BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan ditakuti. Karena dalam

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan ditakuti. Karena dalam pola pikir mereka dari awal sudah tertanam pola pikir seperti itu. Terlebih jika dalam pembelajaran mereka merasa tegang, maka mereka tidak akan menyerap materi yang diajarkan. Kondisi seperti ini mencerminkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi matematika dibandingkan dengan materi pelajaran yang lainnya. Berdasarkan informasi dari guru matematika di SMP siswa merasa kesulitan dalam belajar dan mempelajari matematika, hal ini dibuktikan dengan (1) sebagian besar siswa masih kesulitan mengerjakan soal apabila dibuat berbeda dengan contoh yang diberikan oleh guru keadaan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memanipulasi matematika masih rendah (2) sebagian besar siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal yang berbentuk pembuktian, hal ini menunjukan bahwa masih lemah siswa dalam menarik kesimpulan, menyusun bukti memberikan alasan terhadap kebenaran solusi (3)sebagian siswa masih ragu ragu dalam mengajukan dugaan suatu masalah atau soal, hal ini dibuktikan ketika guru memberikan soal yang membutuhkan siswa untuk mengungkapkan argumen

2 atau alasan memilih jawaban tersebut mereka masih kesulitan. Semua ini dikarenakan siswa masih terpacu pada perhitungan rumus. Rendahnya tingkat penalaran siswa merupakan cerminan dari proses pembelajaran yang kurang berhasil. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidak berhasilan ini di antaranya yaitu dari dalam diri siswa itu sendiri maupun dari pengajaran yang dilakukan oleh guru. Guru hendaknya berupaya agar siswa dapat di ajak berfikir untuk menemukan konsep dan mengembangkan penerapannya, serta memahami keterkaitan antar konsep secara baik, kemudian dapat menerapkan konsep konsep tersebut ke dalam masalah masalah yang releven. Suatu pendekatan yang membantu para guru dalam rangka memicu perasaan keingin tahuan siswa untuk dapat menemukan konsep pembelajaran adalah model pembelajaran penemuan terbimbing (discovery ). Suryosubroto ( 2002 : 193 ) mengutip pendapat Sund ( 1975 ) bahwa penemuan terbimbing ( discovery ) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Model penemuan terbimbing (discovery ) merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi model mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model penemuan terbimbing adalah suatu model dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenalkan siswa siswanya menemukan sendiri informasi yang biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

3 Selain menggunakan model pembelajaran yang tepat, juga perlu didukung dengan adanya bahan ajar. Salah satu bahan ajar yang sesuai adalah modul. Sejauh ini belum tersedia bahan ajar berupa modul dengan model pembelajaran discovery pada materi segiempat. Dipilihnya segiempat dalam pengembangan modul ini dengan pertimbangan karena selama ini, untuk mengajarkan konsep-konsep segiempat, guru biasanya langsung memberi tahu siswa, sementara siswa hanya mencatat apa yang disampaikan oleh gurunya. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk Mengembangkan modul pada materi segi empat dengan model pembelajaran discovery untuk siswa kelas VII SMP B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk pengembangan modul materi segi empat dengan menggunakan model pembelajaran discovery di kelas VII SMP? 2. Bagaimana kelayakan modul pada materi segi empat dengan menggunakan model pembelajaran discovery di kelas VII SMP? 3. Bagaimana respon siswa dan respon guru terhadap modul dengan model pembelajaran discovery siswa SMP kelas VII

4 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari pengembangan modul ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk menghasilkan produk berupa modul materi segi empat dengan menggunakan model pembelajaran discovery di kelas VII SMP 2. Untuk mengetahui kelayakan atau kevalidan dari modul pada materi segi empat dengan menggunakan model pembelajaran discovery di kelas VII SMP 3. Untuk mengetahui respon siswa dan respon guru terhadap modul dengan model pembelajaran discovery siswa SMP kelas VII D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil pengembangan modul pada materi segi empat dengan menggunakan model pembelajaran discovery ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa Modul ini dapat digunakan oleh siswa sebagai salah satu sumber belajar 2. Bagi Guru Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai alternatif dalam menyajikan materi 3. Bagi Sekolah

5 Menambah khasanah perangkat pembelajaran berupa modul dengan model discovery pada materi segi empat 4. Bagi Peneliti Pengembangan modul ini merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dan merupakan rahmat Allah SWT. 5. Bagi Peneliti Lain Pengembangan modul ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitiannya.