EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN SAMARINDA ULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN SAMARINDA ULU"

Transkripsi

1 ejournal Administrative Reform, 2017, 5 (1): ISSN , ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN SAMARINDA ULU Suparti 1, Hartutiningsih 2, Anwar Alaydrus 3 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan program raskin di Kecamatan Samarinda Ulu sudah tepat sasaran, tepat kualitasnya, tepat waktu, tepat harga dan tepat jumlahnya. Serta untuk mengetahui faktor faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program beras miskin di Kecamatan Samarinda Ulu. Hasil penelitian tentang evaluasi pelaksanaan program raskin di Kecamatan Samarinda Ulu sudah tepat sasaran di mana beras sudah didistribusikan kepada RTS PM yang terdaftar dalam daftar penerima raskin, mutu atau kualitas beras untuk tahun 2016 sudah layak konsumsi yaitu beras berwarna putih, tidak bau dan utuh. Kata Kunci: evaluasi, program raskin, tepat sasaran, tepat mutu, tepat harga, tepat jumlah. Abstract The purpose of this research is to know and evaluate program implementation of poor rice in Samarinda Ulu already right on target, right quality, right time, right price and the right amount. As well as to find out the factors that support and hinder the implementation of the program of poor rice in Samarinda Ulu. The result of the research on the evaluation of the implementation of the programme of raskin in Samarinda Ulu already right on target that is already distributed rice to RTS-PM on appropriate list of beneficiaries raskin, the quality of the rice for 2016 already decent white rice consumption did not smell and intact. Keywords: evaluation, Rice for the poor program, the right target, the right quality, the right price, the right amount. Pendahuluan Meningkatkan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama pembangunan di Indonesia. Apabila masih ada masyarakat yang belum sejahtera atau miskin maka pembangunan dapat dikatakan belum mencapai tujuan. Oleh sebab itu pemerintah berusaha keras dalam pembangunan adalah menurunkan angka kemiskinan. Alasan penting mengapa kemiskinan perlu mendapat perhatian. Pertama, kemiskinan merupakan kondisi yang kurang beruntung karena 1 Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip Unmul Samarinda. 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip Unmul Samarinda. 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip Unmul Samarinda.

2 Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin di Kecamatan Samarinda... (Suparti) bagi kaum miskin akses untuk kemudahan kehidupan terbatas. Kedua, kemiskinan sering menjadi penyebab tindak kriminalitas. Ketiga, bagi para pembuat kebijakan, kemiskinan mencerminkan kegagalan kebijakan pembangunan yang telah diambil pada masa lampau. Program Beras Miskin adalah salah satu program pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan dan perlindungan social dibidang pangan yang diselenggarakan oleh pemerintah Pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah ( rumah tangga miskin dan rentan miskin ). Adapun tujuan dari program beras miskin ini adalah untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Selain itu juga untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan pada keluarga miskin melalui pendistribusian beras yang diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin. Sasarannya adalah terbantu dan terbukanya akses beras keluarga miskin yang telah terdata dengan kuantum tertentu sesuai dengan hasil musyawarah desa/kelurahan dengan harga bersubsidi di tempat, sehingga dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan keluarga miskin. Masalah yang timbul di masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan program raskin adalah : salah sasaran, timbulnya kecemburuan social, kualitas beras yang tidak baik, jumlah beras yang tidak sesuai, dan waktu pendistribusian yang tidak tepat. Evaluasi Kebijakan Publik Kebijakan adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan. Evaluasi dapat dilakukan jika suatu kebijakan sudah berjalan dalam waktu yang cukup lama, sebab evaluasi yang dilakukan terlalu dini maka outcome dan dampak dari suatu kebijakan belum tampak. Semakin strategis suatu kebijakan, maka diperlukan tenggang waktu yang lebih panjang untuk melakukan evaluasi. Sebaliknya, semakin tehnik sifat dari suatu kebijakan atau program, maka evaluasi dapat dilakukan dalam kurun waktu yang relative lebih cepat semenjak diterapkannya kebijakan yang bersangkutan, ( Subarsono, 2005). Pengertian di atas memberikan petunjuk bahwa evaluasi harus dilakukan setelah kebijakan tersebut dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama sehingga dapat diketahui manfaat dan dampak kebijakan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarno. B, ( 2012 ) bahwa evaluasi kebijakan ditujukkan untuk melihat sebab sebab kegagalan suatu kebijakan atau untuk mengetahui apakah kebijakan publik yang telah dijalankan meraih dampak yang diinginkan. Dalam bahasa yang lebih singkat evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menilai manfaat suatu kebijakan. Menurut Winarno. B. (2012) secara umum evaluasi kebijkakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi kebijakan dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan 283

3 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 1, 2017: dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah masalah kebijakan, program program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan. Sejalan dengan pendapat di atas terkait dengan kebijakan William N. Dunn, memberikan arti pada istilah evaluasi bahwa: Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran ( appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian ( assessment), kata kata yang menyatakan usaha untuk menganalisa hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan, (Dunn, 2003). Menurut Mustopadidjaja ( 2002) menyatakan bahwa evaluasi kinerja merupakan aktivitas dalam manajemen proses kebijakan yang dilakukan pada tahap pemantauan pelaksanaan, pengawasan, atau pun pertanggungjawaban. Setiap tahapan berisikan kegiatan pengumpulan dan analisi data dan informasi serta pelaporan mengenai tingkat perkembangan capaian hasil kegiatan pelaksanaan, ketepatan sistem dan proses pelaksanaan, dan ketepatan kebijakan serta akuntabilitas kelembagaan secara keseluruhan. Kebijakan dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan kepada seluruh proses kebijakan. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi menurut Mustopadidjaja dan Hutagalung merangkum makna pemantauan, pengawasan hingga evaluasi akhir. Sedangkan EKPP memilah makna pemantaun dan evaluasi. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah program atau kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana, memberikan masukan atau informasi yang sebenarnya tentang pelaksanaan kegiatan di lapangan, untuk mempermudah pengendalian dan pengawasan pelaksanaan suatu kebijakan. Fungsi Evaluasi Kebijakan Fungsi Evaluasi Kebijakan Publik menurut Dunn dan Ripley ( dalam wibawa dkk, 1998:10-11) adalah : 1. Ekplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dapat dibuat suatu generalisasi pola hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamanatinya. 2. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para pelaku, sesuai dengan standard an produser yang ditetapkan oleh kebijakan. 3. Auditing. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah output benar benar sampai ketangan kelompok sasaran maupun penerima lain ( individu, keluarga, organisasi, birokrasi dan lain lain) yang dimaksudkan oleh pembuat dan pembuat kebijakan tidak adakah penyimpangan dan kebocoran. 284

4 Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin di Kecamatan Samarinda... (Suparti) 4. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat social ekonomi dan kebijakan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, riset evaluasi kebijakan bertujuan untuk mengukur dampak dari suatu program yang mengarah pada pencapaian dari serangkaian tujuan yang telah ditetapkan dan sebagai sarana untuk memberikan kontribusi ( rekomendasi ) dalam membuat keputusan program dan perbaikan program pada masa mendatang. Definisi Kemiskinan Definisi Kemiskinan menurut Kecuk Suhariyanto ( 2011) dalam Syawie ( 2011:213) Kemiskinan adalah sebagai kondisi saat seseorang atau kelompok orang tak mampu memenuhi hak hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Lebih lanjut Kecuk Suhariyanto (2011) menjelaskan dalam Syawie ( 2011 : 2013) definisi kemiskinan mengalami penyempitan makna hanya dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Konsep ini sejalan dengan konsep yang digunakan oleh Badan Pusat Stastistik ( BPS) Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar ( basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Kemiskinan menurut Sayogyo (2000) diukur dengan menghitung jumlah penduduk yang memiliki pendapatan perkapita yang tidak mencukupi untuk mengkonsusmsi barang dan jasa yang nilainya ekuivalen dengan 20 kg beras per kapita per bulan untuk daerah pedesaan dan 30 kg beras untuk daerah perkotaan. Standar kecukupan pangan dihitung setara kilo kalori per kapita per hari ditambah dengan pengeluaran untuk kebutuhan non makanan (perumahan, berbagai barang dan jasa, pakaian). Pengertian Kemiskinan secara garis besar bisa dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut ( Suyatno. B, 2013 ). Kemiskinan relative dinyatakan dengan beberapa persen dari pendapatan nasional yang diterimakan oleh kelompok penduduk dengan kelas pendapatan tertentu dibandingkan dengan proporsi pendapatan nasional yang diterima oleh kelompok penduduk dengan kelas pendapatan lainnya. Kebijakan Beras Miskin Tahun 2009 pemerintah mengeluarkan kebijakan yang bertujuan membantu masyarakat miskin melalui Peraturan Presiden No. 13 tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan. Salah satu upaya pemerintah untuk menanggulangi rendahnya daya beli masyarakat berpenghasilan rendah 285

5 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 1, 2017: untuk memenuhi kebutuhan pangan adalah melalui Intruksi Presiden No.3 tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan beras dan penyaluran beras oleh pemerintah atau perberasan nasional. Intruksi Presiden ini diantaranya menetapkan kebijakan pengadaan dan penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Pasal 1 peraturan ini menyebutkan : (1) Penanggulangan kemiskinan adalah program kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistimatis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. (2) Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat serta pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil. Mengacu kepada peraturan presiden diatas jelas bahwa program beras miskin masuk dalam kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan social yang terdiri atas program program untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup serta perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin. Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin (Raskin) Di Kecamatan Samarinda Ulu Tepat Sasaran Program beras miskin yang dibuat pemerintah sejak tahun 2008 yang lalu adalah dalam rangka membantu masyarakat tidak mampu ( masyarakat miskin ) untuk bertahan hidup melalui pemenuhan kebutuhan pokoknya khususnya beras dengan harga murah melalui subsidi pemerintah. Sehingga untuk menilai tepat sasaran program beras miskin dilakukan melalui penilaian apakah program ini bisa memecahkan masalah masyarakat miskin memenuhi kebutuhannya. Agar program ini tepat sasaran dan bermanfaat bagi penerima Beras miskin maka pemerintah membuat pedoman umum Beras miskin yang diperbaharui setiap tahunnya. Dalam Pedoman Umum Beras Miskin tahun 2016 diatur bahwa Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Program Beras Miskin ( RTS-PM ) adalah Rumah Tangga yang berhak menerima beras dari program beras miskin 2016 sesuai data yang diterbitkan dari Basis Data Terpadu yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan ( TNP2K ), yang telah dimutahirkan berdasarkan pelaporan hasil musyawarah desa/musyawarah kelurahan tahun 2014 yang tertuang didalam Formulir Rekapitulasi Pengganti ( FRP ) 2014 dan telah dilaporkan kesekretariat TNP2K sesuai tanggal yang telah ditetapkan dan disahkan Kemenko Kesra RI dan Data Rumah Tangga hasil pemutahiran daftar penerima manfaat ( DPM ) oleh musyawarah desa / kelurahan pemerintah setingkat. 286

6 Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin di Kecamatan Samarinda... (Suparti) Rumah Tangga Sasaran dalam program Beras miskin ditanda dengan kepemilikan Kartu Raskin yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota Samarinda. Kartu ini sebagai pengendali administrasi agar tidak salah dalam pendistribusian beras miskin. Kesalahan dalam pendistribusian merupakan masalah yang akan berakibat fatal dalam masyarakat. Sehingga Kartu Raskin akan memudahkan pendistribusian beras miskin. Kriteria yang menjadi dasar dalam penetapan penerima beras miskin adalah rumah tangga yang berpendapatan tidak menentu, jumlah anggota keluarga banyak, terdapat balita dan anak usia sekolah, kondisi fisik rumahnya kurang layak huni. Keluarga seperti itulah yang diutamakan untuk menerima program beras miskin. Berdasarkan hasil penelitian penulis bahwa pendistribusian raskin di Kelurahan Air Putih dan Kelurahan Bukit Pinang sudah tepat sasaran. Raskin didistribusikan kepada RTS-PM yang terdaftar di Daftar Penerima Raskin. RTS PM dibuktikan dengan menunjukkan Kartu Raskin. Raskin tidak didistribusikan kepada selain penerima raskin. Selain itu RTS-PM juga menandatangani tanda terima raskin. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa pendistribusian raskin sudah tepat sasaran. Walaupun dalam penelitian ditemukan ada sebagian warga miskin yang layak menerima raskin tetapi tidak terdaftar dalam daftar penerima raskin. Inilah yang menjadi persoalan dilapangan. Petugas Kelurahan yang menerima keluhan warga hanya dapat menampung keluhan dan mendata warga tersebut. Apabila nanti ada pendataan ulang maka data sudah ada, tinggal survey atau tinjau lokasi. Selain didata warga yang tidak mampu tersebut dimasukkan kedalam daftar Perlindungan Keluarga Harapan ( PKH ) yang merupakan program pemerintah dalam memberikan bantuan kepada Keluarga dari golongan tidak mampu. Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa : a. Di Kelurahan Air Putih maupun Kelurahan Bukit Pinang penyaluran beras miskin sesuai dengan daftar penerima beras miskin ( Tepat Sasaran ). b. Sangat diperlukan pendataan ulang ( Up date data ) untuk mengetahui warga yang layak menerima raskin. c. Masih banyak warga miskin yang belum terdaftar dalam penerima raskin. Tepat Waktu. Beras miskin yang didistribusikan oleh Dolog ke Kelurahan biasanya setiap dua atau tiga bulan sekali. Tetapi rata rata dua bulan sekali. Sebelumnya Dolog memberitahukan terlebih dahulu kepada Aparat Kelurahan untuk menyiapkan tempat penampungan sementara. Selanjutnya aparat menginformasikan kepada Ketua RT untuk menginformasikan kepada warga yang berhak menerima beras miskin. Pendistribusian raskin yang dilaksanakan di Kelurahan Air Putih maupun Kelurahan Bukit Pinang belum tepat waktu. Ini disebabkan karena pendistribusian raskin tidak jelas hari dan tanggal datangnya raskin. Hal inilah yang membuat 287

7 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 1, 2017: RTS-PM tidak menggantungkan kebutuhan berasnya kepada raskin. RTS-PM biasanya membeli terlebih dahulu beras dengan harga yang lebih mahal dipasar. Oleh sebab itu agar raskin dapat membantu memenuhi kebutuhan beras RTS-PM maka jadwal kedatangan raskin dapat ditentukan hari maupun tanggalnya. Sehingga RTS-PM dapat mengatur pemenuhan beras dalam keluarganya. Tepat Harga Pagu harga tebus beras miskin berdasarkan pedoman umum pelaksanaan program raskin tahun 2016 adalah Rp / kg. Harga ini tidak boleh kurang atau lebih untuk dibayarkan oleh RTS-PM. Oleh sebab itu perlu evaluasi atau monitoring pada waktu pendistribusian raskin. Ini untuk menjaga agar tidak ada oknum oknum yang menaikan harga beras. Monitoring dapat dilakukan oleh aparat aparat pemerintahan kelurahan yang berguna untuk melihat sejauh mana program raskin ini dapat berjalan dengan baik, baik dilihat dari segi pelaksanaan, dari segi tepat sasaran, segi tepat harga maupaun tepat jumlahnya. Harga beras yang harus ditebus oleh RTS-PM yang berada di Kelurahan Air Putih maupun Kelurahan Bukit Pinang sudah tepat harga. RTS-PM menebus beras raskin dengan harga Rp / kg. Sesuai dengan Pagu Harga Tebus raskin. Dengan harga tersebut diatas RTS-PM dapat memenuhi kebutuhan yang lainnya. Sehingga program raskin ini sangat dirasakan oleh RTS-PM dalam membantu memenuhi kebutuhan pangan terutama beras. Dengan demikian maka tujuan pemerintahan dengan adanya program ini akan tercapai yaitu meningkatkan kesejahteraaan rakyat khususnya dibidang pemenuhan kebutuhan pangan pada keluarga tidak mampu. Tepat Mutu / kualitas. Mutu/kualitas beras miskin memang sering dikeluhkan oleh RTS-PM. Beras yang warnanya kecoklatan, berbau dan kadang kadang ada kutunya. Sehingga RTS-PM dengan terpaksa menerima raskin tersebut. Solusinya dengan mencampur beras tersebut dengan beras yang layak konsumsi dengan harga beras yang lebih mahal. Tepat Mutu / Kualitas adalah mutu atau keadaan beras yang diterima oleh RTS-PM raskin harus layak dikonsumsi atau sesuai dengan standar kesehatan. Yaitu beras berwarna putih, tidak bau, tidak ada kutunya dan baik. Jenis Beras yang dibagikan dari program raskin adalah jenis beras yang berasal dari dolog, sehingga jika tidak ada penyimpangan dalam pendistribusian, dan kualitas beras yang dibagikan merupakan beras yang layak dikonsumsi oleh warga masyarakat. Bulog yang paling bertanggungjawab terhadap mutu beras miskin. Berdasarkan keluhan keluhan dari RTS-PM maka pemerintahan mengadakan evaluasi evaluasi terhadap mutu / kualitas beras miskin. Pada tahun 2016 ini kondisi beras miskin jauh lebih baik dibanding dengan tahun tahun sebelumnya. Beras berwarna putih, kondisi beras masih baik dan tidak 288

8 Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin di Kecamatan Samarinda... (Suparti) berbau. Sehingga RTS-PM tidak perlu lagi mencampur beras raskin dengan beras lain, yang akhirnya RTS-PM dapat menghemat biaya pengeluaran untuk membeli kebutuhan beras dan dapat memenuhi kebutuhan lainnya. Sehingga RTS-PM dapat merasakan manfaat dari keberadaan beras miskin tersebut. Maka Program pelaksanaan raskin ini benar benar mencapai harapan yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari golongan tidak mampu. Tepat Jumlah Tepat jumlah adalah jumlah beras yang sampai ke RTS PM raskin dalam jumlah 15 kg per bulan setiap kepala keluarga. Setiap RTS-PM menerima jumlah beras sebanyak 15 kg/bulan / kk. Jumlah ini memang belum cukup untuk memenuhi untuk keluarga yang berjumlah 3-5 jiwa. RTS-PM harus menambah sendiri kekurangannya. Jumlah ini sesuai dengan aturan yang telah ditentukan, yaitu 15 kg setiap kepala keluarga yang diterima setiap bulannya. Apabila pendistribusian beras miskin ini dilakukan tiap dua bulan sekali maka tinggal mengalikan saja. Setiap Kepala Keluarga mendapatkan 30 kilogram beras. Jumlah ini tidak boleh dikurangi mupun ditambah. Jumlah Beras miskin yang diterima oleh RTS-PM Kelurahan Air Putih dan Kelurahan Bukit Pinang setiap bulannya 15 kg / kk / bulan. Beras tersebut sudah dikemas dalam karung. Setiap karungnya berisi 15 kg. Kondisi karung setiap pendistribusian beras harus dalam keadaan baik. Karung tidak sobek dan tidak bocor. Sehingga jumlah timbangannya pun juga tidak berkurang yaitu tetap 15 kg. Apabila ada yang robek atau bocor maka akan dikembalikan kepada petugas dolog pada waktu pengiriman beras raskin di kelurahan. Maka jumlah beras miskin yang diterima RTS-PM adalah sudah tepat jumlahnya, yaitu tepat timbangannya yaitu 15 kg / KK / bulan. Faktor Pendukung Dalam rangka memperlancar kegiatan pelaksanaan program beras miskin perlu faktor faktor yang mendukung kegiatan tersebut. Faktor faktor tersebut dapat berupa kebijakan, dukungan dan biaya. Adapun yang mendukung pelaksanaan raskin di Kelurahan Air Putih dan Kelurahan Bukit Pinang berjalan lancar adalah kegiatan pelaksanaan pendistribusian raskin mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat maupun daerah selaku pembuat kebijakan dan penyedia anggaran. Anggaran yang disediakan oleh pemerintah cukup besar untuk program raskin ini. Selain faktor diatas kegiatan program raskin juga mendapat dukungan yang kuat dari Pemerintah Kecamatan Samarinda Ulu dan Kelurahan Air Putih dan Kelurahan Bukit selaku pelaksana kegiatan program raskin. Serta dukungan yang sangat kuat dari Ketua RT selaku aparat yang paling dekat dengan RTS-PM raskin. 289

9 ejournal Administrative Reform, Volume 5, Nomor 1, 2017: Faktor Penghambat Faktor penghambat program raskin adalah : data RTS-PM raskin dari tahun 2011 tidak berubah, yang mana masih banyak warga miskin yang perlu mendapatkan raskin. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu diadakan pendataan ulang / up date data bagi masyarakat yang layak menerima raskin. Di dalam pendataan penerima raskin seharusnya melibatkan Ketua RT dan aparat kelurahan yang lebih tahu kondisi ekonomi warganya. Selain itu juga waktu pendistribusian raskin yang tidak pasti. Ini mengakibatkan RTS-PM tidak dapat menggantungkan beras raskin dan harus membeli beras yang lebih mahal di pasar. Hal itu dapat diatas apabila Dolog dapat menjadwalkan dengan pasti akan kedatangan beras miskin. Selain faktor penghambat diatas masih ada factor lain yaitu baik di Kelurahan Air Putih maupun Kelurahan Bukit Pinang tidak mempunyai tempat untuk menampung raskin yang datang dengan jumlah yang banyak. Sehingga raskin yang datang harus cepat disalurkan kepada Ketua RT maupun RTS-PM. Untuk menghindari kerusakan beras akibat banjir. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data melalui evaluasi pelaksanakan program raskin yang dilaksanakan di Kecamatan Samarinda Ulu, dalam hal ini Kelurahan Air Putih dan Kelurahan Bukit Pinang adalah Sebagai berikut : Pelaksanaan program raskin sudah tepat sasaran. Beras didistribusikan kepada RTS-PM yang terdaftar dalam Daftar Penerima Raskin. Pendistribusian beras miskin belum tepat waktu, Hal ini disebabkan oleh jadwal hari dan tanggal pendistribusian raskin tidak jelas. Harga tebus beras raskin sudah Tepat Harga. Yaitu RTS-PM menebus raskin dengan harga Rp / kg. Mutu / Kualitas beras miskin yang diterima oleh RTS-PM. Tahun 2016 mengalami perbaikan kualitas / mutu. Beras dalam keadaan baik, berwarna putih dan tidak bau. Sehingga mutu/kualitas beras miskin sudah tepat mutu/kualitas. Jumlah beras miskin yang harus diterima oleh RTS-PM, yaitu 15 kg / kepala keluarga / setiap bulannya sudah tepat jumlahnya. Sedangkan Faktor Pendukung dari Program raskin ini adalah : mendapat dukungan penuh dari Pemerintah pusat dan daerah sebagai pembuat kebijakan dan penyedia anggaran. Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kelurahan sebagai pelaksana kegiatan sangat mendukung dalam melaksanakan program raskin ini. Ketua RT yang secara sukarela membantu kelancaran kegiatan program raskin.. Faktor Penghambat dari program ini adalah : Data Penerima beras miskin sejak tahun 2011 tidak ada perubahan. Jadwal pendistribusian beras belum tepat waktu serta tidak ada tempat penampungan beras miskin yang datang dikelurahan baik di Kelurahan Bukit Pinang maupun Kelurahan Air Putih. 290

10 Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin di Kecamatan Samarinda... (Suparti) Saran Saran. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan program beras miskin Kecamatan Samarinda Ulu, khususnya di Kelurahan Air Putih dan Kelurahan Bukit Pinang diperoleh berbagai hal yang perlu diperbaiki agar tujuan program ini benar benar berjalan baik dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan pangan yaitu : 1. Pemerintah perlu memperbaiki istilah beras miskin dengan beras untuk keluarga miskin atau beras untuk keluarga golongan tidak mampu. Hal ini dikarenakan di dalam kamus bahasa Indonesia tidak ada istilah beras miskin tetapi yang ada beras IR 24, Beras Merah, Beras IR 36 dan lain-lainya. 2. Program ini perlu dilanjutkan karena sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam menangani masyarakat tidak mampu sesuai UUD 1945 pasal Pemerintah harus selalu memperbaharui data / up date data kemiskinan. 4. Mutu atau kualitas beras miskin harus selalu dieavaluasi setiap tahunnya. 5. Waktu pendistribusian beras miskin seharusnya dapat dijadwalkan untuk tanggal dan waktunya setiap bulannya. Hal ini diharpakan RTS-PM dapat menyiapkan uang tebus berasnya untuk setiap bulannya. 6. Petugas Kecamatan Samarinda Ulu dan Kelurahan diharapkan selalu melaksanakan pemantauan, pengawasan dan peninjauan lapangan pada saat pendistribusian beras agar tidak terjadi salah sasaran, tidak terjadi mark-up harga beras, sehingga pelaksanaan raskin dapat berjalan semakin baik. Daftar Pustaka Anonim. Inpres No. 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor: 511.1/K.21/2016 tanggal 12 Januari 2016 tentang Penetapan Pagu Beras Untuk Rumah Tangga Miskin Provinsi Kalimantan Timur Tahun Bryant dan White Manajemen Pembangunan untuk Negara Berkembang terjemahan Rusyanto. LP3ES: Jakarta. Dunn, William Public Policy Analysis: An Intrudution, New Jersey: Pearson Education. Edisi terjemahan bahasa Indonesia diterjemahkan dari edisi kedua dengan judul Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gajah Mada University Press: Yogyakarta. Mustopadidjaja Manajemen Proses Kebijakan Publik. LAN: Jakarta. Sayogyo Kemiskinan dan Indikator Kemiskinan. Gramedia: Jakarta. Subarsono, A Kebijakan Publik dan Pemerintah Kolaboratif Isu-isu Kontemporer. Gava Media: Yogyakarta. Syawie, Mochamad Kemiskinan dan Kesenjangan, Informasi, Vol.16 No.03 Tahun Winarno, Budi Teori dan Proses Kebijakan Publik. Media Pressindo: Yogyakarta. 291

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN medanseru.co Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan bahwa kinerja penyaluran program beras

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA SUBSIDI HARGA TEBUS BERAS MISKIN KOTA SURABAYA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 03.A 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 03.A TAHUN 2015ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS MISKIN KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS KELUARGA MISKIN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010 WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Raskin adalah salah satu program pemerintah untuk membantu masyarakat yang miskin dan rawan pangan, agar mereka mendapatkan beras untuk kebutuhan rumah tangganya.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi masalah yang krusial di negara berkembang seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan tersebar dari Sabang sampai Merauke

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5.A 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05.A TAHUN 2016ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH/MISKIN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN "a WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DISTRIBUSI BERAS KOTA (RASKO) UNTUK KELUARGA KURANG MAMPU (MISKIN)

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA ejournal lmu Pemerintahan, 2016, ( ): ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA Shandy

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014 PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA DUMAI, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2009 Nomor 1 Seri E.7 PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masayarakat merupakan suatu permasalah yang sangat penting dan perlu perhatian khusus oleh pemerintah. Hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KONSEP GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah wajib menjamin kehidupan fakir miskin, anak-anak terlantar, mengembangkan sistem jaminan sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana yang tertuang dalam alinea ke empat Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO

BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO A. Gambaran Umum Kepengurusan Desa Sutoragan dan Struktur

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak terjadinya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997, jumlah persentase penduduk miskin meningkat secara drastis. Berbagai upaya penanggulangan selama sekitar

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH DESA/MUSYAWARAH KELURAHAN DALAM RANGKA PROGRAM SUBSIDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang samapai saat ini masih dialami oleh bangsa Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan situasi serba kekurangan yang terjadi bukan dikehendaki oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA HARGA TEBUS RASKIN DAN PETUNJUK TEKNIS PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012 MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU Jakarta, 17 Juli 2012 Bismillahir rahmaanir rahim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Masalah

Lebih terperinci

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PENYALURAN BERAS MISKIN KABUPATEN BIMA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial, pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebanyak 95% jumlah penduduk Indonesia mengkonsumsi beras, dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula yang mendorong beras menjadi

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas) PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas) TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS MISKIN TAHUN ANGGARAN 2015 DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perjuangan merebut kemerdekaan menjadi langkah baru bagi generasi

BAB I PENDAHULUAN. dari perjuangan merebut kemerdekaan menjadi langkah baru bagi generasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia oleh generasi terdahulu. Namun bukan berarti perjuangan berakhir di titik ini saja, karena akhir dari

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Penyaluran Beras Rakyat Miskin Di Desa Poopoh Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa

Implementasi Kebijakan Penyaluran Beras Rakyat Miskin Di Desa Poopoh Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa Implementasi Kebijakan Penyaluran Beras Rakyat Miskin Di Desa Poopoh Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa Haryati Duplin Mangende Patar Rumapea Novie Palar Abstract :Raskin is a government program that

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS MISKIN/BERAS SEJAHTERA TAHUN ANGGARAN 2016 DI KABUPATEN CIAMIS Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN BERAS BERSUBSIDI

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN BERAS BERSUBSIDI 165 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN BERAS BERSUBSIDI Reni Bafita dan Sujianto FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Evaluation of Subsidized

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI 8.1 Mekanisme dan Prosedur Monitoring Berbagai upaya yang dilakukan melalui pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan dapat dimaksimalkan bila

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 BUPATI

Lebih terperinci

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH BAMBANG WIDIANTO SEKRETARIS EKSEKUTIF (TNP2K) JAKARTA, 29 JANUARI 2013 TUJUAN DAN PRINSIP UTAMA PROGRAM RASKIN Mengurangi beban

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) TAHUN 2007 DI KABUPATEN

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin (Raskin) Di Kecamatan Sambutan Kota Samarinda

Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin (Raskin) Di Kecamatan Sambutan Kota Samarinda Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin (Raskin) Di Kecamatan Sambutan Kota Samarinda Aji Ratna Kusuma Guru Besar Ilmu Administrasi Negara Fisipol Universitas Mulawarman Abstract: This research aims

Lebih terperinci

1/11 PENDISTRIBUSIAN BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DENGAN VERIKASI DATA WARGA MISKIN DI KELURAHAN KEMBARAN KULON KECAMATAN PURBALINGGA

1/11 PENDISTRIBUSIAN BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DENGAN VERIKASI DATA WARGA MISKIN DI KELURAHAN KEMBARAN KULON KECAMATAN PURBALINGGA 1/11 PENDISTRIBUSIAN BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DENGAN VERIKASI DATA WARGA MISKIN DI KELURAHAN KEMBARAN KULON KECAMATAN PURBALINGGA Nama Diklat : Dikpim IV Angk XCI Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan pakaian, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan pakaian, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah persoalan mendasar yang menyentuh secara langsung terhadap kelangsungan hidup manusia. Kemiskinan selalu diartikan sebagai kekurangan untuk

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN LURAH DALAM PENYALURAN RASKIN (BERAS MISKIN) DI KELURAHAN KAYU OMBUN KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN UTARA

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN LURAH DALAM PENYALURAN RASKIN (BERAS MISKIN) DI KELURAHAN KAYU OMBUN KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN UTARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN LURAH DALAM PENYALURAN RASKIN (BERAS MISKIN) DI KELURAHAN KAYU OMBUN KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN UTARA TRI EVA JUNIASIH, S.Sos, M.AP ) Dosen Fakultas Ilmu sosial dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan. Pembangunan sudah menjadi bagian dari proses terbentuknya peradaban manusia. Tujuan dari

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS BAGI RUMAH TANGGA MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis yang dilakukan penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016 1 BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BERAS MISKIN GRATIS KABUPATEN GAYO LUES BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan merupakan salah satu dari hak asasi manusia yang telah dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Sehingga pada saat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus.

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia agar bisa hidup sehat dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus. Kebutuhan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN TANGGAL : 8-3-2012 NOMOR : 16 TAHUN 2012 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Program

Lebih terperinci

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015 BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MARA

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA BUPATI HULU SUNGAI UTARA PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM SUBSIDI BERAS SEJAHTERA KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2017

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

EVALUASI PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG EVALUASI PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Unggul Wicaksono, Ari Subowo, Aufarul Marom Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG - : WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DISTRIBUSI BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Program Kompensasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak 2013

Program Kompensasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak 2013 Program Kompensasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak 2013 Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 semula masih memberikan alokasi yang cukup besar terhadap subsidi energi, termasuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi)

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi) ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi) Robert F Damanik 1), Tavi Supriana 2) dan Thomson Sebayang 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PEGAWAI DALAM DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG (Studi kasus di Kelurahan Tembalang)

EVALUASI KINERJA PEGAWAI DALAM DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG (Studi kasus di Kelurahan Tembalang) GEMA PUBLICA ISSN 2460-9714 EVALUASI KINERJA PEGAWAI DALAM DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG (Studi kasus di Kelurahan Tembalang) Nina Widowati 1 Abstract The economic

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN DI KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN DI KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN DI KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA Isman 1, Mauled Moelyono dan Suparman 2 isman.tovea@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Magister Perencanaan Wilayah Perdesaan

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Capaian kinerja kegiatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA 1 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) TAHUN 2008 DI KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu sesuai dengan aturan pokok dantata cara yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. itu sesuai dengan aturan pokok dantata cara yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyaikepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM PROVINSI PAPUA PERATURAN BUPATI JAYAPURA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JAYAPURA TAHUN 2015 BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BERAS SUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO TENTANG

BUPATI SUKOHARJO TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN SUKOHARJO

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret 2015 ---------------------------------------- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Indonesia menghadapi tantangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Masih tingginya angka kemiskinan, baik secara absolut maupun relatif merupakan salah satu persoalan serius yang dihadapi bangsa Indonesia hingga saat ini. Kemiskinan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pendistribusian beras miskin atau yang lebih dikenal dengan sebutan raskin, sebagai salah satu program penanggulangan kemisikinan kluster 1. Termasuk Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang kebijakan Perberasan, Perusahaan Umum (PERUM) BULOG diberikan penugasan oleh pemerintah. Pangan adalah suatu hak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR 54 TAHUN 2014

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR 54 TAHUN 2014 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR 54 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN 5.1. Deskripsi Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) 5.1.1. Prinsip Pengelolaan Raskin Prinsip pengelolaan Beras untuk Rumah Tangga Miskin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pangan adalah kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Di Indonesia, pangan diidentikan dengan beras. Hampir 95% dari penduduknya

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 5 1 1 / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG BUPATI BATANG Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293 PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN (BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN) DI KELURAHAN PEMATANG PUDU KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS Oleh: RAFIKA HAMDA Dosen Pembimbing: Drs. Syamsul Bahri. M.Si rafikahamda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A B U P A T I B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R f T A H U N T E N T A N G P E T U N J U K T E K N I S P R O G R A M S U B S I D I B E R A S B A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Seperti bunyi Pasal

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Seperti bunyi Pasal digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan suatu upaya pembangunan oleh pemerintah yang berkesinambungan, yang meliputi seluruh kehidupan rakyat, bangsa,

Lebih terperinci

IMPLEMETASI PROGRAM PEMBAGIAN BERAS MISKIN DI KELURAHAN AIR HITAM KECAMATAN SAMARINDA ULU KOTA SAMARINDA. Herianca 1. Abstrak

IMPLEMETASI PROGRAM PEMBAGIAN BERAS MISKIN DI KELURAHAN AIR HITAM KECAMATAN SAMARINDA ULU KOTA SAMARINDA. Herianca 1. Abstrak ejournal Administrasi Negara, 2015, 3 (5) 1766-1778 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 IMPLEMETASI PROGRAM PEMBAGIAN BERAS MISKIN DI KELURAHAN AIR HITAM KECAMATAN SAMARINDA ULU

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR: KPTS/500/52/HUK TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI DAN PEMANTAU PENDISTRIBUSIAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN

Lebih terperinci

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018 Materi Sosialisasi Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018 1 Transformasi Bantuan Pangan (dari Subsidi menjadi Bansos) 2016 2017 2018* SUBSIDI RASTRA 15,5 juta SUBSIDI RASTRA 14,3 juta BPNT

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) BAGI KELUARGA MISKIN DI DESA GUNUNG MAKMUR KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) BAGI KELUARGA MISKIN DI DESA GUNUNG MAKMUR KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA ejournal limu Administrasi, 2014, 2 (1): 184-195 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) BAGI KELUARGA MISKIN DI DESA GUNUNG MAKMUR

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Rifka S. Akibu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 1 PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pangan adalah salah satu hak asasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang dilindungi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN

PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN 2008) The Implementation Distribution and Control of Raskin Program in Kelurahan

Lebih terperinci

STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG

STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG Riptek, Vol.2, No.2, Tahun 2008, Hal.: 1 6 STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Unisbank Semarang Abstrak Kemiskinan sampai saat ini masih menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia agar bisa hidup sehat dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan yang lainnya, pangan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN PERIODE 2013 DI KELURAHAN BANDARA KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA.

PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN PERIODE 2013 DI KELURAHAN BANDARA KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA. ejournal Administrasi Negara, 2015, 3 (1) : 1-10 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2015 PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN PERIODE 2013 DI KELURAHAN BANDARA KECAMATAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING) PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING) DISAMPAIKAN OLEH: ADANG SETIANA DEPUTI MENKO KESRA BIDANG KOORDINASI PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PERUMAHAN RAKYAT/ SELAKU KETUA PELAKSANA TIM KOORDINASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan kesepakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang terbaik. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia

Lebih terperinci