, Natrium Klorida larutan infus 0,9 % steril Botol / Plastik 500 ml ,7 142, Ringer Laktat larutan infus steril ( Produk Lokal ) Botol / Plastik 500 ml ,1 289, Tetra HES Larutan Infus Unibag 500 mg #DIV/0! #DIV/0! VII OBAT LUAR(SALEP & TETES) 133 Anti Bakteri DOEN salep kombinasi: Basitrasin 25 Tube 5 g / Ktk 500IU/g+Polimiksin IU/g #DIV/0! #DIV/0! 134 Anti Hemaroid DOEN Kombinasi 10 Supp / Kotak ,9 521, Antifungi DOEN kombinasi: Asam Benzoat 3%+Asam 24 Pot 30 g / Ktk Salisilat 6% #DIV/0! #DIV/0! 136 Asiclovir Cream 5 % Tube ,3 940, Atropin Sulfat tetes mata 0,5 % 5 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 138 Betametason krim 0.1% 5 g ,3 2024, Bismecon Jelly (Bioplacenton) Tube 20gr 10 - #DIV/0! #DIV/0! 140 Fenol gliserol tetes telinga 10 % 5 ml ,4 630, Gentamicin Salep Kulit Ktk 10 Tube 5 gram ,3 857, Gentian Violet larutan 1 % Botol 10 ml ,0 100, Hidrokortison krim 2.5 % 24 5 g / Kotak ,2 456, Ketokonazole Cream 2 % Tube 15 mg ,0 150, Kloramfenikol tetes telinga 3 % 24 Botol / Kotak ,0 738, Kloramfenikol tetes mata 0,5 % Botol 5 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 147 Kloramfenicol salep mata 1 % 5 gr / Tube ,8 43, Miconazol cream 2 % 24 mg ,9 82, Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 25 Tube/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 150 Oksitetrasiklin salep 3 % Tube 5 gram ,3 56,97 Polikresulen (Kondensasi Metakresol Sulfonat dan Botol 10 ml 151 Metanol),Albothyl ,0 105, Povidon Iodida 10 % 30 ml Botol 30 ml ,9 460, Povidon Iodida 10 % 300ml Botol 300 ml #DIV/0! #DIV/0! 154 Povidon iodida 10% 60 ml Botol 60 ml #DIV/0! #DIV/0! 155 Povidon iodida 10% 1000 ml Botol 1000 ml - - #DIV/0! #DIV/0! 156 Salep 2-4 kombinasi: Asam Salisilat 2%+Belerang endap g / Kotak 4 % ,6 447,57 186

203 NO NAMA OBAT KEMASAN STOCK RATA TINGKAT Persentase OBAT RATA / KECUKUPAN Tingkat BULAN Kecukupan 157 Salisil Bedak 2 % 50 gram/kotak ,7 664, Scabicid Cream Tube 15 gr Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 24 5 ml / Kotak #DIV/0! #DIV/0! 160 Temefos 1% (Bubuk Abate) Bungkus / 1 kg #DIV/0! #DIV/0! 161 Timolol Tts Mata btl - - VIII OBAT-OBATAN 162 Albendazol tablet 400 mg ktk 5 x 6 tablet #DIV/0! #DIV/0! 163 Alopurinol tablet 100 mg 100 Tab/ktk ,4 2, Alopurinol tablet 300 mg Ktk 3 x 10 tablet #DIV/0! #DIV/0! 165 Ambroxol Tablet 30 mg 100 Tab/ktk ,6 220, Aminofilin tablet 200 mg 100 Tablet / Botol #DIV/0! #DIV/0! 167 Amoksisillin kapsul 250 mg 120 tab/ktk ,1 0, Amoksisillin kapsul 500 mg 100 Tab/ktk ,4 702, Antalgin (Metampiron) tablet 500 mg 1000 Tablet / Botol ,2 5029,00 Antasida DOEN tab kombinasi : Mg Hidroksida 200mg+Al 1000 Tablet / Botol 170 Hidroksida 200mg ,9 271, Anti Malaria Doen :Komb pirimet +Sulfadoxin 100 Tablet / Botol #DIV/0! #DIV/0! 172 Asam Asetilsalisilat 80mg Tab 100 Tablet / kotak ,0 94, Asam ascorbat (Vit C) tablet 50 mg 1000 Tablet / Botol ,2 400, Asam ascorbat (Vit C) tablet 250 mg 250 Tablet/Botol - - #DIV/0! #DIV/0! 175 Asam Folat Tablet 100 tablet , Asam Mefenamat kapsul 500 mg 100 Tablet/ ktk ,7 242, Asam Tranexamat Tablet 500 mg 100 tablet / kotak #DIV/0! #DIV/0! 178 Asiclovir 200 mg 100 tablet / kotak , Asiclovir 400 mg 50 tablet/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 180 Asiklovir 400 mg 100 tablet/kotak Attapulgit Tablet 100 tablet / kotak #DIV/0! #DIV/0! 182 Attapulgit + Pectin Tablet Kombinasi 100 tablet / kotak , , Atropin Sulfat tablet 0,5 mg 500 Tablet / kotak #DIV/0! #DIV/0! 184 Betahistin Mesilat 5 mg 30 Tablet/ ktk , Bisacodil Tablet Kotak / 18 Tablet #DIV/0! #DIV/0! 186 Bisoprolol Tablet 5 mg Ktk 3x 10 Tablet Bromhexin Tablet Ktk #DIV/0! #DIV/0! 188 Captopril tablet 25 mg 100 tablet / kotak , Captropil tablet 12,5 mg 100 tablet / kotak , Cetrizine 10 mg 50 tablet/kotak , Cimetidin tablet 200 mg 100 tablet/kotak , Ciprovloxsacin 500 mg 100Tablet / Ktk , Clindamysin Tablet 300 mg (Branded) 50 Kapsul/Kotak Clonidin 0,15 mg 100 Tablet / Botol , Curcuma Tablet 100 Tablet / Box Deksametason tablet 0.5 mg 1000 Tablet / Botol , Dekstrometorpan tablet 15 mg 1000 Tablet / kotak , Dietilkarbamazin sitrat tablet 100 mg 100 tablet / kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 199 Digoksin tablet 0,25 mg 100 Tablet / Ktk , Diltiazem HCL tab 30 mg 100 tab / Kotak , , Dimenhidrinat tab 50 mg 100 Tablet / Botol #DIV/0! #DIV/0! 202 Doksisiklin kapsul 100 mg 100 kapsul/kotak Domperidon Tablet 10 mg 100 Tablet / kotak , , Erytromisin Kapsul 500 mg 100 kapsul/kotak ,5 269, Ekstrak Belladon tablet 10 mg 1000 Tablet/Botol - - #DIV/0! #DIV/0! 206 Etambutol HCL tablet 250 mg 200 Tablet/kotak Famotidin 20 mg 50 tablet/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 208 Fenilbutazon/Novazon 1000 Tablet / Botol - - #DIV/0! #DIV/0! 209 Fenitoin Natrium kapsul 30 mg 1000 Tablet / Btl #DIV/0! #DIV/0! 210 Fenitoin Natrium kapsul 100 mg 250 Kapsul / Botol - - #DIV/0! #DIV/0! 211 Fitomenadion (Vit K) tablet salut gula 10 mg 100 Tablet / Botol , Furosemid tablet 40 mg 100 tablet / kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 213 Garam Oralit untuk 200 ml air 100 kantong / kotak ,7 1293, Gemfibrozil 300 mg 120 Kapsul / Kotak ,8 260, Gemfibrozil 600 mg 100 kapsul/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 216 Glibenklamid tablet 5 mg 100 tablet/kotak ,0 10, Glimepiride tablet 2 mg 50 tablet/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 218 Glimepiride tablet 4 mg 50 tablet/kotak ,67 187

204 NO NAMA OBAT KEMASAN STOCK RATA TINGKAT Persentase OBAT RATA / KECUKUPAN Tingkat BULAN Kecukupan 219 Gliquidon tablet 30 mg 100 Tab/ktk - - #DIV/0! #DIV/0! 220 Gliseril Guayakolat tablet 100 mg 1000 Tablet/Botol ,9 366, Griseofulvin Tablet Tablet ,30 785, Hidrolortiazid ( HCT ) tablet 25 mg 1000 Tablet / Botol ,80 276, Hyosine-N-Butilbromid 10 mg 100 tab / Kotak , , Ibuprofen tablet 200 mg 100 Tablet / Botol , , Ibuprofen tablet 400 mg 100 Tablet/ Botol , , Isoniazede 100 mg 1000 Tablet / Botol #DIV/0! #DIV/0! 227 Isosorbid dinitrat tablet sublingual 5 mg 100 Tab/ktk ,88 377, Kalium Permanganat Serbuk 25 btl/ 5 gr Kalium Diklopenak 50 mg 50 Tablet / Kotak , , Kalium Diklopenak 25 mg 50 tablet/kotak ,00 733, Kalsium laktat (Kalk) tablet 500 mg 1000 Tablet/Botol ,57 547, Ketokonazole 200 mg 50 tablet/kotak , , Ketoprofen Tab 100 mg 100 tablet/kotak , , Kloramfenikol kapsul 250 mg 250 Tablet / Botol - - #DIV/0! #DIV/0! 235 Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg 1000 Tablet/Botol , , Klorokuin 150 mg Tablet 1000 Tablet / Botol - - #DIV/0! #DIV/0! 237 Kotrimoksazol tablet komb: sulfametoksazol 400 mg '+ 100 tablet/kotak Trimetoprim 80 mg ,00 777, Kotrimoksazol tablet pedriatik komb:sulfametoksazol tablet/kotak mg + Trimetoprim 20 mg ,22 28, Klokuin fosfat tablet 250 mg 1000 Tablet/Btl - - #DIV/0! #DIV/0! 240 Kuinin sulfat tablet 222 mg(7 H2O) 60 Tab/ktk Kuinin (kina) tablet 200 mg 60 Tab/ktk ,02 566, Lanzoprazole kaps 30 mg 20 Kapsul/kotak #DIV/0! #DIV/0! 243 Levofloxacin 500 mg 30 Tablet/ ktk - - #DIV/0! #DIV/0! 244 Loperamid tablet 2 mg ( Novadium ) 100 tablet/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 245 Loratadin 10 mg 50 Tablet / Kotak ,03 194, Magnesium Sulfat 30 gr 10 sase / Kotak Mebendazol tablet 100 mg 30 Tablet/ ktk #DIV/0! #DIV/0! 248 Meloxicam 15 mg 50 tablet/kotak Metformin 500 mg 100 Tablet/kotak #DIV/0! #DIV/0! 250 Metformin tab 850 mg 100 tablet / kotak , , Metil Ergometrin Maleat Tab.sal 0,125 mg 100 tablet/kotak ,25 18, Metil Prednisolon 4 mg 100 tablet/kotak ,80 43, Metochlopramid tablet 10 mg 100 tablet/kotak ,50 986, Metronidazol tablet 250 mg 100 tablet/kotak ,86 677, Metronidazol tablet 500 mg 100 tablet/kotak ,17 12, Mineral Mix ktk 40 sachet #DIV/0! #DIV/0! 257 Multivitamin ( Dewasa ) 30 Tablet / Botol #DIV/0! #DIV/0! 258 Multivitamin Anti Oksidan / Univoxy 30Tablet/Box #DIV/0! #DIV/0! 259 Multyivitamin Lansia /Selviflex 100 Tablet/Box Multivitamin Penambah Darah / Trofifer 100 Tablet/ Box Multivitamin Penambah Kalsium / Lycalvit 100 Tablet / Box Natural Anti Inflamasi/Nutriflam Box/60 Tablet Natrium Bikarbonat Tablet 1000 Tablet / Btl Natrium diklofenak tablet 25 mg 50 tablet/kotak ,90 593, Natrium diklofenak tablet 50 mg 50 tablet/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 266 Neurotropik Vitamin Kombinasi 100 Tablet / Box Nipedipin tablet 10 mg 100 tablet/kotak ,0 755, Nistatin tablet salut IU 100 tablet/kotak #DIV/0! #DIV/0! 269 Nistatin tablet vaginal IU/g 100 tablet/kotak #DIV/0! #DIV/0! 270 Omeprazole Tab 20 mg 30 Kapsul/kotak ,9 60, Ofloxacin 400 mg Tablet 50 Kaps / Box Paraformaldehid tablet 1 gram 100 Tablet / Botol #DIV/0! #DIV/0! 188

205 NO NAMA OBAT KEMASAN STOCK RATA TINGKAT Persentase OBAT RATA / KECUKUPAN Tingkat BULAN Kecukupan 273 Parasetamol tablet 100 mg 100 Tablet/ Botol - - #DIV/0! #DIV/0! 274 Parasetamol tablet 500 mg 1000 Tablet/Botol ,2 39, Papaverin tablet 1000 tablet/botol #DIV/0! #DIV/0! 276 Piracetam tablet 400 mg 100 tablet/kotak ,2 51, Pirantel tablet 125 mg 100 tablet/kotak #DIV/0! #DIV/0! 278 Piridoksin HCl ( Vit B6 ) tablet 10 mg 1000 tablet/kotak Piroksikam kapsul 10 mg 100 tablet/kotak ,6 358, Prednison tablet 5 mg 1000 tablet/kotak ,5 758, Propiltiourasil Tablet 100 mg 100 Tablet/Kotak ,8 804, Propanolol 40 mg Tablet 100 Tablet / Box Ranitidin 150 mg 100 tablet/kotak Reserpin tablet 0,10 mg 1000tablet/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 285 Reserpin tablet 0,25 mg 1000 tablet/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 286 Retinol (Vitamin A) kapsul IU 50 capsul/botol #DIV/0! #DIV/0! 287 Retinol (Vitamin A) IU kapsul lunak 50 capsul/botol #DIV/0! #DIV/0! 288 Retinol tablet IU 1000 tablet /kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 289 Rifampisin kapsul 300 mg 100 tablet/tablet - - #DIV/0! #DIV/0! 290 Rifampisin kaplet 450 mg 100 tablet/kotak #DIV/0! #DIV/0! 291 Rifampisin kaplet 600 mg 100 tablet/kotak #DIV/0! #DIV/0! 292 Salbutamol tablet 2 mg 100 tablet/kotak ,0 711, Salbutamol tablet 4 mg 100 tablet/kotak ,2 684, Sefadroksil kaps 500 mg 50 capsul/kotak ,3 140, Sefiksim kaps 100 mg 50 capsul/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 296 Sianokobalamin Tablet (Vit B 12 ) tablet 1000 Tablet/Botol ,0 4900, Simvastatin 10 mg 30 tablet/kotak ,0 722, Spiramisin Tablet 50 Tablet / Box Spironolakton tab 25 mg 100 tablet/kotak #DIV/0! #DIV/0! 300 Sulfadimidin Tablet 1000 Tablet / Btl Tablet tambah darah kombinasi 125 tablet/kotak Tetrasiklin HCL kapsul 250 mg 1000 Capsul / Botol Tetrasiklin HCL kapsul 500 mg 1000 capsul/botol - - #DIV/0! #DIV/0! 304 Tiamin HCL/Mononitrat ( Vit.B1) tablet 50 mg 1000 tablet/botol ,0 1527, Thiamfenicol 500 mg 100 capsul/kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 306 Tramadol tab 50 mg 50 capsul/kotak ,2 123, Vitamin B Kompleks 1000 tablet/botol Zink tablet 20 mg 100 tablet /kotak ,3 351,39 IX SERUM DAN VAKSIN 309 Serum anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml ( ABU I ) 10Vial/Kotak 15 - #DIV/0! #DIV/0! 310 Serum anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml ( ABU II ) Vial - - #DIV/0! #DIV/0! 311 Serum Anti Difteri inj IU/Vial (A.D.S) 10 Vial / Kotak 9 - #DIV/0! #DIV/0! 312 Serum Anti Tetanus injeksi IU/amp (ATS) 10 Ampul / Kotak ,0 1650, Serum Anti Tetanus injeksi IU/Vial(ATS) 10 Vial / Kotak 1 - #DIV/0! #DIV/0! 314 Vaksin Rabies Vero Kotak ,0 122,44 X PSIKOTROPIKA - - #DIV/0! #DIV/0! 315 Alprazolam 0,5 mg 100 Tab/ktk ,0 538, Amitriptillin HCL tablet salut 25 mg 100 Tab/ktk ,0 2566, Anmtimigran :Ergotamin + Kofein 50mg 100 Tablet / Btl Clobacam tab 10 mg 100 Tablet/Kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 319 Diazepam injeksi 5mg/ml-2 ml 30 Ampul / Kotak #DIV/0! #DIV/0! 320 Diazepam tablet 2 mg 1000 Tablet/Botol , , Diazepam tablet 5 mg 250 Tablet/ Botol #DIV/0! #DIV/0! 322 Diazepam Rectal 5 mg / ml Tube ,4 196, Efedrin Hcl 25 mg Tablet 250 mg / Tablet Fenobarbital injeksi 50 mg/ml-2 ml 30 Ampul / Kotak #DIV/0! #DIV/0! 325 Fenobarbital tablet 30 mg 1000 Tablet/Botol ,6 275, Fenobarbital tablet 100 mg 250 Tablet/ Botol #DIV/0! #DIV/0! 327 Haloperidol tablet 0.5 mg 100 Tablet / Kotak ,7 1092, Haloperidol tablet 1.5 mg 100 Tablet / Botol ,4 1113, Karbamazepin tablet 200 mg 100 tablet/kotak ,0 350, Klorpromazen HCL injeksi 25 mg/ml-1ml 30 Ampul / Kotak - - #DIV/0! #DIV/0! 331 Klorpromazen 25 mg ntablet Salut 1000 Tablet/Btl #DIV/0! #DIV/0! 332 Klorpromazen HCL tablet salut 100 mg 1000 Tablet/Botol #DIV/0! #DIV/0! 333 Triheksifenidil Hidroklorida tablet 2 mg 100 Tablet /Botol ,0 977,59 189

206 190 TABEL 70 NO FASILITAS KESEHATAN JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 PEMILIKAN/PENGELOLA KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT JIWA - 3 RUMAH SAKIT BERSALIN - 4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA - 5 PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT GFK INDUSTRI OBAT TRADISIONAL - 20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL - Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : Bidang YanKes Dinkes Tabalong Bidang Farmasi DinKes Tabalong

207 TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO SARANA KESEHATAN JUMLAH LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR JUMLAH % JUMLAH % RUMAH SAKIT UMUM , , RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0,00 3 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,00 4 PUSKESMAS ,00 JUMLAH (KAB/KOTA) , ,00 Sumber : Bidang YanKes DinKes Tabalong Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

208 192 TABEL 72 NO KAB/KOTA JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, DAN KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 POSYANDU PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH POSYANDU AKTIF JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % BANUA LAWAS BANUA LAWAS 0 0, ,59 1 3,70 0 0, , ,00 2 PUGAAN PUGAAN 0 0, , ,15 0 0, , ,00 3 KELUA KELUA 1 3,70 1 3, ,26 0 0, , , MUNGKUR AGUNG 0 0, , ,93 0 0, , ,91 5 MUARA HARUS MUARA HARUS 0 0,00 0 0, ,04 0 0, , ,00 6 TANTA TANTA 7 25, , ,04 0 0, , ,00 7 TANJUNG TANJUNG 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, , , HIKUN 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, , ,00 9 MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK 0 0, ,85 0 0,00 0 0, , ,86 10 MABUUN 2 7, ,22 1 3,70 0 0, , ,00 Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun HARUAI HARUAI 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, , ,00 12 BINTANG ARA BINTANG ARA 5 18, , ,22 1 3, , ,00 13 UPAU UPAU 0 0,00 2 7, ,93 0 0, , ,00 14 MUARA UYA MUARA UYA 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, , , RIBANG 0 0, , , , , ,00 16 JARO JARO 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, , ,00 JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 15 5, , ,97 2 0, , ,50 1,18 Sumber : Bidang Promosi Kesehatan DinKes Kab. Tabalong Puskesmas Se_Kabupaten Tabalong

209 TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KAB/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 JUMLAH NO KAB/KOTA DESA/ DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIF POSKESDES/P POSYANDU KELURAHAN JUMLAH % JUMLAH % OLINDES BANUA LAWAS BANUA LAWAS , , PUGAAN PUGAAN , , KELUA KELUA ,00-0, MUNGKUR AGUNG , , MUARA HARUS MUARA HARUS , , TANTA TANTA , , TANJUNG TANJUNG , , HIKUN , , MURUNG PUDAK MURUNG PUDAK , , MABUUN , , HARUAI HARUAI ,62 1 9, BINTANG ARA BINTANG ARA , , UPAU UPAU , , MUARA UYA MUARA UYA ,00 1 9, RIBANG , , JARO JARO , , JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Promosi Kesehatan DinKes Kab. Tabalong Puskesmas Se_Kabupaten Tabalong , , Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

210 194 TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM JUMLAH DOKTER GIGI b L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS PUGAAN KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS TANTA TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI BINTANG ARA UPAU MUARA UYA RIBANG JARO SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RS PERTAMINA TANJUNG RSUD H. BADARUDDIN SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP PDDK 0,0 3,6 1,8 14,7 22,3 18,4 12,1 14,3 13,2 1,7 8,0 4,8 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

211 TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN BIDAN PERAWAT NO UNIT KERJA BIDAN DIII BIDAN DIV BIDAN JUMLAH SARJANA KEPERAWATAN a PERAWAT b L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS PUGAAN KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS TANTA TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI BINTANG ARA UPAU MUARA UYA RIBANG JARO SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RS PERTAMINA TANJUNG RSUD H. BADARUDDIN SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b termasuk SLTA, D-I, dan D-III Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

212 196 TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI APOTEKER DAN D-III FARMASI DAN NO UNIT KERJA SARJANA FARMASI a JUMLAH D-IV/SARJANA GIZI a DI DAN D-III GIZI JUMLAH ASS APOTEKER L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS PUGAAN KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS TANTA TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI BINTANG ARA UPAU MUARA UYA RIBANG JARO SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RS PERTAMINA TANJUNG RSUD H. BADARUDDIN SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : Puskesmas Se-Kabupaten Tabalong Keterangan : a termasuk S2 dan S3

213 TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN NO UNIT KERJA SARJANA KESMAS a TENAGA KESMAS D-III KESMAS b JUMLAH TENAGA SANITASI L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P BANUA LAWAS PUGAAN KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS TANTA TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI BINTANG ARA UPAU MUARA UYA RIBANG JARO SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RS PERTAMINA TANJUNG RSUD H. BADARUDDIN SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP PDDK 2,6 5,3 3,9 7,8 15,1 11,4 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong Keterangan: a termasuk S2 dan S3 b termasuk D-I Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012

214 198 TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 NO UNIT KERJA TENAGA TEKNISI MEDIS ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI JUMLAH FISIOTERAPIS L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P BANUA LAWAS PUGAAN KELUA MUNGKUR AGUNG MUARA HARUS TANTA TANJUNG HIKUN MURUNG PUDAK MABUUN HARUAI BINTANG ARA UPAU MUARA UYA RIBANG JARO SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RS PERTAMINA TANJUNG RRSUD H. BADARUDDIN SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP PDDK 0,9 3,6 2,2 1,7 2,7 2,2 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI - JUMLAH (KAB/KOTA) Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2012 Sumber : Puskesmas se-kabupaten Tabalong

215 TABEL 79 NO SUMBER BIAYA ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2012 ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah % ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA a. Belanja Langsung ,27 b. Belanja Tidak Langsung ,42 2 APBD PROVINSI - 3 APBN : - Dana Dekonsentrasi - - Dana Alokasi Khusus (DAK) - - ASKESKIN (Jamkesmas/Bansos) - - Lain-lain (BOK) - 4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - (sebutkan project dan sumber dananya) 5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - TOTAL ANGGARAN KESEHATAN ,0 TOTAL APBD KAB/KOTA % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA #DIV/0! ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA ,32 Sumber : Subag Perencanaan dan Keuangan Dinkes Kab. Tabalong RSUD H. Badaruddin Tanjung 199

216

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TABALONG

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TABALONG 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TABALONG Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong (RHN) PETA WILAYAH KABUPATEN TABALONG ii TIM PENYUSUN Pembina Arianto, S.IP, Si Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP KATA PENGANTAR Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

DAFTAR TABEL. Judul Tabel DAFTAR TABEL Tabel Judul Tabel Tabel 1 : Tabel 2 : Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Kota Depok tahun 2007 Jumlah penduduk

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 581.947

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 Profil Kesehatan Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 85 Sarkes yang memiliki Labkes 100 % C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 86 Rumah Tangga ber-phbs 64.56 % 87 Posyandu Aktif 53.07

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem KATA PENGANTAR Berkat Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sanghyang Widhi

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 2

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 2 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 2 3.297 Km 2 Jumlah Desa/Kelurahan 852 Desa/Kel 3 Jumlah Penduduk 262.351 267.400 529.751 Jiwa 4 Rata-rata

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 203.269 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1.581 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 3.164.800 Jiwa Tabel

Lebih terperinci