BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu
|
|
- Veronika Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu negara, dan sumber penerimaan tersebut digunakan dalam proses pembangunan suatu negara. Menurut Dharma dan Ardiana (2016) pajak adalah salah satu sumber utama penerimaan negara yang dibayar oleh masyarakat dan sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta sebagai perwujudan peran serta masyarakat atau wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Fungsi pemungutan pajak ada 2 (dua) yaitu sebagai Regulerend dan Budgeting. Dalam menjalankan fungsi regulerend, pajak digunakan dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah bidang sosial dan ekonomi. Dalam menjalankan fungsi sebagai budgeting, pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, sehingga dalam pemungutannya harus optimal (Adisamartha dan Noviari, 2015). Penerimaan pajak di Indonesia masih belum mampu dicapai dengan maksimal khususnya penerimaan pajak dari sektor Pertambangan. Hal ini dibuktikan dengan adanya data efektviitas pemungutan pajak migas dan nonmigas dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia dari tahun
2 menunjukkan penerimaan pajak yang tidak stabil bahkan semakin turun. Efektifitas pemungutan pajak dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Efektifitas Pemungutan Pajak Migas dan Non-Migas di Indonesia Tahun Target Realisasi Efektivitas Pemungutan Pajak 2011 Migas Rp 65,230,670,000,000 Rp 73,095,496,754, ,06% Non Migas Rp 366,746,349,922,000 Rp 354,683,553,082,514 96,71% 2012 Migas Rp 67,916,730,000,000 Rp 83,460,868,001, ,89% Non Migas Rp 445,733,430,000,000 Rp 377,942,175,058,445 84,79% 2013 Migas Rp 74,277,980,000,000 Rp 88,747,448,408, ,48% Non Migas Rp 464,481,876,000,000 Rp 413,808,305,275,411 89,09% 2014 Migas Rp 83,889,790,000,000 Rp 87,445,663,200, ,24% 2015 Non Migas Rp 485,976,868,000,000 Rp 453,078,754,802,823 93,23% Migas Rp 49,534,791,000,000 Rp 49,671,556,135, ,28% Non Migas Rp 629,835,345,164,000 Rp 544,455,381,617,738 86,44% Sumber: Kemenkeu, 2016 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa pajak migas tahun menunjukkan penerimaan pajak yang tidak stabil. Penerimaan pajak migas dari tahun mengalami kenaikan namun dari tahun mengalami penurunan. Sedangkan untuk penerimaan pajak non-migas tahun terus mengalami kenaikan tetapi tidak sesuai dengan yang ditargetkan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak. Dari uraian angka diatas semakin menjelaskan perlu adanya pengoptimalan penerimaan pajak khususnya dari sektor Pertambangan oleh pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak demi percepatan pembangunan nasional. Namun pemerintah dan wajib pajak mempunyai kepentingan yang berbeda dalam pelaksanaan pemungutan pajak. Pemerintah ingin terus menaikkan penerimaan negara melalui pajak guna membiayai penyelenggaraan pemerintah, sedangkan wajib pajak ingin membayar pajak 2
3 sekecil mungkin karena dengan membayar pajak akan mengurangi pendapatan atau laba bersih perusahaan. Untuk mengurangi atau meminimalkan jumlah pembayaran pajak tersebut banyak hal yang dilakukan oleh wajib pajak baik secara legal atau ilegal. Menurut Darmawan dan Sukartha (2014) terdapat 2 (dua) usaha pengurangan pembayaran pajak, yaitu penghindaran pajak (tax avoidance) secara legal, dan penggelapan pajak (tax evasion) secara ilegal. Menurut Dewinta dan Setiawan (2016) tax avoidance adalah usaha pengurangan pajak, dengan memanfaatkan pengecualian dan potongan yang diperkenankan dalam peraturan perpajakan atau menunda pajak yang belum diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku, dalam hal ini sebagai pengambil kebijakan adalah pimpinan perusahaan. Disatu sisi tax avoidance menurunkan penerimaa negara yang akhirnya akan merugikan negara itu sendiri, tetapi disisi lain perusahaan yang melakukan tax avoidance tidak dapat dijatuhkan sanksi oleh pemerintah karena secara hukum tidak ada aturan yang dilanggar. Dari sisi perusahaan sah untuk dilakukan tetapi tidak selalu diinginkan dari sisi pemerintah, hal inilah yang membuat tax avoidance bersifat unik (Maharani dan Suardana, 2014). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam melakukan tax avoidance antara lain : leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan intensitas persediaan. Leverage yaitu tingkat hutang perusahaan yang digunakan untuk membiayai aktivitas operasinya. Adanya penambahan jumlah hutang suatu perusahaan akan menyebabkan adanya beban bunga yang semakin bertambah 3
4 pula yang harus dibayarkan. Beban bunga yang timbul atas hutang tersebut akan mengurangi pembayaran pajak karena beban bunga menjadi pengurang laba bersih perusahaan sehingga keuntungan yang maksimal dapat dicapai (Dharma dan Ardiana, 2016). Laba kena pajak perusahaan cenderung lebih kecil apabila perusahaan tersebut menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan daripada perusahaan yang menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari penerbitan saham, sehingga dapat digolongkan adanya tindakan penghindaran pajak (tax avoidance) (Surbakti, 2012 ). Return on assets (ROA) merupakan salah satu pendekatan yang dapat mencerminkan profitabilitas suatu perusahaan. Pendekatan ROA menunjukkan bahwa besarnya laba yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan total aset yang dimilikinya. ROA juga memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang terlepas dari pendanaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik performa perusahaan dengan menggunakan aset dalam memperoleh laba bersih (Darmawan dan Sukartha, 2014). Perusahaan yang memiliki laba tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang rendah. Rendahnya beban pajak dikarenakan perusahaan dengan laba yang tinggi berhasil memanfaatkan keuntungan dari adanya insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). Sehingga dapat digolongkan adanya tindakan penghindaran pajak (tax avoidance). Intensitas aset tetap perusahaan merupakan gambaran banyaknya investasi perusahaan terhadap aset tetap perusahaan (Darmadi, 2013). 4
5 Perusahaan yang memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk aset tetap dapat menjadikan beban depresiasi sebagai beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan atau bersifat deductible expense. Karena beban depresiasi yang bersifat deductible akan menyebabkan laba kena pajak perusahaan menjadi berkurang yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan, hal ini akan mengindikasikan perusahaan melakukan penghindaran pajak (Mulyani dkk, 2014). Faktor intensitas persediaan juga dapat memengaruhi tax avoidance selain leverage, profitabilitas dan intensitas aset tetap. Tingginya tingkat persediaan dalam perusahaan akan menimbulkan tambahan beban bagi perusahaan. PSAK 14 no. 13 menyatakan adanya beberapa pemborosan yang ditimbulkan akibat tingginya tingkat persediaan, beban-beban tersebut meliputi beban bahan, beban tenaga kerja, beban produksi, beban penyimpanan, beban administrasi dan umum, dan beban penjualan. Beban tersebut akan diakui sebagai beban di luar persediaan itu sendiri (Adisamartha dan Noviari, 2015). Beban-beban tersebut akan mengurangi laba bersih perusahaan dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah pembayaran pajak perusahaan. Hal ini akan mengindikasikan perusahaan melakukan penghindaran pajak. Terdapat hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel leverage yang dilakukan oleh Siregar dan Widyawati (2016) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur di BEI, menemukan bahwa leverage berpengaruh 5
6 positif terhadap penghindaran pajak. Menurut Mulyani dkk, (2014) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan, koneksi politik dan reformasi perpajakan terhadap penghindaran pajak, menemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Menurut Dewinta dan Setiawan (2016) yang menliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan penjualan terhadap tax avoidance, menunjukkan hasil bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel profitabilitas yang dilakukan oleh Dewinta dan Setiawan (2016) yang menliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan penjualan terhadap tax avoidance menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Menurut Siregar dan Widyawati (2016) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur di BEI, menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Menurut Marfu ah (2015) yang meneliti tentang pengaruh return on asset, leverage, ukuran perusahaan kompensasi rugi fiskal dan koneksi politik terhadap tax avoidance menyebutkan bahwa return on assets sebagai proxy dari profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel intensitas aset tetap yang dilakukan oleh Meisiska (2016) yang meneiti tentang analisis faktorfaktor yang mempengaruhi efektivitas pembayaran pajak pada wajib pajak 6
7 badan, menunjukkan hasil bahwa intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif. Semakin rendah tarif pajak efektif maka semakin tinggi adanya penghindaran pajak (tax avoidance). Artinya intensitas aset tetap berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Menurut Dharma dan Ardiana (2016) yang meneliti tentang pengaruh leverage, intensitas aset tetap, ukuran perusahaan, dan koneksi politik terhadap tax avoidance, menghasilkan bahwa intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Menurut Adisamartha dan Noviari (2015) yang meneliti tentang pengaruh likuiditas, leverage, intensitas persediaan dan intensitas aset tetap pada tingkat agresivitas wajib pajak badan, menyatakan bahwa intensitas aset tetap tidak berpengaruh pada tingkat agresivitas wajib pajak badan. Hasil penelitian terdahulu terkait variabel intensitas persediaan yang dilakukan oleh Adisamartha dan Noviari (2015) yang meneliti tentang pengaruh likuiditas, leverage, intensitas persediaan dan intensitas aset tetap pada tingkat agresivitas wajib pajak badan menyatakan bahwa intensitas persediaan berpengaruh positif pada tingkat agresivitas pajak. Menurut Surbakti (2012) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan dan reformasi perpajakan terhadap penghindaran pajak di perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI tahun menemukan bahwa inventory intensity berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Menurut Siregar dan Widyawati (2016) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan 7
8 manufaktur di BEI menunjukkan hasil bahwa inventory intensity tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Dharma dan Ardiana (2016), yang meneliti tentang pengaruh leverage, intensitas aset tetap, ukuran perusahaan dan koneksi politik terhadap tax avoidance pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Alasan peneliti mereplikasi penelitian Dharma dan Ardiana (2016) adalah selain untuk menguji kembali konsistensi hasil penelitian terdahulu juga untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dengan mengajukan variabel lain sebagai variabel independen yaitu profitabilitas dan intensitas persediaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dharma dan Ardiana (2016) terletak pada penggunaan variabel, sampel penelitian dan tahun penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan intensitas persediaan. Alasan peneliti mengeliminasi variabel ukuran perusahaan dan koneksi politik karena ukuran perusahaan dalam penelitian Dharma dan Ardiana (2016) diproxykan dengan total aset, sedangkan intensitas aset tetap juga dihitung dengan membandingkan total aset tetap dengan total aset, karena ditakutkan terjadi data yang heteroskedastisitas maka dari itu peneliti mengeliminasi variabel ukuran perusahaan dan mengganti dengan variabel profitabilitas dengan alasan peneliti ingin mengetahui bukti empiris pengaruh variabel profitabilitas terhadap tax avoidance. Sedangkan variabel koneksi politik dalam 8
9 penelitian Dharma dan Ardiana (2016) tidak memiliki pengaruh terhadap tax avoidance dan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Marfu ah (2015) dan Alfia (2015) variabel koneksi politik tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, maka dari itu peneliti mengeliminasi variabel koneksi politik dan mengganti dengan variabel intensitas persediaan dengan alasan karena peneliti ingin mengetahui bukti empiris pengaruh intensitas persediaan terhadap tax avoidance. Tahun penelitian pada penelitian ini adalah , dengan alasan laporan keuangan yang digunakan peneliti adalah laporan keuangan yang paling up to date. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Alasan peneliti mengganti sampel penelitian karena penelitian yang dilakukan Dharma dan Ardiana (2016) menggunakan perusahaan Manufaktur dan beberapa penelitian terdahulu seperti Maharani dan Suardana (2014), Mulyani,darminto dan Endang (2014), Adisamartha dan Noviari (2015), Dewinta dan Setiawan (2016) juga menggunakan perusahaan Manufaktur sebagai sampel penelitian, oleh karena itu perusahaan Pertambangan dalam penelitian ini dipilih sebagai faktor pembeda dengan penelitian sebelumnya. Alasan peneliti memilih perusahaan Pertambangan karena perusahaan Pertambangan adalah salah satu perusahaan yang berkontribusi besar pada penerimaan pajak negara yaitu 58,6% yang berasal dari penerimaan pajak migas 2,9% dan pajak non-migas (Kemenkeu, 2016). Tetapi melihat adanya data dari Kementerian ESDM bahwa terdapat perusahaan 9
10 Pertambangan yang di data oleh Direktorat Jenderal Pajak, sebesar 24% tidak memiliki NPWP, serta sekitar 35% yang tidak melaporkan SPT, hal ini menandakan perusahaan pertambangan belum secara keseluruhan membayar pajaknya atau dapat dikatakan perusahaan melakukan penghindaran pajak (Industry, 2016). Kemudian adanya data tax amnesty periode juli-september 2016 mencapai Rp 94 triliun (Pajak, 2016). Dari jumlah WP sektor tambang dan minerba hanya 16,2% WP yang mengikuti program tax amnesty dengan nilai tebusan hanya 221 miliar kemudian pada WP Pertambangan minyak gas hanya 6,1% WP yang mengikuti program tax amnesty (Okezone, 2016). Penelitian ini penting dilakukan karena untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak secara legal, terutama bagi pembuat kebijakan perpajakan, hal ini penting karena dengan mengetahui faktor-faktor tersebut pembuat kebijakan perpajakan dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak akan melakukan strategi untuk mengoptimalkan penerimaan pajak. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada praktisi penyelenggara perusahaan agar dapat berhati-hati dalam melakukan penghindaran pajak agar tidak digolongkan dalam penyelundupan pajak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan? 10
11 2. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan? 3. Apakah intensitas aset tetap berpengaruh positif terhadap ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan? 4. Apakah intensitas persediaan berpengaruh positif terhadap ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini yaitu : a. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari leverage terhadap ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan. b. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari profitabilitas terhadap ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan. c. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari intensitas aset tetap terhadap ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan. d. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari intensitas persediaan terhadap ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan. 2. Manfaat dari penelitian ini yaitu : a. Bagi Akademis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kajian ilmu perpajakan mengenai tax avoidance, serta menambah pengetahuan mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi tax avoidance yaitu leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan intensitas persediaan. 11
12 b. Bagi pembuat kebijakan perpajakan Untuk dapat lebih memperhatikan hal-hal yang bisa digunakan oleh perusahaan dalam rangka penghindaran pajak yang dapat mengurangi pendapatan negara dari sektor pajak. c. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada praktisi penyelenggara perusahaan agar dapat lebih berhati-hati dalam melakukan penghindaran pajak agar tidak digolongkan dalam penyelundupan pajak. d. Bagi peneliti lain Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya serta dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam penelitian ini. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (manajemen suatu usaha) dengan principal (pemilik usaha). Model
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori Agensi merupakan hubungan kontrak antara agent (manajemen suatu usaha) dengan principal (pemilik usaha). Model keagenan melibatkan kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu aspek penting bagi suatu negara. Dengan adanya pembayaran pajak dari wajib pajak baik itu wajib pajak orang pribadi maupun wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan, penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling besar. Menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011) menyatakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara berkembang masih perlu untuk melaksanakan pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah tentu memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuanganpemerintah-pusat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar 86,2%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kontribusi wajib yang sifatnya memaksa bagi wajib pajak baik orang pribadi maupun badan dengan tidak mendapatkan timbal balik (kontraprestasi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Widyawati, 2016). Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah demi memenuhi kebutuhan negaranya diharuskan menjalankan roda perekonomian dengan baik. Pajak merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian,
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang tax avoidance telah banyak dilakukan, begitu pula dengan penelitian tentang karakteristik perusahaan. Namun penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang dalam membangun perekonomian dalam negeri masih bergantung pada pendapatan pajak. Menurut fungsinya, pajak dibagi akan dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negeri tertarik untuk mendirikan perusahaan guna memanfaatkan sumber daya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber daya yang berlimpah serta merupakan kawasan lalu lintas perdagangan dunia. Hal ini
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Soemitro (dalam Mardiasmo, 2011) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset
Judul : Pengaruh Corporate Governance, Koneksi Politik, Leverage, dan Return On Asset terhadap Penghindaran Pajak Nama : Gusti Ayu Widya Lestari NIM : 1306305004 Abstrak Penghindaran pajak merupakan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap penerimaan sektor migas. Namun, saat ini pajak memegang peranan penting dalam pos penerimaan Anggaran Pendapatan
Lebih terperinci@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masyarakat sedang dihebohkan dengan adanya penerapan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat sedang dihebohkan dengan adanya penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 46. PP No. 46 ini merupakan Peraturan Pemerintah yang mengatur pajak untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Gencarnya Pengembangan dan Pembangunan di Indonesia dewasa ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Gencarnya Pengembangan dan Pembangunan di Indonesia dewasa ini harus didukung oleh pembiayaan yang memadai. Pembiayaan tersebut salah satunya bersumber dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan suatu sumber penerimaan negara dimana setiap orang yang ada di suatu negara memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Di Indonesia, pajak diatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang. Indonesia masih terus melaksanakan pembangunan negara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sehingga terciptalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendapatan suatu Negara berasal dari berbagai sektor, salah satunya berasal dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak (www.pajak.go.id,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia ini terbagi dalam beberapa bentuk negara berdasarkan perkembangan ekonominya masing-masing. Mulai dari negara maju, negara berkembang maupun negara belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan pasal 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat berdasarkan Undang-Undang, dan hasilnya digunakan demi pembiayaan pengeluaran umum pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin menipisnya sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia, maka pemerintah akan lebih menggantungkan pendapatan negara atau APBN melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan komisaris independen terhadap tax membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 1. Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan merupakan sumber keuangan yang sangat besar untuk membiayai segala keperluan pemerintah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya memakai berbagai cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pengeluaran terbesar suatu negara untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan nasional. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk menunjang kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontibusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada alinea IV pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan negara terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti melalui jumlah pendapatan negara APBN 2016 yang didominasi oleh penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan umum (Siti Resmi, 2011:1). Fungsi pajak ada 2 yaitu fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang dapat langsung ditujukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan kontribusi positif bagi pelaksanaan pembangunan. Pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pelaksanaan pembangunan. Pajak merupakan iuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disamping penerimaan dari sumber migas dan non migas. Pajak juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah dan merupakan salah satu negara dengan perekonomian yang cukup baik, sehingga kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber dana pemerintah adalah penerimaan dari sektor pajak. Penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum dan pembangunan nasional banyak didanai dari sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak mengherankan ketika pemerintah kemudian membuat aturan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia, sehingga tidak mengherankan ketika pemerintah kemudian membuat aturan yang diharapkan mampu menambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan suatu negara mencerminkan bagaimana negara tersebut maju dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat negara tersebut di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan yang diperoleh dan memiliki daya paksa. Pemungutan pajak secara umum berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah membutuhkan dana yang cukup besar untuk menjalankan berbagai program kerja yang telah disusun. Pajak merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berlimpah dan terletak pada kondisi geografis yang strategis, tidak mengherankan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dan mempunyai penduduk yang cukup besar. Indonesia sendiri mempunyai kekayaan alam yang berlimpah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar adalah pajak. Setiap wajib pajak diwajibkan untuk ikut berpartisipasi agar laju pertumbuhan dan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan kontribusi wajib oleh orang pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan bagi negara, sedangkan bagi perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan dari fiskus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah salah satu kewajiban masyarakat kepada negara dan sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. persentase terbesar dari total penerimaan negara secara keseluruhan ( Tiaras dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting di Indonesia.Hal ini tercermin dari komposisi penerimaan pajak negara dalam Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak. dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi negara, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan nasional.
Lebih terperinciHANA MARDIAH, 2016 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendapatan Negara Indonesia yang salah satunya berasal dari pajak, telah diatur dalam Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan No. 9 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Pajak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Pajak merupakan hal yang penting bagi sebagian besar negara karena dengan pungutan pajak, pemerintah dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang keberlanjutan pembangunan suatu negara. Peran aktif dan kepatuhan wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia disamping sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat penting peranannya bagi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada hakikatnya adalah proses pembaruan berkesinambungan untuk mencapai suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Bagi pemerintah Indonesia, tujuan pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi suatu negara pajak merupakan salah satu komponen penting dari pendapatan negara. Di seluruh negara, sumber pendapatan yang berasal dari pajak merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahannya, negara membutuhkan. pendapatan atau penghasilan. Negara menetapkan dua kelompok utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahannya, negara membutuhkan pendapatan atau penghasilan. Negara menetapkan dua kelompok utama sebagai sumber pendapatannya yakni dari sektor
Lebih terperincid. Hasil Uji Heteroskedastisitas b. Hasil Uji Koefisien Determinasi BAB I PENDAHULUAN
c. Hasil Uji Autokorelasi d. Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda a. Hasil Uji F (Uji Simultan) b. Hasil Uji Koefisien Determinasi c. Hasil Uji t (Uji Parsial) BAB
Lebih terperinciI. BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perpajakan adalah untuk meningkatkan pendapatan yang akan digunakan
I. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaaan negara yang paling besar. Tujuan perpajakan adalah untuk meningkatkan pendapatan yang akan digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia kini cukup pesat dilihat dari segi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara hukum yang berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, karena itu perpajakan sebagai salah satu perwujudan yang diwajibkan oleh Negara. Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Siklus hidup perusahaan berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan bertumbuh (growth), mencapai tahap pendewasaan (mature), dan penurunan (declines) (Drake,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya orang mendirikan perusahaan untuk mencapai laba. Oleh karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang dibangun. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa setiap akhir periode, setiap perusahaan akan membuat laporan keuangan. Setiap perusahaan menginginkan laporan keuangan terlihat
Lebih terperinciKata Kunci: Pengungkapan CSR, Profitabilitas, Inventory Intensity, Capital Intensity, Leverage, Agresivitas Pajak
Judul : Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Inventory Intensity, Capital Intensity, dan Leverage pada Agresivitas Pajak (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mandiri, maju dan berdaya saing. Karena di bidang ini sektor industri mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di sektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan di bidang ekonomi pada sumber daya alam dan sumber daya manusia yang produktif mandiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam negara kita. Hal ini dapat terlihat dalam. Gambar 1.1 Grafik Penerimaan Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak beberapa tahun terakhir ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sektor pajak mendapatkan perhatian yang luas. Perpajakan di indonesia telah menjadi sumber penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Adanya perbedaan kebijakan antara PSAK dan peraturan perpajakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya perbedaan kebijakan antara PSAK dan peraturan perpajakan menyebabkan timbulnya perbedaan antara laba komersial atau laba akuntansi dengan laba fiskal (Book Tax
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia penerimaan negara dari sektor pajak menduduki presentase paling tinggi dibandingkan sumber peneriman yang lain. Berikut data realisasi penerimaan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan terpenting bagi negara untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan terpenting bagi negara untuk membiayai pembangunan. Pajak yang dipungut akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih dalam kategori
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih dalam kategori negara berkembang maka bangsa Indonesia masih harus terus menerus melaksanakan pembangunan untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendanaan penting bagi perekonomian Indonesia. Sejalan dengan fungsi utama yang diinginkan dalam peraturan perpajakan yaitu fungsi anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak memegang peran yang sangat penting dalam perekonomian negara. Hal ini dikarenakan pajak yang berasal dari masyarakat merupakan intrumen sumber utama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang sehingga masih melakukan pembangunan negara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat agar dapat terciptanya kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak hingga saat ini masih menjadi primadona dalam penerimaan negara dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak hingga saat ini masih menjadi primadona dalam penerimaan negara dan komponen terbesar dalam negeri untuk menopang pembiayaan operasional pemerintahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. wewenang (agen). Menurut Anthony dan Govindarajan (2009), hubungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Dalam teori keagenan dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara pihak pemberi wewenang (prinsipal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) NOMOR 28 TAHUN 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1 disebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pemungutan pajak suatu negara memerlukan suatu sistem yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan pemungutan pajak suatu negara memerlukan suatu sistem yang telah disetujui masyarakat melalui perwakilannya di dewan perwakilan, dengan menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk. Semakin besarnya pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan
Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan fasilitas infrastruktur.
Lebih terperinci2 usaha (Tempo.co, Jakarta, 2015). Para pemilik usaha senantiasa berupaya untuk mengurangi beban pajak. Ketidaksenangan membayar pajak ini dipengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dalam Pasal 11 ayat (3) yang menyebutkan bahwa Pendapatan negara terdiri atas penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik materiil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi negara, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari iuran wajib
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepemilikan asing terhadap aggressive tax avoidance pada perusahan sektor. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh karakteristik perusahaan dan struktur kepemilikan asing terhadap aggressive tax avoidance pada perusahan sektor barang konsumsi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memiliki peranan yang penting dalam perekonomian negara Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar. Pajak adalah
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance
Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Industri Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia) Nama : Ni Kadek Yuliani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu dalam artikel website tanggal 31 Desember
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2013) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar bagi perekonomian Indonesia. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dan pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penerimaan kas negara masih rendah terutama faktor-faktor masyarakat yang memiliki minimnya pengetahuan tentang perpajakan. Perpajakan mempunyai kontribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus melaksanakan pembangunan demi mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sumber pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun pemerintah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang memuat alokasi belanja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu aspek yang memberikan kontribusi yang besar bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu aspek yang memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan negara. Dilihat dari fungsinya pajak memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting untuk pembangunan dan pengeluaran rutin negara yang tersusun dalam Anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menetapkan target yang tinggi untuk penerimaan pajaknya yaitu sebesar RP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia ketergantungan pada pajak sebagai sumber pendapatan tidak diragukan lagi. Perpajakan telah digunakan sebagai instrumen kebijakan utama untuk mentransfer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan pungutan yang bersifat wajib dan diatur oleh undang-undang. Bagi pemerintah, pajak memiliki dua fungsi utama, yaitu pajak digunakan untuk membiayai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin majunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin majunya ekonomi suatu negara tentu akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk membangun bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu juga di negara Indonesia. Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di berbagai negara pajak merupakan sebuah penerimaan yang cukup besar. Begitu juga di negara Indonesia. Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah disempurnakan terakhir dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang ketentuan umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan
Lebih terperinci