PRILAKU LENTUR DARI BALOK BETON RINGAN YANG BERKEKUATAN SEDANG DAN TEGANGAN LEKAT ANTARA BAJA TULANGAN DENGAN BETON RINGAN PADA BALOK YANG DILENTURKAN

Transkripsi

1 PRILAKU LENTUR DARI BALOK BETON RINGAN YANG BERKEKUATAN SEDANG DAN TEGANGAN LEKAT ANTARA BAJA TULANGAN DENGAN BETON RINGAN PADA BALOK YANG DILENTURKAN T E S I S DICKY SUAWA PROGRAM TEKNIK SIPIL - STRUKTUR FAKULTAS PASCA SARJANA INSTITUT TEKOLOGI BANDUNG 1983

2

3 ABSTRAK Beton ringan dalam kenyataannya sekarang ini, bisa digunakan untuk bermacab-macam dan malahan karena bobotnya yang ringan, bisa digunakan melebihi kegunaan beton biasa. Sebenarnya beton ringan sudah lama digunakan di Eropah dan Amerika, tapi di Indonesia penelitian beton ringan baru dimulai pada thn an. Pada waktu yang lalu beton ringan itu dianggap kurang memenuhi syarat untuk digunakan pada struktur pemikul sehingga banyak kali hanya digunakan untuk penyelesain muka lantai dan atap dan juga dijadikan batako supaya berat dinding menjadi berkurang. Demikian juga mangetest tegangan lekat (bond stress) pada waktu-waktu yang lalu banyak kali hanya dilakukan dengan cara tarik (pull out) yang dalam kenyataannya kurang mewakili keadaan yang sebenarnya dilapangan. Oleh krena kedua hal tersebut diatas, maka dilakukan penelitian-penelitian sbb : a. Prilaku lentur dari balok beton ringan yang berkekuatan sedang. b. Tegangan lekat antara baja tulangan dengan baton: ringan pada balok yang dilenturkan. Metoda yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian pertama adalah menggunakan metoda penelitian analitis dan eksperimental. Hasil-hasil perhitungan analitis diperbandingkan dengan hasil-hasil test balok. Untuk menyelesaikan penelitian kedua dilakukan eksperimental balok yang dilenturkan dan hasil-hasil testnya diolah dengan menggunakan

4 teori tegangan lekat balok. Hal-hal yang dievaluasi pada prilaku lentur balok adalah mengenai regangan tekan beton, regangan tarik baja, defleksi, women batas dan daktilitas. IIatuk itu dibuat balok-balok yang menggunakan perbandingan tulangan ρ/ ρ b yang yang berbeda-beda. -. Mengenai test tegangan lekat, dilihat gaga-gaya geser V yang menyebabkan terjadinya slip antara baja tulangan dgn baton pada balok-balok yang menggunakan panjang penyaluran tegangan L d yang berbedabeda. Hasil-hasil penelitian yang didapat adalah sbb : 1. Dengan campuran semen=280 kg, alwa=335 kg,pasir garut =707kg, air=215kg dan slum test=2,0 cm, maka didapat δbm = 185 kg/cm2. 2. Tegangan leleh baja tulangan sbb : Ø = 11,515 mm δau = 3100 kg/cm2 Ø = 9,500 mm δau = 4203 kg/cm2 Ø = 7,790 mm δau = 3850 kg/cm2 Ø = 3,670 mm δau = 5671 kg/cm2 3. Modulus-elastisitas beton ringan adalah sbb : a. Berdasarkan hasil test didapat E b = kg/cm2. b. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Pauw didapat E b = kg/cm2 4. Sistem penulangan yang digunakan dalam penelitian prilaku lentur terdiri dart 2 sistem yakni yang. bertulang lemah dan yang bertulang.kuat. Regangan tekan dan defleksi yang dihasilkan berdasarkan perhitungan analitis ada perbedaan dengan hasil pencatatan, tapi perbedaan-

5 nya kecil. Hasil-hasil yang lainnya adalah : Untuk ρ / ρ b <1,00 ε' bm < ε' bu ; > ε a leleh baja Untuk ρ / ρ b > 1,00 ε' bm ε' bu ; ε' bm < ε' a leleh baja Untuk ρ / ρ b <1,00 D > 1,00 Untuρ / ρ b >1,00 D = 1,00 Perbandingan momen batas hasil test dengan momen batas hasil perhitungan yang menggunakan teori kekuatan batas adalah 1,2. 5. Diameter baja tulangan yang digunakan pada test tegangan lekat adalah 0 = 11,515 mm dan 0 = 9,5 mm. Hasilhasilnya adalah sbb : L= 188 cm -, Ø = 11,515 mm V = 649,25 kg,t L. =12,05 kg/cm2 L= 174 cm, Ø = 11,515 mm V = 845, kg 4T L =15,67 kg/caa L= 154 cm, Ø = 11,515 mm V = 792,60 kg,t L =14,71 kg/ca2 L= 150 cm, Ø = 11,515 mm V = 689,25 kg,t L =12,78 kg/cm2 L= 146 cm, Ø = 9,5 mm V = 539,15 kg,t L =11,77 kg/cm2 L= 140 cm, Ø = 9,5 mm V = 592 kg,t L =12,92 kg/cm2 Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah : a. Makin besar perbandingan tulangan ρ/ ρ b, akan makin besar pula regangan yg terjadi pada baton dan sebaliknya makin kecil regangan tarik yg terjadi pada besi. b. Nilai daktilias beton ringan tergantung pada perbandingan tulangan yang digunakan. c. Baton ringan akan mengalami defleksi yg lebih besar daripada baton biasa. Hal ini karena E b baton ringan lebih kecil daripada E b baton biasa. d. Beban penyebab terjadinya slip cukup besar dan dibandingkan dgn test yg telah ada, hasilnya cukup tinggi.

6

7

8

9

10

11

12

13

14