BAB I PENDAHULUAN. kecil, memaksa para perempuan untuk menjadi tenaga kerja wanita di luar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kecil, memaksa para perempuan untuk menjadi tenaga kerja wanita di luar"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup yang relatif meningkat dan pendapatan yang lebih kecil, memaksa para perempuan untuk menjadi tenaga kerja wanita di luar negeri, karena mendapatkan gaji yang lebih besar dibanding yang didapatkan di dalam negeri. Para tenaga kerja wanita ini sepertinya siap menghadapi dan menanggung resiko terhadap kekerasan yang dilakukan oleh sang majikan. Keterlibatan perempuan dalam proses produksi juga dapat mengakibatkan perempuan menjadi budak dari sistem produksi tersebut. Tenaga kerja wanita yang berasal dari Indonesia pun sering dilabelkan sebagai tenaga kerja yang tunduk, patuh, dan bodoh (Azmy, 2012: ). Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang membuat para perempuan terpaksa menjadi buruh migran di luar negeri. Apabila pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan, mungkin para buruh migran perempuan ini akan lebih memilih untuk bekerja di dalam negeri dibanding harus bekerja di luar negeri. Ironisnya banyak tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri mengalami nasib tragis, seperti mendapat perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi, kemudian tidak jarang ada yang mengalami cacat fisik, gangguan 1

2 kejiwaan hingga berujung pada kematian. Namun pada kenyataannya, tidak semua tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri tidak diperlakukan secara tidak baik, seperti Sulastri asal Yogyakarta yang sudah bekerja di Hongkong selama dua tahun dan Ustianty Mardiana yang juga bekerja di Hongkong selama lima tahun ( diakses pada tanggal 1 Agustus 2012). Kasus kekerasan pernah terjadi pada tenaga kerja wanita seperti Nirmala Bonat (2004), Siti Hajar (2009), Winfaidah (2009), Ruyati (2011), Sumiati (2009/2010), Maryunah (2011), dan Darsem (2011). Kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia mengalami peningkatan pada tahun Berikut data kekerasan yang dialami oleh para tenaga kerja yaitu: Jenis Masalah Meninggal Dunia Jumlah Deportasi dari Malaysia Dipenjara dengan berbagai kasus di Saudi Arabia Dipenjara dengan berbagai kasus di Malaysia Ancaman hukuman mati di Malaysia 345 Ancaman hukuman mati di Saudi Arabia 15 Overstayers di Saudi Arabia

3 ABK Indonesia yang tengah menghadapi persoalan hukum di Australia Penganiayaan Sakit saat bekerja Pelecehan sekual 874 Disiksa dipenjara 281 Underpayment 631 PHK sepihak dan tidak digaji ABK yang disiksa oleh Pengusaha Perkapalan Asing Hilang Kontak Pembunuhan oleh polisi 3 Disiksa dipenjara hingga meninggal 2 Lain-lain Total Tabel 1.1 Data Masalah Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2010 (Sumber: Migrant Care) 3

4 Jenis Kasus Jumlah Ancaman Hukuman Mati 417 Eksekusi mati di Arab Saudi 1 Overstayers di Saudi Arabia Kekerasan fisik Kekerasan seksual Meninggal Dunia Kerja tidak layak Gaji Tidak Bayar Terancam deportasi dari Malaysia TKI bermasalah di penampungan 18 perwakilan di luar negeri Total Tabel 1.2 Data Masalah Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2011 (Sumber: Migrant Care) 4

5 Menurut Murniati (2004:222) dalam buku Getar Gender, kekerasan dapat diartikan sebagai perilaku atau perbuatan yang terjadi dalam relasi antarmanusia, baik individu maupun kelompok, yang dirasa oleh salah satu pihak sebagai satu situasi yang membebani, membuat berat, tidak menyenangkan, tidak bebas. Situasi yang disebabkan oleh tindak kekerasan ini membuat pihak lain sakit, baik secara fisik maupun psikis. Individu yang sakit ini akan sulit untuk bebas dan merdeka, karena individu terbelenggu. Kekerasan dalam Pasal 89 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) adalah membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan. Kekerasan terhadap perempuan menurut Zaitunah Subhan (2004:6) dalam buku Kekerasan Terhadap Perempuan adalah setiap tindakan yang melanggar, menghambat, meniadakan kenikmatan, dan pengabaian hak asasi perempuan atas dasar gender. Tindakan tersebut mengakibatkan kerugian dalam hidupnya, baik secara fisik, psikis, maupun seksual. Termasuk ancaman, paksaan, atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik dalam kehidupan individu, berkeluarga, bermasyarakat, maupun bernegara. Kekerasan yang dialami para tenaga kerja wanita seperti Nirmala Bonat (2004), Siti Hajar (2009), Winfaidah (2009), Ruyati (2011), Sumiati (2009/2010), Maryunah (2011), dan Darsem (2011). Data tersebut merupakan dari sebagian kecil kasus kekerasan yang dialami para tenaga kerja wanita. 5

6 Namun kasus-kasus kekerasan tersebut kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah, sehingga tidak ditangani secara optimal (Azmy, 2012 : 193). Tindak kekerasan yang dialami oleh tenaga kerja wanita asal Indonesia menarik perhatian media dan diberitakan oleh media karena fenomena kekerasan ini memiliki nilai berita yang tinggi. Sumadiria (2006 : 80) dalam buku Jurnalistik Indonesia, menjelaskan beberapa nilai-nilai berita yang harus dipenuhi oleh sebuah peristiwa untuk dijadikan sebuah berita, yaitu: 1. Keluarbiasaan (unusualness); 2. Kebaruan (newness); 3. Akibat (impact); 4. Aktual (timeliness); 5. Kedekatan (proximity); 6. Informasi (information); 7. Konflik (conflict); 8. Orang penting (prominence); 9. Ketertarikan manusiawi (human interest); 10. Kejutan (surprising); 11. Seks (sex). Fenomena kekerasan yang menimpa tenaga kerja wanita ini memiliki nilai-nilai berita sehingga kasus tersebut mendapat perhatian media. Nilainilai berita tersebut antara lain ketertarikan manusiawi (human interest), kedekatan (proximity), akibat (impact), konflik (conflict), dan informasi (information). 1. Pada nilai berita human interest, kasus kekerasan ini mampu menggetarkan suasana hati dan alam perasaan pembaca atau pemirsa seperti rasa emosi pada sang majikan sebagai pelaku tindak kekerasan dan rasa empati pada tenaga kerja wanita yang menjadi korban kekerasan. 6

7 2. Sedangkan pada nilai berita proximity, kasus kekerasan ini dilihat pada aspek psikologis karena para tenaga kerja wanita ini merupakan warga negara Indonesia, sehingga khalayak merasa terikat dengan budaya dan merupakan sesama warga Indonesia. 3. Nilai berita conflict. Pada kasus kekerasan tenaga kerja wanita ini, tindakan yang dilakukan oleh sang majikan merupakan sebuah konflik karena mengandung unsur pertentangan yaitu tindak kekerasan dan kasus tersebut telah menjadi masalah sosial. 4. Pada nilai berita impact, kasus kekerasan ini memberikan dampak kepada individu yang ingin menjadi tenaga kerja wanita di luar negeri. Dampak tersebut berupa kengerian atau takut kekerasan akan menimpa individu tersebut bila bekerja di luar negeri. 5. Nilai berita information. Fenomena kekerasan yang terjadi pada tenaga kerja wanita memiliki nilai berita sehingga mendapat perhatian media untuk dimuat, disiarkan, atau ditayangkan oleh media kepada khalayak. Pada penelitian ini, kasus kekerasan terhadap tenaga kerja wanita akan ditelaah oleh penulis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Berita yang akan ditelaah adalah berita yang dimuat pada Koran Tempo dan Republika. Koran Tempo dipilih karena dinilai kritis dan merupakan surat kabar yang independen. Kemudian penulis memilih Republika karena seperti yang diketahui Republika merupakan surat kabar yang agamis cenderung Islami 7

8 sedangkan kejadian kekerasan terhadap TKW banyak terdapat di negaranegara Islam seperti di Arab Sudi. Dalam penelitian ini, penulis juga ingin melihat aspek-aspek yang ditonjolkan, disamarkan atau disembunyikan dari peristiwa tersebut melalui Koran Tempo dan Republika yang memuat berita tentang kasus kekerasan terhadap tenaga kerja wanita, kemudian penulis akan melihat bingkai yang digunakan oleh kedua media tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pembingkaian Koran Tempo dan Republika mengenai berita-berita kekerasan terhadap tenaga kerja wanita.dimuat pada Koran Tempo dan Republika, periode 21 September Juni 2011, karena pada tahun 2010 sampai dengan 2011 hanya artikel tentang kekerasan terhadap TKW yang didapat oleh penulis pada kedua surat kabar tersebut. Pemberitaan mengenai kekerasan terhadap tenaga kerja wanita ini akan lebih menarik jika dibedah menggunakan analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Perangkat Pan dan Kosicki tersebut digunakan untuk melihat bagaimana wartawan menyusun fakta, mengisahkan fakta, menulis fakta, dan menekankan fakta. 8

9 1.2 Rumusan Masalah Berita mengenai kasus kekerasan terhadap tenaga kerja wanita menarik untuk diteliti, karena hampir setiap media surat kabar memberitakan hal tersebut. Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti ingin mengetahui Bagaimana pemberitaan mengenai kasus kekerasan terhadap tenaga kerja wanita yang dibingkai oleh Koran Tempo dan Republika? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Koran Tempo dan Republika membingkai kasus kekerasan terhadap tenaga kerja wanita. 1.4 Manfaat Penelitian Signifikansi Akademis Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai konstruksi pemberitaan pada media massa dalam mengangkat suatu peristiwa atau isu. Serta sebagai sebuah tinjauan dalam penelitian komunikasi selanjutnya, khususnya mengenai analisis framing Signifikansi Praktis Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana sebuah peristiwa atau isu yang dikemas kemudian 9

10 dijadikan sebuah berita. Serta bermanfaat bagi mahasiswa dan praktisi media massa mengenai pembingkaian sebuah berita, khususnya berita mengenai kasus-kasus kekerasan yang menyangkut kekerasan terhadap tenaga kerja wanita. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi hanya pada artikel berita yang terkait dengan kasus kekerasan terhadap tenaga kerja wanita dalam Koran Tempo dan Republika pada periode 21 September Juni

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1 januari sampai 31 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kasus kekerasan seksual merupakan salah satu tindak kriminalitas yang jumlahnya tergolong tinggi di Indonesia. Berdasarkan data dari Komnas Perempuan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam tiga tahun terakhir ini, jumlah kasus kekerasan seksual terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam tiga tahun terakhir ini, jumlah kasus kekerasan seksual terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tiga tahun terakhir ini, jumlah kasus kekerasan seksual terus mengalami peningkatan. Menurut Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Dari catatan Komnas Perempuan, yang dimuat pada harian Kompas

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Dari catatan Komnas Perempuan, yang dimuat pada harian Kompas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan kekerasan terhadap wanita adalah fenomena sosial yang sering kali terdengar di telinga masyarakat dan sudah lama terjadi. Baru-baru ini menjadi topik hangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid (2001: 1-2) mengatakan, semenjak tahun 1970an persoalan ini menjadi krusial karena Soeharto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada 22 Juni 2013, pemerintah melakukan sebuah kebijakan yaitu menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kebijakan ini merupakan kenaikan harga BBM pertama

Lebih terperinci

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta Fitri Dwi Lestari Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Doug Newsom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimuat dalam berita online Vivanews.com berjudul Kekerasan Terhadap Anak. memiliki kasus dalam kurun waktu yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. dimuat dalam berita online Vivanews.com berjudul Kekerasan Terhadap Anak. memiliki kasus dalam kurun waktu yang sama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kasus kekerasan terhadap anak bukanlah hal baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kekerasan anak dalam berbagai bentuk terus meningkat dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja

I. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja atau angkatan

Lebih terperinci

Pembingkaian Berita Media Online : Kasus Kekerasan terhadap Perempuan. sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW)

Pembingkaian Berita Media Online : Kasus Kekerasan terhadap Perempuan. sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Pembingkaian Berita Media Online : Kasus Kekerasan terhadap Perempuan sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) Imanda Aulia Akbarian Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. media yang memberitakan konflik Sunni Syiah Sampang Madura karena alasan

BAB VI PENUTUP. media yang memberitakan konflik Sunni Syiah Sampang Madura karena alasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan Majalah Tempo dan Majalah Gatra menjadi media yang memberitakan konflik Sunni Syiah Sampang Madura karena alasan ekonomi dan politik. Secara ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kongres Rakyat Papua III yang baru-baru ini terjadi mendapat perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat negara kembali terjadi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak kekerasan khususnya pelecehan seksual tidak pernah luput dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak kekerasan khususnya pelecehan seksual tidak pernah luput dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan khususnya pelecehan seksual tidak pernah luput dari perhatian masyarakat di Indonesia saat ini. Kasus pelecehan seksual tidak hanya terjadi di kota-kota

Lebih terperinci

Teknik Reportase dan Wawancara

Teknik Reportase dan Wawancara Modul ke: 05 Fakultas FIKOM Teknik Reportase dan Wawancara Reportase Mintocaroko. S.Sos. Program Studi HUMAS Latar Belakang Reportase adalah ujung tombak proses kerja jurnalistik. Tak lain karena proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Setiap warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan pertentangan antara warga setempat dengan perusahaan swasta terkait dengan akses dan kepemilikan lahan yang

Lebih terperinci

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang 2.1. Komunikasi Massa Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artikel ke-20 Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia, (1) Everyone

BAB I PENDAHULUAN. artikel ke-20 Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia, (1) Everyone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki kebebasan untuk berorganisasi, berkelompok, berasosiasi, berafiliasi, serta berserikat. Sebagaimana tertera pada kedua poin artikel ke-20 Deklarasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi bingkai pemberitaan media massa di Indonesia. Teror bom yang paling terkenal terjadi di Indonesia diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hal penting yang telah menjadi perhatian serius oleh pemerintah pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan salah satu isu yang selalu menghiasi media-media massa kita. Baik media cetak maupun elektronik. Masalah korupsi di negeri ini seolah tak

Lebih terperinci

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034)

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034) Produksi Berita TELEVISI (MK 41034) Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Pokok Bahasan Modul: Kriteria umum Nilai berita Drs.H.DODDY PERMADI INDRAJAYA, M.Si Program Studi PENYIARAN www.mercubuana.ac.id Kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,

Lebih terperinci

Denpasar, tapi hampir di seluruh Bali.

Denpasar, tapi hampir di seluruh Bali. Pelarangan Jilbab Terjadi Hampir di Seluruh Bali, kasus pelarangan pengenaan jilbab di sekolah di Bali bukan hanya dilakukan SMAN 2 Denpasar, tapi hampir di seluruh Bali. Tidak hanya pada pelajar, kasus

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN RUU PPILN Harus Sejalan dengan Agenda Pembangunan Nasional: Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media memiliki peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam salah satu fungsi media massa sebagai penyebar informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Indonesia untuk memilih bekerja sebagai TKI di luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Indonesia untuk memilih bekerja sebagai TKI di luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun kebutuhan ekonomi di Indonesia semakin meningkat, hal tersebut menuntut masyarakat untuk terus bekerja. Pekerjaan sebagai Tenaga Kerja Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Maka rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Maka rumah tangga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rumah adalah tempat untuk membangun keluarga yang bahagia, harmonis dan sejahtera. Tempat pengayom bagi seluruh penghuninya dan juga sebagai tempat berlindung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik antara dua institusi Negara seperti penyerangan Markas Polres oleh TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya sepanjang 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) khususnya sektor penata laksana rumah tangga (PLRT)

Lebih terperinci

Analisa Media Edisi November 2013

Analisa Media Edisi November 2013 Perlindungan Setengah Hati Tenaga Kerja Indonesia Memberikan perlindungan terhadap segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehiduan bangsa

Lebih terperinci

TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN. Penyunting: Sali Susiana

TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN. Penyunting: Sali Susiana TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN Penyunting: Sali Susiana Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa persoalan yang bersinggungan dengan masalah itu.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa persoalan yang bersinggungan dengan masalah itu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia selama ini dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kebebasan beragama.namun demikian menjaga reputasi itu tidaklah mudah.meski secara umum kerukunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengecam dan menolak keras beleid tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengecam dan menolak keras beleid tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini, stigma yang melekat dalam masyarakat Indonesia, aborsi sama dengan pembunuhan. Namun, pada 21 Juli 2014 Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Peraturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang penulis (wartawan) untuk menuangkan ide masing-masing dalam analisis data-data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Media massa menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat di era modern. Media massa memerankan beberapa fungsi, yakni fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan bukti bahwa pemerintah belum mampu mengatasi masalah pengangguran di dalam negeri. Fenomena ini tampil sebagai solusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran signifikan yang besar dalam pembentukkan persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian tercerminkan wacana dominan tentang

Lebih terperinci

1. KBRI-Kuala Lumpur tidak optimal dalam menjalankan fungsi dan misi diplomatik dalam situasi perundingan/negosiasi terkait penyelesaian kasus

1. KBRI-Kuala Lumpur tidak optimal dalam menjalankan fungsi dan misi diplomatik dalam situasi perundingan/negosiasi terkait penyelesaian kasus BAB IV PENUTUP Berdasarkan data data dan analisa yang telah dilakukan di dalam penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa mekanisme penerapan layanan diplomatik oleh KBRI di Kuala Lumpur dalam memberikan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Media massa memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat. Internet masih menduduki tingkat teratas sebagai alat akses informasi termudah saat ini, namun dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan perubahan bentuk kehidupan menjadi kehidupan yang kompleks karena setiap anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama ini, Indonesia mengklaim dirinya sebagai negara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama ini, Indonesia mengklaim dirinya sebagai negara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini, Indonesia mengklaim dirinya sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia juga menyatakan bahwa mereka tetap melindungi para kelompok

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan telah banyak diketahui oleh masyarakat. Itu semua tak lepas dari peran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Dalam bab sebelumnya penulis menguraikan bangunan konsep dan teori-teori yang relevan sebagai bahan rujukan berkaitan dengan topik penelitian. Selanjutnya dalam bab tiga ini, penulis

Lebih terperinci

FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Banyak di tayangkan kasus kekerasan rumahtangga yang di lakukan baik ayah kepada anak, suami kepada istri, istri kepada suami yang mengakibatkan penganiyayaan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Kesimpulan Analisis framing adalah analisis untuk mengetahui perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Asumsi dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapinya. Menurut Reivich dan Shatte (2002), bahwa kapasitas seseorang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapinya. Menurut Reivich dan Shatte (2002), bahwa kapasitas seseorang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini perkembangan ilmu psikologi semakin meluas dengan adanya pemikirian baru yang berawal dari perspektif psikologi abnormalitas menuju kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 181 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan pada permasalahan yang peneiliti teliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara Sintaksis a. Berdasarkan dari Pikiran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan simpulan dan saran penelitian ini. Simpulan dan saran diberikan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

Oleh Lily I. Rilantono (Ketua Umum YKAI)

Oleh Lily I. Rilantono (Ketua Umum YKAI) Oleh Lily I. Rilantono (Ketua Umum YKAI) Banyak anak-anak berkonflik dengan hukum dan diputuskan masuk dalam lembaga pemasyarakatan. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1997 pengadilan negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total. Perkiraan ini tidak dapat dianggap sebagai perhitungan asal-asalan karena tercatat ada dua situs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra lembaga pendidikan tinggi dibangun melalui kinerja yang ditunjukkan oleh sivitas akademika lembaga tersebut. Namun demikian, kinerja saja tidak cukup.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi pada TKI di Saudi Arabia selama bertahuntahun membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan perlindungan yang maksimal

Lebih terperinci

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan Pendahuluan Kekerasan apapun bentuknya dan dimanapun dilakukan sangatlah ditentang oleh setiap orang, tidak dibenarkan oleh agama apapun dan dilarang oleh hukum Negara. Khusus kekerasan yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI 13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI KELOMPOK 12 : DEWI KUSUMA ( 056182 ) DEWI PUSPITA ( 056058 ) MOCH. AKBAR ( 056179 ) NURMAWATI D. LIANA ( 056080 ) SUCHI MAHADEWI ( 056067 ) Zhongdang Pan dan Gerald

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang seperti teknologi, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang seperti teknologi, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan migrasi manusia akhir-akhir ini telah mengalami peningkatan yang signifikan. Seiring dengan adanya arus globalisasi yang mendorong perubahan di berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki martabat yang berbeda beda dengan manusia yang lainnya karena Tuhan menciptakan manusia dengan sikap,perilaku dan fisik yang berbeda. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Utusan Polri dengan inisial AA dan AD, datang ke Gedung Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Utusan Polri dengan inisial AA dan AD, datang ke Gedung Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Utusan Polri dengan inisial AA dan AD, datang ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kamis 4 Oktober, pukul 20.00. Alasan mereka datang adalah untuk meminta salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan saat ini bukan merupakan suatu hal baru lagi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan saat ini bukan merupakan suatu hal baru lagi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan saat ini bukan merupakan suatu hal baru lagi untuk mendengar adanya tindak kekerasan terhadap anak. Media massa terutama Televisi sering memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan seksual ini juga tidak hanya berlangsung di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan seksual ini juga tidak hanya berlangsung di lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi seksual itu bukan hanya menimpa perempuan dewasa, namun juga perempuan yang tergolong di bawah umur (anakanak). Kejahatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini akan membahas mengenai pembingkaian berita penundaan eksekusi mati Mary Jane dalam majalah Tempo edisi 4 Mei 2015, dan Gatra edisi 10 Mei 2015.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, kemacetan bukan hal yang asing lagi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006 Hukum dan Pers Oleh Ade Armando Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006 1 Bukan Kebebasan Tanpa Batas Kemerdekaan media tidak pernah berarti kemerdekaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peristiwa Bom Thamrin yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2016 ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan banyak pihak karena

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik perhatian besar beberapa surat kabar dan menjadi berita hangat di beberapa surat kabar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan jarak jauh.

BAB I PENDAHULUAN. yang memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan jarak jauh. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan ragam dan jenis transportasi umum di Indonesia memudahkan masyarakat untuk bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satunya menggunakan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status dan kondisi anak Indonesia adalah paradoks. Secara ideal, anak adalah pewaris dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencari kehidupan di negeri orang sebenarnya merupakan alternatif terakhir bagi seseorang, kecuali di sekitar tempat kediamannya tidak terdapat kesempatan kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha BAB I PENDAHULUAN Salah satu TV Lokal yang konsisten dalam mengangkat isu/konten daerah adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Yayasan Buddha Tzu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan sebagainya.sehingga kesempatan yang dimiliki khalayak. konsumen media massa yang ada di pasaran saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan sebagainya.sehingga kesempatan yang dimiliki khalayak. konsumen media massa yang ada di pasaran saat ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai penikmat konten media, khalayak memang tidak memiliki kemampuan ataupun kesempatan untuk membuat sebuah konten media seperti yang dilakukan oleh profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga menimbulkan pro dan kontra. Karena perkembangan kehidupan manusia seirama dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL

TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN SESUAI AMANAT SILA KEDUA PANCASILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Oleh : Nama : Aula Datun Nafi ah NIM : 11.02.8064 Kelompok : A Program Studi :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara hukum, dimana menurut Logemann Negara merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya yang mengatur serta menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. memberikan jaminan bahwa orang berhak membentuk suatu keluarga guna

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. memberikan jaminan bahwa orang berhak membentuk suatu keluarga guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 28B ayat (1) UUD 1945 menentukan : Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Sedangkan perkawinan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai pemberitaan publik, baik dalam media cetak, media elektronik dan media online, dimana

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Kriminalitas merupakan suatu kejahatan yang tergolong dalam pelanggaran hukum positif (hukum yang berlaku dalam suatu negara). Berbagai macam jenis kejahatan yang

Lebih terperinci