BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan proses belajar yang menumbuhkan interaksi dan

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses belajar yang menumbuhkan interaksi dan hubungan timbal balik antara guru dengan siswa dalam menemukan dan memahami informasi yang sedang dipelajari. Guru sebagai fasilitator dan mediator bagi siswa dalam proses belajar, yaitu mendidik mengarahkan dan membantu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Siswa memiliki daya tangkap yang berbeda dalam belajar sesuai dengan gaya belajarnya, oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang bervariatif bagi siswa, sehingga menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan siswa mudah dalam menerima informasi. Analyzing one s own particular learning style can be very helpful and beneficial to the student by aiding them in becoming more focused on an attentive learner, which ultimately will increase educational success (Gilakjani, 2012: 110). Menganalisis gaya belajar sangat membantu dan bermanfaat bagi siswa untuk lebih fokus dan perhatian dalam belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan keberhasilan pendidikan. Guru menerapkan variasi model pembelajaran dengan memperhatikan gaya belajar siswa akan membantu siswa dalam menerima informasi yang disampaikan. 1

2 2 Guru dapat mengetahui berbagai karakter dan tipe belajar siswa dengan adanya interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Setiap siswa dapat berkontribusi dalam pembelajaran, berani bertanya maupun berpendapat sesuai dengan tipe belajarnya. Langkah pertama untuk memulai pembelajaran adalah mengenali modalitas gaya belajarnya yaitu visual, auditori atau kinestetik (V-A-K) (Deporter & Hernacki, 2016: 112). Siswa yang saling belajar dengan mengenali modalitas belajarnya, dapat mempermudah proses pembelajaran berikutnya. Siswa kelas rendah belajar sambil bermain lebih menyenangkan dibandingkan hanya duduk dan siswa dapat aktif di dalam kelas. Penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan percaya diri siswa (Suhardita, 2011: 136). Permainan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri dan prestasi belajar siswa. Guru dapat menerapkan permainan baik dalam kelompok maupun individu untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Model pembelajaran dengan memperhatikan gaya belajar siswa dan mengikutsertakan permainan di dalamnya menjadikan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Siswa mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) penting diajarkan di Sekolah Dasar (SD) karena memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup dan manusia, serta pemahaman tentang sejarah kebudayaan Indonesia. Pembelajaran IPS menanamkan sikap dan sifat cinta tanah air, menghormati

3 3 sesama, memupuk toleransi antar agama dan menghormati perbedaan adat, kebudayaan bangsa-bangsa ini. Siswa berlatih untuk menemukan masalah serta memecahkannya melalui pembelajaran IPS, sehingga siswa memiliki keterampilan dalam lingkungan sosial. Pembelajaran IPS tidak hanya menyampaikan teori saja, melainkan dilaksanakan dengan melibatkan siswa aktif berkontribusi di dalam kelas. Pembelajaran IPS di kelas III SD Negeri 1 Pasir Kulon belum menerapkan model-model pembelajaran yang berbeda. Penyampaian materi masih terfokus pada penjelasan guru, sehingga pemahaman siswa belum maksimal dalam menerima informasi yang disampaikan. Siswa kurang berkontribusi di dalam kelas untuk menjadi sasaran pembelajaran, selain itu pembelajaran IPS belum mencoba permainan-permainan yang dapat membuat siswa antusias dalam proses belajarnya. Siswa dengan tipe belajar yang berbeda menjadi sulit menangkap materi dengan baik. Siswa yang kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat atau menjawab pertanyaan dan belum diterapkannya model atau permainan dalam pembelajaran IPS mengakibatkan rendahnya prestasi belajar IPS siswa. Prestasi belajar IPS siswa tidak mencapai nilai KKM dibuktikan dari hasil observasi di kelas III SD Negeri 1 Pasir Kulon. Hasil dari rendahnya prestasi belajar IPS siswa dilihat dari nilai ulangan harian IPS materi jenis pekerjaan dan penggunaan mata uang, terbukti dari data yang diperoleh bahwa terdapat 6 siswa dari 12 siswa yang tidak memenuhi nilai KKM. Siswa dikatakan tuntas apabila memenuhi KKM yaitu 63.

4 4 Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas III SD Negeri 1 Pasir Kulon ditemukan bahwa proses pembelajaran belum memperlihatkan aktivitas atau interaksi antara guru dengan siswa. Siswa merasa tidak percaya diri untuk menyampaikan pendapat atau menjawab pertanyaan. Siswa kurang berani dalam berkontribusi di kelas, ditunjukkan pada saat guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang disampaikan namun siswa tidak berantusias menjawab. Pembelajaran di kelas, khususnya IPS belum menerapkan model pembelajaran yang berbeda dan lebih banyak teori. Siswa kurang percaya diri untuk mempelajari IPS dilihat saat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, siswa tidak yakin dengan jawabannya, ketika siswa sudah menuliskan jawabannya sendiri, kemudian melihat teman lain yang jawabannya berbeda langsung merubah jawabannya, apabila siswa belum aktif dan tidak percaya diri secara terus menerus maka terjadi sebuah pembelajaran yang monoton, nilai siswa menurun dan tidak tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran di kelas III SD Negeri 1 Pasir Kulon masih menggunakan kurikulum KTSP dengan pendekatan per mata pelajaran dan belum menerapkan pembelajaran tematik sesuai dengan kurikulum Pembelajaran tematik dengan menggabungkan mata pelajaran belum diterapkan dikarenakan buku yang digunakan pada proses pembelajaran sangat terbatas, sehingga guru melaksanakan proses pembelajaran dengan cara per mata pelajaran.

5 5 Berdasarkan permasalahan yang timbul di atas, maka diperlukan suatu upaya atau inovasi model pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi kepada siswa, sehingga siswa menjadi aktif, antusias dalam belajar, percaya diri dan meningkatkan prestasi belajarnya. Peneliti dan guru kelas III SD Negeri 1 Pasir Kulon memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dan mencoba menggunakan model Visual, Auditori, Kinesthetic (VAK) berbantu permainan jawaban stik dalam pembelajaran sebagai tindakan peningkatan percaya diri dan memberikan variasi pembelajaran pada guru. Model ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dan membuat prestasi belajarnya meningkat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan sebuah rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah model Visual, Auditory, Kinesthtetic (VAK) berbantu permainan jawaban stik dapat meningkatkan percaya diri siwa kelas III SD Negeri 1 Pasir Kulon pada mata pelajaran IPS pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan mata uang? 2. Apakah model Visual, Auditory, Kinestheti (VAK) berbantu permainan jawaban stik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Pasir Kulon pada mata pelajaran IPS pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan mata uang?

6 6 C. Tujuan Bersarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini antara lain: 1. Meningkatkan sikap percaya diri siswa kelas III SD Negeri 1 Pasir Kulon pada mata pelajaran IPS pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan mata uang. 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Pasir Kulon pada mata pelajaran IPS pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan dan penggunaan mata uang. D. Manfaat Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan modelmodel pembelajaran yang bervariatif untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sikap percaya diri siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. 2. Manfaat praktis a. Siswa Meningkatkan prestasi belajar IPS dan menumbuhkan sikap percaya diri dengan kemampuan serta gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa. b. Guru Guru mengetahui model pembelajaran yang sesuai dan lebih bervariatif, serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

7 7 c. Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah dalam menentukan metode, pendekatan, model maupun teknik yang tepat untuk meningkatkan mutu keberhasilan dalam pembelajaran. d. Peneliti Mengaplikasikan gagasan yang dimiliki untuk meningkakan kualitas pendidikan serta sebagai proses pembelajaran.