LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS"

Transkripsi

1 LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknologi Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Disusun Oleh : Nama : Toto Hermawan Yunianto NIM : A Program Studi : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013 i

2 PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR Nama Pelaksana NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir : Toto Hermawan Yunianto : A : Teknik Informatika : Ilmu Komputer : Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ikan Hias Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 16 Oktober 2013 Menyetujui : Mengetahui : Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Komputer Edi Faisal, M.Kom Dr. Drs. Abdul Syukur, MM ii

3 PENGESAHAN DEWAN PENGUJI Nama Pelaksana NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir : Toto Hermawan Yunianto : A : Teknik Informatika : Ilmu Komputer : Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ikan Hias Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 17 Oktober Menurut pandangan kami, tugas akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Semarang, 17 Oktober 2013 Dewan Penguji : (Ifan Rizqa, M.Kom) Anggota I (Sari Wijayanti, M.Kom) Anggota II (Nova Rijati, Ssi, M.Kom) Ketua Penguji iii

4 PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Toto Hermawan Yunianto NIM : A Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS Merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti ikan, aquarium dll). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 16 Oktober 2013 Yang menyatakan, ( Toto Hermawan Yunianto ) iv

5 PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Toto Hemawan Yunianto NIM : A Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Ekskusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 16 Oktober 2013 Yang menyatakan ( Toto Hermawan Yunianto ) v

6 UCAPAN TERIMAKASIH Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko,M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. Drs. Abdul Syukur,MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer. 3. Dr. Heru Agus Santoso,M.Kom selaku Ka. Progdi Sistem Informasi. 4. Edi Faisal, M.Kom, selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis. 5. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing-masing, sehingga penulis dapat mengimpletasikan ilmu yang telah disampaikan. 6. Kedua Orang Tua, yang telah memberikan motivasi, doa dan dukungan selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna dengan sebagaimana fungsinya. Semarang, 16 Oktober 2013 Penulis vi

7 ABSTRAK Pada saat ini berbagai jenis ikan hias dimiliki baik peternak maupun yang hanya sekedar hobi. Dalam merawat ikan ikan hias ini pemilik harus tahu cara mengobati ikan ikan tersebut karena ikan ikan tersebut tidak lepas dari penyakit. Tiap tiap penyakit pada ikan hias ini memiliki cara penanganan dan pengobatan yang berbeda beda sehingga terkadang pemilik kewalahan menangani masalah penyakit ikan hias ini. Sulitnya mendeteksi penyakit penyakit ikan hias ini juga mengakibatkan ikan hias ini susah perawatannya sehingga banyak ikan hias yang mati karena terlambat pengobatannya. Dalam mendeteksi penyakit ikan hias pemilik harus benar benar melihat keseluruhan ikan agar bisa memutuskan apakah ikan positiv terkena penyakit atau tidak. Hal ini biasanya susah dilakukan karena ada ikan yang kelihatannya sehat tetapi memiliki penyakit tersembunyi yang bisa menularkan kepada ikan ikan yang lainnya dalam satu tempat. Hal ini bisa menjadi dasar pertimbangan dalam membuat aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi gejala dan pengobatan pada ikan hias air tawar, disamping itu pula, tidak sedikit masyarakat yang faham tentang penyakit pada ikan dan penanggulangannya. Sistem Pakar menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah. Sistem Pakar diagnose penyakit pada ikan adalah solusi yang tepat untuk mensosialisasikan tentang penyakit pada ikan dan bagaimana cara menanggulanginya. Dengan demikian, maka dibuatlah sebuah rancangan yang dapat membantu masalah tersebut, yaitu SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS Kata Kunci : Sistem, Pakar, Diagnosa, Ikan vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR... ii HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian Sistematika Penulisan... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Secara Umum Sistem Pakar Penyakit Ikan Hias Air Tawar Visual Basic viii

9 2.5 Pengenalan MySQL Xampp BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Jenis Data dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengembangan Sistem Pakar Desain Sistem BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Analisa dan Perancangan Aplikasi Flowchart Proses inferensi penalaran maju (Forward Chaining) Flowchart Perancangan Antar interface BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Bagian Utama Sistem Pakar... 6 Gambar 2.2 : Komponen Sistem Pakar... 9 Gambar 2.3 : Diagram Pelacakan Ke Belakang Gambar 2.4 : Diagram Pelacakan Ke Depan Gambar 2.5 : Diagram Metode Pengembangan Sistem Gambar 2.6 : Diagram Blok sebagai prototype pembuatan Gambar 2.7 : Dependency Diagram Gambar 2.8 : Tampilan Awal VB Gambar 2.9 : Form Project Gambar 2.10 : Menu Bar Gambar 2.11 : Toolbar Gambar 2.12 : Toolbox Gambar 2.13 : Project Explorer Gambar 3.1 : Model Forward Chaining Berbasis Aturan Gambar 4.1 : Model Berbasis Aturan Gambar 4.2 : Data Context Diagram (DFD) Sistem Pakar Gambar 4.3 : Data Context Diagram (DFD) Level Gambar 4.4 : Data Context Diagram (DFD) Level Gambar 4.5 : Perancangan ERD Sistem Gambar 4.6 : Flowchart proses Inferensi Penalaran Maju (Forward Chaining) Gambar 4.7 : Flowchart Pendaftaran Gambar 4.8 : Flowchart Login Diagnosa Gambar 4.9 : Flowchart Diagnosa Penyakit Ikan Gambar 4.10 : Flowchart Hasil Tes Diagnosa Penyakit Ikan Gambar 4.11 : Flowchart Saran dan Kritik Gambar 4.12 : Flowchart Input Penyakit x

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Decision Table yang diisi dengan lengkap Tabel 2.2 : Decision Table Tabel 2.3 : Table rule/premis I Tabel 2.4 : Table attribute queue and working I Tabel 2.5 : Table rule/premis II Tabel 2.6 : Table attribute queue and working II Tabel 2.7 : Table rule/premis III Tabel 2.8 : Table attribute queue and working III Tabel 2.9 : Table rule/premis IV Tabel 2.10 : Table attribute queue and working IV Tabel 2.11 : Table rule/premis V Tabel 2.12 : Table attribute queue and working V Tabel 2.13 : Table rule/premis VI Tabel 2.14 : Table attribute queue and working VI Tabel 2.15 : Table rule/premis VII Tabel 2.16 : Table attribute queue and working VII Tabel 2.17 : Table rule/premis VIII Tabel 2.18 : Table attribute queue and working VIII Tabel 2.19 : Table rule/premis IX Tabel 2.20 : Table attribute queue and working IX Tabel 4.1 : Table Jenis Penyakit Ikan Hias Tabel 4.2 : Table Gejala Penyakit Ikan Hias Tabel 4.3 : Rule Penyakit Pada Ikan Hias Tabel 4.4 : Knowledge Sistem Pakar Ikan Tabel 4.5 : Relasi Penyakit Ikan Hias Tabel 4.6 : Deskripsi Proses Pertanyaan Tabel 4.7 : Deskripsi Proses Hasil Diagnosa Tabel 4.8 : Deskripsi Proses Input Gejala Tabel 4.9 : Deskripsi Proses Input Gejala/Rule Tabel 4.10 : Deskripsi Laporan Hasil Konsultasi Tabel 4.11 : Deskripsi Proses Laporan Data Pengunjung Tabel 4.12 : Deskripsi Laporan Saran/Kritik Tabel 4.13 : Deskripsi Laporan Gejala Tabel 4.14 : Deskripsi Proses Jenis Penyakit Ikan Hias Tabel 4.15 : User Admin Tabel 4.16 : Pendaftaran Peserta Diagnosa Tabel 4.17 : Saran dan Kritik Tabel 4.18 : Perancangan Tabel Gejala Tabel 4.19 : Perancangan Tabel Penyakit Ikan Tabel 4.20 : Perancangan Tabel Relasi I Tabel 4.21 : Perancangan Tabel Relasi II xi

12 Tabel 4.22 : Perancangan Tabel Solusi Tabel 4.23 : Perancangan Tabel Hitung Tabel 4.24 : Perancangan Tabel Gejala Pilih xii

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini berbagai jenis ikan hias yang dimiliki baik peternak maupun yang hanya sekedar hobi perlu mendapat cara penanganan yang baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh pemilik. Dalam merawat ikan-ikan hias ini pemilik harus tahu cara mengobati ikan-ikan tersebut karena ikan-ikan tersebut tidak lepas dari penyakit. Tiaptiap penyakit pada ikan hias ini memiliki cara penanganan dan pengobatan yang berbeda-beda sehingga terkadang pemilik kewalahan menangani masalah penyakit ikan hias ini. Sulitnya mendeteksi penyakit ikan hias ini juga mengakibatkan ikan hias ini susah perawatannya, sehingga banyak ikan hias yang mati karena terlambat pengobatannya. Dalam mendeteksi penyakit ikan hias, pemilik harus benar-benar melihat keseluruhan ikan agar bisa memutuskan apakah ikan positif terkena penyakit atau tidak. Hal ini biasanya susah dilakukan karena ada ikan yang kelihatannya sehat tetapi memiliki penyakit tersembunyi yang bisa menularkan kepada ikan-ikan yang lainnya dalam satu tempat. Hal ini bisa menjadi dasar pertimbangan dalam membuat aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi gejala dan pengobatan pada ikan hias air tawar disamping itu pula, tidak sedikit masyarakat yang faham tentang penyakit pada ikan dan penanggulangannya. Sistem Pakar menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah. Sistem Pakar diagnose penyakit pada ikan adalah solusi yang tepat untuk mensosialisasikan tentang penyakit pada ikan dan bagaimana cara menanggulanginya. Dengan demikian, maka dibuatlah sebuah rancangan yang dapat membantu masalah tersebut, yaitu SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS. 1

14 2 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah yaitu: a. Bagaimana mengumpulkan data tentang penyakit, penyebab dan pengobatan tentang penyakit terhadap ikan hias air tawar. b. Bagaimana menghasilkan data data tersebut menjadi sebuah rule. c. Bagaimana membuat interface bagi pengguna yang masih awam. d. Bagaimana menentukan certainty faktor untuk menghasilkan output penyakit, penyebab dan pengobatannya. e. Bagaimana cara mengidentifikasi penyakit dan penyebab yang ada pada ikan hias air tawar. 1.3 Batasan Masalah Agar memperoleh pembahasan yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu diberikan batasan masalah, yaitu : a. Jenis penyakit yang diderita ikan hias air tawar. b. Ikan hias air tawar yang dibahas, meliputi: Discus, Koi, Mas koki, Manfish, Arwana, Guppy, Neon tetra. c. Input berdasarkan gejala-gejala penyakit yang timbul pada ikan hias air tawar, gejala gejala tersebut akan disimpan sebagai rule dalam bentuk database. d. Metode pendeteksian penyakit pada ikan hias menggunakan forward berdasarkan gejala-gejala yang timbul. e. Output tugas akhir ini berupa identifikasi penyakit, penyebab dan pengobatan yang terdapat pada ikan hias beserta penjelasan dan gambar berdasarkan Certanty faktor f. Desain aplikasi program menggunakan visual basic. g. Database yang digunakan adalah microsoft access 2007.

15 3 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan tugas akhir ini adalah: untuk merancang dan membuat program aplikasi Sistem Pakar yang dapat membantu peternak ikan hias dan orang awam dalam mengidentifikasi penyakit berdasarkan gejala-gejala yang ada, sehingga dapat dilakukan pengobatan yang sesuai. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut: a. Bagi peneliti Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penelitian dan selanjutnya akan dapat lebih cermat dalam melakukan penelitian berikutnya. b. Bagi Masyarakat Memberikan Informasi mengenai jenis-jenis penyakit pada ikan dan memberikan solusi awal penanggulangan terhadap penyakit pada ikan dengan lebih cepat, tepat, praktis dan efisien dengan menggunakan aplikasi berbasis web dan php. 1.6 Metode Penelitian Dalam mengembangkan aplikasi ini digunakan metodologi Rational Unifed Process (RUP). RUP merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai praktek terbaik yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Untuk membuat integrasi baru dalam bahasa pemodelan antara tool dan proses dalam RUP ini menggunakan UML (Unified Modeling Language). Adapun 4 tahapan kerja dari RUP sebagai berikut: a. Inception (tahap analsis), Pada tahap ini dilakukan perencanaan system yang akan dibangun dengan cara menentukan terlebih dahulu permasalahan yang dihadapi oleh pengguna berkaitan dengan penyakit pada ikan dan bagaimana menanggulanginya, menentukan batasan ruang

16 4 lingkup permasalahan dan kemudian dilakukan identifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh pengguna terhadap permasalahan yang dialami dalam menunjang pembangunan sistem ini. Dalam menentukan kebutuhan terkait dengan permasalahan, digunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti: 1. Wawancara Dalam pengembangan sistem ini, pakar/ahli tersebut merupakan sumber untuk memperoleh informasi mengenai penyakit yang terdapat pada ikan. Maka teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi tersebut dengan cara bertanya langsung kepada pakar/ahli tersebut. 2. Studi Literatur Studi literatur merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mendapatkan informasi dari beberapa sumber seperti buku, jurnal ilmiah, majalah maupun dari internet. Untuk menggambarkan kebutuhan fungsional dari sistem yang akan dibangun digunakan use case diagram, kemudian penulis juga membuat logika prosedural sistem yang dituangkan dalam diagram aktivity. b. Elaboration (tahap desain), merupakan tahap bagi para pengembang untuk melakukan disain secara lengkap berdasarkan hasil analisis ditahap inception. c. Construction (tahap implementasi dan pengujian), Pada tahap ini penulis melakukan pemeriksaan kembali dari tahap inception dan elaboration, dan kemudian akan diimplementasikan hasil disain dan melakukan pengujian hasil implementasi. d. Transition (tahap deployment), pada tahap ini dilakukan penyerahan sistem ke pengguna yang merupakan target dari pengembangan system dan melaksanakan pelatihan kepada pengguna serta beta dan performance testing.

17 5 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, secara keseluruhan terdiri dari lima bab yang masing-masing bab disusun dalam sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan, yang didalamnya memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, sistematika pembahasan. BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori ini memuat tentang teori-teori yang mendukung tentang (1) Sistem Pakar, (2) Penyakit pada Ikan, (3) Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0, (4) MySQL, (5) Server Localhost Xampp. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian, metode yang digunakan dalam bab ini antara lain Metode dan Pendekatan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Peneliti, Sumber Data, Tekhnik Pengumpulan Data, Analisis Data, Keabsahan Data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi : Latar Belakang Obyek Penelitian dan Pembahasan Dan Analisis Data. BAB V PENUTUP Penutup berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengujian yang dilakukan juga berisi tentang saran saran.

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Secara Umum Kecerdasan buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia [2]. Kecerdasan buatan juga dapat didefinisikan sebagai salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia. Agar mesin bisa cerdas (bertindak seperti dan sebaik manusia) maka harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar. Dua bagian utama yang dibutuhkan untuk aplikasi kecerdasan buatan adalah : [4]. a. Basis pengetahuan (knowledge base) : berisi fakta-fakta, teori-teori, pemikiran, dan hubungan antara satu dengan lainnya. b. Motor inferensi ( inference engine) : kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman. Masukan, masalah, pertanyaan, dll. Basis Pengetahuan Motor Inferensi Output, jawaban, solusi Gambar 2.1: Bagian Utama Sistem Pakar Teknologi kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang-bidang seperti robotika, penglihatan komputer (computer vision), jaringan saraf tiruan (artificial neural system), pengolahan bahasa alami (natural language processing), pengenalan suara (speech recognition), dan sistem pakar (expert system). 6

19 7 2.2 Sistem Pakar Pengertian Sistem Pakar Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari ahli [1]. Seorang pakar atau ahli (human expert) adalah seseorang yang [2] : a. Memiliki kemampuan pemahaman untuk dapat mengenali (recognizing) dan merumuskan masalah. b. Menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. c. Menjelaskan suatu tanggapan atau solusi. d. Belajar dari pengalaman. e. Mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain). f. Menyusun kembali atau restrukturisasi pengetahuan jika dipandang perlu. g. Memecah aturan-aturan jika dibutuhkan. h. Menentukan relevan tidaknya keahlian. i. Memahami batas kemampuan. Sistem pakar adalah sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah. Adapun beberapa definisi tentang sistem pakar, antara lain : a. Menurut Durkin, sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang pakar. b. Menurut Ignizio, sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan dalam suatu domain tertentu yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.

20 8 c. Menurut Giarratano dan Riley, sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar. Perbandingan sistem konvensional dengan sistem pakar adalah sebagai berikut [4] : a. Sistem konvensional 1. Informasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam satu program sequential. 2. Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah). 3. Tidak menjelaskan mengapa masukan dibutuhkan atau bagaimana hasil diperoleh. 4. Data harus lengkap. 5. Perubahan pada program merepotkan. 6. Sistem bekerja jika sudah lengkap. b. Sistem pakar 1. Basis pengetahuan (knowledge base) terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference). 2. Program bisa melakukan kesalahan. 3. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari sistem pakar. 4. Data tidak harus lengkap. 5. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah. 6. Sistem bekerja secara heuristik dan logik.

21 Komponen Sistem Pakar User Fakta-Fakta Tentang Kejadian Khusus Fakta Basis Pengetahuan : Apa yang diketahui tentang area domain : Logical Reference Antar Muka Fasilitas Penjelas Rekayasa Pengetahuan Aksi yang Direkomendasi Motor Inferensi - Interpreter - Scheduler - Consistency Enforce Penambahan Pengetahuan Pengetahuan Ahli BLACKBOARD Rencana Agenda Solusi Deskripsi Penyaringan Pengetahuan Gambar 2.2: Komponen Sistem Pakar Komponen-komponen yang ada dalam sistem pakar adalah : a. Subsistem penambahan pengetahuan Bagian ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluas pengetahuan dalam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari ahli, buku, basis data, penelitian, dan gambar. b. Basis pengetahuan (knowledge base) Basis pengetahuan adalah basis atau pangkalan pengetahuan yang berisi fakta, teori, prosedur, dan hubungan antara satu dengan yang lain atau informasi yang terorganisasi dan teranalisa (pengetahuan di dalam pendidikan atau pengalaman dari seorang pakar) yang diinputkan ke dalam komputer. Ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu :

22 10 1. Penalaran berbasis aturan (rule-based reasoning) Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk : IF- THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu. 2. Penalaran berbasis kasus Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). c. Motor inferensi (inference engine) Berisi teknik-teknik pelacakan basis pengetahuan untuk mencari fakta sesuai dengan inputan yang ada dan mencari hubungan antara keduanya sehingga dapat mengambil keputusan. Dari hal ini dapat dijelaskan bahwa, komputer selain terisi pengetahuan-pengetahuan dari seorang pakar yang tersusun dalam basis pengetahuan, komputer juga harus mendapatkan inputaninputan. Setelah mendapatkan inputan akan dicocokkan dengan fakta atau data yang ada di basis pengetahuan oleh mesin inferensi, selanjutnya diolah berdasarkan pengalaman dan prosedur yang ada pada motor inferensi sehingga menghasilkan suatu keputusan. Ada tiga elemen utama yang digunakan dalam motor inferensi, yaitu : 1. Interpreter, mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai. 2. Scheduler, digunakan untuk mengontrol agenda. 3. Condistency Enforcer, digunakan untuk memelihara kekonsistenan dalam mempresentasikan solusi yang bersifat darurat.

23 11 Ada dua teknik inferensi, yaitu : 1. Pelacakan ke belakang (backward chaining) Pada pelacakan ke belakang proses dimulai dari konklusi (objek) yang bukan merupakan fakta eksplisit, artinya penalarannya dimulai dari sekumpulan hipotesa-hipotesa yang mendukung fakta dari hipotesa tersebut. Observasi Kaidah A Fakta 1 Observasi Kaidah D Kaidah B Fakta 2 Tujuan Observasi Kaidah E Kaidah C Fakta 3 Observasi Gambar 2.3: Diagram Pelacakan ke Belakang 2. Pelacakan ke depan (forward chaining) Merupakan kebalikan dari pelacakan ke belakang, yaitu memulai dari sekumpulan data-data yang akan menuju suatu kesimpulan. Fakta 1 Kaidah C Kesimpulan Kaidah A Kaidah D Kesimpulan Observasi Kaidah B Fakta 2 Kesimpulan Kaidah E Observasi Fakta 3 Kesimpulan Gambar 2.4: Diagram Pelacakan ke Depan d. Blackboard Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada tiga tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu :

24 12 1. Rencana digunakan untuk menghadapi permasalahan. 2. Agenda digunakan untuk aksi-aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi. 3. Solusi digunakan untuk calon aksi yang akan dibangkitkan. e. Antar muka pemakai (user interface) Adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antara program dengan pemakai. Program akan mengajukan pertanyaan dalam bentuk ya atau tidak yang nantinya harus dijawab oleh pemakai. Berdasarkan jawaban tersebut sistem pakar akan mengambil suatu kesimpulan berupa solusi pemecahan masalah. f. Subsistem penjelasan Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan : 1. Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar? 2. Bagaimana konklusi dicapai? 3. Mengapa ada alternatif yang dibatalkan? 4. Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi? g. Sistem penyaring pengetahuan Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang Ciri dan Karakteristik Sistem Pakar Ciri dan karakteristik sistem pakar sebagai berikut : a. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep bukan berbentuk numerik. Hal ini dikarenakan komputer melakukan proses pengolahan data secara numerik, sedangkan keahlian seorang pakar adalah fakta dan aturan, bukan numerik.

25 13 b. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subjektif, tidak konsisten, subjek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan, sehingga keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak, akan tetapi menurut ukuran tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan sistem untuk belajar secara mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah dengan pertimbanganpertimbangan khusus. c. Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu permasalahan adalah bervariasi dan mempunyai banyak pilihan jawaban yang dapat diterima, semua faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti. Oleh karena itu, diperlukan fleksibilitas sistem dalam menangani kemungkinan solusi dari berbagai permasalahan. d. Perubahan atau pengembangan pengetahuan dalam sistem pakar dapat terjadi setiap saat bahkan sepanjang waktu sehingga kemudahan dalam memodifikasi sistem untuk menampung jumlah pengetahuan yang semakin besar dan semakin bervariasi. e. Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah selalu sama. Oleh karena itu, tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar merupakan jawaban yang pasti benar. Sistem pakar akan memberikan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan faktor subjektif. f. Keputusan merupakan bagian terpenting dari sistem pakar. Sistem pakar harus memberikan solusi yang akurat berdasarkan masukan pengetahuan meskipun solusinya sulit sehingga fasilitas informasi sistem harus selalu diperhatikan Keuntungan Sistem Pakar Secara garis besar, keuntungan sistem pakar antara lain : a. Memperluas jangkauan dari seorang pakar. Sebuah sistem pakar yang telah dialihkan akan sama saja artinya dengan seorang pakar

26 14 yang tersedia dalam jumlah besar (dapat diperbanyak dengan kemampuan yang persis sama). b. Merupakan arsip yang terpercaya dari sebuah keahlian sehingga bagi pemakai sistem pakar seolah-olah dapat berkonsultasi langsung dengan sang pakar meskipun sang pakar telah meninggal dunia. c. Dapat menyederhanakan suatu pekerjaan. d. Dapat menghemat waktu bekerja. e. Meningkatkan produktivitas akibat meningkatnya kualitas hasil pekerjaan. Peningkatan kualitas pekerjaan ini disebabkan meningkatnya efisiensi kerja. f. Membuat seseorang yang awam dapat bekerja layaknya sebagai seorang pakar yang ahli dalam bidang keahlian tertentu Kelemahan Sistem Pakar Kelemahan-kelemahan dari sistem pakar adalah : a. Pengembangan sistem pakar sangat sulit dan lebih sulit daripada membuat software konvensional. b. Program memerlukan pekerjaan yang melelahkan, lama dan, memerlukan biaya yang besar. Sistem pakar sangat mahal. Untuk mengembangkan, mencoba, dan mengirimkannya ke pemakai terakhir memerlukan biaya yang tinggi. c. Hampir semua sistem pakar masih harus diimplementasikan dalam komputer besar. Memang ada sistem pakar yang bisa dijalankan pada komuter pribadi, tetapi sistem pakar semacam itu tergolong kepada sistem pakar yang kecil, kurang canggih dan manfaatnya sangat kecil. d. Sistem pakar tidak 100% menguntungkan karena seseorang yang terlibat dalam sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu, perlu diuji coba ulang secara teliti sebelum digunakan.

27 Permasalahan yang Disentuh Oleh Sistem Pakar a. Interprestasi, adalah membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah. b. Prediksi, adalah memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu. c. Diagnosis, adalah menentukan sebab malfungsi dalam situasi yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati. d. Desain, adalah menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu. e. Perencanaan, adalah merencanakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. f. Debugging dan Repair, adalah menentukan dan menginterpresentasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi. g. Instruksi, adalah mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subjek. h. Pengendalian, adalah mengatur tingkah laku suatu lingkungan yang kompleks. i. Seleksi, adalah mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan kemungkinan. j. Simulasi, adalah pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem. k. Monitoring, adalah membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan Tahapan Pengembangan Sistem Pakar Ada 6 tahap yang dilakukan dalam pengembangan sistem pakar, yaitu : a. Identifikasi

28 16 Tahap ini berisi definisi masalah, kebutuhan sistem, evaluasi solusi alternatif, verifikasi pendekatan sistem, dan penyesuaian pengaturan masukan. b. Konseptualisasi Berisi konseptualisasi rancangan dan desain, materi pengetahuan, strategi pengembangan, komputasi materi, analisa efisien, dan kemudahan pengenalan. c. Tahap formalisasi Berisi tentang membangun prototype, pengujian dan pengembangan, demontrasi dan kemudahan analisa, serta penyelesaian desain. d. Implementasi Berisi tentang membangun basis pengetahuan, pengujian, evaluasi dan pengembangan basis pengetahuan, serta perencanaan integrasi sistem. e. Evaluasi Berisi tentang inputan pemakai instalasi, demontrasi dan penerapan sistem, orientasi dan latihan, keamanan, dokumen, serta integrasi pengujian kasus. f. Pengembangan sistem Berisi tentang operasional, perawatan dan pengembangan sistem evaluasi sistem secara periodik.

29 17 Metode Pengembangan Sistem Identifikasi Konseptualisasi Formalisasi Implementasi Evaluasi Pengembangan Sistem Gambar 2.5 Diagram Metode Pengembangan Sistem Ketidakpastian Dalam menghadapi suatu masalah sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Hal ini sangat mudah dilihat pada sistem diagnosis penyakit, dimana pakar tidak dapat mendefinisikan tentang hubungan antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, dan pasien tidak dapat merasakan suatu gejala dengan pasti pula. Pada akhirnya ditemukan banyak kemungkinan diagnosis. Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusan. Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan karena mungkin menghambat dalam membuat suatu keputusan terbaik bahkan

30 18 mungkin dapat menghasilkan keputusan yang buruk dalam dunia medis. Ketidakpastian mungkin menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para pasien dan berperan untuk suatu terapi yang keliru. Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian [1]. Dalam membangun sistem pakar ini perlu dipikirkan cara untuk menangani kondisi data yang kurang lengkap dalam diagnosis. Selain itu untuk memperoleh hasil diagnosis yang cukup akurat juga diperlukan ketelitian tinggi dalam perhitungan terhadap kemungkinan keberadaan penyakit. Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, antara lain : a. Probabilitas Klasik (Classical Probability). b. Probabilitas Bayes (Bayesian Probability). c. Teori Hartley berdasarkan himpunan klasik (Hartley Theory Based On Classical Sets). d. Teori Shannon berdasarkan pada probabilitas (Shanon Theory Based On Probability). e. Teori Dempster-Shafer (Dempster-Shafer Theory). f. Teori Fuzzy Zadeh (Zadeh s Fuzzy Theory). g. Faktor Kepastian (Certainty Factor). Pada tugas akhir ini akan dibahas penyelesaian ketidakpastian dalam sistem pakar dengan menggunakan metode Faktor Kepastian (Certainty Factor) Ketidakpastian Aturan Ada tiga penyebab ketidakastian aturan yaitu aturan tunggal, penyelesaian konflik, dan ketidakcocokan (incompatibility) antar konskuen dalam aturan. Aturan tunggal yang dapat menyebabkan ketidakpastian dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu: kesalahan, probabilitas, dan kombinasi gejala (evidence). Kesalahan dapat terjadi karena : a. Ambiguitas, sesuatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara.

31 19 b. Ketidaklengkapan data. c. Kesalahan informasi. d. Ketidakpercayaan terhadap suatu alat. e. Adanya bias. Probabilitas disebabkan ketidakmampuan seorang pakar merumuskan suatu aturan secara pasti. Misalnya, jika seseorang mengalami sakit kepala, demam dan bersin-bersin ada kemungkinan orang tersebut terserang penyakit flu, tetapi bukan berarti apabila seseorang mengalami gejala tersebut pasti terserang penyakit flu. Hanya karena aturan tunggalnya benar, belum dapat menjamin suatu jawaban bernilai benar. Hal ini masih dipengaruhi oleh kompatibilitas antar aturan. Inkompatibilitas suatu aturan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: a. Kontradiksi aturan, misalnya: Aturan 1 : JIKA anak demam MAKA harus dikompres Aturan 2 : JIKA anak demam MAKA jangan dikompres b. Subsumpsi aturan, misalnya: Aturan 3 : JIKA E1 MAKA H Aturan 4 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H Jika hanya E1 yang muncul, maka masalah tidak akan timbul karena aturan yang akan digunakan adalah aturan 3, tetapi apabila E1 dan E2 sama-sama muncul maka kedua aturan (aturan 3 dan 4) sama-sama akan dijalankan. c. Redundancy aturan, misalnya Aturan 5 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H Aturan 6 : JIKA E2 DAN E1 MAKA H Dalam kasus ini ditemui aturan-aturan yang sepertinya berbeda tetapi memiliki makna yang sama. d. Kehilangan aturan, misalnya: Aturan 7 : JIKA E4 MAKA H Ketika E4 diabaikan maka H tidak pernah tersimpulkan.

32 20 e. Penggabungan data, misalnya Pada diagnosis kesehatan. Seorang dokter dapat menyimpulkan suatu penyakit tidak hanya berdasarkan anamnesis, tetapi juga hasil tes laboratorium, pemeriksaan kondisi tubuh, sejarah penyakit, dan lain-lain. Untuk itu diperlukan penggabungan semua data untuk dapat menyimpulkan suatu penyakit. Pemilihan metode penyelesaian konflik (conflict resolution) dapat juga mempengaruhi hasil penyelesaian akhir terhadap suatu masalah. Ada suatu sistem yang mendahulukan suatu aturan yang lebih spesifik, misalnya aturan 3 dan aturan 4, karena aturan 4 lebih spesifik maka aturan 4 akan dieksekusi terlebih dahulu. Ada juga sistem yang mengeksekusi aturan berdasarkan urutan pemasukan aturan. Dan ada sistem yang memberi bobot pada aturannya, sehingga eksekusi dilakukan terhadap suatu aturan berdasarkan bobot yang dia miliki Faktor Kepastian (Certainty Factor) Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certainty Factor menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Notasi faktor kepastian adalah sebagai berikut [1] : Keterangan : CF(H,E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai -1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan mutlak.

33 21 MB(H,E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. MD(H,E) : ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. Suatu sistem pakar seringkali memiliki kaidah lebih dari satu dan terdiri dari beberapa premis yang dihubungkan dengan AND atau OR. Pengetahuan mengenai premis dapat juga tidak pasti, hal ini dikarenakan besarnya nilai (value) CF yang diberikan oleh pasien saat menjawab pertanyaan sistem atas premis (gejala) yang dialami pasien atau dapat juga dari nilai CF hipotesa. Dalam diagnosis suatu penyakit, hubungan antara gejala dengan hipotesis sering tidak pasti. Sangat dimungkinkan beberapa aturan menghasilkan satu hipotesis dan suatu hipotesis menjadi evidence bagi aturan lain. Formula CF untuk beberapa kaidah yang mengarah pada hipotesa yang sama dapat dituliskan sebagai berikut [3] : Nilai certainty factor ada dua, yaitu : a. Nilai certainty factor kaidah yang nilainya melekat pada suatu kaidah atau rule tertentu dan besarnya nilai diberikan oleh pakar. b. Nilai certainty factor yang diberikan oleh pengguna untuk mewakili derajat kepastian atau keyakinan atas premis (misalnya gejala, kondisi, ciri) yang dialami pengguna. Pada implementasi sistem pakar diagnosis penyakit anak ini akan menggunakan rumus :

34 22 Karena nilai CF yang diberikan bernilai positif, rumus tersebut kemudian dapat diterapkan pada beberapa rule yang berbeda secara bertingkat. Nilai CF setiap premis atau gejala merupakan nilai yang diberikan oleh seorang pakar maupun literatur yang mendukung Kelebihan Metode Certainty Factor Kelebihan metode certainty factor [3] : a. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis penyakit sebagai salah satu contohnya. b. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengolah dua data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga Kekurangan Metode Certainty Factor Kekurangan metode certainty factor [3] : a. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan menggunakan numerik metode certainty factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode certainty factor diatas memiliki sedikit kebenaran. b. Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian/kepastian hanya dua data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari dua buah. c. Nilai CF yang diberikan bersifat subjektif karena penilaian setiap pakar bisa saja berbeda-beda tergantung pengetahuan dan pengalaman pakar Langkah langkah Perancangan Sistem Pakar Langkah langkah perancangan Sistem Pakar Sebaiknya mengikuti urutan sebagai berikut:

35 23 a. Menentukan ruang lingkup sistem pakar yang dirancang b. Membuat dependency diagram c. Membuat decision table d. Membuat IF THEN rules e. Membuat database f. Membuat inference anginee g. Merancang interface Dependency Diagram Dependency diagram menunjukan hubungan antar factorfaktor kritis, pertanyaan yang diinputkan, rules,values, dan rekomendasi yang dibuat oleh knowledge base system. Sebagai contoh dependency diagram adalah mengenai sebuah organisasi bernama Health Maintenance Organization (HMO) (D.G.Dologite,1993,.p.23).organisasi tersebut ingin membuat sebuah sistem pakar yang berguna untuk menentukan jenis perawatan bagi seorang pasien berdasarkan beberapa kondisi tertentu. Seorang pasien dapat menjadi anggota organisasi tersebut dan mendapat perawatan khusus, sedangkan pasien yang bukan merupakan organisasi tersebut akan mendapat perawatan biasa. Perawatan khusus dibagi menjadi tiga level tergantung alasan kedatangan pasien ke organisasi tersebut, dan tingkat keseriusan masalahnya. Anggota yang mengalami masalah kasus serius, diberikan perawatan level 1, Anggota dengan kasus baru dan masalah yang tidak serius, diberikan perawatan level 2, anggota dengan kasus lanjutan dan problem yang tidak serius,diberikan perawatan level 3. Perawatan lain lain diberikan pada anggota dengan kasus kasus lain lain. Dari persoalan diatas,maka disusun sebuah diagram blok mengenai pengambilan keputusan berdasarkan situasi yang ada, sebagai Protoype awal pembuatan Knowlede base System,yang dapat dilihat pada gambar 2.2

36 24 Gambar 2.6: Diagram Blok sebagai prototipe pembuatan Knowledge Base system Sumber : Dologite, D.G. Developing Knowledge Based Systems Using VP-Expert. New York :Macmillan Publishing Compani,1993. Kemudian dari diagram blog diatas dibentuk sebuah dependency diagram. Dari tiap factor kritis yang ada pada diagram blok tadi,dibuat sebuah diagram berbentuk segitiga dan sebuah diagram berbentuk persegi panjang disebelahnya. Faktor kritis adalah factor factor yang memberikan sebuah value kepada proses pengambilan keputusan Intermiediate maupun pengambilan keputusan final. Dalam kasus ini, faktor faktor kritis tersebut adalah member_status, reason, problem. Karena factor reason berhubungan langsung dengan pengambilan keputusan final,maka diagram intermediate-nya dapat dihilangkan. Pada setiap segitiga,dapat digambarkan garis panah menuju segitiga tersebut, dan pada diatas garis tersebut dituliskan variable variable tersebut dituliskan dibagian bawah garis. Pada setiap persegi panjang yang melambangkan faktor kritis dan rekomendasi, juga dituliskan kemungkinan values yang dimiliki faktor kritis tersebut.

37 25 gambar 2.3 Dependency diagram dan organisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7: Dependency Diagram Sumber: Dologito, D.G. Developing Knowledge-Based system Using VP-Expert. New York:Macmillan Publishing Compani, Decision Table Decisioan Table Diperlukan untuk menunjukan interrelasi antar value dari hasil proses pengambilan keputusan intermediate maupun keputusan final dan sebuah Knowledge Based system. (D.G. Dologite,1993,p.23) Proses pembuatan decisioan table Berawal dari perencanaan jumlah bans yang diperlukan dalam table dengan cara mendaftar setiap faktor faktor, yang sekarang disebut sebagai kondisi, yang pada dependency diagram dinotasikan dalam bentuk notasi segitiga. Setelah semua kondisi dan value yang dibuat daftar nya,maka jumlah baris yang diperlukan dapat ditentukan,jumlah baris yang diperlukan adalah hasil perkalian jumlah value yang ada pada setiap kondisi, Contoh dari perencanaan decision table adalah sebagai berikut: Kondisi: Jumlah Value Member_Status(ok,not_ok) = 2

38 26 Reason(new_case,follow_up_case,information_other) = 3 Problem(Serious,non_serious) = 2 Jumlah baris=2 x 3 x 2 =12 Langkah selanjutnya adalah membuat tabel, dimulai dengan membuat tabel kosong berisi nama kolom dan nomor baris. Nomor baris menjadi nomor rule pada knowledge base dan nama kolom pada berisi nama kondisi. Perlu juga ditambahkan satu kolom pada tabel berisi kemungkinan kemungkinan yang bisa terjadi dan kombinasi antar value. Setelah itu setiap value diisi ke dalam tabel, untuk membantu dapat dibuat garis pemisah. Pengisian value diatur sedemikian rupa sehingga value yang sama berkumpul pada bagian tertentu. Pada kolom sebelahnya, value yang sama berkumpul dan berulang pada bagian dan kolom sebelumnya, dan seterusnya sehingga setiap baris tidak ada kombinasi value yang sama. Tabel 2.1: Decision Table yang diisi dengan lengkap Sumber: Dologito, D.G. Developing Knowledge-Based system Using VP-Expert. New York:Macmillan Publishing Compani,1993.

39 27 Langkah terakhir adalah mereduksi decisioan table tersebut dengan menggabungkan beberapa rule yang memiliki kesamaan kondisi dan hasil kesimpulan akhirnya. Dan pereduksian rule tidak merubah makna dari rule yang direduksi, pada kasus rule ke-5 dan rule ke-6 digabung menjadi rule B5, rule ke -7 sampai rule ke-12 digabung menjadi rule B6 tabel dari decision tabel yang telah direduksi dapat dilihat dari tabel 2.2: Sumber: Dologito, D.G. Developing Knowledge-Based system Using VP-Expert. New York:Macmillan Publishing Compani,1993. Setelah terbentuk decision tabel yang telah tereduksi,setiap barisnya dapat dikonversikan menjadi IF-THEN rule. Setiap baris pada decision table Tereduksi akan membentuk satu set rule final. Struktur syntax penulisan rule adalah sebagai berikut: a. RULE label : Label berisi nama rule tersebut. b. IF : Sebagai penanda awal kondisi sebuah rule c. THEN : Sebagai penanda awal kesimpulan pada sebuah rule, d. ELSE : Sebagai penanda awal alternatif kesimpulan pada sebuah rule, bersifat opsional,jadi boleh tidak ada. Operator yang boleh digunakan pada IF THEN rule adalah: a. AND: Semua kondisi yang dihubungkan oleh operator in harus bernilai benar, agar kondisi keseluruhan rule tersebut

40 28 bernilai benar. Apabila ada salah satu bernilai salah maka keseluruhan rule tersebut bernilai salah. b. OR : Bila semua kondisi yang dihubungkan dengan operator ini harus bernilai salah, maka kondisi, keseluruhan rule tersebut bernilai salah. Bila ada sama kondisi atau lebih maka yang bernilai benar, keseluruhan rule bernilai benar User Interface User interface adalah apa yang ditampilkan dihadapan seorang user, jadi melalui user interface-lah, user dapat melakukan interaksi dengan sistem pakar, yaitu dengan memasukan input dan menerima output. Untuk mempermudah penggunaan aplikasi sistem pakar yang dibuat, maka perancangan user interface haruslah memenuhi prinsip user friendly, yaitu mudah digunakan oleh user dan sejelas mungkin agar tidak terjadi adanya salah interpretasi Metode dalam Sistem Pakar Dalam metode sistem pakar tedapat dua metode proses pengambilan keputusan, yaitu forward chaining dan backward chaining. Konsep dari forward chaining adalah berangkat dari kiri ke kanan, yang artinya proses dimulai dari premis menuju konklusi, sering juga disebut dengan data- driven (Pencarian dikendalikan oleh data yang diberikan). Konsep backward chaining adalah: berangkat dari kanan ke kiri, yang artinya proses dari sebuah kesimpulan sementara mundur menuju ke premis awal sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan oleh user dapat disebut juga dengan goal-driven(pencarian dikendalikan oleh tujuan yang diberikan). Sesuai dengan tugas akhir ini, maka pembahasan hanya dibatasi pada metode Forward Chaining sebagai berikut: Metode Forward Chaining Metode Forward chaining adalah suatu metode pengambilan keputusan yang umum digunakan dalam Expert system, Proses pencarian

41 29 dengan metode forward Chaining, berangkat dari kiri ke kanan, yaitu berangkat dari premis menuju kepada kesimpulan akhir,metode ini sering disebut data-driven (yaitu pencarian yang dikendalikan oleh data yang diberikan). Algorithma untuk forward chaining berdasarkan james P.Ignizio (1991) adalah sebagai berikut: a. Inisialiasi:dapat dibuat tiga tabel kosong, yaitu tabel working Memori, Tabel atribut Queue tabel rule/premis Status. Tabel working Memori berguna untuk menyimpan setiap input, yaitu semua fakta yang disimpulkan selama proses konsultasi.tabel Atribute Queue berguna untuk menyimpan semua atribut dari value yang sedang diperiksa. Atribut pada awal tabel adalah: atribut yang sedang menjalani proses pemeriksaan tabel Rule /Premis status Menyimpan status menyimpan status dari rule rule yang ada yaitu active, Marked, Unmarked, Discarded, Triggered, Fired. Status setiap premis pada saat inisialisasi adalah bebas(free). Status setiap rule pada saat inisialilasi adalah tidak bertanda (Unmarked) dan aktif (Active). Notasi yang digunakan untuk merepresentasikan keadaan suatu rule dan premis adalah sebagai berikut: A = Active Rule D = Discarded Rule U = Unmarked Rule M = Marked Rule TD = Triggered rule FD = Fired Rule FR = Free clause FA = False Clause TU = Tru Clause b. Memulai Proses Pengambilan Keputusan. Sebuah Value dari sebuah atribut premis diambil dimana atribut tersebut tidak boleh ada pada

42 30 klausan kesimpulan. Atribut ini disimpan pada bagian teratas tabel Atribut Queue. Juga disimpan atribut ini beserta valuenya pada bagian terbawa tabel working Memori. c. Penelitian satu persatu rule yang ada untuk memeriksa ada tidaknya kesamaan periksa label rule / Premis Status, Jika tidak ada rule yang statusnya active, Pencarian dihentikan. Bila ada dilakukan penelitian bagian clausa premis yang statusnya active untuk mencocokan clausa premis yang sesuai dengan value dari atribut pada bagian teratas tabel Atribut Queue. Simpan perubahan status clausa premis dari sekumpulan rule yang statusnya active. Pada tabel rule/premis status diberikan tana FA(False clause) pada status klausa premis yang bernilai salah dan tanda TU (True Clause) pada status Klausa premis yang bernilai benar.periksalah status Rule pada tabel Rule/Premis Status. 1. Bila ada premis dari sebuah rule yang bernilai salah maka diberi tanda D(Discarded) pada rule tersebut untuk menunjukan bahwa rule tersebut bernilai salah dan tidak dipakai lagi. Langkah tersebut dilakukan pada setiap rule yang memiliki premis yang bernilai salah 2. Bila ada sebuah rule yang semua premisnya dari bernilai benar, diberi tanda TD(Trigerred) pada rule status. Kemudian dilanjutkan ke langkah 3c 3. Bila tidak ada rule yang statusnya TD(Trigered), dilanjutkan ke langkah ke 5 bilad ada satu atau rule yang statusnya TD(Trigered) Dilanjutkan ke langkah 4 4. Rule firing,atau menyatakan rule tersebut benar dan mengambil klausa kesimpulan rule tersebut sebagai kesimpulan akhir.coretlah atribut pada bagian teratas tabel Atribut Queue dan Value-nya pada tabel working memori. 5. Status antrian.bagian Teratas tabel Atribut Queue dicorect.

43 31 6. Menandai rule, telitilah kumpulan rule active,untuk mencari rule yang statusnya U(Unmarked) dan A(Active). Bila tidak ditemukan, Pencarian dihentikan. Bila ada, rule pertama yang ditemui ditandai dengan M(Marked). 7. Query. Pada rule yang baru saja diberi tanda M(Marked), ditanyakan pada user untuk memperoleh input. Apabila user memberikan jawaban,dilanjutkan ke langkah 8.Sedangkan bila user memberikan jawaban atau bila attribute rule yang ditanyakan tersebut tidak memerlukan jawaban dari user, dilanjutkan langkah ini pada setiap klausa premis rule yang diberi tanda M(marked) tersebut. Apabila setiap klausa premise pada rule M(marked) tersebut, apabila setiap klausa premise pada rule yang diberi tanda M(Marked) telah diperiksa, kembali ke langkah Menghilangkan tanda M(Marked) pada rule, atribut dan nomor rule diletakan pada bagian teratas tabel attribute Queue. Atribut ini diletakan juga beserta valuenya pada bagian terbawah label working memori. Pada rule yang baru saja diberi tanda M(Marked) diberikan tanda U(Unmarked) dan kembali ke langkah 3. Contoh forward Chaining (james P.Ignizio,1991,p.159): Misal terdapat rule sebagai berikut: Rule 1 : Rule engine is prop Then plane is C130 Rule 2 : if engine type is jet And wing position is low Then plane is B747 Rule 3 : if engine type is jet And wing position is high And bulges are none Then plane is C5A

44 32 Rule 4 : if engine type is jet And wing position is high And bulgers are aft of wing Then plane is C141 Dan terdapat pertanyaan pertanyaan sebagai berikut: a. Engine rype : are the aircraft engines jet or propeller driven? b. Wing position : Are the wings positioned high or low on fuselage? c. Bulges : Where on the fuselage are there pronounced bulges? Keadaan pertama dapat dilihat pada tabel 2.3 dan tabel 2.4 Tablel 2.3: Tabel rule/premis pertama untuk contoh forward chaining Tabel 2.4: Tabel attribute Queue dan Working memori pertama Seperti pada tabel 2.3 dan tabel 2.4 semua rule berstatus aktif (A) dan unmarked (U) dan semua premis berstatus free(fr). Dengan begitu langkah 1 telah dilaksanakan. Kemudian dilanjutkan ke langkah 2. Jika dilihat pada rule-rule yang ada.maka terdapat tiga atribut yaitu engine type,wing position dan bulges. Misal dipilih engine type untuk memulai proses,kemudian harus ditentukan value

45 33 untuk atribut tersebut, dinilai value-nya hanya ada dua yaitu jet atau propeller. Untuk menentukan valuenya,maka pertama kali diasumsikan bahwa aircraft type adalah C5A, sehingga pada kasus ini value untuk engine type adalah jet,kemudian tempatkan atribut engine type,ke bagian paling atas dari tabel attribute Queue dan juga tempatkan attribute beserta value nya ke dalam tabel Working Memori,hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.5 dan tabel 2.6 Tabel 2.5: Tabel Rule/Premis kedua untuk contoh Forward chaining, Tabel 2.6: Tabel Attribute Queue dan Working Memori kedua Lalu dilanjutkan ke langkah 3. Karena masih ada rule yang active,maka proses akan dilanjutkan, kemudian dicari premis apa saja yang berkaitan dengan atribut yang terletak pada bagian paling atas dari tabel Atribute Queue, untuk mengetahui status dari klausa premis. Untuk rule 1,Premisnya bernilai false (FA), untuk rule 2 klausa premis pertama bernilai true (TU) dan untuk rule 3,klausa premis pertama bernilai true (TU) dan untuk rule 4,klausa premis yang pertama bernilai true(tu). Lalu lanjut ke langkah 3a, karena

46 34 rule 1 bernilai false(fa),maka status rule tersebut akan menjadi discarded (D) dari yang semula adalah active(a),sedangkan untuk rule yang lain masih tetap statusnya karena nilai rule belum diketahui. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.7 dan tabel 2.8 Tabel 2.7: Tabel Rule/premis ketiga untuk contoh forward chaining Tabel 2.8: Tabel Atribute Queue dan Working Memori ketiga Karena tidak ada rule yang di-triggered, maka dilanjutkan ke langkah 5. Atribut paling atas dari tabel attribute Queue akan dicoret, lalu dilanjutkan ke langkah 6.pada langkah 6, akan dicari rule yang active (A) dan unmarked (U) menjadi marked(m) lalu dilanjutkan ke langkah 7. Hasil dan langkah 5 dan langkah 6 dapat dilihat pada tabel 2.9 dan tabel Tabel 2.9: Tabel Rule/Premis keempat untuk contoh forward chaining

47 35 Tabel 2.10: attribute Queue dan Working Memori keempat Pada langkah ke 7 akan diminta jawaban dari user, karena pada rule ke 2 terdapat klausa premis yang statusnya adalah free, serta terdapat pertanyaan untuk atribut yang terdapat pada klausa premis tersebut. Kemudian akan diberi pertanyaan : Are the wings positioned high or low on the fuselage? kepad user. Karena sudah diasumsikan bahwa aircraft type adalah C5A,maka user akan menjawab HIGH kemudian dilanjutkan ke langkah 8.Pada langkah ini,atribut wing positioning akan ditempatkan dibagian paling atas dari tabel IAttribute Queue. Lalu attribute dan value yang diperoleh dan user (yaitu High ), juga akan ditempatkan ke tabel Working Memori beserta nomor rule. Kemudian rule 2 akan diubah statusnya dari marked (M) menjadi Unmarked (U) dan kembali ke langkah 3. Pada langkah 3 akan dicari rule yang statusnya Active(A) dan terdapat atribut wing position memiliki value high, maka premis ke 2 dan rule 2 akan bernilai false (FA), dan premis ke -2 dari rule 3 dan rule 4 bernilai tru (TU) kemudian dilanjutkan ke langkah 3a, dimana rule 2 akan berubah statusnya dari active(a) menjadi discarded (D), karena

48 36 nilai dari rule 2 adalah false. Hasil dari paragraph ini dapat dilihat pada tabel 2.11 dan tabel 2.12 Tabel 2.11: Tabel Rule/Premis kelima untuk contoh forward chaining Tabel 2.12: Tabel Atribute Queue dan Working Memori kelima Karena tidak ada rule yang di-triggered maka dilanjutkan ke langkah 5. Pada langkah 5 dilakukan pencoretan atribut yang terletak paling atas pada tabel Attribute Queue, yaitu attribute wing position. Kemudian dilanjutkan ke langkah 6. Pada langkah 6 akan dicari rule yang active(a) dan unmarked(u), dimana rule yang memenuhi adalah rule 3 dan rule 4. Rule 3 akan diubah statusnya dari unmarked (U), menjadi Marked(M) dan dilanjutkan ke langkah 7. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.13 dan Tabel Tabel 2.13: Tabel Rule/Premis keenam untuk contoh Forward Chaining

49 37 Tabel 2.14: Tabel Atribute Queue dan Working Memori Keenam Premis yang statusnya adalah free pada rule yang di-marked, yaitu rule 3 adalah premis yang ketiga, dimana atribut dari premis tersebut adalah bulges, Pertanyaannya untuk atribut tersebut adalah Where on the fuselage are there pronounced bulges?,dan jawabannya adalah None,Kemudian dilanjutkan ke langkah 8,dimana atribut bulges beserta nomor rule akan ditempatkan pada bagian paling atas dari tabel attribute Queue, Atribute dan value juga ditempatkan di tabel Working Memori,kemudian rule 3 akan di unmarked. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.15 dan tabel 2.16 Tabel 2.15: Tabel Rule/Premis ketujuh untuk Contoh Forward chaining, Tabel 2.16: Tabel Attribute Queue dan Working ketujuh Kemudian kembali ke langkah 3. Karena rule 3 dan rule 4 masih berstatus active (A), maka proses akan dilanjutkan.lalu dicari premis pada rule 3 dan rule 4 yang memiliki attribute bulges. Untuk rule 3,

50 38 premis yang ketiga akan bernilai True(TU) dan untuk ruke ke 4, Premis yang ketiga bernilai false (FA), kemudian rule 3 akan ditriggered karena nilai rulenya adalah true dan nilai rule A akan di discarded, karena nilai rule-nya adalah false.atribute dari konklusi pada rule 3 beserta nomor rule akan ditempatkan di bagian paling bawah dari tabel Attribute Queue (langkah 3b),hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.17 dan tabel 2.18 Tabel 2.17: Tabel Rule/Premis kedelapan untuk contoh forward Chaining Tabel 2.18: Attribute Queue dan Working kedepalan Kemudian lanjut ke langkah 3c, karena ada rule yang di-triggered maka dilanjutkan kelangkah 4, atribut paling atas dari tabel Attribute Queue, yaitu bulges dicoret. Lalu rule 3di fired.kemudian konklusi dari rule yang difired dimasukan kedalam tabel Working Memori. Lalu kembali ke langkah 3.Karena tidak ada rule yang active maka proses dihentikan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.19 dan tabel 2.20.

51 39 Tabel 2.19: Tabel Rule/Premis Kesembilan untuk Contoh Forward Chaining Tabel 2.20: Tabel Attribute Queue dan working kesembilan 2.3 Penyakit Ikan Hias Air Tawar Sebelum membahas mengenai penyakit yang sering menyerang ikan hias air tawar, kita perlu mengetahui cirri ciri ikan yang sehat. Ikan yang sehat memiliki ciri cirri sebagai berikut: a. Memiliki tubuh dan sirip yang sempurna,lengkap tidak bengkok, cacat,rusak atau patah b. Bentuk tubuhnya proporsional sesuai dengan kelompok atau jenisnya c. Memiliki tubuh yang bersih, tidak ada kutu, lintah,cacing yang menempel d. Memiliki sisik yang utuh dan lengkap, tidak terlepas,warna mengkilap,licin dan tampak berkilauan e. Memiliki tubuh yang mulus,tanpa luka,tanpa jamur,serta tanpa bercak atau bintik karena penyakit f. Memiliki gerakan yang gesit,lincah,serta tidak suka menyendiri

52 40 g. Memiliki nafsu makan yang tinggi. Ikan yang sehat selalu lapar dan akan menyongsong pakan yang diberikan Penyakit pada ikan hias air tawar berdasarkan penyebabnya dapar dibedakan dalam beberapa kategori yaitu: a. Penyakit Non parasit Penyakit non parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh factor fisika dan kimia, seperti PH yang terlalu rendah atau tinggi,kekurangan oksigen, ada gas beracun dan ada perubahan suhu mendadak. Disamping itu disebabkan kerusakan mekanis, seperti karena pakan berkualitas jelek, Sehingga kekurangan vitamin dan komposisi gizinya buruk,bahan pakan busuk dan mengandung kuman, serta disebabkan keturunan, seperti badannya bengkok atau matanya buta. b. Penyakit yang disebabkan oleh Parasit. 1. Bintik Hitam 2. Saprolegniasis 3. Columnaris 4. Pseudomonas 5. Aeromonas 6. Tuberkolosis 7. Lernea 8. Kutu Ikan 9. Dactylogyruss Bintik Putih a. Penyebab Protozoa Inchtyrius multifilis yang menyerang sisik dan lapisan insang. Penyebab pendukung adalah kualitas air yang jelek, suhu rendah,kurang makan, dan tertular oleh ikan lain. Penularan melalui air dan kontak langsunga dengan ikan lain. b. Gejala Ikan menggosok gosokkan badannya ke benda keras dan gerakannya lamban, dikulit, insang, dan sirip terdapat bintik putih,ikan megap megap dan terjadi pendarahan pada sirip insang.

53 Saprolegniasis a. Penyebab Jamur saprolegnia b. Gejala Tubuh ikan ditumbuhi benang halus berwarna putih kecokelatan, terutama di kepala, tutup insang dan siripnya Columnaris a. Penyebab Penyakit ini disebabkan flexibacter columnaris dengan penyebab pendukung kualitas buruk b. Gejala Ikan lemah dan nafsu makan hilang Pseudomonas a. Penyebab Pseudomonas flurensent b. Gejala Pendarahan pada kulit,luka atau borok,dan jika dibedah tampak pendarahan pada hati,ginjal dan limpa Aeromonas a. Penyebab Bakteri Aeromonas puctata atau Aeromonas hydropila b. Gejala Warna tubuh ikan menjadi gelap, kulit kesat, terjadi pendarahan pada kulit, ikan megap-megap, dan jika dibedah terjadi pembengkakan pada ginjal dan limpa Tuberkolosis a. Penyebab Mycrobacterium marium

54 42 b. Gejala Tubuh ikan berwarna gelap, perut membengkak, dan terdapat bintik bintik putih di hati, limpa dan ginjal Lernea a. Penyebab Lernea Sp b. Gejala Tampak seperti kotoran yang menempel disirip,tutup insang,atau mata ikan Kutu Ikan a. Penyebab Argulus sp b. Gejala Ikan menjadi kurus kadang kadang mati mendadak,serta tampak ada parasit menempel dikulit,sirip, atau insang Dactylogyruss a. Penyebab Dactylogiruss sp, yang menyerang insang b. Gejala Ikan kurus dan kepala tampak besar, kadang kadang sirip ekor rontok, tutup insang menutupnya tidak normal, dan ikan mengosok gosokan badannya ke benda keras. 2.4 Visual Basic 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner s All-

55 43 purpose Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP). Aplikasi adalah suatu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas. Aplikasi akan menggunakan sistem operasi (OS) komputer dan aplikasi lainnya yang mendukung Apl. Istilah ini mulai perlahan masuk ke dalam istilah Teknologi Informasi semenjak tahun Secara historis, aplikasi adalah software yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan. Bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dapat digunakan untuk menyusun dan membuat program aplikasi pada sistem operasi windows. Program aplikasi dapat berupa program database, program grafis dan lain sebagainya. Didalam Visual Basic 6.0 terdapat komponen-komponen yang sangat membantu dalam pembuatan program aplikasi. Dalam pembuatan program aplikasi pada Visual Basic 6.0 dapat didukung oleh software seperti Microsoft Access, Microsoft Exel, Seagate Crystal Report, dan lain sebagainya. Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan agar proses penyusunan dan pembuatan program tersebut berjalan dengan baik dapat diuraikan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: Membuat Sebuah Project Dalam pembuatan program aplikasi pada VB 6.0, langkah pertama adalah dengan membuat sebuah project. Adapun caranya dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya mengklik Start program Microsoft Visual Basic 6.0 Microsoft Visual Basic 6.0. Cara lainnya adalah dengan membuka Windows Explorer dengan mengklik kanan Start dan mengklik Explore. Setelah explorer muncul klik akses program files\ Microsoft Visual Studio\ VB98 dan klik ganda vb6.exe. Selanjutnya terlihat tampilan seperti pada Gambar 2.8.

56 44 Gambar 2.8: Tampilan Awal VB 6.0 Kemudian pilih Standard EXE lalu klik open maka akan terlihat tampilan form project seperti pada Gambar 2.9 Gambar 2.9: Form Project Menu Bar Menu bar merupakan salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk membantu user dalam membuat program aplikasi pada Visual Basic. Ada tigabelas menu yang dapat digunakan dan masing masing mempunyai fungsi yang berbeda. Untuk menggunakan fasilitas menu, klik menu yang dipilih dan selanjutnya mengklik submenu yang akan digunakan. Gambar 2.10: Menu Bar

57 Toolbar Toolbar berfungsi sama dengan menu, hanya saja berbeda tampilan. Pada toolbar cukup mengklik icon yang ingin digunakan yang terdapat pada toolbar. Jumlah icon pada toolbar dapat diatur dengan mengklik Menu View toolbars. Selanjutnya ada pilihan menambah toolbar, diantaranya Debug, Edit, Form editor, Standart, dan Customize. Pada submenu Customize terdapat pilihan untuk mengatur toolbar yang akan digunakan. Tampilan salah satu toolbar terlihat seperti pada Gambar Gambar 2.11: Toolbar Toolbox Toolbox merupakan tempat icon icon untuk objek yang akan dimasukan dalam form pada pembuatan program aplikasi. Secara default pada toolbox hanya terdapat objek - objek seperti Gambar 2.12 Gambar 2.12: Toolbox Secara garis besar fungsi dari masing-masing control tersebut adalah sebagai berikut:

58 46 a. Pointer Pointer bukan merupakan suatu kontrol tapi icon ini digunakan ketika memilih kontrol yang sudah berada pada form. b. Label Label adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan text, yang tidak dapat diperbaharui. c. Frame Frame adalah kontrol yang digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah group pengontrolan. d. Check Box Check Box adalah kontrol yang digunakan untuk memilih satu atau beberapa check Box secara bersamaan. e. Combo Box Combo Box adalah kontrol yang digunakan untuk mengetikkan pilihan atau untuk memilih item lewat Drop-Down List. f. Horizontal Scroll Bar Horizontal Scroll Bar adalah kontrol yang digunakan untuk memungkinkan pemakai untuk memilih suatu objek selama dalam jangkauan Horizontal Objek. g. Timer Timer adalah kontrol yang digunakan untuk mengoperasikan waktu kejadian pada rutin program termasuk internal waktu. h. Directory List Box Directory List Box adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan daftar directory pada drive terpilih sehingga dapat dipilih sebuah Directiry dan path. i. Shape Shape adalah kontrol yang digunakan untuk membentuk objek dua dimensi, bujur sangkar, lingkaran, empat persegi panjang, ellips. j. Image Image adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan

59 47 gambar bitmabs, windows, metafile, dan icon. k. OLE OLE adalah kontrol yang digunakan untuk memungkinkan pemakai untuk menempelkan suatu objek dari aplikasi visual basic ke aplikasi yang mendukung OLE. l. Data List dan Data Combo Data List dan Data Combo adalah kontrol yang digunakan untuk menampilkan data dalam sebuah Drop-Down List Box (Fajrillah Hasballah, 2002). m. SSTab SSTab adalah objek berbentuk lembaran-lembaran, setiap lembaran berisi kelompok informasi. n. Picture Box Picture Box adalah kontrol yang akan menampilkan file gambar, dengan format Bitmabs, icon, Gif, Jpeg, dan sebagainya o. TextBox TextBox adalah kontrol yang digunakan untuk menempatkan teks dalam form dan pemakai dapat mengedit teks tersebut. p. Command Button Command Button adalah kontrol yang digunakan untuk memilih satu atau beberapa check Box secara bersamaan. q. Option Button Option Button sering digunakan lebih dari satu sebagai pilihan terhadap beberapa option yang hanya dapat dipilih satu. r. List Box List Box mengandung sejumlah item dan pemakai dapat memilih lebih dari satu s. Vertikal Scroll Bar Vertical Scroll Bar adalah kontrol yang memungkinkan pemakai untuk memilih suatu objek dan digunakan untuk membentuk scroll bar berdiri sendiri.

60 48 t. Drive List Box Drive List Box digunakan untuk menampilkan daftar drive pada komputer pemakai dan memungkinkan untuk memilih sebuah drive. u. File List Box File List Box digunakan untuk menampilkan daftar file pada directory terpilih dan memungkinkan untuk memilih sebuah drive. v. line line adalah kontrol yang memungkinkan pemakai untuk membuat garis lurus. w. Data dan Adodc Data dan Adodc digunakan untuk menampilkan database pada suatu form. x. Data Grid Data Grid digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk grid seperti di worksheet excel. Tapi objek objek pada toolbox dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan user dalam pembuatan program aplikasinya. Cara menambah objek adalah dengan klik kanan pada toolbox, lalu pilih components Project Explorer Project Explorer merupakan tempat untuk melihat daftar form, modules, dan design dengan mengklik kanan pada bagian project explorer dan pilih add, lalu pilih yang akan ditambah. Tampilan project explorer seperti pada gambar 2.13 Gambar 2.13: Project Explorer

61 Properties Windows Properties Windows merupakan tempat yang digunakan untuk mengatur properti dari setiap objek kontrol. Pada properti windows ini semua objek control dapat diatur sesuai dengan program aplikasi yang akan dibuat Form Layout Windows Form layout windows merupakan tempat ntuk melihat posisi tampilan form saat dieksekusi atau program dijalankan. Untuk mengubah posisi tampilan saat dijalankan, klik pada form layout window dan atur sesuai dengan keinginan Form Objek Kontrol kontrol pada toolbox akan diletakkan disini sesuai dengan rancangan program aplikasi. Untuk menampilkan form objek ini, klik ganda pada icon / nama form pada jendela project explorer atau dengan klik kanan pada icon / nama pilih view object Form Kode Form kode merupakan tempat untuk menulis kode kode atau syntax program aplikasi Visual Basic yang didalamnya dapat memanipulasi, mengatur dan memberikan perintah-perintah terhadap objek-objek yang kita buat. 2.5 Pengenalan MySQL MySQL merupakan salah satu software database ( basis data ) open source yang dikembangkan sebuah komunitas bernama MySQL AB dengan tujuan membantu user untuk meyimpan data dalam tabel tabel. Tabel terdiri atas field (kolom) yang mengelompokkan data data berdasarkan kategori tertentu, misalnya nama, alamat, nomor telepon, dan sebagainya. Bagian

62 50 lain dari tabel adalah record (baris) yang mencantumkan data yang sebenarnya. MySQL sebagaimana software database lainnya, dapat menampung banyak schemata, dimana masing masing schemata ini dapat digunakan oleh aplikasi aplikasi yang berbeda, baik dari sisi tujuan maupun dari sisi bahasa pemrograman yang digunakan oleh masing masing aplikasi yang bersangkutan. Terdapat empat instruksi dasar yang digunakan dalam sql ( structured query language ), yaitu: a. select ( menampilkan data ) b. insert ( menginput atau menambah data ) c. update ( mengubah data ) d. delete ( menghapus data ) dalam database. MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom. Untuk mengelola database MySQL ada beberapa cara yaitu melalui prompt DOS (tool command line) dan dapat juga menggunakan program utility seperti: a. PHP MyAdmin b. MySQLGUI c. MySQL Manager Java Based d. MySQL Administrator for windows Database MySQL Defenisi database adalah sekumpulan data dan prosedur yang memiliki struktur sedemikian rupa sehingga mudah dalam menyimpan, mengatur dan menampilkan data. Banyak program database yang tersedia, diantaranya adala Oracle, MySQL,

63 51 MSSQL,PostgreSQL, Paradox, Foxpro dan lain lain. Database terbentuk dari beberapa komponen, yaitu : a. Table Table atau tabel adalah sekumpulan data dengan struktur yang sedemikian rupa, terbentuk dari record dan field. Istilah tabel disini berbeda dengan istilah tabel pada HTML, walaupun secara visual hampir sama. b. Record Record adalah sekumpulan field yang membentuk suatu objek tertentu. c. Field Field adalah atribut dari objek yang memiliki tipe data tertentu. ( Diar Puji Oktavian, 2010, hal : 62). 2.6 XAMPP XAMPP adalah aplikasi web server instan yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi berbasis web. Fungsi XAMPP adalah sebagai server yang berdiri sendiri ( localhost ), yang terdiri atas program Apache, http server, MySQL, database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (X=Cross Platform), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam lisensi GNU ( General Public License ) dan gratis. Dengan menginstal XAMPP, kita tidak perlu menginstal aplikasi server satu persatu karena di dalam XAMPP sudah terdapat : a. Apache ( Ipv6 Enabled) + open SSL 0.9.8l b) MySQL PBXT engine b. PHP c. PHPMyAdmin d. Perl e. Filezilla FTP Server f. Mercury Mail Transport System 4.72.

64 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi titik pusat objek penelitian tugas akhir (skripsi) ini adalah tentang sistem sistem pakar yang mengidentifikasi gejala dan penyakit ikan hias air tawar serta penanganannya. 3.2 Jenis Data dan Sumber Data Jenis Data Jenis data yang digunakan pada laporan tugas akhir ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak menggunakan angka / nominal, melainkan informasi tentang data penyakit dan gejala penyakit ikan hias air tawar serta solusi penanganannya Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti atau baik yang dilakukan melalui pengamatan, pencatatan atau penelitian objek penelitian, yaitu data penyakit pada ikan hias beserta gejala dan solusi penangannya dari peternak ikan sebagai pemilik ikan hias. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung terhadap sumber informasi dari literatur literatur, buku buku referensi dan internet, antara lain : dasar teori kecerdasan buatan, sistem pakar, website, informasi tentang ikan dan rekaya perangkat lunak. 52

65 Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data dan tujuan penyusunan tugas akhir (skripsi) ini, maka dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain : a. Wawancara (Interview) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung dengan pemilik ikan hias. Wawancara yang dilakukan mengenai hal hal yang berhubungan dengan ikan hias, khususnya penyakit yang pernah dialami oleh ikan hias di kolam ikan hias peternak ikan, beserta gejala dan penanganannya. b. Pengamatan Langsung (Observasi) Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian, yaitu pengamatan terhadap gejala penyakit pada ikan hias. c. Studi Pustaka Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literature-literatur, buku-buku referensi, artikel untuk mendapatkan pengertian secara teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3.4 Metode Pengembangan Sistem Pakar Sistem pakar adalah program komputer yang merepresentasikan dan melakukan penalaran dengan pengetahuan dari seorang pakar dalam bidang tertentu dengan pandangan untuk memecahkan masalah atau memberikan nasehat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan representasi pengetahuan metode Forward Chaining. Suatu perkalian inferensi yang menghubungkan suatu permasalahan dengan solusinya disebut dengan rantai atau Chain. Suatu rantai yang dicari atau dilewati / dilintasi dari suatu permasalahan untuk menghasilkan atau memperoleh solusinya disebut Forward Chaining (pelacakan ke depan). Sistem pakar Forward Chaining berbasis aturan dapat di modelkan seperti gambar di bawah ini.

66 54 Gambar 3.1 Model Forward Chaining Berbasis Aturan Sistem Forward Chaining dimulai dengan memasukkan sekumpulan fakta yang diketahui ke dalam memori kerja (working memory), kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Proses ini dilanjutkan sampai dengan mencapai goal atau tidak ada lagi aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Dalam mesin inferensi (inference engine) inilah metode Forward Chaining digunakan, karena mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar yang memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi. Langkah langkah yang dilakukan untuk membangun Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ikah hias air tawar Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web adalah sebagai berikut : 1. Pendefinisian Masalah Domain masalah pada penelitian ini adalah membangun sistem yang dapat mengidentifikasi gejala penyakit pada ikan hias yang kemudian diketahui jenis penyakitnya beserta solusi penanganannya. Akuisi pengetahuan yang digunakan adalah pengetahuan yang di dapat dari mata kuliah Kecerdasan Buatan, khususnya sistem pakar yang kemudian menentukan metode yang akan digunakan yaitu metode Forward Chaining untuk membangun sistem pakar diagnosa penyakit ika hias air tawar. Adapun aturan yang digunakan adalah aturan IF THEN dalam metode tersebut.

67 55 2. Pendefinisian Data Input Data awal pada penelitian ini adalah data penyakit dan gejala pada ikan serta solusinya penanganannya. Data ini digunakan sistem pakar Forward Chaining untuk memulai inferensi. 3. Pendefinisian Struktur Pengendalian Data Aplikasi sistem pakar ini dibangun berbasis web yang terhubung dengan database. Website yang dinamis ini untuk membantu mengendalikan pengaktifan aturan yang dipakai dalam metode Forward Chaining. 4. Penulisan Kode Awal Tahap selanjutnya memulai melakukan coding dengan menggunakan tools yang telah ditentukan yang mendukung aplikasi sistem pakar dan menerapkan aturan pada metode Forward Chaining. Tahap ini berguna untuk menentukan apakah sistem telah menangkap domain pengetahuan secara efektif dalam struktur aturan yang baik. 5. Pengujian Sistem Data yang ada diinputkan untuk mengetahui sejauh mana sistem berjalan dengan benar. Prinsip pengujian yang harus diperhatikan : a. Pengujian harus direncanakan sebelum pelaksanaan pengujian. b. Pengujian harus dimulai dari hasl yang kecil, diteruskan ke hal-hal yang besar. c. Pengujian yang berlebihan tidak akan mungkin dapat dilaksanakan d. Pengujian sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga. 6. Perancangan Antarmuka 3.5 Desain Sistem Diagram Proses Sistem Perancangan sistem dengan mengidentifikasi proses penulusuran gejala penyakit. Objek yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi fungsi berkaitan dengan pembangunan sistem pakar akan digambarkan dalam bentuk model activity diagram dan sequence diagram.

68 Desain Database Pada proses ini akan dirancang penyusunan database yang terdiri dari file dan tipe filenya. Semua data yang dibutuhkan untuk membangun sistem pakar ikan ini akan disimpan dalam database Desain Input / Output Proses merancang tampilan input data dan ouput tampilan yang dihasilkan dari sistem.

69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi sistem pakar yang dapat mengidentifikasi penyakit pada ikan serta gejala dan penanganannya. Aplikasi sistem pakar didapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman supaya memiliki keahlian / kecerdasan seperti yang dilakukan manusia. Untuk itu agar perangkat lunak yang dikembangkan dapat mempunyai kecerdasan maka perangkat lunak tersebut harus diberi suatu pengetahuan dan kemampuan untuk menalar dari pengetahuan yang telah didapat dalam menemukan solusi atau kesimpulan layaknya seorang pakar dalam bidang tertentu yang bersifat spesifik. Selain pengetahuan, data / informasi diperlukan untuk membangun sistem pakar. Sistem Pakar diagnosa penyakit pada ikan hias air tawar membutuhkan data / informasi mengenai ikan, ragam penyakit pada ikan disertai gejala dan penanganannya. Dengan pengetahuan yang ada serta fakta (data / informasi) yang didapat dari hasil penelitian, dibangun sistem pakar ikan hias dengan teknik penalaran untuk memecahkan masalah yang biasa dipecahkan oleh seorang pakar di bidang peternakan ikan. 4.2 Analisa dan Perancangan Aplikasi Pendefinisian Masalah Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya informasi mengenai kesehatan pada ikan hias dan penanganannya. Peternak pada umumnya memiliki banyak sekali ikan hias yang dipelihara. Peternak ini mengerti akan kesehatan pada ikan. Namun, karena banyak sekali ikan yang dipelihara sibuk, terkadang peternak mempekerjakan seorang/ beberapa karyawan dalam lingkungan ternaknya untuk memberi makan, memelihara serta melakukan perawatan untuk ikan- 57

70 58 ikan tersebut. Karyawan-karyawan ini kurang mengerti akan kesehatan yang harus dipantau pada ikan, sehingga harus menunggu peternak ini yang mengecek. Hal ini tidak efektif. Jika assistant ini juga dapat mengecek dan mengurus ikan yang dipelihara, ini sangat membantu peternak tersebut. Sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat mengidentifikasi gejala penyakit pada ikan di peternakan tersebut. Dengan melihat keadaan tersebut, dirancang suatu aplikasi sistem pakar yang dapat mengidentifikasi penyakit pada ikan serta gejala dan penanganannya. Akuisi pengetahuan dari bidang ilmu Kecerdasan Buatan, khususnya sistem pakar, yaitu program komputer yang merepresentasikan dan melakukan penalaran dengan pengetahuan dari seorang pakar dalam bidang tertentu dengan pandangan untuk memecahkan masalah atau memberikan nasehat. Dalam hal ini, pengetahuan yang didapat tentang ikan, penyakit dan gejalanya serta solusi penanganannya. Sistem pakar memiliki beberapa metode, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sistem pakar Forward Chaining (pelacakan ke depan). Metode yang digunakan ada dalam mesin inferensi yang merupakan otak dari sistem pakar yang memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi Pendefinisian Data Input Data-data yang diperlukan sistem pakar Forward Chaining sebagai representasi pengetahuan / basis pengetahuan adalah data penyakit pada ikan beserta gejala dan penangannya. Data-data tersebut di dapat dari hasil penelitian. Pada aplikasi sisem pakar ikan ini, data disajikan hanya dari data yang di dapat dari hasil penelitian. Adapun data-data tersebut sebagai data masukan (inputan) untuk memulai inferensi.

71 Jenis Penyakit Berikut beberapa jenis penyakit yang sering dialami pada ikan hias air tawar Table 4.1: Jenis penyakit ikan hias Penyakit Gejala Penyebab Keterangan Bintik Putih (Parasit) bintik putih baik pada Ichthyophthir ius multifiliis Penanggulangan parasit ini dapat kulit, sirip, (nama dengan cara mata dan insang parasit) pencegahan yaitu mempertahanka n kondisi perairan dalam keadaan yang optimal antara lain cukup oksigen, mengurangi kepadatan serta mempertahanka n suhu air pada keadaan otimum Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah pada larutan campuram formalin 25 ml/m3 air dan malachite green oxalat 0.15 g/m3 air selama 24 jam Penyakit ini sering disebut dengan penyakit "Ich" atau "White spot"

72 60 Penyakit Trichodinias is ikan yang terinfeksi biasanya menggosokgosokan badannya pada dasar atau dinding bak atau kolam disebabkan oleh Trichodina sp Kasus infeksinya lebih sering pada kondisi ikan dengan kepadatan tinggi, dengan suhu air rendah (dibawah 25 C). Penanggulangan penerapan sanitasi wadah, air serta manajemen budidaya yang sempurna Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam Atau atau Acriflavin dengan dosis 3 mg/l air selama 15 sampai 30 menit yang dilakukan dalam bak atau wadah penampung Parasit ini banyak terjadi pada ikan ukuran benih terutama apabila ikan berada dalam keadaan stress yang diakibatkan

73 61 Penyakit Tetrahymena Gejala klinisnya biasanya ikan yang terinfeksi mengosokgosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding bak, serta mengibasibaskan siripnya Tetrahymena pyriformis. antara lain oleh kepadatan terlalu tinggi penanganan yang kurang sempurna pemberian pakan yang kurang tepat baik mutu maupun jumlahnya terutama pada keadaan temperatur air turun. Gejala klinis yang ditunjukkannya adalah ikan yang terinfeksi biasanya menggosokgosokan badannya pada dasar atau dinding bak atau kolam Penanggulangan Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan Acriflavin 3 mg/l air dengan cara perendaman selama menit.

74 62 Parasit dapat menginfeksi kulit dan sirip. Organisme penyebab penyakit tersebut kalau dilihat dengan menggunakan mikroskop berbentuk seperti buah pear Penyakit Costiasis Gejala klinis yang ditunjukkann ya ikan yang terinfeksi akan kelihatan lebih keruh dan pada infeksi berak maka ikan akan mengalami pendarahan dan luka pada kulit Penyebabnya adalah Costia necatrix Penanggulangan Cara penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan menempatkan ikan pada suhu diatas 30oC Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan Iodine 1 tetes dari larutan stock untuk tiap 5 liter (Larutan stoc dibuat dari 0.5 mg dilarutkan dalam 100 ml air). merupakan parasit yang mempunyai bulu cambuk sebagai alat pergerakannya, dan kalau dfilihan dengan menggunakan mikroskop bentuknya akan

75 63 kelihatan seperti kacang kedelai. Tetapi dalam keadaan nempel pada kulit akan kelihatan seperti buah pear Penyakit Beludru (Oodiniasis) Gejala klinis yang ditimbulkann ya adalah berupa kulit ikan terasa kasar berwarna kuning kecoklatan. Apabila menginfeksi insang maka ikan akan menunjukkan gejala frekuensi pernafasan makin cepat. Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit Oodinium pillularis Penanggulangan Penanggulangan dapat dilakukan dengan menempatkan ikan yang terinfeksi pada air dengan suhu diatas 33oC selama 24 jam Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan memakai Quinine sulfat 10 mg/l air selama 3 hari. Campuran copper sulfat dan asam citrat sebanyak 1.25 ml larutan stock/l air selama 10 hari (larutan stock dibuat dari 100 mg cooper sulfat ditambah dengan 25 mg asam citrat dilarutkan dalat 100 ml aquadest) =============

76 64 Pleistophoros is Gejala klinis yang ditujukkanny a adalah ikan yang terinfeksi berwarna pucat,dan pada tempat infeksinya akan kelihatan berwarna putih, garisgaris warna pada ikan tersebut seolah terputus, ikan berenamg sangat lemah, kadangkadang menunjukkan adanya kelainan tulang belakang. Penyebab penyakitnya adalah Pleistophora hypessobryco nis sejenis parasit yang mempunyai bulu cambuk sebagai alat geraknya. Organ tubuh yang dapat terinfeksi adalah kulit, insang dan kadang-kadang insang. Gejala klinis yang ditimbulkannya adalah berupa kulit ikan terasa kasar berwarna kuning kecoklatan pengobatan Belum ada cara pengobatan yang dapat dipakai untuk menanggulangi penyakit tersebut Penanggulangan Ikan yang terinfeksi hendaknya segera diambil dari bak dan kemudian dikubur atau dibakar. Penyakit tersebut dapat menginfeksi ikan air tawar maupun ikan laut. Parasit yang sering terdapat terutama menginfeksi ikan dari jenis neon tetra

77 65 Penyakit cacing. Gejala klinis dari ikan yang terinfeksi adalah prekuensi pernafasan/g erakan insang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosokgosokkan tubuh pada dasar atau dinding bak dan lamalama ikan menjadi kurus. Cacing tersebut biasanya terdapat baik pada insang maupun pada kulit ikan. Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus spp., serta Quadriacanth us sp merupakan parasit yang banyak menyerang ikan budidaya, terutama pada ikan ukuran kecil. Gejala klinis dari ikan yang terinfeksi adalah prekuensi pernafasan/ge rakan insang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosokgosokkan tubuh pada dasar atau dinding bak dan lamalama ikan menjadi kurus. Penanggulangan Penanggulan gan parasit ini dapat dengan cara mencegah terjadinya infeksi yaitu antara lain dengan mengurangi padat penebaran Pengobatan Pengobatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Formalin 150 ml/m3 air, dengan cara perendaman dalam wadah penampung.

78 66 Penyakit Paser. Penyakit "kutu ikan Gejala klinisnya biasanya ditunjukkan dengan adanya jasad parasiter yang sudah dewasa tersebut yang menancap pada badan ikan Kulit pad ikan merah merah dan luka akibat gigitan kutu merupakan parasit yang banyak menyerang ikan budidaya, terutama pada ikan ukuran kecil Penyakit ini disebabkan oleh Lernaea cyprinaceae Stadium infektifnya adalah stadium copepodid. Penyebab Parasit ini terkenal dengan nama kutu ikan (fish lice), bergerak sangat cepat, bersifat sebagai parasit obligat. Namun Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman dalam dalam wadah penampung dengan Fenthion 0.25 mg/l air selama 24 jam. Formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam dengan cara perendaman. Kedua obat tersebut hanya dapat membunuh parasit pada stadium copepodid. Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan merendam ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah penampung dengan larutan garam dapur 1.25% selama menit

79 67 demikian ia hanya dapat bertahan hidup sementara diluar tubuh inangnya. Penyakit Gembil Penyakit Luka kulit sirip dan insang (Penyakit bakterial) Gejala klinisnya adalah berupa bintilbintil berwarna putih kemerahan yang terdapat pada insang, sehingga tutup insang terlihat selalu terbuka. Jenis yang menginfeksi badan akan menunjukkan benjolan pada tubuh ikan, Parasit tersebut sangat sulit untuk diberantas secara khemotherap y Luka pada kulit pada awalnya berwarna pucat keputih- puti Parasit ini biasanya menginfeksi ikan jenis koi dan Lion head an biasanya merupakan bawaan dari kolam pendederan yang terinfeksi Banyak terjadi pada ikan ukuran kecil, dan biasanya parasit tersebut berada dalam stadium spora yang membentuk kista dalam jaringan tubuh biasanya pada insang dan bagian badan Penyebab bakteri Myxobacteria Salah satu species yang Penanggulangan parasit tersebut adalah dengan cara pencegahan, yaitu antara lain dengan menerapkan sistem majemen budidaya yang baik serta sanitasi baik pada kolam pendederan maupun air Penanggulangan Penanggulangan penyakit tersebut dapat dengan cara pencegahan

80 68 Penyakit merah han dan luka tersebut makin lama berkembang menjadi borok yang dalam Lama-kelamaan ikan berwarna lebih gelap, gerakannya lamban dan akhirnya mati Apabila bakteri tersebut menginfeksi insang maka produksi lendir biasanya akan bertambah dan lama-lama insang ikan akan rontok. Selain itu bakteri ini dapat pula merontokkan sirip ikan. Gejala yang ditunjukkannya adalah warna ikan menjadi lebih gelap, nafsu makan berkurang atau hilang, bergerombol sering menginfeksi ikan air tawar adalah Flexibacter columnaris Penyakit ini biasanya terjadi pada ikan yang stress akibat bertambahny a panas atau bertambah dinginnya suhu air penyebab utama penyakit bakterial pada ikan air tawar pada umumnya. Aeromonas hydrophila yaitu antara lain dengan mempertahanka n kualitas air supaya tetap optimal, penerapan sanitasi kolam dan manajemen budidaya yang tepat. Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa antibiotika yaitu antara lain Oxytetracyclin hydrochlorid 5-10 mg/l air dengan cara perendaman selama 24 jam. Baytril juga dapat dipakai dengan dosis 8-10 ml/m3 air dengan cara perendaman selama 24 jam dilakukan dalam wadah penampung. Penanggulangan dapat dilakukan dengan cara manajemen budidaya yang baik, mengurangi kesuburan kolam, serta pemberian pakan yang tepat

81 69 dekat saluran pembuangan, dan kadang-kadang timbul luka pada kulit jadi kemerahmerahan Kalau kita membedah ikan yang terinfeksi gejala yang ditunjukkannny a adalah hatinya berwarna pucat, dan pendarahan terjadi pada organ dalam. dan Pseudomonas sp. merupakan bakteri yang sering menginfeksi ikan air tawar. baik jumlah maupun mutunya. Selain itu dapat dengan menggunakan vaksin "Hydrovet" Pengobatan Pengobatan dapat dengan menggunakan antibiotika, baik dengan melalui suntikan, melalui makanan ataupun dengan perendaman Pengobatan dengan melalui suntikan antara lain dengan menggunakan Oxytetracyclin HCl mg/kg ikan diberikan sebanyak 3 kali tiap tiga hari sekali Pemberian antibiotika dengan melalui makanan dengan menggunakan obat yang sama dengan dosis 50 mg/kg ikan diberikan selama 7-10 hari berturut-turut Perendaman dapat juga dilakukan dengan obat yang sama dengan dosis 5-10 mg/l air selama 24 jam, atau dengan

82 70 Tuberculosis. Penyakit lymofistis ( lymphocystis ) Penyakit bunga kol Gejala luar yang dapat kita amati kadang-kadang menunjukkan adanya mata yang menonjol (exopthalmos) atau perut yang menggembung Kalau perut tersebut kita bedah maka akan kelihatan bintil-bintil kecil (tubercle) berwarna putih kemerahan terdapat pada ginjal, hati, maupun limpha. Gejala klinisnya mudah dikenali yaitu dengan adanya bintil berwarna keputihputihan baik pada kulit maupun pangkal sirip. Gejala yang klinis Bakteri penyebab penyakit ini adalah Mycobacteriu m fortuitum Ikan yang terinfeksi menunjukkan gejala adanya bintil-bintil (granuloma) berwarna putih kemerahan pada hati, ginjal, ataupun pada limpha prinsipnya penyakit ini hanya mempengaru hi penampilan dari ikan tersebut menjadi tidak indah lagi. Virus ini tidak menimbulkan kematian yang tinggi bagi ikan yang terinfeksi. penyakit bunga kol ini menggunakan Baytril dosis 8-10 ml/m3 air selama 24 jam. Penyakit ini banyak menginfeksi ikan hias dan juga dapat menginfeksi ikan gurame Penyakit ini relatip agak susah untuk ditanggulangi, kecuali kalau kita dapat mendeteksi secara dini maka kita dapat berikan antibiotika Streptomycin sulfat 20 mg/kg berat ikan dengan melalui pakan dengan pemberian dalam waktu panjang. Penanggulangan bagi penyakit ini sulit untuk dilakukan dan juga tidak ada obat yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit ini. Namun demikian penyakit ini sangat jarang terdapat di Indonesia. Penyakit tersebut sangat sukar untuk

83 71 (Papilomatos is) Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV). ditimbulkann ya meliputi adanya bangunan seperti bunga kol pada mulut ikan hias tersebut. Gejala klinis yang ditimbulkan meliputi: Ikan menunjukkan gejala yang makin melemah juga penyakit yang hanya dapat mengakibatk an pada penurunan mutu atau penampilan dari ikan hias tersebut. Penyakit ini biasanya lebih sering terjadi pada ikan hias jenis sidat. Ikan lily juga pernah ditemukan terinfeksi oleh penyakit tersebut. Penyebab virus herpes ditanggulangi terutrama denga cara pengobatan. Salah satu usaha penanggulangan yang bisa dilakukan adalah dengan cara pencegahan, yaitu antara lain memelihara kebersihan air, kolam/bak serta penerapan pola budidaya yang sempurna. Memisahkan diri dari kelompok Produksi lendir berlebih, tapi kemudian lendir ikan menjadi berkurang sehingga ikan akan terasa kesat kalau diraba.

84 72 Warna menjadi pucat. ikan lebih Gejala spesifiknya adalah ditujukkan dengan insang yang membusuk Table 4.2: Gejala penyakit ikan hias Kode gejala Gejala Penyakit G1 Bintik putih Bintik Putih Pada sirip mata dan insang G2 menggosok-gosokan Trichodiniasis badannya pada dasar atau dinding bak atau kolam G3 ikan yang terinfeksi mengosok-gosokkan Penyakit Tetrahymena tubuhnya pada dasar atau dinding bak, G4 Ikan mengibas ibaskan sayapnya Penyakit Tetrahymena G5 Ikan kelihatan lebih keruh Penyakit Costiasis G6 Mengalami pendarahan dan Penyakit Costiasis luka pada kulit dan infeksi berak G7 terasa kasar berwarna kuning Beludru (oodiniasis) kecoklatan. G8 Jika menginfeksi insang Beludru (oodiniasis) maka ikan akan menunjukkan gejala frekuensi pernafasan makin cepat. G9 Ikan berwarna pucat, Pleistophorosis G10 Pada tempat infeksinya akan Pleistophorosis kelihatan berwarna putih,. G11 garis- garis warna pada ikan Pleistophorosis tersebut seolah terputus, G12 ikan berenang sangat lemah, Pleistophorosis G13 menunjukkan adanya kelainan tulang belakang Pleistophorosis G14 prekuensi pernafasan/gerakan Penyakit cacing

85 73 insang bertambah cepat G15 ikan berwarna lebih gelap Penyakit cacing ikan G16 sering menggosok-gosokkan Penyakit cacing tubuh pada dasar atau dinding bak. G17 lama-lama ikan menjadi Penyakit cacing kurus G18 jasad parasiter yang sudah Penyakit Paser. dewasa tersebut yang menancap pada badan ikan G19 Kulit pad ikan merah merah Penyakit kutu ikan dan luka akibat gigitan kutu G20 bintil-bintil berwarna putih Penyakit Gembil kemerahan yang terdapat pada insang, sehingga tutup insang terlihat selalu terbuka. G21 Terlihat benjolan pada tubuh Penyakit Gembil ikan G22 Apakah kulit ikan berwarna pucat keputih putihan dan Penyakit Luka kulit sirip dan insang makin lama berkembang menjadi borok? G23 Semakin lama warna ikan semakin gelap Penyakit Luka kulit sirip dan insang G24 gerakannya lamban dan Penyakit Luka kulit akhirnya mati sirip dan insang G25 Infeksi insang menyebabkan Produksi lendir bertambah Penyakit Luka kulit sirip dan insang banyak G26 Insang dan sirip rontok Penyakit Luka kulit sirip dan insang G27 warna ikan menjadi lebih Penyakit merah gelap, G28 nafsu makan berkurang atau Penyakit merah hilang, G29 bergerombol dekat saluran Penyakit merah pembuangan, G30 timbul luka pada kulit jadi Penyakit merah kemerah-merahan G31 ikan yang terinfeksi gejala yang ditunjukkannnya adalah hatinya berwarna pucat, dan Penyakit merah pendarahan terjadi pada organ dalam.

86 74 G32 Gejala luar yang dapat kita amati kadang-kadang menunjukkan adanya mata yang menonjol (exopthalmos) G33 perut yang menggembung Kalau perut tersebut kita bedah maka akan kelihatan bintil-bintil kecil (tubercle) berwarna putih kemerahan terdapat pada ginjal, hati, maupun limpha. G34 bintil berwarna keputihputihan baik pada kulit maupun pangkal sirip. G35 adanya bangunan seperti bunga kol pada mulut ikan hias tersebut. G36 Memisahkan diri dari kelompok G37 G38 Produksi lendir berlebih, tapi kemudian lendir ikan menjadi berkurang sehingga ikan akan terasa kesat kalau diraba. Warna ikan menjadi lebih pucat. G39 Gejala spesifiknya adalah ditujukkan dengan insang yang membusuk Penyakit tuberkolosis Penyakit tuberkolosis Penyakit lymofistis ( lymphocystis ) Penyakit bunga kol (Papilomatosis) Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV). Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV). Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV). Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV). Tabel 4.3: Rule Penyakit pada ikan hias Kode penyakit Penyakit P01 Bintik putih P02 Penyakit Trichodiniasis P03 Penyakit Tetrahymena P04 Penyakit Costiasis P05 Penyakit Beludru (Oodiniasis) P06 Pleistophorosis P07 Penyakit cacing. P08 Penyakit Paser. P09 Penyakit "kutu ikan

87 75 P10 Penyakit Gembil P11 Penyakit Luka kulit sirip dan insang (Penyakit bakterial) P12 Penyakit merah P13 Tuberculosis. P14 Penyakit lymofistis ( lymphocystis ) P15 Penyakit bunga kol (Papilomatosis) P16 Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV). Tabel 4.4: Knowledge Sistem Pakar Ikan Hias Kode gejala Gejala Penyakit G1 Apakah ada Bintik putih Bintik Putih Pada sirip mata dan insang? G2 Apakah ikan menggosokgosokan Trichodiniasis badannya pada dasar atau dinding bak atau kolam G3 ikan yang terinfeksi Penyakit Tetrahymena mengosok-gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding bak, G4 Ikan mengibas ibaskan sayapnya Penyakit Tetrahymena G5 Ikan kelihatan lebih keruh Penyakit Costiasis G6 Mengalami pendarahan Penyakit Costiasis dan luka pada kulit dan infeksi berak G7 terasa kasar berwarna Beludru (oodiniasis) kuning kecoklatan. G8 Jika menginfeksi insang Beludru (oodiniasis) maka ikan akan menunjukkan gejala frekuensi pernafasan makin cepat. G9 Ikan berwarna pucat, Pleistophorosis G10 pada tempat infeksinya Pleistophorosis akan kelihatan berwarna putih,. G11 garis- garis warna pada ikan tersebut seolah terputus, Pleistophorosis

88 76 G12 ikan berenang sangat Pleistophorosis lemah, G13 menunjukkan adanya Pleistophorosis kelainan tulang belakang G14 prekuensi Penyakit cacing pernafasan/gerakan insang bertambah cepat G15 ikan berwarna lebih gelap Penyakit cacing ikan G16 sering menggosokgosokkan Penyakit cacing tubuh pada dasar atau dinding bak. G17 lama-lama ikan menjadi Penyakit cacing kurus G18 jasad parasiter yang sudah Penyakit Paser. dewasa tersebut yang menancap pada badan ikan G19 Kulit pad ikan merah merah dan luka akibat gigitan kutu Penyakit kutu ikan G20 bintil-bintil berwarna Penyakit Gembil putih kemerahan yang terdapat pada insang, sehingga tutup insang terlihat selalu terbuka. G21 Terlihat benjolan pada Penyakit Gembil tubuh ikan G22 Apakah kulit ikan Penyakit Luka kulit berwarna pucat keputih sirip dan insang putihan dan makin lama berkembang menjadi borok? G23 Semakin lama warna ikan semakin gelap Penyakit Luka kulit sirip dan insang G24 gerakannya lamban dan akhirnya mati Penyakit Luka kulit sirip dan insang G25 Infeksi insang Penyakit Luka kulit menyebabkan Produksi sirip dan insang lendir bertambah banyak G26 Insang dan sirip rontok Penyakit Luka kulit sirip dan insang G27 warna ikan menjadi lebih gelap, Penyakit merah

89 77 G28 nafsu makan berkurang atau hilang, G29 bergerombol dekat saluran pembuangan, G30 timbul luka pada kulit jadi kemerah-merahan G31 ikan yang terinfeksi gejala yang ditunjukkannnya adalah hatinya berwarna pucat, dan pendarahan terjadi pada organ dalam. G32 Gejala luar yang dapat kita amati kadang-kadang menunjukkan adanya mata yang menonjol (exopthalmos) G33 perut yang menggembung Kalau perut tersebut kita bedah maka akan kelihatan bintil-bintil kecil (tubercle) berwarna putih kemerahan terdapat pada ginjal, hati, maupun limpha. G34 bintil berwarna keputihputihan baik pada kulit maupun pangkal sirip. G35 adanya bangunan seperti bunga kol pada mulut ikan hias tersebut. G36 Memisahkan diri dari kelompok G37 G38 G39 Produksi lendir berlebih, tapi kemudian lendir ikan menjadi berkurang sehingga ikan akan terasa kesat kalau diraba. Warna ikan menjadi lebih pucat. Gejala spesifiknya adalah ditujukkan dengan insang yang membusuk Penyakit merah Penyakit merah Penyakit merah Penyakit merah Penyakit tuberkolosis Penyakit tuberkolosis Penyakit lymofistis ( lymphocystis ) Penyakit bunga kol (Papilomatosis) Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV). Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV). Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV). Penyakit busuk insang (Koi Herpes Virus /KHV).

90 Relasi Antara Penyakit dan Gejalanya Aplikasi sistem pakar yang dibuat membutuhkan adanya relasi dari data penyakit dan gejala yang ada. pendefinisian dari relasi tersebut : Tabel 4.5: Relasi penyakit Ikan Hias NO IF THEN 1 G1 P1 2 G2 P2 3 G3,G4 P3 4 G5,G6 P4 5 G7,G8 P5 6 G9,G10,G11,G12,G13 P6 7 G14,G15,G16,G17 P7 8 G18 P8 9 G19 P9 10 G20,G21 P10 11 G21,G22,G23,G24,G25,G26 P11 12 G27,G28,G29,G30,G31 P12 13 G32,G33 P13 14 G34 P14 15 G35 P15 16 G36,G37,G38,G39 P16 Berikut Pendefinisian Struktur Pengendalian Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan representasi pengetahuan metode Forward Chaining. Suatu perkalian inferensi yang menghubungkan suatu permasalahan dengan solusinya disebut dengan rantai atau Chain. Suatu rantai yang dicari atau dilewati / dilintasi dari suatu permasalahan untuk menghasilkan atau memperoleh solusinya disebut Forward Chaining (pelacakan ke depan). Sistem Forward Chaining dimulai dengan memasukkan sekumpulan fakta yang diketahui ke dalam memori kerja (working memory), kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Proses ini dilanjutkan sampai dengan mencapai goal atau tidak ada lagi aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Sistem pakar

91 79 Forward Chaining berbasis aturan dapat di modelkan seperti gambar di bawah ini. Gambar 4.1: Model Berbasis Aturan Pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba untuk menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan, mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF THEN. Dari Tabel 3.7 dapat menyimpulkan aturan / rule dengan pembahasan sebagai berikut : Analisa dan Perancangan Sistem Diagram Context Diagram Konteks merupakan aliran yang memodelkan hubungan antara sistem dengan entitas. Selain itu diagram konteks merupakan diagram yang paling awal yang terdiri dari suatu proses data dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem secara garis besarnya.aliran dalam diagram konteks memodelkan masukan ke sistem dan keluaran sistem.

92 80 Gambar 4.2: Data Context Diagram Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada ikan Hias Air Tawar Diagram Konteks diatas menerangkan bahwa arus data secara umum yang melibatkan 2 entitas, yaitu: a. Pengguna (user) merupakan pengguna dari aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada ikan hias air tawar yaitu pecinta ikan, pedagang ikan hias,orang atau pihak pihak yang peduli terhadap ikan. Pada entitas user terdapat 8 aliran data,dimana empat aliran menuju ke sistem, yaitu input saran dan kritik, daftar konsultasi, input username dan password user,input gejala. Dan empat aliran data dari system menuju ke user antara lain info username dan password user, login user sukses, tampil hasil konsultasi, info saran dan kritik. b. Pakar penyakit ikan hias air tawar dapat di kategorikan siapapun yang memahami penyakit ikan hias dimana pakar penyakit ikan hias air tawar ini ditunjuk untuk mengelola situs dikarenakan

93 81 pemahaman yang lebih luas mengenai permasalahan mengenai ikan.pakar penyakit ikan hias air tawar dapat menghapus,merubah dan menambah data yang nantinya digunakan oleh sistem, yaitu input username dan password admin,input data penyakit, input dan gejala dan solusi. Serta enam aliran data dari sistem menuju admin, yaitu laporan data penyakit, laporan gejala, laporan solusi Data Flow Diagram (DFD Data Flow Diagram menjelaskan proses yang ada pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada ikan hias air tawar guna mempepanjang usia harapan hidup Data Flow Of Diagram Level 1 Data Flow Diagram Level 1 menjelaskan mengenai kegiatan arus data yang terjadi dalam sistem pakar untuk mendiagnosa ikan. Pada Diagram ini terdapat dua entitas dan lima proses yang merupakan proses utama dari sistem, yaitu proses login, proses administrator,prosed daftar,proses saran dan kriti,proses konsultasi. Serta Data Store yang masing masing adalah pakar, pasien,gejala, gejala_pilih,penyakit,tablehitung,solusi,relasi dan saran.

94 82 Gambar 4.3: Data Flow Of Diagram level Data Flow Of Diagram Level 2 Proses Konsultasi Data Flow Of Diagram Level Konsultasi memilik dua proses, yaitu proses pertanyaan dan proses hasil konsultasi. Untuk memperjelas input dan ouput Data Flow Diagram level 2 Proses konsultasi ini, akan diuraikan dalam spesifikasi proses sesudah gambar berikut: Gambar 4.4: DFD Level 2 Proses Konsultasi

95 83 Berikut adalah spesifikasi deskripsi dari tiap proses yang terdapat dalam subprocess dari proses konsultasi : Tabel 4.6: Deskripsi proses pertanyaan Nomor 1 Nama Proses Pertanyaan Input Input_gejala, Data Penyakit,Data Gejala Output Prosentase jenis penyakit,kd_ikan & kd_gejala yang dipilih Keterangan proses User menginputkan gejala sebagai akibat dari pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Data yang dimasukan oleh user diterima oleh proses secara temporary sampai semua data jawaban terkumpul. Output dari proses ini adalah kd pasien & kd_gejala serta prosentase_jenis_penyakit yang langsung menuju pada proses hasil konsultasi. Tabel 4.7: Deskripsi Proses untuk proses hasil diagnosa Nomor 2 Nama Proses Hasil konsultasi Input Prosentase_jenis_penyakit,kd_pasien&kd_gejala,tamp il solusi Output Tampil_Hasil_Konsultasi,simpan_data_konsultasi Keterangan Proses Dalam Proses Hasil konsultasi ini akan menampilkan hasil konsultasi kepada pengguna,hasil konsultasi yang ditampilkan berdasarkan atas inputan gejala oleh pengguna pada proses pertanyaan, prosentase jns_penyakit,kd_pasien&kd_gejala yang diberikan pada proses sebelumnya kepada proses hasil konsultasi dan solusi. Data Flow of Diagram level 2 Administrator Berikut ini adalah Spesifikasi Deskripsi tiap proses yang terdapat dalam subproses dari proses Administrator:

96 84 Tabel 4.8: Deskripsi Proses Untuk proses Input gejala Nomor 1 Nama Proses Input Gejala Input Input_Data_Gejala Output Simpan_Data_Gejala Keterangan Proses Pakar Penyakit ikan hias sebagai admin, dalam proses input gejala ini memberikan inputan berupa gejala,kemudian data data tersebut disimpan oleh system ke dalam tabel gejala Tabel 4.9: Deskripsi Proses Untuk proses Input Gejala atau Rule Nomor 2 Nama Proses Input_jns_penyakit_ikan Input Input_jns_penyakit_ikan Output Simpan_data_jns_penyakit Keterangan Proses Proses input jns_penyakit_ikan. Disini nanti admin pakar ikan memberikan masukan berupa penyakit data penyakit dengan gejalanya. Kemudian data data tersebut disimpan ke dalam tabel penyakit. Tabel 4.10: Deskripsi Proses Untuk Proses Laporan Hasil Konsultasi Nomor 3 Nama Proses laporan hasil konsultasi Input Data_Konsultasi,Hasil_konsultasi Output Laporan_hasil_konsultasi Keterangan Proses Proses ini yaitu berupa laporan hasil konsultasi yang telah diinputkan oleh user, dimana laporan tersebut akan ditampilkan berupa data konsultasi dan hasil konsultasi yang diambil dari tabel hitung dan tabel solusi. Kemudian akan ditampilkan berupa laporan hasil konsultasi kepada pakar penyakit ikan Tabel 4.11: Deskripsi proses untuk proses laporan data pengunjung Nomor 4 Nama Proses Laporan data pasien Input Data_pasien Output Laporan _Data_Pasien

97 85 Keterangan proses Prose Laporan data pasien merupakan laporan yang dihasilkan dari inputan user pada proses daftar dan kemudian tersimpan di dalam tabel pasien. Dari tabel ini, sistem mendapatkan data berupa data pasien yang kemudian menghasilkan tampilan laporan data pasien. Sehingga admin yaitu pakar dapat melihat orang yang memliki ikan terdeksi penyakit apa serta cara penanggulangannya Tabel 4.12: Deskripsi proses Untuk Laporan Saran Kritik Nomor 5 Nama Proses Laporan saran kritik Input Data_saran Output Laporan_Saran_Kritik Input Data_Saran Output Laporan_Saran_Kritik Keterangan Proses Proses Laporan Saran kritik ini ditampilkan berdasarkan hasil inputan user berupa tanggapan saran serta kritikan yang berhubungan aplikasi. Inputan dari user tersebut disimpan dalam tabel saran, kemudian sistem akan mendapatkan data, berupa data saran dari tabel saran. Setelah itu, sistem akan memberikan tampilan dalam bentuk laporan saran kritik yang dapat dilihat oleh pakar ikan yang ditunjuk sebagai admin. Tabel 4.13: Deskripsi Proses Untuk Proses Laporan gejala Nomor 6 Nama Proses Laporan Gejala Input Data_Gejala Output Laporan_Gejala Keterangan Proses Proses Laporan gejala masih berhubungan dengan proses pertama yaitu proses input gejala, dimana dalam proses pertama tersebut, data yang disimpan dalam tabel gejala kemudian dikirimkan kedalam sistem sehingga mendapatkan data berupa gejala. Setelah itu sistem akan menampilkan kepada

98 86 pakar ikan sebagai admin berupa laporan gejala. Tabel 4.14: Deskripsi Proses untuk laporan jenis penyakit ikan hias Nomor 7 Nama Proses Laporan jenis penyakit ikan Input Data_jns_Penyakit_ikan Output Laporan_jns_Penyakit_ikan Keterangan Proses Proses laporan jenis penyakit ikan masih berhubungan dengan proses kedua yaitu proses input jenis penyakit ikan, dimana dalam proses kedua tersebut, data yang disimpan dalam tabel penyakit kemudian dikirim ke dalam sistem sehingga mendapatkan data berupa jenis penyakit ikan hias dan keterangannya. Setelah itu sistem akan menampilkan kepada pakar penyakit ikan sebagai admin berupa laporan jenis penyakit ikan hias air tawar Entity Relationship Diagram (ERD) ERD digunakan untuk menunjukan hubungan antara Entity dengan database objek objek (himpunan Entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi antara objek objek tersebut. ERD ini berisi komponen komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing masing dilengkapi dengan beberapa atribut yang mempresentasikan seluruh fakta yang ditinjau dari keadaan nyata. Dimana dapat digambarkan secara sistematis dengan menggunakan ERD. Adapun perancangan ERD sistem adalah:

99 87 Gambar 4.5: Perancangan ERD sistem Struktur Basis Data Berikut adalah penjelasan mengenai struktur basis data dari file yang terdapat pada entity Relationship Diagram. Adapun tabel tabel yang digunakan dalam aplikasi antara lain: 1. Desain Tabel Pakar Kunci utama (*) : users Fungsi : Untuk menyimpan data admin Kamus Data : {users * password } Adapun perancangan dari tabel pakar adalah: Tabel 4.15: Tabel user_admin Kode* Int(12) Nama Varchar(100) Alamat Varchar(5) Telepon Varchar(14) Password Varchar(100) 2. Desain Tabel Ikan Kunci Utama (*) Kamus Data : Kode Pasien : {kode_pasien * + nama + alamat + umur + password}

100 88 Adapun tabel Perancangan pasien adalah : Tabel 4.16: Tabel pendaftaran peserta diagnosa Field Jenis Kode_ikan Int(6) Nama_ikan Varchar(10) 3. Desain Tabel Saran Kunci Utama (*) : kode* Fungsi : Untuk menyimpan data saran dan kritik dari pengunjung Kamus Data : {kode* + nama + +saran) Tabel 4.17: Tabel Saran & Kritik Field Jenis Kode Int(11) Nama Varchar(50) Varchar(50) Saran Varchar(100) 4. Desain Tabel Gejala Kunci Utama (*) : kode_gejala Fungsi : Untuk Menyimpan Gejala penyakit Kamus Data : kode _gejala* + nama } Adapun perancangan tabel gejala adalah : Tabel 4.18: Perancangan Tabel Gejala Field Jenis Kode_gejala* Varchar(6) Nama Varchar(100) 5. Desain Tabel Penyakit Kunci Utama (*) : Kode_Penyakit* Fungsi : Untuk Menyimpan jenis penyakit ikan Kamus Data : {kode_penyakit* + nama + keterangan}

101 89 Tabel 4.19: Perancangan Tabel Penyakit Ikan Kode_Penyakit* Varchar(6) Nama Varchar(100) Keterangan Text 6. Desain Tabel Relasi Kunci Utama(*) : Fungsi : untuk menyimpan relasi antar kode_penyakit dan kode_gejala Adapun Perancangan tabel relasi adalah: Tabel 4.20: Perancangan Tabel Relasi Field Jenis Kode_penyakit Varchar(10) Kode_gejala Varchar(10) Desain Tabel Solusi : Kunci utama (*) : kode Fungsi : Untuk Menyimpan solusi sesuai dengan kode penyakit dan usia Kamus data : {kode_penyakit,kode_gejala}. Adapun perancangan tabel relasi adalah: Tabel 4.21: Perancangan Tabel Relasi Kode_Penyakit Varchar(10) Kode_gejala Varchar(10) Desain Tabel Solusi : 7. Kunci Utama(*) : kode Fungsi : Untuk Menyimpan Solusi sesuai dengan kode penyakit Kamus Data : {kode,kode_penyakit,usia,solusi}. Adapun tabel perancangan solusi adalah sebagai berikut

102 90 Tabel 4.22: Perancangan Tabel solusi kode Int(6) Kode_penyakit Varchar(6) Usia Varchar(6) Solusi text 8. Desain Tabel Gejala pilih adalah: Kunci Utama(*) : Fungsi Field Jenis Kode_pasien Varchar(6) Kode_gejala Varchar(6) 9. Tabel Hitung Kunci Utama (*) : Fungsi : Untuk mengetahui kapan pasien tersebut berkonsultasi, kode pasien dengan banyaknya gejala yang dicentang dan tidak dicentang serta probabilitasnya. Kamus Data : {kode_pasien,tgl,bln,thn,kode_pen yakit,jumlah_cetak,tdk_centang,pr obabilitas} Adapapun perancangan tabel hitung adalah: Tabel 4.23: Perancangan tabel hitung Field Jenis Kode_Pasien Int(6) Tgl Varchar(21) Bln Varchar(21) Thn Varchar(21) Kode_penyakit Varchar(6) Jumlah_centang Varchar(6) Td_centang Varchar(6) Probabilitas Varchar(6)

103 Tabel Probabilitas Kunci Utama(*) : Fungsi : Untuk Mengetahui probabilitas jenis penyakit pada ikan hias air tawar Kamus Data : {kode_penyakit,probabilitas}. Adapun tabel gejala pilih adalah: Tabel 4.24: Perancangan tabel gejala pilih Field Jenis Kode_Penyakit Varchar(6) Probabilitas Varchar(6) 4.3 Flowchart Proses inferensi penalaran maju (Forward Chaining) Suatu kaidah dapat disusun jika pengetahuan dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu bagian fakta dan bagian kesimpulan. Selanjutnya bagian fakta sendiri dikelompokan lagi menjadi fakta fakta yang lebih spesifik untuk kemudian masing masing kelompok fakta akan membentuk sebuah kaidah yang memiliki kesimpulan tertentu. Dalam hal ini akan dijelaskan bagaimana aliran proses jika menggunakan metode forward chaining yang dapat dilihat pada flowchart dibawah ini:

104 92 Gambar 4.6: Flowchart proses inferensi penalaran maju (Forward Chaining) 4.4 FlowChart Flowchart pendaftaran

105 93 Gambar 4.7: Flowchart pendaftaran Dari flowchart program diatas,dapat dijelaskan langkah langkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut: Sebelum proses melakukan diagnosa,pengguna diwajibkan untuk mendaftarkan diri pada menu daftar untuk mendapatkan username dan password yang nantinya akan digunakan sebagai login saat akan memasuki proses konsultasi. Dalam Tahap Awal proses sistem pengguna memberikan masukan berupa nama,kelamin,alamat,umur dan password. Dari hasil masukan tersebut, kemudian sistem akan memproses dan melihat apakah username telah diisi jika belum maka proses akan kembali ke tahap pengisian data. Akan tetapi jika username tersebut telah terisi maka query akan dijalankan dengan memasukan nama,kelamin,alamat, umur dan password yang baru pada tabel ikan

106 Flowchart login diagnosa Gambar 4.8: Flowchart Login peserta Diagnosa Flowchart program diatas, merupakan lanjutan proses dari flowchart Program pendaftaran dan mendapatkan namadan password, kemudian pengguna melakukan proses login dengan memasukan nama dan password yang telah didapatkan dari pengisian proses pendaftaran sebelumnya. Kemudian sistem melakukan proses query dengan mencari nama dan password yang telah dimasukan pada tabel ikan. Jika sudah mendapat kan maka, sistem akan melihat apakah nama dan password tersebut benar atau tidak. Apabila nama dan password tidak benar maka sistem akan mengembalikan pada proses berupa awal berupa masukan data. Akan tetapi jika benar maka proses berlanjut menuju kondisi nomor 2 yaitu flowchart pilih gejala.

107 Flowchart diagnosa penyakit ikan Gambar 4.9: Flowchart diagram diagnosa penyakit ikan Flowchart program diatas, merupakan lanjutan proses dari proses dari flowchart program login pengguna,dapat dijelaskan langkah langkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut: Setelah validasi pada proses login pengguna berhasil, maka sistem akan menampilkan proses masukan data gejala. Dalam proses ini, sistem akan menampilkan data peserta diagnosa berupa nama, kelamin, alamat,umur yang nantinya akan digunakan untuk menentukan hasil diagnosa berupa prosentase jenis ikan. kemudian pengguna memilih gejala gejala ikan yang nantinya akan digunakan pada saat diagnosa. Kemudian, proses berlanjut menuju pada kondisi nomor 3 yaitu flowchart hasil tes diagnosa.

108 Flowchart hasil tes diagnosa Penyakit ikan Gambar 4.10: Flowchart hasil test diagnosa penyakit ikan Flowchart program di atas, merupakan lanjutan proses dari flowchart input diagnosa ikan, dapat dijelaskan langkah-langkah proses pada sistem yang dilakukan adalah sebagai berikut : Dalam proses hasil login diagnosa ikan yang telah diinputkan pada proses sebelumnya yaitu proses input data pasien/peserta akan ditampilkan. Setelah data pasien/peserta tersebut di tampilkan, proses selanjutnya query bekerja dalam sistem untuk mencari gejala yang dipilih pada tabel gejala. Apabila pada proses sebelumnya tidak terdapat inputan gejala, maka menghasilkan probabilitas 0%, sehingga pada saat memunculkan data hasil konsultasi dan diagnosa gangguan imunologi (ikan) maka hasil konsultasi

109 97 kosong/tidak ada. Akan tetapi, apabila terdapat inputan gejala pada proses sebelumnya, maka query pada sistem bekerja menyimpan kode_gejala inputan user dan kode_pasien berdasarkan gejala yang dipilih ke dalam tabel gejala_pilih yaitu tabel yang berfungsi untuk tempat penyimpanan sementara kode_pasien dengan kode_gejala yang dipilih. Setelah itu dilanjutkan dengan proses penyimpanan gejala inputan user, kode_pasien_kode penyakit, jumlah gejala yang dicentang, jumlah gejala yang tidak dicentang, nilai probabilitasnya. Dari hasil perhitungan jumlah probabilitas tersebut, maka sistem menampilkan prosentase ikan secara keseluruhan. Kode_pasien dan probabilitas telah ditampilkan oleh sistem, maka selanjutnya data dan probabilitas tersebut di simpan ke dalam tabel tabelhitung, fungsinya adalah agar data-data tersebut masih dapat dilihat oleh admin dalam laporan hasil konsultasi. Dilanjutkan dengan proses selanjutnya, dimana query dalam sistem mencari kd_penyakit, usia dan solusi pada tabel solusi. Serta probabilitas yang masih tersimpan pada tabel tabelhitung. Setelah semua telah diproses, maka untuk berikutnya sistem akan menampilkan probabilitas dan jenis penyakit ikan, solusi berdasarkan jenis penyakit dan solusi berdasarkan usia pasien. Data-data yang telah ditampilkan, berupa probabilitas, jenis penyakit dan solusi. Apabila semua proses telah dilakukan berikutnya keadaan menuju pada posisi END Flowchart Saran dan kritik

110 98 Gambar 4.11: Flowchart saran & kritik Dari flowchart program di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut : Saran kritik merupakan salah satu menu dalam aplikasi sistem pakar untuk diagnosa ikan secara dini dimana user dapat memberikan saran serta kritikan yang membangun pada aplikasi ini. Saat sistem akan dijalankan posisi berada pada START terlebih dahulu, kemudian user memberikan inputan ke pada sistem berupa nama, dan saran. Setelah itu sistem akan melihat apakah nama telah terisi atau tidak. Jika tidak terisi maka proses akan kembali pada tahap inputan awal, akan tetapi jika nama telah terisi maka sistem akan melihat untuk tahap berikutnya, yaitu apakah nama yang diinputkan sama atau dalam artian bahwa nama tersebut telah dipakai sebelumnya.

111 99 Jika iya maka proses akan kembali lagi pada tahap inputan awal dan jika tidak proses berlanjut dengan menjalankan query dimana nama, , dan saran yang baru diinputkan disimpan pada tabel saran, yang kemudian akan ditampilkan hasil inputan pada tabel saran. Apabila semua proses telah dilakukan berikutnya keadaan menuju pada posisi END Flowchart Input penyakit Gambar 4.12: flowchart Input Penyakit Dari flowchart program di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut : Proses dalam sistem ini hanya bisa digunakan oleh admin dari program ini atau pakar penyakit ikan Saat sistem siap untuk dijalankan, kemudian admin memasukkan inputan berupa kode dan nama penyakit. Setelah itu sistem akan melihat apakah kode telah terisi atau tidak. Jika tidak

112 100 terisi maka proses akan kembali pada tahap inputan awal, akan tetapi jika kode telah terisi maka sistem akan melihat untuk tahap berikutnya, yaitu apakah kode yang diinputkan sama atau dalam artian bahwa nama tersebut telah dipakai sebelumnya. Jika iya maka proses akan kembali lagi pada tahap inputan awal dan jika tidak proses berlanjut dengan menjalankan query dimana kode,nama penyakit yang baru diinputkan disimpan pada tabel penyakit, yang kemudian akan ditampilkan hasil inputan pada tabel penyakit.apabila semua proses telah dilakukan dapat dikatakan proses input penyakit telah berakhir. 4.5 Perancangan Antar interface Antarmuka adalah salah satu komponen penting dari suatu sistem. Perancangan antarmuka dibuat bersama sama dengan pembuatan basis pengetahuan. Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pengguna dengan komputer. Aplikasi sistem pakar ikan berbasis desktop ini terdiri dari halaman untuk user dan halaman khusus untuk pakar. Adapun perancangan antarmuka adalah sebagai berikut : 1. Menu utama

113 2. Menu file berisi logout, ganti passsord dan keluar 101

114 Menu diagnosa untuk mendiagnosa penyakit pada ikan Data ikan Data penyakit ikan

115 103 Data knowledge Data gejala

116 104 Data solusi Data user

117 105 Menu diagnosa Menu diagnosa pilih salah satu nama dari jenis ikan hias

118 106 Lalu akan muncul pertanyaan Lalu akan muncul hasil diagnosa Penanggulangannya dan cara pengobatannya

ARTIKEL TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS

ARTIKEL TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS ARTIKEL TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN HIAS Disusun Oleh : Nama : Toto Hermawan Yunianto NIM : A11.2006.03268 Program Studi : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTELIGENT AGENT CHATBOT DENGAN MENGUNAKAN METODE FUZZY STRING MATCHING

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTELIGENT AGENT CHATBOT DENGAN MENGUNAKAN METODE FUZZY STRING MATCHING LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTELIGENT AGENT CHATBOT DENGAN MENGUNAKAN METODE FUZZY STRING MATCHING Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika-S1

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM BROILER

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM BROILER LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM BROILER Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISA DAN MENDETEKSI PENYAKIT PADA MANUSIA YANG DITULARKAN OLEH HEWAN TERNAK

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISA DAN MENDETEKSI PENYAKIT PADA MANUSIA YANG DITULARKAN OLEH HEWAN TERNAK LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISA DAN MENDETEKSI PENYAKIT PADA MANUSIA YANG DITULARKAN OLEH HEWAN TERNAK Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Sistem Informasi Administrasi Untuk Distributor Media Massa Topas Agency. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Sistem Informasi Administrasi Untuk Distributor Media Massa Topas Agency. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Sistem Informasi Administrasi Untuk Distributor Media Massa Topas Agency Nama NIM Program Studi Disusun oleh : : Taufik Sahaini Ashari : A12.2004.01693 : Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT. KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT Kusrini 1 1 STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ringroad Utara Condong Catur Sleman Yogyakarta

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI AKADEMIK PADA SMP NEGERI 14 SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI AKADEMIK PADA SMP NEGERI 14 SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI AKADEMIK PADA SMP NEGERI 14 SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLET PC MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TAHANI

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLET PC MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TAHANI LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLET PC MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TAHANI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sistem Informasi Pendataan Pemakaman Umum untuk Wilayah Kota Surakarta. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sistem Informasi Pendataan Pemakaman Umum untuk Wilayah Kota Surakarta. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Sistem Informasi Pendataan Pemakaman Umum untuk Wilayah Kota Surakarta Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMK BHAKTI PERSADA KENDAL Nama NIM Program Studi Disusun Oleh : : Siti Aminah : A21.2007.05959 : Manajemen Informatika FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN WEBSITE SEKOLAH PADA SMA N 1 PEGANDON - KENDAL Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika D3 pada fakultas

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT Kusrini STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ringroad Utara Condong Catur Sleman Yogyakarta

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA) SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA) Charles Jhony Mantho Sianturi STMIK Potensi Utama Jl. K.L. Yos Sudarso

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS SISTEM PAKAR Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS Defenisi Sistem Pakar 1. Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEBSITE PADA CV. ARINTA WIJAYA SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEBSITE PADA CV. ARINTA WIJAYA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEBSITE PADA CV. ARINTA WIJAYA SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER 1 Yasidah Nur Istiqomah (07018047), 2 Abdul Fadlil (0510076701) 1 Program Studi Teknik Informatika 2 Program

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA MA AL IRSYAD GAJAH. Disusun Oleh: : Nurul Aini : A Program Studi : Manajemen Informatika

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA MA AL IRSYAD GAJAH. Disusun Oleh: : Nurul Aini : A Program Studi : Manajemen Informatika p LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA MA AL IRSYAD GAJAH Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Informatika D-3 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR

LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR Nama NIM Disusun Oleh : : Ari Sukma Firmanullah : A11.2009.04758 Program Studi : Teknik Informatika S-1

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA IKAN BERBASIS WAP Teddy Sulaiman 2006250046 Steven P. Purba

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT CEREBRAL PALSY BERBASIS MOBILE Hassan 2006250124 Dwin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gejala penyakit merupakan awal timbulnya sebuah penyakit yang dapat membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali diabaikan sehingga membuat

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG CV. JELAJAH KOMPUTER SEMARANG. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG CV. JELAJAH KOMPUTER SEMARANG. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG CV. JELAJAH KOMPUTER SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE PENGIRIMAN PAKET PADA PT. SUMBER JATI BARU PEKALONGAN

PERANCANGAN DATABASE PENGIRIMAN PAKET PADA PT. SUMBER JATI BARU PEKALONGAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DATABASE PENGIRIMAN PAKET PADA PT. SUMBER JATI BARU PEKALONGAN Disusun Oleh : Nama : GUSTIANI ARIDIANSARI NIM : A12.2004.01805 Program Studi : Sistem Informasi S I Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SMA KELAS XI

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SMA KELAS XI LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SMA KELAS XI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli Sistem Pakar Dasar Ari Fadli fadli.te.unsoed@gmail http://fadli84.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG Disusun oleh : Nama : AGUS SUSANTO NIM : A12.2003.01509 Program Studi : Sistem Informasi FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Pembelajaran Agama Islam Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1 BerbasisMultimedia. Disusun Oleh:

LAPORAN TUGAS AKHIR. Pembelajaran Agama Islam Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1 BerbasisMultimedia. Disusun Oleh: LAPORAN TUGAS AKHIR Pembelajaran Agama Islam Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1 BerbasisMultimedia Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROPOSAL TUGAS AKHIR PROPOSAL TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN KOMPUTER SECARA E-COMMERCE PADA CV. MEDIA PRIMA SEMARANG Nama N I M Program Studi Disusun Oleh : : Septia Eka Marizayanti : A12.2005.02037 : Sistem Informasi

Lebih terperinci

Untung Subagyo, S.Kom

Untung Subagyo, S.Kom Untung Subagyo, S.Kom Keahlian ahli/pakar pengalihan keahlian Mengambil keputusan Aturan kemampuan menjelaskan Keahlian bersifat luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang khusus yang diperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH VILLA PAYUNG INDAH PADA PT KREASICIPTA BUKITASRI SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH VILLA PAYUNG INDAH PADA PT KREASICIPTA BUKITASRI SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH VILLA PAYUNG INDAH PADA PT KREASICIPTA BUKITASRI SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMAN 01 KEBUMEN. Disusun Oleh:

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMAN 01 KEBUMEN. Disusun Oleh: p LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMAN 01 KEBUMEN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Informatika D-3 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PELAYANAN TAMU HOTEL(STUDI KASUS PADA HOTEL RINJANI SEMARANG).

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PELAYANAN TAMU HOTEL(STUDI KASUS PADA HOTEL RINJANI SEMARANG). LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PELAYANAN TAMU HOTEL(STUDI KASUS PADA HOTEL RINJANI SEMARANG). Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG Disusun Oleh : Nama : NOVITA FEBRIANI NIM : A12.2007.02649 Program Studi : Sistem Informasi S I

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR WEB DISEMINASI ALAT KONTRASEPSI BERBASIS SPK

LAPORAN TUGAS AKHIR WEB DISEMINASI ALAT KONTRASEPSI BERBASIS SPK LAPORAN TUGAS AKHIR WEB DISEMINASI ALAT KONTRASEPSI BERBASIS SPK Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika (TI) pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT Sri Winiarti Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email : daffal02@yahoo.com ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR Aswita Andini Dea Fani Aneke Putri Jurusan Sistem Informasi STMIK PALCOMTECH Palembang Abstrak Sistem pakar untuk diagnosa penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media konsultasi merupakan sebuah media atau sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna. Dalam bidang medis kegiatan konsultasi

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Maria Shusanti F Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung

Lebih terperinci

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR (Sistem Pakar) Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR Kecerdasan Buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia. Cabang-cabang

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PAKAR

MENGENAL SISTEM PAKAR MENGENAL SISTEM PAKAR Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB TUGAS AKHIR OLEH : ARIK NUR ADITYA 0634010149 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

By: Sulindawaty, M.Kom

By: Sulindawaty, M.Kom By: Sulindawaty, M.Kom 1 Kata Pengantar Sistem Pakar adalah mata kuliah yang mendukung untuk membuat aplikasi yang dapat memecahkan masalah dengan pengetahuan seorang pakar yang di dimasukkan dalam komputer.

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT DENGAN ALAT BANTU KOMPUTER PADA SISWA SMK KRISTEN GERGAJI SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING SKRIPSI. Oleh : HERU ANDRIAWAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING SKRIPSI. Oleh : HERU ANDRIAWAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING SKRIPSI Oleh : HERU ANDRIAWAN 0734010271 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER Aprilia Sulistyohati, Taufiq Hidayat Laboratorium Sistem Informasi dan Perangkat Lunak Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG PADA TB. MULYOJATI SUMOWONO KAB.

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG PADA TB. MULYOJATI SUMOWONO KAB. LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG PADA TB. MULYOJATI SUMOWONO KAB. SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 1 Diah Malis Oktaviani (0089), 2 Tita Puspitasari (0365) Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Rekayasa Perangkat Lunak E-commerce untuk Penjawi Mebel. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Rekayasa Perangkat Lunak E-commerce untuk Penjawi Mebel. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Rekayasa Perangkat Lunak E-commerce untuk Penjawi Mebel Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database TAKARIR artificial intelligence backward chaining Data Flow Diagram (DFD) Database Decision Tree expert system forward chaining Flowchart Hardware Input Interface knowladge base Login Logout Output kecerdasan

Lebih terperinci

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Disusun oleh : Nama : Niko Arieswara NIM : A11.2003.01520 Program Studi : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU BELAJAR TRANSFORMASI GEOMETRI BAGI SISWA KELAS III (TIGA) SEKOLAH MENENGAH ATAS. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU BELAJAR TRANSFORMASI GEOMETRI BAGI SISWA KELAS III (TIGA) SEKOLAH MENENGAH ATAS. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU BELAJAR TRANSFORMASI GEOMETRI BAGI SISWA KELAS III (TIGA) SEKOLAH MENENGAH ATAS Laporan Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakar Definisi Pakar (Human Expert) adalah seseorang yang telah mempelajari fakta- fakta, buku teks, dan pengetahuan bidangnya, serta mengembangkan pengetahuan yang telah terdokumentasi

Lebih terperinci

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM PRASETYO ADHY PRABOWO Program Studi Ilmu Komputer, FIK Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11, Semarang, 50131 Abstrak : Seiring perkembangan tekhnologi,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PINJAMAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MEKAR SARI ASIH KELURAHAN LEMPONGSARI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG

SISTEM INFORMASI PINJAMAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MEKAR SARI ASIH KELURAHAN LEMPONGSARI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PINJAMAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MEKAR SARI ASIH KELURAHAN LEMPONGSARI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG Disusun oleh : Nama : Herry Syakti Tristiyanto NIM

Lebih terperinci

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. BALDAH KOMPUTER SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. BALDAH KOMPUTER SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. BALDAH KOMPUTER SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat Untuk menyelesaikan program pendidikan Strata 1 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan dokter ahli dan tenaga medis relatif masih kurang khususnya di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Hal ini membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi Siapakah pakar/ahli Expert System Seorang pakar atau ahli adalah: seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman superior dari suatu masalah By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Definisi Program komputer

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT PADA APOTEK MEKAR FARMA SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT PADA APOTEK MEKAR FARMA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT PADA APOTEK MEKAR FARMA SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Putri Endah Sulistya Rini 1, Yuri Ariyanto Teknologi Informasi, Teknologi Informatika, Politeknik Negeri Malang

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA APOTEK RAMADHAN SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA APOTEK RAMADHAN SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA APOTEK RAMADHAN SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar yeye_rumbu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

APLIKASI PEMESANAN TIKET KERETA API PADA PT STASIUN SEMARANG TAWANG BERBASIS WEB

APLIKASI PEMESANAN TIKET KERETA API PADA PT STASIUN SEMARANG TAWANG BERBASIS WEB LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PEMESANAN TIKET KERETA API PADA PT STASIUN SEMARANG TAWANG BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MEMPREDIKSI JENIS PENYAKIT PADA KELINCI DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI. Diajukan Oleh :

SISTEM PAKAR UNTUK MEMPREDIKSI JENIS PENYAKIT PADA KELINCI DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI. Diajukan Oleh : SISTEM PAKAR UNTUK MEMPREDIKSI JENIS PENYAKIT PADA KELINCI DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI Diajukan Oleh : FITRI INDAH MILWATI NPM. 0534010001 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS Agus Sasmito Aribowo Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281

Lebih terperinci

PESETUJUAN LAPORAN PROYEK AKHIR

PESETUJUAN LAPORAN PROYEK AKHIR PESETUJUAN LAPORAN PROYEK AKHIR Nama Pelaksana : Sis Haryanto NIM : A22.2009.01847 Program Studi : Teknik Informatika D-3 Fakultas : Ilmu Komputer Judul Proyek Akhir : Company Profile Plat AB Cellular

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30) BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Konsep Dasar Sistem Pakar Sistem pakar adalah program komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan dan prosedur-prosedur inferensi untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR CD INTERAKTIF PROFILE LASKAR BAND Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika D3 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

APLKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG

APLKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG APLKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG Leo Willyanto Santoso 1, Agustinus Noertjahyana 2, Ivan Leonard 3 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK BEBRBASIS WEB PADA SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI

LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK BEBRBASIS WEB PADA SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK BEBRBASIS WEB PADA SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI Nama NIM Program Studi Fakultas Disusun Oleh : : Machmudah : A22.2006.01555 : Teknik Informatika (DIII) : Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis penyakit yang diderita oleh seorang penderita harus dapat dilakukan dengan tepat dan akurat, karena kesalahan diagnosis berakibat fatal dan bisa membahayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR DEFINISI System yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. ES dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komputer dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Bambang Yuwono, Wiwid Puji Wahyuningsih, Hafsah Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN APLIKASI KECERDASAN BUATAN PENGANTAR SISTEM PAKAR Shinta P. Sari Prodi. Informatika Fasilkom UIGM, 2017 Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya penyakit-penyakit tropis baru yang belum teridentifikasi sebelumnya. Para dokter ahli

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR Disusun Oleh : Nama : Moch. Refan Syafi i NIM : A11.2008.03990 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Struktur Sistem Pakar

Struktur Sistem Pakar Sistem Pakar Struktur Sistem Pakar Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses jonh.fredrik.u@gmail.com Definisi Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI KARYAWAN PT GOLDEN MANYARAN SEMARANG. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI KARYAWAN PT GOLDEN MANYARAN SEMARANG. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI KARYAWAN PT GOLDEN MANYARAN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Wihala Sandra Y NIM : A11.2000.01486 Program Studi : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 5 Edisi Juni 2015

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 5 Edisi Juni 2015 SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT HIDUNG PADA RSUD SAWERIGADING PALOPO MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) Fajar Novriansyah Yasir Program Studi Teknik Informatika Universitas Cokroaminoto Palopo

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Visualisasi Sistem Pakar Dalam Menganalisis Tes Kepribadian Manusia (Empat Aspek Tes Kepribadian Peter Lauster) Sri Winiarti

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. STACO JASAPRATAMA

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. STACO JASAPRATAMA LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. STACO JASAPRATAMA Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA PUSKESMAS PEMBANTU KEKANCAN MUKTI SEMARANG.

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA PUSKESMAS PEMBANTU KEKANCAN MUKTI SEMARANG. LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA PUSKESMAS PEMBANTU KEKANCAN MUKTI SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Feresi Daeli ( )

Feresi Daeli ( ) SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN TINGKAT IQ ANAK YANG MENGALAMI RETERDASI MENTAL DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS: PENDIDIKAN SLB/B KARYA MURNI) Feresi Daeli (0911526) Mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN Budiya Surya Putra, S.Kom. ABSTRAK Sistem pakar pendeteksian gangguan kehamilam ini merupakan sistem untuk mengetahui jenis-jenis gangguan kehamilan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT USUS BUNTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB SKRIPSI

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT USUS BUNTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB SKRIPSI SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT USUS BUNTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Nama : Muhammad Anis NIM : A Program Studi : Teknik Informatika. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Nama : Muhammad Anis NIM : A Program Studi : Teknik Informatika. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BATIK BERBASIS WEB PADA TOKO BATIK Q-TA PEKALONGAN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MENGHITUNG KESETARAAN SATUAN BAKU BERDASARKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR

PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MENGHITUNG KESETARAAN SATUAN BAKU BERDASARKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MENGHITUNG KESETARAAN SATUAN BAKU BERDASARKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi 1 MODEL HEURISTIK N. Tri Suswanto Saptadi 2 Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan model Heuristik untuk menyelesaikan masalah dengan pencarian solusi terbaik. 1 3 Model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI Oleh : Ennanda Putrie A.S 0734010385 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 16 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program

Lebih terperinci

APLIKASI POTENSI AKADEMIK BERBASIS TES PSIKOLOGI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

APLIKASI POTENSI AKADEMIK BERBASIS TES PSIKOLOGI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR APLIKASI POTENSI AKADEMIK BERBASIS TES PSIKOLOGI MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi komputer mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu sarana pendukung dalam kemajuan teknologi komputer adalah internet

Lebih terperinci