DESKRIPSI PERILAKU KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA (Studi Pada Pekerja Bagian Produksi PT X Bandung, Indonesia) Oleh : Sri Maywati dan Siti Novianti
|
|
- Herman Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DESKRIPSI PERILAKU KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA (Studi Pada Pekerja Bagian Produksi PT X Bandung, Indonesia) Oleh : Sri Maywati dan Siti Novianti ABSTRAK Kecelakaan kerja merupakan salah satu bentuk masalah kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Upaya pencegahan kecelakaan di tempat kerja antara lain dengan meningkatkan perilaku kerja selamat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku selamat di tempat kerja. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 144 orang dipilih secara acak dari total populasi 326 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pekerja termasuk kategori baik dalam kepatuhan terhadap prosedur kerja (93,1%), sebagian besar kategori baik dalam penggunaan APD (77,8%), sebagian besar termasuk kategori baik dalam praktek kerja selamat (93,1%), sebagian besar termasuk kategori baik (84%) dalam aspek praktek selamat di lingkungan kerja. Perilaku selamat di tempat kerja dapat mencegah terjadinya kecelakaan maupun gangguan kesehatan akibat kerja. Saran disampaikan kepada pihak perusahaan agar terus menjaga perilaku pekerja yang sudah baik. Kata Kunci : perilaku, keselamatan, kesehatan kerja ABSTRACT The work accident is one of problem safety and health in the workplace. One effort to reduce health problems and safety in the workplace is by improved good practice in safety behaviour. The goal of this reseacrh to describe about safety behaviour in the workplace. The study used cross sectional design with sample 144 people are randomly selected from 326 people in poppulation. The result showed most of workers are good category in obedience of standard operational procedure (93,1%), most of workers are good catagory in use of personal protectif equipment (77,8%), most of workers are good category safety practice (93,1%) and most of workers are good category ini safe ini work environment (84%). Safety behaviour in the workplace prevented accident and health disorders. Advised submitted to the company management to maintain sustainability of worker s good practice. Keywords: behaviour, safety, health PENDAHULUAN Kejadian kecelakaan kerja yang berakibat fatal atau kematian di Indonesia masih tergolong tinggi. Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan, sampai tahun 2013 di Indonesia tidak kurang dari enam pekerja meninggal dunia setiap hari akibat kecelakaan kerja. Sementara menurut data Internasional Labor Organization (ILO),di Indonesia rata-rata per tahun terdapat kasus kecelakaan kerja. Dari total jumlah itu, sekitar 70 persen berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup. Menurut Gerard, untuk mengurangi kecelakaan kerja harus meningkatkan pengetahuan dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (Suara Pembaruan, 2013). Salah satu upaya mengurangi gangguan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja adalah dengan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Keselamatan kesehatan kerja (K3) bertujuan mencegah, mengurangi 1280
2 dan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident, zero defect, zero delay). Norma kesehatan kerja merupakan instrumen untuk menciptakan dan memelihara derajat kesehatan pekerja setinggitingginya dengan pencegahan paparan bahaya bahaya kecelakaan di tempat kerja seperti; kebisingan, pencahayaan, getaran, kelembaban udara, ketidaksesuaian posisi kerja / alat bantu kerja yang dapat menimbulkan penyakit dan atau kecelakaan akibat kerja (Joedoatmodjo, 2000). Penggunaan mesin-mesin berteknologi tinggi selain memberikan dampak positif sebagai proses kerja yang cepat dan hasil produksi yang meningkat, tidak dapat dipungkiri juga akan memberikan dampak negatif pada kesehatan tenaga kerja. Beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan praktek kerja yang selamat antara lain faktor predisposing yang merupakan preferensi pribadi meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi, umur, pendidikan dan pengalaman kerja. Faktor lain adalah pemungkin meliputi ketersediaan sarana dan prasarana pendukung seperti peraturan, kebiajakan dan sebagainya. Faktor lainnya adalah penguat yang meliputi dorongan dari pihak luar seperti rekan sejawat, pimpinan maupun peran keluarga. Salah satu perusahaan yang mempunyai potensi bahaya dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja adalah PT. X Indonesia yang bergerak dalam industri pembuatan pesawat terbang. Industri pembuatan pesawat terbang sangat identik dengan penggunaan alat berat dan mesin-mesin. Terlepas dari pengerjaan dengan tangan, untuk mendapat bentuk yang pas dan sesuai. Salah satu kegiatan dalam industri ini yang dikerjakan oleh tangan adalah penyesuaian ukuran bentuk logam dan pembentukan bahan lainnya. Pekerjaan ini tidak lepas dari penggunaan alat yang beresiko mengakibatkan kecelakaan akibat kerja, diantaranya: pemukulan menggunakan palu, pemotongan menggunakan gergaji, penggunaan gurinda, penggantian alat mesin dengan bahan baku lembaran logam atau pipa menggunakan proses rubber press, folding, bonding stretch forming. Rambu peringatan berupa himbauan menggunakan alat pelindung dan peringatan keselamatan lainnya telah dipasang di tempat kerja dengan harapan dapat mengurangi terjadinya dampak akibat pekerjaan. Salah satu upaya yang dpat dilakukan adalah dengan melaksanakan praktek kerja yang selamat. Praktek keselamatan kerja karyawan di PT X Indonesia pada bagian produksi masih rendah yang terlihat dari hasil observasi awal pada 20 orang 1281
3 pekerja di ruang produksi hanya sekitar 30 % saja yang menggunakan alat pelindung pendengaran, banyak pekerja menganggap penggunaan alat pelindung pendengaran mengganggu proses kerja dan tidak nyaman. Sebagian pekerja menganggap bahwa tempat kerja memang berbahaya namun mereka menganggap itu adalah resiko yang harus diterima akibat pekerjannya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi keselamatan kerja karyawan serta bagaimana hubungannya dengan praktek keselamatan kerja karyawan di pt X Indonesia. METODE PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku keselamatan dan kesehatan kerja yang menggambarkan kepatuhan pada prosedur kerja, praktek kerja selamat, penggunaan alat pelindung diri dan praktek keselamatan di lingkungan kerja. Pengumpulan data dilakukan menggunakan quessioner. Obyek dalam penelitian ini adalah pekerja bagian produksi PT X Indonesia Bandung. Perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini bergerak di bidang industri pesawat terbang dan menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia. Metode yang akan digunakan adalah metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel sebanyak 144 responden diambil secara random dengan kriteria inklusi tertentu dari total pekerja 326 orang pada bagian produksi. Data dianalisis secara deskriftif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PT X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pesawat terbang dalam pembuatan rangka pesawat, badan pesawat, dan komponen (part) pesawat, dan telah berhasil membuat pesawat terbang yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia. Berkaitan dengan penerapan keselamatan kerja, perusahaan memiliki divisi atau departemen Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH). Dalam meningkatkan produktifitasnya dan upaya menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan ini mengadopsi budaya yang terapkan di Jepang yaitu program 5S yang dikembangkan menjadi 5R yaitu ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin. Budaya 5R sudah diterapkan diseluruh unit di perusahaan, untuk membudayakan dan bisa diterapkan dengan baik. Berikut data karakteristik responden : 1282
4 a. Usia Responden Rata rata usia responden adalah 33,94 tahun, SD 10,9 dengan usia minimal adalah 21 tahun dan usia maksimal 57 tahun. b. Jenis Kelamin Responden Seluruh responden adalah laki-laki c. Tingkat Pendidikan Responden Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden Di PT X Tahun 2014 Pendidikan N Persen (%) SMU sederajat ,8 Akademi/PT 19 13,2 Jumlah ,0 Berdasar tabel 1 diketahui sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMU sederajat sebesar 86,8 %. d. Masa Kerja Responden Masa kerja responden minimal 1 tahun dan maksimal 35 tahun dengan nilai rata rata 8,6 tahun, SD 8,1 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden Di PT X Tahun 2014 Masa kerja N Persen (%) < , ,7 > ,1 Jumlah ,0 Tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun sebesar 45,1 % e. Deskripsi Praktek keselamatan kerja menurut aspek kepatuhan terhadap prosedur kerja Kepatuhan yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi perhatian terhadap Standard Operational Procedure (SOP) yang dilakukan oleh pekerja dalam praktek kerja sehari-hari. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3 berikut. 1283
5 Tabel 3. Gambaran Kepatuhan terhadap prosedur kerja selamat Di PT X Tahun 2014 no Item pertanyaan berkaitan dengan prosedur kerja selamat 1 Setiap memulai pekerjaan saya melihat panduan cara kerja 2. Saya mengoperasikan mesin mengikuti SOP 3. Bila ada gangguan pada mesin, saya melaporkan kepada atasan 4. Saya tetap menggunakan peralatan yang rusak 5. SOP sangat penting dan selalu saya perhatikan bila bekerja 6. saya menempatkan badan pada lokasi yang tidak berbahaya disekitar mesin 7. Saya menyimpan kembali setiap selesai menggunakan peralatan kerja Tidak pernah Kadang kadang selalu Total n % n % N % n % 24 16, , , ,0 5 3, , , ,0 6 4, , , , , , , ,0 5 3, , , ,0 4 2, , , ,0 7 4,9 31 2, , ,0 Pratek kerja yang selamat terkait dengan kepatuhan terhadap prosedur kerja dikategorikan sebagai berikut : Gb 1. Kategori kepatuhan terhadap prosedur kerja Prosedur kerja atau SOP merupakan panduan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan atau tata cara dan tahapan pekerjaan. Menurut Stup (2001) dalam Handoko (2013) tujuan utama dari penerapan SOP adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan suatu proses kerja yang 1284
6 dirancang pada SOP. Pemaparan yang telah dikemukakan, memberikan pengetahuan bahwa tujuan dari SOP adalah untuk memudahkan dan menyamakan persepsi semua orang yang menggunakannya, dan untuk lebih memahami setiap langkah kegiatan yang harus dilaksanakannya. Kepatuhan terhadap SOP dalam bekerja dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam bekerja dan juga mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan menghindari gangguan terhadap kesehatan pekerja. f. Deskripsi Praktek keselamatan kerja menurut aspek penggunaan alat pelindung diri Tabel 4. Gambaran praktek keselamatan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri Di PT X Tahun 2014 no Item pertanyaan berkaitan Tidak Kadang Selalu Total dengan APD pernah kadang n % N % N % n % 1 Saya menggunakan APD 8 5, , , ,0 dengan benar 1. Saya menggunakan alat 1 0, , , ,0 pelindung diri setiap bekerja 2. Saya menggunakan semua 5 3, , , ,0 peralatan keselamatan yang diharuskan 3. Alat pelindung diri saya 10 6, , , ,0 gunakan walaupun tidak ada pengawas/atasan Pratek kerja yang selamat terkait dengan kepatuhan terhadap penggunaan APD dikategorikan sebagai berikut : Gb 2. Kategori praktek penggunaan APD 1285
7 Secara umum telah diketahui APD atau Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. APD menjadi alternatif terakhir dalam upaya pengendalian bahaya di tempat kerja, namun demikian APD menjadi hal penting untuk diterapkan pada beberapa jenis pekerjaan yang memiliki potensi bahaya dan beresiko terhadap terjadinya kecelakaan atau gangguan terhadap keselamatan. Hasil riset yang dilakukan oleh Piri (2012) menyebutkan pekerja yang selalu menggunakan alat pelindung diri lebih berpotensi untuk tidak mengalami kecelakaan kerja dibandingkan dengan pekerja yang kadang-kadang saja menggunakan maupun pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri. Data menunjukkan bahwa pekerja yang kadang-kadang saja menggunakan APD dan yang tidak menggunakan APD semuanya pernah mengalami kecelakaan kerja. g. Deskripsi Praktek keselamatan kerja menurut aspek praktek kerja secara selamat Tabel 5. Gambaran Praktek Kerja secara selamat Di PT X Tahun 2014 no Item pertanyaan berkaitan Tidak Kadang selalu Total dengan praktek kerja pernah kadang n % N % N % n % 1 Saya bekerja dengan hati-hati 3 2, , , ,0 2. Saya bekerja sesuai tugas yang diberikan kepada saya 6 4, , , ,0 3. saya menolak tugas yang 38 26, , , ,0 diberikan bila merasa pekerjaan tersebut tidak aman 4. Saya mengerjakan pekerjaan teman yang tidak masuk walau pekerjaannya berbeda dengan yang saya kerjakan 88 61, , , ,0 5. Saya memperbaiki sendiri 50 34, , , ,0 gangguan pada alat kerja yang saya gunakan walaupun bukan kewenangan saya 6. Saya berhati-hati saat berada di area kerja yang berbahaya 5 3, , , ,0 7. Menggunakan telepon 10 70, ,3 8 5, ,0 genggam sambil bekerja 1 8. Menerima panggilan telpon saat 10 70, ,7 6 4, ,0 bekerja 1 9. Saya sering bekerja terburuburu 52 36, , , ,0 10. Saya bekerja sambil mengobrol dan bercanda dengan teman supaya tidak jenuh 57 39, , , ,0 1286
8 Pratek kerja yang selamat terkait dengan praktek kerja secara selamat dikategorikan sebagai berikut : Gb 3. Kategori praktek kerja secara selamat Menurut Suma mur (1989), 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia. Maka dari itu usaha-usaha keselamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Selanjutnya Mufarokhah (2006) menyatakan bahwa dalam hal ini, pengetahuan dan penggairahan keselamatan kesehatan kerja (K3) kepada tenaga kerja merupakan saran penting. Perlunya pencegahan terhadap kecelakaan dapat ditempuh dengan memberikan pengertian tentang keselamatan kesehatan kerja serta penerapan sikap terhadap keselamatan kerja pada karyawan untuk mengurangi dan mencegah timbulnya kecelakaan. Praktek kerja secara selamat akan memberi manfaat dan keuntungan bagi pekerja maupun bagi perusahaan. Secara umum keuntungan bagi pekerja antara lain terhindar dari kecelakaan kerja, cidera maupun cacat fisik. Bagi perusahaan, praktek kerja yang baik akan memberi citra yang baik pula bagi perusahaan dengan terpenuhinya zero accident. Selain itu dengan praktek kerja yang selamat maka perusahaan terhindar pula dari pengeluaran biaya-biaya pengobatan, kerusakan properti dan peralatan akibat terjadi kecelakaan. Dapat disimpulkan praktek kerja yang selamat akan membawa keuntungan dan kebaikan bagi pekerja dan perusahaan. 1287
9 h. Deskripsi Praktek keselamatan kerja menurut aspek penggunaan waktu istirahat Tabel 6. Gambaran praktek keselamatan berkaitan dengan waktu istirahat Di PT X Tahun 2014 no Item pertanyaan berkaitan dengan istirahat kerja 1 Saya melakukan istirahat pada waktu yang telah ditentukan 2. Saya melakukan istirahat di sela-sela pekerjaan Tidak pernah Kadang kadang selalu Total n % n % N % N % 0 0,0 7 4, , , , , , ,0 Istirahat merupakan waktu yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk pemulihan kondisi tubuh setelah melakukan pekerjaan. Pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat di PT X ini mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerinatah yang tertuang dalam UU Ketenagakerjaan. Disebutkan bahwa waktu kerja, waktu istirahat, dan waktu cuti adalah hak dan kewajiban pekerja atau buruh yang diatur dalam Pasal 77 sampai Pasal 85 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ( UU Ketenagakerjaan ). UU Ketenagakerjaan mengatur waktu kerja menjadi 2 kategori, sebagai berikut: a). 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; b). 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Sedangkan pengaturan waktu istirahat kerja, mengikuti Peraturan tentang waktu istirahat dalam perundang undangan no 13 tahun 2003 pasal 79 ayat 2 tentang ketenagakerjaan : 1). istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; 2). istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan informasi sebagian besar pekerja melakukan istirahat pada jam yang telah ditentukan. Waktu istirahat di PT X telah terjadwal yaitu istirahat pada tengah hari yang cukup panjang untuk memberi kesempatan pada pekerja melakukan istirahat, makan siang dan melakukan kegiatan lain seperti untuk ibadah. Penggunaan waktu istirahat yang 1288
10 dimanfaatkan dengan benar akan mengembalikan kesegaran dan kebugaran pekerja serta mengembalikan lagi stamina dan energi akibat lelah bekerja. Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi : a) istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahaata tersebut tidak termasuk jam kerja; b) istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahaata tersebut tidak termasuk jam kerja; c) istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Istirahat yang baik adalah... Prinsip instirahat... i. Deskripsi Praktek keselamatan kerja menurut aspek praktek keselamatan di lingkungan kerja Tabel 10. Gambaran praktek keselamatan di lingkungan kerja Tahun 2014 Di PT X no Item pertanyaan berkaitan dengan lingkungan kerja 1 Saya memperhatikan jalur evakuasi di tempat kerja 2. Saya membersihkan area kerja setelah selesai bekerja 3. Saya selalu menjaga kebersihan di area kerja saya 4. saya berjalan pada jalur yang telah ditentukan (bukan jalur kendaraan di area pabrik) Tidak pernah Kadang kadang selalu Total n % n % N % n % 9 6, , , ,0 4 2, , , , , , , , , , , ,0 1289
11 5. Saya melaporkan kepada atasan bila ruang kerja terasa lebih panas dari biasanya 6. Saya melaporkan kepada atasan bila ada lampu penerangan yang kurang terang 12 8, , , ,0 7 4, , , ,0 Pratek kerja yang selamat terkait dengan kepatuhan terhadap praktek selamat di lingkungan kerja dikategorikan sebagai berikut : Gb 4. Kategori praktek kerja selamat di lingkungan kerja Praktek kerja selamat tidak hanya diterapkan pada aktivitas pekerja terhadap alat atau mesin, melainkan juga perlu praktek kerja yang selamat terhadap lingkungan kerja. Lingkungan kerja memiliki berbagai potensi bahaya yang menjadai faktor risiko untuk terjadinya gangguan kesehatan maupun kecelakaan pada pekerja. Lingkungan kerja yang baik tercipta dari pekerja yang juga peduli terhadap keselamatan di lingkungan kerja. Praktek keselamatan di lingkungan kerja antara lain menjaga kebersihan di area kerja, melakukan aktivitas kerja pada area yang telah ditentukan, dan juga memahami kondisi lingkungan fisik di tempat kerja. Lingkungan kerja yang kondusif akan mendukung suasana kerja yang nyaman dan memberi dampak pada hasil kerja yang lebih baik. 1290
12 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar responden memiliki perilaku keselamatan kerja yang baik menurut deskripsi beberapa aspek antara lain kepatuhan pada prosedur kerja (93,1%), praktek penggunaan APD (77,8%), praktek kerja secara selamat (93,1%) dan praktek keselamatan di lingkungan kerja (84,0%). Saran disampaikan kepada pihak perusahaan untuk tetap menjaga konsistensi dan terus melakukan pemantauan terhadap perilaku keselamatan pekerja sehingga tercipta budaya keselamatan kerja. PUSTAKA Handoko, Lionisia Merdekawati Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pada Operasional Toko Di Supermarket Ufo (United Fashion Outlet) Surabaya. 02/197 Joedoatmodjo, S, Pembinaan K3 terhadap Pekerja Informal dalam Satu Abad K3, Dewan Keselamatan Kesehatan Kerja Nasional, Jakarta, 2000 Latifatul Mufarokhah Hubungan Pengetahuan Keselamatan Kerja Dengan Pelaksanaan Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Bagian Spining Di Pt. Primatexco Indonesia Batang Piri, Sovian Pengaruh Kesehatan, Pelatihan Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Konstruksi Di Kota Tomohon. Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol. 2, No. 4, November 2012 Issn ( ) Rahadi, Febrian Dwi, dkk Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja Fisik dengan Perilaku Keselamatan Kerja Karyawan. Jurnal Ecopsy, volume 1 no 1, Desember 2013 Sarina, Monica, Hubungan Persepsi Terhadap Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Dengan Produktivitas. Skripsi. USU. Suara Pembaruan, 9 Oktober Ancaman Kecelakaan Kerja di Indonesia Masih Tinggi Sugeng Budiono Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang: Universitas Diponegoro Suma,mur, Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Penerbit PT Gunung Agung. Jakarta. Suma mur Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Haji Masagung. 1291
Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
PERANAN PERSEPSI KESELAMATAN KERJA DALAM MEWUJUDKAN PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Studi Pada Pekerja Bagian Produksi PT X Bandung, Indonesia) Oleh : Sri Maywati 1 dan Siti Novianti 2 1,2 Pengajar
Lebih terperinciABSTRAK. tempat kerja sudah mencapai 85 db diatas 8 jam/hari. Alat pelindung pendengaran
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PELATIHAN TENTANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG PENDENGARAN (STUDI PADA BAGIAN METAL FORMING PT.DIRGANTARA INDONESIA, INDONESIA AEROSPACE
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya
Lebih terperinciSTUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)
STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi) Apriani Sukmawati 1) Sri Maywati dan Yuldan Faturrahman
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN
HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalahmasalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat dan menyumbang pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi diharapkan masih tetap memberikan
Lebih terperinciINFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT
INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT Kecelakaan kerja di Indonesia telah menghabiskan uang negara sebesar 280 triliun rupiah (Kemenkes RI 2014). Dalam rangka memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan
Lebih terperinciSTANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
STD-SPM.Pol//27/26 1. Visi dan Misi Politeknik Visi : Kesehatan Kementerian Kesehatan Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Surakarta yang unggul, kompetitif dan bertaraf Internasional pada tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu persoalan dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Kesehatan dan keselamatan kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan wujud dari kewajiban sebuah perusahaan untuk melindungi pekerja berdasarkan amanah undang-undang (UU).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat. Proses industrialisasi makin cepat dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang semakin berat dan dinamis, produktivitas mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban
Lebih terperinciBAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,
BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lama telah diketahui bahwa pekerjaan dapat mengganggu kesehatan dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan pelaksanaan upaya
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA
PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA MAINTENANCE ELEKTRIKAL DALAM MENERAPKAN WORK PERMIT DI PT.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA MAINTENANCE ELEKTRIKAL DALAM MENERAPKAN WORK PERMIT DI PT. X SEMARANG Ismi Elya Wirdati, Hanifa Maher Denny, Bina Kurniawan Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. National Institute of Occupational Safety and Health di Amerika Serikat
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian National Institute of Occupational Safety and Health di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa setiap hari rata-rata 32 orang tewas di tempat kerja dan 5500
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk
kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi akan membawa dampak terhadap perubahan tatanan kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Quality Of Worklife Kualitas kehidupan kerja (Quality Of Worklife) adalah hubungan timbal balik atau respon antara pekerja dengan perusahaan, serta adanya respon
Lebih terperinciUniversitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 13, Volume, Nomor 1, Tahun 13 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEKERJA DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan memiliki keinginan untuk tetap bertahan dan berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi perekonomian dan lingkungan pasar yang selalu
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic
Lebih terperinciKata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.
PERBEDAAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RUANG SENTRAL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTENGGO SEKTOR MINAHASA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL BITUNG Ariestha Carolin Sariowan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi agar mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke - 18 dan awal abad ke-19, industri mulai berkembang ke seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara kemudian
Lebih terperinciKeywords: PPE; knowledge; attitude; comfort
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KENYAMANAN PEKERJA DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI BENGKEL LAS LISTRIK KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HSU TAHUN 2016 Gusti Permatasari, Gunung Setiadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang industri dan manufacture merupakan bidang yang banyak memberikan kesempatan kerja kepada rakyat. Namun bukan rahasia lagi bahwa semakin tinggi teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi. Hal ini ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja atau perusahaan selalu dalam keadaan selamat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi rancang bangun, pengadaan material dan pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Pekerjaan konstruksi termasuk padat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas dari resiko yang relatif sangat kecil dibawah tingkatan tertentu, dan hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan kondisi yang bebas dari resiko yang relatif sangat kecil dibawah tingkatan tertentu, dan hal ini sangat penting bagi perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana kesehatan untuk menangani masalah kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat, rumah sakit mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA
HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA Urai Yuniarsih, Sunarsieh dan Salbiah Jurusan Kesehatan lingkungan Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih besar dan beraneka ragam karena adanya alih teknologi dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian yang timbul akibat atau selama pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal dan kecelakaan kerja yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi
Lebih terperinciPERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG
PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG Bella Sovira *), Nurjanah, S.KM, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaturan layout untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Layout
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tata letak pabrik merupakan suatu landasan utama dalam dunia industri sehingga setiap perusahaan/pabrik pasti membutuhkan perancangan dan pengaturan layout
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dalam perkembangan dunia perindustrian di Indonesia. Inovasi tiada henti dan berkelanjutan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat Indonesia. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Setiap warga Negara
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang di tetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan dan barang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional adalah bidang ekonomi khususnya pada sektor industri. Pada sektor ini telah terjadi peningkatan
Lebih terperincipekerja. 4 Data kasus kecelakaan kerja di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang undang RI No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 86 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
Lebih terperinciINFORMED CONSENT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
INFORMED CONSENT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Assalamualaikum Wr. Wb. Saya Selva Prasanti dengan Nomor Induk Mahasiswa 2014-31-135 mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul bermaksud melakukan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai bidang mengakibatkan semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tenaga kerja merupakan tulang punggung di bidang industri yang sangat menentukan keberhasilan dari suatu usaha untuk mempertinggi produksi, produktivitas dan efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih serta munculnya inovasi-inovasi baru di bidang teknik produksi, telah mendorong perusahaan untuk
Lebih terperinciYossi Elisabeth Simanjuntak 1, Halinda Sari Lubis 2, Arfah Mardiana Lubis 3. Abstract
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PEKERJA PADA BAGIAN PRODUKSI MENGENAI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. TOBA PULP LESTARI PORSEA TAHUN 2012 Yossi Elisabeth
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kecelakaan industri adalah kejadian kecelakaan yang terjadi di tempat kerja khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan kerja adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi perkembangan dunia industri di Indonesia. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Dunia telah membawa dampak positif bagi perkembangan dunia industri di Indonesia. Dengan menerapkan teknologi tinggi pada
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD.R.Syamsudin, SH dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada saat ini,
Lebih terperinciKeywords: Predisposition, Support, Pusher, prenggunaan APD
FACTORS RELATED TO THE USE PRACTICES ON EMPLOYEES 'PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT PRODUCTION AREA METAL FORMING PART PT. DIRGANTARA INDONESIA, INDONESIAN AEROSPACE (IAE) BANDUNG ENUNG NURAJID1) YULDAN FATURAHMAN2)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pekerja merupakan faktor yang sangat dominan dalam suatu industri, karena majunya suatu industri sangatlah dipengaruhi pula adanya suatu jaminan keselamatan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010 Mutiara N.J, 2010; Pembimbing : July Ivone, dr., M.K.K.,
Lebih terperinciHUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN
HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING DI PT. BINTANG MAKMUR SENTOSA TEKSTIL INDUSTRI SRAGEN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti
kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja adalah keselamatan dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, landasan kerja lingkungan kerja serta cara cara
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI TREAT AND SHIP OPERATIONS - FACILITY OPERATIONS PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA DURI
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan 5S atau 5R 1. Defini 5S atau 5R 5R atau 5S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Dari segi dunia
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Memasuki perkembangan Era Industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya ilmu dan teknologi telah memberikan dampak dan perubahan pada sektor industri. Pemanfaatan teknologi dalam proses industri memiliki resiko terhadap kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan industri kontruksi mulai wajib menerapkan suatu sistem
Lebih terperinciPELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013
PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN- TEBING TINGGI TAHUN 0 Khoirotun Najihah, Lina Tarigan, Halinda Sari Lubis Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang merupakan sarana menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat, ramah lingkungan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang terus berkembang dan tumbuh secara cepat serta berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja telah berkembang menjadi isu global saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya menjamin kualitas barang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Dengan bantuan
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA
SKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA Oleh: KARINA WAHYU ANDRIANI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016 SKRIPSI HUBUNGAN
Lebih terperinciANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB
ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB Tingkat perlindungan tenaga kerja dalam CV TKB dianalisis dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki AFTA, WTO dan menghadapi era globalisasi seperti saat ini, pemerintah telah mempunyai kebijakan pembangunan industri nasional yang tertuang dalam Perpres No.28
Lebih terperinciDEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3) Nama : Deni Hartono NPM : 21412829 Kelas : 3ic07 UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Definisi Keselamatan Kerja pengertian dari Keselamatan kerja Keselamatan dan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalah umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Angka kecelakaan kerja berdasarkan laporan International Laboir Organization
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU
Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.70-76 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN
Lebih terperinciPENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh
15 PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG Oleh Supriyadi Dosen Pasca Sarjana USBRJ dan STIE Umitra ABSTRAK CV.Sriwijaya Utama merupakan perusahaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data didapat beberapa kesimpulan sebagai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Komitmen manajemen (commitment) berpengaruh positif terhadap iklim keselamatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sedang memasuki era industrialisasi dan globalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan teknologi tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam sektor pekerjaan menjadi salah satu fokus utama dari strategi pembangunan Indonesia. Pada Februari 2014 tercatat jumlah penduduk yang bekerja mengalami
Lebih terperinci