BAB I PENDAHULUAN. Colin Mathers, koordinator divisi kematian dan penyakit di WHO,
|
|
- Yanti Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan tekhnologi informasi pada era sekarang ini, menyebabkan perbaikan kuwalitas hidup manusia diseluruh dunia. Colin Mathers, koordinator divisi kematian dan penyakit di WHO, menyatakan bahwa angka harapan hidup global telah meningkat dari 64 tahun pada tahun 1990 menjadi 70 tahun pada tahun 2011 (Sativa, 2013). Jadi peningkatan rata-rata angka harapan hidup manusia adalah 8 jam perhari dalam 20 tahun belakangan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh kementerian kesehatan Republik Indonesia, angka harapan hidup masyarakat Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Eka Viora, mengatakan pada tahun 2014 umur harapan hidup masyarakat Indonesia rata-rata akan mencapai 72 tahun. Padahal pada tahun 2004, umur harapan hidup masyarakat Indonesia hanya pada kisaran 66,2 tahun(sufa, 2013). Angka harapan hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh kesehatan masyarakat. Jika kesehatan masyarakat terus membaik maka angka harapan hidup akan terus meningkat. Untuk meningkatkan kesehatan salah satu caranya yaitu dengan rutin berolahraga. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, olahraga adalah gerak badan untuk menyehatkan dan menguatkan tubuh. Salah satu olahrga yang paling digemari di dunia ialah futsal. Terbukti futsal dimainkan oleh lebih dari satu juta pemain yang 1
2 2 terdaftar di seluruh dunia dan futsal juga merupakan olahraga yang berkembang di banyak negara. Futsal hampir sama dengan sepak bola, hanya saja dalam permainan futsal dimainkan oleh lima pemain dalam satu tim dan ada sedikit perbedaan dalam peraturan pertandingan. Namun terlepas dari semua itu, cara bermain dan kemampuan yang harus dimiliki pemain futsal hampir sama dengan sepak bola. Ini dikarenakn sejarah permainan futsal memang berasal dari permainan sepak bola. Menurut sejarah,futsal dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Kata futsal berasal dari bahasa spanyol yaitu futbol dan sala, yang mana futbol berarti sepak bola, sala berarti ruangan. Jadi, futsal merupakan sepak bola dalam ruangan. Sepak bola memang dimainkan dalam ruangan dimana ukuran lapangannya hampir 4 kali lebih kecil dari ukuran lapangan sepak bola. Lapangan yang biasanya keras dan licin membuat futsal menjadi lebih beresiko untuk terjadinya cidera. Pergerakan bola yang lincah dan waktu yang relatif singkat (hanya 15 menit/babak) membuat para pemain dituntun untuk lihai dan cepat dalam mengolah bola. Dikarenakan olahraga futsal ini memiliki gerakan yang komplit dan menuntut mobilitas yang tinggi, maka dalam olah raga ini sering sekali terjadi cidera. Survey terbaru dari Belanda menyatakan bahwa futsal merupakan 10 diantara olahraga yang paling berkontribusi bagi jumlah cedera olahraga dan memiliki insiden cidera tertinggi per jam partisipasi olahraga. Tingkat cedera adalah sekitar 2,7 kali lebih tinggi
3 3 daripada sepak bola. Tubuh bagian bawah adalah yang paling dominan terjadi cidera dan regio yang paling banyak terjadi cidera yaitu pada regio lutut. Berdasarkan data yang diperoleh oleh Junge dan Dvorak (2010), pada FIFA Futsal World Cups terjadi total 26 kali cidera pada regio lutut. Sehingga perhatian terhadap kemampuan dan kesiapan lutut pada saat akan melakukan olahraga futsal tersebut sangatlah penting. Lutut merupakan salah satu persendian sinovial terbesar pada tubuh manusia. Sendi lutut merupakan sendi yang sangat kompleks, dimana terdapat segudang keterikatan ligamen, bersama dengan berbagai otot yang memperkuat sendi, memberikan pemahaman tentang kompleksitas sendi tersebut (Levangie dan Norkin, 2005). Sendi lutut bekerja bersama sendi hip dan sendi ankle untuk menopang berat badan. Pada saat kita melakukan aktifitas, sendi lutut menerima tekanan lebih besar dari berat badan. Sehingga dengan demikian wajar bila sendi lutut dilengkapi dengan banyak struktur yang menopangnya. Sendi lutut merupakan pertemuan dari distal tulang femur dengan tibia yang disebut sendi tibiofemoral, distal tulang femur dengan tulang patela disebut sendi Patelofemoral, serta hubungan antara proksimaltulang tibia dengan proksimal tulang fibula dinamakan sendi Tibiofibular. Sendi utama pada lutut adalah sendi Tibiofemoral, sehingga Lavingie dan Norkin (2005), menjelaskan sendi tibiofemoral dengan menyamakannya dengan kata sendi lutut. Dalam melakukan gerakannya sendi lutut dilengkapi oleh jaringan lunak yang berada disekitarnya seperti kapsul sendi, ligamen dan otot.
4 4 Kapsul sendi merupakan salah satu bagian terpenting bagi sendi untuk menjaga integritas dan fungsi normalnya. Kapsul sendi bagian anterior tersusun atas tendon otot quadrisep pada superior dan tendon patela pada inferior. Bagian anteromedial dan anterolateral kapsul, sering diidentifikasikan sebagai medial dan lateral patela retinacula atau bersama sebagai retinakulum ekstensor. Kapsul sendi juga diperkuat oleh ligamen kapsul medial, lateral dan posterior. Kapsul sendi bekerja dan bekerja sama dengan ligamen untuk menghasilkan tahanan mekanik sebagai salah satu pembentuk stabilitas dan mobilitas sendi. Sendi lutut terdiri dari beberapa ligamen yaitu Ligament Colateral Lateral (LCL), Ligament Colateral Medial (MCL), Ligament Crusiatum Anterior (ACL), Ligament Crusiatum Posterior (PCL). ligament bersama dengan kapsul sendi berperan sebagai stabilisator statis dan dinamis. Dikarenakan begitu vitalnya fungsi dari ligament tersebut, maka sedikit cidera yang terjadi pada ligament akan sangat merugikan. Selain beberapa elemen diatas, satu lagi yang menjadi elemen penting bagi sendi lutut ialah otot. Otot merupakan sumber dari gerakan pada tubuh manusia. Otot adalah Sebuah jaringan yang terdiri dari serat yang mampu berkontraksi untuk mempengaruhi gerakan tubuh. Setiap gerakan yang dilakukan oleh manusia merupakan hasil dari kontraksi otot yang dikendalikan oleh sistem syaraf. Dikarenakan gerakan utama sendi lutut adalah fleksi dan ekstensi, maka Lavingie dan Norkin (2005) mengelompkkan otot pada sendi lutut menjadi kelompok otot fleksor dan ekstensor.
5 5 Kelompok otot fleksor ialah kelompok otot yang berkontraksi ketika lutut melakukan gerakan fleksi atau menekuk. Otot-otot seperti popliteus, grasilis, sartorius, gastroknemius dan Hamstring (Semitendonosus, semimembranosus dan Bicep femoris) bekerja aktif dalam melakukan gerakan tersebut secara bersama. Sedangkan kelompok otot ekstensor terdapat otot vastus lateralis, vastus medialis, vastus intermedius dan rectus femoris yang biasa disebut quadrisep. Seluruh elemen yang menyokong sendi lutut tersebut akan bekerja sama untuk menciptakan mobilitas dan stabilitas pada sendi lutut. Stabilitas merupakan keadaan yang tetap tidak berubah, bahkan bila ada kekuatan yang secara normal dapat merubah keadaan atau kondisi (Myers et al, 2006). Sehingga stabilitas sendi lutut ialah kemampuan sendi lutut untuk mempertahankan posisi normalnya. Sedangkan stabilitas fungsional menurut Sofi Tagesson (2008) adalah kemampuan sendi untuk tetap stabil selama melakukan aktivitas. Sehingga dengan stabilitas sendi lutut yang baik maka kemungkinan lutut untuk bergerak kearah abnormal akan berkurang, sehingga itu akan mampu mengurangi resiko cidera pada pemain futsal. Untuk mengurangi resiko cidera tersebut, maka diharus melakukan latihan guna meningkatkan kemampuan otot agar tercipta kestabilan sendi lutut tersebut. Dalam melakukan latihan tersebutharus memperhatikan aspek aspek yang memenuhi tujuan latihan tersebut. Oleh sebab itu dalam melakukan latihan disarakan agar didampingi oleh pelatih yang berkolaborasi dengan tenaga ahli lainnya. Dalam hal pencegahan cidera,
6 6 rehabilitasi dan peningkatan kemampuan seseorang, peran serta dari seorang Fisioterapis sangat diperlukan. Fisioterapi sebagai salah satu bagian dari profesi dalam bidang kesehatan yang tugas utamanya yaitu untuk meningkatkan, memelihara dan memulihkan kemampuan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan seperti yang tercantum dalam WCPT 1999 di Yokohama, Jepang. Dan sesuai dengan Permenkes nomor 80 tahun 2013, yang menyatakan bahwa Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses fisioterapi yaitu peningkatan kemampuan gerak fungsional agar masyarakat dapat menjalankan aktivitas secara optimal. Oleh karena itu fisioterapi sebagai tenaga kesehatan harus mempunyai kemampuan dan keterampilan guna memaksimalkan potensi gerak yang ada sehubungan dengan peran fisioterapi yaitu mengembangkan (Promotif), mencegah (Preventif), mengobati (kuratif) dan mengembalikan (rehabilitatif) terhadap gerak dan fungsi seseorang. Hal ini menandakan bahwa peran fisioterapi menyeluruh, yang artinya tidak hanya berperan pada orang sakit saja tetapi juga pada orang sehat untuk mengembangkan dan memelihara kemampuan aktifitas ototnya.
7 7 Pada orang sehat, latihan penguatan dapat meningkatkan kinerja otot yang diperlukan untuk mencegah terjadinya cidera. Fisioterapis harus dapat mencegah siklus terjadinya cidera, dengan mendisain program latihan yang dapat mempertahankan stabilitas sendi. Program latihan meliputi reedukasi sistem neuromuskular dan latihan untuk menciptakan keseimbangan antara otot agonis dan antagonis. Terapi latihan sebagai salah satu modalitas fisioterapi, dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot yaitu dengan memberikan latihan penguatan. Dengan memberikan latihan penguatan maka akan terjadi penambahan jumlah sarkomer dan serabut otot, sehingga dengan terbentuknya serabut serabut otot yang baru maka kekuatan otot dapat meningkat. Dalam menjaga stabilitas sendi tidak memerlukan kekuatan otot yang besar. Stabilitas sendi tercipta karena ada ko-kontraksi yang baik dari otot-otot sekitar sendi lutut. Sehingga dalam penyusunan program latihan harus memperhatikan kekuatan antara otot agonis dan antagonis agar tercapai peningkatan kestabilan sendi lutut yang diinginkan. Oleh sebab itu dalam latihan untuk meningkatkan kestabilan sendi sering diberikan latihan Closed Chain Exercise. Closed Chain Exercise (CKC) adalah konsep latihan dimana gerakan pada salah satu segmen menghasilkan gerakan pada segmen yang lain. Manfaat dari CKC yaitu menghasilkan ko-kontraksi dari quadriseps, hamstring; menurunkan gaya geser antara tibia dan fibula, dan meningkatkan kompresi sendi, sehingga dapat meningkatkan stabilitas sendi. Banyak jenis latihan yang termasuk Closed Chain Exercise (CKC).
8 8 Sehingga dalam penelitian ini peneliti bermaksud membandingkan dua latihan yang memiliki tipe Closed Chain Exercise (CKC) yaitu antara latihan Step up dan Latihan Wall squat. Latihan Step up adalah latihan penguatan yang melibatkan beberapa otot bagian bawah. Latihan ini baik dilakukan karena meniru gerakan yang biasa dilakukan sehari-hari yaitu gerakan menaiki tangga. Dimana latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan otot kuadrisepdan diikuti oleh gerakan dari hamstring dan otot otot lainnya sebagai penstabil. Serta gerakan ini juga melibatkan sendi sendi lain seperti sendi pinggul dan sendi pergelangan kaki. Tidak hanya itu, gerakan latihan Step up ini juga melibatkan sendi-sendi bagian atas dari tubuh. Dapat dilihat pada saat akan melakukan gerakan step up, bagian atas tubuh akan bereaksi untuk mempertahankan kestabilan tubuh. Sehingga dalam latihan ini gerakan untuk mencapai stabilitas fungsional dapat tercapai dengan sempurna. Latihan Wall squat bentuk latihan penguatan dengan tipe gerakan Close-Kinetic Chain (CKC). Latihan ini menerapkan tipe kontraksi otot isometrik dengan beban berat badan atau juga dapat ditambah dengan beban eksternal seperti barbel dan lainnya. Latihan wall squat menerapkan gerakan seperti melakukan gerakan jongkok. Sehingga dalam latihan ini selain melatih kekuatan otot-otot sendi lutut sebagai target utama, juga akan melatih gerakan dari sendi hip dan ankle secara bersamaan. Sehingga gerakan dengan latihan ini koordinasi pergerakan sendi-sendi ekstremitas bawah akan terjadi. Namun dalam latihan ini, bagian belakang dari tubuh
9 9 yaitu sepenjang ruas tulang-tulang vertebra sampai occipital akan bersandar didinding. Sehingga latihan ini menutup gerakan dari sendisendi bagian atas tubuh yang terlibat dalam menstabilkan gerakan pada saat beraktifitas. Yang berarti koordinasi gerakan antara sendi bagian atas tubuh dan bagian bawahnya tidak ikut terlatih. Dan ini akan menyebabkan kestabilan fungsional yang ingin dicapai kurang sempurna. B. Identifikasi Masalah Futsal memiliki beberapa karakteristik unik dari kecepatan dan intensitas perebutan penguasaan bola, untuk itu pemain dituntut kecerdasan, pergerakan, dan kecepatannya. Selain itu, mereka perlu tahu bagaimana bertindak dalam daerah lapangan yang berbeda (Baroni, generosi, & Junior, 2008). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Varkiani et al (2013), yang bertujuan untuk mempelajari cedera olahraga pemain futsal dari Iran selama satu tahun kalender Persia pada 21 Maret 2010 sampai 20 Maret 2011 dengan data olahraga federasi Medicine sistem surveilans cedera. Penelititan ini menunjukkan, selama satu tahun, 1145 cedera dengan angka 8,1/1000 atlet yang dilaporkan oleh dokter tim dan kompetisi untuk melakukan pengobatan (Varkianiet al, 2013). Cidera yang paling banyak terjadi pada pemain futsal yaitu pada anggota gerak bawah tubuh. Menurut data diagnosis cidera pada FIFA Futsal World Cups tahun 2000, 2004 dan 2008 yang di kumpulkan oleh Junge A (2010), diketahui bahwa cidera yang paling banyak terjadi yaitu pada lutut dengan angka 15,8 % dari total seluruh cidera yang terjadi. Oleh
10 10 sebab itu, daerah lutut harus menjadi salah satu yang harus kita jaga dan tingkatkan kemampuan mobilitas dan stabilitanya. Stabilitas sendi adalah keadaan yang tetap tidak berubah, bahkan bila ada kekuatan yang secara normal dapat mengubah keadaan atau kondisi (Myers et al, 2006). Oleh sebab itu, stabilitas sendi sangat di perlukan bagi pemain futsal untuk menghindari cidera pada sendi tersebut. menurut kisner (2007) stabilitas sendiri adalah kemampuan sistem neuromuskular untuk memerintah otot bekerja sinergis pada bagian tubuh proksimal atau distal saat keadaan diam atau bergerak sehingga menjaga tubuh tetap dalam keadaan seimbang. Itulah sebabnya menjaga stabilitas sendi lutut penting bagi pemain futsal agar tetap seimbang dan terhindar dari cidera saat bermain Untuk menjaga dan meningkatkan stabilitas sendi tersebut, maka fisioterapi berperan penting dalam memberikan program latihan yang tepat. Ada berbagai macam tekhnik latihan yang dapat dilakukan mulai dari yang ringan sampai yang sulit. Namun pada penelitian ini, penulis memilih menggunakan latihan Step up dan latihan Wall squat. Latihan Step up dan latihan Wall squat merupakan latihan yang termasuk Close Kinetic Chain (CKC). Dimana dalam konsep latihan ini menyebabkan ko-kontraksi dari grup otot agonis dan antagonis (karandikar N, et al, 2011). Sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu stabilitas yang merupakan hasil dari ko-kontraksi yang baik antara grup otot agonis dan antagonis.
11 11 Latihan Step upmerupakan latihan dengan tipe close kinetic chain (CKC), yaitu dengan gerakan melangkah keatas kotak atau meja atau tapakan yang dilakukan berulang-ulang. Dimana pada gerakan ini bukan hanya melibatkan sendi lutut sebagai penggerak utama, namun juga melibatkan sendi-sendi lain separti sendi hip serta sendi pergelangan kaki. Dan pada latihan Wall squat lebih bersifat statis resisten, dimana gerakannya yaitu bergerak jongkok dengan badan bagian belakang bersandar pada dinding. Latihan ini melatih kedua kaki untuk bekerja bersama untuk menopang berat badan. Sehingga kekuatan kedua kaki akan sama. Namun bagian belakang tubuh bersandar ke dinding sehingga mencegah gerakan sendi bagian atas tubuh untuk teraktifasi. C. Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah tersebut diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah latihanstep up dapat meningkatkan stabilitas fungsional lutut pada pemain futsal? 2. Apakah latihan Wall squat dapat meningkatkan stabilitas fungsional lutut pada pemain futsal? 3. Apakahada perbedaan antara latihan step up dengan latihan wall squat terhadap peningkatan stabilitas fungsional sendi lutut?
12 12 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk membandingkanpengaruh antara latihan Step updengan latihan Wall squatterhadap peningkatan stabilitas fungsionalsendi lutut pada pemain futsal. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaru latihan Step up dalam meningkatkan stabilitas fungsional sendi lutut pada pemain futsal. b. Untuk mengetahui pengaruh latihan Wall squat dalam meningkatkan stabilitas fungsional sendi lutut pada pemain futsal. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti dan Fisioterapi a. Untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh pemberian latihan Step up terhadap peningkatan stabilitas fungsional sendi lutut pada pemain futsal. b. Untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh pemberian latihan Wall squat terhadap peningkatan stabilitas fungsional sendi lutut pada pemain futsal. 2. Bagi Institusi Pendidikan a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk diteliti lebih dalam sekaligus menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan lebih
13 13 lanjut mengenai penanganan dan intervensi untuk peningkatan stabilitas fungsional lututpada pemain futsal. b. Dapat menambah khasanah ilmu kesehatan khususnya di ilmu kebugaran tubuh (fitness) dan dalam dunia pendidikan pada khususnya. 3. Bagi Praktisi Fisioterapi Sebagai referensi tambahan mengenai penanganan dan intervensi fisioterapi yang digunakan untuk peningkatan stabilitas fungsional sendi lututpada pemain futsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang atau dua pasang yang saling berlawanan, bertujuan memukul shuttlecock melewati bidang permainan lawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekuatan dan daya tahan otot saling mempengaruhi. Saat kekuatan otot meningkat, daya tahan juga meningkat dan sebaliknya. Lemahnya stabilitas sendi dapat menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muskulus kuadrisep adalah salah satu jaringan lunak yang paling penting
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Muskulus kuadrisep adalah salah satu jaringan lunak yang paling penting dalam mempertahankan fungsi sendi patellofemoral dengan menarik patela ke arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan kekuatan jasmani merupakan salah satu dari sejumlah syarat mutlak yang wajib di miliki oleh seorang atlet sepak bola, mengingat beratnya latihan dan kontak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa memiliki beranekaragam aktivitas sehingga dituntut memiliki gerak fungsi yang baik dalam hal seperti mengikuti perkuliahan, melaksanakan tugas-tugas kuliah
Lebih terperinciDewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang optimal untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan salah satu gangguan yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas dan fungsional, sehingga menghambat aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal berasal dari bahasa Spanyol, yaitu futbol (sepakbola) dan sala (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan. Olahraga futsal adalah olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka kesehatan fisik ialah salah satu hal yang penting. Kesehatan fisik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin majunya perkembangan jaman, persaingan dalam segala bidang semakin ketat. Untuk mampu mengikuti persaingan yang semakin ketat dibutuhkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah manusia. Yang berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga memberikan manfaat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta akan dapat berdampak kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG WHO menyatakan Health is a state of complete physical, mental and social well being and not merely the absence of deaseas or infirmity. Sehat adalah suatu keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah banyak penelitian yang dilakukan dalam bidang olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi. Masalah dalam peningkatan prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bergerak dalam menjalankan aktivitasnya. Sering kita jumpai seseorang mengalami keterbatasan gerak dimana hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini tehnologi sudah sangat berkembang sehingga memudahkan semua kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic), seperti contohnya tehnologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan semua orang tetapi kesehatan tidak akan diperoleh apabila tanpa diikuti oleh usaha yang memadai. Apabila kehidupan kita terus-menerus dimanjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerak. Manusia selalu berhubungan dengan proses gerak untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari aktivitas gerak. Manusia selalu berhubungan dengan proses gerak untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaki merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk menopang berat badan, namun banyak diantara kita yang memiliki masalah dengan kaki, salah satunya ialah Flat Foot atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk biopsikososial memerlukan kondisi yang sehat agar mampu menjalankan berbagai peranannya dalam masyarakat dan mampu beradaptasi dengan lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan di mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. makhluk sosial. Hal ini menuntut manusia untuk dapat meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangan jaman, kebutuhan manusia yamg semakin kompleks, yang membuat manusia semakin sibuk dengan aktifitas sebagai makhluk sosial. Hal ini menuntut
Lebih terperinciBAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran bahwa hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang hidupnya, manusia tidak terlepas dari proses gerak. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan berbagai macam aktifitas yang dipengaruhi oleh tugas, kepribadian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara, termasuk masyarakat Indonesia. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang melakukan aktifitas fisik untuk menunjang hidup sehat, karena Kesehatan sangat penting bagi kehidupan manusia untuk hidup dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta akan dapat berdampak kepada kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Negara Indonesia merupakan negara dengan jumah penduduk yang memasuki peringkat 5 besar penduduk terbanyak didunia. Dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai jenis olahraga prestasi, beladiri merupakan salah satu cabang olahraga yang berkembang di Indonesia. Olahraga beladiri yang ada di Indonesia antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk hidup dan untuk melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia melakukan aktifitasnya tidak pernah lepas dari proses gerak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu negara, seperti di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar seperlima dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan akan terjadi pada tubuh sejalan dengan semakin meningkatnya usia manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada semua organ dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupannya manusia memiliki banyak aktivitas untuk dilakukan baik itu rutin maupun tidak rutin. Ada berbagai macam aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kehidupan manusia pasti akan dihadapkan dengan beberapa masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang muncul. Dengan segenap kemampuan yang
Lebih terperinciHal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan
2 Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan kerja dan praktik fisioterapi yang menyatakan bahwa fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan dalam setiap siklus kehidupan, diawali dari masa bayi, kanak-kanak, masa remaja (pubertas) dan menuju proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di Indonesia olahraga sepak bola masih memerlukan perhatian yang besar baik dalam mencari bibit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kegiatannya yaitu penggunaan remote control, komputer,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini teknologi sudah sangat berkembang sehingga memudahkan semua kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic), seperti contohnya tehnologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan membuat manusia dituntut untuk hidup lebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran bahwa hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting untuk mencapai suatu prestasi maksimal. Power adalah kemampuan mengatasi hambatan dalam kecepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunya mengalami peningkatan, total jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan pusat statistik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu bergerak dan beraktivitas dalam kehidupannya. Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan pola pikir masyarakat yang terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik menjadi berkurang, yang mengakibatkanterjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain sehingga manusia harus memiliki kemampuan untuk bergerak atau melakukan aktivitas demi memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patah tulang atau dalam bahasa medis biasa disebut fraktur adalah kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang dapat berupa patahan atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era yang serba modern seperti sekarang ini maka mudah sekali untuk mendapatkan semua informasi baik dalam bidang teknologi, bisnis, serta bidang kesehatan. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelincahan merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari mulai alat komunikasi, alat perkantoran, alat transportasi sampai sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kini, perkembangan zaman semakin pesat. Setiap waktunya lahir berbagai teknologi baru yang memudahkan manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Dari mulai alat komunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola kegawang lawan, dengan memanipulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No 23,1992). Oleh karena itu kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta manfaat, waktu dan metode yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki setiap potensial gerak yang dapat dikembangkan sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi gerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang hidupnya, manusia tidak terlepas dari proses gerak. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan berbagai macam aktifitas yang dipengaruhi oleh tugas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup sehat adalah tujuan semua orang. Salah satu yang mempengaruhi kualitas hidup individu adalah kondisi fisiknya sendiri. Sehingga manusia yang sehat sudah tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan pada manusia ada empat fase, yaitu fase anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Remaja adalah fase yang sangat penting yang menjadi kunci pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam melakukan
Lebih terperinciBERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT. Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY
BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY Abstrak lutut mudah sekali terserang cedera traumatik. Persendian ini kurang mampu melawan kekuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga broad jump termasuk olahraga atletik, cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan atau aktivitas sehari-hari dalam kehidupannya. Salah satu contoh aktivitas seharihari adalah bersekolah,kuliah,bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang optimal untuk dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan pertolongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, pola kehidupan masyarakat Indonesia semakin hari semakin berkembang dan maju, dimana pola hidup tersebut dapat berpengaruh terhadap pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih mengalami pertumbuhan dan perkembangannya sehingga remaja berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia tidak terlepas dari masa remaja. Dalam masa ini, anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangannya sehingga remaja berasal dari kata latin adolance
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang kehidupan manusia. Baik dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, sosial budaya, ilmu pengetahuan
Lebih terperinciDisusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTRITIS KNEE SINISTRA DENGAN MODALITAS TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DAN TERAPI LATIHAN Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J 100
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang diciptakan paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu bergerak untuk terus mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting, banyak faktor internal maupun external yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, salah satunya adalah kematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan- lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Bekerja merupakan hal wajib yang dilakukan, seiring kemajuan globalisasi maka daya konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan, yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan melalui upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu pendukung pembentukan manusia yang berkualitas adalah melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna meningkatkan kualitas hidup manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas adalah berjalan. Untuk dapat menghasilkan mekanisme pola berjalan yang harmonis, maka kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran bahwa hal tersebut bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk Indonesia yang hakikatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sehari-hari manusia dalam bekerja dan beraktivitas selalu melibatkan anggota gerak tubuhnya. Manusia adalah makhluk yang memerlukan gerak karena hampir seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya kemajuan dibidang teknologi dan komunikasi menyebabkan perubahan gaya hidup manusia, dampak besar yang terjadi terlihat jelas pada status kesehatan masyarakat.
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL Oleh: SURATMAN NIM.J.100.050.005 Diajukan guna untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia tidak akan terlepas dari masa remaja. Masa remaja merupakan saah satu periode dari perkembangan manusia, masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan
Lebih terperinciBasket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa dan 63,4 juta jiwa diantaranya adalah remaja dengan rentang usia 10-24 tahun berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sehat yaitu slogan baru untuk Negara Indonesia dalam upaya mensejaterahkan dan menyehatkan warga negaranya. Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun negatif. Seiring dengan keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari fungsi tangan dan penggunaan jarijari tangan sangat penting untuk sebagian besar melakukan berbagai aktifitas dan hampir setiap profesi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai lanjut usia (lansia). Lanjut usia (lansia) merupakan kejadian yang pasti akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejayaan Indonesia juga dapat dilihat dari prestasi para atlet dari masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau Badminton dan banyaknya faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi. Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari
BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya yang meliputi sehat jasmani, rohani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun dalam bidang olahraga juga manusia dituntut untuk hidup lebih maju mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dibutuhkan kesegaran jasmani dan tubuh yang sehat. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesegaran jasmani hendaknya melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan oleh seseorang dengan cara berlatih serta melalui suatu proses latihan yang terprogram, tersusun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap manusia tidak pernah terlepas
Lebih terperinciprotein adalah bahan utama pembentuk otot. dengan control sikap (stabililisasi), dimana stabilisasi akan
2 panjang otot saat kontraksi dan kecepatan kontraksi otot masingmasing individu. Kekuatan otot pada umumnya bertambah seiring usia yang juga bertambah karena asupan protein yang kita makan karena protein
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat. dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktivitas
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. manusia merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN INTRA MEDULLARY NAIL DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang penting dalam melakukan berbagai aktivitas baik ringan maupun berat. Aktivitas tersebut antara
Lebih terperinci