BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mengenalkan apa

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mengenalkan apa yang ada di jagad raya dan mempelajari gejala alam. IPA tidak hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip, tetapi juga mengenai suatu proses penemuan. IPA sangat penting bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran IPA di SD merupakan mata pelajaran pokok karena mata pelajaran IPA di SD termasuk salah satu pelajaran yang di ujikan pada Ujian Nasional. Pembelajaran IPA pun tak berhenti pada bangku SD karena pada jenjang selanjutnya masih di pelajari seperti di SMP, SMA, dan seterusnya, tentunya menyesuaikan tahapan-tahapan pola pikir anak karena pada dasarnya kompetensi-kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran IPA harus ditumbuhkan dalam diri siswa sesuai dengan perkembangan taraf pemikirannya. Kompetensi-kompetensi dasar yang mereka miliki diharapkan dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan kesehariannya. Kompetensi Dasar (KD) dalam pembelajaran IPA di kelas V salah satunya yaitu sifat-sifat cahaya. Semua contoh-contoh yang menggunakan prinsip sifat-sifat cahaya terdapat dalam lingkungan siswa, hanya saja mereka masih belum menyadarinya. Materi sifat-sifat cahaya perlu di ajarkan pada siswa SD agar mereka mengetahui prinsip, konsep, contoh, dan tujuan sifat-sifat cahaya. Proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan 1

2 2 keterampilan proses, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan (Trianto, 2010: 143). Materi sifat-sifat cahaya memiliki tujuan untuk mempermudah manusia dalam menjalankan pekerjaannya, dengan begitu saat siswa memahami konsep dan prinsip sifatsifat cahaya. Pengetahuan IPA yang dimiliki siswa diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Pengetahuan tersebut dapat merangsang kreatifitas anak dalam menciptakan sesuatu untuk dapat digunakan dalam masyarakat. Konsep dan prinsip pembelajaran IPA mengenai KD sifat-sifat cahaya harus disampaikan pada siswa hingga mereka memahami dengan matang. Guru harus mampu menjadi fasilitator dalam mengembangkan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA membutuhkan variasi, seperti media yang digunakan atau model pembelajaran. Samani dan Hariyanto (2012:51) tanggung jawab yaitu melakukan tugas sepenuh hati. Bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri, dan mengatasi stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil. Mulyasa (2014: 189) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Tanggung jawab dan prestasi belajar dapat dijadikan bahan berkonsultasi atau berkolaborasi dengan sesama guru atau rekan kerja untuk

3 3 melakukan inovasi dalam pembelajaran. Inovasi dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang digunakan untuk memancing keaktifan siswa dalam proses pembelajaran agar tidak merasa bosan dan akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Sa ud (2014: 12) bahwa timbulnya inovasi di dalam pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar lebih efektif dan efisien. Guru dapat menggunakan berbagai model pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA adalah model kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Model kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini akan banyak memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Model kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan bertujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu menyelesaikan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Model ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik (Huda, 2014:207). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang model kooperatif tipe Two Stay Two Stray karena memiliki keunggulan yaitu merupakan model yang dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Kegiatan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas dapat

4 4 terlihat dari hasil prestasinya. Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh model kooperatif tipe two stay two stray dalam Kompetensi Dasar sifat-sifat cahaya terhadap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa di kelas V SD Negeri Jipang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam Kompetensi Dasar sifat-sifat cahaya terhadap tanggung jawab siswa di kelas V SD Negeri Jipang? 2. Apakah ada pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam Kompetensi Dasar sifat-sifat cahaya terhadap prestasi belajar siswa di kelas V SD Negeri Jipang? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam Kompetensi Dasar sifat-sifat cahaya terhadap tanggung jawab siswa di kelas V SD Negeri Jipang. 2. Untuk mengetahui pengaruh model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam Kompetensi Dasar sifat-sifat cahaya terhadap prestasi belajar siswa di kelas V SD Negeri Jipang.

5 5 D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis, yang akan dijelaskan sebgaimana tertera pada di bawah ini : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini, antara lain : a. Sebagai sarana untuk mengetahui model-model pembelajaran yang cocok digunakan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. b. Sebagai sarana untuk pengembangan penelitian quasi eksperimen. c. Sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Siswa : Siswa diharapkan akan dapat merasakan dampak positif dari penelitian. Siswa menjadi terpengaruh positif dengan melaksanakan model pembelajaran yang digunakan, sehingga prestasi dan tanggung jawab belajar siswa dapat dicapai dengan maksimal. b. Bagi Guru : Guru-guru diharapkan akan dapat menerima pengaruh positif dari penggunaan model-model pembelajaran yang sesuai digunakan untuk mengajarkan materi tertentu dalam suatu mata pelajaran. c. Bagi Sekolah : Penelitian yang dilaksanakan akan menjadi acuan sekolah dalam memilih model pembelajaran yang cocok digunakan untuk

6 6 pembelajaran pada materi sifat-sifat cahaya, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Jipang akan menjadi semakin meningkat dan memuaskan. d. Bagi Penulis : Penelitian ini bermanfat untuk mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan di Sekolah Dasar (SD) yang diperoleh di Perguruan Tinggi. Mendapatkan pengalaman penelitian sekaligus dapat dijadikan sebagai bekal jika sudah menjadi tenaga pendidik.