KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN JAKARTA

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN JAKARTA KEPUTUSAN KEPATA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN NOMOR i 5K. t3 tv Jt-sET t2ot1 TENTANG DEWAN KEHORMATAN ETIKA PENELITI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KREHUTANAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN Menimbang : a. h bahwa berdasarkan Keputusan Kepala Badan Litbang Kehutanan Nomor: p.01/viii-set/2010 tanggat 15 Desember 2010 telah ditetapkan Kode Etik eeneliiitrngtup Badan Penelitian dan pengembangan Kehutanan; bahwa untuk penjabaran lebih lanjut atas kode etik peneliti perlu ditunjuk Dewan Kehormatan Etika peneliti; bahwa untuk keperluan butir b perlu ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan penelitian dan pengembangan Kehutanan. Mengingat, l 2. Undang-Undang RI Nomor B Tahun 1974 tentang pokok_ Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Iidonesia Tahun 1974 Nomor 55), sebjgaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lemoaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesra Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3BBB), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik In-donesia lrromor 19 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang_Unoang - Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan menladi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesra Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Neqara Republik Indonesia Nomor 4412); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Penelitian dan Pengembangan sefta pendidikan dan Pelatihan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 17, tambihan Lem'baran Negara Republik Indonesia Nomor 5099);

2 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Presiden RI Nomor Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 6. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor p.40/lvlenhut-ii/2o10 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2010 Nomor 40s). MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN TENTANG DEWAN KEHORMATAN ETIKA PENELITI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTAMA : KEDUA KETIGA Membentuk Dewan Kehormatan Etika peneliti Badan penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Susunan Tim Dewan Kehormatan sebagaimana tersebut pada amar PERTAMA sebagai berikut: Ketua : Prof,Riset Dr.Ir.Abdullah Syarief Mukhtar,MS. Sekretaris : Ir. Agung Setyabudi, M.Sc. Anggota : 1. Dr. Ida Bagus putera parthama, M.Sc. 2. Prof.Riset Dr. Gustan pari, M.Si. 3. Dr.Ir. Hariyatno Dwi prabowo, MS. 4. Dr.Dra. Tati Rostiwati, M.Si. Tugas Tim sebagaimana Amar KEDUA adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan pembinaan kepada peneliti lingkup Badan Litbang Kehutanan dengan mengacu kepada Kode Etik peneliti Badan Litbang Kehutanan; 2. Menerima informasi, laporan dan pengaduan dari para pihak terkait terhadap pelanggaran Kode Etik Peneliti Badan Litbang Kehutanan sesuai dengan bukti; 3. Melakukan verifikasi terhadap kebenaran infomasi, laporan dan pengaduan dari para pihak dengan memanggil pihak terlapor; 4. Dalam melaksanakan tugas Dewan Kehormatan Etlka peneliti mengacu kepada mekanisme sebagaimana terlampir; 5. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Badan Litbang Kehutanan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali. KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugas Tim bertanggungjawab kepada Kepala Badan Litbano Kehutanan. KELIMA : Biaya yang timbul akibat terbitnya Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Badan Litbang Kehutanan. /KEENAM...

3 Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakafta padatanggal : 2l Mq(et 2011 RIR FATHONI, M.SC

4 Lampiran Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor : $K 13 /vt\-se( lzo4r Tanggal " 24 r4atot 'Lo7'l MEKANISME PENANGANAN PELANGGARAN KODE ETIK PENELITI KEWAJIBAN PENELITI Dalam rangka menunaikan tugas keilmuan dan kedinasan, peneliti wajib mentaati 6 (enam) butir kode etik peneliti sebagai berikut: 1. Mentaati kaidah dan cara kerja ilmiah, berlaku amanah dan profesional; 2. Memegang teguh nilai-nilai kejujuran; 3. Bersikap terbuka dan rendah hati; 4. Menghindari benturan kepentingan; 5. Mengedepankan kepentingan institusi dan nasional; 6. Menjaga nama baik Badan Litbang Kehutanan dan Profesi Keilmuan' LARANGAN BAGI PENELITI Peneliti dilarang melakukan tindakan, perbuatan sebagai berikut: 1. Melakukan pemalsuan data atas hasil penelitiannya; 2. Menggunakan data orang lain dalam menyampaikan hasil penelitian dan tulisan yang seolah-olah dibuatnya sendiri; 3.Membuatpertanggungjawabanfiktifda amrangkamenjalankankegiata penelitiannya; 4.Mencantumkannamanyasebagaipenyusun,penulisdalamnaskahtulis ilmiah, sedangkan peneliti yang bersangkutan tidak ada kontribusi apapun dalam naskah dimaksud; 5. Bersikap diskriminatif dalam hal tindakan atau pernyataan terhadap rekan kerja atau PimPinannYa; Melakukan kegiatan kerjasama dengan peneliti instansi lain baik di dalam negeri maupun luar negeri tanpa ijin atasan; 7. Menyampaikan data dan informasi atas hasil penelitian yang sifatnya belum dibolehkan untuk disebarluaskan; B. Melakukan tindakan terceta yang dapat mencemarkan nama baik Badan Litbang Kehutanan.

5 MEKANISME PENANGANAN PELANGGARAN KODE ETIK PENELITI 1. Dewan Kehormatan menerima informasi, laporan dan pengaduan pelanggaran Kode Etik Peneliti dari para pihak diseftai bukti yang cukup. 2. Dewan bersidang dan memanggil pihak terlapor untuk dimintai keterangan dan klarifikasi atas kebenaran bukti yang disampaikan pihak pelapor 3. Hasil butir 2 di atas dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. 4. Apabila diperlukan Dewan Kehormatan dapat memanggil pihak lain yang terkait untuk dimintai keterangan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan. 5. Melakukan penelaahan dan analisa terhadap kebenaran hasil butir 3 dan 4 di atas. 6. Apabila hasil penelaahan dan analisa pada butir 5 tidak benar, maka oemeriksaan dihentikan. 7. Apabila terbukti melakukan pelanggaran kode etik peneliti, Dewan Kehormatan Pelanggaran Kode Etik Peneliti, memberikan rekomendasi kepada Kepala Badan Litbang Kehutanan dengan tembusan pimpinan unit terlapor untuk diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundangan' TACHRIR FATHONI, M'Sc