HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA Rahma Muti ah, S.Psi., M.Psi Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Labuhan Batu Jln. Sisingamangaraja No. 16A, KM, 3.5 Aek Tapa Rantauprapat Kampus ULB r.muthea@yahoo.co.id ABSTRAK Hartono dan Sunarto (00) menambahkan bahwa bagi siswa yang baru memasuki sekolah lanjutan mungkin akan mengalami kesulitan membagi waktu belajar, yakni adanya pertentangan antara belajar dan keinginan untuk ikut aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya. Mereka juga mungkin akan mengalami permasalahan penyesuaian diri dengan guru-guru, teman-teman dan mata pelajarannya. Sebagai akibat antara lain adalah hasil belajar siswa mungkin menjadi menurun disbanding dengan hasil belajar di sekolah selanjutnya. Berdasarkan penjabaran diatas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Hubungan kecerdasan emosional siswa dengan kemampuan penyesuaian diri remaja. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa dengan persamaan regresi Y atas X membentuk garis linier dengan persamaan regresi Y = X, artinya koefisien b dinamakan koefesien arah regresi linier dan menyatakan setiap perubahan rata-rata Y untuk setiap variabel X sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan pertambahan karena b = (positif). Kecerdasan emosional siswa terhadap kemampuan penyesuaian diri remaja memberikan hubungan yang positif. Pada uji hipotesis digunakan uji t dan diperoleh t hitung = 6.97 > t tabel =.040. Dengan demikian terdapat hubungan antara kecerdasan emosional siswa dan kemampuan penyesuaian diri remaja. Dan juga besarnya pengaruh antara kecerdasan emosional siswa terhadap kemampuan penyesuaian diri remaja adalah 57.76%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri remaja. Kata Kunci : Kecerdasan emosional, penyesuaian diri I. PENDAHULUAN Setiap siswa diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan, namun pada kenyataannya banyak siswa yang memiliki hasil belajar yang tidak memuaskan atau rendah. hal ini terlihat pada para siswa kelas X MA Swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017. Dari hasil pelaksanaan ujian tengah semester (UTS) yang dilakukan terlihat banyak siswa yang belum mencapai nilai KK(>70). Untuk itu harus dapat dilihat faktor apa yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X MA Swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah faktor penyesuaian diri. Menurut Schneiders (1964) penyesuaian diri adalah proses kecakapan mental dan tingkah laku seseorang dalam menghadapi tuntutan-tuntutan baik dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungannya. Achyar (001) juga menambahkan penyesuaian diri dapat meningkatkan efek positif pada hasil belajar siswa. Sebagai siswa baru yang masih belajar beradaptasi 6

2 dari sekolah lanjutan pertama ke Pada awal masuk sekolah lanjutan lingkungan sekolah lanjutan atas maka banyak penyesuaian yang harus dilakukan siswa, sehingga dimungkinkan bahwa yaitu pada tahap perkembangan remaja awal, pada masa ini tugas perkembangan yang tersulit bagi siswa adalah yang penyesuaian diri memiliki pengaruh berhubungan dengan penyesuaian sosial terhadap hasil belajar siswa kelas X MA (Hurlock, 1980). Dalam penyesuaian Swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran sosial ini dituntut pula kemampuan 016/017. individu untuk mengikuti perubahan Penyesuian diri berlangsung secara tersebut atau yang disebut dengan terus menerus antara memuaskan penyesuaian pribadi (Mappiare, 198). kebutuhan diri sendiri dengan tuntutan Menurut Bernard (dalam lingkungan, termasuk tuntutan orang lain secara kelompok maupun masyarakat. Mappiare, 198) terdapat tiga masalah yang berhubungan dengan penyesuaian Menyesuaikan diri berarti mengubah diri di sekolah, yaitu penyesuaian diri dengan cara yang tepat untuk memenuhi dengan kelompok teman sebaya (peer syarat tertentu (Sukadji, 000). group), penyesuaian diri dengan para Penyesuaian diri juga merupakan salah guru, dan penyesuaian diri dalam satu persyaratan bagi terciptanya hubungan dengan orangtua, guru dan kesehatan jiwa atau mental individu murid. (Mu tadin, 005). Seorang individu tidak dilahirkan Pertama, penyesuaian diri dengan kelompok teman sebaya muncul akibat dalam keadaan sudah mampu adanya keinginan bergaul dengan teman menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri (Hartono & Sunarto, sebaya. Remaja sering dihadapkan pada persoalan penerimaan atau penolakan 00). Banyak individu yang menderita teman sebaya terhadap kehadirannya dan merasa tidak mampu mencapai dalam pergaulan. Pada pihak remaja kebahagiaan dalam hidupnya, karena penolakan dari teman sebaya merupakan ketidakmampuan dalam menyesuaikan hal yang sangat mengecewakan. Menurut diri baik dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat Harlock (1980) bahwa penyesuaian diri dengan teman sebaya merupakan hal pada umumnya (Mu tadin, 005). utama yang dihadapi remaja, disamping Permasalahan penyesuaian diri di sekolah dapat timbul ketika anak mulai memasuki jenjang sekolah yang baru (Hartono & Sunarto, 00). menyesuaikan diri dengan sesama jenis, remaja juga harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada. 7

3 Kedua penyesuaian diri dengan akan mengalami kesulitan membagi para guru. Kebutuhan ini timbul karena waktu belajar, yakni adanya pertentangan dalam perkembangan remaja ingin antara belajar dan keinginan untuk ikut melepaskan diri dari keterikatan dengan aktif dalam kegiatan sosial, kegiatan orangtua, ingin mendapatkan orang ekstrakurikuler dan sebagainya. Mereka dewasa lain yang dapat dijadikannya juga mungkin akan mengalami sahabat dan sebagai pembimbing. Bagi permasalahan penyesuaian diri dengan remaja yang berhubungan dengan guru guru-guru, teman-teman dan mata (terutama konselor), sangat penting karena pelajarannya. Sebagai akibat antara lain mereka dapat bergaul secara harmonis dan adalah hasil belajar siswa mungkin matang. Ketidakmampuan remaja menjadi menurun disbanding dengan hasil belajar di sekolah selanjutnya. menyesuaikan diri dan mendapatkan Banyak faktor yang sesuatu keuntungan lebih banyak dari para konselor dan gurunya akan menjadikan kecewa, karena remaja tersbeut tidak mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri seseorang. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi adalah kecerdasan dapat merealisasikan dorogandorongannya emosional yang dimiliki individ itu untuk menunjukkan sendiri dalam hal ini remaja. Individu kedewasaan bergaul dengan orang-orang yang memiliki kestabilan emosi mampu dewasa. mengendalikan diri dan memberikan Ketiga penyesuaian diri dalam hubungan dengan orangtua, guru dan respon-respon yang matang dan sesuai dengan tuntutan dan harapan lingkungan murid. Kebutuhan ini dilatarbelakangi yang disebut dengan kecerdasan antara lain, remaja ingin berkembang tanpa bergantung pada orangtua, ingin diakui sebagai individu yang mempunyai emosional. Lain halnya dengan individu yang tidak memiliki kestabilan emosi dengan menunjukkan cirri-ciri seperti hak-hak sendiri, dan orang yang mampu kecemasan atau kesenangan yang memecahkan persoalannya sendiri. berlebihan, kecurigaan, kegelisahan, Orangtua di mata remaja merupakan ketakutan, depresi selalu berperasaan orang yang membuat rintangan besar negarif dan merasa bersalah. untuk mendapatkan pengakuan dan Ketidakstabilan emosi tersebut dapat kemerdekaan.. menimbulkan konflik, frustasi, Hartono dan Sunarto (00) ketidakmatangan psikologis, dan menambahkan bahwa bagi siswa yang gangguan emosional yang berkaitan baru memasuki sekolah lanjutan mungkin dengan diri sendiri maupun orang lain 8

4 serta kegagalan-kegagalan dalam menjalin kehidupan. Swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017. Apabila ditelaah lagi, perilaku atau tindakan yang dimunculkan oleh masingmasing individu tergantung dari emosi dan pikitan yang muncul sebelum mereka II. METODOLOGI PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun yang menjadi tempat memutuskan untuk bertindak. dalam penelitian ini adalah MA Nur Kemunculan emosi dari dalam diri remaja Ibrahimy Rantauprapat. Waktu awal yang terbilang masih belum stabil penelitian dilakukan 0 Juli 016 memungkinkan keterkaitannya dengan sampai dengan 0 Agustus 016. keyakinan yang dimiliki dalam menghadapi setiap permasalahan. Sebab, setiap emosi yang dialami oleh remaja akan berdampak terhadap perilaku nyata yang dimunculkan. Keyakinan dalam diri remaja akan kemampuan yang dimiliki dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan seperti menemukan jalan keluar terhadap masalah. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di MA Swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017 yang terdiri dari kelas. Dari hasil random maka diperoleh kelas Xa, adapun jumlah siswa pada kelas Xa berjumlah 37 orang. yang dihadapi sehingga dapat tercapai kesesuaian dalam diri remaja dan.3 Jenis penelitian perubahan yang terjadi di lingkungan di Penelitian ini merupakan sekitar. Seorang remaja dalam penelitian deskriptif korelasional. memecahkan masalah dalam proses Penelitian ini cenderung untuk penyesuaian dirinya harus memiliki mengetahui pengaruh kecerdasan kecerdasan emosional yang baik sebab emosional dengan kemampuan dengan begitu remaja akan dapat penyesuaian diri remaja. menentukan tindakan yang dilakukan dan hasil yang ditunjukkan.4 Variabel Penelitian Berdasarkan penjabaran diatas Adapun yang menjadi variabel maka peneliti akan melakukan penelitian penelitian ini adalah: dengan judul Pengaruh kecerdasan 1. Variabel bebas (X) yaitu emosional dengan kemampuan kecerdasan emosional penyesuaian diri remaja di kelas X MA. Variabel terikat (Y) yaitu penyesuaian diri remaja 9

5 berkomunikasi, 6) kemampuan.5 Defenisi Operasional bekerja sama. (1) Schneider (1964) menyatakan kemampuan penyesuaian diri.6 Instrumen Pengumpul Data adalah usaha individu agar Untuk memperoleh data suatu berhasil mengatasi kebutuhan. informasi dan keterangan keterangan Ketegangan, frustasi dan konflik lain yang diperlukan, maka peneliti dalam dirinya dan tercapainya menggunakan teknik pengumpulan keharmonisan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari data sebagai berikut : 1. Teknik pengumpulan data primer, masyarakat dimana ia hidup. yaitu teknik pengumpulan data Dengan indicator; 1) tidak terdapat yang dilakukan secara langsung emosionalitas yang berlebih, ) pada lokasi penelitian. tidak terdapat mekanisme Pengumpulan data primer psikologis, 3) tidak terdapat dilakukan dengan instrument: perasaan frustasi personal, 4) a. Kuesioner (Quetionary) : Yaitu kemampuan untuk belajar, 5) teknik pengumpulan data yang pemanfaatan pengalaman masa dilaksanakan dengan cara lalu, 6) sikap realistic dan objektif, menyebarkan daftar 7) pertimbangan rasional dan pertanyaan yang dilengkapi penyesuaian diri. alternatif jawaban. () himpunan bagian dari kecerdasan b. Observasi (observation) : sosial yang melibatkan Yaitu kegiatan mengamati kemampuan memantau perasaan secara langsung dengan sosial yang melibatkan mencatat gejala gejala yang kemampuan pada orang lain, ditemukan dilapangan serta memilah-milah semuanya dan menjaring data yang tidak menggunakan informasi ini untuk terjangkau membimbing pikiran dan. Teknik pengumpulan data tindakan. (Shapiro, 1998:8). sekunder, yaitu teknik Dengan indicator yaitu; 1) percaya diri, ) rasa ingin tahu yang besar, 3) tekun dan bersungguh-sungguh, pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari : 4) kemampuan berhubungan a. Penelitian kepustakaan (library dengan orang lain, 5) kemampuan research ) : Pengumpulan data 30

6 yang diperoleh dari buku buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti. b. Studi dokumentasi : Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian. 3. Teknik Penentuan Skor Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden. Adapun skor yang ditentukan = untuk setiap pertanyaan adalah : a) untuk alternatif jawaban Selalu diberi skor 3 b) untuk alternatif jawaban Kadang-kadang setuju diberi skor c) untuk alternatif jawaban Tidak pernah diberi skor 1.7 Teknik Pengolahan Data 1) Metode Deskriptif Dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan primer berupa kuesioner yang telah di isi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran umum. ) Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Bila r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya jika r dari hasil pengumpulan data ganjil dengan menggunakan rumus 31 hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: ( ) ( )( ) [ ( ) ( ) ][ ( ) ( ) ] Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan peneliti lain. Bila r hitung > r tabel, maka kuesioner dinyatakan reliable. Sebaliknya bila r hitung < r tabel, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel. Untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik belah dua antara genap dan

7 Alpha Cronbach (Arikunto, 005) Kriteria Pengambilan dimana suatu instrumen dapat Keputuasan : dikatakan handal (reliabel) bila Ho diterima jika F hitung < memiliki koefesien keandalan atau F tabel pada α alpha sebesar 0.6 atau lebih. 3) Metode Statistik Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α a) Analisis Regresi Sederhana Adapun rumus yang Peneliti menganalisis digunakan adalah: dengan menggunakan metode analisis regresi. Analisis = (1 ) ( regresi linier sederhana dalam 1) penelitian ini menggunakan ) Uji t, yaitu untuk menguji model persamaan yaitu : apakah variabel bebas Y = a + bx + e secara parsial mempunyai...(sugiyono, 006) pengaruh signifikan Dalam analisis regresi ada tiga terhadap nilai variabel jenis kriteria ketepatan yaitu : terikat dengan rumusan 1) Uji F, yaitu untuk hipotesis sebagai berikut : membuktikan hipotis awal r. n t tentang Analisis hubungan 1 r antara kecerdasan Ho: b = 0, artinya variabel emosional dan kemampuan bebas (X) secara parsial penyesuaian diri secara tidak mempunyai pengaruh serentak. Dengan rumus signifikan terhadap hipotesis sebagai berikut : Ho: b1 = 0, artinya variabel variabel terikat (Y). Ha: b 0, artinya variabel bebas (X) tidak ada bebas (X) secara parsial pengaruh yang signifikan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat signifikan terhadap (Y). variabel terikat (Y). Ha: b1 0, artinya variabel Kriteria Pengambilan bebas (X) terdapat Keputusan : pengaruh yang signifikan Ho diterima jika t hitung < t terhadap variable terikat tabel pada α (Y). 3

8 Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α 3) Koefisien Determinan (R ). Dari perhitungan r (korelasi) dapat dilihat variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) positif atau negatif hubungan tersebut. Determinan digunakan untuk melihat kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Adapun rumus yang digunakan adalah: Koefesien determinasi D =. 100 xy r % III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1) Analisis Deskriptif a. variabel kecerdasan emosional adalah Langkah selanjutnya mengklasifikasikan jawaban siswa dalam suatu kategori apakah termasuk tinggi, sedang atau rendah. Adapun kategori tersebut dapat dlihat pada tabel berikut ini: 33 Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Siswa Terhadap Variabel Bebas (kecerdasan emosional) No Kategori Jumlah Persentase Jawaban Siswa 1 Tinggi % 71 Sedang % 66 3 Rendah % 61 Jumlah % Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional siswa dikategorikan tinggi. Hal ini dapat diketahui dari 37 orang siswa 8 diantaranya atau sekitar 75.68% menjawab tinggi. Maka dengan demikian kecerdasan emosional siswa dari 37 siswa di kelas Xa MA swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017 kecerdasan emosional siswa sebesar 75.68%. Dengan begitu sebagian besar siswa di di kelas X MA swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017 memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi. b. variabel kemampuan penyesuaian diri Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan nilai kemampuan penyesuaian diri siswa dalam suatu kategori apakah termasuk tinggi, sedang atau rendah. Adapun kategori tersebut dapat dlihat pada tabel berikut ini:

9 No Tabel 4. Distribusi Nilai kemampuan penyesuaian diri Siswa Kategori Jawaban Siswa Jumlah Persentase 1 Tinggi % Sedang % 3 Rendah % Jumlah % Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa kemampuan penyesuaian diri siswa kelas Xa MA swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017 dikategorikan tinggi. Hal ini dapat diketahui dari 37 orang siswa 6 diantaranya atau sekitar 70.7% mendapat skor tinggi. Maka dengan demikian tingkat kemampuan penyesuaian diri siswa tergolong tinggi. Ini berarti sebagian besar siswa kelas Xa MA swasta Nur Ibrahimy Tahun pelajaran 016/017 tergolong memiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggi. Hanya saja ada sebesar 16.% atau 6 orang siswa yang memiliki kemampuan penyesuaian diri yang rendah, dan ini harus mendapatkan perhatian. ) Koefesien korelasi product moment Adapun tabulasi data yang akan disajikan adalah data mengenai jawaban siswa terhadap kecerdasan emosional siswa (Variabel Bebas) dan 34 kemampuan penyesuaian diri (Variabel terikat), selanjutnya tabulasi data tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.3 Perhitungan Nilai Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y) Untuk Analisa Korelasi Product Moment No Siswa X Y X Y XY ΣX ΣY ΣX ΣY ΣXY Dengan berdasarkan hasil dari tabulasi data diatas, dapat diperoleh data untuk koefisien korelasi product momen sebagai berikut ΣX = 491, ΣY = 496, ΣX = , ΣY = , dan ΣXY = maka

10 selanjutnya adalah menguji korelasi product momen sebagai berikut: r xy r xy r xy r xy r xy N XY X Y N X X NY Y 35 37(168596) (491)(496) (37)(168550) (491) (37)(169008) (496 ) (3169)(380) r xy Berdasarkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus koefisen korelasi product momen diatas, didapat hasil rxy = yang berarti antara variabel bebas (kecerdasan emosional) dengan variabel terikat (kemampuan penyesuaian diri) mempunyai korelasi. Dimana setiap perubahan sebesar pada variabel bebas (kecerdasan emosional) maka juga akan mempengaruhi variabel terikat (kemampuan penyesuaian diri) sebesar pada siswa kelas Xa MA Swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017. Berdasarkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus koefisen korelasi product momen diatas, didapat hasil rxy = yang berarti antara variabel bebas (kecerdasan emosioan) dengan variabel terikat (kemampuan penyesuaian diri) mempunyai korelasi. Dimana setiap perubahan sebesar pada variabel bebas (kecerdasan emosional) maka juga akan mempengaruhi variabel terikat (kemampuan penyesuaian diri) sebesar pada siswa kelas Xa MA swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017. Dari tabel diatas dengan nilai rxy = maka dapat di interpretasikan nilai rxy variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini tergolong CUKUP. Selanjutnya untuk mengetahui apakah korelasi antara variabel bebas (X) dengan variabel (Y) signifikan atau tidak. Ini dapat dibuktikan dengan cara membandingkan antara nilai rxy hitung dengan r tabel product momen. maka diketahui bahwa r pada N = 37 adalah 0.35, dapat disimpulkan bahwa nilai rxy = > 0.35 r tabel product momen. Berdasarkan kriteria tersebut berarti antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan signifikan dengan taraf kepercayaan 95%.

11 3) Uji Signifikansi Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar taraf signifikan antara kecerdasan emosional dan kemmapuan penyesuaian diri siswa, berikut ini akan diuraikan dengan menggunakan rumus Uji t sebagai berikut: r. n t 1 r t 1 (0.760) t t t Selanjutnya diketahui dari perhitungan diatas t hitung = 6.97, oleh sebab itu t hitung = 6.97 >.040 = t tabel. Maka dapat diketahui ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. 4) Koefesien Determinasi Koefesien determinasi digunakan untuk melihat besar kontribusi/besar pengaruh antara variabel, maka digunakan uji determinasi seperti berikut ini: D = (rxy) x 100% D = (0.760) x 100% D = x 100% D = 57.76% 36 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diketahui nilai korelasi determinasi atau besarnya pengaruh antar variabel yaitu sebesar 57.76%. dengan kata lain apabila terjadi perubahan sebesar 57.76% pada kecerdasan emosional maka akan berubah pula 57.76% pada kemampuan penyesuaian diri remaja di kelas Xa MA swasta Nur Ibrahimy Tahun Pelajaran 016/017. 5) Koefesien Regresi Linier Koefesien regresi linier ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang terjadi antara variabel bebas dan variabel terikat ini linier atau tidak, ini dapat diketahui dengan menggunakan rumus koefesien regresi linier sebagai berikut : Y = a + bx b N XY ( X )( Y) N X Y a b N ( N X X ) Y : Subyek dalam variabel dependen (variabel terikat) yang diverifikasi a : Konstanta (harga Y bila X = 0) b : Angka arah atau koefesien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independent. Bila b (+)

12 maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan X : Nilai Variabel Independen (bebas) Kemudian angka dimasukkan ke dalam rumus: 37.(168596) (491)(496) b 37(168550) (491) mengajar itu sendiri. Pada akhirnya b jika siswa memiliki kemampuan b = penyesuaian diri yang baik maka dia Untuk menentukan nilai a yaitu akan mudah untuk mengikuti dengan rumus: pelajaran di sekolah dan akan Y X meningkatkan hasil belajar siswa a b N N tersebut a Pembahasan a = (67.34) Dari hasil uji penelitian variabel a = kecerdasan emosional siswa diketahui a = 3.94 bahwa jumlah sampel yang ada maka Setelah harga a dan b diketahui bahwa yang termasuk golongan diketahui, dimana a = 3.94 dan b = tinggi sebanyak 8 siswa atau 75.68%, barulah diketahui regresi sedangkan yang termasuk golongan cukup liniernya seperti Y = a + bx, maka Y = sebanyak 3 siswa atau 8.10% dan yang x sedangkan untuk tergolong rendah sebanyak 6 orang siswa harga X diambil dari nilai tertinggi yaitu 16.%. ini harus menjadi perhatian yang ada pada variabel X yaitu 7, jika siswa memiliki kecerdasan emosional maka hasilnya Y = yang rendah akan berpengaruh kepada 0.656(7), jadi Y = dan untuk perilaku-perilaku dirinya kelak di X terendahnya yaitu 58 maka Y = lingkungan (58), jadi Y = Kemudian untuk kemampuan Dari hasil perhitungan diatas penyesuaian diri remaja memiliki dapat disimpulkan bahwa jika kecenderungan yang signifikan, dengan kecerdasan emosional siswa memiliki jumlah sampel yang termasuk pada kenaikan maka kemampuan kategori tinggi sebanyak 6 siswa atau penyesuaian diri siswa akan 70.7%, termasuk pada golongan cukup 5 37 mengalami kenaikan. Dengan kata lain jika dalam proses belajar mengajar siswa memiliki kecerdasane emosional yang tinggi maka siswa tersebut akan memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi sekolah dan kegiatan belajar

13 orang siswa atau 13.51% dan yang termasuk pada kategori rendah yaitu 6 orang siswa atau 16.. disini juga terlihat signifikan antara variabel X (kecerdasan emosional) dan variabel Y (kemampuan penyesuian diri) signifikan. kemampuan penyesuaian diri remaja Dari hasil perhitungan hasil masih ada yang buruk. Hal ini hal ini penelitian maka dapat disimpulkan bahwa harus menjadi perhatian karena kecerdasan emosional yang dimiliki siswa kemampuan penyesuaian diri remaja yang buruk atau rendah akan berpengaruh sangat berpengaruh terhadap kemampuan penyesuaian diri remaja. Dengan memiliki terhadap kemampuan siswa untuk kemampuan penyesuaian diri yang baik mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah maka remaja akan memiliki perilaku yang yang mana akan mempengaruhi sesuai dengan tuntutan dari dalam diri dan kemampun atau prestasi siswa di sekolah. Dari hasil analisis data diperoleh tuntutan dari lingkungan, sehingga remaja terhindar dari konflik-konflik yang akan bahwa dengan persamaan regresi Y atas X mengakibatkan tingkat frustasi yang membentuk garis linier dengan persamaan tinggi pada remaja yang pada akhirnya regresi Y = X, artinya akan menghindarkan remaja dari koefisien b dinamakan koefesien arah perbuatan agresi. regresi linier dan menyatakan setiap Di lingkungan sekolah perubahan rata-rata Y untuk setiap kemampuan penyesuian diri remaja akan variabel X sebesar satu unit. Perubahan ini mempengaruhi prestasi siswa di dalam merupakan pertambahan karena b = pelajaran yang pada akhirnya akan (positif). Harga koefesien korelasi variabel mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa dan pandangan siswa terhadap dirinya persepsi siswa terhadap kecerdasan untuk menuju masa depan yang lebih emosional dengan kemampuan baik. penyesuaian diri siswa diperoleh : rhitung > rtabel sehingga koefesien X dan Y adalah signifikan. Besarnya koefisien determinasi data persepsi siswa tentang kecerdasan IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dengan bertitik tolak dari hasil emosional dengan kemampuan penelitian data serta pengujian penyesuaian diri siswa diperoleh 57.76% hipotesis maka dikemukakan Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 6.97 dikonsultasikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi siswa tentang kecerdasan dengan ttabel =.040 sehingga ttabel < thitung. emosional siswa dengan Dengan demikian ada hubungan yang kemampuan penyesuaian diri 38

14 siswa memberikan hubungan yang positif.. Pada uji hipotesis digunakan uji t 4. Saran dan diperoleh thitung = 6.97 > ttabel =.040. Dengan demikian terdapat hubungan antara kecerdasan emosional siswa yang signifikan dengan kemampuan penyesuaian diri remaja kelas X MA Swasta Nur Ibrahimy Tahun pelajaran 016/017. Dan juga besarnya pengaruh antara kecerdasan emosional dan kemampuan penyesuaian diri remaja adalah 57.76%. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan sumbangan saran yaitu: 1. Disarankan kepada guru guru untuk membantu siswa meningkatkan kecerdasan emosinal siswa dengan memberikan pengarahan ataupun nasehat dan konseling kepada siswa. kepada para siswa hendaknya berlatih diri untuk selalu berusaha mampu untuk menyesuaikan diri dalam setiap kondisi dan situasi di lingkungan terutama pada saat pelajaran matematika, karena dengan demikian maka ia dapat Hurlock Psikologi Pendidikan. dengan mudah untuk mempelajari Bandung : Remaja Rosda karya 39 dan menyelesaikan soal-soal dan materi dalam pelajaran matematika 3. kepada pihak sekolah agar kiranya untuk terus melihat kemampuan penyesuain diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam kegiatan belajar mengajar. Pihak sekolah juga harus selalu berupaya untuk menciptakan lingkungan sekolah dan lingkungan belajar yang nyaman dan aman sehingga para siswa dapat dengan mudah melakukan penyesuain diri. 4. Kepada para orangtua siswa hendaknya untuk selalu berupaya membantu anak melakukan penyesuaian diri yang baik pada setiap kondisi yang memungkinkan akan dialami anak, terutama kesulitan-kesulitan yang dimungkinkan ketika bersekolah dan belajar matematika. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, S. 00. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Ahmadi Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar. Yogyakarta : BIna Pustaka E. Mulyasa Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosda karya

15 Sumadi Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil Belajar. Bandung : Angkasa Atkinson, Rital Pengantar Psikologi. Alih Bahasa Nurjannah Taufiq. Jakarta : Bumi Aksara Sudjana, Nana Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rhineka Cipta Purwanto, Ngalim Ilmu Pendidikan dan Teoritis. Jakarta : Remaja Rosda Karya Ahmadi, HA Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Bahri, Djamarah, Syaiful Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional Gunansa, Singgih Psikologi Penyuluhan dan Bimbingan di Sekolah. Jakarta : Gramedia Slameto, Belajar dan fak tor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : R. Cipta 40

Teknik Analisa Data yang diterapkan dalam penelitian ini. atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

Teknik Analisa Data yang diterapkan dalam penelitian ini. atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis. Bab ini terdiri dari uraian tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan. BAB II METODE

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : 2089-8592 PENGARUH PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS X MA SWASTA NUR IBRAHIMY RANTAUPRAPAT

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi linier dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independent (X) yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian regresi yaitu penelitian yang tujuanya adalah melihat pengaruh dua atau lebih variable,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 014 di SMKN 1 Bojong Picung Tahun Ajaran 014/015. B. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimen yang menggunakan nonequivalent model grup kontrol. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK Oleh : Moh. Aniq, Khairul Mar ati UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Gorontalo b. Waktu Penelitian Waktu dalam melakukan penelitian ini yang mana sudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014, yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian mengenai korelasi persepsi peserta didik tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan ketaatan beribadah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMK GOTONG ROYONG TELAGA Kab. Gorontalo kelasx AP 1 pada mata pelajaran PKn. Alasan

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2013, h. 3) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. disini ada Variabel Independen (variabel yang mempengaruhi) dan Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. disini ada Variabel Independen (variabel yang mempengaruhi) dan Variabel 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan bentuk deskriptif asosiatif. Penelitian diskriptif asosiatif adalah (hubungan kausal). Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUKODONO TAHUN AJARAN 2013/2014. JURNAL PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu 3.1.1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Batudaa Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo Provinsi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 1 Sindang Indramayu, yang beralamat di Jalan Letjend. M.T. Haryono, Sindang-Indramayu. Lokasi penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 010.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang Hubungan Lingkungan Keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional

BAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian digunakan untuk menemukan jawaban secara sistematis. Metodologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang metode sedangkan metode

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang menggambarkan kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian (00:61) Definisi variabel menurut Indriantoro dan Supomo Variabel adalah segala sesuatu yang dapat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang pada kantor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Adapun lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif. Bentuk deskriptif yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, sedangkan instrument adalah alat Bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data itu. ( Arikunto, 2002:194) 3.1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada.

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan atau industri jasa yang saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan atau industri jasa yang saat ini telah mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu perusahaan atau industri jasa yang saat ini telah mengalami perkembangan pesat di Indonesia adalah asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Bahkan, di masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut diolah untuk dapat dibaca menjadi sebuah hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut diolah untuk dapat dibaca menjadi sebuah hasil penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dimana penelitian ini menyajikan data berupa angka. Selanjutnya angka tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi untuk melihat apakah ada hubungan antara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan agar menghasilkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Atas Negeri Kampar Timur dan penelitian ini di laksanakan terhitung dari bulan Agustus sampai Desember

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan 46 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas masalah yang ada saat ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda.

. BAB III METODE PENELITIAN. negeri favorit yang berada di kota Samarinda. Semua Guru yang mengajar di SMA Negeri 3 Samarinda. . BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Samarinda, yaitu salah satu sekolah negeri favorit berada di kota Samarinda. 2. Subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Sifat dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah field research (penelitian lapangan) 1 yaitu suatu penelitan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data penelitiannya

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu : 1. Metode Pokok (Angkot). Pengumpulan data pokok

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB II METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisa data kuantitatif, dalam rangka melihat bagaimana hubungan antara Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka lokasi penelitian akan dilaksanakan pada Kantor Pengadilan Tinggi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN II.1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kota Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kota Gorontalo. 3.1. Waktu Penelitiaan Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain atau satu objek yang lain (hatch dan farhady, 1981). 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kata variabael berasal dari bahasa Inggris menurut anas (1987), variable yang berarti ubahan, faktor tak tetap atau gejala yang dapat diubah-ubah. 1 Secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan model korelasional dengan berusaha mengkaji hubungan antara pola asuh orangtua dengan sikap birrul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu dengan pendekatan korelasional sebab-akibat yakni untuk meneliti sejauh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kontribusi pelaksanaan Praktik Kerja Industri () terhadap kesiapan kerja siswa, dilaksanakan di SMK Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut (Machfoedz, 010). Variabel disebut juga sebagai objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut 1 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:4) penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Equity Securities Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB II METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh: 1 HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL Oleh: NAYANK RAGILIA NAZARUDDIN WAHAB BAHARUDDIN RISYAK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI OLEH: TRYSNA INDAH UTAMA A1A112019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran distribusi terhadap pendapatan pengusaha tahu cibuntu di kecamatan Bandung kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang digunakan adalah dalam bentuk analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15 25 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari lima kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara untuk dapat memahami suatu objek penelitian dengan memandu peneliti dengan urutan-urutan bagaimana penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan empiris di mana data adalah bentuk atau sesuatu yang dapat dihitung atau di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS), Kampus V UNS Jalan

Lebih terperinci