PT.PLN (PERSERO) WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA CABANG AMBON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT.PLN (PERSERO) WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA CABANG AMBON"

Transkripsi

1 BAB I. LATAR BELAKANG Cubicle 20 KV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada Gardu Hubung Distribusi yang berfungsi sebagai Pembagi, Pemutus, Penghubung Pengontrol dan Proteksi system penyaluran tenaga listrik tegangan 20 KV. Cubicle biasanya terpasang pada Gardu Hubung Distribusi atau Gardu Hubung yang berupa Beton maupun Kios. Cubicle yang terdapat didalam Gardu Hubung (GH) merupakan Panel Tegangan Menengah yang berfungsi sebagai salah satu sarana penunjang Utama untuk mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen, dimana didalam GH selain terdapat Trafo Distribusi terdapat pula beberapa cubicle dengan beberapa peralatan bantu sesuai kebutuhan antara lain : Pemutus beban pasangan dalam (PMT/LBS), Pemisah (DS), Isolator, Bus bar / Rel, Vacum sircuit breaker (VCB), Kabel saluran masuk/keluar, Tranformator Instrumen / Pengukuran antara lain : CT dan PT, dll. Terjadinya busur listrik ( Flash-over ) dapat dipengaruhi atau dapat disebabkan oleh kurang baiknya sirkulasi udara didalam ruangan cubicle itu sendiri maupun cara penempatan cubicle tersebut didalam Gardu Hubung (GH) yang tepat berada diatas got saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan saluran kabel tersebut didalam Gardu Hubung (GH), dan juga dipengaruhi oleh luas serta kondisi sirkulasi udara didalam Gardu Hubung (GH) tersebut. Jika ruangan didalam cubicle dibiarkan dalam keadaan lembab maka pada suatu saat uap air akan menempel bukan saja pada dinding cubicle tetapi juga pada seluruh atau sebagian besar peralatan penunjang seperti : Isolator, CT, PT, Bus bar, VCB, PMT, DS dll. Bila uap air ini dibiarkan terus menerus maka suatu saat akan terjadi busur listrik (Flash Over) diantara penghantar dan isolator. Selain itu dengan adanya arus beban jurusan yang besar dipikul oleh salah satu atau beberapa cubicle maka akan menimbulkan uap air akibat panas dan hal ini lebih memungkinkan timbulnya busur listrik (Flash Over) antara body dengan pengantar melalui badan CT, PT, VCB dan lain-lain sehingga hubung singkat Notje Manoppo, G 1

2 tidak dapat dihindari dan pada akhirnya akan mengganggu penyaluran tenaga listrik kepada konsumen PT. PLN ( Persero ) yang ada. Bila dilihat dari sisi ekonomis, maka pekerjaan pemeliharaan rutin serta menjaga sirkulasi udara yang baik secara terus menerus akan jauh lebih murah dibandingkan dengan mengganti Cubicle yang harganya mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah / unit, coba kita bayangkan kalau yang diganti beberapa buah cubicle pada salah satu Gardu Hubung, contohnya : Pengeluaran biaya yang cukup besar dilakukan pada Gardu Hubung PT. PLN (Persero) Ranting Saparua beberapa waktu lalu dan telah menelan biaya ± Rp.1 milyard untuk mengganti 5 ( lima ) buah cubicle akibat hal tersebut diatas. BAB II. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan suatu kajian tentang letak / posisi cubicle terhadap kelembaban udara yang dapat menimbulkan Busur listrik (Flash Over). Tolak ukur dari penelitian / penulisan Makalah ini adalah : Kelembaban udara yang terjadi pada Cubicle akan menyebabkan busur listrik (flash over) dan hasil akhir dari penelitian/penulisan Makalah ini merupakan masukan kepada PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara maupun PT. PLN (Persero) Area Ambon. Identifikasi 1. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kelembaban udara. 2. Kelembaban udara akan menimbulkan uap air yang dapat mengakibatkan terjadinya flashover. 3. Letak lantai CUBICLE yang menutupi seluruh permukaan got saluran kabel dapat mengakibatkan mudah terjadi kelembaban udara akibat panas. 4. Beban besar yang dipikul pada setiap CUBICLE baik incoming maupun out going juga dapat menimbulkan panas dan sangat Notje Manoppo, G 2

3 berpotensi menyebabkan terjadinya uap air pada perangkat pendukung didalam CUBICLE karena ruangan Cubikel tersebut tertutup. 5. Kurangnya lubang saluran udara atau ventilasi pada setiap CUBICLE dan Gardu Hubung juga berpotensi menyebabkan panas akibat beban, tidak dapat dihindari. Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : BAGAIMANA UPAYA MENGURANGI GANGGUAN BUSUR LISTRIK (Flash Over) PADA CUBICLE Definisi CUBICLE adalah lemari penghubung atau pembagi tegangan menengah danflashover adalah loncatan busur listrik Hipotesa Diduga bahwa letak CUBICLE akan berpengaruh terhadap kelembaban udara. Asumsi Semua CUBICLE mempunyai tipe dan karakteristik masing-masing, ada yang sama dan ada yang berbeda Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah merupakan survey dibeberapa CUBICLE,antara lain : Pada system Ambon, khususnya pada Gardu Hubung Colstorage Tulehu, Gardu Hubung Baguala, Gardu Hubung PT. Semen Tonasa. Pada system Masohi, khususnya pada Gardu Hubung Pusat Listrik Masohi dan Gardu Hubung Waipo, Pengertian Cubicle 20 kv 1. Pengertian Umum Cubicle 20 kv adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, Notje Manoppo, G 3

4 dan control yang terpasang pada ruang tertutup dan sebagai pembagi, penyalur, pengukur, pengontrol, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik. Disebut sebagai cubicle karena peralatan-peralatan tersebut dikemas plat berbentuk almari dengan pintu di bagian depan yang bisa dibuka dan ditutup menurut standar operasi yang diminta. 2. Jenis dan fungsi Cubicle Berdasarkan fungsi/penempatannya, cubicle TM 20 kv di Gardu Induk antara lain : Cubicle Incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke busbar 20 kv Cubicle Outgoing : sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke beban Cubicle Pemakaian sendiri (Trafo PS) : sebagai penghubung dari busbar ke beban pemakaian sendiri GI Cubicle Kopel (bus kopling); sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2 Cubicle PT / LA:: sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman terhadap surja. Cubicle Bus Riser / Bus Tie (Interface): sebagai penghubung antar sel. 3. Bagian-bagian Cubicle TM 20 kv terdiri dari 4 kompartemen, yaitu : a. Kompartemen PMT. Pada kompartemen ini terpasang Withdrawable Circuit Breaker. PMT dan mekanisme penggeraknya dapat dengan mudah dikeluarkan/dimasukkan ke dalam kubikel untuk keperluan pemeliharaan. b. Kompartemen Busbar Semua tertutup oleh bagian metal. Kompartemen busbar didisain agar bagian-bagian yang bergerak pada bagian ini seminimum mungkin. Busbar Notje Manoppo, G 4

5 dibuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan desain dari masing-masing pabrik. c. Kompartemen Sambungan Kabel Pada Kompartemen ini terdapat : Terminasi kabel tegangan menengah 3(tiga) pembagi tegangan (potensial divider), dilengkapi pada setiap pasa terminasi kabel, yang disambung dengan tiga neon indikator yang dipasang di muka panel. Fungsinya untuk melihat secara visual bahwa kabel tersebut dalam keadaan bertegangan atau tidak, sehingga aman terhadap petugas yang melaksanakan pengoperasian. Satu rangkaian hubung pendek dan pemisah tanah untuk sisi kabel. Dioperasikan dari depan panel, dilengkapi dengan mekanisme operasi kecepatan tinggi sehingga mempunyai kecepatan masuk yang tidak tergantung kecepatan operator. Trafo arus Trafo tegangan (sesuai permintaan). Bisa type tetap atau lepasan. Dilengkapi dengan pelebur dengan kapasitas pemutusan tinggi. d. Kompartemen Tegangan Rendah Kompartemen ini didisain untuk memperkecil resiko propagasi saat terjadi kegagalan. Auxiliary disambung ke PMT oleh susunan multi pin connector BAB III. PERSOALAN PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kelistrikan Nasional dan melayani konsumen dengan berbagai tarif antara lain : Tarif Rumah tangga, Industri, Bisnis, Pemerintah, Sosial dan Penerangan Jalan Umum selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, dimana semua sarana yang digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen diharapkan tetap dalam kondisi terpelihara secara baik sehingga kwalitas pendistribusian tenaga listrik juga akan semakin baik sesuai yang diharapkan oleh semua pihak. Notje Manoppo, G 5

6 Namun dalam kenyataannya saat ini masih terdapat beberapa kendala terutama sistim Distribusi yang sering terganggu akibat kurangnya pemeliharaan dan analisa kegagalan peralatan atau sarana yang dipakai terutama kondisi Cubicle pada beberapa Gardu Hubung (GH) yang sering mengalami gangguan akibat dari sirkulasi udara yang kurang baik didalam maupun diluar Cubicle atau sirkulasi udara yang kurang baik didalam Gardu Hubung secara keseluruhan, sehingga akan terjadi Kelembaban udara dalam Cubicle itu sendiri yang dapat menimbulkan terjadinya Busur Listrk (Flash Over) dan pada akhirnya sebagian atau seluruh system akan terganggu (Black Out system). PEMBANGKIT 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GI 20/150 kv TRAFO GI 150/20 kv 220 V RUMAH TRAFO DISTRIBUSI PUBLIK Gambar 1 :Pasokan tenaga listrik dari pusat listrik ke jaringan distribusi sampai ke pelanggan Sirkulasi udara yang kurang baik didalam dan diluar Cubicle menjadi faktor penyebab utama sehingga uap air akan tetap menempel pada sebagian peralatan atau seluruh peralatan diadalam kubikel juga pada dinding Cubicle tersebut. Bila uap air tersebut dibiarkan terus menerus maka suatu saat akan terjadi busur listrik (Flash Over) yang akan meluas mulai dari peralatan penghantar dan selanjutnya ke dinding Cubicle atau bumi sehingga terjadilah hubung singkat antar penghantar dengan bumi dan akibatnya Sistem akan terganggu atau listrik padam. Kondisi sirkulasi udara didalam dan diluar cubicle perlu segera Notje Manoppo, G 6

7 dibenahi untuk mengurangi kelembaban sehingga dapat mengurangi dampak terjadinya busur listrik atau flash over. Gambar 2. Peralatan Cubicle secara umum Dari berbagai jenis kubikel yang terpasang pada Gardu hubung, semuanya berfungsi untuk memikul dan menyalurkan beban ke konsumen. Beban tersebut akan menimbulkan panas didalam cubicle sehingga uap air akan muncul dan menyebabkan terjadinya Kelembaban Udara. BAB IV. PRA ANGAPAN Dari berbagai jenis kubikel yang terpasang pada Gardu hubung, semuanya berfungsi untuk memikul dan menyalurkan beban ke konsumen. Beban tersebut akan menimbulkan panas didalam cubicle sehingga uap air akan muncul dan menyebabkan terjadinya Kelembaban Udara. Sirkulasi udara yang kurang baik didalam maupun diluar Cubicle atau sirkulasi udara yang kurang baik didalam Gardu Hubung secara keseluruhan, sehingga akan terjadi Kelembaban udara dalam Cubicle itu sendiri yang dapat menimbulkan terjadinya Busur Listrk (Flash Over) dan pada akhirnya sebagian atau seluruh system akan terganggu (Black Out system) Notje Manoppo, G 7

8 Selain faktor panas akibat beban, kelembaban udara juga dapat terjadi karena Cara penempatan cubicle yang tepat berada diatas parit/saluran kabel yang menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut sehingga sirkulasi udara akan terhambat atau kurang baik. Ventilasi udara atas maupun bawah yang sempit atau tidak terpasang atau Cubicle ditempatkan terlampau dekat dengan dinding Gardu Hubung juga akan berpengaruh langsung pada suhu udara didalam cubicle maupun didalam Gardu Hubung (GH) itu sendiri. Terjadinya Busur Listrik (Flash Over) pada Cubicle disebabkan oleh karena sirkulasi udara yang kurang baik dalam Cubicle, sehingga : 1. Letak Cubicle perlu dirubah. 2. Menambah ventilasi udara pada cubicle itu sendiri. 3. Menambah ventilasi udara pada Gardu Hubung. 4. Membuat atau menambah lubang rembesan air pada permukaan lantai parit/saluran kabel. Untuk mengetahui seberapa besar tegangan lompatan api yang disebabkan oleh keadaan udara, maka perlu dilakukan pengujian.untuk mengoreksi hasil-hasil pengujian terhadap tekanan dan suhu dipakai rumus : V B V S = d dimana V S V B d = tegangan lompatan pada keadaan standar = tegangan lompatan yang diukur pada keadaan sebenarnya = kepadatan udara relative (relative air density) b B ,386 b B d = = t B t B sedangkan b B = tekanan udara pada waktu pengujian (mm Hg) t B = suhu sekeliling pada waktu pengujian ( 0 C) Notje Manoppo, G 8

9 BAB V. FAKTA YANG MEMPENGARUHI Kelembaban udara akan semakin meningkat akibat Cara penempatan cubicle yang tepat berada diatas parit/saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut dan menghambat sirkulasi udara masih sering terjadi pada sebagian besar Cubicle dalam Gardu Hubung (GH) sampai saat ini. Bila kondisi sirkulasi udara tersebut diatas tetap dibiarkan maka akan berdampak pada Kerugian yang dialami akibat Busur Listrik (Flash Over), baik oleh Pelanggan juga menimbulkan Kerugian Material dan Biaya pada pihak PT. PLN (Persero). Dampak yang dirasakan dari gangguan busur listrik (Flash Over) tersebut antara lain : 1. Sering terputusnya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. 2. Waktu pemeliharaan Cubicle akan berulang-ulang. 3. Kerugian material dan biaya yang dikeluarkan setiap tahun anggaran untuk pemeliharaan dan penggantian Cubicle sangat besar (Puluhan atau ratusan juta rupiah setiap tahunnya). 4. Kerugian karna hilangnya sebagian Kwh jual. Gangguan Busur listrik (Flash Over) tersebut sering terjadi pada beberapa Kubikel dalam Gardu Hubung, baik pada Sistem Ambon maupun Sistem lainnya diluar pulau Ambon PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara, lebih khusus pada Area Ambon. Dampak negatif langsung akibat terjadinya gangguan Busur listrik (Flash Over) yang dirasakan pelanggan adalah : Aliran listrik terputus atau padam pada sebagian atau seluruh pelanggan yang dilayani oleh sistem tersebut, artinya semua atau sebagian kebutuhan pelanggan yang mengguanakan aliran listrik tersebut akan terganggu, bahkan beberapa aktivitas pelayanan sosial seperti : Rumah sakit, Tempat Pendidikan, Notje Manoppo, G 9

10 Tempat Ibadah maupun beberapa kegiatan pelayanan publik dan maupun pemerintahan ikut merasakan dampak dari terputusnya aliran listrik tersebut. Masih ada keluhan beberapa pelanggan tentang kerusakan peralatan elektronik mereka karena aliran listrik PLN terputus atau padam, walaupun kerusakan tersebut belum tentu diakibatkan karena terputusnya aliran listrik dari PLN secara tiba-tiba. Banyak kalangan baik secara individu maupun institusi tertentu masih punya tanganggapan atau persepsi negatif terhadap pelayanan PT. PLN (Persero), khususnya di Area Ambon, karena listrik masih sering padam atau terganggu. Dan lain-lain. Dampak negatif yang dirasakan langsung oleh PT. PLN (Persero) akibat terjadinya gangguan Busur Listri (Flash Over) adalah : Kerugian pada sisi Niaga yaitu : Sebagian atau seluruh Kwh yang diproduksi saat itu tidak tersalur atau atau Kwh jual akan menurun karena sebagian atau seluruh system terganggu. Kerugian pada sisi Distribusi yaitu : Beberapa material utama pada Kubikel seperti VCB, LBS, Copling, DS, CT, PT, Metering dan Fuse mengalami kerusakan bahkan kerusakan bisa dialami oleh salah satu atau beberapa kubikel sekaligus. Terjadi kebakaran pada beberapa kubikel di system Ambon dan system lainya diluar pulau ambon. Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan akan semakin besar mencapai ratusan juta bahkan milyaran rupiah pada satu tahun anggaran. Pekerjaan pemeliharaan akan dilakukan berulang-ulang sehingga sering melakukan pemadaman terencana untuk pekerjaan pemeliharaan tersebut dan pada akhirnya berdampak juga pada kerugian Kwh jual. Umur atau usia normal dari sebagian peralatan atau kubikel tersebut akan semakin pendek yang secara langsung akan berdampak pula kepada biaya operasi dan pemeliharaan yang dikeluarkan semakin besar. Notje Manoppo, G 10

11 Contoh gangguan Busur Listrik (Flash Over) pada kubikel yang terjadi pada tahun anggaran 2012 di system Ambon dan diluar Aambon, antara lain : Pada Gardu Hubung Baguala (Sistem Ambon), adalah : 1. Bulan Pebruari 2012, terjadi gangguan pada VCB Incoming Waiheru Bulan April 2012, terjadi gangguan pada VCB Copling. 3. Bulan juli 2012, ganti 1set VCB Copling karna terbakar. 4. Bulan September 2012, ganti CT & PT pada Incoming Waihru Bulan Desember 2012, terjadi gangguan pada VCB Copling. Walaupun pemeliharaan cubicle pada Gardu Hubung tersebut selalu dilakukan baik oleh Rayon Baguala (Pemeliharaan rutin atau triwulan) maupun mengikuti pemadaman terencana yang dilakukan oleh Distribusi Area Ambon untuk pekerjaan lain yang menyangkut padam salah satu penyulang atau seluruh penyulang di Gardu Hubung Baguala. Pada Gardu Hubung Aston (Sistem Ambon), bulan April 2012 ganti 1 set VCB Incoming karan terbakar. Pada Gardu Hubung A1b/bank BTN (Sistem Ambon), ganti VCB incoming dan out going pada bulan Agustus 2012 karna terbakar antara isolator tumpu dan rel/bus bar. Pada Gardu Hubung Wailiha (Sistem Ambon), gangguan pada CT dan PT, bulan Desember Pada Pusat Listrik Wamsisi (Sistem Ambon), ganti CT dan PT pada bulan September 2012, karena terbakar. Pada Pusat listrik Sewa 2 (Sistem Ambon), bulan Nopember 2012 Ganti VBC out going karana terbakar. Pusat Listrik Poka (Sistem Ambon) terjadi kebakaran kubikel pada pada tahun 2012, Pusat Listrik Masohi (Sistem Masohi), terjadi kebakaran pada CT dan PT pada tahun Dalam tahun anggaran 2011, terjadi gangguan kubikel pada Pusat Listrik Kobisonta. Dan lain-lainnya. Notje Manoppo, G 11

12 Gambar 3 : Dampak Negatif dari Busur Listrik/Flash Over Tabel 1 : Perkiraan RUGI Kwh, Akibat GANGGUAN BUSUR LISTRIK (FLASH OVER) JAM (A) (KW) Penyulang WAIHERU. 1 JAM Lama Padam Padam Nyala Menit Jam (Kwh) Perkiraan Rugi, Bila Rata-rata R1/450 VA, Blok 1 (Rp.176 per Kwh) , , ,396 Perkiraan 91 3, ,015 2,642,640 Perkiraan , ,720 1,006,720 Perkiraan 130 4, ,450 3,775,200 Perkiraan Ket JAM (A) (KW) Penyulang WAIHERU. 2 JAM Lama Padam Padam Nyala Menit Jam (Kwh) Perkiraan Rugi, Bila Rata-rata R1/450 VA, Blok 1 (Rp.176 per Kwh) Ket , ,072 1,068,672 Perkiraan 69 2, ,385 2,003,760 Perkiraan , ,415 1,481,040 Perkiraan 102 3, ,830 2,962,080 Perkiraan Notje Manoppo, G 12

13 BAB VI. PEMBAHASAN A. Pengujian Dalam Suasana Basah. Pengujian dalam suasana basah dimaksudkan untuk menirukan keadaan udara pada waktu hujan, salju dan sebagainya. Oleh karena air hujan menghantar listrik, maka tegangan pelepasan dari alat-alat listrik yang dipasang diluar (outdoors) menjadi berkurang pada waktu alat-alat tersebut menjadi basah karena hujan. Piranti ukur yang digunakan adalah Volt meter, Ampere meter, Thermometer, Higrometer Ampere meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya aliran arus yang dipakai oleh beban.(gambar 4) Gambar 4 : Ampere meter Volt meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya potensial atau tegangan antara dua titik.(gambar 5) Gambar 5 : Volt meter Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container) penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Kelembaban yang rendah akan mencegah pertumbuhan Notje Manoppo, G 13

14 jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut. Higrometer juga banyak dipakai di ruangan pengukuran dan instrumentasi untuk menjaga kelembaban udara yang berpengaruh terhadap keakuratan alat-alat pengukuran.(gambar 6) Gambar 6 : Higrometer Suhu menunjukkan derajat panasbenda, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu adalah ukuran panas-dingin suatu benda yang dinyatakan dalam suatu besaran suhu atau temperatur. Suhu didefiniskan sebagai besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya suatu benda. Suhu merupakan salah satu jenis besaran pokok yang dalam Satuan Internasional (SI) di nyatakan dengan satuan o K ( o Kelvin).Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol.(gambar 8) Gambar 7 : Thermometer Notje Manoppo, G 14

15 Tabel 2. Hasil Pengukuran SUHU & KELEMBABAN dalam Cubicle Memakai : HIGROMETER, Pada Gardu Hubung BAGUALA (Kondisi Normal) No PENYULANG KELEMBABAN (%) SUHU ( K) Kepadatan udara relatif (d) Tegangan Lompatan (V b )- KVolt 1 Tulehu ACC Hutumuri Waiheu Waiheu Lateri Tabel 3. Hasil Pengukuran SUHU & KELEMBABAN dalam Cubicle Pada Gardu Hubung PT. SEMEN TONASA (Kondisi Cubicle Sudah Dinaikan 45 Cm) NO PENYULANG KELEMBABAN (%) SUHU ( K) Kepadatan udara relatif (d) Tegangan Lompatan (V b )- KVolt 1 In Coming Out Going Dari tabel 1.hasil pengukuran menunjukkan bahwa kelembaban udara sangat besar yang dipengaruhi oleh Penempatan cubicle yang tepat berada diatas parit/saluran kabel yang menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut sehingga sirkulasi udara akan terhambat atau kurang baik. Pada PT Semen Tonasa, Kondisi Cubicle Sudah Dinaikan 45 Cm diatas parit/saluran kabel dan terlihat terjadi penurunan kelembaban udara Notje Manoppo, G 15

16 Dari sistim pengoperasiannya, maka pengaruh yang ditimbulkan akibat beban atau arus adalah : Semakin besar beban/arus yang dipikul oleh suatu jurusan baik incoming, outgoingakan menimbulkan suhu panas yang semakin tinggi melebihi kondisi normal didalam cubicle akan menimbulkan terjadinya uap air dan biasanya uap air tersebut akan menempel pada sebagian atau seluruh permukaan sarana penunjang tersebut didalam ruangan cubicle. Setiap cubicle selalu dilengkapi dengan sarana penunjang berupa Heater, namun heater tersebut pada kondisi suhu beranjak naik akibat beban/arus yang besar tidaklah menolong,justru udara panas yang dikeluarkan oleh heater tersebut turut mempengaruhi kenaikan suhu udara yang ada didalam cubicle tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan kelembaban yang menyebabkan terjadinya proses loncatan busur listrik (Flash Over) yang cepat pada semua sarana yang ada. Bila kondisi ini tidak segera diatasi, maka busur listrik tersebut akan semakin meluas pada semuapermukaan sarana yang ada didalam cubicle tersebut yang pada akhirnay akan merubah fungsi isolator menjadi konduktor, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat antara penghantar dengan bumi dan dampaknya langsung berpengaruh pada terganggunya system penyaluran tenaga listrik ke konsumen atau system distribusi akan terganggu, juga kerusakan atau kerugian material akan dialami oleh Perusahaan. B. Mengacu pada Standart Konstruksi atau SPLN yang ada dimana seluruh permukaan lantai parit/saluran kabel ditutup dengan semen sehingga air akan tetap tergenang atau air tidak meresap langsung kedalam tanah, sehingga kelembaban tetap terjadi dalam kurun waktu lama. Gambar 8: Parit/saluran kabel dalam GH, sesuai Standart Konstruksi Notje Manoppo, G 16

17 C. Pada umumnya letak cubicle pada gardu hubung dipasang tepat diatas parit/saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut. Kondisi ini akan sangat berdampak pada kenaikan suhu panas dari bawah lantai cubicle, karena lantai cubicle menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel dan secara langsung akan berpengaruh juga terhadap kelembaban udara yang terjadi didalam ruangan cubicle tersebut. Gambar 9: Penempatan Cubiclel dalam GH, sesuai Standart Konstruksi D. Pada saat merancang dan membangun gardu hubung kurang diperhitungkan sirkulasi udara dalam gardu itu sendirir sehingga hampir semua konstruksi bangunan gardu hubung yang ada sekarang ini terasa sangat kurang baik system sirkulasi udara yang ada dan hal ini juga akan turut berpengaruh menaikan suhu panas dari luar cubicle yang tentunya berdampak juga pada kelembaban yang terjadi didalam cubicle tersebut. Gambar10:Fentilasi atas & bawah pada bangunan fisik Gardu Hubung, sesuai Standart Konstruksi Notje Manoppo, G 17

18 Melihat beberapa faktor tersebut diatas dapat menimbulkan kelembaban udara dalam cubicle yang menyebabkan terjadinya busur listrik (Flash Over) maka kita akan merasakan beberapa dampak negatif baik bagi konsumen dari sisi hak menikmati listrik karena sistim distribusi akan sering terganggu, maupun bagi PT. PLN ( Persero ) dari sisi biaya pemeliharaan yang sangat besardan dari sisi pengamanan peralatan akan sering terganggu. BAB VII. KESIMPULAN Dari hasil penulisan tugas akhir ini dapat kami simpulkan beberapa hal antara lain : 1. Heater tidak dapat membantu secara maksimal untuk menghilangkan terjadinya uap air, hal ini disebabkan karena ruangan cubicle tersebut terlalu tertutup. 2. Terjadinya busur listrik dapat dipengaruhi oleh kurang baiknya sirkulasi udara didalam ruangan cubicle tersebut. 3. Seluruh permukaan lantai parit/saluran kabel ditutup dengan semen sehingga air akan tetap tergenang atau air tidak meresap langsung kedalam tanah, sehingga kelembaban tetap terjadi dalam kurun waktu lama. 4. Jika ruangan cubicle dibiarkan dalam keadaan lembab, maka uap air akan menempel pada semua sarana penunjang yang ada didalam cubicle tersebut ( Body, CT, PT, VCB, Isolator, Bus bar, Kabel opstyq dll ) dan bila dibiarkan maka akan menimbulkan busur listrik (Flash over) antara sarana penunjang tadi dengan bumi. 5. Beban yang semakin besar akan menimbulkan panas dan kelembaban uap air semakin banyak didalam ruangan cubicle tersebut. 6. Selain memperhatikan atau memperbaiki sistim sirkulasi udara maka letak atau penempatan lantai cubicle sebaiknya dirubah dengan menaikan posisi cubicle tersebut lebih tinggi antara lantai cubicle dengan permukaan saluran got kabel ± 25 s/d 50 cm, agar sirkulasi uadara dari luar maupun dari dalam cubicle dapat terjaga dengan baik. Notje Manoppo, G 18

19 7. Kondisi sirkulasi udara ( Fentilasi udara ) didalam gardu hubung juga harus diperhatikan atau fentilasi ditambah karena akan berpengaruh untuk menurunkan suhu panas pada cubicle tersebut. BAB VIII. TINDAKAN YANG DISARANKAN : Dari hasil yang diperoleh melalui penulisan Makalah ini maka saran - saran yang dapat kami kemukakan untuk menjadi pertimbangan dan masukan kepada perusahaan antara lain : 1. Penempatan cubicle dalam gardu hubung perlu diperhatikan atau dirubah dengan menaikan letak cubicle kurang lebih 25. cm s/d 50. Cm diatas parit/saluran kabel, agar sirkulasi udara diluar atau dibawah lantai kubikel lebih baik. Gambar 11. Contoh penempatan kubikel pada Gardu Hubung PT. Semen Tonasa, Gudang Arang ( Sistem Ambon) 2. Perlu diberikan tambahan lubang udara (kawat kasa/ram) pada lantai cubicle untuk memudahkan sirkulasi udara. Notje Manoppo, G 19

20 Rencana pemasangan kawat kasa/ram pada lantai Cubicle dan Menaikan letak Cubicle Untuk menambah sirkulasi udara Kawat Kasa Untuk Sirkulasi Udara Rangka / Bordes CUBICLE Gambar 12 : Rencana perubahan dengan menaikan letak Cubclel ± cm 3. Perlu membuat lubang pada lantai parit/saluran kabel yang tertutup dengan semen untuk memudahkan air cepat merembes kedalam tanah. 4. Perlu penambahan ventilasi udara pada gardu hubung agar sirkulasi udara dari luar cubicle akan lebih baik. Demikian yang dapat disampaikan saat ini, dan lewat kesempatan ini dengan kerendahan hati kami mohon kepada semua pihak terutama para Penguji dan Managamen PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara maupun Area Ambon, agar dapat memberikan koreksi, saran, pendapat, masukan kepada kami sehingga dapat memperkaya dan lebih mempertajam penulisan Makalah ini demi kepentingan Pelayanan kepada pelanggan dan khususnya demi kepentingan Perusahaan yang kita cintai. Akirnya ijinkan kami menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya dan ungkapan terima kasih kami yang mendalam kepada : para Penguji, Managamen PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara, Managamen PT. PLN (persero) Area Ambon dan semua teman-teman serta semua pihak yang telah membantu kami secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan Makalah ini dapat diselesaikan untuk kepentingan semua pihak, doa kami Tuhan Yang Maha Kuasa kiranya memberkati kita semua dan Perusahaan ini kedepan. Salam hormat dan terima kasih Amin. Notje Manoppo, G 20

21 Referensi : 1. Buku 4, Standart Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga (Konstruksi Dudukan Kubikel, Konstruksi Fentilasi Atas / Bawah dan Konstruksi Parit Kabel) 2. SPLN, Pengoperasian Kubikel 20 KV (Pengertian dan Fungsi Kubikel) 3. Materi Diklat, Pengenalan Kubikel 20 KV. 4. Materi Diklat, Pengoperasian Kubikel 20 KV (Pengertian Kubikel) Notje Manoppo, G 21

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

makalah tentang kubikel 20 kv

makalah tentang kubikel 20 kv makalah tentang kubikel 20 kv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Bagan dari letak komponen gardu induk KOMPONEN KOMPONEN GI Bagian dari gardu induk yang di jadikan sebagai peletakan komponen utama. Bagian yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian Indonesia, karena selain digunakan secara luas oleh masyarakat terutama untuk keperluan penerangan,

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

BAB III GARDU DISTRIBUSI

BAB III GARDU DISTRIBUSI BAB III GARDU DISTRIBUSI 3.1 Pendahuluan Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta maryonoam@yahoo.com http://maryonoam.wordpress.com Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Siswa memahami macam-macam kriteria pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Bangunan Gardu Pada sistem distribusi kita ketahui terdiri dari beberapa macam gardu distribusi yang digunakan oleh PLN : Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG

APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG M. Hariansyah 1, Jaenal Awaluddin 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK. Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK. Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN PHB TM (Perangkat Hubung Bagi Tegangan Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG Diajukan untuk memenuhi persyaratan Penyelesaian kerja praktek

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isolasi memiliki peranan penting pada sistem tenaga listrik. Isolasi melindungi sistem tenaga listrik dari gangguan seperti lompatan listrik atau percikan, isolasi

Lebih terperinci

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

BAB III KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA

BAB III KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA BAB III KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA 3.1 Kubikel Tegangan Menengah 20 KV Pada dasarnya instalasi 20 kv di Gardu Induk terangkai dalam satu kubikel yang dimaksudkan untuk memudahkan operasi dan pemeliharaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama sistem tenaga listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik setiap konsumen secara terus menerus. Sebelum tenaga listrik disalurkan ke konsumen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan

Lebih terperinci

PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR

PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN CUBICLE DI PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) AREA CIKOKOL - TANGERANG

BAB IV PERAWATAN CUBICLE DI PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) AREA CIKOKOL - TANGERANG BAB IV PERAWATAN CUBICLE DI PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) AREA CIKOKOL - TANGERANG PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kelistrikan Nasional dan melayani konsumen

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971 47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971 ANALISIS PENGARUH REKONFIGURASI GROUNDING KABEL POWER 20 kv TERHADAP ERROR RATIO CURRENT TRANSFORMERS PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH DI HOTEL GOLDEN TULIP SEMINYAK

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh : MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul 1 Judul ANALISA PENGGUNAAN ECLOSE 3 PHASA 20 KV UNTUK PENGAMAN AUS LEBIH PADA SUTM 20 KV SISTEM 3 PHASA 4 KAWAT DI PT. PLN (PESEO) APJ SEMAANG Disusun oleh : Kunto Herwin Bono NIM : L2F 303513 Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.

Lebih terperinci

3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA 3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA 3.1. PENGERTIAN DAN FUNGSI KUBIKEL 20 kv Kubikel 20 kv adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu distribusi yang berfungsi sebagai

Lebih terperinci

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

GARDU INDUK TRANSFORMATOR Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD

Lebih terperinci

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI 4.1 UMUM Proses distribusi adalah kegiatan penyaluran dan membagi energi listrik dari pembangkit ke tingkat konsumen. Jika proses distribusi buruk

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro ISSN

Jurnal Teknik Elektro ISSN STUDI ANALISIS PERBANDINGAN RUGI DAYA PADA TITIK SAMBUNG PIERCHING CONNECTOR DENGAN LINE TAP CONNECTOR PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH 220 V DI PT. PLN (PERSERO) RAYON LAMONGAN Ulul Ilmi *), Arief Budi Laksono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini digunakan metodologi yang ditunjukan pada gambar 3.1. Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian 38 39 3.2 Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam menunjang kehidupan sehari hari. Kebutuhan akan energi listrik tersebut selalu meningkat setiap

Lebih terperinci

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA 3.1. Pengertian Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu induk, dimana pemutus tenaga dari penyulang-penyulang

Lebih terperinci

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA 3.1. Pendahuluan Setiap bahan isolasi mempunyai kemampuan menahan tegangan yang terbatas. Keterbatasan kemampuan tegangan ini karena bahan isolasi bukanlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Sistem Distibusi Tenaga Listrik Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari gardu distribusi ke trafo distribusi ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik disuplai ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, transmisi, dan

Lebih terperinci

PLN AREA tanggal tgl ke- bln ke- thn

PLN AREA tanggal tgl ke- bln ke- thn PLN AREA TANGGAL LENGKAP format tanggal dd mm yyyy PLN AREA tanggal tgl ke- bln ke- thn PSR 26 Januari 2016 26 Jan 2016 PSR 31 Januari 2016 31 Jan 2016 PSR 31 Januari 2016 31 Jan 2016 PSR 01 Februari 2016

Lebih terperinci

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan

Lebih terperinci

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu sistem tenaga listrik dibutuhkan suatu sistem proteksi handal yang mampu mendeteksi gangguan dan kesalahan yang terjadi pada sistem. Hal ini diperlukan agar

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis sebagai syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) Oleh : Hery Setijasa Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 1.1 Studi Kasus. PT Mayora Tbk merupakan salah satu pelanggan PT PLN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 1.1 Studi Kasus. PT Mayora Tbk merupakan salah satu pelanggan PT PLN 1 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 1.1 Studi Kasus PT Mayora Tbk merupakan salah satu pelanggan PT PLN (Persero) Distribusi Banten Area Cikokol. Yang dilayani oleh gardu distribusi TG 175 penyulang Canon

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir akhir ini di PT. PLN (Persero) RAYON RATAHAN seringkali di dapati gangguan atau pemadaman yang tidak direncanakan yang membuat lampu sering padam kebanyakan penyebabnya

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGERTIAN Pengertian pengoperasian kubikel adalah merubah posisi keluar / masuk kontak hubung (LBS, PMT) dgardu induk, gardu distribusi dan gardu hubung untuk keperluan : Pengaturan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 4.1 Umum Dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan penggunaan energi listrik yang smakin hari semakin meningkat maka pasokan listrik harus meningkat pula Tingkat kehandalan

Lebih terperinci

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008 Protection on Electrical Power System Hasbullah Bandung, Juni 2008 Latar Belakang Saluran tenaga listrik merupakan bagian sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan Gangguan yang terjadi dapat

Lebih terperinci

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB III LIGHTNING ARRESTER BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem. Jika sistem proteksi tersebut bagus, maka akan terciptanya keadaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem. Jika sistem proteksi tersebut bagus, maka akan terciptanya keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proteksi arus lebih sangat dibutuhkan dalam hal untuk menjaga keamanan dari suatu sistem. Jika sistem proteksi tersebut bagus, maka akan terciptanya keadaan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol. PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP Drajad Wahyudi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO Primanda Arief Yuntyansyah 1, Ir. Unggul Wibawa, M.Sc., Ir. Teguh Utomo, MT. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGOLAHAN DATA BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1 Gambaran Umum PT.PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang PT. PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang merupakan salah satu unit induk pelaksana distribusi di PT. PLN Direktorat Operasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung selama

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN APJ BANDUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN APJ BANDUNG LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN APJ BANDUNG Periode 23 Mei 1 Juli, 2016 Oleh : Paras Novinda Lidyaza NIM: 1108130005 Pembimbing

Lebih terperinci