BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang seperti teknologi, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang seperti teknologi, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan migrasi manusia akhir-akhir ini telah mengalami peningkatan yang signifikan. Seiring dengan adanya arus globalisasi yang mendorong perubahan di berbagai bidang seperti teknologi, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga perpindahan manusia lintas-batas negara menjadi semakin banyak dilakukan. Alasan pendorong migrasi ada beberapa faktor yaitu faktor ekonomi, dimana kebutuhan ekonomi manusia tidak terbatas sedangkan minimsnya lapangan pekerjaan di negara asal kurang mampu memfasilitasi jumlah penduduk yang ada. Selain itu, ada juga faktor sosial dan budaya yang tidak kalah penting. Keadaan sosial dan budaya yang tidak jauh berbeda antara negara tujuan dengan negara asal akan lebih menarik bagi para imigran. Sebab hal ini membuat imigran tidak terlalu sulit dalam beradaptasi dengan lingkungan baru. Misalnya saja Malaysia yang memiliki bahasa dan budaya yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia, atau Arab Saudi yang samasama negara mayoritas muslim seperti Indonesia. Ada juga faktor pribadi yang berasal dari masing-masing individu. Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan di daerah tujuan merupakan hal yang diharapkan oleh semua orang yang melalukan migrasi. Termasuk imigran yang berasal dari Indonesia. Dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia yaitu 1

2 sebanyak 250 juta jiwa 1, bagaimana ketersediaan lapangan kerja di Indonesia dengan pengangguran yang semakin sulit dipecahkan sehingga tak jarang masyarakat dan pemimpin bangsa menjadikan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sebagai solusi. Akan tetapi hal yang masih disayangkan seringkali pengiriman tenaga kerja ini tidak diikuti dengan sistem dan mekanisme untuk memperbaiki perlindungan bagi TKI. Fenomena tersebut dapat terlihat dari meningkatnya arus migrasi dari tahun ke tahun. BNP2TKI mencatat penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke berbagai negara di dunia dari tahun 2011 hingga 2014 sebanyak orang 2. Menurut Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, sebanyak orang TKI berada di Arab Saudi 3. Begitu banyaknya jumlah tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi tak jarang membuat para TKI ini mengalami persoalan. Pada tahun 2013 tercatat TKI di Arab Saudi menghadapi permasalahan 4. Persoalan yang dihadapi oleh pekerja pada umumnya seputar PHK sepihak oleh majikan, gaji yang tidak dibayarkan dan perlakuan tidak manusiawi oleh majikan. Dibandingkan tahun 2012, pada tahun 2013 ini persoalan TKI di Arab Saudi menurun sebab diterapkannya moratorium dan ketatnya proses seleksi pengiriman dan penempatan TKI. 1 TKI di 3 Negara Arab ini Paling Sering Hadapi Masalah diakses pada 20/10/2015 jam 8.52 am 2 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI BNP2TKI-Mencatat-Penempatan-TKI Orang diakses pada 20/10/2015 jam 2.36 am 3 Siaran Pers Nomor : 01/Humas PMK/1/ diakses pada 20/10/2015 jam 2.58 am 4 TKI di 3 Negara Arab ini Paling Sering Hadapi Masalah diakses pada 20/10/2015 jam 8.52 am 2

3 Menanggapi hal tersebut tentu pemerintah Indonesia tidak tinggal diam, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melindungi warga negaranya di luar negeri. Berdasarkan UU Nomor 39 tahun 2004 perlindungan TKI dijelaskan sebagai upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKW dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum selama maupun sesudah bekerja. Akan tetapi dalam upayanya pemerintah Indonesia juga menemui hambatan dan benturan diantaranya adalah problematika kultural, dimana di Arab Saudi umumnya TKI dianggap sebagai budak.hal ini menimbulkan adanya eksploitasi terhadap TKI tanpa mengindahkan hak-hak TKI tersebut. Salah satu hak TKI yang acap kali menimbulkan permasalahan adalah upah. Besarnya upah yang diterima dianggap terlalu kecil jika dibandingkan dengan beban pekerjaan yang harus ditanggung. Bahkan terkadang upah yang seharusnya dibayarkan tidak diberikan sebagaimana semestinya. Budaya di Arab Saudi berpandangan bahwa budak merupakan hak majikan sepenuhnya, sehingga bagaimana cara memperlakukannya juga menjadi urusan pribadi masing-masing majikan. Selain kendala dalam hal perbedaan pandangan budaya, ada juga hambatan dalam hal hukum. Antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi belum ada pernjanjian atau MoU Ketenagakerjaan.Dalam prinsip hukum internasional, suatu negara berdaulat dilarang melakukan tindakan yang bersifat pelaksanaan kedaulatah terhadap negara berdaulat lainnya. Oleh sebab itu Indonesia tidak bisa memberlakukan hukumnya di negara lain, termasuk Arab Saudi. 3

4 Di tengah sistem kapitalisme dan neoliberalisme sendiri hambatan bagi Indonesia untuk memperjuangkan keadilan bagi para pekerjanya semakin kompleks. Potensi sumber daya alam yang seharusnya dapat dimaksimalkan oleh negara untuk mencukupi kebutuhan warga negaranya justru semakin terkikis oleh kerakusan perusahaan berskala multinasional dan transnasional ataupun skala nasional semakin memperparah nasib buruh. Dimana operasional perusahaan-perusahaan besar tersebut melekat sekali dengan image eksploitasi buruh. Dilihat dari segi pemerintah Indonesia, menurut BPK yang dikutip dari News Letter Migrant CARE pada tahun 2011, BPK menekankan bahwa kedua lembaga pemerintah yang ditugaskan untuk mengurusi TKI tidak benar-benar menjalankan tugas utama mereka dalam melindungi dan menjamin keselamatan TKI yang bekerja di luar ngeeri sesuai hak-hak dasar mereka. 5 Penyelesaian dan penanganan TKI bermasalah di luar negeri masih bersifat parsial, pemerintah Indonesia juga tidak memiliki kebijakan tegas dan sistem yang terintegrasi sehingga tidak mendukung penyiapan tenaga kerja yang legal dan prosedural. Dalam penempatannya data yang dimiliki juga tidak akurat dan menyebabkan semakin kesulitan dalam upaya perlindungan TKI. Pemberangkatan TKI seharusnya disertai dengan dokumen dan data-data yang resmi dari pemerintah Indonesia. Hal ini diperlukan untuk mempermudah apabila terjadi masalah yang tidak diduga. Sebab banyak kasus TKI yang terhambat dan tidak dapat ditangani oleh pemerintah Indonesia akibat dari tidak adanya dokumen- 5 News Letter Migrant CARE edisi Mei-Juni 2011 hal. 6 4

5 dokumen tersebut. Misalnya saja pada kasus penyiksaan Kokom binti Bama, TKI asal Jawa Barat di Arab Saudi pada tahun 2014 lalu. Kokom merupakan tenaga kerja yang statusnya ilegal dan pekerjaannya berpindah-pindah setelah melarikan diri dari majikan pertamanya. Menurut data dari Kementrian Luar Negeri menyebutkan sejak 2011 hingga awal 2014 ada kurang lebih 249 WNI yang terancam hukuman mati, termasuk 20 kasus terakhir pada awal tahun Permasalahan yang timbul selain karena faktor perlakuan majikan, kasuskasus TKI yang bermunculan juga disebabkan karena kurangnya persiapan yang dilakukan sebelum keberangkatan dan penempatan TKI sendiri. Pemberangkatan TKI hendaknya dibekali oleh keterampilan, persiapan dan pelatihan kompetensi tertentu. Misalnya saja kemampuan bahasa setempat maupun bahasa internasional, pengenalan budaya adat istiadat dan kebiasaan hidup sehari-hari, keterampilan dalam menggunakan tekhnologi, peraturan, hukum negara, etika saat dalam lingkungan kerja dan sebagainya. Pengetahuan umum mengenai keadaan politik negara tujuan juga mungkin diperlukan seperti informasi yang berkaitan dengan hubungan bilateral antara negara asal dengan negara tujuan. Hal ini akan meminimalisir terjadinya masalah-masalah yang tidak diinginkan. Pemerintah selayaknya juga memberlakukan seleksi yang ketat sebelum keberangkatan sehingga TKI yang diberangkatkan adalah TKI yang memang benar-benar siap secara fisik dan juga mental. 6 TKI Satinah Menunggu Hukuman Mati di Saudi diakses pada jam

6 Semakin maraknya kasus TKI yang semakin hari semakin bertambah mendorong munculnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Indonesia yang bergerak memperjuangkan hak-hak para buruh migran. Contohnya adalah Migrant CARE di Indonesia yang memiliki fokus dalam memperjuangkan dan memproteksi nasib para buruh migran. Migrant CARE mulai didirikan pada tahun 2004 dan bertujuan untuk memperkuat perlindungan atas hak-hak pekerja migran melalui program-programnya. Upaya perlindungan tersebut diwujudkan dengan memberikan advokasi bagi pekerja migran sera membangun jaringan, khususnya di kawasan Asia Tenggara 7. Tidak hanya di lingkungan internasional, Migrant CARE juga bekerjasama dengan sejumlah lembaga pemerintah. Pada tahun 2007 Migrant CARE menandatangani MoU dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan untuk program pengawasan pelayanan publik bagi perempuan pekerja migran 8. B. Rumusan Masalah Bagaimana upaya Migrant CARE dalam mendorong penyelesaian kasus TKI yang bermasalah di Arab Saudi pada tahun ? C. Kerangka Pemikiran Konsep Non-Government Organization (NGO) 7 Migrant CARE, Profile diakses pada 20/10/ Ibid 6

7 Non-government Organization, sering disingkat dengan NGO atau dikenal juga dengan istilah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) adalah suatu perkumpulan/lembaga yang bersifat non pemerintah, non profit, volunteering, berkelanjutan, dermawan dan alturuistik 9. Karakteristik utama yang mendasar dari NGO adalah independen dari kontrol negara. Maksud dari non-pemerintah disini adalah NGO membuat keputusannya secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah. Dalam menjalankan programnya sebuah NGO tidak diperbolehkan mengambil keuntungan apapun bagi para anggotanya untuk kepentingan pribadi. NGO bersifat sukarela yang artinya dalam keanggotaannya harus benar-benar karena keinginan pribadi untuk berpartisipasi tanpa ada paksaan. NGO juga harus memiliki program yang berkelanjutan tidak hanya sementara waktu. Sebuah NGO tidak memiliki prospek dalam mendapatkan pembayaran, jutru anggota NGO lah yang seharusnya menggalang dana untuk berlangsungnya kegiatan mereka dari berbagai sumber. Altruistik maksudnya adalah tujuan NGO semata-mata untuk kepentingan orang lain atau masyarakat secara umum 10. NGO dapat menjadi pengawas terhadap berlangsungnya pemerintahan, sebab NGO memiliki kemampuan untuk menghimpun massa atau menjadi wakil dari jutaan orang yang mempunyai kepentingan yang sama namun tidak memiliki kekuatan politik. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara NGO dengan masyarakat cukup dekat. Mereka memiliki point of view yang sama seperti masyarakat sebab 9 Salamon dan Anheier (1994)

8 mereka melihat sendiri bagaimana keadaan dan penderitaan yang dirasakan masyarakat. Hal ini membuat NGO memiliki peran dalam membantu pemerintahan suatu negara untuk menyelesaikan problem yang dihadapi. Menurut Philip Eldridge, NGO dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan jaraknya dengan pemerintah yaitu high level partnership, high level politics dan empowerment at the grassroot. NGO yang masuk dalam kategori high level partnership adalah NGO yang prinsipnya partisipatif dan kegiatannya lebih diutamakan pada hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan daripada yang bersifat advokasi. Ruang gerak NGO ini tidak bersinggungan dengan proses politik namun memiliki tujuan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kemudian NGO yang masuk dalam kategori high level politics adalah NGO yang cenderung aktif dalam kegiatan politik dan menempatkan perannya sebagai pembela masyarakat. NGO kategori ini bersifat advokatif terutama dalam memobilisasi massa untuk mendapatkan tempat dalam kehidupan politik. Dan yang terakhir adalah kategori empowerment at the grassroot, dimana LSM ini memiliki fokus pada peningkatan kesadaran dan pemberdayaan masyarakat akan hak-haknya, NGO ini memiliki prinsip bahwa perubahan akan muncul sebagai akibat dari meningkatnya kapasitas masyarakat. 11 David Corten membagi NGO menjadi 2 kategori yaitu NGO yang bergerak dalam bidang community development, yaitu NGO yang menggunakan pendekatan mikro dalam memecahkan persoalan sosial. Pada kategori ini biasanya LSM melakukan pendampingan pada proyek-proyek pengembangan sosial ekonomi di 11 Bahan ajar kuliah Kajian Lembaga Swadaya Masyarakat Ade Ma rup Wirasenjaya (2015) 8

9 pedesaan. Dan yang kedua adalah NGO advokasi, yakni NGO yang memiliki pemikiran bahwa untuk merubah tatanan masyarakat yang adil maka tekanan harus diberikan pada kebijakan sehingga LSM jenis ini berusaha untuk mengubah kebijakan yang menyebabkan ketidakadilan. 12 D. Hipotesis Upaya Migrant CARE dalam mendorong penyelesaian kasus TKI di Arab Saudi melalui dua cara. Pertama, Migrant CARE melakukan mobilisasi massa, yaitu dapat menggerakkan massa untuk terlibat dan berpartisipasi dalam isu perlindungan TKI. Kedua, Migrant CARE melakukan advokasi terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan undang-undang untuk mewujudkan keadilan bagi tenaga kerja migran. E. Jangkauan Penelitian Jangkauan penelitian dalam penulisan skripsi ini meliputi kasus para tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negri khususnya Arab Saudi dan peran serta Migrant CARE dalam mendorong pemerintah untuk menyelesaian kasus tersebut pada tahun Namun tidak menutup kemungkinan bagi penulis untuk mengambil data dan fakta pada tahun sebelumnya. F. Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode pengumpulan data yang bersifat studi pustaka untuk lebih mengakuratkan penelitian dari sisi keilmuan. Metode ini dilaksanakan dengan topik permasalahan yang diangkat melalui penelitian terhadap buku, tulisan, 12 Ibid 9

10 artikel skripsi sebelumnya. Penulis juga mencari data yang relevan yang bersumber dari media elektronik yang reliable. G. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini secara sistemaatis berdasarkan kaidah yang berlaku dalam penulisan ilmiah dibagi dalam beberapa bab dengan pembagian pembahasan dalam wilayahhnya sendiri namun saling berkaitan. Yang terdiri dari : Bab I Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, rumusan masalah, kerangka pemikiran, hipotesis, jangkauan penelitian, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. Bab II Berisi mengenai perkembangan isu buruh migran di Indonesia dan Migrant CARE sejak berdirinya dan program kerjanya. Bab III Bab ini akan memaparkan tentang perlindungan buruh migran dan permasalahan tenaga kerja migran di luar negeri. Bab IV Berisi tentang upaya advokasi yang dilakukan Migrant CARE terhadap kasus TKI di Arab Saudi Bab V Pemaparan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya 10

BAB II ISU BURUH MIGRAN DAN MIGRANT CARE. CARE sebagai Non-Government Organization. Pembahasan tentang sejarah baik dari

BAB II ISU BURUH MIGRAN DAN MIGRANT CARE. CARE sebagai Non-Government Organization. Pembahasan tentang sejarah baik dari BAB II ISU BURUH MIGRAN DAN MIGRANT CARE Bab ini akan menjelaskan tentang awal mula munculnya isu buruh migran di Indonesia, pada bab ini penulis akan mencoba memaparkan tentang kondisi buruh migran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) khususnya sektor penata laksana rumah tangga (PLRT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Hubungan Internasional untuk memenuhi national interest nya masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Hubungan Internasional untuk memenuhi national interest nya masingmasing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan kerjasama antar dua negara atau yang disebut juga Hubungan Bilateral, merupakan salah satu bentuk dari interaksi antar negara sebagai aktor dalam Hubungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada dasarnya Moratorium TKI merupakan suatu tindakan politik yang diambil oleh pemerintah Indonesia, dalam hal ini yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Lebih terperinci

Setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangan akan faktor tenaga kerja, negara berkembang membutuhkan tenaga kerja ahli dengan kemampuan khusus, dim

Setiap negara memiliki kelebihan dan kekurangan akan faktor tenaga kerja, negara berkembang membutuhkan tenaga kerja ahli dengan kemampuan khusus, dim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan antara negara adalah bentuk dari perdamaian dunia, negaranegara melakukan hubungan kerjasama satu sama lain demi memenuhi kepentingan nasional masing-masing

Lebih terperinci

Dunia internasional pun ikut berpartisipasi dalam memerangi issue kejahatan non-tradisional ini, human trafficking dan tindak kekerasan kepada buruh m

Dunia internasional pun ikut berpartisipasi dalam memerangi issue kejahatan non-tradisional ini, human trafficking dan tindak kekerasan kepada buruh m BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Indonesia merupakan negara pengirim tenaga kerja luar negeri sektor informal terbesar di asia, sebagian besar tenaga kerja Indonesia dibekerja di negara-negara timur-tengah.

Lebih terperinci

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia berdampak

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN RUU PPILN Harus Sejalan dengan Agenda Pembangunan Nasional: Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja

I. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja atau angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Setiap warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan bukti bahwa pemerintah belum mampu mengatasi masalah pengangguran di dalam negeri. Fenomena ini tampil sebagai solusi

Lebih terperinci

Bab 5. KESIMPULAN dan SARAN

Bab 5. KESIMPULAN dan SARAN 72 Bab 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Setiap manusia berhak atas penghidupan yang layak. Amanat konstitusi menghendaki agar negara mampu memberikan setiap Warga Negara Indonesia pekerjaan dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang umum di Indonesia adalah masalah perekonomian yang tidak merata. Terutama semenjak terjadinya Krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki hubungan yang cukup baik dengan negara-negara di kawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki hubungan yang cukup baik dengan negara-negara di kawasan Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korea Selatan merupakan salah satu negara dari kawasan Asia Timur yang memiliki hubungan yang cukup baik dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Hubungan ASEAN-Korea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil, memaksa para perempuan untuk menjadi tenaga kerja wanita di luar

BAB I PENDAHULUAN. kecil, memaksa para perempuan untuk menjadi tenaga kerja wanita di luar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup yang relatif meningkat dan pendapatan yang lebih kecil, memaksa para perempuan untuk menjadi tenaga kerja wanita di luar negeri, karena mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam mengadvokasi buruh migran perempuan Indonesia di Malaysia dalam

BAB V PENUTUP. dalam mengadvokasi buruh migran perempuan Indonesia di Malaysia dalam BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Skripsi ini meneliti mengenai strategi yang digunakan Migrant CARE dalam mengadvokasi buruh migran perempuan Indonesia di Malaysia dalam kasus Wilfrida Soik. Wilfrida merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dunia meningkat sangat pesat, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dunia meningkat sangat pesat, ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk dunia meningkat sangat pesat, ditandai dengan tingkat kelahiran yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kematian serta penyebaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada 20 tahun terakhir ini fenomena perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain atau bisa disebut juga urbanisasi menjadi salah satu fenomena sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment),

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment), BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1 Hal ini harus selaras dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah satu penyumbang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL

TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN SESUAI AMANAT SILA KEDUA PANCASILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Oleh : Nama : Aula Datun Nafi ah NIM : 11.02.8064 Kelompok : A Program Studi :

Lebih terperinci

SEJAK 2011, BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REKOMENDASIKAN MORATORIUM PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA KE TIMUR TENGAH

SEJAK 2011, BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REKOMENDASIKAN MORATORIUM PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA KE TIMUR TENGAH SEJAK 2011, BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REKOMENDASIKAN MORATORIUM PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA KE TIMUR TENGAH Kompas.com Kepala Biro Humas dan Kerja sama Internasional Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi pada TKI di Saudi Arabia selama bertahuntahun membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan perlindungan yang maksimal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

2013, No.3 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

2013, No.3 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da No.3, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENAGA KERJA. Perlindungan. Luar Negeri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5388) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terbuka itu. Begitu pula dengan jumlah masyarakat miskin yang pada tahun 2013

I. PENDAHULUAN. terbuka itu. Begitu pula dengan jumlah masyarakat miskin yang pada tahun 2013 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan tugas negara dalam mensejahterakan masyarakatnya masih jauh dari target yang diharapkan. Salah satu indikator mengenai hal ini dapat dilihat pada jumlah pengangguran

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK HUKUM DAN HAM TERKAIT PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI

ASPEK-ASPEK HUKUM DAN HAM TERKAIT PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI ASPEK-ASPEK HUKUM DAN HAM TERKAIT PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI Jawahir Thontowi Guru Besar Ilmu Hukum dan Direktur for Centre for Local Law Development Studies FH UII Disampaikan dalam Panel Diskusi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk 2010, menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk 2010, menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Sensus Penduduk 2010, menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami kenaikan pada periode 2000-2010 dibandingkan periode 1990-2000 dan tampaknya

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri menunjukkan bahwa kesempatan kerja di luar negeri lebih banyak, menurut Kementerian Tenaga Kerja dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB II UNITED NATION HIGH COMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DAN PENANGANAN MASALAH PENGUNGSI

BAB II UNITED NATION HIGH COMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DAN PENANGANAN MASALAH PENGUNGSI BAB II UNITED NATION HIGH COMISSIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DAN PENANGANAN MASALAH PENGUNGSI Organisasi internasional atau lembaga internasional memiliki peran sebagai pengatur pengungsi. Eksistensi lembaga

Lebih terperinci

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya (Konvensi Migran 1990) KOMNAS PEREMPUAN KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Mengenal

Lebih terperinci

KERJASAMA THAILAND DAN KAMBOJA DALAM PENANGANAN MIGRASI TENAGA KERJA DARI KAMBOJA KE THAILAND

KERJASAMA THAILAND DAN KAMBOJA DALAM PENANGANAN MIGRASI TENAGA KERJA DARI KAMBOJA KE THAILAND KERJASAMA THAILAND DAN KAMBOJA DALAM PENANGANAN MIGRASI TENAGA KERJA DARI KAMBOJA KE THAILAND RESUME SKRIPSI Oleh: YULIA MARGARET YATUHIDIKA 151090297 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, bisnis jasa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) semakin sulit. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, bisnis jasa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) semakin sulit. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, bisnis jasa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) semakin sulit. Hal ini disebabkan persaingan yang semakin ketat, ditambah adanya kebijakan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia banyak industri

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia banyak industri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dari dulu sampai sekarang tetap saja menjadi negara berkembang. Adanya pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mengubah orientasi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan, pekerjaan dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan, pekerjaan dapat dimaknai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan, pekerjaan dapat dimaknai sebagai sumber penghasilan

Lebih terperinci

RISALAH KEBIJAKAN PENYUSUN: ENY ROFI ATUL NGAZIZAH

RISALAH KEBIJAKAN PENYUSUN: ENY ROFI ATUL NGAZIZAH RISALAH KEBIJAKAN MENDORONG JAMINAN HAK ATAS BANTUAN HUKUM BAGI BURUH MIGRAN DALAM REVISI UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PENYUSUN:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 yang memuat pasal tentang kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan, membuat isu Corporate Social

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. human trafficking di Indonesia yang berkedok dengan menjadi TKI di luar negeri

BAB V KESIMPULAN. human trafficking di Indonesia yang berkedok dengan menjadi TKI di luar negeri BAB V KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kondisi human trafficking di Indonesia yang berkedok dengan menjadi TKI di luar negeri masih banyak terjadi, walaupun dengan

Lebih terperinci

1. KBRI-Kuala Lumpur tidak optimal dalam menjalankan fungsi dan misi diplomatik dalam situasi perundingan/negosiasi terkait penyelesaian kasus

1. KBRI-Kuala Lumpur tidak optimal dalam menjalankan fungsi dan misi diplomatik dalam situasi perundingan/negosiasi terkait penyelesaian kasus BAB IV PENUTUP Berdasarkan data data dan analisa yang telah dilakukan di dalam penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa mekanisme penerapan layanan diplomatik oleh KBRI di Kuala Lumpur dalam memberikan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Keterbatasan kesempatan kerja di Indonesia secara umum membuat beberapa kelompok sosial dan masyarakat terpinggirkan karena minimnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor

Lebih terperinci

Versi adaptasi dari publikasi oleh Asia Pasific Forum on Women, Law and Development (APWLD)

Versi adaptasi dari publikasi oleh Asia Pasific Forum on Women, Law and Development (APWLD) Versi adaptasi dari publikasi oleh Asia Pasific Forum on Women, Law and Development (APWLD) Pendanaan untuk manual ini diberikan oleh Departemen Perburuhan Amerika Serikat di bawah Cooperative Agreement

Lebih terperinci

BAB III PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DI LUAR NEGERI DAN PERMASALAHAN TKI DI LUAR NEGERI

BAB III PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DI LUAR NEGERI DAN PERMASALAHAN TKI DI LUAR NEGERI BAB III PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DI LUAR NEGERI DAN PERMASALAHAN TKI DI LUAR NEGERI Bab ini akan memaparkan tentang perlindungan tenaga kerja migran baik menurut ketentuan internasional seperti Vienna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan perubahan bentuk kehidupan menjadi kehidupan yang kompleks karena setiap anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berpenduduk terbanyak nomor empat di dunia setelah China (RRC), India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2010, sebanyak 237.641.326

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Permasalahan ekomomi dan kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia yang sampai saat ini belum juga tertuntaskan. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ±278 juta orang) Mencerminkan sumber tenaga kerja yang juga besar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. ±278 juta orang) Mencerminkan sumber tenaga kerja yang juga besar. Jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia yang besar (sampai tahun 2013 mencapai ±278 juta orang) Mencerminkan sumber tenaga kerja yang juga besar. Jumlah penduduk yang besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebuah masyarakat dibidang ekonomi. Oleh sebab itu untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebuah masyarakat dibidang ekonomi. Oleh sebab itu untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya. Seringkali kemajuan yang dimaksud adalah kemajuan material. Maka,

Lebih terperinci

Analisa Media Edisi November 2013

Analisa Media Edisi November 2013 Perlindungan Setengah Hati Tenaga Kerja Indonesia Memberikan perlindungan terhadap segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehiduan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan sektor penting yang berfungsi bagi pemenuhan kebutuhan manusia yang kian hari kian bertambah. Pertanian adalah seluruh kegiatan manusia dalam

Lebih terperinci

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Calon TKI

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Calon TKI Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Calon TKI adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. 1 PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. Meskipun perekonomian Indonesia mengalami peningkatan, tetapi

Lebih terperinci

Asesmen Gender Indonesia

Asesmen Gender Indonesia Asesmen Gender Indonesia (Indonesia Country Gender Assessment) Southeast Asia Regional Department Regional and Sustainable Development Department Asian Development Bank Manila, Philippines July 2006 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang/manusia bukan kejahatan biasa (extra ordinary), terorganisir

BAB I PENDAHULUAN. orang/manusia bukan kejahatan biasa (extra ordinary), terorganisir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan orang (human trafficking) merupakan bentuk perbudakan secara modern, terjadi baik dalam tingkat nasional dan internasional. Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Nina Rosida. Fakultas Hukum, Universitas Pancasila

Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Nina Rosida. Fakultas Hukum, Universitas Pancasila Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri Fakultas Hukum, Universitas Pancasila Email: nina.rosida@gmail.com ABSTRAK Kondisi

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP 2011

MATRIKS BUKU I RKP 2011 MATRIKS BUKU I RKP PRIORITAS LAINNYA BIDANG PEREKONOMIAN Tema Prioritas - Penanggung Jawab Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bekerjasama dengan - NO I PROGRAM PENINGKATAN KERJASAMA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Lebih terperinci

2 sendiri karena gaji yang terlalu rendah bagi mereka. Akibatnya beberapa negara mengadopsi kebijakan untuk memfasilitasi migrasi tenaga kerja salah s

2 sendiri karena gaji yang terlalu rendah bagi mereka. Akibatnya beberapa negara mengadopsi kebijakan untuk memfasilitasi migrasi tenaga kerja salah s BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini pertumbuhan tenaga kerja di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat, Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) yaitu Bapak Suryo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Teori Kuznet pembangunan di Negara sedang berkembang identik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahap awal pembangunan namun disertai dengan timbulnya

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI: SEBUAH MANDAT KEMERDEKAAN NEGARA INDONESIA

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI: SEBUAH MANDAT KEMERDEKAAN NEGARA INDONESIA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI: SEBUAH MANDAT KEMERDEKAAN NEGARA INDONESIA Oleh: Drs. H. Irgan Chairul Mahfiz (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI) Perlindungan TKI dalam Konsitusi Pembukaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Mereka bersih seperti kertas putih ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang berada dikawasan Asia Tenggara dan memiliki peringkat keempat dengan jumlah penduduk terbesar setelah

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Jepang sudah lama memiliki peran penting di dalam masyarakat internasional,

BAB IV KESIMPULAN. Jepang sudah lama memiliki peran penting di dalam masyarakat internasional, BAB IV KESIMPULAN Jepang sudah lama memiliki peran penting di dalam masyarakat internasional, khususnya dalam pembangunan negara-negara berkembang melalui pemberian ODA. Kebijakan ODA Jepang ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai dampak, antara lain terjadinya mobilitas penduduk dari

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai dampak, antara lain terjadinya mobilitas penduduk dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sekarang ini sedang mengalami berbagai persoalan di berbagai bidang kehidupan, di bidang pembangunan yang dibarengi dengan proses perubahan

Lebih terperinci

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN A. Dasar Pemikiran Pilar utama Perkumpulan adalah kemitraan dengan multi pihak yang tidak bersinggungan dengan kasus hukum yang sedang berlangsung atau belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yahudi di tanah yang mereka kuasai saat itu. Hal tersebut membuat Israel selalu

BAB I PENDAHULUAN. yahudi di tanah yang mereka kuasai saat itu. Hal tersebut membuat Israel selalu BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Israel merupakan sebuah negara zionisme yang ingin mendirikan negara yahudi di tanah yang mereka kuasai saat itu. Hal tersebut membuat Israel selalu ingin menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemekaran ditingkat provinsi, kabupaten dan kota di Maluku utara tak

BAB I PENDAHULUAN. Pemekaran ditingkat provinsi, kabupaten dan kota di Maluku utara tak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemekaran ditingkat provinsi, kabupaten dan kota di Maluku utara tak lepas dari Konflik yang terjadi di Maluku Utara. Konflik Maluku utara telah mengakibatkan perpecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa lepas dari sektor informal. Keberadaan sektor informal di Indonesia tidak terlepas dari proses pembangunan yang sedang

Lebih terperinci

Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

Antar Kerja Antar Negara (AKAN) Antar Kerja Antar Negara (AKAN) Antar kerja antar Negara (AKAN) juga tidak kalah penting untuk dianalisis mengingat kontribusi pekerja kategori ini yang umumnya dikenal dengan TKI terhadap perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyejajarkan atau menyetarakan tingkat hidup dan masyarakat tiap-tiap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menyejajarkan atau menyetarakan tingkat hidup dan masyarakat tiap-tiap bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi adalah suatu rangkaian proses penyadaran dari semua bangsa yang sama-sama hidup dalam satu ruang, yaitu globus atau dunia. Pendapat ini mencoba menyampaikan

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Indonesia untuk memilih bekerja sebagai TKI di luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Indonesia untuk memilih bekerja sebagai TKI di luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun kebutuhan ekonomi di Indonesia semakin meningkat, hal tersebut menuntut masyarakat untuk terus bekerja. Pekerjaan sebagai Tenaga Kerja Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi sekarang ini mengakibatkan kemajuan di segala bidang, bukan saja masalah kehidupan ekonomi, tetapi telah melanda dalam kehidupan politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan

Lebih terperinci

TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN. Penyunting: Sali Susiana

TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN. Penyunting: Sali Susiana TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN Penyunting: Sali Susiana Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA PEKERJA

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA PEKERJA MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA PEKERJA Disusun Oleh : Nama : Dharma Satria NIM : 11.12.5904 Kelompok Program studi Jurusan Dosen : Demokrasi : S1 : Sistem informasi : MOHAMMAD IDRIS.P,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang semakin pesat, maka mobilitas dan aktivitas manusia dalam. nasional maupun internasional adalah pasar global yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang semakin pesat, maka mobilitas dan aktivitas manusia dalam. nasional maupun internasional adalah pasar global yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini perkembangan kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat, maka mobilitas dan aktivitas manusia dalam berbagai aspek kehidupan pun

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencari kehidupan di negeri orang sebenarnya merupakan alternatif terakhir bagi seseorang, kecuali di sekitar tempat kediamannya tidak terdapat kesempatan kerja.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: telah diatur dalam Konvensi ILO No. 188 Tahun 2007 tentang Work In

BAB IV PENUTUP. mengambil kesimpulan sebagai berikut: telah diatur dalam Konvensi ILO No. 188 Tahun 2007 tentang Work In BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan secara khusus terkait pekerjaan di bidang perikanan telah

Lebih terperinci

Pendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan)

Pendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan) Pendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan) Latar Belakang/Konteks (1/2) Kurangnya pengakuan PRT sebagai pekerja pengecualian dari undang undang ketenagakerjaan kondisi kerja tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

Siaran Pers Kemenaker: TKI Legal Prosedural Aman, Selamat, Sejahtera Jumat, 07 April 2017

Siaran Pers Kemenaker: TKI Legal Prosedural Aman, Selamat, Sejahtera Jumat, 07 April 2017 Siaran Pers Kemenaker: TKI Legal Prosedural Aman, Selamat, Sejahtera Jumat, 07 April 2017 Setiap warga negara memiliki hak untuk memilih pekerjaannya baik itu di dalam maupun luar negeri. Negara memiliki

Lebih terperinci

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk: PERENCANAAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS YANG INDEPENDEN PADA SEKTOR RELAWAN Pada tahun 1992, Dewan Perencanaan Sosial Halton bekerjasama dengan organisasi perencanaan sosial yang lain menciptakan Jaringan

Lebih terperinci

STUDI KASUS. Sustainable Tribal Empowerment Program (STEP) Program Pemberdayaan Masyarakat Lokal yang Berkesinambungan

STUDI KASUS. Sustainable Tribal Empowerment Program (STEP) Program Pemberdayaan Masyarakat Lokal yang Berkesinambungan STUDI KASUS Sustainable Tribal Empowerment Program (STEP) Program Pemberdayaan Masyarakat Lokal yang Berkesinambungan PROYEK YANG DISELENGGARAKAN CARE INDIA DENGAN DUKUNGAN PENDANAAN DARI KOMISI EROPA

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 61/PUU-XIII/2015. Penempatan TKI di Luar Negeri

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 61/PUU-XIII/2015. Penempatan TKI di Luar Negeri RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 61/PUU-XIII/2015 Penempatan TKI di Luar Negeri I. PARA PEMOHON 1. PT. Gayung Mulya Ikif yang diwakili oleh Novebri Krisnandaru Sasongko, S.H., ---------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Apa itu migrasi? Apakah Migrasi Tenaga Kerja? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain.

Apa itu migrasi? Apakah Migrasi Tenaga Kerja? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain. Apa itu migrasi? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain. Apakah Migrasi Tenaga Kerja? 1 Manfaat Bekerja ke Luar Negeri Membantu ekonomi keluarga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja sebagai

Lebih terperinci

PERDAGANGAN ORANG (TRAFFICKING) TERUTAMA PEREMPUAN & ANAK DI KALIMANTAN BARAT

PERDAGANGAN ORANG (TRAFFICKING) TERUTAMA PEREMPUAN & ANAK DI KALIMANTAN BARAT PERDAGANGAN ORANG (TRAFFICKING) TERUTAMA PEREMPUAN & ANAK DI KALIMANTAN BARAT BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK, MASYARAKAT DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI KALIMANTAN BARAT JL. SULTAN ABDURRACHMAN NO.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Seperti kita ketahui, tenaga kerja merupakan komponen yang penting dalam

1.1 Latar Belakang Seperti kita ketahui, tenaga kerja merupakan komponen yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti kita ketahui, tenaga kerja merupakan komponen yang penting dalam jalannya sebuah kegiatan kerja, tenaga kerja dapat dikatakan sebagai penopang bagi roda perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, membuat setiap perusahaan untuk terus memproduksi

Lebih terperinci

B A B 1 P E N D A H U L U A N. Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi

B A B 1 P E N D A H U L U A N. Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi B A B 1 P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi hampir di seluruh belahan dunia ini, dan merupakan tindakan yang bertentangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang. warganya terutama perempuan banyak yang bekerja sebagai buruh migran/tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Malang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang. warganya terutama perempuan banyak yang bekerja sebagai buruh migran/tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Malang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sebagian besar warganya terutama perempuan banyak yang bekerja sebagai buruh migran/tenaga Kerja Wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, dan telah

Lebih terperinci